34
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah-  Nyalah kami dapat melakukan diskusi tutorial dengan lancar dan menyusun laporan hasil diskusi tutorial ini dengan tepat waktunya. ami men gucapkan terima kasi h secara khusus kepada dr. !ina "estari , #p.P sebagai tutor atas bimbin gan be li au pada ka mi da lam me lak san aka n dis kus i ini . ami jug a menguca pkan terima kasih pada teman-t eman yang ikut berparti sipasi dan membantu kami d alam pr oses tutorial ini. ami juga ingi n meminta maa$ yang sebesar- besa rny a ata s keku rangan-k ekur anga n yang ada dalam laporan ini. %al ini adalah semata- mat a kare na kura ngny a pengeta huan kami. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersi$at membangun yang haru s kami lakukan untuk dapa t menyusu n laporan yang lebih bai k lagi di kemudia n hari. Mataram, &' (pril &')*  Penyusun 1

laptut kelompok 1

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    1/34

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah-

    Nyalah kami dapat melakukan diskusi tutorial dengan lancar dan menyusun laporan hasil

    diskusi tutorial ini dengan tepat waktunya.

    ami mengucapkan terima kasih secara khusus kepada dr. !ina "estari, #p.P sebagai

    tutor atas bimbingan beliau pada kami dalam melaksanakan diskusi ini. ami juga

    mengucapkan terima kasih pada teman-teman yang ikut berpartisipasi dan membantu

    kami dalam proses tutorial ini.

    ami juga ingin meminta maa$ yang sebesar-besarnya atas kekurangan-kekurangan

    yang ada dalam laporan ini. %al ini adalah semata-mata karena kurangnya pengetahuan

    kami. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersi$at membangun

    yang harus kami lakukan untuk dapat menyusun laporan yang lebih baik lagi di kemudian

    hari.

    Mataram, &' (pril &')*

    Penyusun

    1

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    2/34

    DAFTAR ISI

    ata Pengantar +++++++++++++++++++++++++. )

    a$tar si +++++++++++++++++++++++++++.. &

    ( / PEN(%0"0(N+++++++++++++++++++.... 1

    ).). #kenario++++++++++++++++++++++++. 1

    ).&.Learning Objective 2"34+++++..++++++++++. ++. 1

    ).1. Mind Map+++++++++++++++++++++++. *

    ( / PEM(%(#(N ++++.++++++++++++++++.. 5

    ( / PEN0T0P ++++++++++++++++++++++1&

    esimpulan++++++++++++++++++++++++..1&

    a$tar Pustaka+++++++++++++++++++++++++11

    2

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    3/34

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. SKENARIO 1

    #eorang anak laki 6 laki , usia 5 tahun mengalami diare intermiten, kelemahan, penurunan

    berat badan dan pingsan. Pada pemeriksaan $isik didapatkan pasien tampak pucat,

    konjungti7a anemis dan ada pembesaran hati 2hepatomegali4. Pada pemeriksaan penunjang

    didapatkan /

    - %emoglobin / 8,5 gr9d"

    - :at besi serum / * ;mol9"

    - T< / =8 ;mol9"

    - >erritin / 8 ;g9"

