13
KARIZA IZZATHY AYU ARSARI /105070107111013 1. Jelaskan tentang Ante Natal Care menurut WHO! Kunjungan antenatal minimal 4 kali. Trimest er Jumlah kunjunga n minimal Waktu yang dianjurkan I 1x Sebelum minggu ke 16 II 1x Antara minggu 24-28 III 2x Antara minggu 30-32 Antara minggu 36-38 Anjurkan ibu agar memeriksakan diri ke dokter setidaknya minimal 1 kali Ibu wajib memiliki buku KIA yang diisi setiap kali kunjungan antenatal Berikan informasi mengenai perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) kepada ibu Melengkapi Riwayat Medis Kunjungan 1 : wajib dilengkapi Kunjungan berikutnya : Tanyakan keluhan yang dialami ibu selama kehamilan.

bedah buku

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nmmk

Citation preview

Kariza IZZATHY ayu arsari /105070107111013

Kariza IZZATHY ayu arsari /105070107111013

1. Jelaskan tentang Ante Natal Care menurut WHO!Kunjungan antenatal minimal 4 kali.

TrimesterJumlah kunjungan minimalWaktu yang dianjurkan

I1xSebelum minggu ke 16

II1xAntara minggu 24-28

III2xAntara minggu 30-32

Antara minggu 36-38

Anjurkan ibu agar memeriksakan diri ke dokter setidaknya minimal 1 kali Ibu wajib memiliki buku KIA yang diisi setiap kali kunjungan antenatal Berikan informasi mengenai perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) kepada ibu

Melengkapi Riwayat Medis Kunjungan 1 : wajib dilengkapi Kunjungan berikutnya : Tanyakan keluhan yang dialami ibu selama kehamilan.

Melengkapi Pemeriksaan Fisik Umum Kunjungan Pertama Tanda vital : Tekanan darah, suhu badan, frekuensi nadi, frekuensi nafas Berat badan Tinggi badan Lingkar Lengan Atas (LLA) Muka: edema, pucat Status Generalis : Kepala, mata, higiene mulut dan gigi, karies, tiroid, jantung, paru, payudara ( apakah ada benjolan, bekas operasi didaerah areola, bagaimana kondisi puting), abdomen (bekas operasi), tulang belakang, ekstremitas (edema,varises, refleks patella), serta kebersihan kulit Pada kunjungan berikutnya: Tanda vital : Tekanan darah, suhu badan, frekuensi nadi, frekuensi nafas Berat badan Edema Pemeriksaan terkait masalah yang telah teridentifikasi pada kunjungan sebelumnya.

Melengkapi Pemeriksaan Fisik Obstetri Kunjungan Pertama : Tinggi Fundus Uteri Vulva/Perineum Pemeriksaan Dalam Pemeriksaan InspekuloKunjungan PertamaKunjungan Berikutnya

Tinggi Fundus UteriMenggunakan pita ukur bila usia kehamilan > 20 minggu Pantau Tumbuh Kembang JaninDengan mengukur TFU sesuaikan dengan UK

Vulva/PerineumVarises, kondiloma, edema, hemoroid, dll

Palpasi Abdomen Menggunakan Leopold I-IVLeopold 1 : menentukan TFU dan bagian janin yang terletak di fundus uteri (dilakukan sejak awal trimester 1)Leopold 2: menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu (dilakukan mulai akhir trimester 2)Leopold 3: menentukan bagian janin yang terletak dibagian bawah uterus (dilakukan mulai akhir trimester 3)Leopold 4 : menentukan berapa jauh masuknya janin ke pintu atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan > 36 minggu)

Pemeriksaan DalamMenilai serviks, uterus,adneksa,kelenjar bartholin, kelenjar skene, dan uretra ( bila usia kehamilan 16 minggu)

Pemeriksaan InspekuloMenilai serviks, tanda-tanda infeksi, dan cairan dari ostium uteri

Melakukan Pemeriksaan Penunjang DL : Kadar Hb Golongan darah ABO dan rhesus Tes HIV : ditawarkan pada ibu yang tinggal di daerah epidemi, dan pada ibu dengan IMS dan TB Rapid test: tinggal di atau riwayat berpergian ke daerah endemik malaria dalam 2 minggu terakhir. Apusan darah tebal dan tipis untuk malaria: tinggal di atau riwayat berpergian ke daerah endemik malaria dalam 2 minggu terakhir. Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi. Urinalisis : protein urin trimester 2 dan 3 indikasi hipertensi Kadar Hb : trimester 3 indikasi anemia Sputum BTA : indikasi ibu dengan riwayat defisiensi imun, batuk >2 minggu, atau LILA 40 C, nyeri/bengkak ekstensif di lokasi bekas suntikan). Ibu dengan panas tinggi dan sakit berat dapat diimunisasi segera setelah sembuh.Selalu sedia KIPI Kit (ADS 1ml, epinefrin 1:1000 dan infus set (NaCl 0.9% jarum infus, jarum suntik 23 G)

Memberikan materi konseling, informasi, dan edukasi (KIE)Pastikan bahwa ibu memahami hal-hal berikut:Persiapan persalinan,termasuk:1. Siapa yang akan menolong persalinan2. Dimana akan melahirkan3. Siapa yang akan membantu dan menemani dalam persalinan4. Kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul permasalahan5. Metode transportasi bila diperlukan rujukan6. Dukungan biaya7. Pentingnya peran suami pasangan dan selama dan persalinan.

Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai:1. Sakit kepala lebih dari biasa2. Perdarahan per vaginam3. Gangguan penglihatan4. pada wajah/tangan5. Nyeri abdomen (epigastrium)6. dan muntah berlebihan7. Demam8. Janin tidak bergerak sebanyak biasanya

Pemberian makanan bayi,air susu ibu (ASI) eksklusif,dan inisiasi menyusu dini (IMD). Catatan: Konseling pemberian makanan bayi sebaiknya dimulai sejak usia kehamilan 12 minggu dan dimantapkan sebelum kehamilan 34 minggu. Penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin misalnya hipertensi, TBC, HIV, serta infeksi menular seksual lainnya. Perlunya menghentikan kebiasaan yang berisiko bagi kesehatan, seperti merokok dan minum alkohol. Program KB terutama penggunaan kontrasepsi pascasalin Informasi terkait kekerasan terhadap perempuan Kesehatan ibu termasuk kebersihan,aktivitas,dan nutrisi Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dua kali sehari, mengganti pakaian dalam yang bersih dan kering, dan membasuh vagina Minum cukup cairan Peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori/hari dari menu seimbang. Contoh: nasi tim dari 4 sendok makan beras, pasang hati ayam, 1 potong tahu, wortel parut, bayam, 1 sendok teh minyak goreng, dan 400 ml air Latihan fisik normal tidak berlebihan, istirahat jika lelah Hubungan suami istri boleh dilanjutkan selama kehamilan (dianjurkan menggunakan kondom)

2. Jelaskan tentang Intra Uterine Infection! (Definisi, kriteria diagnosis, tatalaksana, dll)

Definisi : Infeksi intrauterine atau korioamnionitis merupakan infeksi yang secara klinis pada cairan amnion, selaput korioamnion dan atau uterus yang timbul segera sebelum atau pada saat persalinan yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi ini berhubungan dengan ketuban pecah dini dan persalinan lama. Sekitar 25% infeksi intrauterine disebabkan oleh ketuban pecah dini. Makin lama jarak anatara ketuban pecah dengan persalinan, makin tinggi pula resiko morbiditas dan mortalitas ibu dan janin.komplikasi pada janin dapat menyebabkan sepsis,respiratory distress, kejang, pendarahan intraventrikular dan BBLR. Pada ibu juga dapat menyebabkan sepsis, endometritis pasca persalinan dan infeksi luka.infeksi intrauterine disebutkan juga sebagai salah satu faktor penyebab utama dari persalinan preterm.

Kriteria Diagnosis : Berdasarkan tanda dan gejala klinis yang meliputi :1. Demam (suhu intrapartum > 100,4F atau >37,8C)2. Takikardia ibu (> 120x/menit)3. Takikardia Janin ( >160x/menit)4. Cairan ketuban berbau atau tampak purulen 5. Uterus teraba tegang6. Leukositosis ibu (leukosit 15.000-18.000 sel/mm3)Bila terdapat dua dari enam gejala diatas ditemukan pada kehamilan, maka resiko terjadinya neonatal sepsis meningkat.Korioamnionitis seringkali bukan suatu gejala akut, namun merupakan suatu proses kronis dan tidak menunjukkan gejala sampai persalinan dimulai atau terjadiketuban pecah dini. Bahkan sampai setelah persalinan sekalipun pada wanita yang terbukti memiliki korioamnionitis (melalui pemeriksaan histologis atau kultur) dapat tidak ditemukan tanda klasik diatas selain tanda-tanda prematuritas. Pemeriksaan penunjang 1. Serum CRP (C-reative protein) maternal Peningkatan kadarCRP memiliki spesifisitas yang tinggi untuk diagnosis korioamnionitis. Kadar CRP rata-rata pada kehamilan adalah 0,7-0,9 mg/dl. Terdapat peningkatan sedikit selama persalinan2. Esterase leukosit cairan amnion Pemeriksaan langsung dari cairan amnion dapat memberikan kriteria yang lebih pasti dari korioamnionitis.3. Kombinasi pewarnaan Gram dan kultur dari hasil amniosintesis merupakan metode diagnostik terbaik4. kadar glukosa cairan amnion yang rendah merupakan prediktor yang baik dari hasil positif kultur cairan amnion namun merupakan prediktor yang buruk untuk korioamnionitis secara klinis (