18
Tugas Ke : 5 Bhineka Tunggal Ika Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Geomorfologi Fakultas Teknik Geologi Disusun Oleh Gustiani Indah Pratiwi 270110130088 Kelas D UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2014

Bhineka Tunggal Ika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kewarganegaraan

Citation preview

  • Tugas Ke : 5

    Bhineka Tunggal Ika

    Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Geomorfologi

    Fakultas Teknik Geologi

    Disusun Oleh

    Gustiani Indah Pratiwi

    270110130088

    Kelas D

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    SUMEDANG

    2014

  • i

    KATA PENGANTAR

    Rasa syukur yang mendalam penulis sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Pengasih,

    karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan harapan.

    Adapun dalam makalah ini penulis membahas bidang kajian Kewarganegaraan, yaitu Bhineka

    Tunggal Ika.

    Makalah ini penulis buat dalam rangka memperdalam, memperpaham dan memperkaya

    pengetahuan dalam bidang kajian Kewarganegaraan. Adapun makalah ini diajukan untuk

    memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan.

    Penulis mohon maaf apabila masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam

    penulisan makalah ini.

    Bandung, 24 Maret 2014

    Gustiani Indah Pratiwi

    270110130088

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

    1.2 Maksud dan Tujuan .......................................................................................................... 1

    1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

    BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3

    2.1 Bhineka Tunggal Ika ............................................................................................................. 3

    2.1.1 Pengertian Bhineka Tunggal Ika .................................................................................... 3

    2.1.2 Makna Bhineka Tunggal Ika .......................................................................................... 4

    2.1.3 Sejarah Bhineka Tunggal Ika ......................................................................................... 6

    2.2 Burung Garuda ...................................................................................................................... 8

    2.2.1 Pengertian Burung Garuda ............................................................................................. 8

    2.2.2 Makna Burung Garuda ................................................................................................... 8

    2.2.3 Point-Point Penting pada Lambang Burung Garus ....................................................... 10

    2.2.4 Penggunaan Lambang Negara ...................................................................................... 12

    BAB III KESIMPULAN............................................................................................................... 14

    3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 14

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Ungkapan Bhinneka Tunggal Ika tercantum sebagai seloka dalam lambang negara kita dalam

    makna kebangsaan yang lebih kompleks. Meskipun dalam narasi di atas konteksnya hanya

    mengacu kepada kemajemukan dalam agama, tetapi dalam implementasinya dalam kehidupan

    kenegaraan falsafah Bhinneka Tunggal Ika menjiwai kehidupan sosial politik kenegaraan secara

    lebih luas pada zaman itu, tercermin dari tatanan sosial politik, budaya, dan hukum, sebagaimana

    yang kita implementasikan dalam problem kebangsaan kita yang sekarang jauh lebih kompleks.

    Dalam konteks pergulatan bangsa di tengah-tengah problem kemaemukan, Pancasila tampil

    sebagai ideologi yang paling cemerlang, khususnya apabila dibandingkan dengan bangsa-bangsa

    lain dalam pergulatan nasional mereka, meskipun problem kemajemukan kita jauh lebih

    kompleks.

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah

    1. Memahami arti Burung Garuda sebagai lambang negara.

    2. Memahami arti dari Bhineka Tunggal Ika.

    3. Mengetahui sejarah Bhineka Tunggal Ika.

    4. Mengetahui pengaruh dari Bhineka Tunggal Ika di masa sekarang.

    5. Mengetahui point-point penting dari Bhineka Tunggal Ika.

    6. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

  • 2

    1.3 Rumusan Masalah

    1. Apa arti dan pemahaman dari Bhineka Tunggal Ika

    2. Apa arti dari Burung Garuda

    3. Bagaimana sejarah keterkaitannya

    4. Apa pengaruh dari jargon-jargon tersebut

    5. Bagaimana pengaruhnya pada kehidupan di masa sekarang

    6. Apa point-point penting dari Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Bhineka Tunggal Ika

    2.1.1 Pengertian Bhineka Tunggal Ika

    Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku

    atau kitab sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular. Secara mendalam Bhineka

    Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian,

    adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air.

    Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama.

    Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik Indonesia

    yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita

    yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-beda

    tetapi tetap satu jua. Secara resmi lambang ini digunakan dalam Sidang Kabinet Republik

    Indonesia Serikat yg dipimpin oleh Bung Hatta pada tanggal 11 Februari 1950 berdasarkan

    rancangan yang diciptakan oleh Sultan Hamid ke-2 (1913-1978). Pada sidang tersebut

    mengemuka banyak usulan rancangan lambang negara, selanjutnya yang dipilih adalah usulan

    yang diciptakan Sultan Hamid ke-2 & Muhammad Yamin, dan kemudian rancangan dari Sultan

    Hamid yang akhirnya ditetapkan (Yasni, Z, 1979).

    Karya Mpu Tantular tersebut oleh para founding fathers diberikan penafsiran baru sebab

    dianggap sesuai dengan kebutuhan strategis bangunan Indonesia merdeka yang terdiri atas

    beragam agama, kepercayaan, etnis, ideologi politik, budaya dan bahasa. Dasar pemikiran

    tersebut yang menjadikan semboyan keramat ini terpajang melengkung dalam cengkeraman

    kedua cakar Burung Garuda.

  • 4

    2.1.2 Makna Bhineka Tunggal Ika

    Makna Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia sebagaimana dijelaskan dimuka

    bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki

    kebudayaan dan adat-istiadat yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan suatu

    persatuan. Penjelmaan persatuan bangsa dan wilayah negara Indonesia tersebut disimpulkan

    dalam PP. No. 66 tahun 1951, 17 Oktober diundangkan tanggal 28 Nopember 1951, dan termuat

    dalam Lembaran Negara No. II tahun 1951.

    Makna Bhineka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas

    beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-

    macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu

    merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut

    bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu

    dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa

    dan negara Indonesia.

    Dalam praktek tumbuh dan berkembangnya persatuan suatu bangsa (nasionalisme)

    terdapat dua aspek kekuasaan yang mempengaruhi yaitu kekuasaan pisik (lahir), atau disebut

    juga kekuasan material yang berupa kekerasan, paksaan dan kekuasaan idealis (batin) yang

    berupa nafsu psikis, ide-ide dan kepercayaan-kepercayaan. Proses nasionalisme (persatuan) yang

    dikuasai oleh kekuasaan pisik akan tumbuh dan berkembang menjadi bangsa yang bersifat

    materialis.

    Sebaliknya proses nasionalisme (persatuan) yang dalam pertumbuhannya dikuasai oleh

    kekuasaan idealis maka akan tumbuh dan berkembang menjadi negara yang ideal yang jauh dari

    realitas bangsa dan negara. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia prinsip-prinsip nasionalisme

    itu tidak berat sebelah, namun justru merupakan suatu sintesa yang serasi dan harmonis baik hal-

    hal yang bersifat lahir maupun hal-hal yang bersifat batin. Prinsip tersebut adalah yang paling

    sesuai dengan hakikat manusia yang bersifat monopluralis yang terkandung dalam Pancasila.Di

    dalam perkembangan nasionalisme didunia terdapat berbagai macam teori antara lain Hans Kohn

    yang menyatakan bahwa:

  • 5

    Nasionalisme terbentuk ke persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah negara dan

    kewarganegaraan .

    Bangsa tumbuh dan berkembang dari analisir-analisir akar-akar yang terbentuk melalui

    jalannya sejarah. Dalam masalah ini bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa

    yang memiliki adat-istiadat dan kebudayaan yang beraneka ragam serta wilayah negara

    Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu kepulauan. Oleh karena itu keadaan yang beraneka ragam

    itu bukanlah merupakan suatu perbedaan yang saling bertentangan namun perbedaan itu justru

    merupakan daya penarik kearah resultan sehingga seluruh keanekaragaman itu terwujud dalam

    suatu kerjasama yang luhur yaitu persatuan dan kesatuan bangsa.

    Selain dari itu dalam kenyataan objektif pertumbuhan nasionalisme Indonesia telah

    dibentuk dalam perjalanan sejarah yang pokok yang berakar dalam adat-istiadat dan kebudayaan.

