21
Berkuda Dalam Islam* Dasar-dasar Pemikirannya Muhaimin Iqbal *Disarikan dari Kitab Ad-Durrul Mantsur fit Tawil bil Matsur karya Imam As-Suyuthi.

Berkuda Dalam Islam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dasar-dasar ayat dan hadits tentang kewajiban dan keutamaan-keutamaan yang terkait dengan berkuda.

Citation preview

Page 1: Berkuda Dalam Islam

Berkuda Dalam Islam* Dasar-dasar Pemikirannya

Muhaimin Iqbal

*Disarikan dari Kitab Ad-Durrul Mantsur fit Tawil bil Matsur karya Imam As-Suyuthi.

Page 2: Berkuda Dalam Islam

Landasan Ayat

“Dan hendaklah kalian persiapkan untuk (melawan) mereka (musuh-musuh Islam) apa yang kalian mampu daripada kekuatan serta berupa pemeliharaan kuda. Dengannya kalian dapat menakuti musuh Allah dan musuh kalian serta musuh-musuh lainnya selain mereka, tidaklah kalian mengetahui mereka, namun Allah-lah yang mengetahui mereka. Dan tidaklah kalian menginfakkan sesuatu di jalan Allah, melainkan pasti akan digantikan (balasannya) kepada kalian, dan kalian tidak akan dizholimi”. (Qs. Al Anfal: 60).

Page 3: Berkuda Dalam Islam

Suatu Kewajiban

� Ada di dalam Ayat perintah (QS 8:60) è Wajib bagi yang mampu.

� Dikeluarkan oleh Abu Abdillah Husain bin Ismail al Mahamili dari Salman al Farisi ra ia berkata: saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah ada seorang laki-laki muslim, malainkan wajib baginya untuk mempunyai seekor kuda jika ia mampu”.

Page 4: Berkuda Dalam Islam

Perang Terbesar

�  Dari Yusair bin Jabir : Ketika ada badai merah di Kufah datanglah seorang yang tidak berkata lain selain :“Abdullah bin Mas’ud, hari akhir telah tiba”. Dia (Abdullah bin Mas’ud) duduk bersandarkan sesuatu dan berkata : “Hari akhir tidak datang sampai orang berbagi harta peninggalan, bersuka cita atas harta rampasan perang dan kemudian berkata sambil menunjuk ke arah Syria, dengan memberi isyarat dengan tangannya seperti ini : “Musuh akan mengumpulkan kekuatan untuk melawan Muslim dan Muslim-pun akan mengumpulkan kekuatan terhadap mereka.”” Saya berkata : “Maksud engkau Romawi ?” dia berkata : “Ya, dan kemudian akan terjadi peperangan dasyat dan muslim meneguhkan niat untuk tidak kembali kecuali menang. Mereka berperang sampai malam datang, kedua pihak akan kembali tanpa kemenangan dan keduanya akan tersapu bersih. Muslim kembali meneguhkan niat untuk berperang sampai mati dan tidak kembali kecuali dengan kemenangan. Ketika peperangan memasuki hari ke empat, sisa pasukan Muslim kembali meneguhkan niat dan Allah akan menentukan bahwa musuh harus dipaksa mundur. Dan mereka bertempur seperti pertempuran yang belum pernah dilihat sebelumnya, begitu dasyatnya sampai bila ada burung lewat-pun tidak akan selamat, bila dihitung dari kedua belah pihak hanya ada satu dari seratus yang selamat. Tidak ada perolehan harta rampasan perang yang bisa dinikmati dan tidak ada harta peninggalan yang bisa dibagi. Mereka dalam kondisi seperti ini ketika mendengar ada musibah yang bahkan jauh lebih mengerikan. Dan sebuah teriakan akan sampai ke mereka : “Dajjal telah mengambil alih tempat kalian, berada di antara anak keturunan kalian.”” Mereka kemudian melepaskan apa yang ada di tangan mereka dan maju mengirimkan 10 orang penunggang kuda sebagai pasukan pemandu. Rasululah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam berkata : “ Saya tahu nama-nama mereka dan bapak-bapak leluhur mereka serta warna kuda-kuda mereka. Mereka adalah penunggang kuda terbaik di permukaan bumi saat itu atau di antara penunggang kuda terbaik di muka bumi saat itu.”. (HR. Muslim, Kitab no 41 Hadits No 6927).

