22
KOMUNIKATOR POLITIK DAN KEPEMIMPINAN POLITIK Tugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA. OLEH Siti Iskha Robiyah (115030100111133) Miro’atul Mustawaniyah (115030100111134) Kelas : A

blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/iskha151/files/2013/09/Komunikator-Politik... · Web viewTugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/iskha151/files/2013/09/Komunikator-Politik... · Web viewTugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA

KOMUNIKATOR POLITIK

DAN

KEPEMIMPINAN POLITIK

Tugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa

Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA.

OLEH

Siti Iskha Robiyah (115030100111133)

Miro’atul Mustawaniyah (115030100111134)

Kelas : A

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/iskha151/files/2013/09/Komunikator-Politik... · Web viewTugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA

1. KOMUNIKATOR POLITIK DAN KEPEMIMPINAN POLITIK

Komunikator Politik

Didalam dunia pemerintahan kita tidak lepas dari dunia politik. Karena

pada dasarnya politik itu sangat penting dalam berbagai kegiatan pemerintahan.

Di dalam politik itu terdapat beberapa unsur perpolitikan. Seperti halnya adanya

pelaku politik yang terdiri dari komunikator maupun komunikan. Seorang

komunikator itu harus mampu membawa suasana yang tidak menjenuhkan,

sehingga komunikator harus ahli dalam mengolah suasana ruang lingkup politik.

Komunikator Politik adalah orang atau sekelompok orang yang menyampaikan

pesan poltik yang biasanya berkaitan dengan kekuasaan pemerintah, kebijakan

pemerintah, aturan pemerintah, kewenangan pemerintah yang bertujuan untuk

mempengaruhi khalayak baik itu verbal atau non verbal. Menurut "Nimmo

(1989)" mengklasifikasikan komunikator utama dalam politik terdiri dari:

Politikus, Profesional, Aktivis. Dan komunikator yang baik memiliki beberapa

karakter yaitu seperti : Mengenal diri sendiri, Kredibiltas (kepercayaan), Daya

tarik dan Power (kekuatan).

Menurut Lasswell komunikasi politik mencakup : pesan politik, persuasi

atau ajakan politik, media politik, khalayak politik dan dampak politik. Politikus

adalah orang yang bercita-cita untuk dan atau memegang jabatan pemerintah,

tidak peduli apakah mereka dipilih, ditunjuk, atau pejabat karier, dan tidak

mengindahkan apakah jabatan itu eksekutif, legislatif, atau yudikatif.

Daniel Katz (dalam Nimmo, 1989) membedakan politikus ke dalam dua

hal yang berbeda berkenaan dengan sumber kejuangan kepentingan politikus pada

proses politik, yaitu: politikus ideolog (negarawan) dan politikus partisan.

a). Politikus ideolog adalah orang-orang yang dalam proses politik lebih

memperjuangkan kepentingan bersama/publik. Mereka tidak begitu terpusat

perhatiannya kepada mendesakkan tuntutan seorang langganan atau

kelompoknya. Mereka lebih menyibukkan dirinya untuk menetapkan tujuan

kebijakan yang lebih luas, mengusahakan reformasi, bahkan mendukung

perubahan revolusioner, jika hal ini mendatangkan kebaikan lebih bagi

bangsa dan negara.

Page 3: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/iskha151/files/2013/09/Komunikator-Politik... · Web viewTugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA

b). Politikus partisan adalah orang-orang yang dalam proses politik lebih

memperjuangan kepentingan seorang langganan atau kelompoknya. Dengan

demikian, politikus utama yang bertindak sebagai komunikator politik yang

menentukan dalam pemerintah Indonesia adalah: para pejabat eksekutif

(presiden, menteri, gubernur, dsb), para pejabat Legislatif (ketua MPR, Ketua

DPR/DPD, Ketua Fraksi, Anggota DPR/DPD, dsb), para pejabat yudikatif

(Ketua/anggota Mahkamah Agung, Ketua/anggota Mahkamah Konstitusi,

Jaksa Agung, jaksa, dsb).

