20
BELL’S PALSY

Bell’s Palsy

Embed Size (px)

DESCRIPTION

presentasi kasus bells palsy

Citation preview

Page 1: Bell’s Palsy

BELL’S PALSY

Page 2: Bell’s Palsy

• Sistem saraf perifer mempunyai 2 tipe: motorik dan sensorik

• Sistem saraf motorik dibagi menjadi 2 bagian: UMN dan LMN

• Bell’s palsy merupakan kelumpuhan Nervus VII yang merupakan kelainan pada LMN

Page 3: Bell’s Palsy

Nervus VII

• Inti motorik nervus VII terletak di pons.• Serabutnya mengitari nervus VI, dan

keluar di bagian leteral pons.• Nervus VII bersama nervus

intermedius memasuki meatus akustikus internus.

• N. VII bersatu dengan nervus intermedius dan menjadi satu berkas saraf yang berjalan dalam kanalis fasialis

• kemudian masuk ke dalam os mastoid.• keluar dari tulang tengkorak melalui

foramen stilomastoid, dan bercabang untuk mersarafi otot- otot wajah.

Page 4: Bell’s Palsy

anamnesis

• Identitas• Laki-laki, 25 tahun, mahasiswa S2

• Keluhan Utama• Mata kiri tidak dapat ditutup, mulut

mencong ke kanan secara tiba-tiba

• Riwayat Penyakit Sekarang• KU, TTV dalam batas normal

• Riwayat Penyakit Dahulu• Trauma (-), sakit jantung (-)

• Riwayat Keluarga• Lingkungan dan sosial

• Merokok (-), alkohol (-)

Page 5: Bell’s Palsy

Pemeriksaan

Fisik

• Pemeriksaan Saraf Kranial:

• Nervus VIII• Mengangkat alis dan

mengerutkan dahi• Memejamkan mata• Menyeringai, mencucurkan

bibir, menggembungkan pipi.

Penunjang

• CT scan• MRI

Page 6: Bell’s Palsy

WORKING DIAGNOSIS

Page 7: Bell’s Palsy

Bell’s Palsy

• Bell’s Palsy merupakan kelumpuhan dari otot-otot wajah dan unilateral.

• Kelainan pada LMN – Nervus kranial VII

Gejala Klinis:• Kelumpuhan N. VII

Page 8: Bell’s Palsy

DIFFERENT DIAGNOSIS

Page 9: Bell’s Palsy

Stroke Non Hemoragik (Infark)

• Adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak

Gejala Klinis• Kelumpuhan pada sisi tubuh yang

berlawanan (hemiparesis kontralateral)

• Ketidakmampuan dalam mengendalikan buang air

• Gangguan saraf perasa pada satu sisi tubuh.

• Ketidakmampuan untuk menelan• Gangguan motoris pada lidah,

mulut, rahang, dan pita suara sehingga pasien sulit bicara

• Rasa kaku di wajah, mulut dan lidah

• Gangguan pengelihatan dan pendengaran

Page 10: Bell’s Palsy

Transient Ischemic Attack• Deficit neurologi yang bersifat akut

yang terjadi kurang dari 24 jam, dapat hanya beberapa menit saja terjadi perbaikan yang reversible dan penderita pulih seperti semula dalam waktu kurang dari 24 jam

• Emboli, trombosis, plak pada arteri karotis interna dan arteri vertebralis.

Faktor Resiko :• Merokok• Alkohol• Hipertensi• Diabetes• Hiperkolestrolemia, hiperlipidemia

Gejala Klinis• Hemiparesis• Hilangnya sensasi hemisensorik• Afasia• Kebutaan monookular yang

disebabkan oleh iskemia retina• Paresis atau hilangnya sensasi

bilateral• Kebutaan mendadak bilateral (pada

usia lanjut)• Dipoplia, ataksia, vertigo, disfagia.

Setidaknya dua dari tiga gejala ini terjadi bersamaan.

• Muka miring kesatu sisi.

Page 11: Bell’s Palsy

Ramsay Hunt Syndrom

• Infeksi herpes zoster pada ganglion genikulatum (Ramsay Hunt syndrom). Ramsay Hunt Syndrome (RHS) adalah infeksi saraf wajah yang disertai dengan ruam yang menyakitkan dan kelemahan otot wajah.

Page 12: Bell’s Palsy

Miller Fisher Syndrom

• Varian dari Gullain Barre Syndrom

Gejala Klinis:• Opthalmoplegi• Ataksia• arefleksia yang kuat • Kelemahan otot mata• Kelemahan otot wajah tipe perifer

Page 13: Bell’s Palsy

Tatalaksana

• Kortikosteroid• Prednison

40-60mg/hari (tappering off)

• Antiviral• Acyclovir 400mg

selama 10 hari

• Fisioterapi• Faranisasi• Electrical stimulation

• Operasi• Perawatan mata

• Air mata buatan• Salep mata• Kacamata

Page 14: Bell’s Palsy

Komplikasi

• Crocodile tear phenomenon

• Synkinesis• Tic Facialis• Konjungtivitis• Keratitis

Page 15: Bell’s Palsy

Prognosis

• Prognosis baik.

Page 16: Bell’s Palsy

Etiologi

• Idiopatik• Kongenital

• Anomali kongenital (moebius syndrom)

• Trauma lahir (fraktur tengkorak, pendarahan intrakranial)

• Didapat• Trauma penyakit tulang

tengkorak• Proses intrakranial• Penekanan daerah proc.

Stilomastoideus• Infeksi tempay lain (HSV, otitis

media)

Page 17: Bell’s Palsy

Epidemiologi

• Di Amerika Serikat terdapat 23 kasus per 100.000 orang.

• Insiden paling tinggi pada usia 15-45 tahun.

• Pada orang dewasa, lebih banyak dijumpai pada pria.

Page 18: Bell’s Palsy

Patofisiologi

• Inflamasi• Peningkatan diameter• Kompresi N. VII

melalui tulang temporal

• Gangguan konduksi

• Paparan Udara dingin• N. VII menjadi sembab• Terjepit dalam foramen

stilomastoideus• Kelumpuhan fasialis

LMN

Page 19: Bell’s Palsy

Kesimpulan

Bell’s palsy merupakan kelumpuhan nervus VII dan merupakan kelumpuhan perifer-neuropati fokal. Nervus VII merupakan saraf motoric, sehingga jika mengalami kelumpuhan, otot-otot dahi, mata, dan mulut akan mengamai kelumpuhan. Kelumpuhan ini merupakan lesi pada LMN. Penyebabnya masih belum jelas tapi diduga karena infeksi virus HSV. Bell’s palsy dapat diobati dengan obat kortikosteroid, antivirus, dan dapat dilakukan faranisasi yaitu tindakan fisioterapi. Penting bagi pasien agar menjaga mata yang lumpuh untuk tidak mengalami infeksi. Prognosis Bell’s palsy baik.

Page 20: Bell’s Palsy

TERIMA KASIH