58
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem O’Brien, J. (2010 :26) mengatakan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Sutabri, T. (2012 :10) mengatakan bahwa secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Susanto, A. (2013 :22) dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi mengatakan bahwa sistem merupakan kumpulan atau grup dari sebuah komponen yang saling berhubungan satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tantra, R. (2012 :1) dalam bukunya Manajemen Proyek Sistem Informasi mengatakan bahwa, sistem merupakan suatu entitas atau satuan yang terdiri dari 2 atau lebih komponen atau subsistem yang saling terkait untuk mencapai tujuan. Dari pendapat yang ada, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sesuatu yang saling berhubungan,

Binus Library · Web viewDalam prosedur opex dan capex diperlukan pembagian yang jelas tentang : Kegiatan apa saja yang dapat di kategorikan sebagai capex. Perlu dicatat disini bahwa

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 2LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Sistem

O’Brien, J. (2010 :26) mengatakan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.

Sutabri, T. (2012 :10) mengatakan bahwa secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.

Susanto, A. (2013 :22) dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi mengatakan bahwa sistem merupakan kumpulan atau grup dari sebuah komponen yang saling berhubungan satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Tantra, R. (2012 :1) dalam bukunya Manajemen Proyek Sistem Informasi mengatakan bahwa, sistem merupakan suatu entitas atau satuan yang terdiri dari 2 atau lebih komponen atau subsistem yang saling terkait untuk mencapai tujuan.

Dari pendapat yang ada, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sesuatu yang saling berhubungan, berinteraksi, satu sama lain dimana terjadinya input maupun output, untuk mencapai suatu tujuan tertentu setelah terjadinya proses.

2.1.2Informasi

Pengertian Informasi menurut Stair, R.M., & Reynolds, G.W. (2012 :5) adalah kumpulan fakta yang terorganisir sedemikian rupa sehingga memiliki nilai-nilai yang lebih besar dibandingkan fakta sendirinya.

Menurut Tata Sutabri (2012 :22) pada bukunya yang berjudul Analisis Sistem Informasi mengatakan bahwa,informasi adalah data yang telah diklasifikasikan, diolah atau diinterprestasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

Sedangkan Turban (2010) mengatakan bahwa informasi adalah data yang diorganisir sehingga memiliki makna dan nilai untuk penerimanya. Informasi juga merupakan data yang sudah diolah dan diorganisir sehingga berguna dan memiliki nilai untuk penerimanya.

2.1.3Sistem Informasi

Menurut Veljanoska, F., dan Axhiu, M., (2013,p 03), sistem informasi adalah seperangkat terintegrasi komponen untuk mengumpulkan, menyimpan, dan pengolahan data dan penyebaran informasi dan pengetahuan.

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:4), Sistem informasi adalah sekumpulan komponen komputer yang saling terhubung, yang berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan hasil akhir berupa informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah tugas bisnis.

Menurut Laudon dan Laudon (2010, p46) sistem informasi merupakan komponen yang saling bekerja sama untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, analisis masalah dan visualisasi dalam sebuah organisasi. Aktifitas dasar dari Sistem Informasi menurut Laudon dan Laudon (2010, p46-47) adalah sebagai berikut :

a) Input

Melibatkan pengumpulan data mentah dari dalam organisasi atau dari lingkungan eksternal untuk pengolahan dalam suatu sistem informasi.

b) Process

Melibatkan proses mengkonversi input mentah ke bentuk yang lebih bermakna.

c) Output

Mentransfer proses informasi kepada orang yang akan menggunakannya atau kepada aktivitas yang akan digunakan.

d) Feedback

Output yang di kembalikan ke anggota organisasi yang sesuai untuk membantu mengevaluasi atau mengkoreksi tahap Input.

Menurut Rainer, dan Cegielski (2011:38), Sistem informasi adalah proses untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Sebagian besar sistem informasi sudah terkomputerisasi.

Selain itu, menurut Rainer, dan Cegielski (2011:13), terdapat beberapa komponen dasar sistem informasi yang terdiri dari:

1. Hardware (Perangkat keras)

Adalah perangkat seperti processor, monitor, keyboard, dan printer. Perangkat-perangkat tersebut secara bersamaan akan menerima, memproses, dan menampilkan data dan informasi.

2. Software (Perangkat lunak)

Adalah sebuah program atau kumpulan program yang memungkinkan perangkat keras untuk memproses data-data yang ada.

3. Database (Basis data)

Adalah kumpulan file atau table terkait yang berisi data-data yang tersimpan.

4. Network (Jaringan)

Adalah sistem penghubung (wireline/wireless) yang memungkinkan beberapa komputer yang berbeda untuk saling berbagi data bersama.

5. Procedures (Prosedur)

Adalah sekumpulan instruksi tentang bagaimana cara menggabungkan komponen-komponen diatas dalam rangka untuk memproses informasi dan menghasilkan sesuatu yang diinginkan.

6. People (Orang)

Adalah orang-orang yang menggunakan perangkat keras, perangkat lunak, berhubungan dengan itu, atau menggunakan hasil pemprosesan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu proses yang melakukan input data, yang diproses sehingga menjadikan suatu output atau informasi yang berguna.

2.1.4Analisis Sistem

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:5), Analisis sistem merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memahami dan menentukan apa saja yang harus bisa dicapai oleh sistem yang baru.

Dapat disimpulkan analisis sistem yaitu serangkaian kegiatan yang di lakukan untuk menentukan apasaja yang diinginkan dan dicapai oleh sistem yang baru.

2.1.5Pengertian Database

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012 :373), Database adalah kumpulan dari data-data terintegrasi yang tersimpan dan dikendalikan secara terpusat. Sebuah database dapat menyimpan informasi kedalam puluhan atau ratusan class.

Menurut Indrajani (2011 :48), Database adalah sebuah kumpulan data yang berhubungan secara logis dan merupakan penjelasan dari data tersebut yang dirancang dengan tujuan untuk menemukan data yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Database juga dapat dikatakan sebagai kumpulan data yang saling terintegrasi karena database dirancang untuk dapat digunakan oleh banyak pemakai, memegang data operasional dan juga penjelasan mengenai data tersebut, dan menghindari duplikasi data.

