26
i DISERTASI DIAJUKAN UNTUK UJIAN TERTUTUP DISERTASI BIONOMI Liriomyza chinensis KATO (DIPTERA : AGROMYZIDAE) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa L.) DI BALI HAMID NIM. 1690411003 PROGRAM STUDI DOKTOR (S3) ILMU PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2018

BIONOMI Liriomyza chinensis KATO (DIPTERA : … fileDisertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor pada Program Studi Doktor (S3) Ilmu Pertanian ... (LPDP) yang telah memberi bantuan finansial,

  • Upload
    lethu

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

DISERTASI DIAJUKAN UNTUK UJIAN TERTUTUP

DISERTASI

BIONOMI Liriomyza chinensis KATO

(DIPTERA : AGROMYZIDAE) PADA TANAMAN

BAWANG MERAH (Allium cepa L.) DI BALI

HAMID

NIM. 1690411003

PROGRAM STUDI DOKTOR (S3) ILMU PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2018

ii

Halaman Persyaratan Gelar Doktor

BIONOMI Liriomyza chinensis KATO

(DIPTERA : AGROMYZIDAE) PADA TANAMAN

BAWANG MERAH (Allium cepa L.) DI BALI

Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor

pada Program Studi Doktor (S3) Ilmu Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Udayana

HAMID

NIM. 1690411003

PROGRAM STUDI DOKTOR (S3) ILMU PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2018

iii

Lembar Pengesahan

DISERTASI INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL……………………

Promotor

Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, M.S.

NIP. 19570330 198601 1 001

Kopromotor I Kopromotor II

Prof. Ir. I Wayan Susila, M.S. I Putu Sudiarta, S.P., M.Si., Ph.D.

NIP. 19540129 198601 1 001 NIP. 19791107 200501 1 002

Mengetahui,

Koordinator Program Studi Doktor (S3) Ilmu Pertanian Dekan Fakultas

Fakultas Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Udayana Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Made Adnyana, M.S. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S.

NIP. 19560525 198303 1 002 NIP. 19630515 198803 1 001

iv

Disertasi ini Akan Diuji pada Ujian Tertutup

Tanggal.....................................................

Panitia Penguji Disertasi Berdasarkan SK. Rektor

Universitas Udayana No. :.................................., Tanggal ...............................

Ketua : Prof. Dr. Ir. I Made Adnyana, M.S.

Anggota :

1. Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, M.S.

2. Prof. Ir. I Wayan Susila, M.S.

3. I Putu Sudiarta, S.P., M.Si., Ph.D.

4. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Wijaya, M.S.

5. Prof. Dr. Dra. Made Sritamin, M.S.

6. Dr. Ir. Ketut Ayu Yuliadhi, M.P.

7. Dr. Ir. Purnama Hidayat, M.Sc.

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hamid

NIM : 1690411003

Program Studi : Ilmu Pertanian

Judul Disertasi : Bionomi Liriomyza chinensis Kato (Diptera : Agromyzidae)

pada Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa L.) di Bali.

Dengan ini menyatakan bahwa karya Ilmiah Disertasi ini bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima

sangsi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan

yang berlaku.

Denpasar, Agustus 2018

Yang membuat pernyataan

( Hamid )

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankan penulis memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT (Tuhan

Yang Maha Esa), atas segala anugerah dan karunia-Nya sehingga disertasi dengan judul

“Bionomi Liriomyza chinensis Kato (Diptera : Agromyzidae) pada Tanaman Bawang Merah

(Allium cepa L.) di Bali” dapat diselesaikan.

Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, M.S., selaku Promotor yang dengan

penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama penulis

mengikuti Program Doktor, khususnya dalam penyelesaian disertasi. Terima kasih juga penulis

sampaikan kepada Prof. Ir. I Wayan Susila, M.S., selaku Kopromotor I dan I Putu Sudiarta, S.P.,

M.Si., Ph.D., selaku Kopromotor II yang dengan penuh perhatian memberikan dorongan,

semangat, bimbingan, dan saran kepada penulis selama penyusunan disertasi ini.

Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof.

Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis

untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Doktor di Universitas Udayana.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S., selaku

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Ucapan yang sama penulis sampaikan kepada

Prof. Dr. Ir. I Made Adnyana, M.S., selaku Koordinator Program Studi Doktor (S3) Ilmu

Pertanian Universitas Udayana, atas semua masukan dan saran yang telah diberikan. Ungkapan

terima kasih juga penulis sampaikan kepada para penguji yang telah memberikan masukan,

saran, sanggahan, dan koreksi sehingga disertasi ini dapat terwujud, serta semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan disertasi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-

besarnya kepada Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang telah memberi bantuan

finansial, sehingga meringankan penulis dalam menyelesaikan studi.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Ayah dan Ibu yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar

berfikir logis dan suasana demokratis sehingga tercipta adanya kreativitas. Kepada Istri tercinta

Tut Wuri Handayani Baria, S.P., dan Ananda Namira Putri Hamid yang dengan penuh

vii

pengorbanan telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk lebih berkonsentrasi dalam

menyelesaikan disertasi ini.

Semoga Allah SWT (Tuhan Yang Maha Esa) selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian disertasi ini.

