Bisnis Properti Mutiara Jingga

  • Upload
    lortfa

  • View
    245

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    1/43

    BAB I

    PEDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Di tahun 2012 ini, bisnis properti merupakan hal paling menguntungkan di

    Indonesi. Alasannya, menurut data BPS tahun 2011, masih ada sekitar 14 juta

    keluarga, atau 23% dari 61 juta keluarga di Indonesia, yang belum memiliki rumah.

    Hal ini membuat prospek properti di Indonesia sangat luar biasa.

    Di sisi lain, pemerintah juga terlihat semakin sulit menyediakan rumah bagi

    keluarga berpenghasilan menengah ke bawah. Demand rumah mencapai 900 ribu unit

    per tahun, sementara suplai hanya 80 ribu per tahun. Di Indonesia semua segmen

    pasar properti sangat terbuka sebagai investasi atau bisnis bagi investor dan

    pengembang termasuk pasar untuk kelas paling bawah.

    Pertumbuhan sektor properti terbesar di Indonesia barat adalah Jabodetabek.

    Dan kawasan timur Indonesia pun mulai menggeliat memperlihatkan perkembangan

    signifikan. Menurut Ketua DPP Real Estat Indonesia provinsi dengan bisnis properti

    paling berkembang di timur Indonesia adalah Jawa Timur.

    Jawa Timur memiliki pertumbuhan tertinggi karena beberapa faktor.

    Pertama, kesepahaman antara pemerintah provinsi dan pemerintah kota, sehingga

    stabilitas terjamin. Kedua, Jawa Timur memiliki regulasi yang memudahkan

    pembangunan real estat. Jawa Timur adalah satu-satunya provinsi yang punya tim

    Percepatan Pembangunan Rumah Sederhana Tapak yang diketuai langsung oleh

    Wakil Gubernur.

    Di samping sektor industri dan perdagangan, sektor pendidikan juga

    memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendatang. Jawa Timur punya sekolah-

    sekolah favorit seperti Universitas Airlangga (Surabaya), Universitas Brawijaya

    (Malang), dan lain-lain, yang menjadi magnet bagi mahasiswa dari luar Jawa Timur.

    Berdasar data tersebutsebagai kota kawasan pendidikan, Malang adalah salah

    satu contoh target proyek besar bisnis property terutama perumahan dan pertokoan.

    Oleh karena itu diambil salah satu sampel/contoh sebagai oyek kajian, yaitu

    perumahan yang sedang masa pembangunan, Perumahan Mutiara Jingga di daerah

    Tunggulwulung yang sekarang kawasan tersebut sedang dalam kondisi dijadikan

    daerah proyek besar pembangunan perumahan oleh banyak pengembang.

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    2/43

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Bagaimana karakteristik perumahan kelas menengah ke bawah di daerah

    Malang dan sekitarnya?

    2. Bagaimana konsep desain urban perumahan dan tata lingkungan yang diterapkan

    dan kaitannya dengan aspek bisnis properti?

    3. Masalah apa yang mungkin terjadi pada perumahan tersebut berkaitan desain

    arsitektural, fisik kawasan, sosial budaya, dan regulasi dalam lingkup perancangan

    suatu lingkungan hunian perumahan?

    1.3 Batasan Dan Lingkup Pembahasan

    Pembahasan meliputi pengamatan Perumahan Mutiara Jingga Residence di

    daearh Tunggulwulung, Malang. Beserta kajian obyek komparasinya yaitu

    perumahan sejenis di kawasan Malang dan sekiotarnya.

    Pembahasan meliputi tahapan pengenalan karakter perumahan menengah ke

    bawah, potensi dan kekurangan obyek kajian dalam penerapan desain arsitektur

    dan tata urbannya yang diwujudkan melalui perancangan sebuah resort di kawasan

    studi. Serta bagaimana kaitannya dalam aspek bisnis property.

    1.4 Tujuan

    1. Mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik perumahan kelas menengah ke

    bawah di daerah Malang dan sekitarnya

    2. Memahami konsep desain urban perumahan dan tata lingkungan yang diterapkan

    dan kaitannya dengan aspek bisnis properti

    3. Menemukan masalah yang tengah terjadi pada perumahan tersebut berkaitan

    desain arsitektural, fisik kawasan, sosial budaya, dan regulasi dalam lingkup

    perancangan suatu lingkungan hunian perumahan, serta menemukan solusi

    pemecahan masalahnya.

    1.5 Metode Pengamatan

    1.5.1 Metode Pengumpulan Data

    a. Data Primer ( Observasi lapangan, Wawancara dan Studi Obyek

    Komparasi )

    Metode pengumpulan data primer merupakan pengamatan secara

    langsung melihat obyek kajian. Data Primer ini didapatkan melalui proses

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    3/43

    wawancara kepada narasumber yang ada-kantor pemasaran perumahan

    Mutiara Jingga, dalam hal ini penyusun mendapatkan informasi dari

    beberapa pengelola dan masyarakat yang ada yang tahu bagaimana kondisi

    sehari-hari lingkungan perumahan tersebut. Kemudian juga pengambilan

    gambar/foto hasil pengamatan langsung untuk dokumentasi.

