4
Oleh: M.A.Yulianto.*) Koefisien korelasi spearman merupakan statistik nonparametrik. Statistik ini merupakan suatu ukuran asosiasi atau hubungan yang dapat digunakan pada kondisi satu atau kedua variabel yang diukur adalah skala ordinal (berbentuk ranking) atau kedua variabel adalah kuantitatif namun kondisi normal tidak terpenuhi. Simbol ukuran populasinya adalah ρ dan ukuran sampelnya r s . Formula r s untuk korelasi Spearman adalah sebagai berikut: Pembuatan ranking dapat dimulai dari nilai terkecil atau nilai terbesar tergantung permasalahannya. Bila ada data yang nilainya sama, maka pembuatan ranking didasarkan pada nilai rata-rata dari ranking-ranking data tersebut. Apabila proporsi angka yang sama tidak besar, maka formula diatas masih bisa digunakan. Namun apabila proporsi angka yang sama cukup besar, maka dapat digunakan suatu faktor koreksi dan formula menjadi seperti berikut ini: contoh: Seorang manager produksi ingin mengetahui apakah ada hubungan antara nilai tes bakat (aptitude test) pada waktu penerimaan kerja

Blog Ttg Sperman Brown

Embed Size (px)

DESCRIPTION

spearman brown

Citation preview

Oleh: M.A.Yulianto.*)

Koefisien korelasi spearman merupakan statistik nonparametrik. Statistik ini merupakan suatu ukuran asosiasi atau hubungan yang dapat digunakan pada kondisi satu atau kedua variabel yang diukur adalah skala ordinal (berbentuk ranking) atau kedua variabel adalah kuantitatif namun kondisi normal tidak terpenuhi. Simbol ukuran populasinya adalah dan ukuran sampelnya rs. Formula rs untuk korelasi Spearman adalah sebagai berikut:

Pembuatan ranking dapat dimulai dari nilai terkecil atau nilai terbesar tergantung permasalahannya. Bila ada data yang nilainya sama, maka pembuatan ranking didasarkan pada nilai rata-rata dari ranking-ranking data tersebut. Apabila proporsi angka yang sama tidak besar, maka formula diatas masih bisa digunakan. Namun apabila proporsi angka yang sama cukup besar, maka dapat digunakan suatu faktor koreksi dan formula menjadi seperti berikut ini:

contoh:

Seorang manager produksi ingin mengetahui apakah ada hubungan antara nilai tes bakat (aptitude test) pada waktu penerimaan kerja dengan rating tampilannya setelah satu semester bekerja. Nilai aptitude test berkisar antara 0 sampai 100. Sedangkan rating tampilan mempunyai skala sebagai berikut:

1 = pekerja berpenampilan sangat dibawah rata-rata

2 = pekerja berpenampilan dibawah rata-rata

3 = pekerja berpenampilan sedang (rata-rata)

4 = pekerja berpenampilan diatas rata-rata

5 = pekerja berpenampilan sangat diatas rata-rata

*) Penulis adalah dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik