Upload
gustiani-indah
View
35
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kewarganegaraan
Citation preview
Tugas Ke : 5
Bhineka Tunggal Ika
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Geomorfologi
Fakultas Teknik Geologi
Disusun Oleh
Gustiani Indah Pratiwi
270110130088
Kelas D
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2014
i
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang mendalam penulis sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Pengasih,
karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan harapan.
Adapun dalam makalah ini penulis membahas bidang kajian Kewarganegaraan, yaitu Bhineka
Tunggal Ika.
Makalah ini penulis buat dalam rangka memperdalam, memperpaham dan memperkaya
pengetahuan dalam bidang kajian Kewarganegaraan. Adapun makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan.
Penulis mohon maaf apabila masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan makalah ini.
Bandung, 24 Maret 2014
Gustiani Indah Pratiwi
270110130088
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan .......................................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 Bhineka Tunggal Ika ............................................................................................................. 3
2.1.1 Pengertian Bhineka Tunggal Ika .................................................................................... 3
2.1.2 Makna Bhineka Tunggal Ika .......................................................................................... 4
2.1.3 Sejarah Bhineka Tunggal Ika ......................................................................................... 6
2.2 Burung Garuda ...................................................................................................................... 8
2.2.1 Pengertian Burung Garuda ............................................................................................. 8
2.2.2 Makna Burung Garuda ................................................................................................... 8
2.2.3 Point-Point Penting pada Lambang Burung Garus ....................................................... 10
2.2.4 Penggunaan Lambang Negara ...................................................................................... 12
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ungkapan Bhinneka Tunggal Ika tercantum sebagai seloka dalam lambang negara kita dalam
makna kebangsaan yang lebih kompleks. Meskipun dalam narasi di atas konteksnya hanya
mengacu kepada kemajemukan dalam agama, tetapi dalam implementasinya dalam kehidupan
kenegaraan falsafah Bhinneka Tunggal Ika menjiwai kehidupan sosial politik kenegaraan secara
lebih luas pada zaman itu, tercermin dari tatanan sosial politik, budaya, dan hukum, sebagaimana
yang kita implementasikan dalam problem kebangsaan kita yang sekarang jauh lebih kompleks.
Dalam konteks pergulatan bangsa di tengah-tengah problem kemaemukan, Pancasila tampil
sebagai ideologi yang paling cemerlang, khususnya apabila dibandingkan dengan bangsa-bangsa
lain dalam pergulatan nasional mereka, meskipun problem kemajemukan kita jauh lebih
kompleks.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Memahami arti Burung Garuda sebagai lambang negara.
2. Memahami arti dari Bhineka Tunggal Ika.
3. Mengetahui sejarah Bhineka Tunggal Ika.
4. Mengetahui pengaruh dari Bhineka Tunggal Ika di masa sekarang.
5. Mengetahui point-point penting dari Bhineka Tunggal Ika.
6. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
2
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa arti dan pemahaman dari Bhineka Tunggal Ika
2. Apa arti dari Burung Garuda
3. Bagaimana sejarah keterkaitannya
4. Apa pengaruh dari jargon-jargon tersebut
5. Bagaimana pengaruhnya pada kehidupan di masa sekarang
6. Apa point-point penting dari Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bhineka Tunggal Ika
2.1.1 Pengertian Bhineka Tunggal Ika
Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku
atau kitab sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular. Secara mendalam Bhineka
Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian,
adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air.
Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama.
Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik Indonesia
yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita
yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-beda
tetapi tetap satu jua. Secara resmi lambang ini digunakan dalam Sidang Kabinet Republik
Indonesia Serikat yg dipimpin oleh Bung Hatta pada tanggal 11 Februari 1950 berdasarkan
rancangan yang diciptakan oleh Sultan Hamid ke-2 (1913-1978). Pada sidang tersebut
mengemuka banyak usulan rancangan lambang negara, selanjutnya yang dipilih adalah usulan
yang diciptakan Sultan Hamid ke-2 & Muhammad Yamin, dan kemudian rancangan dari Sultan
Hamid yang akhirnya ditetapkan (Yasni, Z, 1979).
Karya Mpu Tantular tersebut oleh para founding fathers diberikan penafsiran baru sebab
dianggap sesuai dengan kebutuhan strategis bangunan Indonesia merdeka yang terdiri atas
beragam agama, kepercayaan, etnis, ideologi politik, budaya dan bahasa. Dasar pemikiran
tersebut yang menjadikan semboyan keramat ini terpajang melengkung dalam cengkeraman
kedua cakar Burung Garuda.