Denpasar, Agustus 2018

Penulis,

Hamid

viii

ABSTRAK

BIONOMI Liriomyza chinensis KATO

(DIPTERA : AGROMYZIDAE) PADA TANAMAN

BAWANG MERAH (Allium cepa L.) DI BALI

Liriomyza chinensis merupakan hama eksotis yang saat ini telah menjadi hama utama

pada pertanaman bawang merah di Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

morfologi dan molekuler L. chinensis dari beberapa lokasi pertanaman bawang merah,

mengetahui kapan penerbangan imago L. chinensis di lapang paling aktif, mengetahui preferensi

L. chinensis terhadap beberapa varietas tanaman bawang merah di laboratorium, mengetahui

perkembangan populasi dan serangan L. chinensis terhadap tanaman bawang merah di lapang,

mengetahui kelimpahan, keragaman dan dominasi parasitoid dari beberapa lokasi pertanaman

bawang merah di Bali.

Untuk identifikasi ciri morfologi Liriomyza sp. yang didapat dari beberapa lokasi

pertanaman bawang merah di Bali dengan mengacu pada Shiao et al. (1991) dan Shiao (2004).

Sementara identifikasi molekulernya melalui beberapa langkah yaitu isolasi DNA total,

elektroforesis DNA total, reaksi berantai PCR, kemudian hasil amplifikasi DNA dielektroforesis,

setelah itu dilakukan sekuensing, hasil dari sekuen kemudian dimasukkan dalam BLAST NCBI

untuk melihat homologinya dengan spesies terdekat dalam data GenBank dan terakhir membuat

pohon filogenetik dengan menggunakan metode neighbor-joining. Pengamatan aktivitas

penerbangan imago L. chinensis mulai pukul 06.00-18.00. Peubah yang diamati adalah jumlah

imago L. chinensis yang tertangkap perangkap kartu kuning berperekat (PKKB). Pada penelitian

ini juga dilakukan uji preferensi L. chinensis terhadap lima varietas bawang merah (varietas

Bima Brebes, Bauji, Tajuk, Probo dan Bali Karet) di laboratorium dan juga pengamatan tingkat

serangan L. chinensis terhadap lima varietas bawang merah tersebut di lapang. Untuk

mendapatkan data kelimpahan, keragaman dan dominasi parasitoid di lapang, dengan cara

pengambilan sampel daun bawang merah yang terserang L. chinensis, yang dilakukan setiap

minggu dari beberapa lokasi pertanaman bawang merah dengan ketinggian tempat yang berbeda.

Berdasarkan hasil identifikasi morfologi dan analisis molekuler, maka sepesies Liriomyza

sp. yang ditemukan menyerang pertanaman bawang merah di Bali adalah L. chinensis.

Sementara aktivitas penerbangan imago L. chinensis di lapang paling banyak terjadi pada pukul

08.00-11.00. Berdasarkan uji preferensi L. chinensis terhadap lima varietas bawang merah di

laboratorium, varietas Bali Karet yang paling dipilih oleh L. chinensis, baik sebagai keperluan

makan maupun sebagai tempat meletakkan telur. Rata-rata persentase serangan L. chinensis

terhadap lima varietas bawang merah di lapang, varietas Bima Brebes (12,91%), Bauji (9,68%),

Tajuk (10,09%), Probo (9,96%) dan Bali Karet (13,56%). Begitu juga dengan rata-rata intensitas

serangan L. chinensis terhadap lima varietas bawang merah di lapang, varietas Bima Brebes

(19,79%), Bauji (15,55%), Tajuk (16,80%), Probo (17,10%) dan Bali Karet (20,20%). Jenis

parasitoid yang didapat dari beberapa lokasi pertanaman bawang merah di Bali yaitu dari Famili

Eulopidae (Hemiptarsenus varicornis) dan Famili Braconidae (Opius spp.). Rendahnya

keragaman parasitoid yang ditemukan di lapang, kemungkinan dikarenakan aplikasi insketisida

sintetik oleh petani yang berlebihan.

Kata kunci: Liriomyza chinensis, aktivitas penerbangan, preferensi, persentase serangan,

parasitoid

ix

ABSTRACT

BIONOMICS of Liriomyza chinensis KATO

(DIPTERA : AGROMYZIDAE) on ONION (Allium cepa L.) in BALI

Liriomyza chinensis, is an exotic pest that has now become a major pest in onion

plantings in Bali. The aim of this study was to determine the morphological and molecular

characteristics of L. chinensis from several onion planting sites, to find out when flight of L.

chinensis in the field is the most active, to know the preferences of L. chinensis for several onion

varieties in the laboratory, to know the population development and attack of L chinensis on

onion plants in the field, knowing the diversity, abundance and dominance of parasitoid from

several locations of onion plantations in Bali.

For identify the morphological characteristics of Liriomyza sp. obtained from several

locations in the field with reference to Shiao et al. (1991) and Shiao (2004). While the molecular

identification is through several steps, namely total DNA isolation, total DNA electrophoresis,

PCR chain reaction, then electrophoretic DNA amplification, then sequencing, the results of

sequences are then included in BLAST NCBI to see the homology with the closest species in

GenBank data and finally make trees phylogenetic using the neighbor-joining method.

Observation of flight activity of L. chinensis adult from 06.00-18.00. The variables observed

were the number of L. chinensis adult caught in adhesive yellow card traps (AYCT). In this

study the preference of L. chinensis on five onion varieties (Bima Brebes, Bauji, Tajuk, Probo

and Bali Karet) were tested in the laboratory as well as observing the level of attack of L.

chinensis on the five varieties of onion in the field. To obtain data on abundance, diversity and

dominance of parasitoid in the field, by sampling onion leaves attacked by L. chinensis, which is

carried out every week from several locations of onion plantations with different altitudes.

