Upload
michael-nixon
View
51
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Sekenario 2 “ Benjolan Di Payudara”
Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan, setelah melakukan SARARI terdapat benjolan di payudara kanan yang
semakin lama semakin bertambah besar dan disertai nyeri. Benjolan ditemukan
pertama kali sekitar 2 bulan yang lalu, setelah dokter melakukan pemeriksaan,
maka diputuskan untuk merujuk ke dokter spesialis bedah onkologi. Oleh dokter
bedah onkologi disarankan untuk melakukan mamografi dan USG.
Step I
1. Bedah onkologi : Ilmu bedah yang menangani masalah tumor.
2. SARARI : Suatu pemeriksaan yang dilakukan pada payudara oleh diri sendiri
untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan.
3. Mammografi : Pembuatan rekaman film (radiograf) struktur payudara bagian
dalam dengan melewatkan sinar x atau sinar gamma pada payudara untuk bekerja
pada film yang secara khusus disensitisasi untuk mengetahui adanya kelainan.
4. USG: pencitraan struktur dalam tubuh dengna mencatat gemma gelombang
ultrasonic yang diarahkan kedalam jaringan dan dipantulkan oleh bidang jaringan
yang menghasilkan perubahan densitas.
Step II
1. Bagaimanakah anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan
berdasarkan kasus tersebut?
2. Bagaimana langkah-langkah SARARI ?
3. Apakah usia mempengaruhi adanya benjolan di payudara?
4. Tujuan mamografi dan USG?
5. Diagnosis banding dan Dignosis terkuat pada kasus?
1
1. Anamnesis
I. Identitas
Nama : -
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Alamat : -
Pekerjaan : -
II. Anamnesis
Fundamental four
RPS ( Riwayat Penyakit Sekarang )
Terdiri atas sacred seven :
1. Onset atau awitan
Menjelaskan kapan keluhan mulai dirasakan, secara mendadak atau
perlahan-lahan. Dalam skenario pasien mengalami keluhan sejak 2
bulan yang lalu.
2. Lokasi
Menjelaskan letak organ atau sistem mana yang mengalami keluhan.
Dalam skenario diketahui pasien merasakan keluhan di payudara kanan.
3. Kronologi
Menjelaskan bagaimana perkembangan mula terjadinya penyakit
sampai saat ini. Dalam skenario benjolan semakin hari makin berambah
besar.
4. Kualitas
Menjelaskan tentang sejauh mana gangguan yang dirasakan, separah
apa, ringan, berat atau sedang. Dalam skenario diketahui bahwa pasien
merasakan nyeri.
5. Kuantitas
Menjelaskan apakah keluhan yang dirasakan sampai menganggu
aktivitas sehari-hari atau mengganggu istirahat. Seberapa sering
gangguan timbul, terus-menerus atau kadang timbul kadang tidak.
2
Dalam skenario tidak ditemukan kuantitas keluhan yang dirasakan
pasien.
6. Faktor yang berpengaruh ( memperberat dan memperingan )
Hal-hal apakah yang memperberat atau memperingan keluhan yang
dirasakan pasien. Dalam skenario tidak diketahui apa saja faktor yang
mempengaruhi keluhan pasien.
7. Gejala penyerta
Keluhan lain yang dirasakan pasien, selain keluhan utama. Dalam
skenario tidak ditemukan gejala penyerta
RPD ( Riwayat Penyakit Dahulu )
Adakah penyakit lain yang diderita atau dulu pernah menderita penyakit
lain, misalnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan keluhan
pasien. Dalam skenario tidak diketahui riwayat penyakit dahulu.
RPK ( Riwayat Penyakit Keluarga )
Adakah keluarga yang mengeluh atau mempunyai penyakit seperti ini.
Atau adakah anggota kelurga yang mempunyai penyakit lain yang sudah
lama dan sulit untuk disembuhkan. Dalam skenario tidak diketahui riwayat
penyakit keluarganya.
RSE ( Riwayat Sosial Ekonomi )
Apakah pekerjaan pasien? Bagaimana lingkungan pekerjaannya? Dimana
rumahnya dan bagaimana keadaan lingkungan rumahnya? Bagaimana
kebiasaannya dan kluarganya? Dalam skenario pekerjaan pasien tidak
diketahui.
Pemeriksaan Fisik
Sebelum melakukan pemeriksaaan fisik harusMengajak pendamping lain.
Pemeiksaan fisik di lakukan sebagai dasar keadaan umum pasien dan keadaan
awal tumor saat diagnosa.
Pemeiksaan fisik meliputi:
Inspeksi, inspeksi dalam 4 posisi yaitu:
3
Bagian atas luar
Bagian atas dalam
Bagian bawah luar
Bagian bawah dalam
Yang meliputi ukuran, kontur, penampilan kulit apakah seperti kulit jeruk
( peau d’orange ) atau tidak dan bentuk lesung.