Selain itu, Indrajani (2011:228) juga mengatakan bahwa dengan menggunakan database, seluruh data lebih terintegrasi, di mana bila ada data yang berubah pada suatu tabel, data pada tabel lain yang berhubungan dengan tabel tersebut akan ter-update secara otomatis.

Menurut Adyanata (2016 : 2) mengatakan bahwa basis data merupakan gabungan file data yang dibentuk dengan hubungan atau relasi yang logis serta dapat diungkapkan dengan catatan dan bersifat independen.

Menurut Adyanata (2016) dalam pembuatan serta penggunaannya, basis data memiliki komponen yang menjadi dasar dari sebuah sistem basis data yaitu :

a. Data

Data merupakan komponen yang menjadi alasan adanya sebuah

basis data. Data pada basis data harus memiliki ciri sebagai berikut :

- data disimpan secara terintegrasi, artinya basis data merupakan kumpulan file-file dari berbagai aplikasi yang berbeda sehingga dapat menghilangkan redundansi.

- data pada basis data harus dapat digunakan secara bersamasama oleh berbagai aplikasi atau sub sistem aplikasi pada waktu yang bersamaan.

b. Perangkat Keras

Karena basis data merupakan pusat penyimpanan dari data maka tentunya membutuhkan perangkat keras agar basis data tersebut dapat beroperasi dengan baik. Perangkat keras yang digunakan berupa perangkat untuk menyimpan data yaitu harddisk serta perangkat komunikasi jaringan agar basis data dapat diakses melalui computer client. Pada implementasinya basis data juga dapat tersimpan secara lokal sehingga client tidak memerlukan perangkat komunikasi jaringan untuk dapat mengakses basis data tersebut.

c. Perangkat lunak

Perangkat lunak merupakan komponen yang menjadi antarmuka pengguna untuk dapat mengakses basis data. Perangkat lunak yang digunakan biasa dikenal dengan sebagai DBMS (Database Management System). Aplikasi DBMS diantaranya yaitu Oracle, SQL Server, MySQL yang dapat menerima inputan berupa bahasa

SQL(Structured Query Language) untuk dapat memberikan perintah kepada basis data.

d. Pengguna

Pengguna yang memanfaatkan basis data biasanya terdiri dari DBA (Database Administrator), Programmer serta End User.

- DBA merupakan administrator basis data yang bertugas untuk mengelola basis data.

- Programmer merupakan orang yang membuat program aplikasi yang menggunakan basis data untuk menyimpan data dari aplikasi tersebut menggunakan bahasa pemrogramman tertentu yang dapat dimengerti oleh sistem basis data. - End User merupakan pengguna yang mengakses basis data dengan menggunakan bahasa query atau menggunakan program aplikasi yang dibuat oleh programmer.

Dapat sisimpulkan database adalah kumpulan data-data yang terintegrasi dan berhubungan secara logis, database juga dirancang untuk dapat digunakan oleh banyak pemakai, memegang data operasional dan juga penjelasan mengenai data tersebut, dan menghindari duplikasi data.

2.1.6 Desain Sistem

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:5) Desain sistem adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mendefinisikan dan mendeskripsikan secara rinci apa saja masalah yang harus bisa diselesaikan oleh sistem yang baru.

Dapat disimpulkan bahwa desain sistem tahap setelah analisis sistem dari siklus pengembangan sistem yang mendefinisikan dari kebutuhan-kebutuhan fungsional, persiapan untuk merancang bangun untuk diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan user, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa pada proses perancangan sitem.

2.1.7Enterprised Resourced Planning (ERP)

2.1.7.1Pengertian ERP

Enterprise Resource Planning menurut O'Brien & Marakas (2010:272) adalah sistem perusahaan yang meliputi semua fungsi yang terdapat di dalam perusahaan yang didorong oleh beberapa modul software yang terintegrasi untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan.

Dapat disimpulkan bahwa ERP adalah sistem yang meliputi semua fungsi di dalam proses kegiatan di dalam perusahaan yang dapat di rangkum menjadi modul-modul tertentu yang dapat terintegrasi pada software yang di gunakan oleh perusahaan.

2.1.7.2Modul – Modul System Application and Product (SAP)

Di dalam SAP terdiri dari modul-modul yang terintegrasi yang dapat mendukung proses bisnis suatu perusahaan. Berikut merupakan fungsi dasar dari tiap modul menurut Monk & Wagner (2013:29):

· Modul Sales and Distribution (SD)

Mencatat order penjualan dan dijadwalkan pengiriman. Informasi tentang pelanggan (harga, alamat, pengiriman instruksi, rincian tagihan dan sebagainya) dipertahankan dan diakses dari modul ini.

· Modul Finance Accounting (FI)

Mencatat transaksi ke jurnal umum akuntansi. Modul ini menghasilkan laporan keuangan untuk eksternal tujuan pelaporan.

· Modul Controlling (CO)

Melayani keperluan manajemen internal, menugaskan biaya produksi untuk produk dan biaya pusat sehingga profitabilitas kegiatan perusahaan dapat dianalisis. Modul CO mendukung pengambilan keputusan manajerial.

· Modul Material Management (MM)

Mengelola akuisisi bahan baku dari pemasok (pembelian) dan penanganan selanjutnya, persediaan bahan baku, dan pengiriman barang jadi ke pelanggan.

· Modul Production Planning (PP)

Mempertahankan informasi produksi. Di modul ini produksi direncanakan dan dijadwalkan, dan kegiatan produksi actual tercatat.

· Modul Quality management (QM)

Merencanakan dan mencatat kegiatan kualitas kontrol, seperti inspeksi produk dan sertifikasi material.

· Modul Plant Maintenance (PM)

Mengelola sumber daya pemeliharaan dan perencanaan untuk preventive maintenance mesin pabrik untuk meminimalkan kerusakan peralatan.

· Modul Asset Management (AM)

Membantu perusahaan mengelola fixed-asset pembelian (pabrik dan mesin) dan penyusutannya.

· Modul Human Resource (HR)

Memfasilitasi merekrut karyawan, mempekerjakan dan pelatihan. Modul ini juga termasuk untuk mengatur gaji dan tunjangan.

· Modul Project System (PS)

Memfasilitasi perencanaan dan kontrol atas penelitian baru dan pengembangan (R&D), proyek konstruksi, dan proyek pemasaran. Modul ini memungkinkan untuk mengumpulkan biaya terhadap proyek dan itu sering digunakan untuk mengelola pelaksanaan sistem SAP ERP. PS mengelola build to-order item, dan produk yang sangat kompleks seperti kapal dan pesawat.