Based on the results of morphological identification and molecular analysis, the species

Liriomyza sp. which was found in attacking onion plantations in Bali is L. chinensis. While the

flight activity of L. chinensis in the field is the mostly occurs between at 08.00-11.00. Based on

the preference test of L. chinensis on five onion varieties in the laboratory, the Bali Karet variety

was chosen by L. chinensis, both as a food requirement and as a place to lay eggs. The average

percentage of L. chinensis attack on five onion varieties in the field, Bima Brebes variety

(12.91%), Bauji (9.68%), Tajuk (10.09%), Probo (9.96%) and Bali Karet (13.56%). Likewise,

the average intensity of L. chinensis attack on five onion varieties in the field, Bima Brebes

variety (19.79%), Bauji (15.55%), Tajuk (16.80%), Probo (17.10 %) and Bali Karet (20.20%).

The type of parasitoid obtained from several locations of onion planting is from the Eulopidae

family (Hemiptarsenus varicornis) and the Braconidae family (Opius spp.). The low parasitoid

found in the field, probably due to the excessive application of synthetic insecticides by farmers.

Keywords: Liriomyza chinensis, flight activity, preference, percentage of attack, parasitoid

x

RINGKASAN

BIONOMI Liriomyza chinensis KATO

(DIPTERA : AGROMYZIDAE) PADA TANAMAN

BAWANG MERAH (Allium cepa L.) DI BALI

Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan komoditas unggulan yang mempunyai

prospek untuk dikembangkan. Prospek pengembangan bawang merah sangat baik ditinjau dari

segi permintaan yang terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan

kebutuhan akan bawang merah. Produksi bawang merah di tingkat petani masih rendah dan

berfluktuasi antara 1-5 ton/ha. Salah satu faktor penyebab rendahnya produktivitas bawang

merah di Indonesia adalah adanya serangan L. chinensis. Saat ini L. chinensis merupakan hama

penting tanaman bawang merah yang menyebar luas di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik

seperti Indonesia, China, Jepang, Korea, Thailand, Malaysia, Singapura, Taiwan dan Vietnam.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi dan molekuler L. chinensis

dari beberapa lokasi pertanaman bawang merah, mengetahui kapan penerbangan imago L.

chinensis di lapang paling aktif, mengetahui preferensi L. chinensis terhadap beberapa varietas

tanaman bawang merah di laboratorium, mengetahui perkembangan populasi dan serangan L.

chinensis terhadap tanaman bawang merah di lapang serta mengetahui kelimpahan, keragaman

dan dominasi parasitoid dari beberapa lokasi pertanaman bawang merah di Bali.

Sampel daun bawang merah yang menunjukkan gejala serangan Liriomyza sp., diambil

dari lokasi penelitian, selanjutnya dibiakkan di Laboratorium. Imago Liriomyza sp. yang didapat

dari hasil pembiakan kemudian diidentifikasi ciri morfologinya dengan mengacu pada Shiao et

al. (1991) dan Shiao (2004). Sementara identifikasi molekulernya melalui beberapa langkah

yaitu isolasi DNA total, elektroforesis DNA total, reaksi berantai PCR, kemudian hasil

amplifikasi DNA dielektroforesis, setelah itu dilakukan sekuensing, hasil dari sekuen kemudian

dimasukkan dalam BLAST NCBI untuk melihat homologinya dengan spesies terdekat dalam

data GenBank dan terakhir membuat pohon filogenetik dengan menggunakan metode neighbor-

joining. Pengamatan aktivitas penerbangan imago L. chinensis meliputi waktu penerbangannya

di lapang, melalui pemasangan perangkap kartu kuning berperekat (PKKB) satu minggu sekali

sebanyak delapan kali yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 minggu setelah tanam (MST). PKKB

dipasang dengan ketinggian 15 cm dari permukaan tanaman bawang merah. PKKB dibuat dari

xi

map pelastik berwarna kuning berukuran 10 x 18 cm2. Jumlah perangkap yang digunakan 15

buah. PKKB dipasang pada tiang bambu dengan tali gantungan yang terbuat dari benang katun.

Setiap kartu perangkap diolesi lem perangkap tikus cap gajah, pada kedua permukaannya.

Pengamatan aktivitas penerbangan imago L. chinensis dengan interval waktu penerbangan yaitu

pukul 06.00-07.00, ˃07.00-08.00, ˃08.00-09.00, ˃09.00-10.00, ˃10.00-11.00, ˃11.00-12.00,

˃12.00-13.00, ˃13.00-14.00, ˃14.00-15.00, ˃15.00-16.00, ˃16.00-17.00 dan ˃17.00-18.00.

Peubah yang diamati adalah jumlah imago L. chinensis yang tertangkap PKKB. Untuk menguji

preferensi L. chinensis terhadap beberapa varietas bawang merah di laboratorium, yang terdiri

dari lima perlakuan (varietas Bima Brebes, Bauji, Tajuk, Probo dan Bali Karet). Tanaman

bawang merah yang diuji masing-masing ditanam dalam pot plastik berukuran 12 cm dan

diameter 15 cm. Umur tanaman yang digunakan adalah 2 minggu. 25 pot tanaman dimasukkan

ke dalam kurungan yang berukuran 50 cm x 40 cm x 40 cm secara acak dengan menggunakan

sistem lotre. Imago L. chinensis hasil pemeliharaan diambil dengan menggunakan tabung gelas.

