Upload
jessica-teriany
View
14
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bl9k 5
Citation preview
5/25/2018 Blok 5 (Muskuloskeletal-1)
1/11
Tremor dan Kaku pada Tangan
Abstrak
Penyakit Parkinson (paralisis agitans) atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan
suatu penyakit /syndrome karena gangguan pada ganglia basalis akibat penuruna atau tidak
adanya pengiriman dopamine. Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di
substansi nigra. Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki
(involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak
disadarinya. Pada mulanya Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang
beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang
selama tidur.
Kata kunci : parkinson, tremor, ganglia basallis, dopamine,
Pendahuluan
Penyakit Parkinson atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan suatu
penyakit/syndrome karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya
pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/neostriatum(striatal dopaminedeficiency). Penyakit Parkinson pertamakali ditemukan pada tahun 1817 oleh Dr. James
5/25/2018 Blok 5 (Muskuloskeletal-1)
2/11
Parkinson. Parkinson ditandai oleh adanya tremor. Tremor adalah suatu gerakan gemetar
yang berirama dan tidak terkendali, yang terjadi karena otot berkontraksi dan berelaksasi
secara berulang-ulang terutama pada tangan, rigiditas atau kekakuan, kesulitan bergerak, dan
hilangnya refleks postural.
Pada tahun 1921, Charles Foix berhasil mengungkapkan secara tepat kelainan dibatang
otak, yaitu disubtansi nigra mecencefalon sebagai substrat penyakit Parkinson. Pemeriksaan
makroskopik memperlihatkan daerah yang pucat (depigmentasi) pada parks kompakta
substansi nigra yang dengan jelas menunjukkan lenyap atau berkurangnya jumlah sel-sel
neuromelanin yang menghasilkan dopamine pada penyakit Parkinson. Sedangkan pada
pemeriksaan mikroskopik terlihat adanya badan-badan Lewy yang merupakan inclusion body
dan mendesak granula-granula neuromelanin.
Pembahasan
A. Sistem Motorik PusatSel saraf atau neuron berfungsi menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat
adanya suatu stimulus (rangsang). Jutaan sel saraf ini membentuk suatu sistem saraf. Setiapneuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Pada
badan sel terdapat dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson.
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi
mengirimkan impuls dari badan sel ke sel saraf yang lain atau ke jaringan lain. Akson
biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Pada ujung akhir dari akson terdapat
sinapsis yang merupakan celah antara ujung saraf dimana neurotransmitter dilepaskan untuk
menghantar impuls ke saraf selanjutnya atau organ yang dituju.
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut
saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang
dibentuk oleh sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann merupakan sel glia
utama pada sistem saraf perifer yang berfungsi membentuk selubung mielin. Fungsi mielin
adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus
mielin disebut nodus Ranvier, yang dapat mempercepat penghantaran impuls.
5/25/2018 Blok 5 (Muskuloskeletal-1)
3/11
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf
sensoris, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
1. Sel saraf sensorikFungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf
pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson
dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
2. Sel saraf motorikFungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf
motor berada di sistem saraf pusat.
3. Sel saraf intermediet/Sel saraf konektorSel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam
sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf
sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf
pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf
asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung
dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul
membentuk ganglion atau simpul saraf.
Setiap otot utuh dipersarafi oleh sejumlah neuron motorik yang berlainan. Satu neuron
motorik mempersyarafi sejumlah serat otot, tetapi setiap serat otot hanya dipersyarafi oleh
satu neuron motorik. sewaktu sebuah neuron motorik diaktifkan, semua serat otot yang
dipersyarafinya terangsang untuk berkontraksi secara bersamaan. Satu neuron motorik
ditambah semua serat otot yang dipersyarafinya disebut unit motorik. Serat-serat otot yang
membentuk sebuah unit motorik tersebar diseluruh otot, dengan demikian kontraksi unit-unit
motorik tersebut secara simultan menimbulkan kontraksi otot keseluruhan yang tersebar
merata walaupun lemah. Untuk menimbulkan kontraksi lemah pada suatu otot, hanya satu
atau beberapa unit motorik yang diaktifkan. Untuk kontraksi yang lebih kuat, lebih banyak
unit motorik yang direkrut, atau dirangsang untuk berkontraksi, suatu fenomena yang dikenal
sebagai rekrutmen unit motorik.
