72
BPTP BENGKULU 1

BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

1

Page 2: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

2

Page 3: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

3

Page 4: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

4

PENGANTAR

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian adalah Unit Pelaksana

Teknis dibidang penelitian dan pengembangan pertanian yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan

Litbang Pertanian. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian

No.16/Permentan/OT.140/3/ 2006 tanggal 1 Maret 2006, BPTP

Bengkulu berkoordinasi dengan Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian.

Untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian di Provinsi Bengkulu,

BPTP Bengkulu selama Tahun Anggaran (TA) 2012 telah melaksanakan berbagai

kegiatan pengkajian untuk mendapatkan paket teknologi spesifik lokasi. Selain

melaksanakan pengkajian, BPTP juga melakukan kegiatan diseminasi hasil

pengkajian dan mempercepat transfer teknologi kepada pengguna melalui kegiatan

seminar, lokakarya, workshop, temu lapang, ekspose atau pameran serta publikasi di

media cetak dan elektronik. Laporan tahunan ini juga menyajikan informasi mengenai kegiatan yang dilakukan

selama tahun 2012 dengan pembiayaan dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA) BPTP Bengkulu No. 2174/018-09.2.01/08/2012. Laporan ini sekaligus juga

menyajikan ringkasan hasil-hasil pengkajian dan diseminasi selama TA. 2012. Terima

kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

dan berpartisipasi aktif dalam pembuatan laporan ini.

Bengkulu, Desember 2012

Kepala Balai,

Dr. DEDI SUGANDI, MP

NIP. 19590206 198603 1002

Page 5: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

5

I PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum

Tugas pokok BPTP Bengkulu adalah melaksanakan pengkajian dan perakitan

teknologi tepat guna spesifik lokasi. Adapun fungsi dari BPTP Bengkulu adalah:

1) Inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian, 2) Pengkajian dan

perakitan teknologi pertanian, 3) Penyiapan paket teknologi untuk penyuluhan

pertanian, 4) Pelayanan teknik kegiatan pengkajian dan 5) Pelaksanaan urusan tata

usaha dan rumah tangga balai.

Pengkajian dilaksanakan berdasarkan identifikasi kebutuhan teknologi dan

diprioritaskan pada komoditas unggulan nasional dan daerah. Pengkajian dan

diseminasi hasil pengkajian dilaksanakan secara sinergis, efektif dan efisien sesuai

dengan kondisi agroekosistem dan sosial budaya masyarakat Bengkulu. Tujuan dari

diseminasi adalah untuk mempercepat adopsi dan difusi inovasi teknologi yang

dihasilkan. Manfaat dari adopsi dan difusi teknologi adalah peningkatan

produktivitas, produksi dan nilai tambah produk pertanian secara berkelanjutan,

sehingga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat tani.

Kondisi lingkungan internal maupun ekternal selalu berubah dan dinamis

seiring dengan perjalanan waktu. BPTP Bengkulu telah mengemban rencana

strategis untuk mengantisipasi perubahan dan dinamika lingkungan dalam kurun

waktu 2010-2014. Rencana strategis diperlukan sebagai panduan dalam pelaksanaan

seluruh program dan kegiatan BPTP Bengkulu dalam mencapai visi dan misi yang

telah ditetapkan.

Rencana strategis disusun secara rasional, ringkas, jelas, akurat, terukur,

dan dapat dicapai pada kurun waktu tertentu (5 tahun). Struktur rencana strategis

secara komprehensif dijabarkan dalam visi, misi, strategi utama, sasaran utama,

tujuan dan program serta indikator kinerja utama tahunan. Sebagai wujud dari

pertanggung jawaban pelaksanaan rencana kerja tahunan 2012, disusun laporan

tahunan dengan rincian sebagai berikut: (i) pendahuluan meliputi gambaran umum

kinerja sumberdaya pengkajian, diseminasi, visi dan misi dan program utama tahun

2012, (ii) reformasi birokrasi, (iii) sarana dan prasarana, (iv) kinerja hasil kerjasama

dan pengkajiana, (v) anggaran dan (vi) intisari hasil kegiatan tahun 2012.

Page 6: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

6

1.2. Sumberdaya Pengkajian dan Diseminasi

BPTP Bengkulu dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.

16/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006. BPTP Bengkulu dikoordinir

secara langsung oleh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

(BBP2TP). BPTP Bengkulu dipimpin oleh pejabat struktural Eselon IIIa sebagai

Kepala Balai dan dibantu oleh dua pejabat struktural Eselon IVa yaitu Kepala Sub

Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian (KSPP).

Wilayah kerja BPTP Bengkulu meliputi 9 kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten

Mukomuko, Lebong, Bengkulu Utara, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah,

Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur dan Kota Bengkulu.

Keberadaan BPTP Bengkulu membuka peluang yang lebih besar bagi

tersedianya teknologi spesifik lokasi untuk mendukung pembangunan pertanian di

Provinsi Bengkulu yang sesuai dengan kebijakan, kondisi sumberdaya alam dan

sumberdaya manusia, sosial ekonomi dan budaya masyarakat Bengkulu.

Kekuatan

Ketersediaan SDM dan fasilitas`pendukung yang berupa alat transportasi,

laboratorium, perpustakaan, rumah kaca dan klinik agribisnis memainkan peran yang

sangat strategis dalam mendukung program pembangunan pertanian daerah dan

nasional. Kelengkapan database wilayah yang penting seperti peta AEZ dan status

kesuburan lahan, paket rekomendasi teknologi, serta sumber referensi digital,

memposisikan BPTP sebagai salah satu pilar sumber informasi perkembangan

teknologi pertanian di Provinsi Bengkulu.

Dengan program peningkatan kompetensi SDM yang terus ditingkatkan,

keberadaan BPTP Bengkulu semakin diperhitungkan oleh Pemerintah Daerah

Bengkulu, yang tercermin dengan semakin bertambahnya peran strategis dalam

pengawalan dan pendampingi program strategis nasional dan daerah seperti

pendampingan program SL-PTT, PSDSK, dan kawasan hortikultura.

Page 7: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

7

Kelemahan

Ketersediaan SDM yang berkualitas, dana yang memadai, dan managemen

yang baik merupakan komponen penting dalam pelaksanaan pengkajian dan

perakitan teknologi tepat guna spesifik lokasi serta diseminasi hasil pengkajian. Tiga

komponen tersebut saling mengunci satu dengan yang lainnya, sehingga jika ada

salah satu komponen yang kurang optimal akan berpengaruh terhadap kinerja dari

komponen lainnya. Kurang tersedianya SDM dan dana merupakan komponen yang

paling sering menjadi faktor pembatas dalam pelaksanaan dan pencapaian tugas

suatu intisari di BPTP Bengkulu sebagai berikut 15 orang peneliti, 6 orang penyuluh,

13 orang calon peneliti dan 2 orang calon penyuluh, 5 orang teknisi dan 36 orang

administrasi.

Wilayah kerja BPTP Bengkulu yang luas dengan keragaman agroekosistem,

sosial-ekonomi dan budaya masyarakat menuntut tersedianya SDM dan dana yang

cukup besar. Anggaran Belanja BPTP Bengkulu tahun 2012 sebesar Rp.

9.709.994.000,- dengan komposisi belanja gaji Rp. 3.574.602.000,-, barang Rp.,

5.381.392.000- dan modal Rp. 754.000.000,- Kondisi ini dirasakan masih belum

proporsional sehingga masih perlu ditingkatkan guna tercapainya harapan para

pemangku kebijakan (stakeholders di daerah).

Isu-Isu Strategis

Pekembangan isu strategis yang berpeluang dalam peningkatan peran BPTP

Bengkulu diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Perhatian Pemerintah Daerah terhadap kemajuan pembangunan pertanian di

Bengkulu semakin meningkat seiring dengan program otonomi dan pemekaran

daerah.

2. Kegiatan sektor pertanian di Bengkulu belum sepenuhnya mengadopsi teknologi

yang telah dihasilkan/direkomendasikan oleh BPTP Bengkulu.

3. Pesatnya perkembangan teknologi informasi, memungkinkan proses produksi

dan distribusi inovasi pertanian dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.

Page 8: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

8

Isu-isu strategis lainnya juga memberikan tantangan bahkan ancaman bagi

pengkajian dan diseminasi ke depan diantaranya adalah:

1. Sebagai UPT Pusat di daerah, BPTP bertugas melakukan pendampingan program

strategis Deptan yang cenderung meningkat, selain melaksanakan tugas pokok

dan fungsinya.

2. Pertambahan penduduk berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan produk

pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga

memerlukan penyesuaian startegi pengkajian dan diseminasi inovasi yang lebih

baik.

3. Diratifikasinya piagam ASEAN (ASEAN Charter) oleh DPR-RI pada tanggal 8

Oktober 2008 berdampak pada peningkatan persaingan kualitas, kuantitas dan

harga produk-produk pertanian, sehingga diperlukan inovasi teknologi untuk

meningkatkan daya saing.

4. Perubahan iklim global berdampak langsung pada produksi pertanian sehingga

menuntut penataan ulang sistem pertanian.

1.3. Visi, Misi dan Strategi Utama

1.3.1. Visi

Sejalan dengan Visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi

Pertanian tahun 2010-2014, untuk menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan

inovasi pertanian tepat guna bertaraf internasional, maka visi BPTP Bengkulu

adalah: Pada Tahun 2014 BPTP Bengkulu menjadi lembaga pengkajian terdepan

penghasil dan penyedia teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi untuk

menunjang pembangunan pertanian di Bengkulu.

1.3.2. Misi

1. Menghasilkan dan menyediakan teknologi pertanian spesifik lokasi kepada

pengguna.

2. Meningkatkan kemitraan dengan pemerintah daerah/kabupaten, intitusi terkait

dan swasta dalam pemberdayaan petani.

3. Meningkatkan kapasitas SDM dan fasilitas pendukung pengkajian dan diseminasi.

4. Memberikan bahan masukan kepada Pemerintah Daerah dalam penyusunan

kebijakan pertanian.

Page 9: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

9

5. Mempercepat transfer teknologi pertanian kepada pengguna dan memperoleh

umpan balik kepada stakeholders bagi penajaman program pengkajian teknologi

pertanian berikutnya.

1.3.3. Strategi Utama

Beranjak dari visi dan misi yang ada, strategi utama BPTP Bengkulu tahun

2012 ditetapkan sebagai berikut:

1. Optimalisasi sumberdaya internal/eksternal untuk peningkatan kapasitas institusi.

2. Meningkatkan intensitas dan efektifitas koordinasi antara BPTP dengan BBP2TP,

Puslit/BB/LRPI dan Balit serta dengan berbagai lembaga penelitian pertanian dari

dalam dan luar negeri.

3. Mendapatkan dan mendistribusikan inovasi teknologi dan kelembagaan untuk

mendukung pembangunan pertanian Provinsi Bengkulu.

4. Membangun sistem manajemen mutu untuk semua lini kegiatan.

1.4. Sasaran Utama dan Tujuan

1.4.1. Sasaran Utama

Sasaran utama BPTP Bengkulu pada tahun 2012 yang ingin dicapai adalah:

1. Tersedianya teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi.

2. Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) teknologi pertanian.

3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang pengkajian,

diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian).

4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi

pertanian.

5. Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian.

1.4.2. Tujuan

1. Meningkatkan ketersediaan teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi.

2. Meningkatkan penyebarluasan teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi.

3. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi pengkajian dan pengembangan inovasi

pertanian unggulan spesifik lokasi.

Page 10: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

10

1.5. Program Utama BPTP Bengkulu

Untuk mencapai sasaran utama dan tujuan di atas, pada tahun 2012 Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu merencanakan 6 program utama:

1) Penelitian, pengkajian dan pengujian inovasi pertanian spesifik lokasi Bengkulu; 2)

Pengkajian dan penelitian inovasi pertanian unggulan Provinsi Bengkulu: 3)

Percepatan pengembangan sumberdaya informasi, komunikasi, diseminasi dan

penjaringan umpan balik inovasi pertanian spesifik lokasi; 4) Analisis Kebijakan

Pembangunan Pertanian Berbasis inovasi Pertanian; 5) Kerjasama kemitraan

penelitian, pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi; 6)

Pendampingan program strategis pembangunan pertanian;

Program tersebut dijabarkan dalam 8 sub program sebagaimana diuraikan dalam

langkah operasional.

Langkah Operasional

Agar program utama dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran

yang ditetapkan maka ditetapkan kebijakan operasional sebagai berikut:

1) Rayonisasi dalam proses perencanaan, monitoring dan evaluasi; 2) Pembentukan

tim pendukung manajemen sesuai kebutuhan, dan 3) Penetapan indikator kinerja

utama untuk masing-masing program.

Langkah operasional dari program pengkajian dan pengembangan pertanian

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Program Pengkajian dan Pengembangan Pertanian BPTP Bengkulu.

No Program Sub Program Indikator Kinerja Utama

1

Penelitian, pengkajian dan pengujian inovasi pertanian spesifik lokasi Bengkulu

Penelitian, pengkajian dan pengujian spesifik lokasi yang lebih dibutuhkan petani

Informasi dan umpan balik dari calon pengguna yang menjadikan penelitian di BPTP Bengkulu lebih fokus.

