13
POTENSI LIMBAH KAKAO (Theobroma cacao L.) SEBAGAI BIOETANOL Hanif Fatur Rohman (146040200111003)

Bioetanol

Embed Size (px)

Citation preview

POTENSI LIMBAH KAKAO (Theobroma cacao L) SEBAGAI BIOETANOL

POTENSI LIMBAH KAKAO (Theobroma cacao L.) SEBAGAI BIOETANOLHanif Fatur Rohman (146040200111003)

PENDAHULUANLATAR BELAKANG

POTENSI KAKAOKANDUNGAN KULIT KAKAO

(Hidayah, 2011)No.KomponenKadar (%)1Selulosa43,372Pentosan (hemiselulosa)11,713Lignin36,84

Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari biomass yang mengandung komponen monosakarida yang didapat dari pati atau selulosa

SelulosaKandungan total selulosa sebesar 43,37%, merupakan senyawa untuk pembuatan alkohol.Selulosa ini dapat dipecah menjadi gula sederhana seperti glukosa melalui proses hidrolisis.Dan akan menghasilkan etanol

HemiselulosaKandungan hemiselulosa sebesar 11,71%, hemiselulosa tersusun dari bermacam-macam jenis gula serta lebih mudah dihidrolisis daripada selulosa.Hemiselulosa lebih mudah dipecah menjadi komponen penyusunnya seperti pentosa, heksosa, asam heksuronat, dan deoksiheksosa karena bersifat hidrofilik.Gula-gula sederhana dari selulosa dan hemiselulosa tersebut dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya dan menghasilkan produk primer seperti etanol.

Fermentasi Fermentasi alkohol dari kulit buah kakao menunjukkan bahwa dengan dilakukan rekayasa bioproses seperti pengaturan konsentrasi inokulum Saccharomyces cerevisiae dan lama fermentasi menghasilkan etanol dengan produktivitas tinggi (alkohol yang dihasilkan tinggi) dan efisiensi yang tinggi ditandai dengan rendahnya kadar gula pereduksi pada hari terakhir fermentasi. Kondisi optimum dihasilkan pada konsentrasi inokulum S. cerevisiae 7% dengan lama fermentasi selama enam hari.

DestilasiMenurut Ajuzie dan Atuanya (2009), destilasi merupakan proses pemisahan komponen berdasarkan titik didihnya, titik didih etanol murni sebesar 78,50C, sedangkan titik air adalah 1000C.Dengan pemanasan larutan pada rentang suhu 78-1000C akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan destilat.Dari hasil destilasi diperoleh destilat sebesar 87,6 ml dari 1 liter substrat.

Uji Gas Chromatograph-Mass Spectrometry (GC-MS)

No.Senyawa Hasil GCMSKadar (%)1.Etanol74,9442.Propanol1,4013.Etana0,7294.Isoamilalkohol22,6825.Asam Heksanoid0,0966.Asam Oktanoid0,149

GCMS merupakan alat yang digunakan untuk pemisahan, alalisis kuantitatif, dan identifikasi jenis senyawa. Selain dari hasil GCMS, adanya etanol pada sampel ditunjukan oleh uji nyala yang telah dilakukan. Kondisi nyala yang dihasilkan didukung oleh pernyataan Nurdyastuti (2008), bahwa pada kadar 60-70% alkohol bisa menyala namun warna api masih merah, tidak berwarna biru seperti bahan bakan berkadar 80-100%.

KesimpulanDari hasil destilasi skala pilot, diperoleh destilat sebanyak 87,6 ml dari 1 liter substratHasil uji GC-MS menunjukkan bahwa dalam destilat terkandung etanol sebesar 74,944%. kulit buah kakao berpotensi sebagai salah satu bahan baku bioetanol.

Terimakasih