5/25/2018 Blok 5 (Muskuloskeletal-1)
4/11
B. Mekanisme KontraksiOtot berkontraksi apabila dirangsang oleh impuls-impuls saraf. Rangsangan dapat
berasal dari otak atau sumsum tulang belakang. Selanjutnya, impuls-impuls saraf mengalir
melalui saraf motorik menuju serat-serat otot. Bagian serat otot yang langsung berhubungan
dengan saraf di sebut neuromuskular (neuromuscular junction). Serabut otot akan
berkontraksi apabila ada impuls saraf yang sampai ke bagian sambungan neuromuskuler
tersebut.
Otot terdiri atas ratusan hingga ribuan miofibril. Di dalam miofibril terdapat unit-unit
kecil yang disebut sarkomer. Setiap sarkomer mengandung filamen aktin yang tipis dan
filamen miosin yang tebal. Kedua macam filamen tersusun secara tumpang tindih sehingga
membentuk pola terang dan gelap pada otot rangka.
Setiap sarkomer dibatasi oleh dua garis hitam yang di sebut garis Z. ujung sarkomer yang
berbatasan dengan garis Z dan tampak terang di sebut pita I. pita I tampak terang karena
hanya mengandung filamen aktin. Sementara itu, bagian sarkomer berupa filamen aktin dan
miosin yang tersusun secara tumpang tindih disebut pita A. pada pita A terdapat Zona H,
yaitu suatu daerah yang hanya mengandung filamen miosin.
Kontraksi terjadi apabila asetilkolin yang diproduksi oleh ujung serabut saraf
membebaskan ion kalsium (Ca2+
) yang berada diantara sel otot. Ion kalsium ini masukkedalam otot mengangkut troponin dan tropomiosin ke aktin, sehingga posisi aktin berubah
mempengaruhi filamen penghubung. Aktin tertarik mendekati miosin, sehingga aktin dan
miosin bertempelan membentuk aktomiosin. Akibatnya jarak antara garis-garis atau pita
menjadi lebih rapat. Karena sarkomer memendek, dengan sendirinya miofibril dari serat-serat
otot menjadi pendek pada keadaan inilah otot sedang berkontraksi. Sekali otot melakukan
relaksasi, filamen aktin dan miosin kembali bergeser ke posisi semula.
C. Sumber energi untuk Kontraksi ototOtot berkontraksi memerlukan energi. Energi dapat diperoleh dengan tiga cara, yaitu
melalui penguraian kreatin fosfat, fermentasi dan respirasi selular. Dua cara pertama di
lakukan secara anaerob, sedangkan cara ketiga di lakukan secara aerob.
5/25/2018 Blok 5 (Muskuloskeletal-1)
5/11
Energi yang digunakan disuplai dalam bentuk energi kimia, yaitu dari penguraian ATP.
Bila energi habis (dalam keadaan ADP yang diubah menjadi AMP + P + Energi), otot tidak
dapat berkontraksi lagi. Fase ini disebut fase anaerob. ATP harus dapat dibentuk lagi
sehingga otot dapat bergerak yaitu dengan cara mengubah glikogen (gula otot) menjadi
laktasidogen. Laktasidogen kemudian diuraikan lagi menjadi glukosa (hasil utamanya) dan
asam laktat (hasil sampingan). Glukosa kemudian diubah menjadi CO2 + H2O + energi.
Asam laktat yang merupakan hasil sampingan dapat menyebabkan kram otot dan otot
cepat mengalami kelelahan (fatigue), sehingga untuk mengurangi asam susu diperlukan
oksigen yang sangat banyak.