Kepemimpinan Politik

Sebelum membahas tentang kepemimpinan politik, kita ketahui bahwa

kepemimpinan itu berasal dari kata pemimpin (leader). Pemimpin adalah sosok

yang dengan segenap potensi dan kewenangan yang ada mampu memotivasi,

mengarahkan, dan menggerakkan orang lain untuk secara sadar dan sukarela

berpartisipasi di dalam mencapai tujuan organisasi. Sedangkan kepemimpinan

(leadership) adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

dalam memimpin organisasi. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam

mempengaruhi, memotivasi, dan mengaktivasi aneka potensi dan sumber daya

yang ada, sehingga organisasi yang dipimpinnya mampu berjalan secara efektif

dalam rangka mengupayakan perwujudan tujuan-tujuannya (leadership is the

ability of an individual to influence, motivate, and enable others to contribute

toward the effectiveness and success of the organizations of which they are

members). Organisasi yang dimaksud adalah organisasi yang teknis

penyelenggaraannya sederhana hingga yang amat kompleks.

Secara teoritis ada beberapa pandangan mengenai pemimpin dan

kepemimpinan yaitu Pertama, teori genetik (genetic theory) yang menyebut

bahwa pemimpin dan kepemimpinan ditentukan oleh faktor genetik (turunan).

Kedua, teori yang mencatat pentingnya karakter/kepribadian (traits theory).

Ketiga, teori pengaruh lingkungan (behavioral theory). Faktor genetik memang

perlu, tetapi yang terpenting adalah bagaimana karakter kepemimpinan dapat

hadir dalam sosok indvidu seorang pemimpin. Selain itu, kapasitas dan kapabilitas

kepemimpinan seseorang juga ditentukan oleh seberapa besar pengalaman dan

Page 4: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/iskha151/files/2013/09/Komunikator-Politik... · Web viewTugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA

persentuhannya dengan lingkungan (sosial). Oleh sebab itulah, harus dipahami

bahwa setiap individu memiliki potensi kepemimpinan, yang apabila diasah dan

dikembangkan, maka ia akan tampil sebagai sosok pemimpin yang mumpuni di

bidangnya.

Apa beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin, sehingga

setiap pemimpin harus memiliki karakter dasar dan basic values kepemimpinan.

Dalam perspektif agama Islam, disebutkan adanya empat sifat/karakter yang harus

dimiliki seorang pemimpin, sebagaimana dimiliki oleh Rasulullah Muhammad

SAW yakni sidiq (benar/jujur),  amanah (terpercaya), tabligh (komunikator), dan

fathanah (cerdas). Sifat-sifat tersebut selaras dengan prinsip-prinsip

kepemimpinan modern di mana setiap pemimpin harus memiliki visi, seorang

pemimpin adalah manusia pembelajar, memiliki ide-ide besar yang visioner dan

menjadi referensi utama bagi yang dipimpin. Seorang pemimpin juga harus

memiliki kemampuan (ability) dan kapasitas (capacity) antara lain:

keahlian/kecakapan (skill) dalam berkomunikasi & memotivasi, dan pengetahuan/

wawasan (knowledge); pengalaman (experience); kemampuan mengembangkan

pengaruh (influence); kemampuan menggalang solidaritas (Solidarity maker);