    Data data yang diperoleh dari proses tersebut berupa data mengenai

    pelaku dan aktivitas , tata ruang dan lingkungan serta fasilitas secara

    kualitas, kuantitas.

    Dalam hal pembanding, diambil obyek komparasi yang merupakan

    perumahan sejenis di kawasan Malang untuk disurvey secara langsung.

    b. Data Sekunder ( Dokumentasi dari Literatur)

    Mengumpulkan data melalui foto, gambar, dokumen, yang terkait

    dengan masalah yang akan dikaji dalam. Dokumentasi ini bertujuan untuk

    mendapatkan kefalidan dari sumber yang telah ada dan memberikan

    gambaran yang lebih jelas mengenai koneksi atau kesinambungan ruang

    ruang yang fleksibel, serta mengenai ruang yang fleksibel itu sendiri.

    Data yang didapat dari proses ini antara lain isu masalah yang terjadi di

    lingkungan perumahan tersebut, kesinambungan info dari data primer

    dengan info yang beredar di masyarakat.

    Dokumentasi ini juga bertujuan untuk mencari obyek komparasi yang

    berbeda dari obyek komparasi lapangan namun masih sejenis masalahnya.

    Pengumpulan data data dokumentasi dilakukan dengan mengambil

    sumber dari buku buku literatur , internet dan majalah, serta brosur

    property yang disebarkan dalam pameran properti. Data yang diambil

    merupakan data yang memiliki sumber yang jelas dan benar

    benar tidak

    mengadaada.

    1.5.2 Metode Pengolahan Data

    Data yang terkumpul selanjutnya dibedakan, dipilih yang berkaitan

    dengan aspek bisnis property dan arsitektural, meliputi kelebihan dan

    kekurangan obyek kajian, aspek harga, menejemen property, marketing,

    urban desainnya, serta kesesuaian dengan peraturan pemerintah setempat.

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    4/43

    Selanjutnya dianalisis dan digunakan untuk acuan dan masukan dalam

    memperoleh solusi pemecahan masalah yang muncul dalam perancangan

    property tersebut. Dari kondisi tapak dan lingkungan obyek kajian, building

    and site use,hubungan urban planning pemerintah dengan obyek kajian,dsb.

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    5/43

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROYEK

    2.1 Sifat Dasar

    2.1.1. Definisi Bisnis

    Menurut Boone dan Kurtz (2000), bisnis (business) terdiri dari semua aktivitas yang

    bertujuan mencari laba dan perusahaan yang menghasilkan barang serta jasa yang

    dibutuhkan oleh sebuah sistem ekonomi. Sementara itu pengertian laba (profit) yaitu imbalan

    bagi para pelaku bisnis yang mengambil resiko dalam memadukan manusia, teknologi, dan

    informasi untuk menciptakan serta memasarkan barang yang diinginkan dan jasa yang

    memuaskan. Bisnis dalam pengertian ekonomi adalah istilah umum yang menggambarkan

    semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang serta jasa dalam kehidupan sehari-

    hari.

    Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bisnis adalah kegiatan yang

    dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

    value) melalui penciptaan barang dan jasa (create of good and service) untuk memenuhi

    kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.

    2.1.2. Definisi Istilah Properti

    Properti is something that is owned, yaitu sesuatu yang dapat dimiliki atau apa saja yang

    dapat dijadikan objek kepemilikan. Sementara itu pengertian dari Real Property is the

    interest, benefit and rights inherent in the ownership of real estate yang berarti kepentingan,

    keuntungan dan hak-hak yang menyangkut kepemilikan tanah dan bangunan beserta

    perbaikan yang menyatu terhadapnya (Rafitas, 2005) . Properti terdiri dari :

    a ) Aset berwujud (Tangible Property) yang terdiri dari:

    1. Real Property yang terdiri dari tanah, bangunan dan prasarana, serta pengembangan

    lainnya.

    2. Personal Property yang terdiri dari mesin dan peralatan, kendaraan, peralatan kantor,

    fixtures danfurnitures serta building equipment

    b ) Aset tak berwujud (Intangible Property) yang terdiri dari goodwill,personal guarantee,

    francises, trade mark, patent, dan copy right.

    c ) Surat-surat berharga (Marketable Securities) yang terdiri dari saham, tabungan dan

    promissary notes.

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    6/43

    Dalam perkembangannya, real properti yang dibangun dan dikembangkan di muka bumi

    sesuai dengan pemilik dan pelaksana pembangunannya/pengembang terbagi atas:

    1) Properti Primer (Primary), yaitu properti yang dibangun dan dimiliki oleh badan institusi

    yang tergabung dalam Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) sebagai developeranggota REI

    yang terdiri dari beberapa grup besar properti, konsorsium, dan/atau joint venture.

    2) Properti Sekunder (Secondary), yaitu properti yang dibangun dan dimiliki oleh individual

    seperti kontraktor, investor, owner, dan user sendiri.

    Bangunan dalam bisnis properti berdasarkan penggunaannya dibagi atas:

    1. Bangunan Komersial yang terdiri dari bangunan perkantoran, ruko, pertokoan, serta hotel

    dan motel.