D. Penyakit parkinsona) Pengertian
Penyakit Parkinson adalah gangguan neurologic progresif yang mengenai pusat otak
yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan. Penyakit Parkinson
(paralysis agitans) atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan suatu
penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya
pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine
deficiency).
Pada banyak penderita, pada mulanya Penyakit Parkinson muncul sebagai tremor
(gemetar) tangan ketika sedang beristirahat. Stress emosional atau kelelahan bisa
memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai
tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan
kelopak mata.
PenderitaPenyakit Parkinson mengalami kesulitan dalam melangkah dan seringkaliberjalan tertatih-tatih dimana lengannya tidak berayun sesuai dengan langkahnya. Jika
penderita Penyakit Parkinson sudah mulai berjalan, mereka mengalami kesulitan untuk
berhenti atau berbalik. Langkahnya bertambah cepat sehingga mendorong mereka untuk
berlari kecil supaya tidak terjatuh. Sikap tubuhnya menjadi bungkuk dan sulit
mempertahankan keseimbangan sehingga cenderung jatuh ke depan atau ke belakang.
Wajah penderitaPenyakit Parkinson menjadi kurang ekspresif karena otot-otot wajah
untuk membentuk ekspresi tidak bergerak. Pandangan tampak kosong dengan mulut terbuka
http://obatpropolis.com/stress-tidak-bisa-tidur/http://obatpropolis.com/penyakit-parkinson/http://obatpropolis.com/penyakit-parkinson/http://obatpropolis.com/penyakit-parkinson/http://obatpropolis.com/penyakit-parkinson/http://obatpropolis.com/stress-tidak-bisa-tidur/5/25/2018 Blok 5 (Muskuloskeletal-1)
6/11
dan matanya jarang mengedip. Penderita Penyakit Parkinson seringkali tersedak karena
kekakuan pada otot wajah dan tenggorokan menyebabkan kesulitan menelan. Penderita
Penyakit Parkinson berbicara sangat pelan dan menjadi gagap karena mengalami kesulitan
dalam mengartikulasikan fikirannya.
Sebagian besar penderita memiliki intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi
pikun
b) EtiologiPenyakit Parkinson belum di ketahui penyebabnya atau ideopatik.
Beberapa hal yang diduga bisa menyebabkan parkinson adalah sebagai berikut:
1. UsiaInsiden meningkat pada usia 80 tahun. Hal ini berkaitan dengan reaksi mikrogilial yang
mempengaruhi kerusakan neuronal, terutama pada substansia nigra, pada penyakit
parkinson
2. GeografiFaktor resiko yang mempengaruhi perbedaan angka secara geografis ini termasuk
adanya perbedaaan genetik, kekebalan terhadap penyakit dan paparan terhadap faktor
lingkungan.
3. GenetikPada pasien dengan autosomal resesif parkinson, ditemukan delesi dan mutasi point
pada gen parkin di kromosom 6. Selain itu juga ditemukan adanya disfungsi
mitokondria. Penelitian menunjukkan adanya mutasi genetik yang berperan pada
penyakit parkinson. Adanya riwayat penyakit parkinson pada keluarga meningakatkan
faktor resiko menderita penyakit parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang dari 70
tahun dan 2,8 kali pada usia lebih dari 70 tahun.jika disebabkan oleh keturunan, gejala
parkinsonisme tampak pada usia relatif muda.
4. Faktor Lingkungana. Xenobiotik
Berhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat menimbulkan kerusakan
mitokondria
5/25/2018 Blok 5 (Muskuloskeletal-1)
7/11
b. PekerjaanLebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan lama.
c. InfeksiPaparan virus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor predesposisi
penyakit parkinson melalui kerusakan substansia nigra. Penelitian pada hewan
menunjukkan adanya kerusakan substansia nigra oleh infeksi Nocardia astroides.
d. DietKonsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stres oksidatif, salah satu
mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson. Sebaliknya kopi
merupakan neuroprotektif.
e. Trauma kepalaCedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit parkinson, meski peranannya
masih belum jelas benar.
f. Stress dan depresiBeberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala motorik.
