Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Assalamualaikum wr.wb
alam sejahtera kepada kita semua. Semoga pembaca setia Jejak Kaki selalu berbahagia. Alangkah bahagianya bagi para orang tua sekalian yang telah
dianugerahi Allah SWT dengan putra dan putri yang cemerlang. Senang melihat buah hati kita tumbuh dan berkembang dengan cerdasnya, sholeh dan berakhlak mulia. Maka dari itu, apapun pasti kita lakukan untuk pendidikan anak yang sebaik-baiknya. Kapan lagi kalau tidak dimulai sejak dini?
Terkadang orang tua menjadi berlebihan dalam mempersiapkan anak agar siap menghadapi kehidupannya. Tanpa disadari, mereka “memaksa” anak untuk mengikuti berbagai program belajar sebelum waktunya. Akhirnya orang tua melupakan kebutuhan dasar dan terpenting untuk anak yaitu “bermain”. Padahal dunia anak adalah dunia bermain. Semakin banyak pengalaman main anak akan semakin siap anak untuk menghadapi masa depannya.
Naah..tugas orang tua dan guru adalah memberikan pengalaman bermain yang bermakna untuk anak,sehingga anak mendapat pengasuhan dan pendidikan yang tepat sesuai dengan fitrahnya. Karena ketika Allah menganugerahkan buah hati kepada kita artinya Allah mempercayakan kita sebagai orang tua untuk mendidiknya.
Dengan memilihkan sekolah dan lingkungan tumbuh kembang yang baik adalah salah satu solusinya. Dan Bintang Kecil Educares ada untuk menjadi partner bagi orang tua dalam mendidik dan mengasuh buah hati sehingga anak dapat tumbuh dengan bahagia dan cemerlang.Insya Allah.
Wassalamualaikum wr.wb Redaksi menerima tulisan pembaca mengenai informasi tentang dunia anak, artikel dan pertanyaan seputar perkembangan anak serta kritik dan saran untuk setiap edisinya.
Kirim informasi anda ke alamat:
Jl.Cempaka Putih Timur XVI No. 42 Jakarta Pusat 10510 Telp: (021) 4243087, Hp. 081316513333 (ummi) Email: [email protected] Blog: bintangkecileducares.wordpress.com
BULLETIN JEJAK KAKI
Belajar Dari Pohon Bambu
ohon bambu tumbuh menjulang ke langit yang membutuhkan akar yang sangat kokoh sebagai
fondasinya. Meskipun berlatar tanaman rumput, bambu menjadi beda lantaran karakternya.
Dalam kehidupan, latar belakang kita sebenarnya bukanlah penentu, melainkan bagaimana kita berupaya mengekspresikan potensi diri. Tidak peduli latar belakang kita, sederhana, tapi anyaman bambu menjadi sangat indah. Itulah yang akhirnya membuat kita menjadi pribadi luar biasa.
Pohon bambu juga mengajari kita soal fleksibilitas.
Kita jarang menyaksikan bambu roboh. Di tengah tumbangnya pohon-pohon lain akibat serangan angin puting beliung, bambu tetap tegar berdiri. Selain karena akar yang kuat, batangnya juga mampu bergoyang bersama angin. Dalam cuaca buruk dan angin kencang, pohon bambu bisa bergoyang dan mengeluarkan desis suara mengikuti irama angin. Sementara pohon-pohon lain yang memiliki batang lebih besar, justru tidak kuat menghadapi ganasnya angin.
Inilah yang disebut fleksibilitas. Mampu beradaptasi dan menghadapi permasalahan yang ada. Bambu yang lebih muda, nantinya akan sama tingginya dengan bambu yang lebih tua. Itulah dasar kita menuntut ilmu yang tak mengenal lelah.
Bambu yang sederhanya mempunyai makna : KUAT, TEGAR, KOKOH, TANGGUH, LENTUR, ULET, dapat menjadi salah satu filosofi dasar hidup kita agar TEGAK dalam menghadapi badai dan persoalan hidup.