Inspeksi puting
Meliputi: ukuran puting, arah puting, inersi dan retraksi.
Palpasi
Palpasi jaringan payudara harus dalam posisi datar dan pasien terlentang.
Konsistensi: nodulantas fisiologik
Nyeri tekan: infeksi, nyeri tekan pramenstruasi.
Nodulus : perhatikan letak, ukuran dan bentuk.
Palpasi puting: pada kanker terjadi penebalan
2. SARARI
Sarari ada 3 langkah, yaitu:
a) Pemeriksaan di depan cermin
Berdirilah di depan cermin,sambil kedua tangan di letakkan di sisi
tubuh dan perhatikan kesimetrisan kedua payudara anda,lalu angkat
kedua lengan anda melewati kepala.perhatikan,apakah ada perubahan
bentuk di setiap payudara, apakah ada kerutan, lekukan, perubahan
ukuran/bentuk.
b) Pemeriksaan raba pada posisi berdiri
Untuk memeriksa payudara pada sebelah kanan gunakan tangan kiri
angkat lengan kanan anda ke belakang kepala. Gunakan 3 jari. Raba
daerah sekitar payudara dimulai dari ujung bagian luar dan secara
melingkar bergerak ke bagian puting. Lalu pencet puting secara perlahan
dan lihatlah apakah ada cairan aneh ( secret ) yang keluar ( darah, nanah,
cairan bening ).
4
c) Pemeriksaan raba pada saat berbaring
Berbaringlah diatas permukaan yang keras, rasakan adanya
perubahan dengan cara berbaring. Letakkan bantal kecil dibawah bahu
kanan, tangan kanan dibawah kepala. Periksa payudara kanan dengan
tangan kiri dengan meratakan jari-jari secara mendatar untuk merasakan
adanya benjolan. Ratakan jari-jari tangan kiri pada payudara kanan dan
tekan secara lembut dengan gerakan memutar searah jarum jam.
3. Usia mempengaruhi adanya benjolan / tumor di payudara,resiko kanker
payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia. Setiap 10 tahun, resiko
kanker payudara meningkat 2x lipat. Kejadian puncak kanker payudara sendiri
terjadi pada usia 40-50 tahun. Dan berdasarkan penelitian, menyatakan bahwa
sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar
ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
4. Tujuan dilakukan mammografi dan USG adalah
Untuk mengetahui suatu gangguan yang ada di payudara. Apa ada
karsinoma pada payudara.
Agar bisa menditeksi lebih dini.
Memperkuat diagnosis dokter untuk menentukan penyakit yang
diderita pasien.
5. Diagnosis Banding
Sebagian besar benjolan pada payudara bukanlah kanker. Benjolan pada
payudara dapat bersifat jinak dan ganas. Benjolan pada payudara tersebut
mungkin :
1) Kista sederhana
Kista adalah kantung berisi cairan yang dapat membesar dan nyeri saat
sebelum menstruasi. Kista payudara lazim terjadi pada wanita yang masih
memperoleh haid.
5
2) Penyakit Fibrokistik Payudara
Penyakit ini terjadi karena pertumbuhan berlebihan jaringan ikat payudara.
Kelebihan jaringan ikat ini dapat teraba sebagai benjolan. Selain jaringan
ikat juga sering terbentuk banyak kista di payudara.
3) Fibroadenoma mamae
Merupakan tumor jinak payudara yang paling sering dijumpai. Teraba
sebagai benjolan licin yang kenyal seperti karet dan mudah di gerakkan.
Lebih sering dijumpai pada wanita yang belum menopause. Perlu
pemeriksaan sesisi untuk menyingkirkan kemungkinan kanker. Bandingkan
sarkoma.
4) Karsinomaa in situ
Pertumbuhan masih terbatas pada organ intra epitelial, intraduktal dan
intralobuler.
Batas sel pada karsinoma lebih jelas dibanding sarkoma.
- Diagnosis pasti
Carcinoma Mammae
Kanker payudara adalah kanker yang paling sering pada perempuan
(diluar kanker kulit), walaupun kanker in i sangat jarang pada laki-laki.
Kanker payudara dapat muncul pada usia berapapun diluar masa kanak-
kanak, namun insidensnya rendah selama tiga dekade pertama dan
meningkat secara bertahap setelahnya.
Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan namun terdapat
beberapa faktor resiko yang telah ditetapkan, keduanya adalah lingkungan
dan genetik. Faktor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan resiko
kanker payudara adalah tempat tinggal di negara berkembang bagian barat,
keadaan sosial ekonomi yang rendah, ras, riwayat penyakit payudara
proliferatif, awitan dini menarke, terlambatnya kelahiran anak pertama,
menopause yang terlambat, keadaan nulipara, terapi hormon eksogen,
terpajan radiasi dan faktor-faktor makanan (obesitas dan asupan alkohol
yang tinggi).