Depresi dan stress dihubungkan dengan penyakit parkinson karena pada stress dan
depresi terjadi peningkatan turnover katekolamin yang memacu stress oksidatif.
c) PatofisiologisPada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran
sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya
juga lebih sedikit.
Ganglia basal berperan dalam menyusun rencana neurofisiologi yang dibutuhkan dalam
melakukan gerakan. Tugas primer ganglia basalis adalah mengumpulkan program untuk
gerakan, sedangkan serebelum memonitor dan melakukan pembetulan kesalahan yang terjadi
sewaktu program gerakan diimplementasikan. Salah satu gambaran dari gangguan
ekstrapiramidal adalah gerakan involunter.
Secara sederhana, penyakit atau kelainan sistem motorik dapat dibagi sebagai berikut :
a.
Piramidal : kelumpuhan disertai reflek tendon yang meningkat dan refleksuperfisial yang abnormal
5/25/2018 Blok 5 (Muskuloskeletal-1)
8/11
b. Ekstrapiramidal : didomonasi oleh adanya gerakan-gerakan involunterc. Neuromuskuler : kelumpuhan sering disertai atrofi otot dan reflek tendon yang
menurun
d) Gejala yang umumnya dialami penderita parkinson, diantaranya :1. Gejala Motorik
a. Tremor/bergetarSalah satu ciri khas dari penyakit parkinson adalah tangan tremor (bergetar) jika
sedang beristirahat.
Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar pada sendi metakarpofalanges.
Penderita sulit melakukan fleksi-ekstensi pada sendi tangan atau pronasi-supinasi,
pada kaki fleksi-ekstensi, mulut membuka menutup.
Tremor tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi pada kelopak
mata dan bola mata, bibir, lidah dan jari tangan.
b. Rigiditas/kekakuanTanda yang lain adalah kekakuan (rigiditas). Jika kepalan tangan yang tremor tersebut
digerakkan (oleh orang lain) secara perlahan ke atas bertumpu pada pergelangan
tangan, terasa ada tahanan seperti melewati suatu roda yang bergigi sehingga
gerakannya menjadi terpatah-patah/putus-putus. Selain di tangan maupun di kaki,
kekakuan itu bisa juga terjadi di leher.
c. Akinesia/BradikinesiaGerakan penderita menjadi serba lambat. Gerakan volunter menjadi lambat sehingga
berkurangnya gerak asosiatif, misalnya sulit untuk bangun dari kursi, sulit memulai
berjalan, lambat mengambil suatu obyek, bila berbicara gerak lidah dan bibir menjadi
lambat. Bradikinesia mengakibatkan berkurangnya ekspresi muka serta mimik dan
gerakan spontan yang berkurang.
d. Tiba-tiba Berhenti atau Ragu-ragu untuk MelangkahGejala lain adalah freezing, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai melangkah,
sedang berjalan, atau berputar balik. Disamping itu, kulit muka seperti berminyak dan
ludah suka keluar dari mulut karena berkurangnya gerak menelan ludah,dll.
2. Gejala non motorik
a. Disfungsi otonom
5/25/2018 Blok 5 (Muskuloskeletal-1)
9/11
Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutamainkontinensia dan hipotensi ortostatik.
Kulit berminyak dan infeksi kulit seborrheic
Pengeluaran urin yang banyak Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya hasrat
seksual, perilaku, orgasme.
b. Gangguan suasana hati, penderita sering mengalami depresi.c. Ganguan kognitif, menanggapi rangsangan lambatd. Gangguan tidur, penderita mengalami kesulitan tidur (insomnia)e. Berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau ( microsmia atau anosmia)
E. Penyebab tremor dan kaku pada tanganGerakan involunter merupakan suatu gerakan spontan yang tidak terkendali, tidak
disadari, tidak bertujuan, tidak dapat diramalkan sewaktu-waktu dan tidak dikendalikan oleh
kemauan pada waktu orang tersebut beraktivitas dan menghilang waktu tidur.