Kemudian 25 pasang imago hasil biakan diinfestasikan ke dalam kurungan yang berisi 25

tanaman perlakuan, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Peubah yang

diamati adalah (1) jumlah tusukan ovipositor imago pada permukaan daun (2) jumlah telur (3)

jumlah larva (4) jumlah korokan dan (5) persentase serangan. Faktor biofisik daun yang diamati

adalah ketebalan daun masing-masing varietas. Untuk keperluan pengamatan tersebut diambil 25

daun (sebagai ulangan) per varietas. Pengukuran ketebalan daun bawang merah dilakukan

dengan mikro meter. Untuk mengetahui kandungan senyawa nutrisi dan non-nutrisi dari tanaman

bawang merah, maka dilakukan perhitungan kandungan senyawa biokimia daun bawang merah,

yang meliputi : tanin, polifenol, protein, gula total, kadar abu dan kadar air.

Untuk keperluan pengamatan tingkat serangan L. chinensis terhadap beberapa varietas

tanaman bawang merah di lapang, yang terdiri dari lima perlakuan (varietas Bima Brebes, Bauji,

Tajuk, Probo dan Bali Karet). Setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali sehingga terdapat 25

petak satuan percobaan. Setiap petak satuan percobaan diambil 10 rumpun tanaman sebagai

sampel yang diberi nomor urut dari 1 sampai 10. Pengamatan tingkat serangan L. chinensis

terhadap beberapa varietas tanaman bawang merah dilakukan setiap minggu sejak tanaman

bawang merah berumur 1 MST sampai 8 MST. Untuk mengetahui kelimpahan, keragaman dan

dominasi parasitoid di lapang. Pengambilan sampel daun bawang merah yang terserang L.

xii

chinensis, dilakukan setiap minggu dari beberapa lokasi pertanaman bawang merah dengan

ketinggian tempat yang berbeda. Sampel daun terkoleksi dimasukkan ke dalam kantung pelastik

(45 daun terserang) per lokasi, kemudian disimpan sementara di dalam cool box untuk

dipindahkan ke dalam stoples penetasan di laboratorium. Imago Liriomyza sp. dan parasitoid

yang muncul dimasukkan secara terpisah ke dalam botol koleksi berisi alkohol 90% untuk

kebutuhan identifikasi. Untuk mengidentifikasi parasitoid yang muncul dari hasil penetasan

menggunakan acuan kunci dasar parasitoid di Asia oleh Fisher et al. (2005).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis Liriomyza sp. yang ditemukan dari

beberapa lokasi pertanaman bawang merah di Bali, mempunyai karakteristik morfologi dengan

ciri-ciri pola warna tergit pada abdomen yang sederhana dengan tanpa garis penghubung antara

segmen dengan segmen berikutnya, scutellum berwarna abu-abu gelap atau mendekati hitam.

Ciri-ciri tersebut merujuk kepada spesies L. chinensis. Hasil penelusuran data GenBank melalui

identifikasi hasil pensejajaran sekuen menunjukkan bahwa asam nukleat gen COI Liriomyza sp.

yang ditemukan, menunjukkan homologi tertinggi dengan L. chinensis (EF104701.1), L.

chinensis (AB721340.1) dan L. chinensis (AB721343.1) dengan tingkat identik sebesar 99%.

Jika hasil tersebut dibandingkan dengan Liriomyza sp. (KR691019.1), Liriomyza sp.

(KM864539.1) dan Liriomyza sp. (KY831514.1) menunjukkan tingkat identik sebesar 88%, dan

jika dibandingkan dengan L. huidobrensis (FJ435888.1), L. huidobrensis (EU219615.1) dan L.

huidobrensis (KR476572.1) dengan tingkat identik sebesar 87%. Berdasarkan hasil identifikasi

morfologi dan molekuler tersebut, maka sepesies Liriomyza sp. yang ditemukan menyerang

pertanaman bawang merah di Bali adalah L. chinensis.

Berdasarkan uji preferensi L. chinensis terhadap lima varietas bawang merah di

laboratorium, varietas Bali Karet yang paling dipilih oleh L. chinensis, baik sebagai keperluan

makan maupun sebagai tempat meletakkan telur. Varietas Bauji lebih toleran terhadap serangan

L. chinensis, jika dibandingkan dengan varietas yang lain.

Hasil penelitian di lapang menunjukkan bahwa imago L. chinensis sudah mulai

menginvasi tanaman sejak kemunculan daun tanaman bawang merah ke permukaan tanah.

Puncak invasi tersebut terjadi pada saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam (MST).

Sementara aktivitas penerbangan imago L. chinensis paling banyak terjadi pada pukul 08.00-

11.00. Perkembangan populasi imago L. chinensis mulai tampak sejak 1 MST dan mencapai

xiii

puncaknya pada 3 MST, kemudian menurun sampai 5 MST dan naik lagi pada 6 MST kemudian

menurun sampai 8 MST. Sementara populasi larva mulai terpantau 2 MST dan mencapai

puncaknya pada 5 MST kemudian menurun terus sampai 8 MST. Rata-rata persentase serangan

L. chinensis terhadap varietas Bima Brebes (12,91%), Bauji (9,68%), Tajuk (10,09%), Probo

(9,96%) dan Bali Karet (13,56%). Begitu juga dengan rata-rata intensitas serangan L. chinensis

terhadap varietas Bima Brebes (19,79%), Bauji (15,55%), Tajuk (16,80%), Probo (17,10%) dan

Bali Karet (20,20%). Hal itu menunjukkan bahwa kelima varietas bawang merah yang diuji

cukup rentan terhadap serangan L. chinensis, tetapi varietas Bauji cenderung lebih toleran

terhadap serangan L. chinensis.

