Upload
danu-wijaya
View
114
Download
48
Embed Size (px)
Citation preview
Kompasiana Kompas.com Cetak ePaper Kompas TV Bola Entertainment Tekno Otomotif Female Health Properti Urbanesia Images More
Berita Politik Humaniora Ekonomi Hiburan Olahraga Lifestyle Wisata Kesehatan Tekno Media Muda Green Jakarta Fiksiana Freez
Ratna Eka Putri
undergraduate microbiology student
Jadikan Teman | Kirim Pesan
Home Teknologi Terapan Artikel
Terapan
HEADLINE ARTICLES
Mustafa Kamal| 3 March 2014 06:57
Ahmad Syam| 3 March 2014 07:47
Ilyani Sudardjat| 3 March 2014 08:05
Christie Damayanti| 3 March 2014 07:16
Indonesia, Negara MayoritasMuslim, Perlu Belajar
Ilyani Sudardjat
REGISTRASI | MASUK
FEATURED ARTICLE
Pembakar Lahan Dapat
Dipenjara 15 Tahun,
Sely Martini, Aktivis
Antikorupsi Indonesia,
RS Mewah Ini Tidak Berfungsi
karena Terkait
Ingin Tahu Jakarta di Tahun
2030? Datanglah
REP | 02 January 2014 | 15:02 Dibaca: 154 Komentar: 3 1
Biomining : Ekstraksi Bahan TambangMenggunakan Bakteri
Kegiatan pertambangan adalah usaha untuk memeroleh bahan mineral
berharga dan penting bagi manusia yang berasal dari permukaan ataupun bagian
dalam bumi yang dapat melalui proses ekstraksi lebih lanjut. Kegiatan pertambangan
umumnya identik dengan kerusakan lingkungan yang dihasilkannya baik itu berupa
degradasi sumber air dan tanah, polusi udara hingga pencemaran yang terjadi akibat
kebocoran tailing. Namun, tahukah Anda bahwa Hal itu saya rasa tidak berlaku untuk
tambang Batu hijau ? Ya, Batu Hijau adalah salah satu lahan tambang terbesar yang
memiliki program pengelolaan lingkungan paling baik di Indonesia bahkan dapat
dikatakan di tingkat dunia.
Batu Hijau adalah kawasan pertambangan yang dimiliki oleh PT Newmont Nusa
Tenggara atau PTNNT. Pantaslah jika kawasan Batu Hijau memiliki sistem tata
lingkungan yang baik karena salah satu misi PTNNT adalah menjadi perusahaan
tambang yang terdepan dalam bidang perlindungan lingkungan. PT Newmont Nusa
Tenggara memiliki keyakinan bahwa sistem pengelolaan yang disertai tata kerja
lingkungan yang baik akan mampu mewujudkan perusahaan yang efektif dan sukses
sesuai dengan visi PTNNT itu sendiri.
PTNNT telah menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan(SML) ISO 14001
yang merupakan komitmen terhadap setiap operasi dan fasilitas tambang Newmont di
wilayah Asia Pasifik. SML ini merupakan bagian dari kegiatan operasi yang terdiri dari
pengelolaan hidrokarbon, bahan kimia, batuan sisa hingga pengelolaan limbah dan air
dan masih banyak lagi yang kesemuanya dianggap mampu membuat PTNNT
mewujudkan komitmennya.
Namun, dari berbagai strategi pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan
PTNNT , saya merasakan ada satu hal yang kurang karena semua metode yang
dilakukan masih menitikberatkan pada teknik secara fisika dan kimia. Padahal di
masa sekarang, kegiatan pertambangan yang berbasis pengelolaan lingkungan
secara berkelanjutan sudah dapat dilakukan dengan pendekatan biologis untuk
mewujudkan penerapan dari Green Technology atau Teknologi Hijau.