    2. Bangunan Perumahan yang terdiri dari rumah tinggal dan kondominium/apartemen.

    3. Bangunan Industri yang terdiri dari industri berat, industri ringan dan gudang, gudang dan

    kantor, pergudangan, dan industrial parks.

    4. Bangunan Fasilitas Umum yang terdiri dari rumah sakit, perguruan tinggi, gedung-gedung

    pemerintah, dan SPBU/pompa bensin

    5. Bangunan Hiburan yang terdiri dari bioskop, lapangan golf, museum, sarana olahraga,

    convention center, dll.

    2.1.3. Definisi Bisnis Properti

    Pengertian mengenai bisnis properti sebagaimana diungkapkan Wurtzebach dalam Saputra

    (1999), Bisnis properti adalah sebuah usaha yang berkaitan dengan semua hal yang berwujud

    kebendaan, terdapat hak atas kepemilikan, dan mempunyai masa waktu dari pemakaian.

    2.1.4. Teori Kredit

    Kredit berasal dari bahasa latin yaitu credere yang artinya mempercayai, karena memang

    pada dasarnya kredit diberikan atas dasar kepercayaan orang/pihak lain yang memberikannya

    terhadap kecakapan dan kejujuran pihak peminjam. Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun

    1998 tentang Perbankan, kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat

    dipersamakan dengan itu, berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

    dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah

    jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dalam ensiklopedi umum, kredit dijelaskan

    sebagai sistem keuangan untuk memudahkan pemindahan modal dari pemilik kepada

    pemakai dengan harapan memperoleh keuntungan.

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    7/43

    2.1.5. Definisi Kredit Properti

    Maraknya industri properti saat ini tidak terlepas dari dukungan pembiayaan industri

    perbankan dalam bentuk kredit properti. Industri properti sendiri, secara teoritis mempunyai

    hubungan yang erat dengan sektor perbankan melalui kredit dan Non Perform Loan (NPL)

    properti. Besar kecilnya NPL berpengaruh terhadap pembiayan industri properti pada periode

    berikutnya karena NPL memiliki lag waktu (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan

    Bank Indonesia, 2007).

    Berdasarkan definisi Bank Indonesia, kredit properti merupakan semua pembiayaan dari

    perbankan untuk bidang usaha yang kegiatannya berkaitan dengan pengadaan tanah,

    bangunan dan fasilitasnya untuk dijual atau disewakan. Kredit properti ini diberikan dalam

    bentuk kredit investasi, kredit modal kerja maupun kredit konsumsi. Kredit investasi dan

    kredit modal kerja diberikan kepada pengembang untuk proses pembangunan proyek

    properti, sementara kredit konsumsi diberikan kepada masyarakat sebagai konsumen dari

    produk-produk properti.

    Dilihat dari komposisinya, kredit properti terdiri dari 3 jenis kredit, yaitu kredit konstruksi,

    kredit real estate serta Kredit Pemilikan Rumah dan Apartemen (KPRA). Ketiga jenis kredit

    tersebut berbeda peruntukan dan segmen pasarnya. Kredit konstruksi umumnya diberikan

    kepada para usahawan atau kontraktor untuk membangun perkantoran, mall, ruko dan pusat

    bisnis lainnya. Kredit real estate diberikan kepada para pengembang untuk membangun

    kompleks perumahan kelas atas. Sedangkan KPRA diberikan kepada perorangan yang akan

    membeli atau memperbaiki rumah atau apartemen.

    2.2 Definisi dan Tujuan Investasi

    2.2.1. Definisi Istilah Investasi

    Menurut para ahli, Jack Clark Francis (Francis,Jack C., Investment:Analysis and

    Management,5th edition, McGraw-Hill Inc.,Singapore,1991,hal.1) Investasi adalah

    penanaman modal yang diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana.

    Investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

    1.Investasi aktiva wujud fisik, seperti emas, batu mulia, dan sebagainya.

    2.Investasi dalam bentik surat berharga

    2.2.2. Tujuan Investasi

    Dalam hal ini, berkaitan dengan investasi property perumahan sederhana investasi

    bertujuan untuk mendapatkan keuntungan sekaligus bekerjasama dengan pemerintah untuk

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    8/43

    menyediakan fasilitas hunian berupa perumahan untuk kalangan masyarakat menengah ke

    bawah.

    2.3 Keuntungan dan Kerugian Properti

    Berinvestasi dan berbisnis perumahan atau ruko memiliki keuntungn dan kerugian yang

    hamper sama seperti investasi lain pada umumnya. Mengenai perumahan sederhana dan

    ruko dapat dikatakan sebagai berikut

    1. Keuntungan:

    Permintaan tinggi karena meningkatnya jumlah kebutuhan tempat tinggal di

    kalangan masyarakat.