Paket hasil penelitian dan pengkajian spesifik lokasi yang siap didiseminasikan

2

Pengkajian dan penelitian inovasi pertanian unggulan Provinsi Bengkulu

Peningkatan pengkajian dan penelitian inovasi pertanian unggulan Provinsi Bengkulu

Menghasilkan paket rekomendasi teknologi unggulan Provinsi Bengulu

Page 11: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

11

No Program Sub Program Indikator Kinerja Utama

3

Percepatan pengembangan sumberdaya informasi, komunikasi, diseminasi dan penjaringan umpan balik inovasi pertanian spesifik lokasi.

Optimasi pengembangan sistem informasi diseminasi inovasi pertanian. Pengembangan diseminasi partisipatif. Optimasi penyebaran benih/bibit, dan jasa analisis/uji.

Makin beragamnya media diseminasi yang digunakan BPTP. Kegiatan diseminasi yang lebih efektif dalam mensosialisasikan hasil pengkajian Nilai PNBP BPTP meningkat dua kali lipat sampai tahun 2014

4

Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis inovasi Pertanian

Analisis kebijakan pembangunan pertanian yang bersifat antisipatif dan responsif.

Opsi kebijakan pembangunan pertanian wilayah yang antisipatif dan responsif.

5

Kerjasama kemitraan penelitian, pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi

Pengembangan jaringan kerjasama pengkajian dan diseminasi dengan berbagai lembaga nasional dan internasional.

Bagian anggaran BPTP dari kerjasama dalam negeri dan luar negeri masing-masing meningkat > 50%

6

Pendampingan program strategis pembangunan pertanian

Pendampingan program strategis Kementerian Pertanian dan program pembangunan pertanian daerah.

Integrasi program BPTP dengan program Kemtan semakin baik.

Integrasi program BPTP dengan

program Daerah semakin baik.

Page 12: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

12

II REFORMASI BIROKRASI

2.1. Pengembangan Kapasitas Lembaga

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan berkualitas

BPTP Bengkulu sebagai UPT Badan Litbang berkewajiban melaksanakan kebijakan

reformasi birokrasi yang telah diimplementasikan secara nasional baik di

lembaga–lembaga maupun instansi pemerintah secara berkelanjutan. Sesuai dengan

semangat reformasi dan birokrasi setiap UPT dituntut untuk memiliki standar

performance sesuai standar mutu dalam bidang pelayanan publik, BPTP Bengkulu

telah melaksanakan reformasi birokrasi sejak 1 Juli 2010 atas arahan Badan Litbang

Pertanian untuk menerapkan sertifikasi ISO 9001:2008.

Reformasi birokrasi menuntut adanya perubahan kultur dalam budaya

bekerja, salah satunya adalah disiplin pegawai dalam kehadiran dengan mentaati

jam kerja yang telah disepakati. Untuk mendukung hal tersebut, BPTP Bengkulu

telah menerapkan sistem absensi mesin hand key untuk meningkatkan disiplin kerja.

Hasil absensi secara berkala dilaporkan ke BBP2TP dan Badan Litbang Pertanian.

Pelaksanaan disiplin pegawai Negeri Sipil (PNS) juga mengacu kepada Peraturan

Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Pasal 3 butir 11 “ Setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS)

wajib masuk kerja dan mentaati jam kerja”.

Komitmen Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 juga diatur dalam

Peraturan Menteri Pertanian No. 06/PERMENTAN/OT.140/1/2010 tanggal 22 Januari

2010 tentang pedoman peningkatan disiplin pegawai. PNS adalah abdi Negara

diharapkan dapat memiliki sikap, tindakan dan perilaku yang dapat menginisiasi

terciptanya aparatur negara efisien, hemat dan disiplin tinggi serta anti KKN.

2.2. Kondisi dan Kompetensi Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia sebagai salah satu input dalam indikator kinerja BPTP

Bengkulu memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung kinerja BPTP

menuju institusi yang akuntabel. Perencanaan, pembinaan dan pengembangan SDM

BPTP Bengkulu yang berkualitas akan memberikan dampak langsung terhadap

perbaikan potensi, kinerja dan dorongan untuk meningkatkan kompetensi institusi.

Page 13: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

13

Keberhasilan pengembangan SDM ini pada akhirnya akan meningkatkan kinerja

pelaksanaan pengkajian dan diseminasi serta manajemen institusi.

BPTP Bengkulu perlu didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas

agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi untuk melakukan pengkajian dan

diseminasi teknologi pertanian sesuai dengan tugas dan fungsi serta Visi dan Misi

BPTP sebagai lembaga pengkajian terdepan.

BPTP Bengkulu pada tahun 2012 didukung oleh 79 orang pegawai yang

terdiri dari 14 orang peneliti, 7 orang penyuluh, 17 orang PNK dan 45 orang staf

(administrasi, kebersihan, pengemudi dan keamanan). Selain itu BPTP Bengkulu juga

menerima CPNS sebanyak 5 orang dengan kualifikasi pendidikan strata 1 (S1) terdiri

dari 2 orang calon analis laboratorium, 2 orang calon peneliti dan 1 orang calon

penyuluh pertanian.

Keragaan SDM BPTP berdasarkan pendidikan disajikan pada tabel 2 dengan

sebaran terbesar tingkat pendidikan Pegawai BPTP Bengkulu didominasi pada tingkat

strata 1 (S1) 33% dengan komposisi sebagai tenaga fungsional penyuluh pertanian,

peneliti pertama dan peneliti non kelas, selanjutnya jabatan non fungsional atau

tenaga administrasi didominasi oleh tingkat SLTA (31%) sebagai tenaga administrasi

dan ketatausahaan, sebaran keragaan PNS BPTP seperti pada gambar 1.

Tabel 2. Keragaan Pegawai BPTP Bengkulu berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2012.

No Pendidikan Jumlah (orang) Persen (%)

1 S3 3 4

2 S2 11 10

3 S1 26 33

4 D3 9 12

5 SLTA 26 31

6 SLTP 4 9

Jumlah 79 100

Page 14: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

14

Gambar 1. Sebaran PNS BPTP Bengkulu berdasarkan pendidikan akhir.

Peningkatan kualitas dan pembinaan manajemen sumberdaya manusia BPTP

Bengkulu dilakukan melalui kegiatan 1). Perencanaan dan pengembangan pegawai

antara lain: pelatihan jangka panjang (sekolah biaya Negara dan biaya sendiri),

pelatihan jangka pendek, Ujian Dinas/persamaan Ijazah, Penerimaan pegawai dan

pemutakhiran database SIMPEG. 2). Mutasi Kepegawaian meliputi: Kenaikan pangkat

regular maupun fungsional, pemerosesan DP3 pegawai, Penyesuaian Ijazah,

impassing gaji dan proses cuti.

Dalam rangka peningkatan kompetensi dan pengalaman karyawan BPTP

Bengkulu pada tahun 2012 telah mengikutsertakan kepada pegawai untuk mengikuti

berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan jangka pendek seperti kursus, seminar,

lokakarya dan symposium yang diadakan oleh Badan Litbang Pertanian maupun

institusi – institusi lain (LIPI).

Tabel 3. Pengembangan SDM BPTP Bengkulu Pelaksanaan Diklat Fungsional Peneliti dan Penyuluh tahun 2012.

No Nama Pegawai/ NIP Waktu Pelaksanaan Hasil Pemantauan

1 Andi Ishak, A.Pi, M.Si 1 s.d 21 Aprl 2012 Telah mengikuti Diklat Fungsional Peneliti TK I

2 Lina Ivanti, S.TP 27 Mei – 16 Juni 2012 Telah mengikuti Diklat Fungsional Peneliti TK I

3 Yahumri, SP 19 Mei – 10 Juni 2012 Telah mengikuti Diklat Fungsional Peneliti TK I

4 Yesmawati, SP 24 Juni s.d 14 Juli 2012

Telah mengikuti Diklat Fungsional Peneliti TK I

5 Bunaiyah Honorita, SP 14 Juli – 5 Agus 2012 Telah mengikuti Diklat Fungsional Penyuluh Pertanian

Page 15: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

15

Selain meningkatkan kompetensi melalui pendidikan jangka pendek, BPTP

Bengkulu hingga tahun 2012 juga telah mengirimkan bebarapa pegawai untuk

mengikuti pendidikan jangka panjang (tugas belajar) beasiswa program Strata 2 (S2)

dan strata 3 (S3) serta pendidikan atas biaya sendiri. PNS BPTP yang sedang

mengikuti program pendidikan disajikan pada tabel 4.

Tabel 4. PNS BPTP Bengkulu yang sedang mengikuti program pendidikan jangka panjang sampai dengan Desember 2012.

No Nama / NIP Program/ jurusan

Universitas Tahun Rencana selesai

Keterangan

1 Rudi Hartono, SP, MP 197304301999031001

S3/Perncanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan

IPB Bogor 2012 Beasiswa Badan Litbang Pertanian

2 Shannora Yuliasari, STP, MP 197407312003122001

S3/Ilmu Pangan

IPB Bogor 2012 Beasiswa Badan Litbang Pertanian

3 Ir. Miswarti 196508202000032001

S2/Ilmu Pertanian

UNPAD Bandung 2012 Beasiswa Badan Litbang Pertanian

4 Sudarmansyah 197608242007011002

S1/Agribisnis Universitas Muhammadiyah Bengkulu

2013 Biaya sendiri

5 Rahmat Oktavia 197910032007011001

S1/Agribisnis Universitas Muhammadiyah Bengkulu

2013 Biaya sendiri

6 Rizal Efendi 197206052000031001

S1/Ekonomi Universitas Muhammadiyah Bengkulu

2014 Biaya sendiri

7 Bastian 197404021999031002

S1/Ekonomi Universitas Muhammadiyah Bengkulu

2014 Biaya sendiri

8 Adianto, A.Md 197201031998031004

S1/Teknik Informatika

Universitas Muhammadiyah Bengkulu

2014 Biaya sendiri

9 Waluyo, A.Md 197601112000031001

S1/Teknik Informatika

Universitas Muhammadiyah Bengkulu

2014 Biaya sendiri

10 Sudarwati 197605192007012001

S1/Agribisnis Universitas Muhammadiyah Bengkulu

2015 Biaya sendiri

11 Heryan Iswadi 198310102008121002

S1/Agribisnis Universitas Muhammadiyah Bengkulu

2015 Biaya sendiri

12 Johardi 197201102007011001

S1/Agribisnis Universitas Muhammadiyah Bengkulu

2015 Biaya sendiri

Page 16: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

16

2.3. Budaya Kerja

BPTP Bengkulu pada tahun 2012 telah melaksanakan budaya kerja terhadap

disiplin kehadiran pegawai sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010

Pasal 3 butir 11 “ Setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) wajib masuk kerja dan mentaati

jam kerja”. Berdasarkan hasil rekapitulasi kehadiran pegawai dengan menggunakan

system absensi elekronik terlihat peningkatan kedisiplinan pegawai terhitung sejak

bulan Februari 2012 dengan rata – rata persentase kehadiran sebelum jam 7.30

yaitu 67%.

Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan perilaku pegawai

sebagai aparatur Negara agar dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas kerja

guna menghadapi berbagai tantangan dan masa mendatang. Rekapitulasi

Pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.

Upaya BPTP Bengkulu dalam melakukan perubahan dalam budaya kerja

adalah melakukan Survey Evaluasi Indek Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja

(IPNBK) terhadap seluruh pegawai BPTP Bengkulu untuk tahun 2012. Survei

dilakukan dengan menyebarkan kuisioner untuk diisi oleh seluruh PNS. Kuisioner

Pengukuran Indek Nilai Dasar Budaya Kerja (IPNBK) Aparatur Negara lingkup

Departemen Pertanian berdasarkan Keputusan Menteri Pendayaan Aparatur Negara

No. 25/Kep/M.PAN/4/2002. Berdasarkan hasil rekapitulasi pengolahan data

pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu tahun 2012, rata – rata IPNBK pegawai

BPTP Bengkulu adalah 3,75 dengan nilai kualitas budaya kerja 74,93. Capaian nilai

IPNBK pada tahun 2012 lebih baik dibandingkan dengan IPNBK pada tahun 2011

yang berada pada angka 3,4 dengan nilai kualitas budaya kerja 68,80. Artinya IPNBK

pegawai BPTP Bengkulu masuk dalam kategori 68,01–84,00 dengan predikat baik.

Secara rinci nilai IPNBK pegawai BPTP Bengkulu disajikan pada tabel 6 dan Diagram

pengolahan data pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu tahun 2012 disajikan

dengan model sarang laba-laba disajikan pada Gambar 2.

Secara umum IPNBK BPTP Bengkulu pada tahun 2012 mengalami

peningkatan yang signifikan dengan nilai diatas rata-rata (3,5),sehingga rencana

tindak lanjut adalah mempertahan nilai IPNBK serta memperbaiki pada tahun 2013.

Page 17: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

17

Tabel 5. Rekapitulasi Pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu Tahun 2012.