Melalui artikel ini saya hendak memberikan gambaran mengenai salah satu
pendekatan secara biologis yang dapat meningkatkan teknologi pertambangan untuk
mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan yakni dengan menggunakan
mikroorganisme berupa bakteri yang dapat memecah material batuan dan
mengekstraksi mineral dari bijihnya maupun tailing sisa peleburan batuan tambang
sehingga dapat diperoleh peningkatan keuntungan dan manfaat hasil yang lebih besar
dibanding teknologi pertambangan konvensional. Teknologi ini disebut Biomining.
Definisi Biomining secara utuh adalah proses ekstraksi mineral berharga dari
http://www.kompas.com/http://cetak.kompas.com/http://epaper.kompas.com/http://www.kompas.tv/http://bola.kompas.com/http://entertainment.kompas.com/http://tekno.kompas.com/http://otomotif.kompas.com/http://female.kompas.com/http://health.kompas.com/http://properti.kompas.com/http://www.urbanesia.com/http://www.kompasimages.com/http://www.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/channel/peristiwahttp://www.kompasiana.com/channel/polhukamhttp://www.kompasiana.com/channel/humaniorahttp://ekonomi.kompasiana.com/http://hiburan.kompasiana.com/http://olahraga.kompasiana.com/http://lifestyle.kompasiana.com/http://wisata.kompasiana.com/http://kesehatan.kompasiana.com/http://teknologi.kompasiana.com/http://media.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/channel/mudahttp://green.kompasiana.com/http://jakarta.kompasiana.com/http://fiksiana.kompasiana.com/http://freez.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/ratna.ekahttp://www.kompasiana.com/dashboard/message/ratna.ekahttp://www.kompasiana.com/homehttp://teknologi.kompasiana.com/http://teknologi.kompasiana.com/terapanhttp://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?oaparams=2__bannerid=13973__zoneid=0__cb={random}__oadest=http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2013/12/03/indonesia-negara-mayoritas-muslim-perlu-belajar-kepada-thailand-soal-pangan-halal-613523.htmlhttp://www.kompasiana.com/Ilyanihttp://www.kompasiana.com/signuphttp://www.kompasiana.com/loginhttp://hukum.kompasiana.com/2014/03/03/pembakar-lahan-dapat-dipenjara-15-tahun-denda-5-milyar-636030.htmlhttp://sosok.kompasiana.com/2014/03/03/sely-martini-aktivis-antikorupsi-indonesia-raih-honesty-oscars-2014-636907.htmlhttp://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2014/03/03/rs-mewah-ini-tidak-berfungsi-karena-terkait-angelina-sondakh-mengkritisi-sitaan-kpkkejaksaan-636046.htmlhttp://jakarta.kompasiana.com/layanan-publik/2014/03/03/ingin-tahu-jakarta-di-tahun-2030-datanglah-ke-jakarta-city-planning-gallery-636035.htmlhttp://www.kompasiana.com/posts/type/raport/http://googleads.g.doubleclick.net/aclk?sa=L&ai=CD9_BN0gVU4r4D4G28gXeuYLABfGDle8DqdD2i40BiOTezTQQASDK1uMfUMz_2Z0EYOmCgIDkDcgBA6kCzTbzL5lpqj6oAwHIA8EEqgTLAU_Q6p2hYIzytvBRbaPHgv7tGvRxrByEg7buFDCDKko-w_DUlBM3VKcuNHewkncqokTgMhPw1SCJCe-iSgF2HhSDjPOQrjgUwgY0FPKGCmwC5Q45WTggwUGmirsGc8tKBrZ1zTx-1l1_GTYHaRIv_hNAdLWShb6quRrY26tuEIQBk7NuelZLCbpYkh8FYl4I_wi_CvS3C-cqy6Tzthm5Evtyr-HjVtysKQlGWEyTsasQecf3mAg0A02YkMY-rqpYDjxEqNhTpkNXHv4ToAYDgAfh768i&num=1&sig=AOD64_2nnZN9cmd8aiWtCeMZPGhGvrDVCQ&client=ca-pub-7784034061253020&adurl=http://berniaga.com/Indonesia/Mobil-1020/%3Fxtor%3DSEC-8284-GOO-%5Bgcn_business%5D-%5B300x250-newmedium-rectangle-gif%5D-C-%5B%5D
Kompasiana| 24 February 2014 07:16
TRENDING ARTICLES
Arief Firhanusa| 3 March 2014 08:48
Pakde Kartono| 3 March 2014 08:02
Ifani| 3 March 2014 07:36
Hanny Setiawan| 3 March 2014 05:53
Moch Soim| 3 March 2014 05:43
INDEX
INFO & PENGUMUMAN KONTAK KOMPASIANA
Mandiri e-Cash Blog
Competition
Syahwat Musik Ahmad Dhani di
Indonesian Idol
Kebodohan Wamen Denny
Indrayana
Wawan Sekali Pesta 200 Juta
Air Kemasan Haram, Bagaimana
dengan AFTA
Menunggu Hancurnya Dahlan
Andai Jadi Presiden, Apa yang Kamu
Inilah Pemenang Kompetisi Blog
Mandiri e-Cash Blog Competition
Sely Martini, Aktivis Antikorupsi Indonesia, RaihHonesty
Teruntuk Indonesiaku (Dalam 3 Waktu)
Tujuan
Ngarep
Pesta Demokrasi Jalan Menuju Korupsi danSolusinya
Ketika Air Kobokan Masuk ke Gelas
Si Jalak: Petisi Jelata Kota
Air Kemasan Haram, Bagaimana dengan AFTA2015?
Ratapan Mobil Korupsi
Kepala Berkerudung, Pikiran Harus Tetap Terbuka
Subscribe and Follow Kompasiana:
bijihnya ataupun dari sisa tailing pertambangan dengan menggunakan bantuan
mikroorganisme khususnya bakteri. Biomining ini merupakan teknologi yang efektif
sekaligus ramah lingkungan yang dapat digunakan untuk menambang logam maupun
material berharga.
Biomining ini merupakan penerapan dari proses bioleaching dan/atau
biooksidasi. Keduanya memberikan pengertian berupa konversi mineral/logam yang
berasal dari bijih mineralnya (ores) menjadi bentuk yang lebih larut dalam air
(bioleaching) ataupun dalam wujud residu berupa padatan (biooksidasi) yang
diaplikasikan dalam skala operasi yang lebih besar oleh industri pertambangan.
Dalam kegiatan industri pertambangan, Biomining ini dapat digunakan untuk
memeroleh berbagai logam mineral seperti seng (Zn), kobalt (Co), tembaga (Cu),
Emas (Au) dan masih banyak lagi. Namun dalam artikel ini saya akan lebih fokus
membahas tentang penerapan Biomining untuk memeroleh logam tembaga (Cu) dan
emas (Au) yang menggunakan bijih kualitas rendah (Low grade ores) maupun tailing
sisa untuk mendapatkan persen hasil logam yang lebih banyak dibandingkan dengan
menggunakan teknik tambang konvensional
Biomining pada Tembaga
Teknologi Biomining untuk memeroleh tembaga menggunakan prinsip dari
proses bioleaching yang mengubah bijih tembaga yang umumnya berbentuk tembaga
sulfida tak larut menjadi bentuk tembaga sulfat yang lebih larut dalam air. Proses ini
bertujuan untuk menciptakan kondisi asam dari senyawa sulfur yang tereduksi
sehingga dapat menghasilkan logam terlarut tembaga yang diinginkan untuk diproses
lebih lanjut dalam proses smelting. Mikroba yang digunakan adalah bakteri
Acidithiobacillus ferrooxidans yang secara alami hidup dan terdapat di dalam bijih
mineral hasil tambang dan melalui biomining populasi bakteri tersebut ditingkatkan dan
digunakan dalam reaksi berbasis microbial leaching.