serta kemampuan memecahkan masalah (decision making). Seorang pemimpin

juga harus memiliki integritas (integrity), yakni memiliki kepribadian yang

utuh/berwibawa (kharisma); bijaksana (wisdom); bersikap empatik; memiliki

prinsip-prinsip yang utama dalam hidupnya; menjadi panutan (kelompok referensi

utama); serta mampu mengutamakan kepentingan lebih besar, ketimbang

kepentingan kecil dan sempit (negarawan). Di atas semua itu, seorang pemimpin

total dalam mengerahkan segenap potensi yang ada pada dirinya untuk kemajuan

organisasi (prinsip totality). Dalam konteks model kepemimpinan, dikenal dua

model, yakni pertama, model kepemimpinan transformasional, yakni

kepemimpinan yang mampu membawa organisasi kepada perubahan-perubahan

dalam visi, strategi, dan budaya organisasi (kepemimpinan yang dinamis dan

produktif). Kedua, kepemimpinan transaksional, yang cenderung

mempertahankan kestabilan dan status quo dalam organisasi, ketimbang

mempromosikan perubahan (kepemimpinan yang statis).

Page 5: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/iskha151/files/2013/09/Komunikator-Politik... · Web viewTugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA

Dalam berbagai kajian kita dapat menjumpai beberapa teori dan istilah

yang biasa disebut oleh para peneliti sebagai model kepemimpinan yaitu:

a. Tipe Laissez-faire yaitu pemimpin yang tidak bisa menjalin hubungan baik

dengan bawahan dan juga tidak bisa berkomitmen dalam menyelesaikan tugas.

Biasanya pemimpin semacam ini "mendelegasikan dan menghilang". Karena ia

tidak berkomitmen untuk menyelesaikan tugas, maka ia mengijinkan anak

buahnya melakukan apapun yang mereka kehendaki dan lebih suka

menghindar dari proses pengambilan keputusan dalam tim dengan membiarkan

timnya menyelesaikan pekerjaan itu sendiri.

b. Tipe Autocratic yaitu pemimpin yang bersikap otoriter terhadap bawahannya.

Pemimpin semacam ini sangat ketat dalam mengatur jadwal kerja, tidak

mengijinkan bawahannya mempertanyakan atau mendiskusikan tugas yang

diberikan. Jika ada kesulitan, ia cenderung mencari siapa yang salah daripada

mencari apa dan bagaimana kesalahan itu terjadi. Ia tidak mengenal toleransi,

dan menganggap remeh setiap masukan dari bawahannya, sehingga

bawahannya tidak mau memberikan sumbangan pemikiran atau pengembangan

karena selalu dianggap remeh.

c. Tipe Country-Club yaitu pemimpin yang menggunakan upah untuk

menegakkan disiplin dan untuk memotivasi tim dalam mencapai tujuan. Ia

lebih mengutamakan hubungan dari pada hasil kerja. Ia kurang tegas dalam

menegakkan disiplin karena takut merusak hubungan dalam tim.

d. Tipe Democratic/Tim yaitu pemimpin yang memimpin dengan contoh positif.

Ia melibatkan seluruh timnya untuk mengungkapkan potensi mereka seluas-

luasnya. Ia memotivasi tim untuk mencapai sasaran seefektif mungkin dan

bekerja tanpa kenal lelah untuk menguatkan ikatan di antara anggota tim.

e. Tipe Manajer Organisasi; yaitu pemimpin yang memimpin dengan

keseimbangan.

1.1 Karakteristik Pemimpin

Pemimpin tidak dibuat dengan posisi yang dijabat, namun pemimpin

membuat posisi. Ada karakteristik yang membuat pemimpin menonjol.

Karakteristik ini mirip operasi plastik agar nyaman sehingga menjadi bagian

Page 6: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/iskha151/files/2013/09/Komunikator-Politik... · Web viewTugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA

tubuh. Orang semacam ini membuat kepemimpinan terlihat mudah. Pemimpin

besar tidak harus menjadi pakar komunikasi, penjual andal, atau bahkan humoris.

Mereka punya pribadi yang menyatakan, “Saya punya integritas pribadi yang

tinggi dan menghargai orang dan kehidupan.” Hakekat orang ini berasal dari siapa

mereka, bukan apa yang dikatakan atau dikerjakan. Pemimpin besar punya

legalitas yang jauh lebih bagus daripada yang dimiliki orang yang dipimpin.

