Upload
kusma-mayang-sari
View
20
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
birokrasi
Citation preview
NAMA : KUSMA MAYANG SARI
NIM : 115120507111040
Pengaruh Arus Informasi terhadap dunia Pendidikan
Tantangan utama bangsa Indonesia dewasa ini dan di masa depan adalah kemampuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam kaitan ini menarik untuk dikaji bagaimana
kualitas pendidikan kita dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan sehingga bisa menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas
sebagaimana diharapkan, agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang produktif, efisien, dan
memiliki kepercayaan diri yang kuat sehingga mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain
dalam kehidupan global ini.
Setelah mengenali penyakit birokrasi yang dihadapi negara berkembang pada umumnya, kita
bisa memilih salah satunya adalah berupaya keras. Dengan segala keterbatasan dan kendala yang
dihadapi, diupayakan untuk mempercepat proses perbaikan administrasi dalam birokrasi. Ada
beberapa alasan mengapa kita harus mencambuk diri untuk melompat maju dalam membangun
administrasi. Salah satunya karena terjadinya trans formasi budaya dalam masyarakat kita, dari
masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Sebagai akibat dari masyarakat Indonesia telah
teremansipasi dan telah mulai melepaskan diri dari perangkap keterbelakangan. Derajat
pendidikan dan kesehatan warga telah meningkat, berarti pula kecerdasan, harapan, dan
tuntutannya. Masyarakat yang demikian tidak akan sabar dengan perbaikan yang berjalan
lambat, terutama dalam birokrasi, yang menjadi tumpuan harapan perbaikan kehidupannya.
Disini birokrasi Indonesia sudah mulai mendapatkan tantangan global dalam hal pendidikan .
Globalisasi disini dimana akan meningkatkan kadar keterbukaan dan kadar informasi bangsa
Indonesia, dan akan lebih meningkatkan lagi wawasan, kesadaran dan pengetahuannya, dan
dengan sendirinya harapan-harapan dan tuntutan-tuntutannya. Kuncinya adalah daya saing. Oleh
karena itu, me ningkatkan daya saing adalah tantangan dan harus menjadi agenda pembangunan
yang utama. Daya saing ditentukan oleh dua hal, produktivitas dan efisiensi. Produktivitas
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dan efisiensi berkaitan dengan aspek
kelembagaan. Dalam membangun kelembagaan yang efisien ini peran administrasi
pembangunan teramat penting.
Semuanya itu, menuntut birokrasi pembangunan yang mampu mendukung proses perubahan itu
dan aspirasi yang berkembang bersamanya. Birokrasi seperti apa adanya, dalam kondisi sekarang
ini, meskipun telah banyak kemajuannya, tidak akan memadai. Harus ada perbaikan, dan
perbaikan itu harus terwujud dengan nyata dalam administrasi yang lebih berkualitas dan
birokrasi yang bekerja lebih baik.
Pendidikan merupakan salah satu pangkal dari kehidupan dan kemajuan suatu bangsa. Tingkat
pendidikan yang tinggi akan berpengaruh terhadap kemajuan bangsa. Oleh karena itu, bidang
pendidikan perlu mendapat perhatian lebih daripada bidang yang lain karena tidak kalah penting
dengan bidang-bidang yang lain. Melalui pendidikan maka akan diperbaiki sistem yang ada di
dalam tubuh manusia sehingga mampu mengimplementasikan ilmu yang diperoleh dengan
karakter dan etika yang baik.
Pendidikan era global hendaknya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Kualitas bangsa
sangat menetukan kelangsungan hidup bangsa yang berubah pola kehidupannya dari traditional-
agraris menjadi modern-industrial. Masyarakat modern akan berkembang pesat seiring dengan
kemajuan teknologi dan pengaruh globalisasi. Perubahan yang cepat akan berdampak pada
generasi muda yang perlu pendampingan karakter dalam belajar sehingga tidak terjadi degradasi
moral dan etika seperti yang terjadi sekarang ini.
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh perkembangan arus informasi, di mana ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan
bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga
pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia.
Mereka orang orang pendatang dari luar negri yang mencari pekerjaan di
Indonesia dalam hal pendidikan hanya berandalkan menguasai bahasa
Inggris, sehingga menjadikan mereka Guru dengan standart sekolah sekolah
Internasional. Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan
nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik
maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih
produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi
masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan
bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah
globalisasi, menimbulkan dampak positif dan negatif dari pengaruh arus
informasi dalam pendidikan:
a. Dampak Positif Arus Informasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
- Pengajaran Interaktif Multimedia
Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus informasi, merubah pola
pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat
klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru
seperti Internet dan Komputer. Apabila dulu, guru menulis dengan
sebatang kapur, sesekali membuat gambar sederhana atau
menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah
ada Komputer. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup,
dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi.
- Perubahan Corak Pendidikan
Mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan
untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, mau atau tidak,
membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi
untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah
diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan
paradigma pendidikan dari corak menjadi desentralistis. Sekolah-
sekolah atau satuan pendidikan berhak mengatur kurikulumnya
sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik sekolahnya.
Kemudahan Dalam Mengakses Informasi Dalam dunia pendidikan,
teknologi hasil dari melambungnya arus informasi seperti internet
dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan
ilmu pengetahuan. Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa
Dulu, kurikulum terutama didasarkan pada tingkat kemajuan sang
guru. Tetapi sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan
siswa. KBK yang dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan
langkah awal pemerintah dalam mengikutsertakan secara aktif siswa
terhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul dengan KTSP
yang didasarkan pada tingkat satuan pendidikan dan sekarang akan
diterapkan kurikulum 2013. Di dalam kelas, siswa dituntut untuk
aktif dalam proses belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang
memegang otoritas kelas. Berpidato di depan kelas. Sedangkan
siswa hanya mendangarkan dan mencatat. Tetapi sekarang siswa
berhak mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping
itu, siswa tidak hanya bisa menghafal tetapi juga mampu
menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri.
b. Dampak Negatif Arus Informasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
- Komersialisasi Pendidikan
Era disinformasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak
didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media
bisnis.
- Bahaya Dunia Maya
Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi
dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa.
Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negative
bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme,
kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Barang-barang seperti viagra,
alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6
Oktober 2009 lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa Timur
pergi meninggalkan sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia
kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat
berbahaya pada proses belajar mengajar.
- Ketergantungan
Mesin-mesin penggerak arus informasi seperti komputer dan
internet dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun
guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak bersemangat dalam
proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.
Salah satu konstituen di dalam pendidikan adalah birokrasi. Di dalam salah
satu penelitian Bank Dunia mengenai birokrasi pendidikan menyatakan
bahwa birokrasi pendidikan di Indonesia termasuk yang terbesar di dunia di
mana 1,8 juta pegawai birokrasi menangani 2,7 juta tenaga pendidikan
(Tomasevski, 2003). Birokrasi yang demikian tentu dipertanyakan
profesionalisme sekaligus efesiensinya. Perlu diteliti profesinalisme tenaga
birokrasi pendidikan mulai dari pusat sampai daerah dalam rangka
desentralisasi. Sudah pada waktunya apabila disusun suatu program
pendidikan untuk para birokrasi pendidikan, administrator pendidikan,
kepala sekolah, kepala dinas pendidikan, dan juga pengawas pendidikan.