Belajar Mandiri Michael Sintong Ske d Blok 19

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hahahahaha

Citation preview

ii.Bagaimana hubungan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan dengan keluhan yang dialami? 9,11,13Tidak ada pengaruh usia dan jenis kelamin dengan keluhan. Namun, pekerjaan pasien yang mengeluarkan banyak keringat dan cenderung dengan hygiene yang kurang menjadi factor predisposisi pertumbuhan jamur pada kulit.Siregar, Prof. Dr. R. S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: Penerbit EGC.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35346/4/Chapter%20ll.pdf

v.Mengapa Keluhan hanya dialami di wajah, leher, dada dan punggung? 7,8,9karena tempat tersebut memiliki suasana hangat, lembab dan berminyak, yang merupakan faktor predisposisi pertumbuhan jamur.Mahmoudabadi, A. Z., Mossavi, Z., & Zarrin, M. (2009). Pityriasis versicolor in Ahvaz, Iran. Jundishapur Journal of Microbiology.http://www.tinea-versicolor.net/skin-condition/

iv.Mengapa penggunaan kalpanak tidak efektif lagi sejak 2 bulan yang lalu dalam menghilangkan keluhan? 4,9,2Panu dengan bercak putih terkadang permanen dan resisten terhadap obat antijamurhttp://www.patient.co.uk/doctor/pityriasis-versicolor

i. Interpretasi dan Mekanisme Abnormal Pemeriksaan Dermatologikus? 7,9,10Interpretasi: adanya lesi pada kulit berarti tidak normal.Patogenesis dari makula hipopigmentasi oleh terhambatnya sinar matahari yang masuk ke dalam lapisan kulit akan mengganggu proses pembentukan melanin, adanya toksin yang langsung menghambat pembentukan melanin, dan adanya asam azeleat yang dihasilkan oleh Pityrosporum dari asam lemak dalam serum yang merupakan inhibitor kompetitf dari tirosinase.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35346/4/Chapter%20ll.pdf

b.How to Diagnose 8,9,10Selain mengenal kelainan-kelainan yang khas yang disebabkan oleh Malassezia fulfur diagnosa Pityriasis versicolor harus dibantu dengan pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut: 1. Pemeriksaan langsung dengan KOH 10%. Pemeriksaan ini memperlihatkan kelompokan sel ragi bulat berdinding tebal dengan miselium kasar, sering terputus-putus (pendek-pendek), yang akan lebih mudah dilihat dengan penambahan zat warna tinta Parker blue-black atau biru laktafenol. Gambaran ragi dan miselium tersebut sering dilukiskan sebagai meat ball and spaghetti.Bahan-bahan kerokan kulit diambil dengan cara mengerok bagian kulit yang mengalami lesi. Sebelumnya kulit dibersihkan dengan kapas alkohol 70%, lalu dikerok dengan skalpel steril dan jatuhannya ditampung dalam lempeng-lempeng steril pula. Sebagian dari bahan tersebut diperiksa langsung dengan KOH% yang diberi tinta Parker Biru Hitam, Dipanaskan sebentar, ditutup dengan gelas penutup dan diperiksa di bawah mikroskop. Bila penyebabnya memang jamur, maka kelihatan garis yang memiliki indeks bias lain dari sekitarnya dan jarak - jarak tertentu dipisahkan oleh sekat-sekat atau seperti butir-butir yang bersambung seperti kalung. Pada Pityriasis versicolor hifa tampak pendek-pendek, bercabang, terpotong-potong, lurus atau bengkok dengan spora yang berkelompok.

2. Pemeriksaan dengan Sinar Wood Pemeriksaan dengan Sinar Wood,dapat memberikan perubahan warna pada seluruh daerah lesi sehingga batas lesi lebih mudah dilihat. Daerah yang terkena infeksi akan memperlihatkan fluoresensi warna kuning keemasan sampai orange.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35346/4/Chapter%20ll.pdfhttp://www.pcds.org.uk/clinical-guidance/pityriasis-versicolor#!pp[g1]/8/http://www.studyblue.com/notes/note/n/zitellis-chap-8-derm/deck/3436307

f.Etiologi 7, 9, 1Penyebab penyakit ini adalah Malassezia furfur, yang dengan pemeriksaan morfologi dan imunoflorensi indirek ternyata identik dengan Pityrosporum orbiculare. Prevalensi Pityriasis versicolor lebih tinggi (50%) di daerah tropis yang bersuhu hangat dan lembab.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35346/4/Chapter%20ll.pdfSiregar, Prof. Dr. R. S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: Penerbit EGC.