2.1.8Database Management System (DBMS)

2.1.8.1Pengertian DBSM

Menurut Connolly dan Begg (2005, p16), DBMS adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan user untuk mendefinisikan, menciptakan, memelihara, dan mengontrol akses terhadap sistem basisdata. Komponen-komponen DBMS diantaranya :

• Hardware DBMS dan aplikasi membutuhkan hardware untuk berjalan.

• Software Komponen software terdiri dari perangkat lunak DBMS itu sendiri dan program aplikasi,bersama dengan sistem operasi, meliputi perangkat lunak jaringan jika DBMS digunakan dalam jaringan.

• Data Data boleh jadi merupakan komponen yang paling penting dalam lingkungan DBMS.

• Procedure Prosedur mengacu pada instruksi dan aturan yang menentukan desain dan kegunaan dari basis data.

• People Komponen akhir ialah orang yang terlibat dengan sistem.

2.1.8.2Fungsi DBMS

Keuntungan dari DBMS antara lain :

1. Kontrol terhadap redundansi data

2. Data yang konsisten

3. Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang sama

4. Data yang dibagikan (shared data)

5. Menambah integritas data

6. Menambahkeamanandata

7. Penetapan standarisasi

8. Menyeimbangkan konflik kebutuhan

9. Memperbaiki pengaksesan data dan hasilnya

10. Menambahproduktivitas

11. Memperbaiki pemeliharaan data melalui data independence

2.1.8.3Kerugian DBMS

Kerugian dari DBMS antara lain :

1. Kompleksitas

2. Size / ukuran 21

3. Biaya dari suatu DBMS

4. Biaya penambahan perangkat keras

2.1.8.4Fasilitas DBMS

Menurut Connolly dan Begg(2005,p16), fasilitas-fasilitas dalamDBMS adalah sebagai berikut :

• Memberikan izin kepada user untuk mendefinisikan basis data, biasanya melalui Data Definition Language (DDL). DDL memperbolehkan user untuk menspesifikasi tipe tipe,struktur dan constraint dari data yang akan disimpan di dalam basis data.

• Memperbolehkan user untuk menambah data, mengubah data, menghapus data, dan menemukan data dari basis data, biasanya melalui Data Manipulation Languange (DML).Query Language merupakan fasilitas yang mempunyai tempat penyimpanan untuk semua data dan deskripsi data. Bahasa query yang paling umum digunakan adalah Structured Query Language (SQL).

• Selain itu juga menyediakan akses kontrol ke basis data, yang antara lain terdiri dari :

- SistemKeamanan (SecuritySystem) Untuk mencega user yang tidak berwenang untuk mengakses basis data.

- Sistem Integrasi (Integrity System) Untuk menjaga konsistensi data.

- SistemControl (Concurrency Control System) Mengijinkan banyak user untuk mengakses basis data.

- Sistem Kontrol Pengembalian (Recovery Control System) Untuk memperbaiki data jika sebelumnya terjadi kerusakan pada software maupun hardware.

- Katalog yang dapat diaksesuser (User Accessible Catalog) Berisi deskripsi dari sebuahdata di dalambasis data.

2.2 Teori Khusus

2.2.1Aset

2.2.1.1Pengertian Aset

Aset adalah segala sesuatu baik tangible maupun intangible yang memiliki nilai ekonomis (economic values) dan masa ekonomis (economic life) untuk mendukung organisasi atau perusahaan dalam memberikan layanan (services) (Quertani: 2008).

Definisi aset tetap menurut Ely dan Sri (2009: 247) , Aset tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.

Dapat di simpulkan bahwa aset di butuhkan untuk semua hak yang dapat digunakan dalam operasi perusahaan dan untuk mendukung kegiatan organisasi di dalam perusahaan.

2.2.1.2 Pencatatan Aset Tetap

Nama lain dari aset tetap (Fixed asset) adalah property, plant and equipment. Pembelian aset tetap mempunyai sifat yang berbeda dengan pembelian persediaan. Pembelian persediaan dilakukan untuk di jual lagi bagi perusahaan dagang. Pembelian aset tetap dilakukan dengan tujuan untuk digunakan sendiri. Sebuah truk yang dibeli oleh perusahaan pengangkutan akan dicatat sebagai aset tetap. Pembelian truk oleh perusahaan dealer truk untuk dijual lagi akan dianggap sebagai persediaan.

Kriteria resmi untuk aset tetap adalah :

· Dimiliki untuk :

· Digunakan dalam produksi atau

· Penyediaan barang atau jasa

· Direntalkan kepada pihak lain, atau

· Untuk tujuan administratif

· Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari periode

Sebuah aset tetap mempunyai umur lebih dari satu siklus operasi. Oleh karena itu sebuah aset tetap yang mempunyai

umur terbatas akan dibebankan secara periodik ke laba – rugi menjadi penyusutan. Sumber aset akan mengalami beberapa tahapan, yaitu :

· Pengadaan, diperoleh dengan :

· Dibeli dari pihak lain

· Dibuat sendiri :

· Tanpa biaya pinjaman

· Dengan biaya pindajamn

· Masa penggunaan, dapat menimbulkan :

· Kapitalisasi untu pengeluaran bersifat renovasi.

· Pembebanan atas :

· Penyusutan untuk aset berumur terbatas

· Biaya perawatan

· Disposal, yang dapat terjadi pada tahap :

· Setelah umur ekonomis habis

· Sebelum umur ekonomis habis

Aset berwujud yaitu aset yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Aset juga memiliki masa pemakaian yang lama dan diharapkan dapat memberi manfaat pada perusahaan selama bertahun-tahun.

2.2.1.3Kejadian Atas Aset Tetap

Apabila semua berjalan normal, maka semua aset dipakai sampai dengan habis umurnya. Setelah aset selesai dipakai, perusahaan melakukan proses disposal atas aset tersebut secara normal dan aset dihapus dari buku catatan. Kenyataan yang terjadi di lapangan tidak selalu demikian. Selama aset tersebut berada di perusahaan sejumlah masalah bisa muncul.

Beberapa masalah yang dapat menimpa aset teta antara lain adalah :

· Hilang, karena diambil oleh karyawan.