Ketrampilan pemimpin besar adalah memotivasi orang menjadi pemimpin sendiri.

Pemimpin besar tidak memerlukan peristiwa yang terjadi sekali-sekali. Mungkin

bisa berupa kejadian berkelanjutan di seluruh negara atau organisasi jika Anda

menyadari bahwa pemimpin besar berarti terlebih dahulu menjadi orang besar.

Perbedaan yang disorot adalah ada banyak pemimpin yang baik dan bahkan

efektif. Namun dunia perlu kebesaran dari berbagai perspektif untuk mendorong

anda keluar dari realita sukses dan masuk ke khasanah signifikansi.

Karakteristik kepemimpinan berasal dari karakter dan temperamen.

Keduanya menentukan bagaimana bereaksi, apa yang dirasakan, dan bagaimana

berpikir. Anda dapat mengubah kualitas kealamian dengan menyadari bahwa

perubahan itu positif dan dengan memiliki kemauan dan keinginan untuk

bertindak disiplin mengendalikan emosi. Anda tidak harus terpaku dengan emosi

yang di luar kendali atau suasana hati yang menentukan anda sedang tidak

gembira atau cemberut. Jika Anda menyertakan kecerdasan emosional (EQ),

seperti sedang dalam penalaran, Anda dapat memupuk karakteristik yang

membentuk dasar-dasar kepemimpinan besar.

Adapun ke-10 karakter tersebut itu, antara lain:

1. Penyingkapan diri

2. Wawasan (knowledge)

3. Tanggung Jawab Pribadi

4. Agen Perubahan (agent of

change)

5. Pengembang

6. Pemegang Saham

7. Ketrampilan Mengatasi Stres

8. Ekspresi

9. Menjinakkan Anomi

Perusahaan

10. Harmoni

Page 7: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/iskha151/files/2013/09/Komunikator-Politik... · Web viewTugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA

Dalam rangka menjalankan fungsi yang diemban dalam kepemimpinan

ternyata seorang pemimpin harus memiliki karakter sebagai pemimpin yang ideal

dan efektif. Morgan (2006:322): ciri-ciri pemimpin yang efektif adalah pemimpin

yang memiliki kemampuan untuk mengenali dan menyediakan besaran

pembinaan yang tepat bagi bawahan. Jacobs, Masson, Harvill, dan Schimmel

(2012:25): pemimpin yang efektif memiliki kepribadian yang caring, openness,

flexibility, warmth, objectivity, truthworthiness, honesty, strength, patience, dan

sensitivity. Ciri lainnya adalah bahwa pemimpin tersebut nyaman dengan diri

sendiri dan orang lain, meliputi nyaman dengan posisi sebagai pemegang otoritas,

percaya diri dengan kemampuannya untuk memimpin, dan kemampuan untuk

mendengarkan perasaan, reaksi, mood, dan kata-kata orang lain. Hal terpenting

lainnya adalah memiliki kesehatan psikologis. Dalam kepemimpinan memiliki

berbagai gaya kepemimpinan adapun Pengertian Gaya kepemimpinan menurut

Tampubolon (2007) adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari

falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin

ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya.

Terdapat lima gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi menurut

Siagian (2002), yaitu:

1. Tipe pemimpin yang otokratik

Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang: Menganggap

organisasi sebagai milik pribadi, mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan

organisasi, Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata, tidak mau menerima

kritik, saran dan pendapat, terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya, dalam

tindakan penggeraknya sering mempergunakan approach yang mengandung

unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum).

2. Tipe pemimpin yang militeristik

Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin

tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin

yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:

Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang sering dipergunakan,

dalam menggerakan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan

Page 8: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/iskha151/files/2013/09/Komunikator-Politik... · Web viewTugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA

jabatan, senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan, menuntut disiplin

yang tinggi dan kaku dari bawahannya.

3. Tipe pemimpin yang paternalistik

Menganggap bahwa sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu

melindungi, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk

mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk

mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk

mengembangkan daya kreasi dan fantasi, sering bersikap mau tahu.