Indeks kelimpahan, keragaman dan dominansi parasitoid yang didapat dari beberapa

lokasi pertanaman bawang merah di Bali. Pada lokasi pertanaman bawang merah dengan

ketinggian <500 m dpl, meliputi daerah Kabupaten Badung dan Kabupaten Gianyar, pada areal

pertanaman bawang merah di lokasi tersebut tidak ditemukan adanya parasitoid (indeks

kelimpahan (R1) = 0,00; indeks keragaman (H’) = 0,00; indeks dominasi (D) = 0,00). Pada

lokasi dengan ketinggian ≥500–1000 m dpl, meliputi beberapa lokasi di Kabupaten Tabanan,

ditemukan 2 jenis parasitoid yaitu Hemiptarsenus varicornis sebanyak 3 ekor (indeks

kelimpahan (R1) = 0,6213; indeks keragaman (H’) = 0,2544; indeks dominasi (D) = 0,0100) dan

Opius spp. 22 ekor (indeks kelimpahan (R1) = 6,5239; indeks keragaman (H’) = 0,1125; indeks

dominasi (D) = 0,7700). Sedangkan pada lokasi dengan ketinggian ≥1000 m dpl, meliputi

beberapa lokasi Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Bangli ditemukan juga 2 jenis parasitoid

yaitu H. varicornis 5 ekor (indeks kelimpahan (R1) = 1,2941; indeks keragaman (H’) = 0,3380;

indeks dominasi (D) = 0,0433) dan Opius spp. 17 ekor (indeks kelimpahan (R1) = 5,1763; indeks

keragaman (H’) = 0,2013; indeks dominasi (D) = 0,5887). Lingkungan yang stabil memiliki nilai

indeks kelimpahan (R1) dan keragaman (H’) tinggi serta dominasi (D) rendah. Rendahnya

keragaman parasitoid yang ditemukan di lapang, kemungkinan dikarenakan aplikasi insketisida

sintetik oleh petani yang berlebihan, yang aplikasinya dapat mencapai 2-3 kali perminggu.

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ...................................................................................................... i

PERSYARATAN GELAR .......................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ............................................................................ iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................................ v

UCAPAN TERIMA KASIH......................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................................. ix

RINGKASAN .............................................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xx

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ............................................................. 5

1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian ............................................................ 5

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

1.4.1 Manfaat Akademik....................................................................... 6

1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7

2.1 Klasifikasi Liriomyza chinensis ............................................................ 7

2.2 Karakter Morfologi Liriomyza spp. ..................................................... 7

2.3 Persebaran Populasi Liriomyza dan Tanaman Inang ........................... 9

xv

2.4 Perilaku Makan dan Kerusakan ........................................................... 11

2.5 Biologi Liriomyza spp. ......................................................................... 13

2.6 Resistensi Tanaman terhadap Liriomyza spp. ...................................... 17

2.7 Pengendalian Liriomyza spp. ................................................................ 20

2.7.1 Penggunaan Varietas Tahan ........................................................ 20

2.7.2 Budi Daya Tanaman ................................................................... 22

2.7.3 Kultur Teknis .............................................................................. 23

2.7.4 Penggunaan Perangkap ............................................................... 23

2.7.5 Penggunaan Musuh Alami .......................................................... 24

2.7.6 Penggunaan Insektisida ............................................................... 27

2.8 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kehidupan

Serangga ............................................................................................... 29

2.8.1 Faktor Instrinsik .......................................................................... 29

2.8.2 Faktor Ekstrinsik ......................................................................... 30

2.9 Mitokondria Citochrome Oxidase I (mtCOI) ...................................... 31

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

PENELITIAN ............................................................................................ 35

3.1 Kerangka Berpikir ................................................................................ 35

3.2 Kerangka Konsep ................................................................................. 42

3.3 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 45

BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................... 46

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 46

4.2 Bahan dan Alat ..................................................................................... 46

4.3 Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 47

4.3.1 Percobaan 1 : Identifikasi Ciri Morfologi dan Analisis

Karakteristik Genetik Liriomyza dari Beberapa Lokasi

Pertanaman Bawang Merah di Bali ............................................ 47

4.3.2 Percobaan 2 : Aktivitas Penerbangan Imago L. chinensis

di Lapang .................................................................................... 53

4.3.3 Percobaan 3 : Uji Preferensi L. chinensis terhadap Beberapa

xvi

Varietas Tanaman Bawang Merah .............................................. 53

4.3.4 Percobaan 4 : Perkembangan Populasi dan Serangan

L. chinensis terhadap Beberapa Varietas Tanaman

Bawang Merah ............................................................................ 55

4.3.5 Percobaan 5 : Kelimpahan, Keragaman dan Dominasi

Parasitoid di Lapang ................................................................... 58

4.4 Analisis Data . ....................................................................................... 60

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 61

5.1 Identifikasi Ciri Morfologi dan Analisis Karakteristik Genetik

Liriomyza dari Beberapa Lokasi Pertanaman Bawang Merah

di Bali ................................................................................................. 61

5.2 Aktivitas Penerbangan Imago L. chinensis ......................................... 70

5.3 Preferensi L. chinensis terhadap Beberapa Varietas Bawang

Merah .................................................................................................. 72

5.4 Perkembangan Populasi L. chinensis pada Tanaman Bawang

Merah di Lokasi Penelitian .................................................................. 78

