30
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM Al-Qur’an merupakan sumber pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia dengan bahasanya yang lemah lembut, balaghoh yang indah, sehingga al- Qur’an membawa dimensi baru terhadap pendidikan dan berusaha mengajak para ilmuwan untuk menggali maksud kandungannya agar manusia lebih dekat kepada-Nya. Petunjuk pendidikan dalam al-Qur’an tidak terhimpun dalam kesatuan pragmen tetapi ia diungkapkan dalam berbagai ayat dan surat al-Qur’an, sehingga untuk menjelaskannya perlu melalui tema-tema pembahasan yang relevan dan ayat-ayat yang memberikan informasi- informasi pendidikan yang dimaksud. Dalam kamus Bahasa Indonesia, konsep diartikan dengan (1) rancangan atau buram surat tersebut. (2) Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit (3) gambaran mental dari objek, proses ataupun yang ada diluar bahasa yang digunakan untuk memahami hal- hal lain. Sedangkan pengertian pendidikan menurut Mohamad Natsir adalah suatu pimpinan jasmani dan ruhani menuju kesempurnaan Oleh : Belalangtue http://belalangtue.wordpress.com

file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

Al-Qur’an merupakan sumber pendidikan dan ilmu pengetahuan yang

mengajarkan manusia dengan bahasanya yang lemah lembut, balaghoh yang

indah, sehingga al-Qur’an membawa dimensi baru terhadap pendidikan dan

berusaha mengajak para ilmuwan untuk menggali maksud kandungannya agar

manusia lebih dekat kepada-Nya. Petunjuk pendidikan dalam al-Qur’an tidak

terhimpun dalam kesatuan pragmen tetapi ia diungkapkan dalam berbagai ayat

dan surat al-Qur’an, sehingga untuk menjelaskannya perlu melalui tema-tema

pembahasan yang relevan dan ayat-ayat yang memberikan informasi-informasi

pendidikan yang dimaksud. Dalam kamus Bahasa Indonesia, konsep diartikan

dengan (1) rancangan atau buram surat tersebut. (2) Ide atau pengertian yang

diabstrakkan dari peristiwa konkrit (3) gambaran mental dari objek, proses

ataupun yang ada diluar bahasa yang digunakan untuk memahami hal- hal lain.

Sedangkan pengertian pendidikan menurut Mohamad Natsir adalah suatu

pimpinan jasmani dan ruhani menuju kesempurnaan kelengkapan arti

kemanusiaan dengan arti sesungguhnya (Mohamad Natsir, 1954: 87). Menurut

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab 1 ayat 1, pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU

Sisdiknas no. 20 th. 2003). Kemudian pengertian pendidikan Islam antara lain

menurut Dr. Yusuf Qardawi sebagaimana dikutip Azyumardi Azra memberi

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 2: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

pengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, akal dan

hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena pendidikan

Islam menyiapkan manusia untuk hidup dan menyiapkan untuk menghadapi

masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis pahitnya

(Azyumardi Azra, 2000: 5) Sedangkan menurut hasil rumusan Seminar

Pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960, memberikan pengertian pendidikan

Islam sebagai: “bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut

ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan

mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.”(Muzayyin Arifin, 2003: 15).

PENDAHULUAN

Dunia pendidikan di Indonesia memang menghadapi problematika yang

sangat kompleks dan menuntut pembenahan yang seksama. Namun demikian,

memvonis bahwa pendidikan di tanah air gagal total, tidaklah adil. Apa lagi, vonis

kegagalan pendidikan tersebut dengan membandingkan semisal Singapura,

Malaysia, Vietnam, atau negara-negara lainnya.

Pakar pendidikan yang juga Rektor Universitas Siliwangi Tasikmalaya,

Prof. Dr. Numan Soemantri mengatakan, "Indonesia memiliki banyak persoalan

pendidikan, namun Indonesia mempunyai problematika pendidikan yang berbeda

dengan negara-negara lain, baik dilihat dari sejarah lahirnya bangsa ini, luasnya

wilayah, dan besarnya jumlah penduduk. Maka memvonis kegagalan pendidikan

di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil (Sutomo dalam Pikiran

Rakyat: 25 November 2005). Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan bermutu,

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 3: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

jika proses belajarmengajar berlangsung secara menarik dan menantang, sehingga

peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang

berkelanjutan.