· Pindah (transfer), bagian asal aset tidak memiliki aset tersebut lagi, sementara bagian yang meneriman tidak peduli atas keberadaan aset tersebut.

· Tukar tambah, pemasok menerima aset lama dari perusahaan, sementara perusahaan tidak menghapus catatan aset yang lama.

· “Kanibalisasi”, suku cadang tidak terpakai di aset yang menganggur digunakan untuk aset lain yang masih berjalan normal.

· Tambah pada sisi bangunan, tetapi bagian bangunan mengalami kenaikan.

· Fraud (kecurangan), penambahan aset fiktif untuk meningkatkan pendapatan.

· Aset yang sudah di hapus buku karena umurnya sudah lewat, tetapi asetnya masih ada karena belum dilakukan proses disposal.

· Aset dibeli dengan cara terurai, sehingga dapat menghindari limit capex. Pengeluaran akan dicatat sebagai opex.

2.2.1.4Klasifikasi Aset Tetap

Jenis-jenis aset tetap menurut Suharli (2006 :265), terdiri dari:

1. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, apabila ada lahan yang didirikan bangunan di atasnya, maka pencatatan antara bangunan dan lahan harus dipisahkan. Khusus untuk bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan atau konstruksi yang dapat meningkatkan nilai lahan itu sendiri, maka pencatatannya dapat digabungkan dengan nilai lahan.

2. Gedung, adalah bangunan yang berdiri di atas lahan baik yang berdiri di atas tanah maupun di atas air. Tidak seperti tanah yang tidak pernah disusutkan, maka gedung mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya akan berkurang tiap periodenya.

3. Mesin, yaitu alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatannya baik untuk dagang maupun jasa. Pencatatannya dilakukan dengan menambahkan nilai dari peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin itu.

4. Kendaraan, merupakan sarana angkutan yang dimiliki perusahaan untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Misalnya, truk, mobil dinas, kendaraan roda dua, serta jenis kendaraan lain yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi.

5. Inventaris, perlengkapan yang melengkapi isi kantor misalnya. Termasuk perlengkapan pabrik, kantor, ataupun alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan. Contoh: inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, serta inventaris gudang. Dari uraian diatas bisa diketahui pada umumnya, aset tetap digolongkan kedalam beberapa kelompok besar aset yaitu, Tanah, gedung, mesin, kendaraan dan inventaris.

2.2.1.5Penggolongan Aset Tetap

UU PPh mengelompokkan harta berwujud menjadi dua, yaitu harta berwujud berupa bangunan dan bukan bangunan. Kelompok harta berwujud yang bukan bangunan dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok 1 sampai dengan kelompok 4 yang diklasifikasikan berdasarkan masa manfaatnya. Pengelompokan tersebut dapat dilihat pada Peraturan Menteri Keuangan nomor 96/PMK.03/2009. Dan untuk jenis-jenis harta berwujud yang tidak terdapat pada lampiran PMK tersebut, untuk kepentingan penyusutan digunakan masa manfaat dalam kelompok 3, kecuali jika Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa masa manfaat sesungguhnya dari harta tersebut tidak dapat dimasukkan sebagai harta dengan masa manfaat kelompok 3, maka Wajib Pajak harus mengajukan permohonan untuk penetapan kelompok harta berwujud tersebut sesuai dengan masa manfaat yang sesungguhnya kepada DJP melalui Kepala Kanwil DJP yang membawahi KPP tempat WP terdaftar, yang tata caranya diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-55/PJ/2009.

Menurut pasal 1, Jenis-jenis harta berwujud bukan bangunan pada Kelompok 1, Kelompok 2, Kelompok 3, dan Kelompok 4 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I, Lampiran II, Lampiran III, dan Lampiran IV Peraturan Menteri Keuangan ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini.

Golongan aset tetap berwujud dan tarif penyusutan menurut UU PPh :

Tabel 2.1 Golongan aset

Kelompok Harta Berwujud

Masa Manfaat

Tarif Penyusutan Sebagaimana di maksud dalam

Ayat (1)

Ayat (2)

I. Bukan Bangunan

 

 

 

Kelompok 1

4 Tahun

25%

50%

Kelompok 2

8 Tahun

12,5%

25%

Kelompok 3

16 Tahun

6,25%

12,5%

Kelompok 4

20 Tahun

5%

10%

II. Bangunan

 

 

 

Permanen

20 Tahun

5%

 

Tidak Permanen

10 Tahun

10%

 

(Mardiasmo, 2011 : 160)

Pengelompokan harta berwujud tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.2 Kelompok 1

Kelompok 1 (Masa Manfaat 4 tahun) :

No.

Jenis Usaha

Jenis Harta

1.

Semua jenis usaha

a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.

b. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner dan sejenisnya.

c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, televisi dan sejenisnya.

d. Sepeda motor, sepeda dan becak.

e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang bersangkutan.

f. Dies, jigs, dan mould.

g. Alat-alat komunikasi seperti pesawat telepon, faksimile, telepon seluler dan sejenisnya.

2.

Pertanian, perkebunan, kehutanan

Alat yang digerakkan bukan dengan mesin seperti cangkul, peternakan, perikanan, garu dan lain-lain.

3.

Transportasi dan Pergudangan

Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti, huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan sejenisnya.

Sumber : Website Sadar Pajak

Kelompok 2 (Masa manfaat 8 tahun) :

Tabel 2.3 Kelompok 2

No.

Jenis Usaha

Jenis Harta

1.

Semua jenis usaha

a. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin dan sejenisnya.

b. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya.

c. Container dan sejenisnya.

2.

Pertanian, perkebunan, kehutanan

a. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin bajak, penggaruk, penanaman, penebar benih dan sejenisnya.

b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.

3.

Industri mesin

Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin ringan (misalnya mesin jahit, pompa air).

4.

Perkayuan, kehutanan

a.  Mesin dan peralatan penebangan kayu.

b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang kehutanan.

5.

Konstruksi

Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck, crane buldozer dan sejenisnya.

6.

Transportasi dan Pergudangan

a. Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat, truk peron, truck ngangkang, dan sejenisnya.

b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang tertentu (misalnya gandum, batu – batuan, biji tambang dan sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT. c.Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT

d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat sampai dengan 250 DWT

e. Kapal balon.