    Harga property selalu cenderung naik tiap waktunya

    Nilai pertumbuhan asset property biasanya diatas angka inflasi

    Surat kepemilikan property dapat dijadikan jaminan untuk peminjaman dana

    dari bank atau pihak lain

    Untuk ruko produk ini dapat menjadi penggerak ekonomi di area tersebut

    Dalam jangka waktu tertentu biaya sewa property ruko dapat menjadi

    passive income

    Resiko untuk berinvestasi lebih kecil

    Keuntungan ekonomi oleh investor besar

    Dapat menggunakan pinjaman dari pihak lain untuk berinvestasi

    Cash flow relative rutin

    2. Kerugian:

    Terkadang memerlukan waktu relative lama untuk terjual seluruhnya

    Menejemen dan pemeliharaan perlu mengeluarkan danadan disiplin

    memelihara lingkungan property

    Perlu modal awal cukup besar

    Adanya pajak bagi perusahaan property

    Campur tangan pemerintah sangat signifikan

    2.4 Keutamaan Tema Properti

    Pada kasus ini proyek property ini berkaitan dengan perumahan sederhana

    (untuk masyarakat menengah bawah) berkonsep minimalis memiliki keutamaan sebagai

    produk property yang mudah terjual karena sangat dibutuhkan kalangan masyarakat

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    9/43

    terutama dengan desain yang sedang marak di pasaran dapat meningkatkan daya jual

    property.

    2.5 Lokasi

    2.6 Site Use and Condition

    Perumahan Mutiara Jingga Residence ini memiliki luas kawasan total 3,2 Ha

    Kawasan ini awalnya berupa area persawahan yang kemudian perlahan-lahan

    dibangun Mutiara Jingga Residence. Pada kawasan tersebut sudah terdapat banyak

    perumahan menengah yang juga sedang dibangun.

    Tata guna lahan tapak ini berdasar RTRW Kota Malang 2010-2030 memang

    difungsikan sebagai daerah pemukiman Dan saat ini direncanakan dan dalam proses

    pelaksanaan lokasi ini akan didirikan unit-unit rumah hunian dengan rumah took di bagian

    Gambar 2.1 Peta menuju lokasi yang

    tercantum pada brosur promosi

    Gambar 2.2 Peta menuju lokasi berdasar

    peta garis kota Malang

    Pada brosur dipromosikan hanya

    5 menit dari Jalan Soekarno Hatta.

    Namun pada kenyataannya lokasi ini

    relatif cukup jauh dari keramaian dan

    merupakan area persawahan yang

    beberapa diantaranya juga sedang

    dibangun perumahan.

    Dengan kendaraan bermotor

    bisa diperkirakan antara 15-30 menit

    karena kepadatan kendaraan di

    sepanjang Jalan Candi Panggung.

    FAKTA:Lokasi Perumahan Mutiara

    Jingga Residence ini berada di Jl.

    Akordion Kelurahan Tunggulwulung,

    Kecamatan Lowokwaru bagian utara.

    yang lokasinya berada 3km dari jalan

    Sukarno Hatta.

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    10/43

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    11/43

    Kondisi Sosial

    Tanggapan masyarakat terhadap pembangunan cukup posistif, dengan memikirkan

    kemajuan fasilitas pelengkap kebutuhan.

    Kondisi masyarakat sekitar dapat dikatakan baik akrab satu sama lain. Dengan

    perumahan ini diharapkan penghuni perumahan baru ini juga dapat memajukan kawasan

    yang relatif tenang dan aman ini.

    2.7 Building Use and Condition

    Dibawah ini merupakan table dari bangunan yang akan dan sudah dibangun di dalam

    tapak Mutiara Jingga Residence.

    Type Luas Jumlah

    unit

    Sudah

    Terjual

    Kondisi

    Rumah Indent 1 Lantai(Tengah) 38/72 26 14 Tahap Finishing 50%,

    proses pembangunan 10%

    Gambar2.5 Suasana di sekitar ta ak

    Gambar2.6 Pintu masuk Perumahan Mutiara Jingga Residence

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    12/43

    48/98 11 11 Tahap finishing 20%

    Tahap pembangunan 20%

    58/112 14 11 Finishing 50%

    Rumah Indent 1 Lantai (Pojok) 60/162 15 8 Tahap finishing 50%

    Ruko Indent 2 Lantai((tengah) 106/54

    96/48

    9

    5

    9

    550% dalam tahap

    finishingRuko Indent 2 Lantai(pojok) 102/51 2 1

    Ruko Indent 2 Lantai(pojok hook) 120/60 2 2

    JUMLAH 84 61

    Musholla 63 1 - Dalam proses

    pembangunan

    Ruko

    Ukuran : 4m x 12m

    4,5m x 12m

    4,2m x 12m

    5m x 12 m

    Harga : 300 juta - 350 juta

    Listrik : 1300 volt

    (tidak termasuk telepon, air, shm)

    Gambar2.7 Suasana pertokoan thematic pada brosur

    Tabel 1.Buildin condition

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    13/43

    2.8 Marketing dan Harga Pemasaran

    Mutiara Jingga Residence ini masih satu pengembang dengan developer Villa

    Puncak Tidar) yaitu Developer PT. Panorama Argotirta dengan kantor pemasaran

    beralamat di Villa Puncak Tidar 36 Sukun Malang

    . Mereka pun menggunakan cara pemasaran yang umum yaitu dengan dengan

    membuka layanan kantor pemasaran di lokasi memberikan info melalui internet,

    brosur, membuka pameran properti di beberapa tempat seperti mall (di Malang ini

    Gambar2.8 Kondisi unit bangunan mulai dari dalam proses hingga selesai pembangunan

    Gambar2.9 Kondisi unit ruko mulai dari dalam proses hingga selesai pembangunan

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    14/43

    biasanya di MOG dan MATOS). Selain itu dengan menawarkan kredit dengan

    alasan mempermudah pembeli yang sebenarnya untuk mengambil keuntungan lebih.