NO NILAI DASAR INDIKATOR IPNBK

NILAI KUALITAS

BUDAYA KERJA

1. Komitmen dan konsisten, terhadap visi, misi dan tujuan

1 - 3 (3) 3.92 78.38

2. Wewenang dan tanggungjawab 4 - 6 (3) 3.76 75.25

3. Keiklasan dan kejujuran 7 - 9 (3) 3.91 78.28

4. Integritas dan profesionalisme 10 - 13 (4) 3.69 73.79

5. Kreativitas dan kepekaan 14 - 16 (3) 3.53 70.61

6. Kepemimpinan dan keteladanan 17 - 18 (2) 3.81 76.21

7. Kebersamaan dan dinamika kelompok 19 - 21 (3) 3.65 72.93

8. Ketepatan dan kecepatan 22 - 24 (3) 3.67 73.43

9. Rasionalitas dan kecerdasan emosi 25 - 27 (3) 3.83 76.57

10. Keteguhan dan ketegasan 28 - 30 (3) 3.91 78.28

11. Disiplin dan keteraturan kerja 31 - 35 (5) 3.89 77.76

12. Keberanian dan kearifan 36 - 39 (4) 3.72 74.47

13. Dedikasi dan loyalitas 40 - 41 (2) 3.52 70.30

14. Semangat dan motivasi 42 - 44 (3) 3.67 73.43

15. Ketekunan dan kesabaran 45 - 48 (4) 3.70 74.09

16. Keadilan dan keterbukaan 49 - 51 (3) 3.72 74.44

17. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

52 - 53 (2) 3.78 75.61

Indeks Penerapan Nilai-Nilai Dasar Budaya Kerja =

3.75 74.93

KETERANGAN :

20,01 - 36,00 = Tidak Baik

36,01 - 52,00 = Kurang Baik

52,01 - 68,00 = Cukup Baik

68,01 - 84,00 = Baik 81,01 - 100,00 = Sangat Baik

Page 18: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

18

Tabel 6. Rekapitulasi Pengukuran Indek Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja BPTP Bengkulu

tahun 2011 dan 2012.

No

Nilai Dasar

Tahun

2011 2012

1 Komitmen dan konsisten terhadap visi, misi dan tujuan 73.00 78.38

2 Wewenang dan tanggung jawab 71.20 75.25

3 Keikhasan dan kejujuran 68.40 78.28

4 Integritas dan profesionalisme 64.80 73.79

5 Kearifan dan kepekaan 64.10 70.61

6 Kepemimpinan dan keteladanan 70.30 76.21

7 Kebersamaan dan dinamika kelompok 67.00 72.93

8 Ketepatan dan kecepatan 65.80 73.43

9 Rasionalisme dan kecerdasan emosi 69.70 76.57

10 Keteguhan dan ketegasan 76.40 78.28

11 Disiplin dan keteraturan kerja 72.60 77.76

12 Keberanian dan kearifan 68.80 74.47

13 Dedikasi dan loyalitas 70.00 70.30

14 Semangat dan motivasi 67.50 73.43

15 Ketekunan dan kesabaran 66.80 74.09

16 Keadilan dan keterbukaan 66.70 74.44

17 Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi 66.20 74.93

Indek Penerapan Nilai-nilai Dasar Budaya Kerja 68.80 74.93

Page 19: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

19

Gambar 2. Diagram pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu tahun 2012 dengan model sarang laba-laba.

Evaluasi IPNBK di BPTP Bengkulu merupakan salah satu upaya komitmen

organisasi untuk melakukan perubahan dan perbaikan system organisasi yang

mengarah ke professional dan kemampuan aparatur untuk memberikan pelayanan

yang optimal kepada para stakeholders.

Page 20: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

20

III SARANA DAN PRASARANA

Dalam rangka mendukung Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu diperlukan adanya sarana dan

prasarana serta sumber dana yang mencukupi. Dukungan sarana dan prasarana

akan sangat menunjang kegiatan pengkajian dan administrasi yang dilakukan oleh

BPTP Bengkulu. Pengadaan inventaris sarana dan prasarana BPTP Bengkulu

diperoleh dari hibah dan pembelian melalui anggaran DIPA BPTP. Dalam pengelolaan

dan pemanfaatan barang inventaris Barang Milik Negara (BMN) tersebut meliputi

barang-barang tidak bergerak dan barang bergerak, BPTP Bengkulu dalam

mempertanggungjawabkan barang-barang tersebut melalui proses yang mengacu

pada Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara.

3.1. Barang Tidak Bergerak

Barang tidak bergerak berupa tanah dan bangunan yang berlokasi di Jalan

Irian Km 6,5 Kelurahan Semarang Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu. Dengan

kondisi sebagai berikut:

Luas lahan seluruhnya 22.874 m2, yang digunakan untuk bangunan gedung

perkantoran, Gedung Rumah Kaca, Perpustakaan, Garasi/pool, Klinik Teknologi,

Mess/guest house dan perumahan dinas.

Barang–barang bangunan kantor BPTP Bengkulu berasal dari Eks Balai Informasi

Pertanian (BIP). Rekaputulasi barang tidak bergerak disajikan pada Tabel 7.

3.2. Barang Bergerak

Inventaris barang bergerak dibagi menjadi barang inventaris alat angkutan

dan inventaris peralatan kantor. Tahun 2011 BPTP Bengkulu memiliki kendaraan

roda 4 sebanyak 6 unit dan kendaraan roda 2 sebanyak 8 unit. Rekapitulasi barang

bergerak disajikan pada Tabel 8.

Page 21: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

21

Tabel 7. Rekapitulasi Barang tidak Bergerak.

No Jenis Jumlah (m2)

1 Luas Lahan 22.874

2 Gedung Perkantoran 694

3 Rumah Kaca 129

4 Laboratorium Tanah 130

5 Gedung Pasca panen 129

6 Laboratorium Diseminasi 65

7 Klinik Teknologi(etalase bibit) 76

8 Garasi/pool kendaraan 170

9 Perpustakaan 500

10 Gedung Utama 160

11 Pos Jaga 24

12 Unit Procesing Unit 129

13 Gudang Arsip 25

14 Mess/guest house 210

15 Rumah Dinas 910

Tabel 8. Rekapitulasi Barang Bergerak.

No Jenis Jenis Kendaraan Jumlah (unit)

1

Kendaraan Roda 4 1. Toyota Kijang 3

2. Mitsubishi Kuda 1

3. Toyota Kijang Innova 1

4. Toyota Hillux 1

2 Kendaraan Roda 2 1. Honda Mega Pro 4

2. Honda GL Pro 3

3. Honda Supra Fit 1

Page 22: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

22

IV KINERJA HASIL KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN

4.1. Urusan Pelayanan Pengkajian

Sarana dan peralatan untuk melaksanakan penelitian dan pengkajian dalam

menghasilkan teknologi yang dapat direkomendasikan sangat diperlukan. BPTP

Bengkulu saat ini memiliki 1 unit gedung utama, yang digunakan untuk ruang kerja

Kepala, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian, unit

program dan keuangan, 1 unit gedung Auditorium, 1 unit gedung pustaka, 1 unit

gedung laboratorium tanah, 1 unit Laboratorium Diseminasi, 2 unit rumah kaca,

1 unit gedung workshop, 1 unit garasi, 1 unit gudang dan 1 unit mushalla, 1 unit

klinik teknologi. Disamping itu, juga terdapat rumah jabatan/dinas sebanyak 18 unit

dan 1 unit mess, 1 unit procesing padi yang berada dikomplek perkantoran BPTP

Bengkulu. Mobilitas aktivitas kantor didukung oleh tersedianya kendaraan

operasional yang terdiri atas 6 (enam) unit mobil minibus dan 8 (delapan) unit

sepeda motor.

4.1.1. Laboratorium Tanah

Laboratorium Tanah merupakan salah satu sarana penelitian/pengkajian

yang digunakan untuk mendukung penelitian/pengkajian dasar dan terapan, serta

melayani pengguna untuk analisis tanah, tanaman, air dan pupuk. Laboratorium

tanah berfungsi untuk melayani permintaan analisis dari peneliti baik dari BPTP

maupun dari luar seperti: perguruan tinggi, perusahaan Swasta dan instansi

pemerintah serta petani. Laboratorium Tanah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Bengkulu berdiri sejak tahun 2003 dan mulai operasional pada tahun 2004. Peralatan

yang dimiliki laboratorium tanah BPTP Bengkulu antara lain adalah Digestion System

untuk distruksi unsur, alat Destilasi untuk pengukuran nitrogen, Laboratory Drying

Oven, Mufle Furnance dan lain-lain. Adapun jenis layanan analisis Laboratorium

Tanah BPTP Bengkulu antara lain: 1) Analisis Tanah meliputi kadar air, tekstur

3 fraksi, ph air dan KCl, bahan organik (C dan N), P dan K potensial, P dan K

tersedia, nilai tukar kation (kapasitas tukar kation, Ca-dd, Mg-dd, K-dd, Na-dd), dan

kemasaman ditukar (Al-dd dan H-dd), 2) Analisis Tanah untuk tujuan khusus

meliputi; serapan P, retensi P, fraksionasi P, fraksionasi bahan organik, Al dan Fe,

Page 23: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

23

ekstrak ditionit oksalat, pirofosfat, 3) Analisis Tanaman meliputi; unsur makro dan

mikro (N, P, KCa, Mg, S, Fe, Al, Mn, Cu, Zn, B dan Mo), unsur logam berat (Pb, Cd,

Co, Cr, Ni, Ag, As, Se, Sn, 4) Analisis Air irigasi dan 5) Analisis Pupuk dan Amelioran.

Untuk analisis tanah dan analisis tanaman (unsur makro) dilakukan di laboratorium

BPTP Bengkulu, sedangkan untuk jenis analisis lainnya dilakukan di Laboratorium

Balai Penelitian Tanah, Bogor.

4.1.2. Perpusatakaan

Hasil-hasil pengkajian yang telah diperoleh BPTP Bengkulu, perlu dikemas

dan dipublikasikan kepada pengguna. Unit Sarana dan Hasil Pengkajian mempunyai

tugas untuk membantu kepala Balai dalam melakukan penyiapan bahan informasi

dan dokumentasi, penyebarluasan dan pendayagunaan hasil-hasil pengkajian serta

penyiapan bahan laporan. Dalam melaksanakan tugasnya, BPTP Bengkulu telah

dilengkapi dengan satu unit perpustakaan yang melayani buku dan publikasi di

bidang ilmu pertanian dan ilmu pengetahuan umum yang terkait dengan pertanian

serta hasil-hasil penelitian BPTP Bengkulu. Pengguna perpustakaan terdiri dari

peneliti, teknisi, dan karyawan lingkup BPTP, serta masyarakat umum dan perguruan

tinggi. Pada Unit Perpustakaan masih diperlukan tenaga yang profesional untuk

mengelola perpustakaan dalam rangka meningkatkan pengetahuan sumber daya

manusia melalui kegiatan pelatihan/kursus. Selama tahun 2012, perpustakaan BPTP

Bengkulu mendapatkan penambahan beberapa koleksi buku yang berasal dari

pengadaan dan hasil-hasil penelitian. Koleksi buku pustaka disajikan pada tabel 9.

Tabel 9. Koleksi Buku Perpustakaan BPTP Bengkulu per 31 Desember 2012.

No Jenis Koleksi Judul Exemplar

1 Buku teks 1.956 2.680 2 Prosiding 193 200

3 Majalah/Buletin/Jurnal 48 989 4 Bibliografi khusus 37 37

5 Brosur 94 155

6 Liptan/leaflet/folder 261 659 7 Laporan 165 171

8 Lain-lain (surat kabar) 5 374

Jumlah 2.759 5.238

Page 24: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

24

Mulai tahun 2009 BPTP Bengkulu telah memiliki website. Website BPTP

Bengkulu disajikan dalam berbentuk 2 versi bahasa yaitu bahasa Indonesia dan

bahasa Inggris.

4.1.3. Laboratorium Diseminasi

Laboratorium Diseminasi dibentuk untuk meningkatkan kapasitas kinerja

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu dalam melaksanakan tugas

dan fungsinya secara optimal. Menyadari bahwa baik dokumen maupun bahan

informasi sejatinya menjadi keharusan dalam penyampaian atau penyajiannya sudah

dalam bentuk dikemas dengan baik, maka diperlukan upaya dan penanganan secara

baik pula dan dipandang perlu ditangani secara profesional. Tidak dipungkiri bahwa

kualitas kemasan dokumen maupun produk diseminasi lainnya tidak kalah

pentingnya perlu diperhatikan, selain kualitas data maupun informasi yang dikemas.

Kedua aspek tersebut (isi dan kemasan) merupakan dua hal yang tidak bisa

dipisahkan dan ikut menentukan citra dan tampilan BPTP Bengkulu dimata luar.