5.5 Persentase Serangan L. chinensis terhadap Lima Varietas Bawang

Merah .................................................................................................. 80

5.6 Intensitas Serangan L. chinensis terhadap Lima Varietas Bawang

Merah .................................................................................................. 83

5.7 Kelimpahan, Keragaman dan Dominasi Parasitoid dari Beberapa

Lokasi Pertanaman Bawang Merah di Bali ....................................... 84

5.8 Pembahasan Umum ............................................................................. 87

5.9 Novelty (Temuan terbaru)..................................................................... 93

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 95

6.1 Simpulan .............................................................................................. 95

6.2 Saran .................................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 97

LAMPIRAN ................................................................................................................. 107

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Spesies Liriomyza dan Tanaman Inang Utama ................................................ 10

4.1 Primer Oligonukleotida yang Digunakan untuk Amplifikasi PCR .................. 51

4.2 Cocktail yang Digunakan untuk Amplifikasi PCR .......................................... 51

4.3 Rangkaian Amplifikasi Daerah Sitokrom Oksidase I DNA Mitokondria ....... 52

4.4 Nilai Skala untuk Menduga Kerusakan Tanaman Akibat

Serangan L. chinensis ....................................................................................... 57

5.1 Tingkat Identik Data di Genbank yang Memiliki Similiritas dengan Data

Liriomyza yang Didapat dari Lokasi Bedugul Bali .......................................... 65

5.2 Tingkat Identik Data di GenBank yang Memiliki Similiritas dengan Data

Liriomyza yang Didapat dari Lokasi Kintamani Bali ..................................... 66

5.3 Jumlah Imago L. chinensis yang Terperangkap dengan Menggunakan

15 PKKB antar Waktu pada Pertanaman Bawang Merah di Lokasi

Penelitian .......................................................................................................... 70

5.4 Rata-rata Jumlah Tusukan, Jumlah Telur, Jumlah Larva dan Jumlah

Korokan terhadap Lima Varietas Bawang Merah di Laboratorium ................ 74

5.5 Persentase Serangan L. chinensis terhadap Lima Varietas Tanaman

Bawang Merah di Laboratorium ...................................................................... 74

5.6 Kandungan Senyawa Nutrisi, Non-nutrisi dan Ketebalan Daun pada Lima

Varietas Tanaman Bawang Merah di Laboratorium ........................................ 77

5.7 Persentase Serangan L. chinensis terhadap Lima Varietas Tanaman

Bawang Merah di Lapang ................................................................................ 82

5.8 Intensitas Serangan L. chinensis terhadap Lima Varietas Tanaman

Bawang Merah di Lapang ................................................................................ 84

5.9 Jenis Parasitoid yang di Temukan di Pertanaman Bawang

Merah dengan Beberapa Lokasi Ketinggian Tempat yang Berbeda ............... 86

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Karakteristik Morfologi imago dan korokan larva Liriomyza spp. ...................... 8

2.2 Bekas Korokan Larva Liriomyza sp. pada Daun Bawang Merah ........................ 11

2.3 Bekas Tusukan Ovipositor Liriomyza sp. ............................................................ 12

2.4 Siklus Hidup L. chinensis .................................................................................... 16

2.5 Daerah Gen Mitokondria. Gen Penyandi Sitokrom Oksidase Memiliki Tiga

Subunit yaitu Cox I, Cox II dan Cox III ............................................................... 33

3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................................... 41

3.2 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................................ 44

4.1 Kurungan Tempat Perlakuan ............................................................................... 54

5.1 Warna Scutellum Liriomyza yang Didapat dari Lokasi Penelitian ...................... 61

5.2 Pola Warna Tergit pada Abdomen Liriomyza yang Didapat dari

Lokasi Penelitian .................................................................................................. 62

5.3 Pola Warna Caput, Antenna, Mata Majemuk, Femor, Tibia dan Tarsus dari

Liriomyza yang Didapat dari Lokasi Penelitian ................................................... 62

5.4 Sayap Kanan Imago Liriomyza Betina yang Didapat dari Lokasi Penelitian ...... 63

5.5 Bekas Korokan Larva Liriomyza (Tanda Panah Merah) pada Daun Bawang

Merah, yang Didapat dari Lokasi Penelitian ....................................................... 63

5.6 Hasil Amplifikasi DNA ....................................................................................... 64

5.7 Tingkat Kesamaan Sekuen Gen COI (682 bp) dari Liriomyza Lokasi

Bedugul Bali, dengan Data GenBank NCBI ....................................................... 64

5.8 Tingkat Kesamaan Sekuen Gen COI (684 bp) dari Liriomyza Lokasi

Kintamani Bali, dengan Data GenBank NCBI .................................................... 65

5.9 Pohon Filogenetik Gen COI Liriomyza dari Lokasi Bedugul Bali

(IclQuery_6219) Dibandingkan dengan Data dari NCBI .................................... 68

5.10 Pohon Filogenetik Gen COI Liriomyza dari Lokasi Kintamani Bali

(IclQuery_76017) Dibandingkan dengan Data dari NCBI .................................. 69

5.11 Perangkap Kartu Kuning Berperekat (PKKB) di Tempat Penelitian ................. 71

xix

5.12 Perkembangan Populasi L. chinensis yang Terperangkap dengan

Menggunakan15 PKKB dan Jumlah Larva dari 50 Daun Tanaman

Bawang Merah di Lokasi Penelitian ................................................................... 80