Gerakan involunter ini merupakan gangguan yang terjadi di ganglia basalis. Gagguan
basalis adalah bagian otak yang paling dalam yang mengatur gerkan-gerakan yang sifatnya
kasar sehingga gerakan yang dihasilkan menjadi halus.
Penyakit Parkinson adalah penyakit yang disebabkan adanya gangguan pada sistem saraf
pusat otak (ganglia basalis) manusia yang mengalami kemunduran. Jika otak memerintahkan
suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis
akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh.
Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan
menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke korteks serebri.
Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai impuls
listrik di sepanjang jalur saraf dan di antara saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama pada
ganglia basalis adalah dopamin. Dopamine adalah suatu bahan kimia penting yang dapat
menghantarkan sinyal-sinyal listrik diantara substantia nigra dan di sepanjang jalur sel saraf
yang akan membantu menghasilkan gerakan tubuh yang halus.
5/25/2018 Blok 5 (Muskuloskeletal-1)
10/11
Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran
sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya
juga lebih sedikit.
Tremor dikelompokkan berdasarkan kecepatan dan irama gerakannya, dimana dan
seberapa sering terjadi serta beratnya:
a. Tremor aksi atau intension tremorTremor ini terjadi jika dipengaruhi aktivitas, kadangkala berhubungan dengan
gangguan cemas, reaksi stres akut atau dapat juga terjadi oleh karena gangguan
endokrin seperti hipertiroid.
b. Tremor istirahatTremor terjadi saat pasien diam atau dikenal dengan resting tremor. Tremor ini
biasanya terjadi pada penderita Parkinson maupun hipertirod.
c. Tremor senilisTremor ini secara fisiologis terjadi pada lanjut usia.
F. Pengobatan Penyakit ParkinsonPenyakit Parkinson bisa diobati dengan berbagai obat, seperti levodopa, bromokriptin,
pergolid, selegilin, antikolinergik (benztropin atau triheksifenidil), antihistamin, anti depresi,
propanolol dan amantadin. Tidak satupun dari obat-obat tersebut yang menyembuhkan
penyakit atau menghentikan perkembangannya, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan
penderita lebih mudah melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup
penderita.
Di dalam otak levodopa diubah menjadi dopamin. Obat ini mengurangi tremor dan
kekakuan otot dan memperbaiki gerakan. Penderita Parkinson ringan bisa kembali menjalani
aktivitasnya secara normal dan penderita yang sebelumnya terbaring di tempat tidur menjadi
kembali mandiri.
Pengobatan dasar untuk Parkinson adalah levodopa-karbidopa. Penambahan karbidopa
dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas levodopa di dalam otak dan untuk mengurangi
efek levodopa yang tidak diinginkan di luar otak. Untuk mempertahankan mobilitasnya,
5/25/2018 Blok 5 (Muskuloskeletal-1)
11/11
penderita dianjurkan untuk tetap melakukan kegiatan sehari-harinya sebanyak mungkin dan
mengikuti program latihan secara rutin. Terapi fisik dan pemakaian alat bantu mekanik
(misalnya kursi roda) bisa membantu penderita tetap mandiri.
Penutup
Kesimpulan
Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf karena gangguan
pada ganglia basalis, akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine yang bersifat
progressive, ditandai dengan ketidak teraturan pergerakan diluar kesadaran (involunteri),
tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot. Pada
penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga
pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih
sedikit. Stres emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi
pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga
akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata. Penderita mengalami kesulitan dalam
memulai suatu pergerakan dan terjadi kekakuan otot.
Daftar Pustaka
1. Barbara R, Hengner, Caldwell E. Asisten Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;2003.h.552-60
2. Marks DB, Marks AD. Biokimia kedokteran dasar. Edisi ke-1. Jakarta: EGC;2000.h.271-3
3. Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2001.h.212-554. Roger W. Anatomi Fisiologi. Edisi ke-10. Jakarta: EGC; 2002.h.176-855. Bloom, Faweett. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC;2002.h. 246-55