Di tahun 2012, pelayanan Laboratorium Diseminasi telah cukup memberikan

andil besar bagi pelaksanaan tugas dan fungsi Balai. Banyak kegiatan administrasi

dan lapangan yang membutuhkan suplay bahan cetakan yang bersifat segera telah

dapat dilayani dengan baik. Sampai akhir tahun kegiatan tahun 2012, pelayanan

Laboratorium Diseminasi telah diupayakan maksimal dan terbukti semua kebutuhan

Balai menyangkut produk Laboratorium Diseminasi dapat dipenuhi pada saat

dibutuhkan.

Selain menyangkut produk media tercetak sendiri, Laboratorium Diseminasi

juga memberikan andil besar dalam kelancaran pelaksanaan setiap kegiatan dengan

penanggulangan sementara beban pembiayaannya. Hal ini mengingat sistem

keuangan di Balai yang pemenuhan biaya/anggaran direalisasikan oleh bendahara

pengeluaran setelah kegitan fisik selesai dilaksanakan. Untuk itulah, dirasakan sangat

diperlukan Laboratorium Diseminasi menyediakan dana taktis operasional dalam

bentuk pengelolaan keuangan kas sendiri. Sampai akhir tahun 2012 kebutuhan

tersebut telah dapat ditangani secara mandiri oleh Laboratorium Diseminasi.

Peran Laboratorium Diseminasi lainnya dalam pelaksanaan tugasnya, selain

melakukan pelayanan internal Balai, selama tahun 2012 juga telah dapat melayani

instansi lingkup pertanian di Provinsi Bengkulu diantaranya; 1) Dinas Pertanian

Page 25: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

25

Provinsi Bengkulu, 2) Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu, 3) Balai Pengawasan dan

Pengujian Mutu Benih Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu, dan 4) Badan

Pelaksanan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko.

Dalam upaya lebih meningkatkan lagi kinerja Laboratorium Diseminasi di

tahun 2013, diperlukan upaya-upaya melengkapi kebutuhan peralatan dan

penyempurnaan manajemen operasional ke arah yang lebih proporsional dan

profesional sehingga pelayanan dapat dilakukan dengan lebih baik lagi.

a. Aktivitas Laboratorium Diseminasi Tahun 2012

Pelaksanaan pelayanan/produksi media cetak Laboratorium Diseminasi

dalam tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 10

Tabel 10. Rekapitulasi Produksi Media Cetak Laboratorium Diseminasi Tahun 2012.

No Judul Publikasi Jumlah

1 Spanduk 94

2 Leaflet 6.313

3 Buku 1.075

4 Plang Merek 23

5 Kop Surat 7.500

6 Amplop 1.250

7 Piagam 165

8 Baliho 14

9 X-banner 32

10 Kartu 260

11 Cover CD 10

12 Poster 407

13 Kalender 100

14 Warta 100

15 Tas 310

16 Jilid Proposal, laporan,dll 669

b. Pelayanan Internal/BPTP

Pelayanan Laboratorium Diseminasi untuk keperluan penyediaan bahan

tercetak BPTP Bengkulu sendiri mencakup; cetak/penggandaan laporan, penyiapan

bahan informasi berupa buku dan leaflet, pembuatan plang merk untuk dipasang di

lapangan pada kegiatan pengkajian dan diseminasi serta pemenuhan kebutuhan

spanduk-spanduk kegiatan.

Page 26: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

26

Kegiatan pelayanan internal yang menonjol di tahun 2012 adalah memenuhi

kebutuhan kelengkapan acara pada even Expose dan Seminar Inovasi Teknologi

Pertanian (Exsitek 2012) pada tanggal 14 – 15 Desember 2012. Produk yang dilayani

meliputi pembuatan leaflet, panduan acara, block note, piagam seminar, desain

banner, desain spanduk dan baliho serta pembuatan tas jinjing.

c. Pelayanan Ekternal/Instansi lain

Instansi lain yang memanfaatan jasa layanan Laboratorium Diseminasi di

tahun 2012 adalah:

1. Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu,

2. Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu,

3. Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih,

4. Badan Pelaksanan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko.

Jenis produk yang umumnya dilayani berupa pembuatan leaflet, desain

banner, baliho dan spanduk serta penggandaan laporan. Kegiatan pelayanan

eksternal yang menonjol di tahun 2012 adalah diminta oleh Dinas Pertanian Provinsi

Bengkulu menangani desain dan kelengkapan even Bengkulu Hortikultura Expo 2012

yang dilaksanakan pada tanggal 17 – 23 November 2012.

4.1.4. Laboratorium Pascapanen

Laboratorium Pascapanen BPTP Bengkulu memiliki dua unit sarana

bangunan, yaitu unit pengolahan hasil pertanian dan unit produksi beras. Kedua unit

tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Unit pengolahan pangan berfungsi untuk

mengembangkan teknologi pengolahan hasil pertanian melalui serangkaian ujicoba.

Sementara itu, unit produksi beras berfungsi untuk memproduksi beras dan melayani

jasa penggilingan padi bagi masyarakat sekitar. Secara umum, sarana dan prasarana

unit Laboratorium Pascapanen sudah lengkap.

Unit pengolahan hasil pertanian dilengkapi dengan sarana bangunan yang

cukup memadai, dengan peralatan yang lengkap. Peralatan pada unit ini terbagi

menjadi alat-alat pengolahan pangan, mesin pertanian, alat penyimpanan,

pengemasan, alat pengukuran, dan perlengkapan pameran/ekspose (Lampiran 1).

Kondisi peralatan tersebut dalam keadaan baik, namun beberapa diantaranya perlu

dimodifikasi agar dapat beroperasi secara maksimal. Selain itu, beberapa alat mesin

Page 27: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

27

(alsin) pertanian seperti alat pengupas kopi (pulper) dan alat pencuci lendir (washer)

yang dipinjamkan kepada kelompok tani di Desa Imigrasi Permu, Kabupaten

Kepahiang sudah ditarik kembali. Sementara alsin pencacah tongkol jagung yang

masih dimanfaatkan olah kelompok tani di Desa Air Meles, Kabupaten Rejang

Lebong.

Harapan ke depan, Laboratorium Pascapanen dilengkapi dengan instrumen

analisis mutu fisik dan kimia komoditas pertanian sehingga produk-produk yang

dihasilkan dapat dievaluasi mutunya agar sesuai dengan standar mutu yang ada.

Selain itu, diperlukan sarana bangunan yang lebih luas untuk menyimpan peralatan

yang ada. Peralatan yang sudah ada juga dioptimalkan dalam hal penggunaan dan

perawatannya.

Perawatan juga dibutuhkan dalam menangani alsin pada unit produksi beras

yang telah dilengkapi dengan dua unit perontok padi (power thresser), satu unit

penggiling padi (rice milling), satu unit mesin sosoh dan lantai jemur padi. Sarana

dan prasarana tersebut selain digunakan untuk memproduksi beras juga

dimanfaatkan oleh Unit Produksi Benih/Bibit Sumber (UPBS). Sejauh ini, peralatan

tersebut masih bisa beroperasi dengan baik kecuali satu unit perontok padi (power

thresser) yang tidak dapat digunakan.

Oleh karena itu, bangunan unit produksi beras perlu disempurnakan lagi,

dilengkapi dengan plafon, jaring-jaring penutup ventilasi, dan kanopi penghalang

hujan. Selain itu, teknis koordinasi perlu diperjelas lagi karena saat ini unit produksi

padi berada dikoordinir oleh koordinator Laboratorium Pascapanen, namun secara

operasional ditangani oleh Unit Alih Teknologi dan UPBS.

Kegiatan yang dilaksanakan di Unit Laboratorium Pascapanen meliputi;

a. Pelayanan Konsultasi Teknologi Pascapanen

b. Alih teknologi

c. Pengkajian Pascapanen Komoditas Pertanian Spesifik Lokasi

d. Pameran dan ekspose

Page 28: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

28

4.1.5. Rumah Kaca

Instalasi Rumah kaca/screen house merupakan sumber daya yang sangat

penting bagi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta diseminasi

inovasi teknologi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu . Oleh karena itu

pengelolaan rumah kaca perlu mempertimbangkan optimalisai penggunaan dan

pemanfaatannya untuk mendukung keberhasilan program Kementerian Pertanian.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu pada saat ini mempunyai 2 unit

rumah kaca dengan luas lahan lebih kurang 1962 M2. Kegiatan pengelolaan Rumah

Kaca bertujuan adalah: 1) Meningkatkan profesinalisme sumber daya manusia

(peneliti, penyuluh, teknisi litkayasa) BPTP Bengkulu melalui kegiatan

penelitian/pengkajian mandiri, 2) Display Komponen teknologi/paket teknologi secara

berkelanjutan selama 12 bulan melalui kegiatan diseminasi seperti plot teknologi.

Hasil yang telah dicapai selama 12 bulan adalah 1) Uji Adaptasi VUB Padi Inpago

dan Inpara di Rumah Kaca, 2) Display teknologi budidaya Kacang Tanah, 3) Display

teknologi budidaya Sayuran organik Tomat Varietas Berlian dan Sawi varietas

Tosakan, 4) Display teknologi budidaya Kubis Bunga (Brassica botrytis L. cauliflora

DC), 5) Display teknologi budidaya Kubis (brassica oleracea), 6) Display teknologi

budidaya Jagung Manis, dan 7) Display teknologi budidaya Talas Jepang Jepang

(satoimo).

Disamping itu sebagai Plot display teknologi, rumah kaca dikunjungi oleh

kelompok oleh pengguna teknologi seperti kunjungan dari pengurus kelompok

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kota Bengkulu, Kelompok Wanita Tani

Rumah Pangan Lestari dan Petugas Pendamping dari Tebing Kaning Bengkulu Utara,

Kelompok Wanita Tani Rumah Pangan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah.

Kunjungan yang tidak terjadwal berasal dari petugas, mahasiswa dan masyakat yang

datang ke BPTP dengan keperluan konsultasi, ke perpustakaan, membeli benih padi

di Unit UPBS dan membeli bibit di kebun bibit inti model rumah pangan lestari.

4.2. Kerjasama Pengkajian dan Diseminasi

Kerjasama penelitian dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun

swasta dilaksanakan dalam upaya peningkatan efektifitas dan efesiensi penelitian.

Selain itu, melalui kerjasama dapat saling memanfaatkan potensi yang dimiliki

Page 29: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

29

masing-masing pihak dengan tujuan saling memberi dan menerima informasi yang

bermanfaat dalam upaya menentukan arah dan langkah kebijakan dibidang

pembangunan pertanian berikutnya.

Pada tahun 2012 BPTP Bengkulu meningkatkan kerjasama dengan

Kementerian Riset dan Teknologi melalui program Peningkatan Kemampuan Peneliti

dan Perekayasa (PKPP) sebanyak 3 judul yaitu 1) Analisis faktor-fakor yang

berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit rakyat di Provinsi Bengkulu, 2) Berbagai

Klon Unggul Karet Spesifik Untuk Peningkatan Produksi Karet Rakyat Di Bengkulu, 3)

Kajian Efikasi, Efisiensi Dan Perkembangan Gulma Jangka Pendek Dari 3 Herbisida

Pada Kelapa Sawit Rakyat Di Provinsi Bengkulu dan program system inovasi nasional

(SINas) sebanyak 2 judul: 1) Model usaha sapi potong dilahan kering berbasis

tanaman sawit dan 2) Pengembangan enkapsulasi minyak sawit merah sebagai

engredien pangan fingional untuk peningkatan nilai tambah minyak sawit merah

sebesar 20%.

4.3. Urusan Perencanaan dan Program

Urusan perencanaan dan program meliputi penyiapan bahan penyusunan

rencana dan program pengkajian serta diseminasi, melakukan penyiapan bahan

penyusunan anggaran pengkajian dan diseminasi serta menyusun database dan SIM.

Menyiapkan bahan pembahasan rencana dan program pengkajian/diseminasi,

menghimpun, mengolah menyajikan data pelaksanaan program pengkajian dalam

Data Base Sistem Informasi Manajemen Program (SIMPROG). Menyiapkan bahan

penyusunan dan pembahasan rencana dan program pengkajian. Menyiapkan bahan

usulan dan perhitungan anggaran pengkajian. Menyiapkan bahan pendukung

pembahasan anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari aspek

komponen kegiatan pengkajian. Mengusulkan, mengolah dan menyiapkan bahan

para daftar isian pelaksanaan anggaran dan lembaran kerja (RKA-KL) berdasarkan

satuan tiga. Menyiapkan bahan dan menyelesaikan naskah serta rencana operasional

kegiatan. Disamping itu juga mendapatkan umpan balik bagi kegiatan pengkajian

maupun diseminasi. Urusan Perencanaan dan Program juga melaksanakan seminar

ROPP/RODHP, Temu Informasi Teknologi serta seminar hasil pengkajian.

4.4. Evaluasi dan Pelaporan

Page 30: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

30

Monitoring dan evaluasi (Monev) kegiatan pengkajian dan diseminasi tahun

anggaran 2012 telah dilakukan oleh Tim Monitoring dan Evaluasi yang terdiri dari

pejabat struktural, Ketua Kelompok Pengkaji dan staf program. Monev kegiatan

pengkajian dan diseminasi BPTP Bengkulu TA. 2012 bertujuan untuk

mengevaluasi/menilai kegiatan pengkajian dan diseminasi dan memberikan saran

sebagai masukan dalam perbaikan kegiatan dan laporan.