    Dalam brosur itu pun ditawarkan banyak hal yang diharapkan dapat menarik

    perhatian. Yaitu memasang harga terendah (mulai dari 290 jutaan) yang sudah

    seperti kita ketahui itu sebenarnya belum termasuk perlengkapan dan fasilitas lain

    yang dibutuhkan butuhkan, oleh karena itu syarat dan ketentuan berlaku.

    Terkadang juga menawarkan free design yang berarti desain berbeda sesuai

    selera konsumen.

    Dibawah ini merupakan table daftar harga jual dan kredit tiap unit yang

    disediakan.

    Target pemasaran utama dari Mutiara jingga Residence ini adalah untuk

    masyarakat menengah bawah, mahasiswa yang kuliah di universitas-universitas

    sekitar.

    2.9 Pelaku dan Peran Bisnis Properti

    Dalam setiap bisnis selalu ada pelaku bisnis yang terdiri atas pembeli, penjual dengan

    atau tanpa perantara. Dalam hal ini secara hirarki, pelaku bisnis ini antara lain:

    Penjual/PengembangDeveloper PT. Panorama Argotirta

    PembeliMasyarakat dari Malang dan berbagai daerah

    Perantara

    Tanpa perantara, langsung ke kantor pemasaran

    Tabel 2.Da tar Har a

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    15/43

    Pihak Investor Perumahan

    Pihak Kreditor

    Pihak Manajemen Perusahaan

    Mutiara Jingga ini sendiri memiliki struktur organisasi kepengurusan sendiri yaituoraganisasi campuran (fungsional dan tim kerja/proyek).Terdiri:

    General Manager- wakil pihak pemilik(pemegang saham/developer)

    Human Resources Department - bagian yang mengurusi masalah

    kepegawaian, administrasi,surat menyurat antar instansi, dan penyedia

    kebutuhan kantor.

    Marketing Management

    o Bagian Promosimengurusi publikasi/promosi penjualan properti dalam

    bentuk pameran, brosur, spanduk,dsb

    o Bagian Penjualanmenangani masalah jual-beli properti dengan klien.

    o Bagian menejemen properti menangani masalah penyewaan

    gedung/fasilitas/utilitas, maintenance

    Management Information System - bertugas mengumpulkan informasi yang

    dibutuhkan perusahaan berkaitan pengembangan bisnis,dsb.

    Production Management - Sebagai perencana dan perancang/pendesain

    properti(scheduling, masterplan, dan engineering)

    Construction Management bertanggungjawab atas pekerjaan konstruksi

    pembangunan properti dari pra hingga pasca konstruksi.

    2.10 Visi Misi Mutiara Jingga Residence

    Gaya Minimalis adalah jawaban dari

    gaya masa kini. Cluster baru yang kami

    hadirkan akan melengkapi kehidupan

    anda dengan keluarga. Hunian asri yang

    berada di tengah kota, dekat dengan

    sarana pendidikan dan pusat

    perbelanjaan akan menyempurnakan

    keutuhan hidup anda.

    Hunian eksklusif, nyaman, keamanan 24 jam,

    dekat dengan Tempat Ibadah, Sarana Pendidikan,

    Pusat Perbelanjaan dan Sarana Olah Raga.

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    16/43

    16

    BAB III

    ANALISA PROYEK BISNIS PROPERTI

    3.1 Analisa Desain Urban

    3.1.1 Urban Planning

    Berdasarkan RTRW Kota Malang 2010-2030, pada kawasan ini akan di

    bangun Jalan Tembus dari Dinoyo,meliputi rute jalan belakang UMM - Jalan Saxophone

    - Tunggul Wulung.

    Hal ini memungkinkan perkembangan kawasan ini akan berjalan dengan baik,

    dapat dilihat dengan berkembangnya banyak perumahan di sekitar Mutiara Jingga

    Residence misalnya saja perumahan baru terdekat yaitu Patraland Place, Maharaja

    Residence, Permata Land, Arumba Residence,dsb.

    Dengan adanya proyek perumahan dan ruko disini diharapkan kebutuhan

    warga sekitar lebih mudah terpenuhi, sehingga mereka tak perlu berjjalan jauh ke daerah

    Jalan Soekarno-Hatta.

    3.1.2 Struktur Ruang Makro

    Pada hal ini struktur ruang makro memperlihatkan hubungan lokasi perumahan

    obyek kajian dengan beberapa obyek sejenis di kawasan tersebut. Pada gambar

    dibawah ini terlihat beberapa perumahan menengah sejenis di sekitar Mutiara

    Jingga Residence.