    - ?ambaran darah tepi / hipokrom mikrositik

    1.2. LEARNING OBJECTIVES

    ). Tatalaksana anemia de$isiensi besi

    &. iagnosis banding dari anemia de$isiensi besi

    1. Tatalaksana non-$armakologis dan $armakologis dari penyakit anemia lainnya

    1.3. MIND MAP

    3

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    4/34

    BAB II

    PEMBAHASAN

    4

    Laki, 5

    Anemia Defisiensi

    Px fisik : kulit pucat,

    hepatomegali dan

    konungti!a anemis

    "emoglo#in : $,5 g%&dL'at #esi se%um : 4 (mol&L

    )*B+ : $ (mol&L-e%%itin : $ (g&L

    .am#a%an da%ah tepi : hipok%ommik%ositik

    Anemia "ipok%om

    /ik%osite%

    Anemia

    Penegakan

    )halasemi Anemia

    pidemiologi

    tiologi

    Patofisiologi

    /anifestasi klinis

    Penegakan

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    5/34

    1. KLASIFIKASI ANEMIA MENURUT

    ETIOPATOGENESIS

    (. (nemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang

    a. ekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit

    a. (nemia de$isiensi besi

    b. (nemia de$isiensi asam $olat

    c. (nemia de$isiensi 7itamin )&

    b. ?angguan penggunaan 2utilisasi4 besi

    a. (nemia akibat penyakit kronik

    b. (nemia sideroblastik

    c. erusakan sumsum tulang

    a. (nemia aplastik

    b. (nemia mieloptisik

    c. (nemia pada keganasan hematologi

    d. (nemia diseritropoietik

    e. (nemia pada sindrom mielodisplastik

    (nemia akibat kekurangan eritropoietin / anemia pada gagal ginjal kronik

    . (nemia akibat hemoragi

    a. (nemia pasca perdarahan akut

    b. (nemia akibat perdarahan kronik

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    6/34

    lasi$ikasi lain untuk anemia dapat dibuat berdasarkan gambaran mor$ologik dengan

    melihat indeks eritrosit atau hapusan darah tepi. alam klasi$ikasi ini anemia dibagi menjadi

    tiga golongan /

    ). (nemia hipokromik mikrositer, bila M

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    7/34

    2. ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROMIK

    2.1. ANEMIA DEFISIENSI BESI

    Etiologi

    ekurangan >e dapat terjadi bila /

    makanan tidak cukup mengandung >e

    komposisi makanan tidak baik untuk penyerapan >e 2banyak sayuran, kurang

    daging4

    gangguan penyerapan >e 2penyakit usus, reseksi usus4

    kebutuhan >e meningkat 2pertumbuhan yang cepat, pada bayi dan adolesensi,

    kehamilan4

    perdarahan kronik atau berulang 2epistaksis, hematemesis, ankilostomiasis4.

    Ei!"#iologi

    iperkirakan 1'F penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari 5'F

    penderita ini adalah ( dan terutama mengenai bayi, anak sekolah, ibu hamil

    dan menyusui. i ndonesia masih merupakan masalah gi@i utama selain

    kekurangaan kalori protein, 7itamin ( dan yodium. Penelitian di ndonesia

    mendapatkan pre7alensi ( pada anak balita sekitar 1'-*'F, pada anak sekolah

    &5-15F sedangkan hasil #!T )DD& pre7alensi ( pada balita sebesar 55,5F.

    ( mempunyai dampak yang merugikan bagi kesehatan anak berupa gangguan

    tumbuh kembang, penurunan daya tahan tubuh dan daya konsentrasi serta

    kemampuan belajar sehingga menurunkan prestasi belajar di sekolah.

    P$to%i&iologi

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    8/34

    :at besi 2>e4 diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin 2%b4.

    ekurangan >e mengakibatkan kekurangan %b. Galaupun pembuatan eritrosit

    juga menurun, tiap eritrosit mengandung %b lebih sedikit dari pada biasa sehingga

    timbul anemia hipokromik mikrositik.

    Di$g'o&i&

    I. A'$#'"&i&

    ). !iwayat $aktor predisposisi dan etiologi /

    ebutuhan meningkat secara $isiologis

    Masa pertumbuhan yang cepat

    Menstruasi

    n$eksi kronis

    urangnya besi yang diserap

    (supan besi dari makanan tidak adekuat

    Malabsorpsi besi

    Perdarahan

    Perdarahan saluran cerna 2tukak lambung, penyakit

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    9/34

    adar besi serum 2SI4 menurun dan TIBCmeningkat , saturasi menurun

    adar $eritin menurun dan kadar Free Erythrocyte Porphyrin (FEP)

    meningkat

    #umsum tulang / akti$itas eritropoitik meningkat

    Di$g'o&i& B$'!i'g

    (nemia hipokromik mikrositik /

    Thalasemia 2khususnya thalasemia minor4 /

    o %b (&meningkat

    o >eritin serum dan timbunan >e tidak turun

    (nemia karena in$eksi menahun /

    o iasanya anemia normokromik normositik. adang-kadang terjadi anemia

    hipokromik mikrositik

    o >eritin serum dan timbunan >e tidak turun

    eracunan timah hitam 2Pb4

    o Terdapat gejala lain keracunan P

    (nemia sideroblastik /

    o

    Terdapat ring sideroblastipada pemeriksaan sumsum tulang

    P"'$t$l$)&$'$$'

    I.M"!i)$#"'to&$

    6

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    10/34

    Pemberian preparat besi 2$erosul$at9$ero$umarat9$eroglukonat4 dosis *-8 mg

    besi elemental9kg 9hari dibagi dalam 1 dosis, diberikan di antara waktu makan.