(Dikutip dari: Filosofi Bambu)
S P
1
http://bintangkecil.wordpress.com/
Belajar Bahasa Asing Sejak Dini, Apakah Perlu?
ernahkan ibu atau bapak mendengar
percakapan antara seorang anak balita
dengan ibunya yang WNI
menggunakan dua bahasa dalam
berkomunikasi? Seperti misalnya: "Hey, don't
be naughty laah!, “Can not do that!". Menurut
Anda bagaimana kesannya? Apakah Anda
takjub, senang, merasa aneh atau bangga?
Kadang kita sebagai orang tua merasa bangga
dengan anak yang bisa bahasa asing sejak
dini. Namun sebenarnya apakah memberikan
bahasa kedua sejak dini itu baik? Sampai-
sampai fenomena keluarga Indonesia tingkat
menengah atas memasukkan anak-anaknya
ke sekolah bilingual sejak usia batita semakin
marak.
Apabila kita renungkan kembali banyak
pertanyaan yang perlu dijawab. Apakah anak
batita membutuhkan bahasa kedua? Apakah
anak batita sudah menguasai bahasa ibunya
yaitu bahasa Indonesia dengan baik?
Sesungguhnya siapa yang berkepentingan
dalam hal ini? Anak atau orang tua?
Padahal kalau kita sebagai orang tua benar-
benar ingin membantu agar anak agar dapat
berkomunikasi dengan baik sejak dini, kita
bisa lakukan banyak hal, antara lain seperti:
1. Mengajak bayi untuk berkomunikasi dua
arah dengan membicarakan banyak tema
dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Bayi akan merespon
dengan celoteh dan tawanya yang khas.
2. Membacakan buku cerita dengan
gambar-gambar besar tanpa (sedikit)
tulisan. Biarkan anak batita
mendengarkan suara kita yang berirama.
Berbicaralah dengan bahasa Indonesia
sesuai EYD.
3. Ketika anak sudah bisa bicara
beberapa kata yang masih belum jelas,
kita ulangi lagi dengan kata yang
pengucapannya benar sehingga anak belajar bagaimana seharusnya kata itu diucapkan. Jelaskan
pula makna dari kata yang sedang dipelajari. Berikan banyak kosa kata baru yang bermakna untuk
penambah kaya kosa katanya.
4. Gunakan bahasa Indonesia di rumah,di sekolah, dan dimanapun berada. Jadikan pengalaman berbahasa bagian dari pembelajaran terus menerus. Pemakaian bahasa ibu (Bahasa Indonesia) yang baik dan benar sangat bermanfaat untuk mengenal dan mempelajari tata bahasa sebuah bahasa. Karena bahasa pertamanya bahasa Indonesia, maka tata bahasa yang harus anak pahami adalah bahasa Indonesia. 5. Ajak anak banyak berkomunikasi dengan teman sebaya,yang lebih kecil dan orang dewasa agar
anak mempunyai pengalaman berbahasa dan bersosialisasi yang kaya.
6. Ketika anak sudah mulai tertarik untuk "membaca" buku cerita atau bacaan lain yang memakai
bahasa Indonesia dengan EYD, anak akan lebih mudah mengerti arti bacaan dan senang untuk
mempelajari bahasa baik lisan maupun tulisan karena anak sudah mengerti tata bahasa dengan
baik.
7.Untuk menguatkan kemampuan bahasa asing anak,perlu ditentukan satu orang yang kerap
berbahasa asing dengannya,sehingga anak terus semangat bicara.
Dari sini kita dapat simpulkan, ternyata, senang belajar adalah dua kata kuncinya. Apabila anak
mendapatkan pengalaman berbahasa yang menyenangkan maka anak akan terus ingin belajar
bahasa kedua,ketiga, dan seterusnya. Anak akan dengan bahagia mempelajari hal baru tanpa ada
suruhan atau target dari orang dewasa (orang tua/guru). Dan hasilnya sangat jauh berbeda
dengan anak yang bersekolah bilingual atau les bahasa asing sekalipun! Insya Allah... (By: Ummi)
P
I love you mommy and you too
daddy
Kelompok TK di taman
Melalui sistem belajar
yang tepat, anak akan
menemukan sendiri
kapan ia siap belajar
bahasa kedua.