.
Proses reaksi utama pada bioleaching pada tembaga dimulai ketika terjadi
oksidasi spontan dari sulfida oleh ion Fe(III) yang dihasilkan dari proses oksidasi ion
Fe(II) oleh bakteri A. ferrooxidans. Fe(II) yang dioksidasi oleh bakteri ini terkandung
secara alami dalam bijih tembaga. Reaksi oksidasi spontan CuS dengan ion Fe(III)
berlangsung dalam kondsi anaerob (tidak ada O2) sehingga dihasilkan ion Cu(II) serta
ion Fe(II) pada akhir reaksinya. Efisiensi dari proses leaching ini dapat dilakukan
dengan menggunakan tempat pembuangan seperti kolam besar yang dalam untuk
menciptakan kondisi anoksigenik.
Proses berikutnya adalah tahapan yang disebut Metal Recovery dari Ion Cu(II)
yang terbentuk dari reaksi awal. Potongan besi (scrap steel ion) atau (Fe0)
ditambahkan ke dalam kolam pengendapan untuk memeroleh kembali tembaga dari
cairan leaching melalui proses reaksi kimia sebagaimana yang ditunjukkan dalam
gambar 1 sehingga dihasilkan mineral tembaga yang lebih murni (Cu0). Selain itu
TERAKTUAL
INSPIRATIF
BERMANFAAT
MENARIK
http://www.kompasiana.com/kompasianahttp://blog.kompasiana.com/2014/02/24/mandiri-e-cash-blog-competition-kemudahan-belanja-dan-bertransaksi-634303.htmlhttp://hiburan.kompasiana.com/musik/2014/03/03/syahwat-musik-ahmad-dhani-di-indonesian-idol-638983.htmlhttp://hukum.kompasiana.com/2014/03/03/kebodohan-wamen-denny-indrayana-635955.htmlhttp://sosbud.kompasiana.com/2014/03/03/wawan-sekali-pesta-200-juta-636814.htmlhttp://sosbud.kompasiana.com/2014/03/03/air-kemasan-haram-bagaimana-dengan-afta-2015-636803.htmlhttp://sosok.kompasiana.com/2014/03/03/menunggu-hancurnya-dahlan-iskan-636802.htmlhttp://blog.kompasiana.com/2014/03/01/andai-jadi-presiden-apa-yang-kamu-lakukan-untuk-melestarikan-hutan-635515.htmlhttp://blog.kompasiana.com/2014/02/25/inilah-pemenang-kompetisi-blog-kemenparekraf-indonesia-travel-634607.htmlhttp://blog.kompasiana.com/2014/02/24/mandiri-e-cash-blog-competition-kemudahan-belanja-dan-bertransaksi-634303.htmlhttp://sosok.kompasiana.com/2014/03/03/sely-martini-aktivis-antikorupsi-indonesia-raih-honesty-oscars-2014-636907.htmlhttp://fiksi.kompasiana.com/puisi/2014/03/03/teruntuk-indonesiaku-dalam-3-waktu-639054.htmlhttp://filsafat.kompasiana.com/2014/03/03/tujuan--635993.htmlhttp://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/03/03/ngarep-636879.htmlhttp://politik.kompasiana.com/2014/03/03/pesta-demokrasi-jalan-menuju-korupsi-dan-solusinya-638996.htmlhttp://edukasi.kompasiana.com/2014/03/03/ketika-air-kobokan-masuk-ke-gelas--635905.htmlhttp://fiksi.kompasiana.com/puisi/2014/03/03/si-jalak-petisi-jelata-kota-638956.htmlhttp://sosbud.kompasiana.com/2014/03/03/air-kemasan-haram-bagaimana-dengan-afta-2015-636803.htmlhttp://fiksi.kompasiana.com/puisi/2014/03/03/ratapan-mobil-korupsi-639079.htmlhttp://sosbud.kompasiana.com/2014/03/03/kepala-berkerudung-pikiran-harus-tetap-terbuka-636039.htmlhttps://www.facebook.com/KOMPASIANAcomhttps://www.twitter.com/kompasianahttp://www.kompasiana.com/feedhttp://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?oaparams=2__bannerid=14257__zoneid=1025__cb=03133048fe__oadest=http%3A%2F%2Fwww.urbanesia.com
reaksi ini menghasilkan larutan kaya ion Fe(II) yang selanjutnya akan dipompa kembali
menuju kolam oksidasi yang tidak terlalu dalam untuk selanjutnya dioksidasi kembali
menjadi ion Fe(III) oleh bakteri pengoksidasi besi. Larutan asam yang mengandung ion
Fe (III) ini lalu dipompa kembali kebagian atas pengumpulan untuk selanjutnya ion
Fe(III) ini digunakan mengoksidasi kembali CuS untuk menghasilkan logam tembaga
yang lebih larut dalam air.