Proses pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang

bermutu dan relevan dengan pembangunan. Untuk mewujudkan pendidikan yang

bermutu dan efisien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan

yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan

kualitas pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai keunggulan sumber

daya manusia yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian

sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas diperlukan

manajemen pendidikan yang dapat memobilisasi segala sumber daya pendidikan.

Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya

merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya. Faktafakta dilapangan

ditemukan sistem pengelolaan anak didik masih menggunakan cara-cara

konvensional dan lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang

sempit dan kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta

didik. Padahal Kreativitas disamping bermanfaat untuk pengembangan diri anak

didik juga merupakan kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu

kebutuhan paling tinggi bagi manusia.

Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah,

membuat dugaan tentang kekurangan, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis,

kemudian mengubahnya dan mengujinya lagi sampai pada akhirnya

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 4: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

menyampaikan hasilnya. Dengan adanya kreativitas yang

diimplementasikandalam sistem pembelajaran, peserta didik nantinya diharapkan

dapat menemukan ide-ide yang berbeda dalam memecahkan masalah yang

dihadapi sehingga ide-ide kaya yang progresif dan divergen pada nantinya dapat

bersaing dalam kompetisi global yang selalu berubah (Rahardi dalam Suara

Merdeka: 30 April 2006).

Di zaman yang sudah modern ini, pendidikan juga masih dianggap sebagai

kekuatan utama dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju berkembangnya

ilmu dan teknologi. Persepsi masyarakat ini kiranya telah mampu memobilisasi

kaum cerdik cendikia untuk selalu merespon secara stimulan terhadap

perkembangan dan sistem pendidikan berikut unsur-unsur

yang terkait yang berpotensi positif bagi keberhasilan pendidikan (A. Malik

Fadjar, 2005: v). Secara sosiologis pendidikan selain memberikan amunisi

memasukimasa depan, ia juga memiliki hubungan dialektikal dengan tranformasi

social masyarakat. Transformasi pendidikan selalu merupakan hasil dari

trasformasi sosial masyrakat, dan begitupun sebaliknya. Berbagai pola dan corak

system pendidikan menggambarkan corak dari tradisi dan budaya sosial

masyarakat

yang ada. Maka hal yang paling mendasar yang perlu diperhatikan adalah suatu

sistem pendidikan dibangun guna melaksanakan “amanah masyarakat” untuk

menyalurkan angota-anggotanya ke posisi-posisi tertentu. Artinya, suatu sistem

pendidikan bagaimanapun harus mampu menjadikan dirinya sebagai mekanisme

alokasi posisional bagi civitas akademika untuk memasuki masa depannya.

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 5: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

Banyak usaha telah dilakukan oleh para pemikir, praktisi dan pelaku

pendidikan untuk mengkonstruksinya sebagai amunisi memasuki masa depan.

Dalam konteks ini kiranya nama A. Malik Fadjar bisa dinyatakan sebagai salah

seorang pakar dan sekaligus praktisi pendidikan di negri ini, gagasangagasannya

dan kebijakan-kebijakannya selalu mendapat respon positif bagi

kemajuan pendidikan. Intelektualitas dan kapabilitasnya dibidang pendidikanbisa

dilihat dari sejarah hidup yang diabdikannya pada lembaga-lembaga pendidikan

yang dipimpinnya sehingga mencapai kualifikasi academic exellence dan

kompetitif advantage di era global (A. Malik Fadjar, 2005: 3).

Pemikiran beliau yang prinsip tentang pendidikan Islam yaitu mengenai

bagaimana mengenalkan pendidikan yang betul-betul mampu menggambarkan

integrasi keilmuan. Yaitu melakukan dekonstruksi terhadap realitas keilmuan

yang bersifat dualisme-dikotomis. Dengan pertimbangan di atas maka penulis

menjadikan A. Malik Fadjar sebagai tokoh utama dalam penulisan skripsi ini yang

diberi judul: Konsep Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fajar.