Sumber : Website Sadar Pajak

Kelompok 3 (Masa manfaat 16 tahun)

Tabel 2.4 Kelompok 3

No.

Jenis Usaha

Jenis Harta

1.

Pertambangan selain minyak dan gas

Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan, termasuk mesin-mesin yang mengolah produk pelikan.

2.

Industri kimia

a. Mesin peralatan yang mengolah/menghasilkan produk industri kimia dan industri yang ada hubungannya dengan industri kimia (misalnya bahan kimia anorganis, persenyawaan organis dan anorganis dan logam mulia, elemen radio aktif, isotop, bahan kimia organis, produk farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat, pernis, minyak eteris dan resinoida-resinonida wangi-wangian, obat kecantikan dan obat rias, sabun, detergent dan bahan organis pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak, produk pirotehnik, korek api, alloy piroforis, barang fotografi dan sinematografi.

b. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk industri lainnya (misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan eter dari selulosa, karet sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dan kulit mentah).

3.

Industri mesin

Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin menengah dan berat (misalnya mesin mobil, mesin kapal).

Sumber : Website Sadar Pajak

Kelompok 4 (Masa manfaat 20 tahun)

Tabel 2.5 Kelompok 4

No.

Jenis Usaha

Jenis Harta

1.

Konstruksi

Mesin berat untuk konstruksi

Sumber : Website Sadar Pajak

2.2.2Manajemen

George R. Terry (2010 :10), mengatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan,  pengorganisasian, menggerkan dan pengawasan yang dialkukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia  serta sumber-sumber lain.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa manajemen adalah seni dalam mengatur sistem baik orang dan perangkat lain agar dapat berjalan dan bekerja sesuai dengan ketentuan dan tujuan entitas yang terdiri dari berbagai aktivitas sebagaimana disebutkan oleh

Selain itu, pemaparan di atas menunjukan bahwa manajemen dalam ekonomi adalah Suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi, yaitu pengambilan keputusan

2.2.3Manajemen Aset

Menurut Sugiama (2013 :15), berdasarkan pada pengelolaan aset fisik, secara definitif manajemen aset adalah ilmu dan seni untuk memandu pengelolaan kekayaan yang mencakup proses merencanakan kebutuhan aset, mendapatkan, menginventarisasi, melakukan legal audit, menilai, mengoperasikan, memelihara, membaharukan atau menghapuskan hingga mengalihkan aset secara efektif dan efisien.

Dapat disimpulkan manajemen aset adalah pengelolaan aset secara fisik dengan beberapa proses sistematis menyebarkan, pengoperasian, pemeliharaan, upgrade, dan membuang aset biaya-efektif. 

2.2.3.1 Fungsi Manajemen Aset

Menurut Mitchell (2006), Siklus manajemen aset mempertimbangkan semua pilihan dan strategi manajemen sebagai bagian dari aset masa pakai, dari perencanaan sampai penghapusan aset. Tujuan adalah untuk mencari biaya terendah dalam jangka panjang (bukan penghematan dalam jangka pendek) ketika membuat keputusan dalam aset manajemen. Fungsi-fungsi dari manajemen asset adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Aset meliputi konfirmasi tentang pelayanan yang dibutuhkan oleh pelanggan dan memastikan bahwa aset yang diajukan merupakan solusi yang paling efektif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

2. Pengadaan aset merupakan peningkatan dari aset dimana pembiayaan dapat menjadi alasan yang diharapkan untuk menyediakan keuntungan diluar tahun pembiayaan.

3. Pengoperasian aset mempunyai fungsi yang berhubungan dengan kerja, pengendalian aset dan biaya yang berhunbungan dengannya yang merupakan komponen penting dalam aset yang dinamis atau berumur pendek.

4. Penghapusan aset adalah pilihan ketika sebuah aset tidak diperlukan lagi, menjadi tidak ekonomis untuk di rawat atau direhabilitasi

2.2.3.2. Tujuan Perencanaan Manajemen Aset

Lewes District Council (2005:2) mengatakan bahwa tujuan dari perencanaan manajemen aset adalah :

(1) Memastikan efektivitas dan koordinasi kegiatan manajemen aset yang disusun pemerintah;

(2) Mengawasi penggunaan dana dalam proses manajemen serta penggunaan aset property;

(3) Memastikan bahwa permasalahan manajemen aset telah dibahas dalam pertemuan pengambilan keputusan sebagai dasar penyusunan rencana pelayanan;

(4)Memahami batasan efektivitas, efisiensi serta mempertimbangkan kondisi ekonomi dalam menyusun manajemen/pengelolaan asset;

(5) Membuat pola kerjasama pengelolaan aset dengan pihak ketiga atau organisasi lain yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.2.3.3Siklus Manajemen Aset

Menurut Hastings (2010) tahapan utama dalam siklus Asset Management adalah :

1. Identifikasi peluang bisnis atau kebutuhan.

2. Kemampuan analisis gap dan analisis kebutuhan aset

3. Analisis Pra-studi kelayakan, fisik dan keuangan - pilihan opsi

4. Perencanaan Kelayakan, fisik dan keuangan - untuk opsi yang dipilih

5. Akuisisi, pengembangan dan implementasi

6. Operasi, dukungan logistik dan pemeliharaan

7. Memantau (monitoring) dan review

8. Pembuangan (disposal)

Berdasarkan beberapa teori diatas terdapat 3 poin yang disimpulkan sebagai dasar teori penelitian bahwa asset manajemen berkaitan dengan kegiatan perencanaan dan pengadaan pembelian asset, adanya aspek penilaian monoter dan perencanaan keuangan dalam bentuk pengendalian biaya yang melekat pada pengoperasian asset yang dibeli serta penghapusan asset terhadap asset yang sudah dianggap tidak memiliki nilai ekonomis.

Menurut Ouertani (2008), manajemen aset merupakan proses pengorganisasian, perencanaan dan pengawasan terhadap pembelian, penggunaan, perawatan, perbaikan, dan/atau penghapusan aset fisik untuk mengoptimalkan potensi service delivery dan meminimalkan resiko atau cost yang berkaitan dengan usia hidup aset dengan menggunakan aset-aset intangible seperti aplikasi pengambilan keputusan berbasis knowledge dan proses bisnis. Dalam manajemen aset, siklus hidup aset dapat dirumuskan kedalam lima fase pokok, yaitu :

1) Acquire,

2) Deploy,

3) Operate,

4) Maintain,

5) Retire.

sebagaimana tampak pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Daur Hidup Aset

Sumber : Ouertani (2008)

Dapat disimpulkan manajemen aset yaitu proses pengorganisasian, perencanaan dan pengawasan terhadap pembelian, penggunaan, perawatan, perbaikan, dan/atau penghapusan aset fisik untuk mengoptimalkan potensi service delivery dan meminimalkan resiko atau cost yang ada di dalam kegiatan perusahaan.