Monev tersebut dilakukan terhadap administrasi dan pelaksanaan kegiatan

penelitian/pengkajian dan diseminasi di lapangan yang terdiri dari 12 kegiatan

pengkajian dan 7 kegiatan diseminasi. Monev administrasi dilakukan dengan

mengevaluasi kesesuaian dan kelengkapan kegiatan pengkajian dan diseminasi

secara administrasi mulai dari RPTP/RDHP, ROPP/RPTP dan Juknis/Juklak,

Sedangkan monev lapangan dilakukan dengan membandingkan ROPP/RODHP dan

Juknis/Juklak dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Page 31: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

31

V ANGGARAN

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu sebagai lembaga

pengkajian pusat yang berada di daerah memiliki tugas dan fungsi melakukan

kegiatan pengkajian serta perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.

Untuk menjalankan aktivitas tersebut, BPTP Bengkulu mengelola anggaran

pembiayaan tahunan untuk kepentingan berbagai kegiatan selama satu tahun.

Dalam melaksanakan tupoksinya sebagai unit pelaksana teknis dibidang

pengkajian dan pengembangan Satker BPTP Bengkulu pada TA. 2012 didukung oleh

sumber dana yang berasal dari Dana APBN dalam bentuk Rupiah Murni (RM).

Anggaran Satker Susunan Surat Pengesahan Daftar Isian Anggaran (DIPA)

BPTP Bengkulu TA. 2012 tanggal 19 Desember 2011 sebesar Rp 9.709.994.000,-.

Dana tersebut dialokasikan untuk melaksanakan program-program Badan Litbang

Pertanian dalam mendukung Program Kementerian Pertanian. Selain itu BPTP

Bengkulu mendapatkan dana dari Kementerian Riset dan Teknologi melalui program

Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa dan Sistem Inovasi Nasional

sebanyak Rp. 950.000.000,-. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Belanja Tahun

2012 dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Belanja Tahun 2012.

No Jenis Belanja

Pagu DIPA (Rp) Realisasi (Rp) Sisa Dana (Rp)

Realisasi

(%)

1. Pegawai 3.574.602.000 3.677.731.606 103.129.606 102,89

2. Barang 5.381.392.000 4.841.896.327 539.495.673 89,97

3. Modal 754.000.000 748.067.000 5.933.000 99,21

Jumlah DIPA 9.709.994.000 9.267.694.933 442.299.067 95,44

4 PKPP (ristek) 600.000.000 600.000.000 0 100,00

5 SINas 350.000.000 350.000.000 0 100,00

Realisasi belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip

penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga (RKA-KL). Realisasi keuangan Satker BPTP Bengkulu atas dasar

SP2D sampai dengan akhir TA. 2012 mencapai Rp. 9.267.694.933,- (95,44%) dari

total anggaran yang dialokasikan dalam DIPA 2012. Realisasi anggaran tertinggi

Page 32: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

32

pada belanja pegawai sebesar Rp. 3.677.731.606 (102,89%). Realisasi anggaran

terendah pada belanja barang, yaitu sebesar Rp. 4.841.896.327 (89,97%). Sisa

anggaran tahun 2012, yaitu sebesar sebesar Rp. 442.299.067,- atau 4.56%.

Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dihasilkan oleh BPTP Bengkulu

pada tahun 2012 diperoleh dari penerimaan umum dan penerimaan fungsional.

Estimasi PNBP yang dialokasikan pada Satker BPTP Bengkulu sesuai DIPA tahun

anggaran 2012 adalah sebesar Rp. 15.426.000 yang terdiri sari estimasi penerimaan

umum sebesar Rp 4.999.000 dan penerimaan fungsional sebesar Rp. 10.427.000

Realisasi penerimaan umum pada tahun 2012 sebesar Rp. 24.864.531 sehingga

estimasi PNBP pada tahun 2012 mengalami surplus sebesar Rp. 19.865.531 atau

mencapai 497,39%. Sedangkan realisasi penerimaan fungsional pada tahun 2012

dari estimasi Rp. 10.427.000 realisasi sebesar Rp. 55.949.700 atau mengalami

surplus sebesar Rp. 45.522.700 atau mencapai 536,58%. Berdasarkan kategorinya,

penerimaan umum diperoleh dari penerimaan pendapatan sewa rumah dinas/negara,

penerimaan kembali belanja pegawai pusat TAYL, dan pendapatan anggaran lain-lain

(tunjangan fungsional peneliti). Pendapatan fungsional diperoleh dari pendapatan

info penerbitan dan hasil cetak di laboratorium diseminasi, jasa analisis tanah di

laboratorium tanah, pendapatan penjualan hasil pertanian berupa benih padi dari

Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) dan pendapatan penjualan hasil pertanian

kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL).

Page 33: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

33

VI INTISARI HASIL KEGIATAN

6.1. Kegiatan Koordinasi

6.1.1. Koordinasi dan Sinkronisasi Ekstrnal dan Internal

Peran utama bidang pertanian dalam pembangunan nasional adalah sebagai

penyumbang perolehan devisa, penyedia lapangan kerja, dan penanggulangan

kemiskinan. Bidang pertanian juga menjadi tumpuan dalam mengembangkan

kegiatan ekonomi perdesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian.

Dengan demikian bidang pertanian mempunyai peranan yang cukup besar dalam

pertumbuhan ekonomi nasional.

Pembangunan pertanian membutuhkan kerjasama dan dukungan banyak

pihak, komunikasi yang intensif antar berbagai pemangku kepentingan seperti

pemerintah pusat dan daerah, pelaku usaha, lembaga swadaya masyarakat, dan

petani sebagai subyek pembangunan daerah ( Menteri Pertanian RI 2007). Dimana

semua komponen tersebut mempunyai peranan penting dalam bidang pertanian,

baik dalam menaggapi isu-isu aktual di bidang pertanian maupun dalam hal

pengembangan inovasi teknologi pertanian. Dari sisi manajemen dipahami bahwa

pembangunan pertanian perlu memadukan fungsi-fungsi yang ada diberbagai sektor

dan tata-hubungan pemerintah, pemerintah provinsi dengan kabupaten/kota,

legislatif serta masyarakat pertanian kesemuanya perlu bahu membahu dan memiliki

visi yang sama.

Dalam pembangunan pertanian, Kementerian Pertanian mempunyai program

untuk swasembada (jagung dan kedelai) dan swasembada berkelanjutan (padi),

Swasembada daging sapi, swasembada gula, dan pengembangan Kawasan

Hortikultura. Sebagai upaya percepatan pelaksanaan berbagai program tersebut,

diperlukan adanya sinergi yang saling memperkuat antara berbagai stakeholder yang

terkait, baik secara horizontal maupun secara vertikal. Sehubungan dengan upaya

untuk mendukung tercapainya berbagai program dan kegiatan tersebut, BPTP

Bengkulu sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) Badan Litbang Pertanian di daerah

yang memiliki tugas dan fungsi dalam penyiapan kerjasama serta penyebarluasan

dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi

pertanian tepat guna spesifik lokasi, maka diperlukan suatu kegiatan untuk

Page 34: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

34

menfasilitasi Koordinasi dan Sinkronisasi dengan stakeholder sebagai upaya untuk

menindaklanjuti pelaksanaan program Kementerian Pertanian dan pelaksanaan

program pembangunan pertanian di wilayah Bengkulu.

Kegiatan yang telah dilakukan terkait koordinasi dan sinkronisasi ekternal

dan internal adalah sebagai berikut:

1. Koordinasi Pimpinan Kelembagaan Penyuluhan dalam rangka menuju surplus 10

juta ton beras tahun 2012 di Jakarta dan Koordinasi Program ke Bogor.

2. Mengikuti Raker Lingkup BBP2TP di Batam tanggal 6 – 9 Maret 2012.

3. Pertemuan koordinasi dan evaluasi manajemen pembibitan ternak terpadu di

Bogor.

4. Pertemuan koordinasi dan evaluasi manajemen pembibitan ternak terpadu di

Bogor.

5. Workshop kerjasama pengkajian dan diseminasi TA. 2012 di Cisarua Bogor.

6. Workshop kerjasama pengkajian dan diseminasi TA. 2012 di Cisarua Bogor.

7. Rapat Koordinasi Eksternal melalui Kegiatan Sosialisasi Program Pengkajian dan

Diseminasi BPTP Bengkulu TA. 2012.

8. Temu Informasi Teknologi Pertanian dan Ekspose Pemanfaatan Lahan

Pekarangan.

9. Temu Informasi Teknologi Pertanian dan Ekspose Pemanfaatan Lahan

Pekarangan.

6.1.2 Sosialisasi Kegiatan ke Stakeholder

Sosialisasi kegiatan BPTP kepada stakeholders Kabupaten/Kota dilaksanakan

dalam rangka meningkatkan kapasitas instusi dengan pemaparan rencana kegiatan

BPTP tahun 2012 yang akan dilaksanakan di Kabupaten dan Kota serta evaluasi

kegiatan yang telah dilaksanakan.

Tujuan dilaksanakannya sosialisasi adalah: 1) Mensosialisasikan program

strategis Kementerian Pertanian (utamanya SL-PTT, Permentan 45, dan KRPL) serta

kegiatan yang dilakukan BPTP Bengkulu di Kabupaten dan Kota; 2) Menyamakan

persepsi antar instansi terkait tentang program strategis Kementerian Pertanian

terutama SL-PTT, Permentan 45, dan KRPL; 3) Mendapatkan masukan dari

stakeholder di Kabupaten dan Kota tentang kegiatan BPTP yang sedang berlangsung

maupun yang akan dilaksanakan pada tahun mendatang.

Page 35: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

35

Metode yang digunakan adalah komunikasi tatap muka, guna memperoleh

umpan balik /feed back dan kesepakatan secara langsung dari stakeholders dan

pengguna. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Sosialisasi dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Waktu dan Lokasi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Tahun 2012.

No Materi Tempat Waktu

pelaksanaan

1 Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada stakeholders di Kab. Bengkulu Tengah

BPTP Bengkulu 24Maret 2012

2 Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada

stakeholders di Kab. Kepahiang

Aula Bappeda 28 Februari

3 Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada stakeholders di Kabupaten Rejang Lebong

Aula Dinas Pertanian

25 April 2012

4 Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada stakeholders di Kota Bengkulu

Hotel Santika 26 Maret 2012

5 Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada stakeholders di Kaur

Aula Dinas Pertanian

Maret 2012

6 Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada stakeholders di Bengkulu Selatan

Aula Dinas Pertanian

Maret 2012

Sosialisasi kepada stakeholders se Provinsi Bengkulu dilaksanakan untuk

mensinergikan kegiatan BPTP dengan Dinas/instansi terkait. Pada kesempatan itu

disampaikan hasil litkaji BPTP tahun 2011, rencana kegiatan BPTP di Kabupaten yang

bersangkutan tahun 2012, serta umpan balik kebutuhan inovasi dari stakeholders.

Sosialisasi Kabupaten Bengkulu Tengah diikuti 40 peserta, yang berasal dari:

Bappeda, Dinas Pertanian dan Perkebunan, BP4K, Dinas Kelautan dan perikanan,

BKP Benteng, Tim penggerak PKK Kabupaten, PPK/Korluh, Petani Kooperator

Gambar 3. Sosialisai Program BPTP Bengkulu Tahun 2012 di Kota Bengkulu.

Page 36: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

36

kegiatan MKRPL, peneliti dan penyuluh BPTP. Rangkaian Acara: diawali dengan

Pembukaan, diikuti Penyampaian Materi dan diskusi, dan Penutupan.

Pembukaan, acara sosialisasi dibuka secara resmi oleh Ka. BPTP Bengkulu,

dilanjutkan dengan penyampaian program BPTP 2012, serta diskusi langsung

dipimpin oleh ka BPTP.

a. Penyampaan Materi

Kegiatan BPTP Bengkulu tahun 2012 yang dsampaikan kepada stakeholders

Kab Benteng antara lain: Permentan No. 12 tahun 2011 dan rencana pendampingan

SL-PTT, PSDSK (Dr. Wahyu), Kegiatan M-KRPL (Dr. Umi PA). Disamping kegiatan

BPTP juga disampaikan kegiatan Dinas Pertanian dalam Implementasi Permentan No.

12 tahun 2011 tentang Tata Hubungan kerja antar kelembagaan teknis, penelitian

dan pengembangan, dan penyuluhan pertanian dalam mendukung peningkatan

produksi beras nasional/P2BN (disampaikan sekretaris Dinas), Badan Ketahanan

Pangan menyampaikan program optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan.

b. Diskusi

1. Perlu tambahan pengetahuan apakah Gadung bisa diolah menjadi makanan

yang bermanfaat.

2. Untuk M-KRPL dapat dicoba di kawasan penduduk asli.

3. Bappeda sebagai perencana sudah mengakomodir seluruh program

pembangunan ini (10 juta ton, dsb), namun masih ada kendala pembiayaan

daerah.