Page 5: Berkuda Dalam Islam

Penunggang Kuda Terbaik

�  Peperangan dasyat akh i r jaman melibatkan para penunggang kuda terbaik pada jamannya.

� Lantas siapa mereka-mereka ini ? � Siapa yang melatih mereka ? � Kapan mereka mulai berlatih ? � Kapan budaya (kembali ) berkuda itu

mulai ? � Entah berapa lama dan berapa banyak

generasi akan berlalu sebelum sampai saat itu, tetapi bila persiapannya tidak mulai kita lakukan, lantas siapa yang akan mulai melakukannya ?

Page 6: Berkuda Dalam Islam

Permainan Terbaik

�  Dalam hidup kadang kita butuh hal-hal yang menghibur, seperti permainan. Tetapi bila ada permaninan yang sesuai sunnah dan disaksikan para malaikat, apa kita masih perlu permainan yang melalaikan dan batil/mendatangkan dosa ?

�  Dikeluarkan oleh Abu Ubaidah di dalam kitab “al Khail” (Kuda) dari Abu Sya’tsa Jabir bin yazid ra bahwa Nabi saw bersabda: "Memanah dan menunggang kudalah kalian, dan memanah kalian lebih aku senangi, tiap permainan yang dimainkan oleh orang beriman adalah batil kecuali tiga permainan: bidikan busurmu, melat ih kudamu serta candamu dengan keluargamu, maka semua itu adalah hak.”

�  Dikeluarkan oleh Imam Tsaqafi di dalam kitab Fawaidnya dari Abu Ayyub al Anshori ra bahwa Nabi saw bersabda: “Para malaikat tidak hadir pada suatu permainan pun kecuali tiga (permainan): bercumbunya seorang kepada isterinya, latihan memacu kuda dan memanah.”Dalam al Jami’ al Kabir (juz 1/2/1321) : (1163) Tiada dari apa pun permainan yang para malaikat berada (disana) kecuali tiga: seseorang bersama isterinya, memacu kuda dan memanah. (al Hakim di dalam kitab al Kuna dari Abu Ayyub).

Page 7: Berkuda Dalam Islam

Peliharaan Yg Berkah

�  Kadang kita suka memelihara binatang piaraan untuk kesenangan, hobi dlsb., mengapa tidak memelihara yang mendatangkan keberkahan ?

�  Dikeluarkan oleh Ahmad Bin Sulaiman dan Najjad di bagian juz yang masyhur, dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Kuda adalah binatang yang liar seperti binatang-binatang liar lainnya. Ketika Allah ـ memberi izin kepada Nabi Ibrahim as dan Ismail as untuk membangun pondasi Baitullah maka Allah swt ـ ber firman: “Sesungguhnya Aku akan memberikan suatu pusaka kepada kalian berdua yang telah aku simpan (untuk kalian berdua)”. Kemudian Allah ـ mewahyukan kepada Nabi Ismail as: keluarlah dan panggillah pusaka tersebut!. Maka Nabi Ismail as pergi ke suatu tempat yang bernama Ajnad dan pusaka itu berada di tempat tersebut, tetapi ia tidak tahu apa doa dan pusaka tersebut. Lalu Allah ـ mengilhamkan kepada Nabi Ismail as doanya, maka tidak ada seekor kuda dipermukaan bumi melainkan mereka menjawab dan menyerahkan diri dengan patuh kepada Nabi Ismail as, lalu ia munundukkannya. Maka tunggang dan siapkanlah kuda, karena kuda mempunyai keberkahan dan ia adalah warisan nenek moyang kalian Nabi Ismail as.”