Konsep Pendidikan Islam

Konsep merupakan suatu kenyataan empiris yang diabstraksikan, atau

kesan mental, suatau pemikiran, ide, suatu gagasan yang mempunyai derajat

kekongkretan atau abstraksi yang digunakan pikiran abstrak, sedang menurut

Kamus Bahasa Indonesia (1995: 520) adalah gambaran mental dari obyek, proses

ataupun yang di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-

hal lain. Sedangkan Konsep pendidikan Islam yaitu suatu ide atau gagasan

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 6: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

untuk menciptakan manusia yang baik dan bertakwa yang menyembah Allah

dalam arti yang sebenarnya, yang membangun struktur pribadinya sesuai dengan

syariah Islam serta melaksanakan segenap aktifitas kesehariannya sebagai wujud

ketundukannya pada Tuhan. Dengan cara menanamkan nilai-nilai fundamental

Islam kepada setiap Muslim terlepas

dari disiplin ilmu apapun yang akan dikaji (Fatih Syuhud dalam Sidogiri.com).

Konsep berasal dari bahasa Inggris “concept” yang berarti “ide yang

mendasari sekelas sesuatu objek”,dan “gagasan atau ide umum”. Kata tersebut

juga berarti gambaran yang bersifat umum atau abstrak dari sesuatu (A.S. Hornby,

A.P. Cowie (Ed), 1974: 174).

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

Metode dalam pendidikan islam merupakan suatu metode yang khas dan

tersendiri, baik dari segi alat-alat maupun segi tujuan-tujuannya, dengan suatu

bentuk yang nyata dan menarik perhatian serta membangkitkan minat untuk

memiliki sumber ideologinya yang khas dalam perjalanan sejarah. Ruang lingkup

dan keleluasaan system pendidikan islam tidak boleh keluar dari keterpaduan

tujuan dan cara. Didalam sistem pendidikan islam terdapat satu cara dan satu

tujuan untuk dapat menyatukan kepribadian yang pecah untuk dapat mencapai

satu tujuan yang lurus dan bulat. Inilah keistimewaan dari sistem pendidikan islam

yang berbeda dengan sistem pendidikan buatan manusia yang pada umumnya

memiliki tujuan yang relatif sama meskipun alat-alat yang digunakan untuk

memenuhi tujuan tersebut berbeda-beda sesuai dengan pengaruh lingkungan dan

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 7: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

kondisi sejarah, sosial, politik dan sebagainya. Berdasarkan beberapa pengertian

diatas, terdapat perbedaan antara pengertian pendidikan secara umum dengan

pendidikan Islam. Pendidikan secara umum merupakan proses pemindahan nilai-

nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perbedaan tersebut dalam

hal nilai-nilai yang dipindahkan (diajarkan). Dalam pendidikan Islam, nilai-nilai

yang dipindahkan berasal dari sumber-sumber nilai Islam yakni Al-Qur’an, Sunah

dan Ijtihad.

Sistem pendidikan buatan manusia pada umumnya bermuara dalam suatu tujuan

pendidikan yaitu membentuk “ nasionalisme sejati “. Sedangkan islam, tidak mengurung

dirinya pada batas-batas yang sempit itu dan tidak hanya berusaha membentuk “

nasionalis sejati “ akan tetapi berusaha untuk mewujudkan suatu tujuan yang lebih besar

dan menyeluruh, yaitu membentuk “ manusia sejati”.

Islam dalam membentuk manusia yang baik itu tidak membiarkan manusia berada

dalam kebimbangan dan terus menerus berjalan didalam kegelpan, dimana masing-

masing membentuk dirinya menurut kemauannya sendiri. Akan tetapi islam menetapkan

ciri-ciri manusia secara cermat dan jelas, serta menggaris strategi yang dapat

mengantarkan mereka untuk mencapai tujuan itu.