6
Step IV
Skema
Step V
1. Anatomi dan histologi payudara
2. Anamnesis
3. PF generalis dan localis
4. Diagnosis banding
5. Patogenesis neoplasma
6. Faktor resiko ca mammae
7. Klasifikasi tumor
7
Wanita 45 thn
SARARI
Benjolan Payudara
Cara
Manfaat
Puskesmas
Onkologi
Mammografi & USG USG
Diagnosis Sementara
Step VII
1.a) ANATOMI PAYUDARA
Mamma merupakan kelenjar asesiris kulit yang berfungsi menghasilkan
susu. Mamma terdapat pada laki-laki dan perempuan. Bentuk mamma sma pada
laki-laki dan perempuan yang belum dewasa. Papilla mammaria kecil dan
dikelilingi oleh daerah kulit yang berwarna gelap, disebut areola mamma.
Jaringan mamma tersusun atas sekelompok kecil isitem saluran yang terdapat
didalam jaringan penyambung dan bermuara di daerah areola.
Pada masa pubertas, glandla mammaria perempuan lambat laun membesar
dan akan berbentuk setengah lingkaran. Pembesaran ini diduga disebabkan oleh
pengaruh oleh hormon-hormon ovarium. Salurannya memanjang, meskipun
demikian pembesaran memanjang, meskipun demikan pembesaran kelenjar
terutama disebabkan karena penimbunan lemak. Dasar mamma terbentang dari
iga kedua smapai keenam dan dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaris
media. Sebagian besar glandula mammaria terletak didalam fascia procesus
axillaris. Meluas ketas dan lateral, menembus fascia profunda pada pinggir caudal
musculus pectoralis major dan sampai ke axilla.
Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobus, yang tersusun radier dan berpusat
pada papilla mammaria. Saluran utama dari setiap lobus b ermuara dipapilla
mammaria, dan mempunyai ampilla yang melebar tepat sebelum ujungnya, dasar
papilla mammaria dikelilingi oleh areola, tonjolan-tonjolan halus pada areola
diakibatkan oleh kelenjar areola dibawahnya.
Lobus-lobus kelenjar dipisahkan oleh spta fibrosa. Septa dibagian atas
kelenjar berkembang dengan baik dan terbang dari kulit sampai fascia profunda,
dan berfungsi sebagai ligamenum suspensorium. Glandula mammaria dipisahkan
dari fascia profunda yang membungkus otot dibawahnya oleh spatium
tetromammaria yang berisi jaringan ikat jarang.
8
Pada perempuan muda, payudara cenderung menonjol kedepan dari dasar
yang sirkular, pada perempuan yang lebih tua payudara cenderung menggantung.
Payudara mencapi ukuran maksimal selama masa laktasia.
Perdarahan Arteri :
Mamma mendapatkan darah dari rami perfprans arteriae thoracicae internae dan
arteriae intercostales. Arteriae axillaris juga mengalirkan darah ke glandula
mammaria, yaitu melalui cabang-cabangnya, arteriae thoracicae lateralis dan
arteriae thoracoacromiales.
Vena : vena mengikuti arteriae
Aliran limfe
Aliran limfe glandula mammaria penting sekali di klinik mengigat sering
timbulnya kanker pada glandula ini dan penyebaran se-sel ganas sepanjang
pembuluh limfe menuju ke kelenjar limfe. Aliran limfe mammaeria dibagi
menjadi beberapa kuadran. Kuadran lateral mengalirkan caoran limfenya ke nodi
axillaris anterior/kelompok pectoralis (terletak tepat posterior terhadap pinggir
bawah musculus pectorales major). Kuadran medial menggalirkan cairan limfnya
melalui pembuluh-pembuluh yang menembus rongga peitercostalis dan masuk
kedalam kelempok nodi dithoracales luternae (terletak didalam cavitas thoracis
dosepanjang arteriathoracica interna). Berupa pembuluh limf mengikuti ateriale
intercostales posteriores dan mengalirkan cairan limfe ya keposterior kedalam
nodi intercostales posrerioses (terletak disepanjang arteriae intercostales
posteriores). Beberapa pembuluh berhubungan dengan pembuluh limf dari
payudara sisi yang lain dan berhubungan juga dengan kelenjar didinding anterior
abdomen.
9
b) HISTOLOGI PAYUDARA
Setiap payudara terdiri atas 15-25 lobus tubuloalveolar yang berfungsi
untuk menghasilkan ASI. Setiap lobus terpisah oleh dense connective tissue
(jaringan pengikat interlobular) & adipose tissue.