2.2.3.4Kegiatan Manajemen Aset

Manajemen aset akan bukan sekedar pembelian aset saja. Manajemen aset akan dimulai dari konsep sampai dengan disposal. Secara lengkap, manajemen aset akan meliputi kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi aset yang di perlukan.

2. Mengidentifikasi kebutuhan dana.

3. Memperoleh (mengakuisisi) aset.

4. Memberikan sistem pendukung untuk logistik dan pemeliharaan.

5. Melepas aset (disposal) atau memperbaharui aset.

Pemeliharaan (maintenance) merupakan salah satu kegiatan saja dalam aset manajemen. Proses pemeliharaan akan terjadi sepanjang umur aset. Fase tersebut jauh lebih panjang di banding pada waktu pengadaannya.

Untuk mengingatkan kembali, bahwa :

· Opex adalah operational expenditure. Opex akan menggunakan jalur anggaran operasional.

· Capex adalah capital expenditure. Capex memerlukan pengeluaran yang lebih besar. Persetujuan capes biasanya memerlukan perencanaan yang lebih matang.

Dalam prosedur opex dan capex diperlukan pembagian yang jelas tentang :

· Kegiatan apa saja yang dapat di kategorikan sebagai capex. Perlu dicatat disini bahwa capex bukan hanya untuk kegiatanpembelian alat baru.

· Besaran rupiah untuk dikategorikan sebagai capex.

· Jenjang persetujuan atas capex.

2.2.3.5Pengamanan Manajemen Aset

Menurut Jennifer hales (2011 : 20), Melindungi aset klien dari kehilangan, pencurian, atau kerusakan fisik adalah inti fungsi operasi Asset Management. Aset dapat secara fisik atau bookentry bentuk dan dapat disimpan dengan aman baik di rumah atau dengan penyimpanan, pihak ketiga custodian (sub-custodian), atau dalam akun entri buku dengan penerbit atau agen transfernya. Operasi Manajemen Aset bertanggung jawab untuk menjaga kepemilikan atau penguasaan aset dan pencatatan secara akurat, pada Aset Sistem akuntansi manajemen, posisi aset spesifik untuk setiap akun, termasuk catatan lokasi dan jenis pendaftaran masing-masing aset. Dalam cara menyelesaikan pembelian, penjualan, tindakan korporasi, dan lainnya yang sah transaksi, operasi Manajemen Aset mengarahkan penerimaan aset dari, dan pergerakan aset ke, pihak yang berwenang.

2.2.4System Development Life Cycle (SDLC)

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012 :6), System Development Life Cycle adalah seluruh proses yang terdiri dari aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk membangun, meluncurkan dan menjaga sebuah sistem informasi. Berikut adalah 6 proses inti yang diperlukan untuk mengembangkan sebuah aplikasi baru:

A. Melakukan identifikasi terhadap masalah, dan mendapatkan persetujuan.

B. Merencanakan seperti apa project yang akan dijalankan untuk menyelesaikan masalah yang telah diidentifikasi.

C. Melakukan analisis dan berusaha untuk memahami secara detail tentang masalah yang sedang dihadapi.

D. Mendesain komponen-komponen dan rancangan sistem yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada.

E. Membuat, mengetes, dan mengintegrasikan komponen-komponen yang ada dalam sistem yang telah dibuat.

F. Menyelesaikan system testing dan mengimplementasikan solusi yang telah dihasilkan.

Dapat disimpulkan SDLC adalah proses aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk membangun, meluncurkan dan menjaga sebuah sistem informasi.

2.2.5Object-Oriented Analysis and Design

Konsep object oriented memfokuskan pada penciptaan class yang merupakan blueprint dari suatu objek. Konsep ini membagi perangkat lunak menjadi beberapa objek yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya.

Menurut Satzinger (2012 :60), pengertian Object-Oriented Analysis and Design with the Unified Process (OOAD) adalah Object Oriented Programming (OOP) menuliskan tentang pernyataan dalam bahasa pemrograman untuk mendifinisikan tipe dari masing-masing objek. ObjectOrientied Analysis (OOA) adalah semua jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam sistem dan menunjukan interaksi pengguna apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas. Objek diartikan sebagai suatu hal dalam sistem komputer yang dapat merespon pesan-pesan. ObjectOriented Design (OOD) adalah semua jenis objek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang dan perangkat dalam sistem, menunjukan bagaimana objek berinteraksi untuk meyelesaikan tugas, dan menyempurnakan definisi dari masing-masing jenis objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa tertentu.

2.2.6Unified Modeling Language (UML)

Dalam buku System Analysis and Design In a Changing World sixth edition, Satzinger (2012:46), mengartikan bahwa “UML is the standard set of model constructs and notations defined by the Object Management Group (OMG), a standards organization for system development”. UML adalah suatu set standar konstruksi model dan notasi yang ditetapkan oleh Object Management Group (OMG), suatu standar organisasi untuk pengembangan sistem.

Gambar 2.2 UML Diagram Model

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:135)

2.2.6.1Activity Diagram

Satzinger, (2012:57) mendeskripsikan activity diagram sebagai “ the various user (or system) activities, the person who does each activity, and the sequential flow of these activities”. Sebuah activity diagram yang menggambarkan berbagai kegiatan user atau system, orang yang melakukan setiap aktivitas, dan alur kegiatan ini secara berurutan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa activity diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan rangkaian aktivitas dalam proses bisnis, tahap– tahap dari use case, atau logika dari object behavior.

Gambar 2.3 Simbol Activity Diagram

Sumber: Satzinger, J.W., Jackson, R.B & Burd S.D. (2012:59)

Systems Analysis and Design in a Changing World 6th Edition

2.2.6.2Class Diagram

Class Diagram menggambarkan suatu kumpulan dari kelas-kelas dan merupakan hubungan relasi terstruktur. UML mempunyai class diagram, mereka adalah gambaran pusat dalam OOAD (Object Oriented Analysis and Design).