Permasalahan yang dihadapi antara lain :

1. Alih fungsi lahan dari padi ke sawit banyak (BPTP perannya apa).

2. Hasil-hasil kajian yang dilaksanakan di Bengkulu Utara belum disampaikan ke

penyuluh lapangan.

3. Informasi teknologi yang berupa media cetak masih sangat diperlukan, bagi

penyuluh di lapangan.

4. VUB yang spesifik belum banyak tersedia, dosis pupuk dan pengendalian hama.

5. musim tanam tidak seragam.

6. Waktu tanam padi darat/ gogo tidak jelas.

Rencana Tindak Lanjut adalah:

Page 37: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

37

1. Perlu tindak lanjut dan ketegasan dari pemerintah Kabupaten

2. Segera dikompilasi hasil-hasil Litkaji BPTP Bengkulu untuk diterbitkan dan

didistribusikan ke stakeholders (utamanya di tingkat Provinsi dan kabupaten)

3. Perlu sosialisasi UPBS kita ke seluruh Kabupaten/Kota

4. Setiap kegiatan pengkajian dan diseminasi wajib membuat paket teknologi yang

dikaji dalam bentuk leaflet dan dibagikan kepada petani, penyuluh lapangan dan

BPP dimana kegiatan berlangsung

Sosialisasi di Kota dan stakeholders Provinsi Bengkulu

Kegiatan diikuti 50 orang, yang berasal dari: Dinas Pertanian Provinsi dan

Kota, Dinas perkebunan dan kehutanan Provinsi dan Kota, Bappeda Provinsi dan

Kota, Bakorluh, BP4K Kota, Dinas Perikanan Provinsi dan Kota, Badan Ketahanan

Pangan Provinsi dan Kota, Balitbangda, Badan Pemberdayaan Perempuan,

Masyarakat dan Keluaraga Berencana Provinsi dan Kota, Tim penggerak PKK Provinsi

dan Kota.

Pembukaan: oleh Kepala BPTP Bengkulu (Dr. Dedi Sugandi), dilanjutkan

Penyampaian Materi dan Diskusi, moderator oleh Kepala Badan Pemberdayaan

Perempuan, Masyarakat dan KB Provinsi Bengkulu (Ir. Diah Iriani, Msi).

1 Penyampaian materi diawali dari BPTP yaitu : program BPTP tahun 2012 serta

implementasi Permentan no.12 Tahun 2011 (Dr. Dedi Sugandi), serta kegiatan M-

KRPL tahun 2012 di Bengkulu (Dr. Umi PA).

2 Materi selanjutnya disampaikan dari Dinas lingkup Pertanian di Provinsi yaitu :

Program PSDSK di Bengkulu oleh Kepala Dinas Peternakan Prov Bengkulu (Drh.

Irianto Abdullah), Implementasi permentan 12. Tahun 2011 dan PUAP di

Bengkulu oleh Plh Kadistan (Ir. Trismartono PW), Pelaksanaan program

pemanfaatan lahan pekarangan oleh Kepala BKP (Muslih, SH.MH), serta

Dukungan penyuluh dalam kegiatan P2BN dan PUAP di Bengkulu boleh

Sekretariat Bakorluh Provinsi Bengkulu (Ir. Trasno).

Hasil diskusi disepakati adanya sinergi kegiatan antar SKPD, bahan informasi

teknologi untuk tanaman di pekarangan belum ada sehingga tanaman sering mati,

mohon kegiatan M-KRPL dapat melibatkan tim penggerak PKK.

Tindak lanjut dari pertemuan ini adalah:

Page 38: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

38

1. BPTP siap menerbitkan petunjuk teknis budidaya dan pemeliharaan tanaman

sayuran.

2. M-KRPL akan diperluas ke PKK, sekolah dan Puskesmas yang ada di desa terpilih.

3. Informasi tentang M-KRPL (bahan cetakan) akan disebarluaskan ke semua

Kabupaten, juga akan disebarluaskan melalui siaran radio ataupun TVRI.

6.1.3. Pameran Inovasi Teknologi

Pameran Inovasi direncanakan dalam anggaran sebanyak 1 kali namun

realisasi dapat dilaksanakan sebanyak 4 kali yaitu di Kota Bengkulu (dalam rangka

HUT Kota Bengkulu), di Balitbangda dalam rangka Hakteknas, di halaman Dinas

Pertanian (Hortikultura Expo), serta di Nusa Tenggara Timur dalam rangka PPSL

lahan kering.

Pada pameran inovasi dalam rangka HUT Kota Bengkulu BPTP menampilkan

Inovasi pengelolaan lahan perkotaan untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan di

Kota Bengkulu dilaksanakan pada bulan Maret selama 6 hari di Halaman Kantor

Walikota Bengkulu. Acara dibuka oleh Bapak Walikota,didampingi seluruh muspida,

ibu-ibu PKK, LPM, SDPD Kota Bengkulu. Dari inovasi yang ditampilkan yang paling

banyak diminati adalah inovasi M-KRPL (tanaman sayuran dalam polybag). Jumlah

pengunjung pameran selama 6 hari sekitar 600 pengunjung. Dampak dari kegiatan

pameran, banyak masyarakat dan stakeholders berkunjung ke KBI dan Display M-

KRPL yang ada di lokasi kantor BPTP.

Pameran kedua dilaksanakan bersamaan dengan ekspose pemanfaatan

lahan pekarangan dalam rangka TITP 2012 di halaman BPTP Bengkulu. Acara

pameran dibuka oleh Asisten II Setda Provinsi, dan dikunjungi oleh Bpk Walikota

Bengkulu, serta stakeholders dan siswa SMP dan SMA sebanyak 200 pengunjung.

Pameran Inovasi ke tiga dilaksanakan dalam rangka Hari Kebaktian

Teknologi Nasional bertempat di Balitbangda Provinsi Bengkulu dilaksanakan pada

bulan Agustus 2012 selama 1 hari. Materi yang dipamerkan adalah inovasi

pemanfaatan lahan pekarangan, inovasi peningkatan produksi padi, dan inovasi

pengolahan hasil. Acara pameran dibuka oleh Plt Gubernur, Asisten Setda Provinsi,

seluruh kepala SKPD se Provinsi Bengkulu, Universitas, serta anak sekolah. Jumlah

pengunjung sebanyak 300 orang.

Page 39: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

39

Pameran Inovasi ke empat dilaksanakan di BPTP Nusa Tenggara Timur

dalam rangka PPSL lahan kering pada bulan September 2012 selama 4 hari. Pada

kesempatan itu pameran dibuka oleh Bpk. Kepala Badan Litbang Pertanian beserta

seluruh eselon II lingkup Badan Litbang, seluruh BPTP se Indonesia, dan masyarakat

luas NTT. Materi yang ditampilkan pada saat pameran adalah hasil inovasi BPTP

Bengkulu di lahan kering antara lain : teknologi budidaya Jeruk Gerga Lebong,

olahan Jeruk Kalamansi (sirup), Kakao. Kopi luwak, dan beberapa banner.

Pameran inovasi ke empat dilaksanakan di Dinas Pertanian Provinsi

Bengkulu bersamaan dengan acara Hortikultura Expo dalam rangka HUT Provinsi

Bengkulu, yang diikuti oleh seluruh Kabupaten/Kota. Acara dibuka oleh Plt Gubernur,

dihadiri oleh seluruh SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pameran dilaksanakan

selama 7 hari pada bulan November 2012, jumlah pengunjung diperkirakan 500

orang. Materi yang ditampilkan dalam pameran antara lain : inovasi lahan

pekarangan dengan irigasi tetes, budidaya tanaman sayuran, buah-buahan (pepaya

Merah Delima, pisang tanpa jantung), teknologi pengendalian lalat buah pada Jeruk,

serta budidaya kentang merah.

6.1.4. Open House/ekpose

Kegiatan open house dan ekspose dilaksanakan pada bulan Desember 2012

selama 2 hari bersamaan dengan kegiatan seminar hasil litkaji tahun 2012. Jumlah

peserta sebanyak 200 orang yang terdiri dari seluruh stakeholders Kabupaten/Kota,

stakeholders Provinsi, serta 9 BPTP di luar Bengkulu. Tema open house “Inovasi

Gambar 4. Kegiatan Pameran Inovasi Teknologi Pertanian di Kota Bengkulu.

Page 40: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

40

Teknologi Spesifik Lokasi Mendukung Empat Sukses Program Strategis Kementerian

Pertanian di Provinsi Bengkulu”.

Tujuan kegiatan: 1) Menyebarluaskan inovasi hasil pengkajian dan

diseminasi teknologi pertanian kepada stakeholder dan pengguna teknologi lainnya;

2) Mendapatkan numpan balik untuk penyempurnaan kegiatan pengkajiian dan

diseminasi dimasa mendatang; 3) Tukar menukar informasi tentang berbagai

pengembangan usahatani berbasis inovasi teknologi pertanian dalam mewujudkan

pembangunan pertanian di provinsi Bengkulu.

Open House Expo dan Seminar Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi

(Exsitek) dihadiri oleh: a) Perguruan tinggi sebanyak 15 orang, b) Lembaga lingkup

pertanian Provinsi Bengkulu sebanyak 15 orang, c) lingkup pertanian

Kabupaten/Kota Bengkulu sebanyak 20 orang, d) Lembaga penelitian/pengkajian di

Provinsi Bengkulu sebanyak 50 orang, dan e) Peneliti dari provinsi lain sebanyak 15

orang.

Pada saat pembukaan dihadiri oleh: a) Gubernur Bengkulu yang diwakili oleh

Asisten II Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan; Ir. H.M. Nashsyah, MM,

MT (Gubernur tidak bisa hadir karena persiapan pelantikan definitif Gubernur

bengkulu pada tanggal 17 Desember 2012), b) kepala Badan Litbang Pertanian yang

diwakili oleh Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pegembangan Teknologi Pertanian

(BBP2TP) Bogor; Dr. Kasdi Subagiyono, c) Kepala Dinas instansi lingkup pertanian

Provinsi Bengkulu, d) Kelompok tani, dan e) Tokoh masyarakat sekitar BPTP

Bengkulu.

Gambar 5. Kegiatan Open House dan Ekspose Tahun 2012 di BPTP Bengkulu

Page 41: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

41

Ekspose dan Seminar inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi (Exsitek) ini

tidak hanya mengundang antusias petani, nampak mahasiswa, pelajar, dan

stakeholder juga hadir. Selain itu kegiatan ini diliput oleh Koran setempat, RRI

Regional Bengkulu, dan TVRI Bengkulu. Penyampaian materi expo dilakukan dalam

berbagai bentuk sehinga dapat diterima secara cepat dan tepat oleh barbagai

sasaran. Open House ini rencananya akan menjadi ajang acara dua tahunan BPTP

Bengkulu dengan akronim EXSITEK yaitu singkatan dari Expose Inovasi Teknologi

Pertanian Spesifik Lokasi.

6.2. Kegiatan Pengkajian

6.2.1. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Di Bengkulu (Rekomendasi Program Ketahanan Pangan Dan

DampakPerubahan Iklim) Salah satu fungsi BPTP Bengkulu adalah membantu Pemerintah Daerah

(Provinsi/Kabupaten/Kota) di Bengkulu dalam merumuskan alternatif rekomendasi

kebijakan pembangunan pertanian. Pada tahun 2012 melalui kegiatan Analisis

Kebijakan telah dilakukan survei yang bertujuan untuk: (1) melakukan analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi petani melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi

kebun kelapa sawit rakyat, dan (2) melakukan analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi petani melakukan diversifikasi pangan melalui pemanfaatan

pekarangan. Dari survei ini diharapkan diperoleh alternatif strategi pencegahan alih

fungsi lahan pertanian tanaman pangan dan strategi pemanfaatan pekarangan

sebagai penyedia sumber pangan keluarga. Survei dilaksanakan di beberapa

kabupaten sesuai dengan topik kajian. Data yang dikumpulkan meliputi keragaan

responden dan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi petani melakukan alih

fungsi lahan dan diversifikasi pangan melalui pemanfaatan pekarangan. Data

dianalisis secara deskriptif dan statistik. Sampai dengan bulan Desember tahun 2012

telah dilakukan survei di 6 kabupaten yaitu: (1) Kabupaten Bengkulu Utara dan

Bengkulu Selatan untuk mensintesis strategi pencegahan alih fungsi lahan pertanian

tanaman pangan menjadi perkebunan kelapa sawit rakyat di Provinsi Bengkulu; (2)

Kabupaten Bengkulu Tengah, Seluma, Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu untuk

mendapatkan rekomendasi diversifikasi pangan melalui pemanfaatan pekarangan.

