20
BELL’S PALSY

BELL’S PALSY.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BELL’S PALSY.pptx

BELL’S PALSY

Page 2: BELL’S PALSY.pptx

N. Fasialis

Nervus facialis mempunyai radiks motorik dan sensorik. Nukleus motorik mempersarafi otot-otot ekspresi

wajah, musculus auricularis, stapedius, venter posterior musculus digastricus dan musculus stylohyoideus.

Nukleus sensoris (nervus intermedius) menerima serabut-serabut pengecap dari 2/3 anterior lidah, dasar mulut dan palatum.

Page 3: BELL’S PALSY.pptx

N. Fasialis

Page 4: BELL’S PALSY.pptx

N. Fasialis

N. Fasialis mempunyai komponen somato sensorik eferen dan aferen dengan fungsi yang dapat dibedakan, yaitu: Branchial motor (special visceral efferent), yang menginervasi

otot-otot fasialis, otot digastrik bagian belakang, otot stylohyoideus dan stapedius.

Visceral motor (general visceral efferent), yang memberikan inervasi parasimpatik pada kelenjar lakrimal, sumandibular, sublingual, serta mukosa menginervasi mukosa nasofaring, palatum durum dan mole.

Sensorik khusus (Special afferent), yaitu memberikan sensasi rasa pada 2/3 anterior lidah dan inervasi palatum durum dan mole.

Sensorik umum (general somatic afferent), menimbulkan sensasi kulit pada konka, auricula, dan area di belakang telinga.

Page 5: BELL’S PALSY.pptx
Page 6: BELL’S PALSY.pptx
Page 7: BELL’S PALSY.pptx

BELL’S PALSY

Definisi Kelumpuhan atau paralisis wajah

unilateral karena gangguan nervus fasialis perifer yang bersifat akut dengan penyebab yang tidak teridentifikasi dan dengan perbaikan fungsi yang terjadi dalam 6 bulan

Page 8: BELL’S PALSY.pptx

EPIDEMIOLOGI

Bell’s palsy merupakan penyebab paralisis fasialis yang paling sering ditemukan, yaitu sekitar 75% dan seluruh paralisis fasialis.

Page 9: BELL’S PALSY.pptx

PATOFISIOLOGI

Inflamasi •Proses inflamasi akut pada nervus fasialis di daerah tulang temporal, di sekitar foramen stilomastoideus.

Unilateral •Hampir selalu terjadi secara unilateral.•Dalam jarak waktu satu minggu atau lebih dapat terjadi paralysis bilateral.

Berulang •Patofisiologinya belum jelas, tetapi salah satu teori menyebutkan terjadinya proses inflamasi pada nervus fasialis yang menyebabkan peningkatan diameter nervus fasialis sehingga terjadi kompresi dari saraf tersebut pada saat melalui tulang temporal.

Page 10: BELL’S PALSY.pptx

PATOFISIOLOGI

Perjalanan nervus fasialis keluar dari tulang temporal melalui kanalis fasialis yang mempunyai bentuk seperti corong yang menyempit pada pintu keluar sebagai foramen mental. Dengan bentukan kanalis yang unik tersebut, adanya inflamasi, demyelinisasi atau iskemik dapat menyebabkan gangguan dari konduksi. Impuls motorik yang dihantarkan oleh nervus fasialis bisa mendapat gangguan di lintasan supranuklear dan infranuklear.

Page 11: BELL’S PALSY.pptx

PATOFISIOLOGI

Lesi supranuklear bisa terletak di daerah wajah korteks motorik primer atau di jaras kortikobulbar ataupun di lintasan asosiasi yang berhubungan dengan daerah somatotropik wajah di korteks motorik primer.

Page 12: BELL’S PALSY.pptx

PATOFISIOLOGI

Paparan udara dingin

Nervus fasialis sembab terletak di pons, di sudut serebelo-pontin, di os

petrosum atau kavum timpani, di foramen stilomastoideus dan pada cabang-cabang tepi

nervus fasialis.