CIRI – CIRI KHAS SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

Metodologi islam dalam melakukan pendidikan adalah dengan melakukan

pendidikannya menyeluruh terhadap wujud manusia, sehingga tidak ada yang

tertinggal dan terabaikan sedikit pun, baik segi jasmani maupun rohani, baik

kehidupannya secara fisik maupun secara mental, dan segala kegiatannya di bumi

ini.

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 8: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

Islam memandang manusia secara totalitas, mendekatinya atas dasar apa

yang terdapat di dalam dirinya, atas dasar fitrah yang diberikan Allah SWT

kepadanya, tidak ada sedikitpun yang diabaikan dan tidak memaksakan apapun

selain apa yang dijadikan sesuai dengan fitrahnya.

Islam mengakui wujud manusia secara utuh, tanpa mengurangi nilainya dan

merusk kemampuannya sedikit pun. Islam mengakui kebutuhan-kebutuhan

spiritual wujud manusia beserta segala daya yang terkandung didalamnya. Islam

memberikan segala yang diperlukannya seperti akidah, nilai-nilai dan harga diri,

dan menyokong daya-daya yang ada padanya untuk memperbaiki eksistensi

mental dan kejelekan-kejelekan yang terdapat dalam masyarakat.

Islam tidak hanya menonjol dalam memperhatikan semua segi eksistensi

manusia dan tidak mengabaikan sedikit pun berbagai macam daya yang terdapat

didalamnya. Tetapi yang paling menonjol adalah bahwa islam sejalan dengan

fitrah dalam hal-hal yang lebih jauh dari itu.

Islam disamping yakin akan adanya banyak segi manusia yaitu jasmani, akal

dan rohaninya dengan berbagi kebutuhan daya setiap segi itu, meyakini pula

kesatuan dan keterpaduan wujud manusia tersebut dan tidak mungkin dipisah-

pisahkan satu dengan yang lain. Fitrah manusia berjalan menurut garis yang telah

diciptkan Allah SWT. Dengan demikian jasmani, akal dan roh yang ada dalam

diri manusia tidak mungkin dapat dipisah-pisahkan. Roh, akal dan tubuh,

ketiganya membentuk satu wujud yang utuh, yang disebut manusia, semuanya

berinteraksi secara utuh. Islam mengikuti aliran fitrah yang ada dan meyakini

bahwa ada saling keterikatan antra unsur-unsur tersebut. Dengan demikian maka

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 9: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

islam tidak setuju adanya pemisahan salah satu unsur dari unsur yang lain atau

menonjolkan satu unsur dengan menekan sama sekali unsur-unsur yang lain.

PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Peserta didik adalah setiap manusia yang sepanjang hidupnya selalu dalam

perkembangan. Kaitannya dengan pendidikan adalah bahwa perkembangan

peserta didik itu selalu menuju kedewasaan dimana semuanya itu terjadi karena

adanya bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh pendidik. Bantuan dan

bimbingan yang diberikan oleh pendidik sangat dipengaruhi oleh pandangan

pendidik itu sendiri terhadap peserta didik. Dalam hal ini anak ( peserta didik )

merupakan sarana dalam proses pendidikan.

Pertumbuhan dan perkembangannya yang dialami oleh peserta didik sangat

dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor pembawaan ( warisan ), faktor lingkungan

dan faktor kematangan ( internal ). Dalam proses perkembangan seseorang, ada

beberapa aliran yang menjelaskan tentang teori perkembangan, antara lain :

1. Aliran Nativisme.

Dalam aliran ini dijelaskan bahwa perkembangan manusia itu

ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan

tidak berpengaruh apa-apa ( Arthur Sckonenhauer : 1788 – 1860 ). Faktor

pembawaan ini bersifat kodrati dari lahir dan tidak dapat diubah oleh

pengaruh alam sekitar. Faktor inilah yang akan membentuk kepribadian

manusia.