Page 42: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

42

Dari survei tersebut diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

petani melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kebun kelapa sawit di Bengkulu

adalah luas lahan sawah, tingkat pengetahuan petani tentang larangan melakukan

alih fungsi lahan tanaman pangan, kekurangan air irigasi, dan pendapatan usahatani

padi yang lebih rendah daripada kelapa sawit. Rekomendasi alternatif arah kebijakan

untuk mengantisipasi alih fungsi lahan pertanian menjadi kebun kelapa sawit di

Bengkulu adalah: 1) menetapkan lahan abadi pertanian tanaman pangan di wilayah-

wilayah sentra produksi padi untuk mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian

menjadi kebun kelapa sawit, 2) melakukan perbaikan saluran irigasi dan mendorong

peran kelembagaan petani dalam pengelolaan jaringan irigasi, 3) meningkatkan

penyuluhan kepada petani, kelompok tani, dan pemuka masyarakat tentang aturan

perundangan mengenai larangan alih fungsi lahan, dan 4) meningkatkan

produktivitas padi melalui penerapan teknologi untuk peningkatan pendapatan

petani. Rekomendasi alternatif arah kebijakan untuk mengembangkan pemanfaatan

pekarangan untuk meningkatkan diversifikasi pangan di Bengkulu adalah: 1)

meningkatkan penyuluhan kepada wanita tani tentang teknologi dan manfaat

pemanfaatan pekarangan, 2) membuka peluang pemanfaatan pekarangan secara

berkisanambungan dengan menumbuhkan kelompok pengolahan hasil pertanian.

6.2.2. Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan Jeruk Gerga di Lebong

Jeruk RGL merupakan komoditas unggulan Kabupaten Lebong karena

mempunyai keunggulan kompetitif yaitu buahnya berwarna kuning-orange dan

berbuah sepanjang tahun. Salah satu masalah yang dihadapi dalam pengembangan

Gambar 6. Rangkaian Kegiatan Anjak di Provinsi Bengkulu

Page 43: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

43

jeruk RGL yang ditemui di lapangan pada proses produksi jeruk RGL di Lebong,

diantaranya adalah belum ada dosis pupuk yang spesifik lokasi, biaya pupuk dan

pestisida yang tinggi dan penampilan sebagian kulit buah pucat dan tidak mulus atau

burik/kusam. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian dengan tujuan meningkatkan

kuantitas dan kualitas jeruk. Pengkajian dilaksanakan pada tahun 2012 di Kelurahan

Rimbo Pengadang, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong. Ruang lingkup

pengkajian yaitu: 1) pengkajian pemangkasan dan pemupukan jeruk RGL dan 2)

kajian saat petik buah jeruk yang optimal. Pengkajian pemangkasan dann

pemupukan menggunakan RAK faktorial 2 faktor dengan faktor ke-1 adalah

pemangkasan yang terdiri dari 2 perlakuan pangkas yaitu (1) pemangkasan

rekomendasi dan (2) pemangkasan cara petani (kontrol). Faktor ke-2 adalah

pemupukan yang terdiri dari 3 perlakuan pupuk yaitu: (1) berdasarkan hasil panen

terangkut; (2) berdasarkan analisis tanah dan tanaman dan (3) berdasarkan

teknologi petani (kontrol). Jumlah kombinasi perlakuan ada 6 dengan ulangan

sebanyak 4 kali. Pengamatan yang dilakukan meliputi keragaan vegetatif tanaman,

jumlah/produktivitas buah, dan hama penyakit utama yang mempengaruhi kuantitas

dan kualitas buah. Kajian saat petik buah optimal menggunakan RAL dengan 7

perlakuan saat petik yang diulang 3 kali dengan pengambilan buah menurut

kuadran. Perlakuan saat petik : 32, 34, 36, 38, 40, 42, 44 minggu setelah bunga

mekar.

Gambar 7. Kegiatan Pengkajian Jeruk Gerga di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu

Page 44: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

44

Parameter yang diukur adalah kualitas buah (nilai brix). Data yang diperoleh

dianalisis secara statistik. Hasil pengkajian selama 2 kali pemupukan memperlihatkan

bahwa perlakuan pemupukan berdasarkan analisis tanah dan tanaman dengan

pemangkasan rekomendasi (rutin) maupun cara petani menghasilkan jumlah buah

yang lebih banyak yaitu masing-masing 95 dan 133 buah/pohon. Penampilan buah

yang terbaik pada pohon yang dipangkas secara rutin. Dari kajian saat petik buah

yang optimal belum diperoleh umur buah yang tepat untuk memperoleh kualitas

buah yang tinggi, karena pemetikan buah baru dilakukan 2 kali. Nilai brix yang

diperoleh adalah 11. Kajian masih berlangsung hingga Februari 2013.

6.2.3. Pengkajian Peluang Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas Ternak Sapi perah di Kabupaten Rejang Lebong

Dalam usaha perternakan sapi perah, kualitas susu dipengaruhi oleh genetik

(bibit), pakan dan tatalaksana pemeliharaan. Pakan merupakan bagian terpenting

dan menentukan tinggi rendahnya kualitas susu, pertumbuhan dan pada akhirnya

akan menentukan besar kecilnya pendapatan. Tujuan pengkajian adalah mengkaji

peluang pemanfaatan bahan baku pakan lokal untuk pengembangan ternak sapi

perah dan mengkaji pengaruh pemberian pakan tambahan berbahan baku lokal

terhadap peningkatan produktivitas ternak sapi perah. Pengkajian menggunakan

Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang dilaksanakan pada kelompok (P4S) Harapan

Maju Kelurahan Air Duku, Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong dengan

menggunakan 20 ekor sapi selama 4 bulan, dimulai Januari sampai dengan

November 2012 dengan 4 perlakuan 5 ulangan, perlakuan 1 (P1) hijauan 10% dari

berat badan ditambah dedak padi 2 kg ditambah konsentrat 0,8 kg ditambah kulit

kopi 0,2 kg ditambah ultramineral 0,1 kg ditambah ubi kayu 1,0 kg, Perlakuan 2 (P2)

hijauan 10% dari berat badan ditambah dedak padi 2 kg ditambah konsentrat 0,4

kg ditambah kulit kopi 0,6 kg ditambah ultramineral 0,1 kg ditambah ubi kayu 1,0 kg,

Perlakuan 3 (P3) ) hijauan 10% dari berat badan ditambah dedak padi 2 kg

ditambah kulit kopi 0,1 kg ditambah ultramineral 0,1 kg ditambah ubi kayu 1,0 kg

dan Perlakuan 4 (P4) hijauan saja (kontrol).

Page 45: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

45

Hasil kegiatan diperoleh data sebagai berikut perlakuan pertama adalah rata-

rata produksi susu 15 liter/ekor/hari, kadar protein 15,52%, lemak 3,28%, pH 6,72

dan BJ 1,0272, Perlakuan kedua produksi susu 13 liter/ekor/hari, kadar potein

15,168%, lemak 3,78%, pH 6,62 dan BJ 1,0298, perlakuan ketiga produksi susu 12

liter/ekor/hari, kadar protein 14,244%, lemak 3,78%, pH 6,78 dan BJ 1,0247,

sedangkan perlakuan keempat (kontrol) produksi susu 8 liter/ekor/hari, kadar protein

12,414%, lemak 4,5%, pH 6,72 dan BJ 1,0285. Kesimpulan Pemberian pakan

tambahan berbahan baku lokal dapat meningkatkan kadar protein, kadar lemak,

kadar pH dan Berat Jenis susu sapi perah di Kabupaten Rejang Lebong.

6.2.4. Pengkajian Teknologi Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) di Kabupaten Kepahiang

Pengkajian Teknologi Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK)

dilakukan di Desa Suro Bali Kacamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang Propinsi

Bengkulu dari bulan Februari – November 2012. Daerah ini merupakan salah satu

sentra produksi kakao di Kabupaten Kepahiang. Tujuan Pengkajian ini adalah 1)

Mengkaji implementasi paket teknologi pengendalian hama PBK pada perkebunan

kakao milik rakyat dan 2) Mempelajari respon petani terhadap paket teknologi

pengendalian PBK. Dalam pengkajian ini Menggunanak rancangan acak Kelompok

(RAK) dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Menggunakan lahan perkebunan

kakao petani seluas 5 ha. Perlakuan merupakan komponen teknologi pengendalian

Hama PBK yang disusun antara lain: 1) Pemangkasan, panen sering, sanitasi dan

pengendalian hayati, 2) Pemangkasan, panen sering, sanitasi, dan pengendalian

Gambar 8. Pengkajian Peluang Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas Sapi Perah di Kabupaten Rejang Lebong.

Page 46: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

46

kimiawi, 3) Pemangkasan, panen sering, sanitasi dan sarungisasi buah kakao, dan 4)

Kontrol (kebiasaan petani). Pemupukan diberikan sesuai anjuran.

Parameter yang diamati adalah persentase buah terserang (%), intensitas

serangan (%), dan berat biji basah dan kering (gram). Pengamatan dilakukan setiap

minggu. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa penerapan komponen teknologi

pemangkasan, panen sering, sanitasi dan penyarungan buah memperlihatkan

terjadinya penurunan intensitas serangan berat dari 53,33 % pada 4 minggu setelah

aplikasi teknologi (MSA) menjadi 36,67 % pada 8 minggu setelah aplikasi teknologi

(MSA). Produktifitas meningkat dari rata rata 835 kg/ha/th menjadi 960 kg/ha/th

dalam masa 8 bulan penerapan inovasi teknologi pengendalian PBK. Pada

pengamatan analisis usahatani dengan nilai R/C 3,42, maka secara ekonomi,

usahatani kakao yang dikelola petani dengan inovasi teknologi dapat memberikan

keuntungan yang signifikan dan layak untuk diusahakan secara berkelanjutan.

6.2.5. Pengkajian Peluang Pasar dan Teknologi Produksi Kentang Merah

Spesifik Lokasi Dataran Tinggi dan Medium Provinsi Bengkulu

Pengkajian Peluang Pasar dan Teknologi Produksi Kentang Merah Spesifik

Lokasi Dataran Tinggi dan Medium Provinsi Bengkulu terdiri dari dua kegiatan

pengkajian yaitu peluang pasar dan Teknologi Produksi Kentang Merah. Tujuan

dilakukan guna: a) mendapatkan gambaran kelayakan usahatani Kentang Merah

yang menguntungkan, b) melakukan penilaian pasar atas produk kentang di dua

Kabupaten yaitu Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang, c) alternatif

pengembangan Kentang Merah di Provinsi Bengkulu.

Gambar 9. Kegiatan Pengkajian Kakao di laksanakan di Kabupaten Kepahiang.

Page 47: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

47

Hasil kajian yang diharapkan gambaran tentang situasi pasar, potensi pasar,

serta atribut-atribut kentang yang disukai konsumen. Informasi hasil kajian ini akan

digunakan untuk menyusun strategi pemasaran bagi petani-petani kentang di

Provinsi Bengkulu, 2) Penerapn teknologi produksi dilakukan dengan: a) pelaksanaan

pengkajian secara partisipatif di lahan 3 orang petani kooperator di lahan dataran

tinggi dan 3 orang petani kooperator di lahan dataran medium, dan b) pengkajian

dilakukan sebanyak 4 ulangan. Pengkajian bertujuan untuk mengetahui peluang

pasar Kentang Merah dan mendapatkan teknologi Budidaya Kentang Merah spesifik

dataran tinggi dan dataran medium di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.

Keuntungan usahatani kentang yang telah dilakukan cukup besar dengan tingkat

pengembalian biaya tertinggi sebesar 1,5 yang berarti usahatani kentang di lokasi

layak diusahakan. Produktivitas umbi tertinggi rata-rata 16,000 ton/ha untuk dataran

medium dan produktivitas umbi tertinggi rata-rata 22,500 ton/ha untuk dataran

tinggi.

6.2.6. Studi Potensi dan Peluang Pengembangan Sapi Perah di Bengkulu

Kesadaran masyarakat akan konsumsi susu untuk meningkatkan gizi menjadi

salah satu faktor meningkatnya permintaan susu, maka pengembangan usaha sapi

perah merupakan salah satu alternatif termasuk Provinsi Bengkulu merupakan

wilayah yang mempunyai potensi dan cocok untuk pengembangan sapi perah. Untuk

itu dilakukan pengkajian studi potensi dan peluang pengembangan sapi perah di

Bengkulu, di lokasi sentra sapi perah di Kabupaten Rejang Lebong. Pengkajian ini

bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis potensi daerah untuk pengembangan

Gambar 10. Kegiatan Pengkajian Kentang Merah di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.

Page 48: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

48

sapi perah sebagai penghasil susu dan mengetahui peluang pasar susu sapi di

Bengkulu. Pengkajian ini termasuk dalam kajian analisis studi potensi menggunakan

metode dasar deskriptif analisis, yaitu survei dan desk study. Pengamatan potensi

dan peluang pengembangan sapi perah bersumber dari data skunder dan data

primer darii survei pengisian kuesioner melalui metoda wawancara langsung, FGD

dan pertemuan terhadap 30 orang peternak sapi perah sebagai responden dipilih

secara purposive berdasarkan sebaran peternak dengan kriteria sudah memiliki

pengalaman usaha minimal 2 tahun dan memiliki sapi perah laktasi. Data terkumpul

dianalisis secara deskriptif kualitatif menggunakan persentasi tabel, analisis SWOT

(potensi apeluang pengembangan sapi perah di Bengkulu. Hasil pengkajian

memberikan potensi daerah dengan ketinggian 840 – 1.400 m dpl, suhu rata-rata

260C serta karakteristik peternak dengan usia produktif 42 Tahun, pendidkan SLTA,

anggota keluarga terlibat usahatani 2 orang. Didukung keragaan usahaternak

dengan kepemilikan 2 – 3 ekor sapi perah pada kodisi reproduksi (S/C) 1,66 dan

produksi susu hanya mencapai 4 – 5 liter/ekor/hari serta kepemilikan kebun rumput

mencapai 0,533 ha daya tampung kecukupan pakan hijauan 6 ST merupakan

potensi dan peluang pengembangan usahaternak sapi perah.