Dan setiap lobus terdiri dari lobulus-
lobulusSetiap Lobulus dipisahkan oleh jaringan pengikat intralobular Lactiferous
duct berdiameter 2-4,5 cm. Bermuara secara terpisah nipple yang memliki 15-25
openings berdiameter 0,5mm. Struktur
histologis mammary glands dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, status,fisiologis.
10
Lactiferous sinuses tersusun atas stratified squamous epithelium pada
external openings. Epitel ini segera berganti menjadi stratified columnar
atau cuboidal epithelium. Lining dari lactiferous ducts & terminal ducts
disusun oleh simple cuboidal epithelium yang dilapisi myopithelial cells.
Connective tissue yang mengelilingi alveoli mengandung banyak
lymphocytes dan plasma cells. Plasma a cells meningkat pesat pada akhir
kehamilan berperan dala sekresi immunoglobin A.
Struktur histologis mengalami perubahan pada menstrual cycle,yaitu
terjadi proliferasi sel-sel duktus di sekitar waktu ovulasi mencapai peak
akumulasi air pada connectivetissue saat premenstrual phase menimbulkan
pembesaran pada payudara.
Nipple berbentyk kerucut,berwarna pink/coklat muda/coklat tua. Bagian
luarnya di lapisi keratinized stratified squamus epithelium & langsung
berhubungan dengan kulit di sekitarnya. Banyak terdapat sensori nervy
endings.
Areola merupakan area kulit berpigmen di sekitar nipple.Warnanya semak
in gelap saat kehamilan karena akumulasi melanin, warnanya lebih cerah
setelah melahirkan tapi jarangdapat kembali ke warna semula.
Sekresi dilakukan oleh kelenjar yang dilapisi oleh membran basalis,
mioepitel dan epitel kuboid selapis/epitel torak selapis yang rendah, lalu ke duktus
alveolaris yang di lapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus
laktiferusyang berakhir pada puting susu.
Ada 3 hal fisologik yang memepengaruhi payudara yaitu :
Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia
Kelenjar payudara berasal dari penebalan epidermis. Menjelang
menarche, maka pertumbuhan bertambah dengan dibentuknya
percabangan duktus dan proliferasi stroma dan duktus terminal
yang kecil tumbuh menjadi alveolus-alveolus. Pada saat
menopause, payudara mengecil dan kurang padat.
11
Pada usia ini tampak pengurangan jumlah dan besarnya lobulus
serta tampak pertambah jaringan elastik. Struktur kelenjar
menghilang dan hanya tampak duktus saja, seperti payudara pria.
Perubahan berhubungan karena siklus haid
Sama dengan endometrium maka payudara juga dipengaruhi silus
haid. Pada masa proliferasi, setelah haid, pengaruh setrogen yang
menigkat mengakibatkan proliferasi duktus dan epitel alveolus,
duktus melebar dan hipertrofik. Setelah ovulasi, akibat pengaruh
progesteron, stroma menjadi sembab dan pertambah selnya. Pada
masa haid, akibat kadar estrogen dan progesteron yang menurun,
menjadi kerusakn sel epitel, atrofi jaringan ikat, edema jaringan
intestisium menghilang, pengecilan duktus dan kelenjar.
Perubahan karena kehamilan dan laktasi
Beberapa saat setelah konsepsi, akibat kehamilan akan tampak
pada payudara. Payudara akan menjadi panuh dan padat. Kelenjar
payudaraan memebesar oleh karena lobulus ukuran dan jumlahnya
bertambah. Jaringan payudara seluruhnya terdiri atas unsur
kelenjar, sehingga penyerupai pancraes, sedangkan stroma hanya
sedikit. Kelenjar dilapisi oleh epitel kuboid selapis dan pada
trimester ketiga tampak adanya sekret.vakuol lemak tampak dalam
sel,dan segera setelah partus sekresi susu terjadi. Setelah masa
laktasi selesai, maka akan terjadi atrofi kelenjar, duktus mengecil
dan seluruh payudara akan memgecil lagi.