2. Aliran Empirisme

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 10: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

Pada aliran ini dijelaskan bahwa perkembangan manusia itu semata-

mata tergantung pada lingkngan dengan pengalaman pendidikannya ( John

Locke ).

3. Aliran Konvergensi

Aliran ini adalah gabungan antara aliran empirisme dengan aliran

nativisme. Didalamnya menggabungkan arti penting hereditas

( pembawaan ) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh

dalam perkembangan manusia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

perkembangan pribadi seeorang adalah hasil proses kerjasama dua factor :

warisan dan lingkungan. Aliran ini dikembangkan oleh Louis William Stern

( 0031871 – 1938 ).

Dalam proses perkembangan manusia, islam memiliki konsep-konsep

yang menjelaskan proses tersebut secara gamblang. Konsep-konsep tersebut

antara lain :

a. Konsep fitrah dalam diri manusia.

Fitrah merupkan suatu ketetapan Tuhan bagi setip makhluk-

Nya. Tujuan dan jalan hidup manusia ditentukn oleh Allah SWT, hal

ini disebut “ Hidayah Amah Ilahiyah “. Petunjuk yang ditentukan oleh

Allah SWT tidak pernah menyesatkan dan keliru dalam menuntun

makhluknya untuk menenpuh jalan perkembangannya. Dalam Al-

Qur”an, secara fitrah manusia dijelaskan terdiri dari dua bagian : kulit

dan isi. Bentuk fisik adalah kulit, sedangkan akal adalah isi. Akal yang

dalam terjemahan Al-Qur’an disebut al-a”ql dalah potensi dan

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 11: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

substansi dalam diri manusia yang dirinya berlangsung beberapa

proses olah pikir, seperti berpikir, mengingat, mengambil iktibar dan

sebagain

b. Konsep warisan dan Bi’ah ( lingkungan )

Konsep ini menerangkan bahwa keadan manusia saat ini

merupakan pembwaan sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya.

Selain faktor bawaan, perkembangan manusia juga sangat ditentukan

oleh keadaan lingkungan.

Pendidikan

Pendidikan sebagaimana yang dimaksudkan Maskawaihi diisyaratkannya

dalam kalimat kitab Tahzibul Akhlak ialah terwujudnya pribadi susila, berwatak

yang lahir dari perilaku perilaku luhur, atau katakanlah berbudi pekerti mulia. Dan

budi (jiwa/watak), lahir pekerti (perilaku) yang mulia. Untuk mencapai cita-cita

ini haruslah melalui pendidikan dan untuk melaksanakan pendidikan perlu

mengetahui watak manusia atau budi pekerti manusia.

a. Apakah Watak itu Dapat di Didik?

Tentang at Khuluq (watak) itu ialah suatu kondisi jiwa yang mendorong

untuk melahirkan tingkah laku tanpa pikir dan pertimbangan (tingkah laku

spontan). Kondisi ini terbagi dua. Ada yang alami pada dasarnya dinamakan

Mijaz (temperament) seperti sifat pada seorang manusia yang mudah

terpengaruh/bereaksi oleh suatu hal yang sederhana. Umpamanya dia jadi

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 12: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

marah disebabkan suatu faktor yang kecil, atau jadi takut sebab yang sederhana

dan lain-lain seperti mudah kaget karena dengan suara gemerisik, mudah sedih,

mudah senang, mudah tertawa disebabkan hal perangsang yang sederhana.

Watak seorang yang diperoleh dari kebiasaan atau latihan yang berulang-ulang,

pada mulanya perilaku itu disertai kesengajaan atau pikiran kemudian

berkelanjutan berulang-ulang hingga menjadi kebiasaan atau watak. Karena itu

kata Maskawaih para ahli zaman dahulu berbeda pendapat. Sebagian mereka

mengatahui bahwa watak itu tertentu bagi kekuatan jiwa selain kekuatan jiwa

natiqah. Sebagian lain mengatakan watak itu alami tak dapat berubah.

Sebagian lain mengatakan bahwa tak satupun watak itu yang alami.