5.13 Bekas Tusukan Ovipositor Imago Betina dan Bekas Korokan Larva

L. chinensis pada Daun Bawang Merah .............................................................. 81

5.14 Perkembangan Persentase Serangan L. chinensis terhadap Lima Varietas

Tanaman Bawang Merah .................................................................................... 83

5.15 Perkembangan Intensitas Serangan L. chinensis terhadap Lima Varietas

Tanaman Bawang Merah .................................................................................... 84

5.16 Jenis parasitoid yang ditemukan di pertanaman bawang merah ......................... 86

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Hasil sekuensing Liriomyza sp. yang didapat dari lokasi Bedugul dan

Kintamani ........................................................................................................... 108

2. Analisis of Variance pada Uji Preferensi terhadap Jumlah Tusukan

Setelah 1 Minggu Inokulasi L. chinensis ........................................................... 115

3. Analisis of Variance pada Uji Preferensi terhadap Jumlah Telur

Setelah 1 Minggu Inokulasi L. chinensis ........................................................... 117

4. Analisis of Variance pada Uji Preferensi terhadap Jumlah Larva

Setelah 1 Minggu Inokulasi L. chinensis ........................................................... 119

5. Analisis of Variance pada Uji Preferensi terhadap Jumlah Korokan

Setelah 1 Minggu Inokulasi L. chinensis ........................................................... 121

6. Analisis of Variance Persentase Serangan terhadap Lima Varietas

Bawang Merah di Lapang .................................................................................. 123

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan komoditas unggulan yang

mempunyai prospek untuk dikembangkan. Prospek pengembangan bawang merah

sangat baik ditinjau dari segi permintaan yang terus meningkat sejalan dengan

peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan akan bawang merah. Hasil bawang

merah di tingkat petani masih rendah dan berfluktuasi antara 1-5 ton/ha. Salah satu

faktor penyebab rendahnya produktivitas bawang merah di Indonesia adalah adanya

serangan Liriomyza chinensis (Sahabuddin et al., 2012). Hama ini merupakan

serangga kosmopolitan, dan dalam beberapa tahun terakhir L. chinensis menjadi

hama penting pada Allium spp. di beberapa negara Asia Tenggara (Tran & Takagi,

2007), termasuk Indonesia (Rauf et al., 2000). L. chinensis termasuk hama monofag

dan ditemukan pertama kali di Indonesia menyerang tanaman bawang merah di

Desa Klampok, Kabupaten Brebes (Jawa Tengah) pada awal Agustus tahun 2000

(Rauf & Shepard, 2001).

Pentingnya pengenalan hama adalah sebagai dasar perlindungan tanaman

dari kerusakan yang disebabkan oleh hama tersebut. Identifikasi merupakan suatu

cara menggolongkan suatu organisme pada status tertentu baik itu takson ataupun

berdasarkan kerugian secara ekonomi yang ditimbulkannya. Secara umum untuk

identifikasi morfologi Liriomyza terdiri dari karakter sayap, caput, torak, warna

tungkai, warna scutellum dan pola tergit abdomen serta melihat ciri gejala serangan

(Shiao et al., 1991). Metode yang digunakan untuk menelusuri hubungan

filogenetik Liriomyza dengan cara melihat kemiripan DNA mitokondrianya. Untuk

1

2

identifikasi DNA Liriomyza dengan menggunakan gen COI mtDNA sebagai marker

(barcode genetik). Gen COI dalam studi molekuler merupakan salah satu gen yang

dapat digunakan sebagai penanda genetik, untuk mempelajari karakteristik genetik

antar spesies maupun antar individu (Folmer et al., 1994).

Pada awalnya, area yang terserang L. chinensis hanya sedikit, tetapi

serangan makin meluas dari tahun ke tahun sehingga menimbulkan kerugian yang

sangat besar bagi petani karena tanaman mereka gagal panen. Hasil penelitian

Gellang et al. (2009) di Watutela menunjukkan, terdapat perbedaan tingkat

kerusakan yang nyata, serangan L. chinensis pada tiga varietas bawang merah yang

diuji (Lokal Palu, Palasa, dan Tinombo), dengan tingkat serangan antara 35,2-

100%. Sementara itu Nonci et al. (2009) melaporkan, serangan L. chinensis pada

tanaman bawang merah umur 1 bulan berkisar antara 22,6-41,4%. Begitu juga

serangan pada bawang putih dapat mencapai 36,52% dengan kepadatan populasi

lalat dewasa pada tanaman 9 ekor/rumpun (Supriadi et al., 2000). Populasi L.

chinensis berkembang sangat cepat, satu hektar pertanaman bawang merah dapat

rusak hanya dalam semalam (Soetiarso, 2007). Serangan hama Liriomyza spp. di

Palu pada tahun 2007 dan 2008 dilaporkan meyebabkan gagal panen pada area 24-

50 hektar pertanaman bawang merah. Kemudian dalam kurun waktu enam tahun

telah mampu menyerang dengan total serangan mencapai 219 hektar (Nonci &

Muis, 2011; Sahabuddin et al., 2012).