Ketika sifat senang
belajar sudah
terbangun,anak akan
senang mempelajari
apapun.
2
(Redaktur)
Mau tanya ummi, Apakah belajar grammar
juga harus pada waktunya? Terkadang
orang dewasa pun bisa melakukan banyak
kesalahan pada saat belajar grammar. Kalau untuk anak, bagaimana cara
belajarnya? Bagaimana cara anak belajar menyusun kosakata menjadi
paduan kalimat yang jelas dan benar maknanya? (Afl)
eterampilan bahasa ada 4 hal: speaking, reading, writing dan listening. Anak dan juga
dewasa jagan dibebani dengan grammar. Bicara saja yang banyak. Minimal ada 1
orang yang rutin berbahasa asing dengan dia. Lebih bagus pendamping itu llebih
menguasai dari dia. Keterampilan mendengar juga sangat penting distimulasi.
Mendengarkan lagu atau percakapan di tv atau radio atau membaca buku, tuliskan apa yang
didengar dan diskusikan bersama pendamping. Bisa juga menggunakan kamus
sebagai referensi. Pada dasarnya, belajar harus menyenangkan untuk anak-
anak pun dewasa!
Rasulullah SAW bersabda : “ Janganlah kamu memukul anak- anak kamu di
sebabkan mereka menangis dalam masa setahun. Karena pada empat bulan
pertama kelahirannya Ia bersyahadat LAA ILAAHA ILLALLAH”. Pada empat bulan
kedua pula ia berselawat ke atas Nabi SAW. Dan pada empat bulan seterusnya
pula ia mendoakan kedua ayah bunda nya. ( H.R. Abdullah Ibnu Umar r.a. )
Baginda Rasulullah SAW menjelaskan bahwa tangisan anak di waktu kecil pada
bulan pertama adalah tanda ia bertauhid kepada Tuhanya dan empat bulan
kedua pula ia membacakan selawat kepada Nabinya dan empat bulan
seterusnya ia memohon istighfar untuk kedua ayah bundanya. Rasulullah SAW
bersabda :
“Anak-anak, sebelum sampai ia baligh maka apa-apa yang di perbuatnya daripada kebaikan maka dituliskan untuknya dan kedua ibu
bapaknya”.
Dan apa yang diperbuatnya daripada kejahatan maka tiadalah ditulis untuknya dan tidak pula ditulis untuk kedua ibu bapaknya. Apabila ia telah
baligh maka berlakulah yang di ulis itu atasnya. Ia itu segala amal baik atau buruknya. ( H.R.Imam Anas bin Malik r.a.)
K
How many fingers? Ten fingers all together
Chayara loves her family and
friends
I am sad, mommy. I miss you.
Please hug me, mommy.
3
Sudah lama tidak melihat anak-anak Bike. Bagaimana ya perkembangan kegiatan mereka?
Yuk lihat…!
Ini karya kami…
Each one is special
Teman adalah
guru yang guru
yang terbaik....
Belajar tidak hanya di
dalam ruangan, di luar
ruangan pun
menyenangkan
Waktunya makan
bersama, sebelum
makan kita berdoa
dulu
Alvin fokus
mencetak pola
dengan stempel
4
Betapa senangnya melihat putra putri kita tumbuh dan berkembang dengan gemilang, punya banyak teman, aktif,
percaya diri dan mudah beradaptasi dengan lingkungan. Ayah, ibu, dukung terus belajar ananda dengan doa dan usaha
yang terbaik. Bekalilah anak-anak dengan ilmu yang mendukung tumbuh kembangnya. Kelak hidupnyapun akan
bahagia dan bermanfaat bagi sesama.
Mari belajar bersama Bintang Kecil Educares!
Bintang Kecil Educares
We play, learn, and grow together 4