Kemudian Maskawaihi mengemukakan pendapat golongan

Ruwwaqiyyun (Stoicism), Jalinus (Galiean 131-201 SM) dan Aristoteles

tentang watak manusia. Golongan Ruwwaqiyyun berpendapat bahwa watak itu

dasamya baik, kemudian karena pengaruh pergaulan watak yang baik itu

menjadi buruk. Sedangkan Jalinus berpendapat bahwa sebagian untuk manusia

pada dasarnya (alami) jahat, sebagian lagi dasarnya baik, diantara mereka ada

pula dasar wataknya tengah-tengah antara baik dan buruk. Mereka yang

wataknya baik alami sedikit, mereka tidak akan berubah menjadi buruk.

Sedangkan mereka yang wataknya alami buruk banyak, mereka tidak akan

berubali menjadi baik. Mereka yang wataknya berada di tengah-tengah di

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 13: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

antara baik dan buruk dapat berubah menjadi baik jika mendapat pengaruh

temperamen hanyalah sedikit sekali, karena dalam temperamen terdapat unsur-

unsur yang tidak dapat dipengaruhi kemauan. Adapun watak adalah keadaan

atau konstitusi jiwa yang dalam perbuatan perbuatannya. Watak bergantung

kepada pembawaan dan lingkungan hidup (Pergaulan hidup, pendidikan). Jadi,

watak bergantung kepada kekuatan dari dalam dan dan luar. Begitulah karakter

(watak) lebih luas dari temperamen. Temperamen terdapat dalam karakter.

Karakter dapat diubah dan dididik. (bigot, 1957: 18)

b. Respons Individu terhadap Pendidikan

Ibnu Maskawaih mengemukakan bahwa manusia dalam menerima

pendidikan bermacam-macam tingkatan. Hal demikian mudah disaksikan pada

anak-anak, karena watak mereka nampak wajar sejak mula perkembangan,

terbuka apa adanya tidak diselubungi oleh pikiran-pikiran dan pertimbangan-

pertimbangan sebagaimana halnya orang dewasa yang memahami apa yang

buruk bagi dirinya lalu ditutup-tutupinya dengan bermacam-macam tipu

muslihat dengan perbuatan-perbuatan yang berlawanan dengan perangainya

itu.

Tanggung jawab orang tualah pelaksanaan pendidikan agama ini dengan

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 14: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

pelbagai upaya, kalau perlu mempergunakan ancaman hukuman sampai

mereka terbiasa hidup beragama.(Ibmu maskaihi:3)

c. Metode Alami dalam Pendidikan

Setelah menguraikan perbedaan individual manusia dan diperlukannya

pendidikan untuk membina perkembangan individual itu, Maskawaih

kemudian mengemukakan penggunaan thariqun thab‘iyyun (metode alamiah)

dalam mendidik. Dalam tertib pelaksanaan pendidikan budi pekerti dengan

cara langkah demi langkah sampai pada kesempurnaan terakhir, manusia

mempunyai metode alaminya yang menyerupai perilaku alam.

Metode alamiah itu bertolak dari pengamatan terhadap potensi potensi insani.

Mana yang muncul lahir lebih dahulu, maka pendidikan diarahkan kepada

pemenuhan kebutuhan potensi yang lahir lebih dulu itu, kemudian kepada

potensi berikutnya yang lahir sesuai dengan hukum alam. Potensi yang muncul

pertama kali adalah gejala umum yang ada pada tingkat kehidupan hayawani

dan nabati, kemudian terus menerus lahir suatu gejala khusus yang berbeda

dengan gejala potensi macam lain sampai menjadi tingkat kehidupan insani.

d. Fungsi Pendidikan

1) Memanusiakan Manusia

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 15: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

Setiap makhluk hidup didunia mempunyai kesempurnaan khusus dan

perilaku yang spesifik baginya yang tidak ada makhluk lain yang rnenyertainya

pada perilaku itu. Maka manusia di antara segala makhluk yang ada

mempunyai sendiri perilaku khusus yang tidak ada makhluk lain yang

bersukutu dengan dia pada perbuatan/penilakunya itu, yaitu segala perilaku

yang lahir dari pertimbangan nalar akal pikirannya. Karena itu, siapa yang

pertuimbangannya paling jernih, penalarannya paling benar, keputusannya

paling tepat, dialah orang yang paling sempurna martabat kemanusiannya.