    Preparat besi ini diberikan sampai &-1 bulan setelah kadar hemoglobin normal.

    (sam askorbat )'' mg9 )5 mg besi elemental 2untuk meningkatkan

    absorbsi besi4.

    II. B"!$,

    0ntuk penyebab yang memerlukan inter7ensi bedah seperti perdarahan

    karena divertic!l!" #ecel.

    III. S*o(ti%

    Makanan gi@i seimbang terutama yang mengandung kadar besi tinggi yang

    bersumber dari hewani 2lim$a,hati, daging4 dan nabati 2bayam, kacang-kacangan4

    IV. L$i'-l$i' (*+*)$' &*/&"&i$li&0 (*+*)$' &"&i$li&$&i l$i''$

    e sub bagian terkait dengan etiologi dan komplikasi 2?i@i, n$eksi,

    Pulmonologi, ?astro-%epatologi, ardiologi 4

    P"#$'t$*$'

    I.T"($i

    ). Periksa kadar hemoglobin setiap & minggu

    &. epatuhan orang tua dalam memberikan obat

    1. ?ejala sampingan pemberian @at besi yang bisa berupa gejala gangguan

    gastro-intestinal misalnya konstipasi, diare, rasa terbakar di ulu hati, nyeri

    abdomen dan mual. ?ejala lain dapat berupa pewarnaan gigi yang bersi$at

    sementara.

    II. T*#/*, K"#/$'g

    ). Penimbangan berat badan setiap bulan

    &. Perubahan tingkah laku

    17

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    11/34

    1. aya konsentrasi dan kemampuan belajar pada anak usia sekolah dengan

    konsultasi ke ahli psikologi

    *. (kti$itas motorik

    L$'g)$, P(o#oti%P("4"'ti%

    0paya penanggulangan ( diprioritaskan pada kelompok rawan yaitu

    ("T(, anak usia sekolah, ibu hamil dan menyusui, wanita usia subur termasuk

    remaja putri dan pekerja wanita. 0paya pencegahan e$ekti$ untuk menanggulangi

    ( adalah dengan pola hidup sehat dan upaya-upaya pengendalian $aktor

    penyebab dan predisposisi terjadinya ( yaitu berupa penyuluhan kesehatan,

    memenuhi kebutuhan @at besi pada masa pertumbuhan cepat, in$eksi

    kronis9berulang pemberantasan penyakit cacing dan $orti$ikasi besi.

    2.2. ANEMIA PADA PEN5AKIT KRONIS

    (nemia sering dijumpai pada pasien dengan in$eksi atau in$lamasi kronis maupun

    keganasan. (nemia ini umumnya ringan atau sedang, disertai oleh rasa lemah dan penurunanberat badan dan disebut sebagai anemia pada penyakit kronis. Pada umumnya anemia pada

    penyakit kronis ditandai oleh kadar hb berkisar C-)) g9dl, kadar >e serum menurun disertai

    T< yang rendah, cadangan >e yang tinggi dijaringan serta produksi sel darah merah

    berkurang.

    Etiologi !$' P$tog"'"&i&

    "aporan9data akibat penyakit T, abses paru, endocarditis bakteri subakut, osteo"yelitis

    dan in$eksi jamur kronik serta %A membuktikan bahwa hampir semua in$eksi supurati$

    kronis berkaitan dengan anemia. erajat anemia sebanding dengan berat ringanyya gejala,

    seperti demam , penurunan berat badan dan debilitas umum. 0ntuk terjadinya anemia

    memerlukan waktu )-& bulan setelah in$eksi terjadi dan menetap, setelah terjadi

    keseimbangan antara produksi dan penghancuran eritrosit dan %b menjadi stabil.

    (nemia pada in$lamasi kronis secara $ungsional sama seperti in$eksi kronis, tetapi lebih

    sulit karena terapi yang e$ekti$ lebih sedikit. Penyakit kolagen dan atriris rheumatoid

    11

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    12/34

    merupakan penyebab terbanyak. Enteritis regional, colitis !lserati$ serta sindrom in$lamasi

    lainnya juga dapat disertai anemia pada penyakit kronik.