12
2. ANAMNESIS
I. INDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.H
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Agama : islam
Alamat : semarang
II. ANAMNESA
- Keluhan Utama : benjolan di payudara kanan
- Keluhan tambahan : terasa nyeri di tekan atau tidak ditekan
- Riwayat penyakit sekarang
Benjolan ditemukan sekitar 2 bulan lalu disertai rasa nyeri dan
semakin lama makin membesar
Tanyakan adakah perubahan siklus menstruasi
o Berubah dengan daur menstruasi
Mengarah ke : fisiologi, tegangan pramenstruasi
Penyakit fibrokistik
o Tidak tergantung daur menstruasi
Mengarah ke : fibroadonema/ tumor jinak
Tumor ganas atau infeksi
Tanyakan bagaimana benjolan dipayudaranya
o Permukaan keras dan licin ,Mengarah ke :
fibroadonema
kista
o Permukaan keras dan berbenjol, mengarah ke :
carsinoma
Inflamasi
non infektif
o Permukaan kenyal, mengarah ke : fibrokistik
13
o Permukaan lunak, mengarah ke : lipoma
Tanyakan bagaimana perubahan kulit di payudara
o Bercak, mengarah ke : karsinoma
o Benjolan kelihatan spt kista , mengarah ke :
karsinoma/fibroadonema besar
o Seperti kulit jeruk diatas benjolan, mengarah ke :
kanker
o Kemerahan, mengarah ke : infeksi
Tanyakan kelainan puting/ aerola
o Mengarah ke retraksi fibrosis karena kanker
o Infeksi baru karena kanker
o Ekskema unilateral : penyakit paget (tanda khas pada
kanker)
Keadaan cairan, mengarah ke : papiloma intraduktuli
Tanyakan apakah nyeri terus menerus
Tanyakan adakah benjolan lain
Tanyakan adakah gejala lain seperti penurunan berat badan,
nyeri punggung, sesak nafas.
- Riwayat penyakit dahulu
Adakah benjolan payudara sebelumnya, ( jika iya, kapan?
Pernah diterapi? Terapinya apa? Masektomi, eksisi lokal,
radiotherapi, rekonstruksi payudara)
Adakah riwayat penyakit serius lain yang pernah diderita? Spt
hipertensi, alergi, obesitas atau pernah menderita tumor
Bagaimana riwayat kehamilan?
Pernahkah menjalani laktasi?
Riwayat menstruasi? Menorchen , menopause
Pernahkan mengkonsumsi obat-obatan dalam waktu dekat?
Gangguan hormonal
14
Riwayat KB? Pernikahan?
- Riwayat keluarga
Curiga faktor genetik
- Riwayat sosial
Pekerjaan, lingkungan, gaya hidup, pola makan,
merokok,minuman alkohol ?
3. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
a. Keadaan umum : tampak kesakitan/tidak?
b. Kesadaran : compos mentis
c. Berat badan : -
d. Tinggi badan : -
e. Vital sign
Tekanan darh : 120/80
Nadi : 100-60 x/menit
Irama nadninya teratur/tidak?
Teraba kuat/lemah?
Pernafasan : 16-24 x/menit
Suhu tubuh : 36oc-37oc
1. Kepala
Normal/mesocephal?
Simetris/tidak?
tidak ada deformitas?
15
rambut hitam distribusi merata?
tidak mudah dicabut?
tidak rontok?
tidak nyeri tekan?
tidak oedem facial?
2. Mata
Sklera ikterik/tidak?
Ukuran pupil melebar/mengecil?
Conjungtiva pucat/tidak?
Reflek cahya pupil?
3. Hidung
Simetris/tidak?
Adakah septum deviasi?
Adakah cairan yang keluar?
Nafas cuping hidung/tidak?
Adakah deformitas?
Adakah rinore/discharge?
4. Telinga
Adakah otore?
Adakah deformitas?
Adakh benjolan?
Adakah cairan yang keluar?
Tekan tragus, adakah nyeri tekan?
Tekan procesus mastoid, adakah nyeri tekan
5. bibir
apakah pucat, siaosis?
Apakah bibir kering?
Lidah kotor/tidak?
6. Gigi
Adakah karies?
16
Adakah missing?
Adakah tomatitis?
7. Faring
Apakah hiperemis?
Tosil, membesar/tidak?
8. Leher
Adakah benjolan?
Adakah deviasi trachea?
Kelenjar Thyroid membesar/tidak?
Lnn membesar/tidak?
9. jantung
Inspeksi : IC tidak terlihat
Palpasi : IC teraba tidak kuat angkat di SIC V linea mid
clavicula sinistra
Perkusi : pemeriksaan letak jantung
Kanan atas : SIC IV linea mid clavicula sinistra
Kiri atas : SIC IV parasternalis sinistra
Auskultasi : BJ I lebih keras daripada II, reguler, tidak ada
gallop, tidak ada bising
10. thorax
Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi, tidak nampak ada
ketinggalan gerak nafas
Palpasi : tidak ada ketinggalan gerak, fremitus suara D = S.