Terjepit di dalam

foramen stilomastoide

us

kelumpuhan fasialis

LMN

Page 13: BELL’S PALSY.pptx

PATOFISIOLOGI

Reaktivasi virus herpes (HSV tipe 1 dan virus herpes zoster)

Radang herpes zoster di ganglion genikulatum, nervus fasialis bisa ikut terlibat sehingga menimbulkan

kelumpuhan fasialis LMN.

Dahi tidak dapat dikerutkan, fisura palpebra tidak dapat ditutup dan pada usaha untuk memejam mata terlihatlah bola mata yang berbalik ke atas. Sudut mulut tidak bisa diangkat. Bibir tidak bisa dicucukan dan platisma tidak bisa digerakkan. Karena lagophtalmos, maka air mata tidak bisa disalurkan secara wajar sehingga tertimbun disitu.

Page 14: BELL’S PALSY.pptx

DIAGNOSIS

ANANMESISPada Bell’s palsy kelumpuhan yang terjadi sering unilateral pada satu sisi wajah dengan onset mendadak (akut) dalam 1-2 hari dan dengan perjalanan penyakit yang progresif, dan mencapai paralisis maksimal dalam 3 minggu atau kurang.Anamnesis yang lengkap mengenai onset, durasi, dan perjalanan penyakit, ada tidaknya nyeri, dan gejala lain yang menyertai penting ditanyakan untuk membedakannya dengan penyakit lain yangmenyerupai.

Page 15: BELL’S PALSY.pptx

DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan mengacu pada kriteria diagnosis :Menurut Taverner (1954 ):A. Paralisis dari semua kelompok otot ekspresi wajah pada satu sisi wajahB. Onset yang tiba- tibaC. Tidak adanya tanda- tanda penyakit susunan saraf pusat (SSP)D. Tidak adanya tanda penyakit telinga dan penyakit cerebellopontine angle

Page 16: BELL’S PALSY.pptx

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan

motorik

Pemeriksaan visceromotorik

Memeriksa kelenjar lakrimalis

Memeriksa kelenjar sublingualis

Memeriksa mukosa hidung

Pemeriksaan sensorik

Page 17: BELL’S PALSY.pptx

DIAGNOSIS

Menurut Ronthal:A. Terdapat suatu keterlibatan saraf fasialis yang difus yang digambarkan dengan paralisis dari otot- otot wajah, dengan atau tanpa kehilangan pengecapan pada dua pertiga anterior lidah atau sekresi yang berubah dari kelenjar saliva dan lakrimal.B. Onset akut, terjadi dalam 1 atau 2 hari, perjalanan penyakit progresif, mencapai kelumpuhan klinIs/ paralisis maksimal dalam 3 minggu atau kurang dari hari pertama kelemahan terlihat; dan penyembuhan yang dijumpai dalam 6 bulan.

Page 18: BELL’S PALSY.pptx

DIAGNOSA BANDING

Herpes Zoster Otikus (Ramsay Hunt Syndrome)

Guillain Barre Syndrome (GBS) Otitis MediaTumorTrauma

Page 19: BELL’S PALSY.pptx

MEDIKAMENTOSAAgen antiviral

Kortikosteroid

Perawatan mataAir mata pengganti

Lubrikan digunakan saat sedang tidur

Kaca mata atau pelindung yang dapat melindungi mata dari jejas dan

mengurangi kekeringan

PENATALAKSANAAN

NON MEDIKAMENTOSA

Pembedahan

Rehabilitasi Medik

Page 20: BELL’S PALSY.pptx

PROGNOSIS

- Penderita Bell’s palsy dapat sembuh total atau meninggalkan gejala sisa.- Faktor resiko yang memperburuk prognosis Bell’s palsy adalah:

a. Usia di atas 60 tahun.b. Paralisis komplit.c. Menurunnya fungsi pengecapan atau aliran saliva pada sisi yang lumpuh.d. Nyeri pada bagian belakang telinga.e. Berkurangnya air mata.

- Pada umumnya prognosis Bell’s palsy baik- Sekitar 80-90 % penderita sembuh dalam waktu 6 minggu sampai tiga

bulan tanpa ada kecacatan. - Penderita yang berumur 60 tahun atau lebih, mempunyai peluang 40%

sembuh total dan beresiko tinggi meninggalkan gejala sisa.