22

Blok Kedkel Asuransi 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Blok Kedkel Asuransi 2014

Citation preview

PowerPoint Presentation

Pengertian Asuransi SyariahDalam Bahasa Arab, asuransi dikenal dengan istilah at-tamin, yang diambil dari amana dan berarti memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, bebas dari rasa takut.

Jadi, at-tamin ialah seseorang membayar / menyerahkan uang cicilan agar ia atau ahli warisnya mendapat sejumlah uang sebagaimana disepakati, atau untuk mendapat ganti terhadap hartanya yang hilang.

FATWA DSN NO 21/DSN-MUI/X/2001TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARIAHAsuransi syariah (tamin, takaful atau tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.Asuransi Syariah:Perjanjian tolong-menolong yang tidak mengandung unsur gharar (ketidakjelasan), Maisir (untung-untungan) dan riba (sistem bunga)Merupakan Investasi dana berdasar syariah dengan sistem bagi hasil (mudharabah)SEJARAH ASURANSI SYARIAHKosep dan bentuk asuransi syariah telah dimulai oleh Ibnu Abidin (1784-1836) seorang pakar hukum madzhap Hanafi pada wal abad 19. Namun melihat kebutuhan kotemporer yang ada,para ulama dan pakar ekonomi islam pada tahun 1965, mengadakan konfrensi Ilmu Pengetahuan Islam yang diselenggarakan di Keherah-Iran telah membahas isu ini. Setelah itu pada Konfrensi Internasional Ekonomo Islam Pertama diadakan di Mekah tahun 1971 juga mendiskusikan isu asuransi syariah ini. Dari forum ini disepakati bahwa praktek asuransi yang ada (konvensional) adalah haram karena mengandung unrur gharar,maisir dan judi dalam prakteknya.Asuransi Syariah di IndonesiaDi indonesia, asuransi Islam sering dikenal dengan istilah takaful. Kata takaful berasal dari kata takafalayatakafalu yang artinya ialah menjamin atau saling menanggung.

Menurut Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001 bagian pertama mengenai Ketentuan Umum angka 1 disebutkan bahwa pengertian asuransi syariah (tamin, takaful, atau tadhamun) ialah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi bentuk asset dan atau tabarru yang memberi pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) sesuai dengan Syariah.Dasar dan Landasan HukumHukum Islam

1. Al QuranSurat Al-Maidah (5) : 2

dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa,dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran

2. Hadis Nabi Muhammad SAWSesungguhnya seseorang yang beriman itu ialah barang siapa yang memberi keselamatan dan perlindungan terhadap harta dan jiwa raga manusia (H.R. Ibnu Majah)

Dasar dan Landasan HukumHukum Operasional

1.Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah.

2.Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

4. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep. 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem Asuransi dan Reasuransi dengan prinsip Syariah.

FUNGSI LEMBAGA ASURANSI SYARIAHSebagai protection, investation and savingTumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa sepenanggungan di antara anggota.Implementasi dari anjuran Rasulullah SAW agar umat Islam saling tolong menolong.Jauh dari bentuk-bentuk muamalat yang dilarang syariat.Secara umum dapat memberikan perlindungan-perlindungan dari resiko kerugian yang diderita satu pihak.

AKTIVITAS ASURANSI SYARIAHAdapun prinsip-prinsip asuransi syariah:Saling membantu dan bekerja samaSaling melindungi dari berbagai macam kesusahan dan kesulitanSaling bertanggung jawabMenghindari unsur gharar, maysir dan ribaPendapat Para Ulama tentang Asuransi SyariahPendapat pertama : Mengharamkan

Dikemukakan oleh Sayyid Sabiq, Abdullah al-Qalqii (Mufti Yordania), Yusuf Qardhawi dan Muhammad Bakhil al-MuthI (Mufti Mesir). Alasannya :

1. Asuransi sama dengan judi2. Mengandung unsur tidak pasti (gharar) dan riba 3. Termasuk jual beli atau tukar-menukar mata uang tidak tunai4. Hidup mati manusia menjadi objek bisnis (mendahului takdir Allah)5. Mengandung unsur pemerasan, diman pemegang polis akan kehilangan premi yang sudah dibayar, atau dikurangi karena tidak dapat melanjutkan pembayaran premi. Pendapat Para Ulama tentang Asuransi SyariahPendapat kedua : Membolehkan

Pendapat kedua ini dikemukakan oleh Abd. Wahab Khalaf, Mustafa Akhmad Zarqa (Guru Besar Hukum Islam Fakultas Syariah Universitas Syria), Muhammad Yusuf Musa (Guru Besar Hukum Islam Universitas Cairo Mesir), dan Abd. Rakhman Isa (Pengarang Kitab Al Muamalah al-Haditsah wa Ahkamuha). Alasannya :

1. Tidak ada nash (Al-Quran dan Sunnah) yang melarang asuransi2. Ada kesepakatan dan kerelaan kedua pihak3. Saling menguntungkan kedua pihak4.Asuransi termasuk akad mudharabah (bagi hasil)5. Asuransi termasuk koperasi (Syirkah Taawuniyah)6. Asuransi dianalogikan (diqiyaskan) sistem pensiun seperti taspenPendapat Para Ulama tentang Asuransi SyariahPendapat ketiga :Asuransi sosial boleh, dan komersial haram

Pendapat ini dianut oleh Muhammad Abdu Zahrah (Guru Besar Hukum Islam Univ. Cairo).Alasan kelompok ini sama dengan kelompok pertama dalam asuransi yang bersifat komersial (haram), dan sama pula dengan alasan kelompok dua dalam asuransi yang bersifat sosial (boleh).