4. Tipe pemimpin yang kharismatik

Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin yang demikian

sangat diperlukan, akan tetapi sifatnya yang negatif mengalahkan sifatnya yang

positif.

5. Tipe pemimpin yang demokratik

Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin

yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena ia

senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan, selalu

berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapai

tujuan, selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya, selalu berusaha

mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Pemimpin memegang peran yang signifikan terhadap kesuksesan dan kegagalan

sebuah organisasi. Sedangkan Robinss (2006) mengidentifikasi empat

jenis gaya kepemimpinan antara lain:

1. Gaya kepemimpinan kharismatik

Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau yang luar

biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka.

Terdapat lima karakteristik pokok pemimpin kharismatik:

a. Visi dan artikulasi. Dia memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal yang

berharap masa depan lebih baik daripada status quo, dan mampu

mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami orang lain.

b. Rasio personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko personal

Page 9: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/iskha151/files/2013/09/Komunikator-Politik... · Web viewTugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA

tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam pengorbanan diri untuk

meraih visi.

c. Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai secara realistis kendala

lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat perubahan.

d. Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik perseptif

(sangat pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan responsif terhadap

kebutuhan dan perasaan mereka.

e. Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik terlibat dalam perilaku

yang dianggap baru dan berlawanan dengan norma.

2. Gaya kepemimpinan transaksional

Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau memotivasi

para pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas

persyaratan peran dan tugas. Gaya kepemimpinan transaksional lebih berfokus

pada hubungan pemimpin-bawahan tanpa adanya usaha untuk menciptakan

perubahan bagi bawahannya. Terdapat empat karakteristik pemimpin

transaksional:

a. Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas upaya yang

dilakukan, menjanjikan imbalan atas kinerja baik, mengakui pencapaian.

b. Manajemen berdasar pengecualian (aktif): melihat dean mencari

penyimpangan dari aturan dan standar, menempuh tindakan perbaikan.

c. Manajemen berdasar pengecualian (pasif): mengintervensi hanya jika

standar tidak dipenuhi.

d. Laissez-Faire: melepas tanggung jawab, menghindari pembuatan

keputusan.

3. Gaya kepemimpinan transformasional

Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan kebutuhan

pengembangan dari masing-masing pengikut. Pemimpin transformasional

mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu

mereka memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu

menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk

mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok. Terdapat empat

karakteristik pemimpin transformasional:

Page 10: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/iskha151/files/2013/09/Komunikator-Politik... · Web viewTugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA

a. Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi, menanamkan kebanggaan,

meraih penghormatan dan kepercayaan.

b. Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan simbol untuk

memfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud penting secara

sederhana.

c. Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia, rasionalitas, dan

pemecahan masalah secara hati-hati.

d. Pertimbangan individual: memberikan perhatian pribadi, melayani

karyawan secara pribadi, melatih dan menasehati.

4. Gaya kepemimpinan visioner

Kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel, dan

menarik mengenai masa depan organisasi atau unit organisasi yang tengah

tumbuh dan membaik dibanding saat ini. Visi ini jika diseleksi dan

diimplementasikan secara tepat, mempunyai kekuatan besar sehingga bisa

mengakibatkan terjadinya lompatan awal ke masa depan dengan membangkitkan

keterampilan, bakat, dan sumber daya untuk mewujudkannya.

1.2 Komunikator sebagai Pemimpin Politik

Seorang komunikator politik merupakan pemimpin politik sehingga harus

memiliki sifat kepemimpinan politik yang baik dan dapat menjalin ikatan

komunikasi yang lebih baik di banding anggota politik yang lain serta mampu

membawa citra dirinya sebagai pemimpin yang baik.

Komunikator politik sebagai pemimpin politik dibahas dalam 6 aspek :

a. Sifat kepemimpinan politik:

Memimpin dengan titik tekan pada tugas, ini biasanya disebut administrator

seperti Bung Hatta.

