Upload
josie-talitha-gyl
View
27
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
presentasi kasus bells palsy
Citation preview
BELL’S PALSY
• Sistem saraf perifer mempunyai 2 tipe: motorik dan sensorik
• Sistem saraf motorik dibagi menjadi 2 bagian: UMN dan LMN
• Bell’s palsy merupakan kelumpuhan Nervus VII yang merupakan kelainan pada LMN
Nervus VII
• Inti motorik nervus VII terletak di pons.• Serabutnya mengitari nervus VI, dan
keluar di bagian leteral pons.• Nervus VII bersama nervus
intermedius memasuki meatus akustikus internus.
• N. VII bersatu dengan nervus intermedius dan menjadi satu berkas saraf yang berjalan dalam kanalis fasialis
• kemudian masuk ke dalam os mastoid.• keluar dari tulang tengkorak melalui
foramen stilomastoid, dan bercabang untuk mersarafi otot- otot wajah.
anamnesis
• Identitas• Laki-laki, 25 tahun, mahasiswa S2
• Keluhan Utama• Mata kiri tidak dapat ditutup, mulut
mencong ke kanan secara tiba-tiba
• Riwayat Penyakit Sekarang• KU, TTV dalam batas normal
• Riwayat Penyakit Dahulu• Trauma (-), sakit jantung (-)
• Riwayat Keluarga• Lingkungan dan sosial
• Merokok (-), alkohol (-)
Pemeriksaan
Fisik
• Pemeriksaan Saraf Kranial:
• Nervus VIII• Mengangkat alis dan
mengerutkan dahi• Memejamkan mata• Menyeringai, mencucurkan
bibir, menggembungkan pipi.
Penunjang
• CT scan• MRI
WORKING DIAGNOSIS
Bell’s Palsy
• Bell’s Palsy merupakan kelumpuhan dari otot-otot wajah dan unilateral.
• Kelainan pada LMN – Nervus kranial VII
Gejala Klinis:• Kelumpuhan N. VII
DIFFERENT DIAGNOSIS
Stroke Non Hemoragik (Infark)
• Adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak
Gejala Klinis• Kelumpuhan pada sisi tubuh yang
berlawanan (hemiparesis kontralateral)
• Ketidakmampuan dalam mengendalikan buang air
• Gangguan saraf perasa pada satu sisi tubuh.
• Ketidakmampuan untuk menelan• Gangguan motoris pada lidah,
mulut, rahang, dan pita suara sehingga pasien sulit bicara
• Rasa kaku di wajah, mulut dan lidah
• Gangguan pengelihatan dan pendengaran
Transient Ischemic Attack• Deficit neurologi yang bersifat akut
yang terjadi kurang dari 24 jam, dapat hanya beberapa menit saja terjadi perbaikan yang reversible dan penderita pulih seperti semula dalam waktu kurang dari 24 jam
• Emboli, trombosis, plak pada arteri karotis interna dan arteri vertebralis.
Faktor Resiko :• Merokok• Alkohol• Hipertensi• Diabetes• Hiperkolestrolemia, hiperlipidemia
Gejala Klinis• Hemiparesis• Hilangnya sensasi hemisensorik• Afasia• Kebutaan monookular yang
disebabkan oleh iskemia retina• Paresis atau hilangnya sensasi
bilateral• Kebutaan mendadak bilateral (pada
usia lanjut)• Dipoplia, ataksia, vertigo, disfagia.
Setidaknya dua dari tiga gejala ini terjadi bersamaan.
• Muka miring kesatu sisi.
Ramsay Hunt Syndrom
• Infeksi herpes zoster pada ganglion genikulatum (Ramsay Hunt syndrom). Ramsay Hunt Syndrome (RHS) adalah infeksi saraf wajah yang disertai dengan ruam yang menyakitkan dan kelemahan otot wajah.
Miller Fisher Syndrom
• Varian dari Gullain Barre Syndrom
Gejala Klinis:• Opthalmoplegi• Ataksia• arefleksia yang kuat • Kelemahan otot mata• Kelemahan otot wajah tipe perifer
Tatalaksana
• Kortikosteroid• Prednison
40-60mg/hari (tappering off)
• Antiviral• Acyclovir 400mg
selama 10 hari
• Fisioterapi• Faranisasi• Electrical stimulation
• Operasi• Perawatan mata
• Air mata buatan• Salep mata• Kacamata
Komplikasi
• Crocodile tear phenomenon
• Synkinesis• Tic Facialis• Konjungtivitis• Keratitis
Prognosis
• Prognosis baik.
Etiologi
• Idiopatik• Kongenital
• Anomali kongenital (moebius syndrom)
• Trauma lahir (fraktur tengkorak, pendarahan intrakranial)
• Didapat• Trauma penyakit tulang
tengkorak• Proses intrakranial• Penekanan daerah proc.
Stilomastoideus• Infeksi tempay lain (HSV, otitis
media)
Epidemiologi
• Di Amerika Serikat terdapat 23 kasus per 100.000 orang.
• Insiden paling tinggi pada usia 15-45 tahun.
• Pada orang dewasa, lebih banyak dijumpai pada pria.
Patofisiologi
• Inflamasi• Peningkatan diameter• Kompresi N. VII
melalui tulang temporal
• Gangguan konduksi
• Paparan Udara dingin• N. VII menjadi sembab• Terjepit dalam foramen
stilomastoideus• Kelumpuhan fasialis
LMN
Kesimpulan
Bell’s palsy merupakan kelumpuhan nervus VII dan merupakan kelumpuhan perifer-neuropati fokal. Nervus VII merupakan saraf motoric, sehingga jika mengalami kelumpuhan, otot-otot dahi, mata, dan mulut akan mengamai kelumpuhan. Kelumpuhan ini merupakan lesi pada LMN. Penyebabnya masih belum jelas tapi diduga karena infeksi virus HSV. Bell’s palsy dapat diobati dengan obat kortikosteroid, antivirus, dan dapat dilakukan faranisasi yaitu tindakan fisioterapi. Penting bagi pasien agar menjaga mata yang lumpuh untuk tidak mengalami infeksi. Prognosis Bell’s palsy baik.
TERIMA KASIH