Haramnya praktik asuransi konvensional dalam islam sudah banyak digaungkan oleh para ulama di Indonesia maupun manca negara. Hal ini dikarenakan adanya :

1. Gharar Terlihat dari bentuk akad syariah yang melandasi penutupan polis. Dalam asuransi jiwa konvensional, digunakan akan tabadduli (pertukaran). Secara syariah, dalam akad pertukaran harus jelas berapa yang dibayarkan dan berapa yang diterima. Keadaan ini menjadi rancu (gharar). Misalnya, si pemilik polis tahu berapa yang akan diterima (sejumlah uang pertanggungan) jika meninggal dunia, tetapi tidak tahu berapa yang akan dibayarkan (jumlah seluruh premi), karena hanya Allah yang tahu kapan seseorang akan meninggal.

2. Maysir Pada akhirnya timbul sebagai efek dari ketidakpastian, dan memiliki 3 kemungkinan:a. Jika pemegang polis terkena musibah padahal baru sedikit membayar premi, maka perusahaan harus menanggung selisih antara jumlah yang dibayar dengan uang pertanggungan. Dalam hal ini, nasabah diuntungkan. b. Jika sampai akhir perjanjian tidak terjadi sesuatu sedangkan nasabah telah membayar lunas, maka perusahan yang diuntungkan c. Jika nasabah berhenti sebelum batas maktu tertentu (istilahnya reversing period), nasabah akan menerima pengembalian dalam jumlah yang sangat kecil, bahkan pada sebagian perusahaan dianggap hangus.

. Riba Riba muncul dari investasi yang dijalankan perusahaan asuransi. Pada dasarnya, perusahaan asuransi mirip dengan perbankan, yakni sama-sama menghipun dana masyarakat. Dana ini nantinya akan diinvestasikan, sehingga akan didapat keuntungan. Namun, masalahnya instrumen investasi yang dipraktikkan asuransi konvensional tidak memperhatikan kehalalan dan keharaman jenis investasi yang dilakukan. Sehingga dikhawatirkan terjerumus pada investasi yang berbasis bunga (riba), padahal dalam Islam hal tersebut dilarang.

JENIS DAN PRODUK ASURANSI SYARIAHTakaful Individu

Takaful Dana InvestasiTakaful Dana HajiTakaful Dana SiswaTakaful Dana Jabatan

Takaful Group

a. Tabungan al-Khairat dan Tabungan Hajib. Tabungan Kecelakaan Siswac. Takaful Wisata dan Perjalanand. Takaful Kecelakaan Diri Kumpulane. Takaful Majlis Talimf. Takaful Pembiayaan

Takaful Umum

a. Takaful Kebakaranb. Takaful Kendaraan Bermotorc. Takaful Rekayasad. Takaful Pengangkutane. Takaful Rangka Kapalf. Asuransi Takaful Aneka

Ketentuan umum asuransi syariahAsuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong antara sejumlah pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarruyang memberikan pola pengembalian untuk mengahadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.

Akad yang sesuai dengan syariah yang di maksud pada poin satu adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maisir (pejudian), riba, zulmu (penganiayaan), riswah (suap), barang haram dan maksiat.

Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial.

LanjutanAkad tabaruadalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebaikan dan tolong menolong,bukan untuk tujuankomersial.Premi adalah kewajiban peserta untuk memberikan sejumlah dana kepada perusahaan sesuai dengan keseapakatan dalam akad.Klaim dalah hak peserta asuransi yang wajib di beri perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akadAkad Taawun, yaitu akad tolong menolong antara sesama pesertaAkad Wakalah bil Ujrah, yaitu Akad untuk memberikan kuasa kepada perusahaan asuransi sebagai wakil dari peserta dalam mengelola dana tabarru dan/atau dana investasi peserta dengan imbalan fee (ujrah).

ASURANSI KONVENSIONAL VS ASURANSI SYARIAH ...(1)Risk Transfer vs. Risk Sharing TERTANGGUNGPERUSAHAAN ASURANSIPenanggung RisikoTRANSFER RISIKO Membayar PremiMENANGGUNG RISIKOMembayar KlaimTERTANGGUNGTERTANGGUNGPESERTAPESERTAPESERTADANA TABARRUDana HibahTAAWUNMembayar Kontribusi & Menerima KlaimPERUSAHAAN ASURANSIPengelola TakafulASURANSI KONVENSIONAL Risk Transfer - Terdapat unsur gharar dan maisirASURANSI SYARIAH Risk Sharing Tidak terdapat unsur gharar dan maisirAkad Wakalah atau Akad Mudharabah20MODEL USAHA ASURANSI SYARIAHPesertaKontribusiDana TabarruDana PerusahaanDana Investasi PesertaSurplus Underwriting = Kontribusi Kontribusi Reasuransi Klaim Penyisihan TeknisHasil Investasi Dana TabarruKhusus untuk produk dg manfaat investasiqardh21Produk Asuransi SyariahProduk asuransi syariah yang sering dipakai dalam operasional sebuah perusahaan asuransi syarah secara garis besar antara lain :

1.Produk asuransi syariah dengan unsur saving :Menggunakan 2 buah rekening dalam setiap pembayaran premi, yaitu rekening untuk dana Tabarru (sosial) dan dana saving (tabungan)

2. Produk asuransi syariah nonsavingIalah kumpulan dana dari peserta yang setelah dikurangi biaya pengelolaan dimasukkan ke dalam rekening khusus (tabarru atau rekening dana sosial)