Pada buku System Analysis & Design Fifth Edition Dennis, (2012:521), menyatakan Class Diagram adalah “a static model that supports the static view of the evolving system”. Class diagram adalah model statis yang mendukung pandangan statis dari sistem berkembang.

Dapat disimpulkan Class Diagram adalah kumpulan dari kelas-kelas dan terdapat hubungan relasi yang saling berhubungan.

2.2.6.3Use Case Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:57), Use Case Diagram adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan use case yang ada pada sebuah sistem dan hubungannya dengan para actor pengguna sistem. Selain itu, menurut Satzinger, J.W., Jackson, R.B & Burd S.D. (2012:57), Automation Boundary pada sistem merupakan pemisah antara aplikasi dan user yang menggunakan sistem, tetapi merupakan bagian dari sebuah sistem secara keseluruhan.

Gambar 2.4 Usecase Diagram

Sumber: Satzinger, J.W., Jackson, R.B & Burd S.D. (2012:84)

Systems Analysis and Design in a Changing World 6th Edition

2.2.6.4Use case description

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:121), Use Case Description adalah tahapan mendetail dan sebuah deskripsi diagram untuk membuat sebuah pemahaman akan sebuah sistem agar lebih menjamin kebutuhan user akan sistem. Use Case Description sendiri terdiri dari 3 jenis:

1. Brief Description Yaitu deskripsi singkat untuk Use Case yang sederhana, dimana digunakan pada sistem yang kecil dan dapat dengan mudah dipahami. Biasanya hanya memiliki satu skenario saja.

Gambar 2.5 Contoh Brief Use Case Description

Sumber: Satzinger, J.W., Jackson, R.B & Burd S.D. (2012:122) Systems Analysis and Design in a Changing World 6th Edition

2. Intermediate Description Yaitu deskripsi yang membahas lebih lanjut dan mencantumkan internal Flow dari aktifitas yang terjadi sesuai dengan Use Case, beserta dengan Exception Condition, sebuah dokumentasi yang digunakan apabila terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan proses. Main Flow menjelaskan urutan langkah – langkah yang dilakukan dari pertama hingga selesai satu buah Use Case. Exception Condition adalah kondisi pengecualian yang jika ada dan boleh diisi ketika menghadapi situasi tertentu dari deskripsi.

3. Fully Developed Description Yaitu deskripsi dengan mengunakan metode formal untuk mendokumentasikan seluruh proses yang terjadi pada sebuah Use Case. Precondition adalah status yang harus ada dan benar sebelum Use Case terjadi termasuk objek apa yang harus ada dan informasi apa yang harus ada. Postcondition adalah sesuatu yang harus terjadi setelah Use Case terlengkapi.

Gambar 2.6 Fully Developed Use Case Description (Bagian 1)

Sumber: Satzinger, J.W., Jackson, R.B & Burd S.D. (2012:123) Systems Analysis and Design in a Changing World 6th Edition

Gambar 2.7 Fully Developed Use Case Description (bagian 2)

Sumber: Satzinger, J.W., Jackson, R.B & Burd S.D. (2012:123) Systems Analysis and Design in a Changing World 6th Edition

2.2.6.5Domain Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012: 184), domain class diagram adalah diagram UML yang menunjukkan hal-hal penting dalam aktivitas user, permasalahan domain class, asosiasi dan atribut. Domain class diagram digambarkan dengan sebuah kotak yang dibagi menjadi tiga bagian. Bagian atas terdapat nama objek atau kelas, bagian tengah terdapat daftar atribut yang berisi data objek atau kelas, sedangkan bagian bawah terdapat method yang mengolah data . Hubungan asosiasi dalam domain class diagram digambarkan dengan garis penghubung yang disebut multiplicity of association. Hubungan asosiasi dalam domain class diagram adalah sebagai berikut:

Gambar 2.8 Domain Model Class Diagram

Sumber: Satzinger, J.W., Jackson, R.B & Burd S.D. (2012:102) Systems Analysis and Design in a Changing World 6th Edition

Gambar 2.9 Multiplicity of Association

Sumber: Satzinger, J.W., Jackson, R.B & Burd S.D. (2012:102) Systems Analysis and Design in a Changing World 6th Edition

2.2.6.6 State Machine Diagram

Menurut (Tegarden, 2012), state machine diagram adalah model dinamis yang menunjukkan keadaan yang berbeda melalui suatu object selama life dalam merespon kejadian, bersama dengan tanggapan dan tindakan. Ada beberapa element di dalam state machine diagram, yaitu:

• State: adalah sebuah objek yang didefinisikan oleh nilai atribut dan hubungannya dengan benda lain pada waktu titik tertentu.

• Event: adalah sesuatu yang terjadi pada titik waktu tertentu dan nilai yag menggambarkan suatu object, yang pada gilirannya merubah object state.

• Transition: adalah hubungan yang mewakili pergerakan object dari satu object ke object yang lain.

• Initial state: mewakili point ketika ingin memulai suatu proses bisnis atau “start”.

• Final state: mewakili tanda bahwa activity telah selesai.

• Frame : menyatakan context yang berhubungan dengan state machine.

2.2.6.7 System Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:126), System Sequence Diagram adalah diagram yang digunakan untuk menunjukan urutan dari pesan-pesan yang dikirimkan antara actor dengan sistem yang digunakan pada saat menjalankan sebuah skenario atau usecase. System Sequence Diagram sendiri merupakan salah satu tipe dari Interaction Diagram yang digunakan untuk menggambarkan interaksi antara user dengan sistem yang digunakan.

Gambar 2.10 System Sequence Diagram

Sumber: Satzinger, J.W., Jackson, R.B & Burd S.D. (2012:127) Systems Analysis and Design in a Changing World 6th Edition

Terdapat 4 langkah yang bisa digunakan untuk membantu dalam membuat system sequence diagram:

A. Mengidentifikasi terlebih dahulu input message yang diberikan dari user ke sistem.

B. Mendeskripsikan message yang diberikan oleh external actor ke system dengan mengunakan notasi message yang telah ditentukan.