Kolam leaching yang digunakan dalam proses bimining tembaga ini juga diatur
sedemikian rupa mengalami kenaikan temperatur pada tiap prosesnya yang juga
memengaruhi jenis populasi mikroba yang berperan untuk mengoksidasi besi (ion
Fe(II)). Dimulai dari A. ferrooxidans yang aktif mengoksidasi dan hidup pada kisaran
suhu 30 oC, kemudian pada suhu yang lebih tinggi digantikan oleh Leptospirilum
ferrooxidans dan Sulfobacillus, lalu pada suhu 60-80 oC proses oksidasi besi
dilakukan oleh Arkea (Organisme yang hidup dalam lingkungan ekstrim dan berbeda
dengan bakteri) seperti Sulfolobus.
Biomining pada Emas
Selain tembaga, salah satu mineral berharga yang menjadi komoditi utama
dalam industri pertambangan adalah emas seperti yang dilakukan oleh PTNNT yang
merupakan perusahaan tambang yang fokus terhadap penambangan emas dan
tembaga. Emas dalam bahasa latin atau dalam bentuk mineralnya disebut Au dapat
diperoleh kembali dari bijihnya dengan cara melarutkannya dengan larutan sianida. Di
dalam bijih atau yang biasa disebut refraktori, partikel-partikel emas biasanya tertutupi
oleh sulfida tak larut. Kemudian melalui proses yang didasarkan pada prinsip
biooksidasi, bakteri akan mengoksidasi sulfida yang menutupi mikropartikel emas
dalam bijih maupun konsentratnya.
Pada tahap pertama, bakteri berperan dalam mempercepat proses pemecahan
mineral arsenopirit (FeAsS) pada bijih yang mengandung deposit emas. Bakteri
pengoksidasi ini adalah bakteri A. ferrooxidans yang akan mengoksidasi sulfur dan ion
logam arsen (As) ke tingkat oksidasi yang lebih tinggi melalui proses reduksi oksigen
oleh H2 dan ion Fe (III). Proses ini terjadi di membran sel bakteri A. ferrooxidans
tersebut.
Pada tahap kedua, bakteri kemudian mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+
(dengan mereduksi O2). Lalu logam emas akan dioksidasi ke tingkat yang lebih tinggi
dari yang semula memiliki bilangan oksidasi 3 (Au3+) menjadi 5 (Au5+) dan terlepas
menjadi mineral bebas Au dengan menggunakan elektron yang diperoleh dari hasil
reduksi kembali Fe3+ menjadi Fe2+ sehingga siklus akan berlanjut dan Fe2+ ini
dioksidasi kembali.
