Upload
riana-dyah
View
186
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS MATA KULIAH
PENGOBATAN TRADISIONAL INDONESIA
BOREH BALI
Disusun oleh :
Riana Dyah Suryaningrum
06330059
No HP 085232843210
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2008
Boreh Menjaga Kesehatan Anda
Bulan September sampai Oktober di Bali bisa menjadi waktu terburuk bagi kesehatan
kita, saat itulah waktu bagi datangnya penyakit, waktu diantara musim hujan dan
kemarau. Masyarakat Bali percaya bahwa transisi cuaca atau yang sering disebut sebagai
“Pancaroba” adalah waktu yang berbahaya untuk kesehatan kita. Inilah waktunya
penyakit seperti batuk, iritasi mata, sakit kepala, dan pilek datang.
Hal termudah yang perlu dilakukan saat Masyarakat Bali mendapat serangan Pancaroba,
terutama untuk generasi muda, mereka akan pergi ke dokter atau tabib untuk mendapat
obat jika terdapat masalah-masalah kesehatan tersebut.
Tapi untuk orang-orang tua, mereka akan menyuruh anak mereka untuk membeli bumbu
dan berbagai macam tanaman herbal. Karena mereka sudah punya obat sendiri untuk
penyakit-penyakit itu, yang bernama BOREH.
Boreh dengan Komposisi yang Masih Utuh
Boreh adalah berbagai macam bumbu dan tanaman herbal bubuk yang dicampur
dengan air. Kayu cendana, cengkeh, kayu manis, jahe, dan beras adalah komposisi
dominant dalam bentuk bubuk. Bumbu dan tanaman herbal ini ditaruh dalam lesung dan
ditumbuk sampai menjadi bubuk. Untuk menggunakan boreh, anda harus memberikan
sedikit air sampai terlihat seperti bubur pekat gelap dengan aroma yang kuat dan
dibalurkan pada daerah yang sakit. Tapi ingat bahwa boreh ini tidak untuk dimakan,
walaupun tidak beracun, karena rasanya sangat panas dan pedas.
Boreh ini juga dapat digunakan untuk lulur dan bisa mengurangi batuk, pegal linu,
dan sakit kepala. Atau juga menyembuhkan pilek dan masuk angina. Boreh bali dapat
memberikan sensasi hangat ke seluruh tubuh dan badan tersa lebih baik setelah
menggunakan boreh. Itu sebabnya masyarakat bali menggunakan Boreh sebagai perawtan
kuratif dan preventif.
Komposisi Boreh
1. Kayu Cendana (Santalum album)
Pohon cendana pada umumnya bundar lurus, umbuh
secara liar di pulau Jawa begian ujung timur di
dataran 1200 meter ke bawah dari permukaan laut.
Batangnya yang sudah kering mengeluarkan bau
harum yang sedap.
2. Cengkeh (Eugenia aromaica)
Cengkeh adalah putik bunga yang dieringkan dari
pohon cengkeh. Sebagian orang menamakannya
“Bunga Lawang” atau “Kembang Lawang”.
3. Merica putih (Piper nigrum)
Merica mengandung zat pemanas. Bahan ini dapat
merugikan kesehatan karena dapat menimbulkan
pengaru yang buruk pada kerongkongan, hati dan
ginjal.
4. Merica hitam
Sama dengan merica putih.
5. Cabe Jawa (Piper retrofractum)
Buahnya berbentuk bundar atau silinder, atau dengan
kata lain apa yang dinamakan merica panjang,
berukuran empat sentimeter panjangnya. Biji buahnya
berwarna putih sebesar butiran beras, di Jawa Tengah
dengan nama “cabe sulah” atau “cabe alas”.
6. Jinten (Carum carvi)
Buahnya menghasilkan minyak. Jintan dipakai sebagai
bumbu masak.
7. Bulu entok
Belum ada keterangan yang jelas mengenai khasiat
bulu entok ini.
8. Beras (Oryza sativa)
Sumber karbohidrat dan vitamin B. Biasa dikonsumsi
sebagai makanan pokok terutama di Indonesia.
9. Ketumbar (Coriandrum sativm)
Tanaman ini dapat tumbuh baik di dataran rendah
maupun di pegunungan. Daunnya banyak dimakan oleh
orang Cina sebagai sayur mayur. Buahnya banyak
dipakai sebagai bumbu masak dalam membuat
hidangan Indonesia dan sebagai obat tradisional.
Ketumbar memperlancar bekerjanya air perut. Daging yang dibubuhi ketumbar,
akan mempermudah pencernaannya.
10. Pala (Myristca fragrans)
Pohon ini berasal dari Maluku, namun sudah tersebar
di mana-mana, misalnya di Jawa Tengah. Tanaman ini
tumbuh pada iklim sedang. Buah pala yang biasa
berbentuk bulat; di dalam perdagangan disebut pala
perempuan.