4
2.1.2 Makna Bhineka Tunggal Ika
Makna Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia sebagaimana dijelaskan dimuka
bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki
kebudayaan dan adat-istiadat yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan suatu
persatuan. Penjelmaan persatuan bangsa dan wilayah negara Indonesia tersebut disimpulkan
dalam PP. No. 66 tahun 1951, 17 Oktober diundangkan tanggal 28 Nopember 1951, dan termuat
dalam Lembaran Negara No. II tahun 1951.
Makna Bhineka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas
beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-
macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu
merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut
bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu
dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa
dan negara Indonesia.
Dalam praktek tumbuh dan berkembangnya persatuan suatu bangsa (nasionalisme)
terdapat dua aspek kekuasaan yang mempengaruhi yaitu kekuasaan pisik (lahir), atau disebut
juga kekuasan material yang berupa kekerasan, paksaan dan kekuasaan idealis (batin) yang
berupa nafsu psikis, ide-ide dan kepercayaan-kepercayaan. Proses nasionalisme (persatuan) yang
dikuasai oleh kekuasaan pisik akan tumbuh dan berkembang menjadi bangsa yang bersifat
materialis.
Sebaliknya proses nasionalisme (persatuan) yang dalam pertumbuhannya dikuasai oleh
kekuasaan idealis maka akan tumbuh dan berkembang menjadi negara yang ideal yang jauh dari
realitas bangsa dan negara. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia prinsip-prinsip nasionalisme
itu tidak berat sebelah, namun justru merupakan suatu sintesa yang serasi dan harmonis baik hal-
hal yang bersifat lahir maupun hal-hal yang bersifat batin. Prinsip tersebut adalah yang paling
sesuai dengan hakikat manusia yang bersifat monopluralis yang terkandung dalam Pancasila.Di
dalam perkembangan nasionalisme didunia terdapat berbagai macam teori antara lain Hans Kohn
yang menyatakan bahwa:
5
Nasionalisme terbentuk ke persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah negara dan
kewarganegaraan .
Bangsa tumbuh dan berkembang dari analisir-analisir akar-akar yang terbentuk melalui
jalannya sejarah. Dalam masalah ini bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa
yang memiliki adat-istiadat dan kebudayaan yang beraneka ragam serta wilayah negara
Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu kepulauan. Oleh karena itu keadaan yang beraneka ragam
itu bukanlah merupakan suatu perbedaan yang saling bertentangan namun perbedaan itu justru
merupakan daya penarik kearah resultan sehingga seluruh keanekaragaman itu terwujud dalam
suatu kerjasama yang luhur yaitu persatuan dan kesatuan bangsa.
Selain dari itu dalam kenyataan objektif pertumbuhan nasionalisme Indonesia telah
dibentuk dalam perjalanan sejarah yang pokok yang berakar dalam adat-istiadat dan kebudayaan.
Prinsip-prinsip nasionalisme Indonesia (Persatuan Indonesia) tersusun dalam kesatuan majemuk
tunggal yaitu :
a) Kesatuan sejarah; yaitu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam suatu proses
sejarah.
b) Kesatuan nasib; yaitu berda dalam satu proses sejarah yang sama dan mengalami nasib
yang sama yaitu dalam penderitaan penjajah dan kebahagiaan bersama.
c) Kesatuan kebudayaan; yaitu keanekaragaman kebudayaan tumbuh menjadi suatu bentuk
kebudayaan nasional.
d) Kesatuan asas kerohanian; yaitu adanya ide, cita-cita dan nilai-nilai kerokhanian yang
secara keseluruhan tersimpul dalam Pancasila.
Berdasarkan prinsip-prinsip nasionalisme yang tersimpul dalam sila ketiga tersebut dapat
disimpulkan bahwa naionalisme (Persatuan Indonesia) pada masa perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia memiliki peranan historis yaitu mampu mewujudkan Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Jadi Persatuan Indonesia sebagai jiwa dan semangat
perjuangan kemerdekaan RI.D. Peran Persatuan Indonesia dalam Perjuangan Kemerdekaan
Indonesia
6
2.1.3 Sejarah Bhineka Tunggal Ika
Menurut Muhammad Yamin bangsa Indonesia dalam merintis terbentuknya suatu bangsa
dalam panggung politik Internasional melalui suatu proses sejarahnya sendiri yang tidak sama
dengan bangsa lain. Dalam proses terbentuknya persatuan tersebut bangsa Indonesia
menginginkan suatu bangsa yang benar-benar merdeka, mandiribebas menentukan nasibnya
sendiri tidak tergantung pada bangsa lain.