    Penyakit lain yang sering disertai anemia adalah kanker, walupun masih dalam stadium

    dini dan asimtomatik, seperti pada sarcoma dan lim$oma. (nemia ini biasanya disebut

    anemia pada kanker 2cancer releted ane"ia4

    a. Pemendakan masa hidup eritrosit

    iduga anemia terjadi merupakan bagian dari sindrom stress he"atologic, dimana

    terjadi produksi sitokin yang berlebihan karena kerusakan jaringan akibat in$eksi,

    in$lamasi atau kanker. #itokin tersebut dapat menyebabkan sekuetrasi makro$ag

    sehingga mangikat lebih banyak @at besi, meningkatkan destruksi eritrosit di limpa,

    menekan produksi eritropoetin oleh ginjal, serta menyebakan perangsangan yang

    inadekuat pada eritropoesis di sumsum tulang. Pada keadaan lebih lanjut, malnutrisi

    dapat menyebabkan penurunan trans$ormasi T* manjadi T1, menyebabkan hipotirod

    $ungsional dimana terjadi penurunan kebutuhan %b yang mengangkut 3& sehingga

    sintesis eritropetin-pun akhirnya berkurang.

    b. Penghancuran eritrosit

    eberapa penilitian membuktikan bahwa masa hidup eritrosit memendek pada sekitar

    &'-1' F pasien. e$ek ini terjadi pada ekstrakorpuskuler, karena bila eritrosit pasien

    ditrans$usikan ke resipien normal, maka dapat hidup normal. (kti7asi makro$ag oleh

    sitokin menyebabkan peningkatan daya $agositosis makro$ag tersebut dan sebagai bagian

    dari $ilter limpa, menjadi kurang toleran terhadap perubahan9kerusakan minor dari

    eritrosit.

    c. Produksi eritrosit

    ?angguan metabolisme @at besi. adar besi yang rendah meskipun cadangan besi cukup

    menunjukkan adanya gangguan metabolisme @at besi pada penyakit kronik. %al ini

    memberikan konsep bahwa anemia dapat disebabkan oleh penurunan kemampuan >e

    dalam sintesis %b.

    >ungsi sumsum tulang. Meskipun sumsum tulang yang normal dapat mengkompensasi

    pemendakan masa hidup eritrosit, diperlukan stimulus eritropoetin oleh hipoksia akibat

    anemia. Pada penyakit kronik, kompensasi yang terjadi kurang dari yang diharapkan

    akibat berkurangnya pelepasan atau menurunya respon terhadap eritropoetin.

    12

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    13/34

    G$#/$($' Kli'i&

    arena anemia yang terjadi umumnya derajat ringan dan sedang, sering kali gejalanya

    tertutup oleh gejala penyakit dasarnya, karena kadar %b sekitar C-)) gr9dl umumnya

    asimtomatik. Meskipun demikian apabila demam atau debilitas $isik meningkat, pengurangan

    kapasitas transpor 3&jaringan akan memperjelas gejala anemianya atau memperberat keluhan

    sebelumnya.

    Pada pemeriksaan $isik umumnya hanya dijumpai konjungti7a yang pucat tanpa kelainan

    yang khas dari anemia jenis ini, dan diagnosis biasanya tergantung dari hasil pemeriksaan.

    P"#"(i)&$$' L$/o($t$(i*#

    (nemia umumnya adalah normokrom-normosister, meskipun banyak pasien mempunyai

    gambaran hipokrom dengan M

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    14/34

    &. &r!g'ind!ced "arro s!ppression atau dr!g'ind!ced he"olysis. Pada penekanan

    sumsum tulang akibat obat, kadar besi serum tinggi. Pemeriksaan hitung retikulosit,

    hepatoglobin, bilirubin "% dan tes

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    15/34

    e$ek anti in$lamasi dengan cara menekan produksi TN>-a dan inter$eron gamma.

    ilain pihak pemberian eritropoetin akan menambah proli$erasi sel-sel kanker ginjal

    serta meningkatkan rekurensi pada kanker kepala dan leher.