k.Prognosis 12, 7, 9Prognosisnya baik dalam hal kesembuhan bila pengobataan dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten. Pengobatan harus di teruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu Wood dan sediaan langsung negatif. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35346/4/Chapter%20ll.pdf

m.KDU 4, 9, 11Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntasLulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokterSKDI-2012

LIb.Pitiriasis Versikolor (Effloresensi)Definisi Pityriasis versicolor adalah infeksi jamur superfisial pada kulit yang disebabkan oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum orbiculare dan ditandai dengan adanya makula di kulit, skuama halus dan disertai rasa gatal. Infeksi ini bersifat menahun, ringan dan biasanya tanpa peradangan. Pityriasis versicolorbiasanya mengenai wajah, leher, badan, lengan atas, ketiak, paha, dan lipatan paha. Penyakit ini terutama terdapat pada orang dewasa muda, dan disebabkan oleh ragi Malassezia, yang merupakan komensal kulit normal pada folikel pilosebaseus. Ini merupakan kelainan yang biasa didapatkan di daerah beriklim sedang, bahkan lebih sering lagi terdapat di daerah beriklim tropis. Alasan mengapa multipikasi ragi tersebut sampai terjadi dan dapat menimbulkan lesi kulit pada orang-orang tertentu belum diketahui. Etiologi Penyebab penyakit ini adalah Malassezia furfur, yang dengan pemeriksaan morfologi dan imunoflorensi indirek ternyata identik dengan Pityrosporum orbiculare. Prevalensi Pityriasis versicolor lebih tinggi (50%) di daerah tropis yang bersuhu hangat dan lembab. EpidemiologiPityriasis versicolor adalah penyakit universal tapi lebih banyak dijumpai di daerah tropis karena tingginya temperatur dan kelembaban. Menyerang hampir semua umur terutama remaja, terbanyak pada usia 16-40 tahun. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita, walaupun di Amerika Serikat dilaporkan bahwa penderita pada usia 20-30 tahun dengan perbandingan 1,09% pria dan 0,6% wanita. Insiden yang akurat di Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40-50% dari populasi di negara tropis terkena penyakit ini, sedangkan di negara subtropis yaitu Eropa tengah dan utara hanya 0,5-1% dari semua penyakit jamur. Pityriasis versicolor dapat terjadi di seluruh dunia, tetapi penyakit ini lebih sering menyerang daerah yang beriklim tropis dan sub tropis. Di Mexico 50% penduduknya menderita penyakit ini. Penyakit ini dapat terjadi pada pria dan wanita, dimana pria lebih sering terserang dibanding wanita dengan perbandingan 3 : 2. Cara Penularan Sebagian besar kasus Pityriasis versicolor terjadi karena aktivasi Malassezia furfur pada tubuh penderita sendiri (autothocus flora), walaupun dilaporkan pula adanya penularan dari individu lain. Kondisi patogen terjadi bila terdapat perubahan keseimbangan hubungan antara hospes dengan ragi sebagai flora normal kulit. Dalam kondisi tertentu Malassezia furfur akan berkembang ke bentuk miselial, dan bersifat lebih patogenik. Keadaan yang mempengaruhi keseimbangan antara hospes dengan ragi tersebut diduga adalah faktor lingkungan atau faktor individual. Faktor lingkungan diantaranya adalah lingkungan mikro pada kulit, misalnya kelembaban kulit. Sedangkan faktor individual antara lain adanya kecenderungan genetik, atau adanya penyakit yang mendasari misalnya sindrom Cushing atau malnutrisi. PatogenesisPityriasis versicolor timbul bila Malassezia furfur berubah bentuk menjadi bentuk miselia karena adanya faktor predisposisi, baik eksogen maupun endogen. 