    Gambar 3.1 Perumahan sekitar kawasan

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    17/43

    17

    3.1.3 Struktur Ruang Mikro

    Rumah tipe 38 dan 48 diletakkan berdampingan dan letaknya di tengah

    perumahan dengan lebar jalan yang lebih sempit

    Rumah tipe 58/112 berada pada bagian hook jalan dan memiliki jalan yang

    lebih lebar. Ruko diletakkan di bagian depan perumahan agar akses dari luar

    perumahan lebih mudah

    Perumahan yang masih dalam proses pembangunan ini rencananya akan

    dibangun secara radial-linear dengan taman(Ruang Terbuka Hijau) di bagian

    tengah kawasan MJ dan bagian depan tiap unit rumah.

    Dengan pola ruang berbentuk linier penataan rumah dapat efisien dan

    menghasilkan jumlah unit yang banyak.

    Gambar 3.3 Pola sirkulasi

    Gambar 3.2 Penataan rumah tipikal

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    18/43

    18

    3.1.4 Sarana dan Prasarana Utilitas

    Berdasarkan peraturan tersebut dapat diketahui bahwa Mutiara Jingga Residence

    memiliki :

    a. Sarana

    sarana perniagaan/perbelanjaan;

    sarana peribadatan;

    sarana pertamanan dan ruang terbuka hijau; dan

    sarana parkir.

    (minus sarana pelayanan umum dan pemerintahan, sarana pendidikan,

    sarana kesehatan, sarana rekreasi dan olah raga, dan sarana pemakaman)

    Untuk sarana pendidikan disini Mutiara Jingga Residence tak menyediakan

    fasilitas tersebut dikarenakan lokasi Mutiara Jingga Residence sendiri dekat dengan

    beberapa Universitas(ITN,UM,dsb) juga beberapa Sekolah Dasar dan SMK/SMP.

    Lokasi Perumahan ini juga cukup mudah untuk mencapai sarana pemakaman

    yaitu Taman Makam Tunggulwulung

    b.Gambar 3.4 Posisi MJR terhadap

    sarana penunjang di kawasan

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    19/43

    19

    c. Utilitas

    jaringan air bersih;

    jaringan listrik;

    jaringan telepon;

    jaringan transportasi

    sarana penerangan jasa umum

    (minus jaringan gas, pemadam kebakaran)

    d. Prasarana

    jaringan jalan;

    jaringan saluran pembuangan air hujan (drainase); dan

    tempat pembuangan sampah.

    (minus jaringan saluran pembuangan air limbah)

    Pada jalur distribusi listrik Mutiara Jingga Residence ini gardu listrik utama

    berada di luar area perumahan yang kemudian disalurkan melalui udara-kabel dan

    tiang listrik (jarak antar tiangnya adalah 1 buah setiap 4 rumah ).

    Untuk jalur distribusi air, air bersih berasal dari saluran kota yaitu air PDAM.

    Ilustrasi dapat dilihat seperti gambar berikut ini.

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    20/43

    20

    Berikut ini adalah jalur sirkulasi MJR. Perumahan ini menggunakan One GateSystem untuk menjaga keamanan kawasannya.

    Lebar jalan utama 6m dan jalan dalam perumahan 4m.

    Untuk saluran drainasenya terdapat saluran di sepanjang depan rumah.

    Gambar 3.5 Potongan jalan

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    21/43

    21

    3.1.5 Analisa Tata Bangunan dan Lingkungan

    Perumahan menghadap ke barat daya dan timur laut dengan view persawahan dan

    pegunungan

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    22/43

    22

    3.2 Analisa SWOT

    3.2.1 Kekuatan(Strength)

    Manajemen berpengalaman bidangnya

    Reputasi perusahaan telah diakui di kawasan Malang (Villa Puncak Tidar,dll)

    Responsif kondisi pasar,siap dan adaptasi menghadapi perubahan dari keuntungan

    produk yang ditawarkan

    3.2.2 Kelemahan(Weakness)

    Lokasi relative jauh karena kemacetan lalu lintas di jalur menuju lokasi

    Konsep dan desain proyek yang sama sedangkan karakter dan selera konsumen

    berbeda tiap orangnya

    Mencari cara pemasaran yang tepat sedikit sulit

    3.2.3 Peluang(Opportunity)

    Jumlah penduduk semakin besar meningkatkan kebutuhan akan hunian

    (Permintaan perumahan di Indonesia Melebihi 700 ribu unit pertahun)

    Gambar 3.5 Orientasi dan view

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    23/43

    23

    Adanya rencana pengembangan jalan tembus Dinoyo-Tunggulwulung

    mempermudah pengembangan kawasan

    Kawasan yang tergolong masih sepi dan jarang pertokoan memungkinkan

    Mutiara Jingga dan pertokoannya menjadi tempat jujugan para warga sekitar

    Insentif dan keringanan pajak dari pemerintah setempat

    3.2.4 Ancaman(Threat)

    Isu sosial dan penolakan warga lokal karena pembangunan menyebabkan polusi

    lingkungan dan kebisingan

    Golongan ekonomi yang menjadi pelanggan toko ini adalah menengah kebawah

    Tingkat suku bunga menghambat pembelian secara kredit dan meningkatkan

    biaya bunga modal

    Cara pembayaran pelanggan yang menggunakan sitem kredit, dan beresiko kredit

    macet.