    2.3 THALASSEMIA

    T,$l$&&"#i$ Al%$ 6

    Kl$&i%i)$&i 7-t,$l$&&"#i$

    Empat jenis thalassemia klasik, kebanyakan pada orang (sia, adalah /

    H-thalassemia-& trait dimana salah satu diantara empat lokus H-globin yang terdelesi,

    H-thalassemia-) trait dimana dua lokus yang terdelesi,

    penyakit %b% dengan 1 lokus yang terdelesi, dan

    hydrops $etalis dengan %b artIs dimana semua lokus yang mengkode J-globin

    mengalami delesi.

    Terdapat pula bentuk J-thalassemia nondelesi

    T$/"l Kl$&i%i)$&i Kli'i& 7-T,$l$&&"#i$

    Kl$&i%i)$&i G"'oti 89: Ti'g)$t K"$($,$'

    Si'!(o# 7-T,$l$&&"#i$8;:

    7-C$((i"( &il"'t -777 Sil"'t

    7-T,$l$&&"#i$ t($it -7-7< --77 Ri'g$'

    P"'$)it H/H -7-- Ri'g$'-&"!$'g< $'"#i$ ,"#olti=

    H!(o& %"t$li& ---- L"t$l

    H/ Co'&t$'t S(i'g g"'ot"& 77=&77 Sil"'t-Ri'g$'

    15

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    16/34

    P$t,o,&iolog

    Pasien dengan H-thalassemia mengalami penurunan produksi rantai H-globin, relati$

    terhadap rantai K-globin, dengan pembentukan bandan inkulsi K*2%b%4.

    #el darah merah yang membawa badan inklusi ini dihancurkan lebih cepat oleh sistem

    retikuloendotelial, sehingga memperpendek masa hidup sel darah merah. %al ini

    mengakibatkan anemia yang dikompensasi oleh peningkatan produksi sel darah merah.

    M$'i%"&t$&i Kli'i& 7 -T,$l$&&"#i$

    H-Thalassemia-& trait merupakan silent carrier dan bersi$at asimtomatik.

    H-Thalassemia-) trait sama seperti K-thalassemia minor.

    (nak dari pasangan hetero@igot H-thalassemia-& trait dan H-thalassemia-) trait bisa

    mengalami keadaan yang lebih berat yaitu penyakit %b%.

    %etero@igot yang mengalami delesi kedua gen yang berada pada kromosom yang sama

    2delesi cis4 lebih banyak pada orang siadan#editerania daripada kehomo@igotan untuk

    H-thalassemia-& trait 2delesi trans4. eduanya menghasilkan mikrositosis dan hipokromia

    yang asitomatik.

    Pada penyakit %b%, produksi %b( hanya &5-1'F dari normal. Pada $etus terjadi

    akumulasi beberapa rantai K yang tidak berpasangan. Pada orang dewasa rantai K yang

    tidak berpasangan berakumulasi dan cukup soluble untuk membentuk tetramer K * yang

    disebutH/H.

    %b% membentuk inklusi pada eritroblas dan endapan-endapan pada sel darah merah

    dalam sirkulasi.

    Pasien dengan penyakit %b% mengalami thalassemia intermedia yang ditandai dengan

    anemia hemolitik dari moderat-berat, namun dengan eritropoiesis ine$ekti$ yang lebih

    ringan. #ur7i7al sampai usia dewasa muda tanpa menjalani trans$usi sering ditemukan.

    entuk homo@igot dari H-thalassemia-) dengan delesi cis 2hidrops $etalis4 menyebabkan

    ketiadaan sintesis H-globin secara total.

    %emoglobin yang dihasilkan pada masa embriogenik tidak memiliki makna $isiologis.

    1$

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    17/34

    elebihan -globin membentuk tetramer yang disebut H/ Barts > yang memilikia$initas terhadap 3&yang sangat tinggi.

    %al ini menyebabkan hampir tidak ada 3& yang dikirimkan ke jaringan $etus,

    mengakibatkan as$iksia jaringan, edema 2hidrops $etalis4, gagal jantung kongesti$, dan

    kematian dalam uterus.

    H-Thalassemia-& trait sering terjadi pada keturunan a$rika 2)5-&'F4. elesi cis H-

    thalassemia-) sangat jarang ditemukan, sehingga yang paling banyak adalah H-

    thalassemia-& dan bentuk trans dari H-thalassemia-), sedangkan penyakit %b% dan

    hydrops $etalis hampir tidak pernah ditemukan.