Emas atau Au yang sudah terlepas ini berikutnya akan dikomplekskan dengan
larutan sianida (CN-) dengan menggnakan metode tradisional untuk memeroleh emas
murni. Namun tidak seperti proses leaching pada tembaga yang menggunakan kolam
atau dump yang besar, proses leaching pada emas ini dilakukan dalam tangki
bioeaktor kecil. Proses perolehan kembali mineral emas (Recovery) dengan
menggunakan Biomining ini akan meningkatkan hasil emas yang diperoleh hingga
mencapai lebih dari 95%. Selain itu efek toksik dari residu As dan CN- yang dihasilkan
dalam proses penambangan akan dihilangkan di dalam bioreaktor leaching emas
Arsen atau As akan dihilangkan dalam bentuk endapan bersama besi
sedangkan CN- dihilangkan melalui oksidasi bakteri yang pada proses akhirnya akan
menghasilkan CO2 dan urea melalui proses perolehan kembali mineral Au lebih lanjut.
Bioreaktor mikroba skala kecil seperti yang digunakan dalam Biomining emas ini telah
cukup populer di beberapa negara seperti di Ghana, Afrika (gambar 2) karena
merupakan teknologi penambangan emas yang lebih ramah lingkungan.
Penggunaan teknologi Biomining ini menjadi sangat beralasan dan dapat
menjadi sebuah alternatif karena saat ini bijih mineral berharga yang berkualitas tinggi
sudah berkurang secara drastis akibat tingginya permintaan dunia terhadap logam dan
mineral, khususnya tembaga dan emas. Hal ini menyebabkan hanya tersisa bijih
kualitas rendah yang untuk mengolahnya diperlukan energi tinggi dan bahan baku yang
memakan biaya tinggi jika menggunakan teknik tambang konvensional. Selain itu
terdapat biaya lingkungan tambahan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tambang
akibat tingginya polusi udara berupa emisi gas SO2 yang berbahaya akibat kegiatan
pertambangan. Ditambah pula dengan semakin ketatnya standar lingkungan yang
mengatur tentang tata kelola limbah berbahaya hasil kegiatan pertambangan akan
menyebabkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tambang terhadap
perlindungan lingkungan semakin tinggi.
Kelebihan Biomining dibanding teknik penambangan konvensional maupun
tradisional yang biasa digunakan yang paling utama adalah mampu menghasilkan
mineral dari bijih mineral kualitas rendah maupun sisa tailing penambangan sekalipun
dengan hasil yang lebih banyak secara signifikan. Biomining yang diterapkan untuk
memeroleh mineral tembaga dan emas juga memberikan manfaat berupa cara
pengoperasian yang mudah, hanya membutuhkan sedikit bahan baku (low capital),
minim biaya operasi, memerlukan waktu konstruksi infrastruktur pertambangan yang
lebih singkat, menghasilkan tailing yang jauh lebih tidak aktif secara kimiawi sehingga
tidak berbahaya terhadap lingkungan, mengurangsi emisi gas berbahaya yang dapat
menyebabkan polusi dan hujan asam, serta biaya yang jauh lebih murah dalam
perawatan karena hanya berupa biaya pemberian nutrisi yang berguna untuk
pertumbuhan mikroba di dalam tangki bioreaktor ataupun dump/kolam leaching
dibanding dengan biaya yang dikeluarkan dari proses pirometalurgi secara
konvensional.
Secara ekonomis, industri tambang yang menerapkan teknologi Biomining ini
akan mendapatkan keuntungan berupa efisiensi biaya produksi karena hanya
membutuhkan infrastruktur yang lebih sedikit serta membutuhkan sedikit tenaga kerja
dengan sedikit keluaran biaya lingkungan atau environmental cost karena hanya
menghasilkan emisi gas B3 yang lebih rendah dan tailing yang lebih bersih.