Perkusi : sonor seluruh lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, tidak ada Suara
tambahan
11. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : cembung (gemuk), tidak terlihat darm steifung,
tidak terlihat darm contour, tidak ada sikatrik
Auskultasi : peristaltik (+) normal
17
Palpasi : supel, tidak ada nyeri tekan di seluruh lapang
perut, hepar teraba 2 jari bac dextra, tepi tumpul konsistensi
lunak, lien tak teraba
Perkusi : tymphani, tidak asites, pemeriksaan shifting
dullness (-)
12. Pemeriksaan Costovertebrae
Inspeksi : tidak ada deformitas
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tidak ada nyeri ketok
B. Teknik Pemeriksaan Fisis Lokalisasi Payudara :
1. Posisi Duduk
Lakukan inspeksi pada pasien dengan osisi tangan jatuh bebas ke samping
dan pemeriksa berdiri di depan dalam posisi lebih kurang sama tinggi.
Perhatikan keadaan payudara kiri dan kanan, simetris/tidak ; adakah
kelainan papilla , letak dan bentuknya, retraksi puting susu, kelainan kulit
berupa peau d’oranges,dimpling, ulserasi atau tanda tanda radang.
Lakukan juga dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat
apakah ada bayangan tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau
adakahbagian yang tertinggal, dimpling dan lain lain.
2. Posisis Berbaring
Sebaiknya dengan punggung diganjal bantal, lakukan palpasi mulai dari
kranial setinggi iga ke-2 sampai ddistal iga ke-6, serta daerah subaerolar
dan papilla atau dilakukan secara sentrifugal, terakhir dilakukan
penekanan daerah papilla untuk melihat apakah ada cairan yang keluar.
Tetapkan keadaan tumornya , yaitu lokasi tumor berdasarkan
kuadrannya ; ukuran, konsitensinya , batas tegas/tidak ; dan mobilitas
terhadap kulit, otot pektoralis, atau dinding dada.
3. Pemeriksaan KGB regional di daerah :
a. Aksila, yang ditentukan kelompok kelenjar :
18
Mammaria eksterna di anterior, di bawah tepi otot pektoralis
Subskapularis di posterior aksila
Sentral di pusat aksila
Apikal di ujung atas fasia aksilaris
b. Supra dan infraklavikula, serta KGB leher utama
4. Organ lain yang diperiksa untuk melihat adanya , metastatis yaitu hepar ,
lien, tulang belakang, dan paru. Metastatis jauh dapat bergejala sebagai
berikut :
a. Otak : nyeri kepala, pusing, mual, muntah, epilepsi, ataksia,
paresis, paralisis
b. Paru : efusi, sesak napas
c. Hati : kadang tanpa gejala, massa ikterus obstruksi
d. Tulang : nyeri, patah tulang.
5.PATOGENESISI NEOPLASMA
Menurut ICD-10, WHO 1992, neopalsma dibagi menjadi 4 kategori, yaitu :
1. Neoplasma ganas
2. Neoplasma in situ
3. Neoplasma jinak
4. Neoplasma sifat tidak tentu dan tidak tentu
19
20
Jaringan Labil
( Seperti sum-sum tulang cepat bermitosis)
Otot, Jantung & Saraf
(Sedikit bermitosis)
Represor Gen (Menghentikan Politerasi sewaktu-waktu cth: PS3, krev-1/rap1A Gas-1 sbg
kontrol)
Siklus Sel Rusak
Sel tumbuh secara tidak terkontrol
NEOPLASMA
Poliferasi diatur oleh
gen / DNA
Multifaktor Siklus Sel normal
Patogenesis Terjadinya Carcinoma (Karsinogenesis)Model klasik
karsinogenesis membagi proses menjadi 3 tahap: inisiasi, promosi,
progresi.Inisiasi adalah proses yang melibatkan mutasi genetik yang
menjadi permanen dalamDNA sel. Promosi adalah suatu tahap ketika sel mutan
berproliferasi. Progresi adalahtahap ketika klon sel mutan mendapatkan satu atau
lebih karakteristik neoplasma ganasseiring berkembangnya tumor, sel menjadi
lebih heterogen akibat mutasi tambahan.Selama stadium porgresif, massa tumor
yang meluas mendapat lebih banyak perubahanyang memungkinkan tumor
mnginvasi jaringan yang berdekatan, membentuk pasokandarah sendiri
(angiogenesis), penetrasi ke pembuluh darah, dan bermetastasis untuk membentuk
tumor sekunder (Price dan Wilson, 2006).Dalam kondisi fisiologis normal,
mekanisme sinyal sel yang memulai proliferasi seldapat dibagi menjadi langkah-
langkah sebagai berikut:
(1) factor pertumbuhan, terikat pada reseptor khusus pada permukaan sel;
(2) reseptor factor pertumbuhan diaktifkanyang sebaliknya mengaktifkan
beberapa protein transduser;
(3) sinyal ditransmisikanmelewati sitosol melalui second messager menuju inti
sel;
(4) factor transkripsi inti yangmemulai pengaktifan transkripsi asam
deoksiribonukleat (DNA).Ketika keadaan menguntungkan untuk
pertumbuhan sel, sel terus melalui fase replikasisel, Siklus sel tersebut dibagi
menjadi empat fase: G1 (gap 1), S (sintesis), G2 (gap 2),dan M (mitosis). Sel
tidak aktif yang terdapat dalam keadaan tidak membelah disebut G0. Proses
dasar yang sering terdapat pada semua neoplasma adalah perubahan gen
yangdisebabkan oleh mutasi pada sel somatik. Ada empat golongan gen yang
memainkan peranan penting dalam mengatur sinyal mekanisme faktor
pertumbuhan dan siklus sel itusendiri, yaitu protoonkogen, gen supresi tumor,
gen yang mengatur apoptosis, dan genyang memperbaiki DNA.