    Prinsip-prinsip nasionalisme Indonesia (Persatuan Indonesia) tersusun dalam kesatuan majemuk

    tunggal yaitu :

    a) Kesatuan sejarah; yaitu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam suatu proses

    sejarah.

    b) Kesatuan nasib; yaitu berda dalam satu proses sejarah yang sama dan mengalami nasib

    yang sama yaitu dalam penderitaan penjajah dan kebahagiaan bersama.

    c) Kesatuan kebudayaan; yaitu keanekaragaman kebudayaan tumbuh menjadi suatu bentuk

    kebudayaan nasional.

    d) Kesatuan asas kerohanian; yaitu adanya ide, cita-cita dan nilai-nilai kerokhanian yang

    secara keseluruhan tersimpul dalam Pancasila.

    Berdasarkan prinsip-prinsip nasionalisme yang tersimpul dalam sila ketiga tersebut dapat

    disimpulkan bahwa naionalisme (Persatuan Indonesia) pada masa perjuangan pergerakan

    kemerdekaan Indonesia memiliki peranan historis yaitu mampu mewujudkan Proklamasi

    Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Jadi Persatuan Indonesia sebagai jiwa dan semangat

    perjuangan kemerdekaan RI.D. Peran Persatuan Indonesia dalam Perjuangan Kemerdekaan

    Indonesia

  • 6

    2.1.3 Sejarah Bhineka Tunggal Ika

    Menurut Muhammad Yamin bangsa Indonesia dalam merintis terbentuknya suatu bangsa

    dalam panggung politik Internasional melalui suatu proses sejarahnya sendiri yang tidak sama

    dengan bangsa lain. Dalam proses terbentuknya persatuan tersebut bangsa Indonesia

    menginginkan suatu bangsa yang benar-benar merdeka, mandiribebas menentukan nasibnya

    sendiri tidak tergantung pada bangsa lain.

    Menurutnya terwujudnya Persatuan Kebangsaan Indonesia itu berlangsung melalui tiga

    fase. Pertama Zaman Kebangsaan Sriwijaya, kedua Zaman Kebangsaan Majapahit, dan ketiga

    Zaman Kebangsaan Indonesia Merdeka (yang diplokamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945).

    Kebangsaan Indonesia pertama dan kedua itu disebutnya sebagai nasionalisme lama, sedangkan

    fase ketiga disebutnya sebagai nasionalisme Indonesia Modern, yaitu suatu Nationale Staat atau

    Etat Nationale yaitu suatu negara Kebangsaan Indonesia Modern menurut susunan kekeluargaan

    yang berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa serta kemanusiaan.

    Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, pengertian Persatuan Indonesia adalah

    sebagai faktor kunci yaitu sebagai sumber semangat, motivasi dan penggerak perjuangan

    Indonesia.

    Hal itu tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut : Dan

    perjuangan pergerakan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat

    sentausa menghantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia

    yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur .

    Cita-cita untuk mencapai Indonesia merdeka dalam bentuk organisasi modern baik

    berdasarkan agama Islam, paham kebangsaan ataupun sosialisme itu dipelopori oleh berdirinya

    Serikat Dagang Islam (1990), Budi Utomo (1908), kemudian Serikat Islam (1911),

    Muhammadiyah (1912),Indiche Partij (1911), Perhimpunan Indonesia (1924), Partai Nasional

    Indonesia (1929), Partindo (1933) dan sebagainya.

    Integrasi pergerakan dalam mencapai cita-cita itu pertama kali tampak dalam bentuk

    federasi seluruh organisasi politik/ organisasi masyarakat yang ada yaitu permufakatan

    perhimpunan-perhimpunan Politik Kemerdekaan Indonesia (1927). Kebulatan tekad untuk

  • 7

    mewujudkan Persatuan Indonesia kemudian tercermin dalam ikrar Sumpah Pemuda yang

    dipelopori oleh pemuda perintis kemerdekaan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta yang

    berbunyi :

    1. PERTAMA. Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Bertumpah darah Satu

    Tanah Air Indonesia.