Pada akhirnya, tidak dapat diragukan lagi bahwa Biomining merupakan salah
satu terobosan Green Technology yang mampu menghasilkan dan mengekstraksi
logam atau mineral berharga dengan meminimalkan efek buruk yang dihasilkan
terhadap lingkungan. Semakin menipisnya kandungan bijih mineral kualitas tinggi pada
bumi, memberikan konsekuensi bahwa cara paling ekonomis untuk tetap memeroleh
mineral berharga yang penting adalah dengan menggunakan bijih kualitas rendah yang
jumlahnya masih cukup melimpah ataupun tailing sisa pertambangan. Proses fisika-
kimia atau yang biasa disebut pirometaurgi dan teknologi tambang konvensional
haruslah diakui tidak lagi efektif akibat biaya yang mahal, energi yang diperlukan dan
polusi yang dihasilkan sedangkan Biomining adalah jawaban yang tepat untuk
meningkatkan hasil tambang seperti emas maupun tembaga hingga mencapai nilai
dua kali lipat dari hasil pertambangan biasa dan sudah dapat diterapkan dalam
berbagai kegiatan industri pertambangan yang memerhatikan pengelolaan lingkungan
di dalam sistemnya seperti PTNNT. Jadi, apakah PTNNT seharusnya juga sudah mulai
memikirkan dan mau menerapkan Biomining dalam kegiatan pertambangannya ?
Menurut saya jawabannya adalah Ya.
Sumber :
Appanna, V., Lemire, J., Hnatiuk, R. 2013. Biomining A Green Technology to Mine Valuable Metals.
2008-2011
About Kompasiana | Terms & Conditions | Tutorial | FAQ | Contact Us | Kompasiana Toolbar
Tags: biomining new montnusatenggara smbootcamp
Siapa yang menilai tulisan ini?
3 January 2014 06:27:59
wah, tulisannya sudah bagus, tapi mungkin kalau orang awam yang baca agakkebingungan dengan istilah2nya..
0 Balas
Laporkan Komentar
Riza A
14 January 2014 03:41:40
Bagus tulisannya, jangan sungkan2 mampir ke esaiku ya:http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/12/27/good-mining-practice-pt-newmont-nusa-tenggara-ptnnt-menepis-stigma-negatif-industri-pertambangan-620148.html
0 Balas
Laporkan Komentar
Casmudi
Submit Cancel
Tweet 18
erwansaripudin
Bermanfaat
Canada : Departement of Chemistry Laurentian University of Sudbury.
Devasia, P. dan Natarajan, K. A. 2004. Bacterial Leaching : Biotechnology in the Mining Industry. NewDelhi : Resonance Press.
Madigan, M.T., Martinko, J.M., Stahl, D.A., Clark, D.P. 2012. Brock Microbiology of Microorganism.San Fransisco : Pearson Benjamin cummings. Hal : 710
Siddiqui, M.H., Kumar, A., Kesari, K. K., Arif, J.M. 2009. Biomining - A Useful Approach Toward MetalExtraction. American-Eurasian Journal of Agronomy, 2(2) : 84-88.
Willey, J.M., Sherwood, L.M., Woolverton, C.J. 2008. Prescott, Harley and Kleins Microbiology 7thEdition. New York : McGraw-Hill Companies. Hal : 1101
Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasianamenjadi tanggung jawab Penulis.