21
♣ Protoonkogen, berfungsi untuk mendorong dan meningkatkan pertumbuhan
normaldan pembelahan sel. Sel yang memperlihatkan bentuk mutasi dari gen
ini disebutonkogen dan memiliki kemungkinan yang besar untuk berkembang
menjadi ganas setelah pembelahan sel dalam jumlah yang terbatas.
♣ Gen-Gen Supresor Tumor, berfungsi untuk menghambat atau “mengambil
kerusakan” pada pertumbuhan sel dan siklus pembelahan. Mutasi pada gen
supresor tumor menyebabkan sel mengabaikan satu atau lebih komponen
jaringan sinyal penghambat,memindahkan kerusakan dari siklus sel dan
menyebabkan angka yang tinggi dari pertumbuhan yang tidak terkontrol¬–
kanker. Neoplasia adalah akibat dari hilangnyafungsi kedua gen supresor
tumor. Gen supresor tumor Rb yang menyandi protein pRb penting untuk
mengontrol siklus sel (master brake) pada titik pemeriksaan G1-S,sedangkan
gen TP53 (yang mengkode untuk protein p53) adalah emergency brake di
titik pemeriksaan G1-S namun biasanya tidak dalam perjalanan replikasi
normal. Tapi bilaterjadi kerusakan DNA, p53 akan memengaruhi transkripsi
untuk menghentikan siklussel (melalui ekspresi p21). Jika kerusakan terlalu
berat, maka p53 merangsang apoptosis.
Contoh lain gen supresor tumor adalah BRCA1 dan BRCA2 yang berkaitan
dengankanker payudara dan ovarium.
♣ Gen-Gen yang Mengatur Apoptosis. Kerja gen ini mengatur apoptosis,
denganmenghambat apoptosis, mirip dengan gen bcl-2, sedangkan yang lain
meningkatkanapoptosis (seperti sebagai bad atau bax).
♣ Gen-Gen Perbaikan DNA. Mutasi dalam gen perbaikan DNA dapat
menyebabkankegagalan perbaikan DNA, yang pada gilirannya
memungkinkan mutasi selanjutnya padagen supresor tumor dan
protoonkogen untuk menumpuk. (Price dan Wilson, 2006)
22
4 . DIAGNOSIS BANDING
No Diagnosis banding Karakteristik Penyebab
1 Kista Padat, dpt digerakkan,
Nyeri
Fluktuasi hormon shg terbentuk
kantung berisi cairan
2 Fibroadenoma Padat, Kenyal, dapat
digerakkan, Tidak
nyeri
Pertumbuhan abnormal
3 Penyakit Fibrokistik Difus, Batas tidak jelas distorsi payudara
4 Carsinoma
Mammae
keras, berbenjol,
melekat
Pertumbuhan abnormal
5 Peradangan
a. Nekrosis Lemak Gumpalan lemak
tunggal
benturan sehingga lemak mati
b. Mastitis bengkak, tidak
berbatas tegas, merah
Radang sehingga kapiler terisi darah
23
Kista
Fibroadenoma
CA Mammae
Mastitis
24
6. FAKTOR RESIKO
Sampai saat ini belum diketahui penyebab utama munculnya kanker payudara.
Namun ada beberapa faktor resiko yang erat kaitannya dengan terjadinya kanker
payudara, yaitu :
a.Umur
Meningkatnya resiko kanker payudara sejalan dengan bertambahnya umur.