Memimpin berdasarkan emosi, ini disebut pula solidarity making (pencipta

solidaritas) disimbolkan dalam diri Bung Karno yang mampu menyatukan

bangsa Indonesia dengan kemampuan retorikanya.

Page 11: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/iskha151/files/2013/09/Komunikator-Politik... · Web viewTugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA

b. Tipe Pemipin

Pemimpin organisasi yaitu pemimpin formal seperti politikus, profesional

atau aktivis juru bicara

Pemimpin simbolik yaitu pemimpin nonformal seperti pemuka pendapat.

c. Ikatan Komunikasi

Ikatan komunikasi antara pemimpin dan yang dipimpin berdasarkan keuntungan

yang diperoleh diantara keduanya. Keuntungan itu bisa berupa :

Keuntungan material seperti harta, tanah dll

Keuntungan solidaritas yaitu kebanggaan karena menjadi anggota organisasi

tertentu.

Keuntungan ekspresif yaitu nilai seseorang atau juga keterwakilan pendapat

masyarakat oleh seorang pemimpin.

d. Citra pemimpin politik yaitu persepsi masyarakat tentang peran politik

seseorang seperti pengalamannya dan gaya politik seseorang seperti kejujuran dan

intelegensianya.

e. Karakter komunikator. Seorang komunikator politik bisa dilihat dari karakter

(ciri) yang dibawanya seperti sosioekonominya yang tinggi, gelar akademisnya,

posisinya dalam organisasi dll.

f. Pemilihan pemimpin. Pemilihan pemimpin dalam komunikasi politik dilakukan

dengan pemilihan (umum) seperti presiden, ditunjuk seperti menteri atau diangkat

melalui rekrutmen negara (pejabat karier) seperti dirjen.

Pemimpin dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yakni:

1. Pemimpin Organisasi.

Bagi komunikator politik, untuk menjadi pemimpin politik ia harus berperilaku

sebagaimana yang diharapkan dari seorang pemimpin. Pengikut mengaitkan

kepemimpinan dengan orang yang sesuai dengan pengertian mereka tentang apa

pemimpin itu. Beberapa komunikator merupakan pemimpin karena posisi yang

diduduki mereka di dalam struktur sosial atau kelompok terorganisasi yang

ditetapkan dengan jelas. Komunikator seperti itu kita sebut pemimpin organisasi.

2. Pemimpin Simbolik.

Page 12: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/iskha151/files/2013/09/Komunikator-Politik... · Web viewTugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA

Komunikator Politik yang merupakan pemimpin karena arti yang ditemukan

orang di dalam dirinya sebagai manusia kepribadian, tokoh yang ternama, dsb.

Diberi nama pemimpin simbolik, dari komunikator politik utama yang telah

dilukiskan lebih dahulu, hanya pemuka pendapat (opinion leader) yang bekerja

melalui keakraban yang disediakan oleh jaringan komunikasi interpersonal berada

terutama di luar struktur organisasi yang diformalkan.

Karakteristik sosial pemimpin politik yang membedakan dari populasi

umum antara lain : tingkat keterlibatan politik,  kepercayaan politik, nilai dan

pengharapan serta pengaruhnya terhadap pembuatan kebijakan. Komunikator

politik yang menjadi pemimpin organisasi pemerintah tidak dipilih secara acak

dari populasi umum. Mereka direkrut dari pengelompokkan yang lebih kecil lagi;

yang memenuhi syarat, yang mampu, partisipan, konsisten, dll. Pemimpin

simbolik muncul jika komunikator melakukan tindakan yang dramatik, secara

selektif mengumpulkan kesan dari tanggapan khalayak, kemudian menyesuaikan

diri dan berusaha keras untuk berbuat sesuai dengan kesan rakyat. Setiap

pemimpin simbolik membina beberapa “reputasi keistimewaan” yang

memungkinkannya “menyimpang dari yang biasa” pada suatu tingkat komunikasi.

