4
Hasil pengamatan uji akrolein Bahan Hasil Keterangan Minyak Tidak berbau Tidak mengandung gliserol Gliserol Berbau menyengat (+ ++) Mengandung gliserol Minyak tengik Berbau menyengat (+ +) Mengandung gliserol Hasil uji keasaman minyak Bahan Hasil Keterangan Minyak murni pH 4 Bersifat asam Minyak tengik pH 5 Bersifat asam PEMBAHASAN - Uji akrolein Pada uji akrolein diatas, saat masing-masing 3 tabung reaksi yang berisi ± 1 cm larutan KHSO4 ditambahkan 10 tetes minyak (tabung 1), 10 tetes gliserol (tabung 2), 10 tetes minyak tengik (tabung 3). Apabila gliserol dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan akan timbul bau yang tajam khas yang disebabkan oleh terbentuknya akrilaldehida atau akrolein. Hasil dari pengujian akrolein tersebut adalah gliserol dan minyak tengik positif mengeluarkan bau akrolein ketika dipanaskan diatas api, sementara minyak murni tidak mengeluarkan bau akrolein ketika dipanaskan. Hasil yang positif membuktikan bahwa bahan uji mengandung senyawa gliserol dan minyak murni tidak mengandung senyawa gliserol. Oleh karena timbulnya bau yang tajam itu, akrolein mudah diketahui dan reaksi ini telah mengandung gliserol seperti minyak dan lemak. Akrolein dapat menyebabkan rasa gatal pada tenggorokan. Penambahan pereaksi KHSO4, bertujuan untuk mengkatalisis gliserol yang mungkin ada dalam larutan senyawa lemak. Selanjutnya, pemanasan tabung dengan api yang kecil

biokim akrolein

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uji akrolein pada minyak

Citation preview

Page 1: biokim akrolein

Hasil pengamatan uji akrolein

Bahan Hasil KeteranganMinyak Tidak berbau Tidak mengandung gliserolGliserol Berbau menyengat (+++) Mengandung gliserolMinyak tengik Berbau menyengat (++) Mengandung gliserol

Hasil uji keasaman minyak

Bahan Hasil KeteranganMinyak murni pH 4 Bersifat asamMinyak tengik pH 5 Bersifat asam

PEMBAHASAN

- Uji akroleinPada uji akrolein diatas, saat masing-masing 3 tabung reaksi yang berisi ± 1 cm larutan KHSO4 ditambahkan 10 tetes minyak (tabung 1), 10 tetes gliserol (tabung 2), 10 tetes minyak tengik (tabung 3). Apabila gliserol dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan akan timbul bau yang tajam khas yang disebabkan oleh terbentuknya akrilaldehida atau akrolein. Hasil dari pengujian akrolein tersebut adalah gliserol dan minyak tengik positif mengeluarkan bau akrolein ketika dipanaskan diatas api, sementara minyak murni tidak mengeluarkan bau akrolein ketika dipanaskan. Hasil yang positif membuktikan bahwa bahan uji mengandung senyawa gliserol dan minyak murni tidak mengandung senyawa gliserol. Oleh karena timbulnya bau yang tajam itu, akrolein mudah diketahui dan reaksi ini telah mengandung gliserol seperti minyak dan lemak. Akrolein dapat menyebabkan rasa gatal pada tenggorokan. Penambahan pereaksi KHSO4, bertujuan untuk mengkatalisis gliserol yang mungkin ada dalam larutan senyawa lemak. Selanjutnya, pemanasan tabung dengan api yang kecil dimaksudkan supaya dehidrasi terjadi dan akrolein aldehid yang terbentuk memiliki karakteristik bau. Gliserol terdehidrasi membentuk akrolein yang ditandai dengan terbentuknya asap putih. Reaksi antara gliserol dan KHSO4 akan menghasilkan akrolein, reaksinya adalah:

Hasil uji akrolein menunjukkan bahwa gliserol dan minyak tengik memberikan bau tajam yg diidentifikasi sebagai akrolein. Minyak tengik telah mengalami penguraian molekul-molekul, sehingga titik asapnya turun drastis, dan bila disimpan dapat menyebabkan minyak menjadi berbau tengik. Bau tengik dapat terjadi karena

Page 2: biokim akrolein

penyimpanan yang salah dalam jangka waktu tertentu menyebabkan pecahnya ikatan trigliserida menjadi gliserol dan FFA (free fatty acid) atau asam lemak jenuh.

- Uji keasaman minyakBerdasarkan percobaan di atas yaitu uji keasaman lemak dengan membandingkan sifat asam atau basa pada minyak murni dengan minyak tengik.Pertama minyak murni dan minyak tengik masing-masing diteteskan pada papan tetes, kemudian di uji dengan menggunakan kertas indikator pH. Hasil yang kami dapatkan pada kertas indicator pH menunjukkan bahwa pH minyak murni memiliki pH 4 dan minyak tengik memiliki pH 5. Seharusnya pada percobaan ini minyak tengik bersifat lebih asam karena telah mengalami hidrolisis dan oksidasi yang menghasilkan aldehid, keton dan asam lemak bebas. Hal ini terjadi kemungkinan karena minyak tengik yang digunakan pada saat praktikum belum terlalu tengik, dimana dalam minyak tengik tersebut belum mengalami oksidasi yang sempurna yang dapat mengalami perubahan pada sifat kimia maupun sifat fisikanya. pH minyak murni dari hasil uji keasaman ini tidak sesuai teori karena semestinya pH minyak murni adalah netral. Kesalahan ini dapat disebabkan karean minyak terlalu lama terekspos oleh udara luar terlalu sehingga terhidrolisis. Minyak jelantah sangat disukai jamur aflatoksin yaitu jenis jamur penghasil racun aflatoksin yang dapat menyebabkan kerusakan hati. Faktor yang kualitas minyak adalah

Oksigen, semakin sering minyak terpapar oksigen minyak akan sering teroksidasi.

Suhu, semakin tinggi suhu minyak pada saat digunakan proses oksidasi minyak akan semakin cepat terjadi.

Cahaya, merupakan katalis terjadiny aoksidasi.

Struktur asam lemak:

LAMPIRAN

Page 3: biokim akrolein

 

Pustaka : academia.edudigilib.unimus.ac.idrepository.maranatha.edu