Wanita yang paling sering terkena kanker payudara adalah di atas 40 tahun,
meskipun demikian tidak berarti wanita dibawah usia tersebut tidak mungkin
terkena kanker payudara, hanya kejadiannya lebih rendah dibandingkan dengan
wanita diatas 40 tahun.
b. Riwayat Perkawinan
Riwayat perkawinan dihubungkan dengan paritas, umur melahirkan anak pertama
dan riwayat menyusui anak. Tidak kawin mempunyai risiko 2-4 kali lebih tinggi
daripada wanita yang kawin dan tidak punya anak. Wanita yang melahirkan anak
pertama setelah usia 35 tahun risikonya 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang
melahirkan anak pertama di bawah usia 35 tahun. Menurut penelitian Lapau, dkk
di Jakarta menunjukan wanita yang tidak kawin risikonya2,7 kali lenih tinggi
daripada wanita yang kawin dan mempunyai anak.Wanita yang tidak menyusui
anaknya mempunyai risiko kanker payudara dibandingkan wanita yang menyusui
anaknya. Fungsi hormon prolaktin adalah menstimulir terjadinya laktasi sehingga
kelenjar payudara berfungsi dengan normal dan menstimulasi sekresi hormon
progesterone yang bersifat melindungi wanita terhadap kanker payudara.
c. Usia menarche dini
Bila haid pertama datang sebelum usia 12 tahun, maka wanita akan mengalami
sirkulasi hormon estrogen sepanjang hidupnya lebih lama. Hormon estrogen dapat
25
merangsang pertumbuhan duktus dalam kelenjar payudara. Keterpajanan lebih
lama dari hormon estrogen dapat menimbulkan perubahan sel-sel duktus dari
kelenjar payudara. Perubahan tersebut dapat berupa hipertropi dan proliferasi
yang abnormal sehingga akhirnya dapat berubah menjadi kanker. Menarche
kurang dari 12 tahun mempunyai risiko 1,7-3,4 kali lebih tinggi dari pada wanita
dengan menarche datang pada usia normal yaitu lebih dari 12 tahun.
d. Menopause Terlambat
Wanita yang mengalami masa menopausenya terlambat lebih dari 55 tahun,
risikonya 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi dari pada wanita yang masa
menopausenya kurang dari 55 tahun. Penelitian Azamris di Rumah Sakit
Dr.M.Djamil Padang tahun 1998-2000 Faktor menopause didapatkan memiliki
risiko 1,89 kali (CI 1,71- 2,06). Hal ini menunjukkan bahwa kanker payudara
lebih sering mengenai wanita usia menopause.
e. Menderita Tumor Jinak Payudara
Wanita yang pernah operasi tumor jinak payudara risikonya 2,5 kali lebih tinggi
daripada wanita yang tidak pernah memiliki tumor jinak payudara. Wanita dengan
karsinoma satu payudara mempunyai peningkatan risiko menderita karsinoma
pada payudara sisi yang lain.
f. Riwayat Keluarga
Wanita yang memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara (ibu, saudara
perempuan ibu, adik atau kakak perempuan) risikonya 2-3 kali lebih tinggi
daripada wanita yang tidak memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara.
Risiko bagi keluarga wanita dari seorang wanita yang menderita kanker hanya
pada satu payudara sedikit lebih besar dibandingkan populasi wanita yang tidak
menderita kanker.
g. Obesitas10,28
26
Orang dewasa yang memiliki berat badan berlebihan (obesitas) berisiko terhadap
kanker payudara. Risiko ini disebabkan oleh lemak yang berebihan dalam darah
meningkatkan kadar estrogen dalam darah, sehingga akan meningkatkan
pertumbuhan sel-sel kanker. Menurut laporan Nagi dan Lee moffit yang dikutip
oleh Luwia ( 2004) menunjukan bahwa perempuan yang mengalami peningkatan
berat badan pada usia 30 tahun, dan yang lemak tubuhnya lebih banyak berada
ditubuh bagian atas, tidak hanya memiliki risiko lebih besar untuk terkena kanker
payudara, tetapi juga memiliki risiko yang lebih besar untuk meninggal akibat
kanker itu.
h. Konsumsi Makanan Tinggi Lemak
Wanita yang sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak, risikonya 2 kali lebih
tinggi dari yang tidak sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak.
i. Alkohol dan rokok
Wanita peminum alkohol berisiko 5 kali lebih tinggi daripada wanita tidak
peminum alkohol. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa alkohol dapat
meningkatkan estrogen sedangkan wanita perokok berisiko 2 kali lebih tinggi
daripada wanita tidak perokok.
DAFTAR PUSTAKA
Davey, Patrick, 2006. Kanker Payudara. Dalam: Davey, Patrick, ed. At a Glance
Medicine. Jakarta : Penerbit Erlangga, 341.
Masjoer,Arif,Suprohaitu,dkk.2000.Kapita SlektaKedokteran.jilid;2.Jakarta:Media
Aesculapius.FKUI
Hirmawan,Sutisna,dr.Patologi.Jakarta:FKUI
Sukardja,I dewa Gede.2000.Onkologi Klinik.Surabaya: airlangga unvercity press
Snell,Richard.2006.Anatomi Klinik.Jakarta: EGC
27