Page 8: Berkuda Dalam Islam

Keberkahan dan Kemuliaan

�  Umat yang diciptakan mulia oleh Allah ini kini tercabik-cabik oleh berbagai kepentingan, juga antara lain karena tiadanya budaya berkuda lagi di antara umat jaman ini.

�  Dikeluarkan oleh As-Tsa’labi dari ‘Ali R.A, ia berkata : “ Rasulullah Shallallahu ‘ Alaihi Wasallam bersabda : “Ketika Allah ingin menciptakan kuda, maka Dia berfirman kepada angin selatan : “Sesungguhnya Aku akan menciptakan makhluk dari kalian, maka jadikanlah dia sebagai kemuliaan terhadap wali-waliKu, kehinaan bagi musuh-musuhKu, dan keindahan bagi orang-orang yang taat kepadaKu”. Angin selatan berkata : “ Ciptakanlah !”. Lalu diambil satu genggam dari angin tersebut, maka Allah menciptakannya menjadi seekor kuda. Allah berfirman kepadanya : “Aku ciptakan kamu untuk bangsa Arab, aku jadikan kebaikan selalu tersemat pada ubun-ubun-mu, harta rampasan perang terkumpul di pundakmu, Aku buat pemilikmu bersikap lemah-lembut terhadapmu, dan aku jadikan engkau terbang tanpa sayap (karena larinya yang sangat cepat), kamu bisa mengejar musuh dan lari dari kepungannya. Dan aku jadikan orang-orang yang menunggangmu bertasbih, bertahmid dan bertahlil kepadaKu, engkau bertasbih ketika mereka bertasbih, engkau bertahlil ketika mereka bertahlil, engkau bertakbir ketika mereka bertakbir”. Maka Rasulullah SAW bersabda : “ Para malaikat mendengar tentang penciptaan kuda dan mereka melihatnya, lalau mereka bertanya : “ Ya Rabb, kami adalah malaikatMu, yang selalu bertasbih dan bertahmid kepadaMu, maka apa yang kami dapatkan?” , maka Allah menciptakan kuda abu-abu untuk mereka (para malaikat) dan lehernya seperti leher unta (panjang). Ketika Allah menurunkan kuda (untuk manusia) ke bumi dan kedua kakinya menginjak bumi maka ia langsung meringkik, lalu dikatakanNya : “Engkau diberi keberkahan dari binatang (lainnya), Aku selalu hinakan dengan ringkikanmu orang-orang musyrik, begitu juga para pemimpin mereka, Aku penuhi telinga mereka dengan ringkikanmu dan aku masukkan rasa takut di hati-hati mereka”. Ketika Allah SWT memperlihatkan semua benda kepada nabi Adam AS, lalu Allah SWT berfirman : “Pilihlah dari makhlukku yang engkau mau ?”. Maka nabi Adam memilih kuda, Allah SWT berfirman : “ Engkau telah memilih untuk kemuliaanmu dan kemuliaan keturunanmu, kekallah selama mereka (kuda-kuda) masih kekal (masih ada), dan keberkahanKu terhadapmu dan terhadap mereka selama Aku ciptakan makhluk yang paling Aku cintai dari engkau dan mereka (kuda)”. (Abu Syeikh meriwayatkan hadits ini di dalam kitab ‘Adhomah).

Page 9: Berkuda Dalam Islam

3 Jenis Kuda

�  Memiliki kuda bisa mendatangkan pahala, bisa sebagai pelindung tetapi bisa juga mendatangkan dosa. Jangan sampai keliru kita ketika bisa memiliknya.