    Lokasi yang sedikit jauh dari jalan raya membuat kurang minatnya calon pembeli

    yang mengakibatkan penurunan harga jual.

    SO Strategies :

    Mengsinergikan keunggulan dari mitra bisnis dengan pengetahuan manajemen dan

    reputasi perusahaan untuk meningkatkan produktivitas

    Melalui reputasi, pengalaman, dan konsep unik yang dimiliki, perusahaan dapat

    berekspansi ke beberapa daerah

    WO Strategies :

    Tingkatkan portfolio dan variasi produk dengan mengenalkan free desain

    Meningkatkan program training and development agar SDM-nya semakin kreatif

    dan inovatif menciptakan produk yang sesuai dengan selera konsumen dan tren pasar

    ST Strategies :

    Menggandeng kompetitor agar mengurangi pesaing dan memperoleh pengetahuan

    baru dari competitor

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    24/43

    24

    Mulai membawa perusahaan untuk go public agar memperoleh dana untuk

    mengembangkan bisnis dan meningkatkan kepercayaan publik

    WT Strategies :

    Menetapkan harga yang terjangkau dengan tetap mempertahankan kualitas

    Mencari cara pemasaran yang efisien dan efektif

    Desain baru yang inovatif dan mengikuti tren pasar

    3.3 Kajian Komparasi

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    25/43

    25

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    26/43

    26

    Kesimpulan:

    Memiliki kesamaan jenis lokasi yang cukup jauh dari jalan raya dan pusat aktifitas kota.

    Rata-rata memiliki kendala pencapaian masalah kemacetan jalan.

    Pencapaian dari jalan besar harus menggunakan kendaraan/angkutan umum

    Keterkaitan dan kesesuaian lokasi dengan Standar Pemerintah (SNI 03-1733-2004)

    Kriteria Keamanan, lokasi tersebut merupakan kawasan pemukiman,bukan merupakan

    kawasan lindung (catchment area), hutan produksi, daerah buangan limbah pabrik,

    daerah bebas bangunan pada area Bandara, daerah dibawah jaringan listrik tegangan

    tinggi.

    Kriteria Kesehatan, lokasi tersebut bukan daerah yang mempunyai pencemaran udara di

    atas ambang batas, pencemaran air permukaan dan air tanah dalam;

    Kriteria Kenyamanan, kemudahan pencapaian (aksesibilitas), kemudahan

    berkomunikasi (internal/eksternal, langsung atau tidak langsung), kemudahan berkegiatan

    (prasarana dan sarana lingkungan tersedia) = dinilai masih kurang

    Kriteria Keindahan/ Keserasian/ Keteraturan (kompatibilitas), masih dalam proses

    pengembangan daerah hijau.

    Kriteria Fleksibilitas, dicapai dengan mempertimbangkan kemungkinan pertumbuhan

    fisik/pemekaran lingkungan perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan danketerpaduan prasarana. Karena disekitar masih banyak lahan kosong kemungkinan ada

    pengembangan-sesuai kebutuhan.

    Kriteria Keterjangkauan Jarak, sangat disayangkan lokasi harus dicapai dengan

    kendaraan bermotor dari jalan besar dan pusat kegiatan kota..

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    27/43

    27

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    28/43

    28

    KESIMPULAN

    View persawahan dan pegunungan yang sama dikarenakan kesamaan jenis lokasi yaitu

    daerah pedesaan.

    Beberapa bagian di sebagian besar perumahan rata-rata view yang ditawarkan justru kurang

    terlihat akibat pemadatan unit rumah di kawasan tersebut.

    Peluang

    Di kawasan ini pegunungan dan area terbuka masih cukup menonjol meskipun sudah

    terbangun rumah-rumah.

    Area yang masih luas di belakang lokasi untuk pengembangan masih dapat diolah untuk

    penyediaan ruang terbuka untuk peningkatan kualitas visual dalam kawasan hunian ini

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    29/43

    29

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    30/43

    30

    Kesimpulan

    Desain minimalis yang sama dengan Mutiara Jingga Residence.

    Kesamaan ide desain dan model rumah yang hampir sama menjadi kekurangan dari

    perumahan-perumahan tersebut dimana mereka kurang memiliki ciri khas/keunikan

    desain tiap perumahan.

    Kekurangan Mutiara Jingga yaitu kurang memiliki ciri yang khas dari segi desainnya

    yang minimalis.

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    31/43

    31

    KESIMPULAN

    Setiap perumahan memiliki keunggulan fasilitas tersendiri. Dan yang terlihat selalu ada antara

    lain masjid/mushola, pos keamanan, ruko.

    Untuk kelemahan MJ sendiri jika dibandingkan dengan beberapa perumahan yaitu kurangnya

    fasilitas ruang terbuka dan fasilitas rekreasi yang sebenarnya cukup penting untuk kualitas

    sebuah kawasan hunian.