1. Faktor eksogen meliputi suhu, kelembaban udara dan keringat. Hal ini merupakan penyebab sehingga Pityriasis versicolor banyak di jumpai di daerah tropis dan pada musim panas di daerah subtropis. Faktor eksogen lain adalah penutupan kulit oleh pakaian atau kosmetik dimana akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi CO2, mikroflora dan pH. 2. Sedangkan faktor endogen meliputi malnutrisi, dermatitis seboroik, sindrom cushing, terapi imunosupresan, hiperhidrosis, dan riwayat keluarga yang positif. Disamping itu bias juga karena Diabetes Melitus, pemakaian steroid jangka panjang, kehamilan, dan penyakit penyakit berat lainnya yang dapat mempermudah timbulnya Pityriasis versicolor.Patogenesis dari makula hipopigmentasi oleh terhambatnya sinar matahari yang masuk ke dalam lapisan kulit akan mengganggu proses pembentukan melanin, adanya toksin yang langsung menghambat pembentukan melanin, dan adanya asam azeleat yang dihasilkan oleh Pityrosporum dari asam lemak dalam serum yang merupakan inhibitor kompetitf dari tirosinase. (Partogi, 2008) Diagnosa Banding Diagnosa banding Pityriasis versicolor adalah : a. Dermatitis seboroik,b. Sifilis stadium II, c. Pityriasis rosea, d. Psoriasis vulgarise. Vitiligo, f. Morbus Hansen tipe Tuberkoloid, g. Eritrasma,h. Pityriasis Albai. Hipopigmentasi pascainflamasi. (Madani A, 2000). 2.1.7. Gambaran Klinis Kelainan kulit Pityriasis versicolor sangat superfisial dan ditemukan terutama di badan. Kelainan ini terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni, bentuk tidak teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus. Bercak-bercak tersebut berfluoresensi bila dilihat dengan lampu Wood. Bentuk papulo-vesikular dapat terlihat walaupun jarang. Kelainan biasanya asimtomatik sehingga adakalanya penderita tidak mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut. Kadang-kadang penderita dapat merasakan gatal ringan, yang merupakan alasan berobat. Pseudoakromia, akibat tidak terkena sinar matahari atau kemungkinan pengaruh toksis jamur terhadap pembentukan pigmen, sering dikeluhkan penderita. Penderita pada umumnya hanya mengeluhkan adanya bercak/makula berwarna putih (hipopigmentasi) atau kecoklatan (hiperpigmentasi) dengan rasa gatal ringan yang umumnya muncul saat berkeringat.Bentuk lesi tidak teratur dapat berbatas tegas atau difus. Sering didapatkan lesi bentuk folikular atau lebih besar, atau bentuk numular yang meluas membentuk plakat. Kadang-kadang dijumpai bentuk campuran, yaitu folikular dengan numular, folikular dengan plakat ataupun folikular, atau numular dan plakat. Pada kulit yang terang, lesi berupa makula cokelat muda dengan skuama halus di permukaan, terutama terdapat di badan dan lengan atas. Kelainan ini biasanya bersifat asimtomatik, hanya berupa gangguan kosmetik. Pada kulit gelap, penampakan yang khas berupa bercak-bercak hipopigmentasi. Hilangnya pigmen diduga ada hubungannya dengan produksi asam azelaik oleh ragi, yang menghambat tironase dan dengan demikian mengganggu produksi melanin. Inilah sebabnya mengapa lesi berwarna cokelat pada kulit yang pucat tidak diketahui. Variasi warna yang tergantung pada warna kulit aslinya merupakan sebab mengapa penyakit tersebut dinamakan Versicolor.DiagnosisSelain mengenal kelainan-kelainan yang khas yang disebabkan oleh Malassezia fulfur diagnosa Pityriasis versicolor harus dibantu dengan pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut: 1. Pemeriksaan langsung dengan KOH 10%. Pemeriksaan ini memperlihatkan kelompokan sel ragi bulat berdinding tebal dengan miselium kasar, sering terputus-putus (pendek-pendek), yang akan lebih mudah dilihat dengan penambahan zat warna tinta Parker blue-black atau biru laktafenol. Gambaran ragi dan miselium tersebut sering dilukiskan sebagai meat ball and spaghetti.Bahan-bahan kerokan kulit diambil dengan cara mengerok bagian kulit yang mengalami lesi. Sebelumnya kulit dibersihkan dengan kapas alkohol 70%, lalu dikerok dengan skalpel steril dan jatuhannya ditampung dalam lempeng-lempeng steril pula. Sebagian dari bahan tersebut diperiksa langsung dengan KOH% yang diberi tinta Parker Biru Hitam, Dipanaskan sebentar, ditutup dengan gelas penutup dan diperiksa di bawah mikroskop. Bila penyebabnya memang jamur, maka kelihatan garis yang memiliki indeks bias lain dari sekitarnya dan jarak - jarak tertentu dipisahkan oleh sekat-sekat atau seperti butir-butir yang bersambung seperti kalung. Pada Pityriasis versicolor hifa tampak pendek-pendek, bercabang, terpotong-potong, lurus atau bengkok dengan spora yang berkelompok.