�  Dikeluarkan oleh Malik, Bukhari dan Muslim begitu juga Baihaqi di dalam kitab Syu’abil Iman dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: kuda itu untuk tiga golongan: pertama sebagai pahala, kedua sebagai pelindung, dan yang ketiga sebagai dosa. Adapun kuda yang menjadi pahala adalah seseorang yang mengikatnya dijalan Allah swt, lalu dia gembalakan di padang rumput. Maka tidak ada rumput yang dimakannya di padang rumput tersebut kecuali dia mendapatkan kebaikan. jika kuda tersebut memutuskan talinya kemudian ia lari satu lompatan atau lebih, maka bekas jejak dan kotorannya akan menjadi suatu kebaikan bagi pemiliknya. Dan jika ia melewati sungai kemudian ia minum padahal pemiliknya tidak memberi minum, maka itu juga menjadi suatu kebaikan baginya, maka kuda ini menjadi pahala baginya. Seseorang yang mengikatnya untuk kekayaan namun ia tidak melupakan hak Allah ـ dalam makanan dan punggungnya, maka ini kuda akan menjadi penolong baginya. Seseorang yang mengikatnya untuk menyombongkan diri, riya, dan memusuhi orang Islam, maka kuda ini akan menjadi dosa baginya.

Page 10: Berkuda Dalam Islam

Kebaikan Sampai Kiamat

� Berkuda adalah relevan di jaman ini , bahkan sampai hari kiamat tiba !

� Dikeluarkan oleh Malik, Ahmad Bin Hanbal, At-Thoyalisi, Ibnu Abi Syaibah, Bukhari, Muslim, Nasa'i, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari Ibnu Umar ra. bahwa Rasulullah saw bersabda: "kebaikan akan selalu terikat di ubun-ubun kuda sampai hari kiamat”.

Page 11: Berkuda Dalam Islam

Allah Penolong Kita

�  Kuda bukanlah penolong kita – Allah-lah Sang Penolong itu, bila Dia menolong kita – terserah Dia sarana yang dipilihNya. Salah satu yang dipilihnya itu adalah kuda.

�  Dikeluarkan oleh Thobrani dan Ajurri didalam kitab An-Nashihah dari Abi Kabsyah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: "kebaikan akan selalu terikat di ubun-ubun kuda sampai hari kiamat. Dan orang yang memilikinya tertolong atasnya, dan orang menafkahi kuda seperti orang yang selalu membuka tangannya untuk bersedekah."

Page 12: Berkuda Dalam Islam

Jauhkan Kesombongan

�  Orang yang berkuda mudah sekali jatuh ke kesombongan, maka hendaknya dia bener-bener meluruskan niat untuk tidak terjerumus pada kesombongan.

�  Dari Abu Hurairah : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Kebanggaan dan kesombongan adalah karakter para pemilik kuda dan unta, dan orang-orang badui yang s ibuk dengan untanya dan t idak memperhatikan agamanya; sedangkan kesederhanaan dan kesantunan adalah karakter para pemi l ik domba.” (HR. Bukhari)

�  Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan Ahmad dari Asma binti Yazid ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda: "pada ubun-ubun kuda terikat suatu kebaikan selamanya sampai hari kiamat. Maka barang siapa yang mempersiapkannya di jalan Allah ـ dan ikhlas karena-Nya, maka sesungguhnya laparnya, kenyangnya, hausnya, kencingnya, dan kotorannya sebuah kemenangan dalam timbangan pada h a r i k i a m a t . D a n b a r a n g s i a p a m e n g i k a t n y a (memeliharanya) karena riya, sum’ah dan sombong maka sesungguhnya laparnya, kenyangnya, hausnya, kencingnya, dan kotorannya akan menjadi kerugian dalam timbangannya pada hari kiamat."

Page 13: Berkuda Dalam Islam

Kuda Allah

�  Kuda itu ada tiga jenis, maka jangan keliru dengan memiliki kuda setan !