    #ekarang telah diketahui terkadang beberapa pasien dengan myelodisplasia atau

    erythroleukemia memproduksi klon sel darah merah yang mengandung %b%. >enomena ini

    diakibatkan oleh mutasi pada jalur (T!L yang mempengaruhi "

    globin.

    Di$g'o&i&

    #eseorang dengan J-thalasemia trait memiliki hipoor"ia dan "irositosis,

    biasanya tanpa anemia. "e7el %b(&dan %b> normal

    Pada masa sekarang ini teknologi N( dapat di gunakan untuk menganalisis

    secara langsung gen yang mengkode J-globin atau -globin pada pasien yang diduga

    mengalami thalassemia syndrome.

    Pendekatan ini dapat digunakan untuk diagnosis prenatal sindrom talassemia

    yang berat, yang bisa dilakukan saat minggu ke-)* kehamilan pada sel cairan amnion dan

    saat minggu ke-)' padasel vili chorionic. 2 1 4

    Prosedur ini memiliki resiko kesalahan sekitar )-5F. ?enoti$ hydrops $elais

    2--9--4 bisa diperlihatkan dengan ketiadaan secara total gen J-globin dalam N( pada

    pemeriksaan gen spesi$ik J-globin. 2 1, * .4

    P"'$t$l$)&$'$$'

    elesi satu 2JJ9- J4 atau dua 2-J9- J, --9 JJ4 gen J-globin bersi$at asimtomatik dan tidak

    membutuhkan terapi.

    1

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    18/34

    0ntuk penyakit %b% 2delesi tiga gen 2--9-J4 diberikan asam $olat ) mg secara oral daily

    untuk mengkopensasi kehilangan asam $olat akibat peningkatan penghancuran sel darah

    merah. >

    #plenektomi diindikasikan bila terjadi eksesi$ anemia dan kebutuhan trans$usi.2 1 4

    #elainitu, pasien dengan penyakit %b% juga harus menghindari pengunaan obat besi dan obat

    oksidati$ seperti sul$onamid. 12

    THALASEMIA BETA

    Etiologi

    #ebagian besar thalassemia disebabkan oleh mutasi basa, sedangkan delesi gen jarang

    menjadi etiologi thalassemia . 1?

    a. M*t$&i/ 1?

    Mutasi sekuensi promotor yang normalnya mengendalikan inisiasi dan kecepatan

    transkripsi, yang menyebabkan penurunan transkripsi gen globinThalassemia .

    Mutasi sekuensi pengkode 2eO. perubahan ) nukleotida di salah satu ekson yangmenyebabkan terbentuknya kodon terminasi sehingga translasi m!N( -globin

    berhenti dan menghasilkan -globin yang non$ungsional Thalassemia '4.

    Mutasi yang menyebabkan kelainan pemrosesan m!N( 2&"/$/ t"(&"(i'g t,$l$&&"#i$

    @4.

    Paling sering terjadi di intron, tapi bisa juga terjadi di ekson.

    Mutasi yang mengubah splice j!nction normal, tidak dapat disambung kembali

    oleh en@im sehingga seluruh m!N( menjadi abnormal. m!N( yang abnormal

    akan diuraikan di nukleusThalassemia '.

    Mutasi di intron yang jauh dari splice j!nctiondapat disambungkan ekembali

    oleh en@im, sehingga ada m!N( yang normal dan abnormal Thalassemia .

    /. D"l"&i >

    1

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    19/34

    elesi dengan hilangnya semua kluster gen atau bagian ssubstansial elemen regulasi 6

    "

    elesi struktural besar kluster gen 6 globin.

    elesi elemen krusial 6 promoter

    Kl$&i%i)$&i >

    Kl$&i%i)$&i G"'oti" K"$($,$'9

    @ t,$l$&&"#i$ #i'o( 9 #ilent

    @ t,$l$&&"#i$ i't"(#"!i$ 9', 9, 9' ', %bE9' Moderate - se7ere

    @ t,$l$&&"#i$ #$o( '9' ' #e7ere

    9 K"t/

    Sil"'t / normal atau kelainan hematologi minimal

    Mil! / le7el hemoglobin normal atau sedikit menurun dengan anemia mikrositik

    hipokromik

    Mo!"($t" / anemia hemolitik, ikterus, splenomegali, trans$usi reguler belum

    diperlukan.