1.3 Peran komunikator politik kontemporer

Dalam komunikasi politik, komunikator politik merupakan salah satu

faktor yang menentukan efektivitas komunikasi. Pada peristiwa komunikasi yang

bagaimanapun, faktor komunikator merupakan suatu unsur yang penting

peranannya. Sekalipun nantinya keberhasilan komunikasi yang dimaksud secara

menyeluruh bukan hanya ditentukan oleh sumber, namun mengingat fungsinya

sebagai pemrakarsa dalam aktifitas yang bersangkutan, maka bagaimanapun juga

dapat dilihat betapa menentukannya peran tersebut. Karena itu dalam mengamati

proses komunikasi politik, perlu sekali terlebih dahulu memahami karakteristik

masing-masing komunikator tersebut, setidak-tidaknya secara umum guna

mendapatkan gambaran tentang bagaimana kelak kemungkinan-kemungkinan

yang timbul baik dalam berlangsungnya proses komunikasi itu sendiri maupun

dalam keseluruhan hasil komunikasi yang dilakukan.

Page 13: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/iskha151/files/2013/09/Komunikator-Politik... · Web viewTugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA

Dalam perspektif panggung politik kontemporer, komunikator politik

memainkan peran sosial yang utama, khususnya dalam proses pembentukan opini

publik. Komunikator politik sebagai pelaku atau diidentifikasi sebagai pemimpin

yang memiliki potensi dan kompetensi di atas rata-rata dibandingkan warga

negara pada umumnya dalam hal menyampaikan pikiran atau gagasan di mana

pun dia berada. Peran komunikator politik kontemporer dalam menciptakan opini

publik, Karl Popper (1962) memperkenalkan teori pelopor opini publik yang

menegaskan bahwa para pemimpin menciptakan opini publik karena mereka

berhasil membuat beberapa gagasan, yang awalnya ditolak, kemudian

dipertimbangkan, dan akhirnya diterima. Tanggapan dari publik (termasuk elite

politik) dipahami dengan munculnya pemikiran-pemikiran baru, gagasan-gagasan

baru, dan argumen-argumen baru.

Page 14: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/iskha151/files/2013/09/Komunikator-Politik... · Web viewTugas Terstruktur Mata Kuliah Komunikasi Politik dan Media Massa Yang dibina oleh MUHAMMAD SHOBARUDDIN,Drs.,MA

DAFTAR PUSTAKA

Melalui http://indahnyanegeri.blogspot.com/2013/06/komunikator-politik.html

yang diakses pada tgl 20/9/2013.

Melalui http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/11/komunikator-politik-

opini-publik.html yang diakses pada tgl 20/9/2013.

Melalui http://muhammadavid.blogspot.com/2013/04/ komunikator-politik-dan-

kepemimpinan.html yang diakses pada tgl 20/9/2013.

Melalui http://sariberitacoco.blogspot.com/2012/12/karakteristik-pemimpin-yang-

ideal.html yang diakses pada tgl 20/9/2013.

Melalui http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/02/gaya-kepemimpinan.

html yang diakses pada tgl 20/9/2013.

Melalui http://tugaskomunikasiub.blogspot.com/2011/11/pemimpin-sebagai-

komunikator-politik.html yang diakses pada tgl 20/9/2013.

Melalui http://wardanirian.blogspot.com/2012/04/komunikator-politik.html yang

diakses pada tgl 20/9/2013.

Melalui http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id

=728&Itemid=135 yang diakses pada tgl 20/9/2013.

Melalui http://www.stidnatsir.ac.id/index.php?option=com_content&view=article

&id=132:kepemimpinan-politik-m-natsir-studi-kasus-dalam masyumi&catid=29:

artikel& Itemid=86 yang diakses pada tgl 20/9/2013.

Stephen Robbin, 2006. Perilaku Organisasi (edisi sepuluh). PT.Indeks