C. Mengidentifikasi dan menambahkan special condition yang terdapat dalam sebuah input message.

D. Mengidentifikasi dan menambahkan return message yang merupakan output dari sistem terhadap input message dari user.

2.2.6.8 Entity Relationship Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:121), Entity Relationship Diagram (ERD) adalah diagram yang terdiri dari entitas data dan hubungan antar entitas data yang ada. ERD bukanlah UML diagram, tetapi sangat umum digunakan dan sangat mirip dengan Class Diagram pada UML diagram.

Gambar 2.11 Contoh Entity Relationship Diagram

Sumber: Satzinger, J.W., Jackson, R.B & Burd S.D. (2012 p100) Systems Analysis and Design in a Changing World

2.2.6.9 System Sequence Diagram

Menurut (Satzinger, 2009 ), system sequece diagram for use case merupakan sebuah diagram yang menampilkan urutan pesan antara sebuah actor internal dan system dari use case atau scenario. Ada beberapa element dari system sequence diagram, yaitu:

• Actor : adalah seseorang atau pengguna system yang mendapatkan manfaat dari luar sistem.

• Object : adalah partisipasi dalam urutan pengiriman atau penerimaan pesan.

• Lifeline : menunjukkan life sebuah object selama urutan proses berlangsung

. • Execution occurrnce : adalah sebuah persegi panjang yang digunakan untuk menandakan ketika sebuah object mengirim dan menerima pesan.

• Message : menyampaikan informasi dari satu object ke object lain.

• Guard condition : mewakili test yang harus bertemu agar pesan dapat dikirim.

• Object destruction : sebuah X ditempatkan di akhir lifeline object untuk menampilkan existence.

• Frame : Indikasi context dari sebuah sequence diagram.

Gambar 2.12 System Sequence Diagram

Sumber : Satzinger, 2009

2.2.6.10 User Interface

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012: 442), user interface meliputi input dan output yang secara langsung meliputi system user. User interface memungkinkan user berinteraksi dengan komputer untuk mencatat transaksi. Untuk memudahkan user maka dibutuhkan delapan aturan sebagai petunjuk dasar yang baik dalam merancang suatu user interface. Delapan aturan ini disebut dengan Eight Golden Rules of User Interface, yaitu:

• Berusaha Untuk Konsisten. Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada bagian prompt, menu, serta layar bantuan.

• Memungkinkan User Untuk Menggunakan Shortcut. User dapat membuat rancangan sistem yang dapat meningkatkan kecepatan interaksi sehingga diperlukan tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro.

• Memberikan Umpan Balik yang Informatif. Memungkinkan adanya pesan yang diberikan ketika user menyelesaikan suatu event tertentu. Pada saat melakukan suatu tindakan dalam mengoperasikan sistem, maka diperlukan suatu sistem umpan balik yang dapat memudahkan user untuk menggunakan sistem.

• Merancang Dialog Untuk Menghasilkan Suatu Penutupan. Umpan balik yang informatif akan memberikan indikasi penutupan untuk memastikan bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.

• Memberikan Penanganan Kesalahan yang Sederhana. User interface yang dirancang harus dapat memberikan penanganan kesalahan sehingga user tidak dapat melakukan kesalahan yang bersifat fatal. Apabila kesalahan terjadi, maka sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sederhana dan mudah untuk dipahami untuk penanganan kesalahan.

• Mudah Kembali ke Tindakan Sebelumnya. Hal ini dapat memudahkan user dalam mengoperasikan suatu sistem karena user mengetahui kesalahan yang telah dilakukan dapat dibatalkan dan kembali ke tindakan sebelumnya.

• Mendukung Tempat Pengendalian Internal. Pada saat user akan mengoperasikan sistem, maka sistem tersebut akan merespons setiap tindakan yang dilakukan user karena user dapat mengendalikan bagian internal dari keseluruhan sistem.

• Mengurangi Beban Ingatan Jangka Pendek. Keterbatasan ingatan manusia memungkinkan user membutuhkan tampilan sederhana. Hal ini dapat memungkinkan user untuk merancang sistem yang dapat menyediakan fungsi-fungsi perintah yang sederhana untuk memudahkan user dalam mengoperasika.

2.2.6.11 Metode Prototype

Menurut Azhar (2004), teknik yang dilakukan di dalam metode prototyping, sebagai berikut:

• Teknik perancangan model, merupakan bagian terpenting dalam metode prototyping yang digunakan sebagai alat untuk menjadikan model sistem yang sebenarnya.

• Teknik perancangan dialog, disusun agar keterlibatan pengguna menjadi jelas dan fleksibel. Aspek perancangan dalam dialog mencakup keseluruhan unsur seperti perintah-perintah di dalam sistem.

• Teknik simulasi, digunakan untuk menunjukkan bagaimana cara kerja sebuah sistem yang akan diterapkan dengan baik untuk mengoperasikan sistem yang akan digunakan.

2.2.6.12 Package Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:353), Package Diagram adalah diagram yang digunakan oleh desainer untuk menghubungkan class yang berada dalam group yang saling berhubungan. Package Diagram menggunakan konsep three layer design yang terdiri dari view layer, domain layer, dan data access layer. Seluruh class yang ada diletakkan pada masing-masing package tergantung dari layer masing-masing class tersebut. Setiap layer yang terdapat didalam package diagram memiliki fungsi masingmasing. View layer digunakan untuk menampilkan user interface dari aplikasi kepada user yang menggunakan aplikasi tersebut, domain layer digunakan untuk menjalankan fitur-fitur yang dimiliki oleh sebuah sistem dan sebagai penghubung antara view layer dan data access layer, sedangkan data access layer digunakan untuk menyimpan data-data yang dimiliki oleh sebuah aplikasi dan mengirimkan data-data tersebut ke view layer melalui perantara domain layer untuk ditampilkan pada user interface aplikasi tersebut.

Secara singkat, Package Diagram digunakan untuk menunjukan komponenkomponen yang terdapat dalam sebuah sistem dan keterkaitan antar komponen tersebut. Simbol yang digunakan dalam

menggambarkan keterkaitan dalam Package Diagram adalah dependency relationship, dimana apabila ada perubahan elemen yang bersifat independen maka elemen lain yang terkait terhadap elemen independen tersebut juga akan ikut mengalami perubahan.

Gambar 2.13 Package Diagram

Sumber: Satzinger, J.W., Jackson, R.B & Burd S.D. (2012:353) Systems Analysis and Design in a Changing World 6th Edition