Menurutnya terwujudnya Persatuan Kebangsaan Indonesia itu berlangsung melalui tiga
fase. Pertama Zaman Kebangsaan Sriwijaya, kedua Zaman Kebangsaan Majapahit, dan ketiga
Zaman Kebangsaan Indonesia Merdeka (yang diplokamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945).
Kebangsaan Indonesia pertama dan kedua itu disebutnya sebagai nasionalisme lama, sedangkan
fase ketiga disebutnya sebagai nasionalisme Indonesia Modern, yaitu suatu Nationale Staat atau
Etat Nationale yaitu suatu negara Kebangsaan Indonesia Modern menurut susunan kekeluargaan
yang berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa serta kemanusiaan.
Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, pengertian Persatuan Indonesia adalah
sebagai faktor kunci yaitu sebagai sumber semangat, motivasi dan penggerak perjuangan
Indonesia.
Hal itu tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut : Dan
perjuangan pergerakan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa menghantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur .
Cita-cita untuk mencapai Indonesia merdeka dalam bentuk organisasi modern baik
berdasarkan agama Islam, paham kebangsaan ataupun sosialisme itu dipelopori oleh berdirinya
Serikat Dagang Islam (1990), Budi Utomo (1908), kemudian Serikat Islam (1911),
Muhammadiyah (1912),Indiche Partij (1911), Perhimpunan Indonesia (1924), Partai Nasional
Indonesia (1929), Partindo (1933) dan sebagainya.
Integrasi pergerakan dalam mencapai cita-cita itu pertama kali tampak dalam bentuk
federasi seluruh organisasi politik/ organisasi masyarakat yang ada yaitu permufakatan
perhimpunan-perhimpunan Politik Kemerdekaan Indonesia (1927). Kebulatan tekad untuk
7
mewujudkan Persatuan Indonesia kemudian tercermin dalam ikrar Sumpah Pemuda yang
dipelopori oleh pemuda perintis kemerdekaan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta yang
berbunyi :
1. PERTAMA. Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Bertumpah darah Satu
Tanah Air Indonesia.
2. KEDUA. Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Berbangsa Satu Bangsa
Indonesia.
3. KETIGA. Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa
Indonesia.
Sumpah Pemuda yang mengatakan Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Indonesia
maka ada tiga aspek Persatuan Indonesia yaitu :
1. Aspek Satu Nusa : yaitu aspek wilayah, nusa berarti pulau, jadi wilayah yang
dilambangkan untuk disatukan adalah wilayah pulau-pulau yang tadinya bernama Hindia
Belanda yang saat itu dijajah oleh Belanda. Ini untuk pertama kali secara tegas para
pejuang kemerdekaan meng-klaim wilyah yang akan dijadikan wilayah Indonesia
merdeka.
2. Aspek Satu Bangsa : yaitu nama baru dari suku-suku bangsa yang berada da wilayah
yang tadinya bernama Hindia Belanda yang tadinya dijajh oleh Belanda
memplokamirkan satu nama baru sebagai Bangsa Indonesia. Ini adalah awal mula dari
rasa nasionalisme sebagai kesatuan bangsa yang berada di wilayah sabang sampai
Merauke.
3. Aspek Satu Bahasa : yaitu agar wilayah dan bangsa baru yang bterdiri dari berbagai suku
dan bahasa bisa berkomunikasi dengan baik maka dipakailah sarana bahasa Indonesia
yang ditarik dari bahasa Melayu dengan pembaharuan yang bernuansakan pergerakan
kearah Indonesia yang Merdaka. Untuk pertama kali para pejuang kemerdekaan
memplokamirkan bahasa yang akan dipakai negara Indonesia merdeka yaitu bahasa
Indonesia.
8
2.2 Burung Garuda
2.2.1 Pengertian Burung Garuda
Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu yang berasal
dari India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung Garuda itu sendiri
melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu melambangkan
kemegahan atau kejayaan. Pada burung garuda, jumlah masing-masing sayap bulunya berjumlah
17 yang mempunyai makna, tanggal kemerdakaan negara kita yakni tanggal 17.
2.2.2 Makna Burung Garuda
Bulu ekor memiliki jumlah 8 yang melambangkan bulan kemerdekaan negara kita bulan
Agustus yang merupakan bulan ke-8. Dan bulu-bulu di pangkal ekor atau perisai berjumlah 19
helai dan di lehernya berjumlah 45 helai.