Sempurna halnya sebilah pedang yang melahirkan perilaku yang khas dengan

bentuknya yang karenanya pedang itu diciptakan, maka pedang yang paling

utama adalah yang paling tajam. Dengan ketajaman itu dia melaksanakan

perannya sebagai tanda kesempurnaan. Kuda pacuan yang paling utama adalah

yang paling kencang larinya, paling cepat mengerti komando jokinya. Manusia

juga demikian bahwa manusia yang paling utama adalah orang paling mampu

menunjukkan perilaku yang khas padanya dan yang paling teguh berpegang

kepada syarat-syarat substansinya (daya pikir) yang membedakan dia dengan

makhluk lainnya. Maka, kewajiban yang tidak diragukan lagi ialah berbuat

kewajiban yang merupakan kesempurnaan manusia yang untuk itu mereka

diciptakan dan agar mereka berupaya sungguh-sungguh untuk sampai pada

kebajikan (al-khairat) itu dengan agar manusia menghindari

kejahatankejahatan (as-syurur) yang menghambat mereka sampai kepada

kebaikan itu. Maka jika seekor kuda pacuan urung dari kesempurnaannya,

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 16: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

tidak lagi menampakkan perilaku-perilaku yang baginya yang menjadi

akhwalnya yang paling utama, maka jatuhlah martabatnya darisebagai kuda

pacuan ke martabat keledai. Sama halnya manusia bilamana perilaku yang

dilahirkannya menyimpang dan pertimbangan nalar/pikiran jatuhlah ke

martabat hayawaniyah.(Ibid : 5-6)

Kewajiban pendidikan sebagai ilmu yang mulia dan segala ilmu,

memperhatikan perbaikan perilaku manusia sampai lahir darinya perbuatan-

perbuatan serba sempurna sesuai dengan substansinya/hakekat

kemanusiaannya, serta mengangkat manusia dari tingkat yang rendah

menyebabkan mansuia mendapat kutukan Tühan dan abadi dalam neraka.

2) Sosialisasi Individu Manusia

Pendidikan juga haruslah merupakan proses sosialisasi sehingga tiap

indvidu merupakan bagian integral dan masyarakatnya dalam melaksanakan

kebajikan itu untuk kebahagiaan bersama.

Maskawaih menyatakan bahwa kebajikan itu sangat banyak dan tak mungkin

mewujudkan seluruh kebajikan dari kemampuan satu orang manusia. Oleh

karena itu, Maskawaib berkata bahwa, untuk mewujudkan seluruh kebajikan

itu haruslah jama’ah besar. Jadi haruslah seluruh individu berhimpun pada

suatu waktu untuk mencapai kebahagiaan bersama.

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 17: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

Maskawaih menegaskan lagi bahwa manusia dari antara segala makhluk hewan

tak dapat mandiri dalam menyempurnakan esensinya sebagai insan, tetapi tidak

boleh tidak mesti dari pertolongan manusia lain. Dia dapat mencapai

kehidupannya yang baik dan melaksanakan kewajibannya dengan tepat.

Berkata para hukama: manusia itu secara alamiah makhluk sosial. Dia pada

dasarnya adalah anggota masyarakat di kota. Di situlah di tengah-tengah

masyarakat terwujud kebahagaiaan insaniyahnya.

Setiap orang memerlukan orang lain. Dia sewajarnya bergaul dengan

masyarakat sebaik-baiknya, mencintai mereka setulus-tulusnya. Merekalah

yang menyempurnakan kemanusiannya sebagaimana dia juga berbuat yang

sama kepada mereka. Kemudian Maskawaih menyalahkan kehidupan

zuhud/uzlah, hidup menyepi sebagai kehidupan yang berlawanan dengan sifat

asasi. Kebajikan apakah yang diperbuat orang dalam kesendirian itu? Tak ada

‘iffah, tak ada najdah, tak ada ‘adalah padanya. Kelihatannya dia sebagai

orang suci, tetapi sebenarnya tidak suci, kelihatannya dia sebagai orang yang

lurus tetapi sebenarnya dia tidak lurus. Orang itu bagaikan sebuah batu dan

bagaikan orang mati.