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    32/43

    32

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    33/43

    33

    Kesimpulan:

    Dari tinjauan lokasi juga, harga unit rumah di perumahan relatif sama.

    Ada selisih kecil beberapa,yang lebih murah di daerah yang lebih jauh dari jalan besar.

    Harga jual di daerah yang masuk area kota pun dapat lebih tinggi.

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    34/43

    34

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    35/43

    35

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    36/43

    36

    Umumnya pedestrian hanya dianggap sebagai pelengkap dan bukan sebagai standar kebutuhan

    utama. Padahal pada kenyataan pedestrian sangat dibutuhkan juga termasuk syarat bagi

    perumahan.

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    37/43

    37

    Kesimpulan:

    Umumnya semua jenis perumahan memiliki masalah dengan area parkir yang kurang

    memadai,meskipun memang umumnya masyarakat kelas bawah jarang memiliki kendaraan roda

    empat, namun dirasa perlu disediakan juga untuk tamu/saudara warga.

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    38/43

    38

    Kesimpulan:

    Bisa dikatakan tak ada masalah dengan utilitas karena telah disediakan. Hanya saja terkadangada harga khusus untuk mengurus kelengkapan utilitas.

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    39/43

    39

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    40/43

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    41/43

    41

    Asssesibilitas 1 5 7 4 2 6 3

    Fasilitas 3 1 6 7 2 5 4

    Harga 3 6 5 7 1 2 4

    Marketing 2 1 7 3 6 4 5

    Pedestrian 3 1 2 4 6 5 7

    Parkir 2 1 4 3 5 6 7

    Utilitas 1 2 4 3 5 7 6

    Tata Massa 5 3 1 2 6 4 7

    Seperti pada umumnya perumahan menengah ke bawah, Perumahan Mutiara Jingga juga minim

    fasilitas standar sebuah perumahan seperti pedestrian, parkir, ruang terbuka hijau dan sarana

    peribadatan

    Tabel 4 Kesim ulan Kom arasi

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    42/43

    41

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Kesimpulan umum bisnis property:

    Bisnis Property

    Berdasarkan hasil pengamatan dan membandingkan beberapa perumahan di kawasan

    Malang, dapat disimpulakan bahwa bisnis property merupakan suatu ide yang sangat

    menjanjikan di masa depan. Dan dalam penyelenggaraannya sangat penting melakukan

    survei tentang pangsa pasar dan mendalami minat para konsumen dalam pasar tertentu,

    melakukan usaha yang banyak untuk pengembangan bisnis, menentukan keseimbangan

    biaya antara modal dan pengeluaran, mampu menaksir prospek keuntungan bisnis dan

    rentang waktu pengembalian modal secepatnya, serta menentukan lokasi strategis untuk

    pelaksanaan bisnis.

    Ide Desain

    Dalam membuka bisnis property sangat diperlukan adanya ide desain. Hal ini

    ditentukan berdasarkan analisa aksesibilitas, sirkulasi, view ke dalam tapak dan luar tapak,

    keistimewaan lahan utama, keistimewaan lahan lingkungan sekitar, posisi bangunan terhadap

    lingkungan, dan pertimbangan investasi di dalam besaran ruang keterkaitan dengan program

    pemerintah dan regulasinya. Ide Harga

    Ide untuk rekomendasi harga pemasaran perumahan sederhana, terutama untuk

    kalangan menengah ke bawah, harga sangat perlu diperhatikan. Hal ini ditentukan melalui

    kondisi existing lahan dan letaknya terhadap kondisi lingkungan sekitar. Rata-rata cara

    mendapatkan laba yang banyak dari usaha bisnis properti yaitu dengan membeli tanah di

    daerah yang kurang strategis kemudian mengolahnya dengan tepat dapat membuat harga jual

    kembalinya lebih tinggi.

    Kesimpulan berkaitan obyek kajian

    Berkaitan dengan obyek kajian, saat ini unit rumah pada perumahan Mutiara Jingga

    Residence sudah 80% terjual.

  • 8/12/2019 Bisnis Properti Mutiara Jingga

    43/43

    Harga jualnya pun berada di posisi tarif rata-rata perumahan sejenis pada umumnya.

    Dan bisnis ini memiliki nilai investasi tinggi dibuktikan dengan semakin banyaknya

    perumahan sejenis namun tetap diminati oleh pembeli.

    Permasalahannya, perumahan ini memiliki kekurangan yang sama dengan

    kekurangan umumnya perumahan di Indonesia, yaitu kurangnya sarana dan prasarana standar

    kelayakan kawasan hunian. Terutama jika dilihat dari peraturan pemerintah, rata-rata

    masalah terbesar yang muncul berkaitan dengan minimnya ruang terbuka hijau di satu area

    tersebut.

    4.2 Saran

    Sebaiknya para pengusaha property lebih diperhatikan untuk penyediaan Ruang

    Terbuka Hijau

    Selain itu perlu juga memperhatikan kelayakan dan kelengkapan fasilitas perumahan

    dan penunjang lainnya seperti lahan parkir dan pedestrian.

    Perhatikan kesesuaian tatanan pola bangunan berkaitan lingkungan dan view