2. Pemeriksaan dengan Sinar Wood Pemeriksaan dengan Sinar Wood,dapat memberikan perubahan warna pada seluruh daerah lesi sehingga batas lesi lebih mudah dilihat. Daerah yang terkena infeksi akan memperlihatkan fluoresensi warna kuning keemasan sampai orange.

c.Keratosis SeboroikKeratosis seboroik adalah lesi kulit jinak yang terjadi pada individu usia menengah danlebih tua, yang meniru lesi ganas, karsinoma sel skuamosa khususnya, baik secara klinis danpatologis. Berbagai jenis lesi keratotik telah diidentifikasi, yaitu, keratosis seboroik dan senile,actinic keratosis, verucca vulgaris, keratoacanthoma, folikel keratosis terbalik dan papilomaskuamosa. Lesi ini jinak kadang-kadang bisa bingung dengan keganasan khususnya melanomasebagai keratosis seboroik mungkin memiliki implikasi yang tidak diinginkan untuk pasien, baiksebagai prosedur diagnostik dan perawatan mungkin tidak optimal.Prevalensi pada populasi inggris menyebutkan bahwa keratosis seboroik muncul padaindividu dengan usia diatas 40 tahun (laki-laki 8,3% ; perempuan 16,7%), sedangkan di kenyabelum ditemukan penyakit kulit ini. Peneltian terbaru di Australia melaporkan prevalensisekitar 12% dengan rentang usia 15-25 tahun. Ini adalah temuan yang tidak terduga, mengingatlesi kulit ini biasanya ditemukan pada individu usia diatas 50 tahun yang tinggal di daerah beriklim tropis. Faktor penyebab keratosis seboroik umumnya tidak diketahui, Ada hubungan yang memungkinkan sebagai faktor pencetus terjadinya keratosis seboroik yaitu paparan sinarmatahari. Ada beberapa kemungkinan hal untuk menjelaskan kemungkinan ini. Pertamamungkin karena beberapa keratosis seboroik berhubungan dengan paparan sinar matahariyang berat selama bertahun-tahun. Yang kedua adanya perubahan perilaku pada individu mudadibandingkan dengan usia tua, dimana terjadi perubahan paparan sinar matahari kepada badandi usia yang lebih muda. Sehingga dapat ditarik kesimpulan sinar matahari tdk mempunyaihubungan dengan perkembangan keratosis seboroik.Selain itu perkembangan keratosisseboroik juga berhubungan dengan faktor pertumbuhan epidermal dan melanosit yangmendapat faktor pertumbuhan dengan penambahan ke peningkatan lokal ekspresi faktornekrosis tumor dan endotelin yang mengkonversi enzim.Keratosis seboroik begitu banyak variasi klinisnya pada lesi,gambaran klinis lesi inibiasanya dimulai batas yang terlihat, kusam, rata, berwarna coklat atau seperti potongan yangberwarna coklat hingga kehitaman. Bisa juga berwarna kemerahan, berkerak. Ukuran diameterbiasanya sekitar 0,5 sampai 3 cm. Muncul pada permukaan kulit. Permukaannya hiperkeratotikatau verukosa.Gambaran histopatologi dari keratosis seboroik ada beberapa macam yaitu:

1.Gambaran umumBiasanya terletak pada papul verukosa dengan kista pseudohorn. Hiperkeratosis,acantosis, dan papilloma merupakan tanda patologi yang dapat ditemukan. Peningkatanmelanosit juga dapat terlihat, membuat lesi berwarna coklat atau warna coklat tua.2.Skin tagUkuran 1 sampai 2 mm, papula pedunkulata biasanya terletak di daerah gesekan.ketiak, daerah inframammary dan leher merupakan lokasi umum di mana papulabiasanya muncul. regresi spontan dapat terjadi.3.Reticulated keratosis seboroikBiasa disebut juga denganadenoid keratosis seboroik. sebuah lentigo surya biasanyamendahului tanda ini sering berpigmen atau berpapul. Secara histologi, ada kista tandukkecil menutup diantara untaian jalinan sel basofilik.4.Stucco keratosisDapat digambarkan seperti verucosa, bergerigi, hiperkeratotik, dan digitate.Ukuran lesi biasanya 1-3 mm, datar atasnya, papula putih ke cokelat yang melekat erat pada kulitkaki bagian bawah. Tidak ada perubahan vacuolar keratinositik atau perubahan sitopatikvirus yang diamati, sehingga membedakannya dari veruka Plana.5.Clonal keratosis seboroikSekumpulan intraepitel keratinosit basofilik berbagai ukuran dengan melanosit adalahhistopatologi yang umum ditemukan di clonal keratosis seboroik.6.Irritated keratosis seboroikLesi pada dermis diisi dengan inflamasi infiltrat yang padat dengan limfosit. Peradanganini kadang-kadang lichenoid atau kaya neutrofil. Keratinosit eosinofilik dapat dilihatpada epidermis. Perubahan eksema dalam atau di sekitar lesi, juga dikenal sebagai fenomena Meyerson, juga dapat dilihat.7.Keratosis seboroik dengan skuamosa atypia Variasi tingkatan pada skuamosa atypia dapat dilihat dalam keratosis seboroik.transformasi bowenoid dari keratosis seboroik jinak menjadi karsinoma sel skuamosa insitu juga telah didokumentasikan. Pengembangan karsinoma sel basal atau skuamosa dikeratosis seboroik adalah langka.8. Melanoacanthoma Proliferasi acanthotic keratinosit basaloid. Melanosit dendritik tersebar pada semuatingkatan epidermis. Melanin menonjol dalam sitoplasma melanosit, tidak dalam keratinosit.Pengobatan keratosis seboroik ada berbagai macam. 1.KrioterapiLesi yang mengganggu pasien baik dari segi gejala atau kosmetik bisa diobati. Krioterapimungkin pilihan pengobatan untuk kebanyakan jenis lesi. Suatu pembekuan seukuran 1mm diameter di sekitar lesi menggunakan kapas atau semprotan biasanya menghasilkanrespon yang bagus. Jika ada bekas lesi, atau muncul lagi, ulangi pengobatan tadi. Setelahkrioterapi, pasca peradangan hipopigmentasi atau hiperpigmentasi bisa saja terjadi.Walaupun bersifat sementara, perubahan-perubahan pigmen ini bisa bertahan padapasien berkulit gelap dan bisa sangat mengganggu.2.ElektrodesikasiCara pengobatan lainnya berupa elektrodesikasi diikuti dengan pengangkatan lesidengan mudah menggunakan kuret diikuti dengan elektrodesikasi ringan.3.LaserTerapi laser menggunakan laser pigmen lesi juga efektif, dan ketika digunakan untukmengobati keratosis seboroik datar, bisa menyebabkan peradangan pasca pigmentasiatau bekas lesi ketika dibandingkan dengan krioterapi atau elektrodesikasi.4.Bedah scalpelPemotongan melalui cara bedah juga efektif, tapi ini bukan pilihan pengobatan karenaefek terbalik dari bekas lesinya. Salah satu bahaya besar menangani keratosis seboroikselain dari pemotongan dengan cara bedah adalah lesi yang ditangani bisa menjadi lesidisplastik melanositik atau melanoma maligna. Sangat disarankan kalau lesi itu bukan common keratosis seboroik, maka harus dilakukan pemeriksaan histologi.5.Flourouracil topikal dan dermabrasiCara pengobatan yang agak awam dipakai untuk keratosis seboroik besar termasukfluorouracil topikal dan dermabrasi.