�  Dikeluarkan oleh Imam Ahmad dari Ibnu Mas’ud ra dari Rasulullah saw beliau bersabda: "kuda itu terbagi tiga: kuda Allah swt, kuda manusia, dan kuda setan. Adapun kudanya Allah ـ adalah kuda yang diikat di jalan Allah ـ, maka makanannya, kotorannya, kencingnya sesuai dengan kehendak Allah ـ. Adapun kuda setan adalah kuda yang dijadikan perjudian atau dipertaruhkan. Adapun kuda manusia adalah kuda yang diikat untuk dijadikan makanan, maka itu adalah penutup dari kafakiran."

Page 14: Berkuda Dalam Islam

Pelindung dari Neraka

� Segala cara harus kita lakukan agar terlindung dari api neraka. Salah satunya adalah dengen memelihara kuda di jalan Allah !

� Dikeluarkan oleh Imam Dimyati dalam kitab al Khail dari Zaid bin Tsabit ra ia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang memelihara kuda di jalan Allah, maka itu akan menjadi penghalang baginya dari api neraka”.

Page 15: Berkuda Dalam Islam

Wewangian Surga

�  Jangan risau dengan bau kuda, karena itu bagian dari wewangian surga !

�  Dikeluarkan oleh Ibnu Abi ‘Ashim di dalam kitab al Jihad dari Yazid bin Abdullah bin Gharib al Mualaiki dari ayahnya dari kakeknya ia berkata: Rasulul lah saw bersabda: “tentang kuda, dan air kencing serta kotorannya adalah sentuhan dari pada minyak wangi surga”.

�  Dikeluarkan oleh Ibnu Sa’ad ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Orang yang berinfaq untuk (pemeliharaan) kuda adalah seperti orang yang membuka tangannya untuk bersedekah, tidak menahannya, dan kencing serta kotorannya di sisi Allah adalah seperti we wangian kasturi”.

Page 16: Berkuda Dalam Islam

Pembiayaan Kuda

�  Jangan risau dengan mahalnya pembiayaan kuda, setiap butir makanannya adalah kebaikan.

�  Dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan Ibnu Abi ‘Ashim dari Tamim ad Dari ra ia berkata: saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang mengikat (memelihara) seekor kuda di jalan Allah, kemudian ia memberinya makan dengan tangannya, maka baginya dari setiap biji satu kebaikan.”

�  Dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Abi ‘Ashim meriwayatkan dari Tamim ad Darii ra berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah seorang muslim membersihkan gandum untuk kudanya, kemudian ia memberi makan dengannya kepada kuda tersebut melainkan Allah akan menuliskan baginya satu pahala dari setiap biji makanan yang ia berikan”.

�  Ibnu Abi ‘Ashim meriwayatkan dari Ibnu al Handzaliyah ra ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang mengikat (memelihara) kuda di jalan Allah, ia pun menanggung biaya pengurusan kuda tersebut, maka itu bagaikan orang yang mengulurkan tangannya dengan bersedekah yang tiada putusnya”.

Page 17: Berkuda Dalam Islam

Kuda Yang Baik

�  Seperti apa memilih kuda yang baik ? Berikut antara lain petunjuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :

�  Dikeluarkan oleh al Imam Ibnu Sa’ad, Abu Daud dan Nasa’i dari Abu Wahab al Jusyamiyyi ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Ikatlah kudamu, dan usaplah di ubun-ubun dan punggungnya, kemudia ikatlah di bagian lehernya, namun janganlah engkau mengikatnya dengan cara yang keras dan hendaklah kalian meiliki kuda yang berwarna merah kehitam-hitaman, yang wajah dan kakinya berwarna putih, atau berwarna pirang (merah kekuning-kuningan) yang wajah dan kakinya berwarna putih atau berwarna hitam yang wajah dan kakinya berwarna putih”.