3) Menanamkan Rasa Malu

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 18: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

Manusia diciptakan dengan kekuatan-kekuatan potensial dan kekuatan

kekuatan itu muncul secara alamiah. Kekuatan yang mula-mula muncul ialah

tuntutan biologis, yakni kecenderungan syahwaniah makan untuk

mengembangkan fisiknya. Secara gerak instink anak memerlukan susu ibunya

lalu mengeluarkan suara yang menunjukkan reaksinya (lezat/tidak). Tuntutan

biologis ini terus berkembang ke berbagai kecenderungan-kecenderungan

keinginan. Kemudian menyusul timbul kekuatan imajinasi yang terbit dari

penginderaan. Sesudah itu muncul kekuatan ghadlabiyah/ kekuatan kemauan

untuk bertindak mengatasi hambatan atau untuk memenuhi kecenderungan.

Bila gagal mengatasi sendiri, menangislah anak itu, atau ia minta bantuan

kepada orang tuanya. Setelah itu, lahir kekuatan tamyiz/pertimbangan nalar

(perkembangan intelektualitas) terhadap perilaku-perilaku khas manusia sedikit

demi sedikit hingga sempurna. Pada tingkat perkembangan ini dinamakan ‘aqil

(L ‘enfant fait). Kekuatan-kekuatan ini banyak, sebagiannya secara

fundamental mendorong terwujudnya sebagian kekuatan yang lain sehingga

tercapai tujuan perkembangan terakhir (tingkat akhir perkembangan akal

insani), tujuan yang tak ada lagi tujuan lainnya, yaitu “al-Khair al-Mutlaq “.

Kebajikan mutlak yang diinginkan manusia.

Pertama-pertama yang harus diamati benar-benar pada anak-anak dan

dipandang tanda awal perkembangan akal adalah timbulnya rasa malu karena

hal itu menunjukkan bahwa anak sudah menginsafi tentang keburukan. Di

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com

Page 19: file · Web viewpengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, ... Maka memvonis kegagalan pendidikan di Indonesia dengan parameter negara lain tidak adil

samping keinsafan tentang keburukan, anak juga berupaya memelihara dirinya

dan menjauhi keburukan itu.

Jelaslah bahwa penanaman rasa malu fungsi pendidikan yang penting

penanaman ini dimulai sedini mungkin yakni pada awal munculnya gejala jiwa

tamyiz, yakni perkembangan anak mulai berpikir kritis dan logis pada waktu

mereka duduk di sekolah dasar, pada umur antara 10 s.d. 12 tahun. Anak telah

dapat menganalisa aturan kesusilaan serta tahu bagaimana ia harus bertingkah

laku.

e. Ilmu Pengetahuan yang Dipelajari

Ibnu Maskawaih menampatkan ilmu ke dalam suatu kedudukan

berdasarkan objek ilmu itu. Ilmu yang paling mulia menurut Maskawaili

adalah ilmu pendidikan karena objeknya adalah budi pekerti manusia,

menyangkut substansi manusia. Ilmu kedokteran, adalah objek manusia,juga

merupakan ilmu pengetahuan yang mulia. Segala ilmu pengetahuan yang

mengembangkan quwwatun natiqah (daya pikir) adalah ilmu yang paling

mulia. Sebab jiwa natiqah selalu condong kepada ilmu pengatahuan, lambang

kesempurnaan dan kemuliaan manusia. Sebaliknya pengetahuan tentang

menyamak kulit dipandang hina karena obyeknya adalah kulit bangkai hewan.

Oleh : Belalangtuehttp://belalangtue.wordpress.com