Gejala awal pada daun bawang merah yang terserang L. chinensis berupa

bintik putih akibat tusukan ovipositor imago betina saat meletakkan telur. Larva

yang baru menetas langsung masuk ke dalam rongga daun kemudian mengorok

daun dari dalam. Arah korokan biasanya dari atas menuju ke bawah sampai ke

3

umbi, dan hal ini yang membedakannya dengan jenis pengorok daun lainnya

(Soetiarso, 2007). Fase tanaman bawang merah yang peka terhadap serangan L.

chinensis adalah tanaman muda, yaitu umur 2-3 minggu setelah tanam (Setyono,

2009). Korokan larva L. chinensis dapat menurunkan kapasitas fotosintesis tanaman

akibat rusaknya jaringan palisade daun saat larva membuat liang korokan bahkan

pada serangan berat mengakibatkan pengguguran daun lebih dini serta tanaman

akan rentan terhadap serangan pathogen (Trumble et al., 1985; Supartha, 1998;

Baliadi, 2009).

Sejauh ini upaya pengendalian L. chinensis yang dilakukan oleh petani di

beberapa daerah umumnya adalah dengan aplikasi beberapa jenis insektisida

sintetik, bahkan aplikasinya dapat mencapai 2-3 kali perminggu (Baliadi, 2009).

Menurut pengalaman mereka, insektisida yang digunakan sampai saat ini belum

mampu menekan serangan hama tersebut secara optimal. Salah satu penyebab

sulitnya pengendalian L. chinensis adalah ukuran hama yang relatif kecil sehingga

sulit terpantau dan baru disadari setelah populasinya meningkat, serta terlindungnya

fase pradewasa mereka yang terjadi di dalam jaringan daun tanaman, sehingga

terlindung dari insektisida kontak (Salvo & Valladares, 2007). Penggunaan

insektisida sintetik yang berlebihan tidak hanya dapat berdampak buruk bagi

lingkungan dan kesehatan tetapi juga menyebabkan terbunuhnya musuh alami hama

dan memicu terjadinya resistensi hama. Beberapa jenis lalat pengorok daun telah

mengalami peningkatan resistensi terhadap insektisida sintetik (Keil & Parrella,

1990; Ferguson, 2004). Tidak hanya itu umumnya penggunaan insektisida sintetik

berpengaruh negatif terhadap survivalitas dan keanekaragaman musuh alami lalat

pengorok daun (Prijono et al., 2004; Hidrayani et al., 2005; Hossain & Poehling,

4

2006; Hernandez et al., 2011). Untuk mengantisipasi masalah tersebut, diperlukan

pendekatan secara menyeluruh dan terpadu guna mendapatkan sistem pengendalian

yang lebih efektif dan aman serta dapat meminimalisir penggunaan insektisida

sintetik.

Beberapa usaha untuk mengurangi penggunaan insektisida sintetik, yaitu

melalui sistem pengendalian hama terpadu yang pendekatnnya didasari dengan

pendekatan ekologi. Sistem pengendalian hama terpadu pada perinsipnya

merupakan ekologi terapan, dimana dalam penerapannya memerlukan pemahaman

secara menyeluruh terhadap bioekologi serangga hama. Kebijakan perlindungan

tanaman melalui program pengendalian hama terpadu diharapkan mampu

meningkatkan kuantitas, kualitas dan kontinuitas produksi serta keuntungan

ekonomi, kelestarian lingkungan dan efisiensi produksi.

Berkaitan dengan permasalahan diatas, diperlukan serangkaian penelitian

bionomi L. chinensis pada tanaman bawang merah, yang mencakup: karakteristik

morfologi dan molekuler, aktivitas penerbangan, uji preferensi, perkembangan

populasi dan serangan, serta kelimpahan, keragaman dan dominasi parasitoid dari

beberapa lokasi pertanaman bawang merah di Bali.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini antara lain:

1. Apakah sama karakteristik morfologi dan molekuler Liriomyza sp. yang

ditemukan dari beberapa lokasi pertanaman bawang merah di Bali dengan

L. chinensis ?

2. Kapankah penerbangan imago L. chinensis di lapang paling aktif ?

5

3. Bagaimanakah preferensi L. chinensis terhadap beberapa varietas

tanaman bawang merah di laboratorium ?

4. Bagaimanakah perkembangan populasi dan serangan L. chinensis

terhadap tanaman bawang merah di lapang ?

5. Bagaimanakah kelimpahan, keragaman dan dominasi parasitoid dari

beberapa lokasi pertanaman bawang merah ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memahami bionomi L. chinensis

dari beberapa lokasi pertanaman bawang merah di Bali.

1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian

1. Untuk mengetahui kesamaan karakteristik morfologi dan molekuler

Liriomyza sp. yang ditemukan dari beberapa lokasi pertanaman bawang

merah di Bali dengan L. chinensis.

2. Untuk mengetahui kapan penerbangan imago L. chinensis di lapang

paling aktif.

3. Untuk mengetahui preferensi L. chinensis terhadap beberapa varietas

tanaman bawang merah di laboratorium.

4. Untuk mengetahui perkembangan populasi dan serangan L. chinensis

terhadap tanaman bawang merah di lapang.

5. Untuk mengetahui kelimpahan, keragaman dan dominasi parasitoid dari

beberapa lokasi pertanaman bawang merah.

6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Secara akademik hasil penelitian ini dapat memberikan data ilmiah

mengenai bionomi L. chinensis, sebagai informasi dasar dalam pengelolaan

ekosistem pertanian berkelanjutan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini berupa informasi tentang karakteristik morfologi dan

molekuler, aktivitas penerbangan, perkembangan populasi serta persentase dan

intensitas serangan L. chinensis terhadap beberapa varietas tanaman bawang merah.

Hasil penelitian ini juga diharapkan bermanfaat untuk petani, yang nantinya mereka

mampu memahami kapan waktu yang tepat mengendalikan hama L. chinensis.