�  Dikeluarkan oleh imam al Waqidi dari Abdullah bin ‘Amr bin Ash ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik kuda ialah yang berwarna pirang, dan jikalau tidak ada, maka kuda yang berwarna hitam yang wajah dan kakinya berwarna putih yang salah satu ketiga warnanya terdapat di kakinya”.

�  Dikeluarkan oleh Hasan bin Arafah dari Musa bin Ali bin Rabah al Lakhami dari ayahnya ra ia berkata: Pernah ada seorang laki-laki yang menghadap kepada Rasulullah saw kemudian ia berkata: “Sesungguhnya aku ingin membeli kuda”. Maka Rasulullah saw bersabda kepadanya: “Hendaklah kamu membeli kuda yang berwarna merah kehitam-hitaman ataupun berwarna hitam dan putih pada bagian dahi, ujung hidung dan kakinya”.

Page 18: Berkuda Dalam Islam

Menggetarkan Musuh

�  Kuda bukan hanya menggetarkan musuh Allah dan musuh kita yang berupa manusia(yang kelihatan), tetapi juga musuh yang tidak kelihatan berupa kaum munafik dan juga jin.

�  Dikeluarkan oleh Imam Sa’ad, al Harts bin Abu Usamah, Abu Ya’la, Ibnu Mundzir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Qani’ di dalam kitab Mu’jamnya, Thabrani, Abu Syaikh, Ibnu Mandah, ar Rauyani di dalam kitab Musnadnya, Ibnu Mardawaih dan Ibnu ‘Asakir dari Yazib bin Abdullah bin Uraib, dari ayahnya dari kakeknya dari Nabi saw beliau bersabda ketika menafsirkan ayat:

وَآخَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْ الَ تَعْلَمُوْنَهُمُ اهللاُ يَعْلَمُهُمْ �  “Dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya”. Beliau bersabda: “Mereka itu adalah jin, dan setan tidak dapat membinasakan seorang manusia yang di dalam rumahnya terdapat kuda yang bebas”.

Page 19: Berkuda Dalam Islam

Pacuan Kuda

�  Pacuan kuda adalah satu dari dua olah raga yang ada sunnahnya, yang lain adalah memanah.

�  Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Umar : “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengadakan pacuan kuda, kuda yang terlatih berpacu dari tempat yang disebut Al-Hafya’ sampai Thaniyat Al-wada’ dan kuda yang belum terlatih berpacu dari Al-Thaniya sampai ke masjid bani Zuraiq.” Perawi Menambahkan bahwa Ibn Umar adalah salah satu yang ikut pacuan ini (HR. Bukhari)

�  Jarak antara Al-Hafya’ sampai Thaniyat Al-wada’ sekitar 5-6 miles, dan antara Al-Thaniya sampai ke masjid bani Zuraiq adalah 1 mile.

Page 20: Berkuda Dalam Islam

Wakaf Kuda

�  Meskipun bukan sesuatu yang bertahan relatif se lamanya ( seper i tanah) , kuda dapat diwakafkan sebagaimana orang berwakaf dengan pohon, buku/kitab dan karpet (untuk masjid dlsb) – wakafnya berlangsung sampai masa penggunaannya habis (mati)

�  Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Umar : Umar bin Al-Khattab memberikan kuda untuk (jalan) Allah dan kemudian melihat kuda tersebut dijual di pasar dan dia berniat membeli kembali. Kemudian dia menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk minta ijin. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “jangan mengambil kembali yang sudah diberikan di jalan Allah”. Atas alasan ini Ibn ‘Umar tidak pernah membeli barang yang telah diberikan di jalan Allah, dan bila karena tidak tahu dia membelinya, dia akan berikan lagi. (HR. Bukhari).

Page 21: Berkuda Dalam Islam

Bukan Wacana !

�  Insyaallah kajian ini bukan hanya berhenti di tataran ilmu dan wacana, tetapi akan segera ditindak lanjuti.

� Bejana kosong karena tidak diisi – bukan wacana kosong tetapi rencana aksi. InsyaAllah !