Sehingga kesemua jumlah bulu yang ada di setiap bagiannya melambangkan tanggal
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kepala Burung Garuda yang menoleh ke kanan mungkin karena pemikiran orang zaman
dahlu yang ingin Indonesia menjadi negara yang benar dan bermaksud agar Indonesia tidak
menempuh jalan yang salah. Dan anggapan bahwa arah ke kanan adalah arah yang baik lah yang
membuat kepala Garuda dibuat menghadap ke kanan. Biasanya banyak anggapan yang
mengatakan bahwa jalan yang benar itu dilambangkan dengan arah kanan, makanya kepala
garuda Indonesia selalu mengarah ke kanan.
Sayap yang membentang adalah siap terbang ke angkasa. Burung Garuda dengan sayap
yang mengembang siap terbang ke angkasa, melambangkan dinamika dan semangat untuk
menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara
Perisai yang dikalungkan melambangkan pertahanan Indonesia. Pada perisai itu
mengandung lima buah simbol yang masing-masing simbol melambangkan sila-sila dari dasar
negara Pancasila.
9
Bagian tengah terdapat simbol bintang bersudut lima yang melambangkan sila pertama
Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Lambang bintang dimaksudkan sebagai sebuah
cahaya, seperti layaknya Tuhan yang menjadi cahaya kerohanian bagi setiap manusia.
Sedangkan latar berwarna hitam melambangkan warna alam atau warna asli, yang
menunjukkan bahwa Tuhan bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari
segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.
Di bagian kanan bawah terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk
segi empat dan lingkaran yang saling berkait membentuk lingkaran. Mata rantai segi
empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan.
Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan
perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti
sebuah rantai.
Di bagian kanan atas terdapat gambar pohon beringin yang melambangkan sila ketiga,
Persatuan Indonesia. Pohon beringin digunakan karena pohon beringin merupakan pohon
yang besar di mana banyak orang bisa berteduh di bawahnya, seperti halnya semua rakyat
Indonesia bisa " berteduh " di bawah naungan negara Indonesia. Selain itu, pohon
beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke mana-mana, namun tetap berasal dari
satu pohon yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah
nama Indonesia.
Kemudian, di sebelah kiri atas terdapat gambar kepala banteng yang melambangkan sila
keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan. Lambang banteng digunakan karena banteng merupakan
hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana orang-orang
harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
Dan di sebelah kiri bawah terdapat padi dan kapas yang melambangkan sila kelima,
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas digunakan karena
merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat
utama untuk mencapai kemakmuran yang merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini.
Ditengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis
khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu negara
10
tropis yang di lintasi garis khatulistiwa yang membentang dari timur ke barat. Warna dasar pada
ruang perisai adalah warna bendera kebangsaa Indonesia Merah-Putih. Merah berarti berani
dan putih berarti suci. Sedangkan bagian tengahnya berwarna dasar hitam berarti warna alam
atau warna asli.
Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terdapat pita putih yang dicengkeram, yang
bertuliskan " BHINNEKA TUNGGAL IKA " yang ditulis dengan huruf latin, yang merupakan
semboyan negara Indonesia. Kata Bhineka berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, Kata
Tunggal berarti satu, dan Kata Ika berarti itu. Perkataan bhinneka tunggal ika merupakan
kata dalam Bahasa Jawa Kuno yang berarti " berbeda-beda tetapi tetap satu jua ". Perkataan itu
diambil dari Kakimpoi Sutasoma karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari Kerajaan
Majapahit pada abad ke-14. Perkataan itu menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan
Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa,
serta agama.
2.2.3 Point-Point Penting pada Lambang Burung Garus
Garuda Pancasila sendiri adalah burung yang sudah dikenal melalui mitologi kuno dalam
sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan Wishnu yang menyerupai burung elang rajawali.
Garuda digunakan sebagai Lambang Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah
bangsa yang besar dan negara yang kuat.
1. Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan.
2. Garuda memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan kekuatan dan tenaga
pembangunan.
3. Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945, antara lain:
1) 17 helai bulu pada masing-masing sayap
2) 8 helai bulu pada ekor
3) 19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor
4) 45 helai bulu di leher
11
4. Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban
Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan, dan
perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
1) Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis
khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yaitu negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari timur ke
barat.
2) Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaan Indonesia
"merah-putih". Sedangkan pada bagian tengahnya berwarna dasar hitam.
3) Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila.