    S"4"(" / anemia jelas dengan keterhantungan trans$usi, hematopoietik ekstramedullar,

    retardasi pertumbuhan, abnormalitas tulang, dan hemosiderosis.

    16

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    20/34

    P$tog"'"&i&

    27

    Hepatosplenomegali

    Eritriblast

    normal

    RBC

    normal

    Sintesis

    Relatif

    Thalassemia

    (eritroblastabnormal)

    Sel darah matang

    abnormal

    Eritropoiesis

    inefektif

    RBC

    hipokromi

    k

    Kerusakan organ

    organ akibat

    o!erload besi"

    #estruksi di

    lien $ hepar

    %&E'%

    %noksia

    aringan

    *eningkatan

    eritropoietin

    *eningkatan

    eritropoiesis

    Transfusi

    berkurang

    Ekspansi

    sumsum

    tulang

    Hemokromatos

    is sekunder

    #eformitas

    tulang+ resiko

    fraktur+ penipisan

    tulang

    *en,erapan

    besi

    'onopoli

    nutrisi

    Kelaparan

    aringan

    *eningkatan

    resiko infeksi

    Keterlambatan

    perkembangan

    seksual

    #isfungsi

    endokrin

    Retardasi

    pertumbuha

    n

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    21/34

    K"(*&$)$' o(g$' $)i/$t o4"(lo$! /"&i/

    "i7er / $ibrosis Q sirosis

    #el beta-pankreas / M

    Pituitari, testis Q o7arium/ retardasi pertumbuhan, hipogonadisme hipogonadotropik

    Paratiroid / hipokalsemia Q osteoporosis

    Rantung / aritmia, myokarditis, gagal jantung yang tidak

    terdeteksi.

    M$'i%"&t$&i Kli'i& 3

    1. @ T,$l$&&"#i$ Ho#oigot #$o(0 Cool"& A'"#i$

    Pada anak, gejala biasanya berasal dari anemia hemolitik progresi$ dengan

    kelemahan dan dekompensasi jantung selama 8 bulan kedua kehidupan bila tidak

    diterapi.

    >atigue, na$su makan menurun, lethargy

    >acies thalassemic, $raktur patologis, hepatosplenomegali yang nyata, dan caceOia di

    beberapa negara berkembang.

    Pucat, hemosiderosis, dan jaundice menyebabkan tampakan coklat kehijauan.

    Perluasan ruang medulla 2ekspansi besar-besaran sumsum tulang di wajah dan

    kepala4, hematopoiesis ekstramedula dan peningkatan besar kebutuhan kalori.

    erusakan organ akibat o7erload besi dari peningkatan penyerapan Q trans$usi.

    2. @ T,$l$&&"#i$ i't"(#"!i$

    Terdapat hiperplasia medula, hemosiderosis nutrisional, splenomegali, dan

    komplikasi lainnya.

    21

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    22/34

    %ematopoiesis ekstramedulla di kanal 7ertebra akan menekan spinal cord dan

    menyebabkan gejala neurologis.

    (nemia mikrositik hipokrom dengan %b S C g9d".

    #plenektomi mungkin belum diperlukan, mengingat peningkatan resiko in$eksi dan

    hipertensi pulmoner.

    3. @ T,$l$&&"#i$ #i'i#$ @?@0 @@

    ?ejalanya lebih parah dari thalasemia trait, tetapi lebih ringan dari thalassemia

    intermedia.

    Terapi mungkin belum diperlukan, hanya harus dimonitor akumulasi besi pada

    pasien.

    >. T,$l$&&"#i$ t($it

    #ering salah didiagnosis sebagai anemia de$isiensi besi.

    esar !< tersirkulasi persisten, dengan peningkatan %b> dan %b(&.

    (da juga trait yang silent.

    @-T,$l$&&"#i$ #i'o(

    (nemia minimal dengan hwmatokrit

    antara &=F - *'F.

    M

  • 5/25/2018 laptut kelompok 1

    23/34

    @-T,$l$&&"#i$ M$o(

    (nemia parah

    %ematokrit dapat kurang dari )'F bila

    tanpa trans$usi.

    %T sangat abnormal, poikilositosis

    parah, hipokrom, mikrositik, sel target,

    stippling baso$ilik, dan !