    2. KEDUA. Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Berbangsa Satu Bangsa

    Indonesia.

    3. KETIGA. Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa

    Indonesia.

    Sumpah Pemuda yang mengatakan Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Indonesia

    maka ada tiga aspek Persatuan Indonesia yaitu :

    1. Aspek Satu Nusa : yaitu aspek wilayah, nusa berarti pulau, jadi wilayah yang

    dilambangkan untuk disatukan adalah wilayah pulau-pulau yang tadinya bernama Hindia

    Belanda yang saat itu dijajah oleh Belanda. Ini untuk pertama kali secara tegas para

    pejuang kemerdekaan meng-klaim wilyah yang akan dijadikan wilayah Indonesia

    merdeka.

    2. Aspek Satu Bangsa : yaitu nama baru dari suku-suku bangsa yang berada da wilayah

    yang tadinya bernama Hindia Belanda yang tadinya dijajh oleh Belanda

    memplokamirkan satu nama baru sebagai Bangsa Indonesia. Ini adalah awal mula dari

    rasa nasionalisme sebagai kesatuan bangsa yang berada di wilayah sabang sampai

    Merauke.

    3. Aspek Satu Bahasa : yaitu agar wilayah dan bangsa baru yang bterdiri dari berbagai suku

    dan bahasa bisa berkomunikasi dengan baik maka dipakailah sarana bahasa Indonesia

    yang ditarik dari bahasa Melayu dengan pembaharuan yang bernuansakan pergerakan

    kearah Indonesia yang Merdaka. Untuk pertama kali para pejuang kemerdekaan

    memplokamirkan bahasa yang akan dipakai negara Indonesia merdeka yaitu bahasa

    Indonesia.

  • 8

    2.2 Burung Garuda

    2.2.1 Pengertian Burung Garuda

    Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu yang berasal

    dari India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung Garuda itu sendiri

    melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu melambangkan

    kemegahan atau kejayaan. Pada burung garuda, jumlah masing-masing sayap bulunya berjumlah

    17 yang mempunyai makna, tanggal kemerdakaan negara kita yakni tanggal 17.

    2.2.2 Makna Burung Garuda

    Bulu ekor memiliki jumlah 8 yang melambangkan bulan kemerdekaan negara kita bulan

    Agustus yang merupakan bulan ke-8. Dan bulu-bulu di pangkal ekor atau perisai berjumlah 19

    helai dan di lehernya berjumlah 45 helai.

    Sehingga kesemua jumlah bulu yang ada di setiap bagiannya melambangkan tanggal

    kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945.

    Kepala Burung Garuda yang menoleh ke kanan mungkin karena pemikiran orang zaman

    dahlu yang ingin Indonesia menjadi negara yang benar dan bermaksud agar Indonesia tidak

    menempuh jalan yang salah. Dan anggapan bahwa arah ke kanan adalah arah yang baik lah yang

    membuat kepala Garuda dibuat menghadap ke kanan. Biasanya banyak anggapan yang

    mengatakan bahwa jalan yang benar itu dilambangkan dengan arah kanan, makanya kepala

    garuda Indonesia selalu mengarah ke kanan.

    Sayap yang membentang adalah siap terbang ke angkasa. Burung Garuda dengan sayap

    yang mengembang siap terbang ke angkasa, melambangkan dinamika dan semangat untuk

    menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara

    Perisai yang dikalungkan melambangkan pertahanan Indonesia. Pada perisai itu

    mengandung lima buah simbol yang masing-masing simbol melambangkan sila-sila dari dasar

    negara Pancasila.

  • 9

    Bagian tengah terdapat simbol bintang bersudut lima yang melambangkan sila pertama

    Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Lambang bintang dimaksudkan sebagai sebuah

    cahaya, seperti layaknya Tuhan yang menjadi cahaya kerohanian bagi setiap manusia.

    Sedangkan latar berwarna hitam melambangkan warna alam atau warna asli, yang

    menunjukkan bahwa Tuhan bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari

    segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.

    Di bagian kanan bawah terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila,

    Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk

    segi empat dan lingkaran yang saling berkait membentuk lingkaran. Mata rantai segi

    empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan.

    Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan

    perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti

    sebuah rantai.

    Di bagian kanan atas terdapat gambar pohon beringin yang melambangkan sila ketiga,

    Persatuan Indonesia. Pohon beringin digunakan karena pohon beringin merupakan pohon

    yang besar di mana banyak orang bisa berteduh di bawahnya, seperti halnya semua rakyat

    Indonesia bisa " berteduh " di bawah naungan negara Indonesia. Selain itu, pohon

    beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke mana-mana, namun tetap berasal dari

    satu pohon yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah

    nama Indonesia.

    Kemudian, di sebelah kiri atas terdapat gambar kepala banteng yang melambangkan sila

    keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

    Permusyawaratan / Perwakilan. Lambang banteng digunakan karena banteng merupakan

    hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana orang-orang

    harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.

    Dan di sebelah kiri bawah terdapat padi dan kapas yang melambangkan sila kelima,

    Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas digunakan karena

    merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat

    utama untuk mencapai kemakmuran yang merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini.

    Ditengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis

    khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu negara

  • 10

    tropis yang di lintasi garis khatulistiwa yang membentang dari timur ke barat. Warna dasar pada

    ruang perisai adalah warna bendera kebangsaa Indonesia Merah-Putih. Merah berarti berani

    dan putih berarti suci. Sedangkan bagian tengahnya berwarna dasar hitam berarti warna alam

    atau warna asli.

    Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terdapat pita putih yang dicengkeram, yang

    bertuliskan " BHINNEKA TUNGGAL IKA " yang ditulis dengan huruf latin, yang merupakan

    semboyan negara Indonesia. Kata Bhineka berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, Kata

    Tunggal berarti satu, dan Kata Ika berarti itu. Perkataan bhinneka tunggal ika merupakan

    kata dalam Bahasa Jawa Kuno yang berarti " berbeda-beda tetapi tetap satu jua ". Perkataan itu

    diambil dari Kakimpoi Sutasoma karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari Kerajaan

    Majapahit pada abad ke-14. Perkataan itu menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan

    Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa,

    serta agama.

    2.2.3 Point-Point Penting pada Lambang Burung Garus

    Garuda Pancasila sendiri adalah burung yang sudah dikenal melalui mitologi kuno dalam

    sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan Wishnu yang menyerupai burung elang rajawali.

    Garuda digunakan sebagai Lambang Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah

    bangsa yang besar dan negara yang kuat.

    1. Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan.

    2. Garuda memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan kekuatan dan tenaga

    pembangunan.

    3. Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia

    pada tanggal 17 Agustus 1945, antara lain:

    1) 17 helai bulu pada masing-masing sayap

    2) 8 helai bulu pada ekor

    3) 19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor

    4) 45 helai bulu di leher

  • 11

    4. Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban

    Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan, dan

    perlindungan diri untuk mencapai tujuan.

    1) Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis

    khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia,

    yaitu negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari timur ke

    barat.

    2) Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaan Indonesia

    "merah-putih". Sedangkan pada bagian tengahnya berwarna dasar hitam.

    3) Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila.

    Pengaturan lambang pada ruang perisai adalah sebagai berikut:

    Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di

    bagian tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima berlatar hitam

    Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali

    rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai berlatar merah

    Sila Ketiga: Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di

    bagian kiri atas perisai berlatar putih

    Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

    Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng di bagian

    kanan atas perisai berlatar merah

    Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan

    dengan kapas dan padi di bagian kanan bawah perisai berlatar putih.

    5. Pita bertuliskan semboyan Bhinneka Tunggal Ika

    6. Kedua cakar Garuda Pancasila mencengkeram sehelai pita putih bertuliskan Bhinneka

    Tunggal Ika berwarna hitam.

    Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah kutipan dari Kakawin Sutasoma karya

    Mpu Tantular.

    Kata "bhinneka" berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, kata "tunggal" berarti

    satu, kata "ika" berarti itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan

    "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada

  • 12

    hakikatnya tetap adalah satu kesatuan, bahwa di antara pusparagam bangsa

    Indonesia adalah satu kesatuan.

    Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa

    dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam

    budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

    7. Patung besar Garuda Pancasila, terpasang di Ruang Kemerdekaan Monas, Jakarta.

    2.2.4 Penggunaan Lambang Negara

    Penggunaan lambang negara diatur dalam UUD 1945 pasal 36A dan UU No 24 Tahun

    2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. (LN 2009 Nmr

    109, TLN 5035). Sebelumnya lambang negara diatur dalam Konstitusi RIS, UUD Sementara

    1950, dan Peraturan Pemerintah No. 43/1958. Lambang Negara menggunakan warna pokok yang

    terdiri atas:

    1. Warna merah di bagian kanan atas dan kiri bawah perisai.

    2. Warna putih di bagian kiri atas dan kanan bawah perisai.

    3. Warna kuning emas untuk seluruh burung Garuda.

    4. Warna hitam di tengah-tengah perisai yang berbentuk jantung.

    5. Warna alam untuk seluruh gambar lambang.

    Lambang Negara wajib digunakan dibeberapa tempat atau kesempatan sebagai beritu, yaitu

    1. Dalam gedung kantor

    2. Ruang kelas satuan pendidikan

    3. Luar gedung atau kantor

    4. Lembaran negara

    5. Tambahan lembaran negara

    6. Berita negara, dan tambahan berita negara

    7. Paspor, ijazah, dan dokumen resmi yang diterbitkan pemerintah

    8. Uang logam dan uang kertas

    9. Materai.

  • 13

    Dalam hal Lambang Negara ditempatkan bersama-sama dengan Bendera Negara, gambar

    Presiden dan/atau gambar Wakil Presiden, penggunaannya diatur dengan ketentuan:

    1. Lambang Negara ditempatkan di sebelah kiri dan lebih tinggi daripada Bendera Negara

    2. Gambar resmi Presiden dan gambar Wakil Presiden ditempatkan sejajar dan dipasang

    lebih rendah daripada Lambang Negara.

    Hal-Hal yang Dilarang untuk Setiap Orang Terhadap Lambang Negara adalah sebagai

    berikut :

    1. Mencoret, menulisi, menggambari, atau membuat rusak Lambang Negara dengan maksud

    menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Lambang Negara.

    2. Menggunakan Lambang Negara yang rusak dan tidak sesuai dengan bentuk, warna, dan

    perbandingan ukuran.

    3. Membuat lambang untuk perseorangan, partai politik, perkumpulan, organisasi dan/atau

    perusahaan yang sama atau menyerupai Lambang Negara.

    4. Menggunakan Lambang Negara untuk keperluan selain yang diatur dalam Undang-

    Undang ini.

  • 14

    BAB III

    KESIMPULAN

    3.1 Kesimpulan

    Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku

    atau kitab sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular. Secara mendalam Bhineka

    Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian,

    adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air.

    Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama.

    Makna Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia sebagaimana dijelaskan dimuka

    bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki

    kebudayaan dan adat-istiadat yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan suatu

    persatuan. Penjelmaan persatuan bangsa dan wilayah negara Indonesia tersebut disimpulkan

    dalam PP. No. 66 tahun 1951, 17 Oktober diundangkan tanggal 28 Nopember 1951, dan termuat

    dalam Lembaran Negara No. II tahun 1951.

    Makna Bhineka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas

    beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-

    macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu

    merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut

    bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu

    dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa

    dan negara Indonesia.

    Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu yang berasal

    dari India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung Garuda itu sendiri

    melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu melambangkan

    kemegahan atau kejayaan. Pada burung garuda, jumlah masing-masing sayap bulunya berjumlah

    17 yang mempunyai makna, tanggal kemerdakaan negara kita yakni tanggal 17.

  • 15

    DAFTAR PUSTAKA

    http://clubbing.kapanlagi.com/threads/109039-Sejarah-Bhineka-Tunggal-Ika

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila

    https://id-id.facebook.com/wargaKBGD/posts/10151770848240690

    http://arti-makna-lamban-garuda-pancasila.blogspot.com/

    http://ichwanunyu.blogspot.com/2013/11/sejarah-burung-garuda-beserta-isi.html