Pengaturan lambang pada ruang perisai adalah sebagai berikut:
Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di
bagian tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima berlatar hitam
Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali
rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai berlatar merah
Sila Ketiga: Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di
bagian kiri atas perisai berlatar putih
Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng di bagian
kanan atas perisai berlatar merah
Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan
dengan kapas dan padi di bagian kanan bawah perisai berlatar putih.
5. Pita bertuliskan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
6. Kedua cakar Garuda Pancasila mencengkeram sehelai pita putih bertuliskan Bhinneka
Tunggal Ika berwarna hitam.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah kutipan dari Kakawin Sutasoma karya
Mpu Tantular.
Kata "bhinneka" berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, kata "tunggal" berarti
satu, kata "ika" berarti itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan
"Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada
12
hakikatnya tetap adalah satu kesatuan, bahwa di antara pusparagam bangsa
Indonesia adalah satu kesatuan.
Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam
budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
7. Patung besar Garuda Pancasila, terpasang di Ruang Kemerdekaan Monas, Jakarta.
2.2.4 Penggunaan Lambang Negara
Penggunaan lambang negara diatur dalam UUD 1945 pasal 36A dan UU No 24 Tahun
2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. (LN 2009 Nmr
109, TLN 5035). Sebelumnya lambang negara diatur dalam Konstitusi RIS, UUD Sementara
1950, dan Peraturan Pemerintah No. 43/1958. Lambang Negara menggunakan warna pokok yang
terdiri atas:
1. Warna merah di bagian kanan atas dan kiri bawah perisai.
2. Warna putih di bagian kiri atas dan kanan bawah perisai.
3. Warna kuning emas untuk seluruh burung Garuda.
4. Warna hitam di tengah-tengah perisai yang berbentuk jantung.
5. Warna alam untuk seluruh gambar lambang.
Lambang Negara wajib digunakan dibeberapa tempat atau kesempatan sebagai beritu, yaitu
1. Dalam gedung kantor
2. Ruang kelas satuan pendidikan
3. Luar gedung atau kantor
4. Lembaran negara
5. Tambahan lembaran negara
6. Berita negara, dan tambahan berita negara
7. Paspor, ijazah, dan dokumen resmi yang diterbitkan pemerintah
8. Uang logam dan uang kertas
9. Materai.
13
Dalam hal Lambang Negara ditempatkan bersama-sama dengan Bendera Negara, gambar
Presiden dan/atau gambar Wakil Presiden, penggunaannya diatur dengan ketentuan:
1. Lambang Negara ditempatkan di sebelah kiri dan lebih tinggi daripada Bendera Negara
2. Gambar resmi Presiden dan gambar Wakil Presiden ditempatkan sejajar dan dipasang
lebih rendah daripada Lambang Negara.
Hal-Hal yang Dilarang untuk Setiap Orang Terhadap Lambang Negara adalah sebagai
berikut :
1. Mencoret, menulisi, menggambari, atau membuat rusak Lambang Negara dengan maksud
menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Lambang Negara.
2. Menggunakan Lambang Negara yang rusak dan tidak sesuai dengan bentuk, warna, dan
perbandingan ukuran.
3. Membuat lambang untuk perseorangan, partai politik, perkumpulan, organisasi dan/atau
perusahaan yang sama atau menyerupai Lambang Negara.
4. Menggunakan Lambang Negara untuk keperluan selain yang diatur dalam Undang-
Undang ini.
14
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku
atau kitab sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular. Secara mendalam Bhineka
Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian,
adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air.
Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama.
Makna Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia sebagaimana dijelaskan dimuka
bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki
kebudayaan dan adat-istiadat yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan suatu
persatuan. Penjelmaan persatuan bangsa dan wilayah negara Indonesia tersebut disimpulkan
dalam PP. No. 66 tahun 1951, 17 Oktober diundangkan tanggal 28 Nopember 1951, dan termuat
dalam Lembaran Negara No. II tahun 1951.
Makna Bhineka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas
beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-
macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu
merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut
bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu
dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa
dan negara Indonesia.
Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu yang berasal
dari India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung Garuda itu sendiri
melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu melambangkan
kemegahan atau kejayaan. Pada burung garuda, jumlah masing-masing sayap bulunya berjumlah
17 yang mempunyai makna, tanggal kemerdakaan negara kita yakni tanggal 17.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://clubbing.kapanlagi.com/threads/109039-Sejarah-Bhineka-Tunggal-Ika
http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
https://id-id.facebook.com/wargaKBGD/posts/10151770848240690
http://arti-makna-lamban-garuda-pancasila.blogspot.com/
http://ichwanunyu.blogspot.com/2013/11/sejarah-burung-garuda-beserta-isi.html