KOMENTAR BERDASARKAN : TANGGAL
Tulis Tanggapan Anda
48Recommend
Lowongan Kerja Terbaruwww.berniaga.com/lowongan-kerja
Ribuan Lowongan Kerja Dibuka Gaji Menarik, Asuransi Terjamin
Laporkan Tanggapi
1
http://kompas.com/http://www.kompasiana.com/abouthttp://www.kompasiana.com/termhttp://www.kompasiana.com/helphttp://www.kompasiana.com/help/faqhttp://www.kompasiana.com/help/contactushttps://s3.amazonaws.com/com.alexa.toolbar/atbp/lr4ge_/download/index.htmhttp://www.kompasiana.com/feedhttp://www.kompasiana.com/posts/tags/biomininghttp://www.kompasiana.com/posts/tags/newmontnusatenggarahttp://www.kompasiana.com/posts/tags/smbootcamphttp://www.kompasiana.com/Riza.Ahttp://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/12/27/good-mining-practice-pt-newmont-nusa-tenggara-ptnnt-menepis-stigma-negatif-industri-pertambangan-620148.htmlhttp://www.kompasiana.com/Casmudihttps://twitter.com/intent/tweet?original_referer=http%3A%2F%2Fteknologi.kompasiana.com%2Fterapan%2F2014%2F01%2F02%2Fbiomining-ekstraksi-bahan-tambang-menggunakan-bakteri-624834.html&related=kompasiana%3Akompasiana%2Ckompascom%3Akompascom&text=Biomining%20%3A%20Ekstraksi%20Bahan%20Tambang%20Menggunakan%20Bakteri&tw_p=tweetbutton&url=http%3A%2F%2Fkom.ps%2FAFdvug&via=kompasianahttp://twitter.com/search?q=http%3A%2F%2Fteknologi.kompasiana.com%2Fterapan%2F2014%2F01%2F02%2Fbiomining-ekstraksi-bahan-tambang-menggunakan-bakteri-624834.htmlhttp://www.kompasiana.com/erwan_saripudinhttp://googleads.g.doubleclick.net/aclk?sa=L&ai=CYDYONUgVU9OMJcyq8gXEn4LADMHW89ADkf7NpGqhrZmLjQEQASCqluEWUOrWqDtg6YKAgOQNyAEBqQIrwnnv32WqPqgDAcgDwwSqBMQBT9Dskd_E15DsHYXuxfO3562e-TKGcKsYYXSRVa8mb0iIsr3-PQ98RcudiX3iV2f724tCimMfM125GBem9UVTLgZPyQNEDuqW_GENseH_hiIMIpFsNxmmrStoDbUlb6Rw-uuxT9lEN50daz2fgXfOcii70efCh3zvP2MUFHupjKojhpqCinErp18V6zV8O_TELu5PoWcZJk_iTryQLKz6tKy0npOKFBRw4MwOtOqQ7jolrV-4d5frtytUZLRxo2W4Wli91IAH4e-vIg&num=1&sig=AOD64_3jzEbB9QgKCwmGmNYf-hdlWnqKKA&client=ca-pub-9012468469771973&adurl=http://berniaga.com/Indonesia/Lowongan-tersedia-7020/%3Fxtor%3DSEC-2110-GOO-%5Bgcn_Lowongan%5D-%5B3%5D-C-%5Binvestasi%2520emas%5Dhttp://googleads.g.doubleclick.net/aclk?sa=L&ai=CYDYONUgVU9OMJcyq8gXEn4LADMHW89ADkf7NpGqhrZmLjQEQASCqluEWUOrWqDtg6YKAgOQNyAEBqQIrwnnv32WqPqgDAcgDwwSqBMQBT9Dskd_E15DsHYXuxfO3562e-TKGcKsYYXSRVa8mb0iIsr3-PQ98RcudiX3iV2f724tCimMfM125GBem9UVTLgZPyQNEDuqW_GENseH_hiIMIpFsNxmmrStoDbUlb6Rw-uuxT9lEN50daz2fgXfOcii70efCh3zvP2MUFHupjKojhpqCinErp18V6zV8O_TELu5PoWcZJk_iTryQLKz6tKy0npOKFBRw4MwOtOqQ7jolrV-4d5frtytUZLRxo2W4Wli91IAH4e-vIg&num=1&sig=AOD64_3jzEbB9QgKCwmGmNYf-hdlWnqKKA&client=ca-pub-9012468469771973&adurl=http://berniaga.com/Indonesia/Lowongan-tersedia-7020/%3Fxtor%3DSEC-2110-GOO-%5Bgcn_Lowongan%5D-%5B3%5D-C-%5Binvestasi%2520emas%5D