Dilihat dari peluang pasar memberikan potensi keinginan konsumen

mengkonsumsi susu segar (pasteurisasi) cukup tinggi dengan atribut rasa strowberi

dan rasa cokelat (59,45% dan 35,14%); kemasan berupa cup plastik (51,35%)

dengan volume isi 240 ml (86,49%) dengan patokan harga Rp 2.000 sampai Rp

4.000/unit kemasan (86,49%) dan 73,38% konsumen sangat setuju diperoleh secara

berlangganan. Sedangkan dilihat dari skala prioritas strategi peluang pengembangan

Gambar 11. Kegiatan Pengkajian Potensi Sapi Perah di Provinsi Bengkulu

Page 49: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

49

sapi perah di Bengkulu teridentifikasi 4 faktor utama strategi secara berurutan

adalah: meningkatkan produksi susu sapi perah; pemberian pakan tambahan

berbasiskan sumberdaya lokal diproduksi sarana pabrik pakan yang sudah ada;

penumbuhan dan penguatan kelembagaan pelaku usaha maupun pemasaran hasil

dan produk olahan susu; serta optimalisasi pengembangan kebun rumput dan

pembibitan hijauan unggul oleh peternak masing-masing dengan nilai skor

ketertarikan (attractive score) 5,70; 5,45; 4,30 dan 3,80.

6.2.7. Pengkajian Varietas Unggul Padi Rawa Pada 2 Tipe Lahan Rawa

Spesifik Bengkulu

Pengkajian varietas unggul padi rawa pada 2 tife lahan rawa spesifik

Bengkulu bertujuan untuk 1) mengevaluasi adaptasi 8 varietas unggul padi pada

lahan rawa spesifik lokasi, 2) menguji respon 8 varietas unggul padi rawa pada dua

level pemupukan di dua tipologi lahan rawa spesifik Bengkulu, 3) menguji respon

varietas padi rawa terhadap musim tanam di Provinsi Bengkulu, 4) Mengevaluasi

penyebarluasan varietas unggul padi rawa. Pengkajian dilakukan pada musim

kemarau pada lahan rawa lebak di Desa Dusun Baru Kecamatan Pondok Kubang

Kabupaten Bengkulu Tengah dan rawa pantai di Kelurahan Rawa Makmur Kecamatan

Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan petak terpisah

dengan 3 ulangan. Petak utama adalah perlakuan dosis pupuk yang terdiri atas dua

level, yaitu: 1) urea 100 kg/ha , SP-36 50 kg/ha dan KCl 50 kg dan 2) urea 200

kg/ha , SP-36 100 kg/ha dan KCl 100 kg. Anak petak adalah 8 varietas padi sawah

Gambar 12. Kegiatan Pengkajian Padi Rawa yang dilaksanakan pada dua Kabupaten di Provinsi Bengkulu.

Page 50: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

50

terdiri atas 7 varietas padi rawa dan 1 varietas padi sawah irigasi (sebagai

pembanding). Keenam varietas padi rawa yang digunakan adalah; Inpara 1, Inpara-

2, Inpara-3, Inpara-4, Inpara-5, Indragiri dan Banyuasin sedangkan varietas padi

sawah irigasi yang digunakan adalah Cigelis. Hasil pengkajian menunjukan bahwa 1)

Varietas Inpara 1, Inpara 2 dan Indragiri merupakan varietas yang adaptif di lahan

rawa lebak spesifik Bengkulu, 2) Varietas Inpara 3 dan Banyuasin merupakan

varietas yang adaptif di lahan rawa pantai spesifik Bengkulu 3) Perlakuan dosis

pupuk belum dapat diterapkan karena adanya cekaman iklim yang terjadi di

lapangan, 4) Penyebaran varietas padi rawa terdapat di Kabupaten Seluma, Kota

Bengkulu, Bengkulu Tengah dan Muko-muko hingga saat ini baru Inpara 5.

6.2.8. Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh Terhadap Produksi Kelapa Sawit Rakyat di Provinsi Bengkulu

Penelitian analisis faktor- faktor yang berpengaruh terhadap produksi kelapa

sawit rakyat di Provinsi Bengkulu telah dilaksanakan di Provinsi Bengkulu pada bulan

januari sampai dengan september 2012. Penelitian bertujuan untuk mengetahui

faktor- faktor yang berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit rakyat di Provinsi

Bengkulu,mengetahui tingkat keuntungan petani kealpa sawit dan mengetahui tren

produksi kelapa sawit lima tahun yang akan datang. Lokasi penelitian dipilih secara

sengaja (purposive) yaitu di kabupaten Seluma dan Kabupaten Mukomuko dengan

responden berjumlah 148 orang petani kelapa sawit rakyat yang sudah

menghasilkan. Responden dipilih secara purposive random sampling dengan kriteria

memiliki kebun kelapa sawit yang telah menghasilkan pada lahan kering atau lahan

gambut.

Gambar 13. Kegiatan Penelitian Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap

Produksi Kelapa Sawit Rakyat di Provinsi Bengkulu.

Page 51: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

51

Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei berupa data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh melalui informasi yang dihimpun dari

responden menggunakan instrumen daftar pertanyaan yang disusun secara

terstruktur (kuesioner) meliputi identitas responden, kelembagaan petani

kepemilikan lahan dan ternak, aksesibilitas wilayah serta input produksi. Data

sekunder yang digunakan seperti produksi dan luas lahan kelapa sawit rakyat di

Provinsi Bengkulu tahun 2006- 2010. Analisis data dilakukan melalui pendekatan

fungsi produksi bertipe cobb-douglas. Hasil yang diperoleh adalah faktor yang

berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit rakyat adalah luaslahan, umur

tanaman, jumlah pemberian pupuk dan curahan tenaga kerja dengan tingkat

keuntungan yang diperoleh petani adalah Rp. 5.092.534/Ha/tahun. Luasan

pertanaman kelapa sawit rakyat di Provinsi Bengkulu sampai tahun 2010 adalah

413.263 ha dengan produksi 1.384.329 ton. Selama periode 2011 – 2016 kelapa

sawit di provinsi bengkulu diramalkan akan semakin meningkat.

6.2.9. Berbagai Klon Unggul Karet Spesifik Untuk Peningkatan Produksi

Karet Rakyat Di Bengkulu

Survei Berbagai Klon Unggul Karet Spesifik Untuk Peningkatan Produksi

Karet Rakyat di Bengkulu sudah dilaksanakan dari bulan Juni sampai bulan Juli 2012.

Survei bertujuan untuk 1) Mengetahui klon unggul karet spesifik yang sesuai di

Propinsi Bengkulu, 2) Mengetahui tingkat penerapan teknologi budidaya dan pasca

panen karet rakyat di Provinsi Bengkulu.

Gambar 14. Kegiatan Penelitian Berbagai Klon Unggul Karet Spesifik Untuk Peningkatan Produksi Karet Rakyat di Bengkulu.

Page 52: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

52

Survei dengan menggunakan kuisioner dilakukan di lima Kabupaten yaitu

Kabupaten Bengkulu Utara, Selatan, Seluma, Bengkulu Tengah dan Kabupaten Kaur

dengan total petani responden sebanyak 250 orang. Data yang dihimpun meliputi

keragaan petani, penerapan teknologi budidaya, penggunaan klon unggul dan

produktifitasnya. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa petani karet rakyat di Bengkulu telah menanam 5 klon unggul yaitu PB260,

GT 1, BPM 24, RRIC 100, dan BPM 1. Produktivitas klon unggul karet tertinggi

dihasilkan oleh klon PB 260 yaitu sebesar 1.185 kg/ha/tahun. diikuti klon GT 1, BPM

24, RRIC 100, dan BPM 1 masing masing 1.067, 996, 878 dan 777 kg/ha/tahun.

Produktivitas seluruh klon tersebut masih di bawah potensi produksinya. Rendahnya

produktivitas karet rakyat sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain teknik

budidaya yang diterapkan belum mengikuti anjuran seperti dosis pemupukan di

bawah dosis anjuran, cara pemupukan yang tidak tepat, teknik penyadapan belum

tepat anjuran. Selain itu serangan penyakit jamur akar putih menyebabkan

banyaknya tanaman yang rusak dan mati sehingga populasi tanaman berkurang.

Selain itu penyakit mati bidang sadap akibat teknik penyadapan yang tidak tepat

juga berkontribusi terhadap rendahnya produktifitas latek ditingkat petani.

6.2.10. Kajian Efikasi, Efisiensi Dan Perkembangan Gulma Jangka Pendek

Dari 3 Herbisida Pada Kelapa Sawit Rakyat Di Provinsi Bengkulu

Peningkatan produktivitas kelapa sawit dapat ditingkatkan melalui penerapan

inovasi teknologi pengendalian gulma, pengendalian gulma membutuhkan biaya

yang tinggi (Sahid dan Chan, 2000; Azahari dkk., 2004). Sehingga perlu dilakukan

kajian efikasi, efisiensi dan perkembangan gulma jangka pendek dari 3 herbisida

pada kelapa sawit rakyat di Provinsi Bengkulu. Percobaan pengendalian gulma

dengan herbisida (paraquat, glifosat dan oxyfluorfene) dilaksanakan pada dua

agroekosistem, yaitu pada agroekosistem lahan mineral (optimal) dan agroekosistem

lahan bergambut (sub optimal) di Provinsi Bengkulu. Percobaan dilakukan pada

bulan Februari sampai dengan September 2012. Percobaan lapangan dilaksanakan

pada tanaman kelapa sawit yang telah menghasilkan dengan kisaran umur 4-5

tahun. Percobaan yang terdiri atas 7 perlakuan akan dirancang dalam RCBD dengan

3 ulangan. Tiap plot berukuran 4,5 x 27 m yang terdiri atas 3 tanaman kelapa sawit.

Tujuan dari kajian ini adalah: 1) Untuk menentukan efektifitas dari 3 herbisida

Page 53: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

53

berbahan aktif paraquat, glifosat dan oxyflourfene dalam pengendalian gulma

campuran pada tanaman kelapa sawit, 2) Untuk mengevaluasi efikasi dari

penggunaan herbisida campuran dari 2 bahan aktif, 3) Untuk menentukan perlakuan

yang paling efisien dalam pengendalian gulma, 4) Mengkaji tingkat pengetahuan dan

keterampilan petani dikaitkan dengan penggunaan herbisida dan penggunaan

perlengkapan keselamatan kerja.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa herbisida paraquat dan glifosat secara

tunggal sama-sama efisien dalam pengendalian gulma pada perkebunan kelapa sawit

yang telah menghasilkan. Penggunaan herbisida paraquat dan glifosat memerlukan

biaya yang lebih murah (Rp.1.218.679) dibandingkan dengan penggunaan

oxyfluorfen (Rp. 2.301.596).Petani perkebunan kelapa swait belum memperhatikan

keselamatan dan kesehatan kerja dalam aplikasi herbisida. Selain itu juga belum ada

pendampingan dari pihak petugas/stakeholder mengenai kesehatan dan keselamatan

kerja petani perkebunan kelapa sawit rakyat dalam melakukan penyemprotan.

6.2.11. Model Usahatani Sapi Potong di Lahan Kering Berbasis Kelapa

sawit.

Sampai saat ini usaha ternak sapi dikawasan perkebunan kelapa sawit belum

optimal karena peternak belum memamahi dengan baik manfaat limbah sawit

berupa pelepah dan solid untuk pakan ternak. Penelitian model usaha sapi potong

dilahan kering berbasis tanaman sawit dilakukan pada tingkat peternak dalam satu

kelompok peternak penggemukan sapi Bali di Kabupaten Seluma. Penelitian ini

bertujuan untuk memanfaatkan sumberdaya pakan lokal hasil samping tanaman

Gambar 15. Kajian Efikasi, Efisiensi Dan Perkembangan Gulma Jangka Pendek Dari 3 Herbisida Pada Kelapa Sawit Rakyat Di Provinsi Bengkulu.

Page 54: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

54

sawit (pelepah sawit dan solid) secara optimal untuk penggemukan sapi Bali,

menentukan komposisi pakan konsentrat dan hasil samping industry perkebunan dan

menentukan tingkat efisiensi usaha penggemukan berdasarkan rasio nilai

pendapatan dengan biaya produksi. Penelitian ini menggunakan sapi milik peternak

sebanyak 32 ekor sapi Bali dengan perlakuan 8 ekor diberi pakan hijauan 100%

ditambah solid fermentasi 2 kg (A1), 8 ekor diberi pakan hijauan 100% ditambah

pakan komersial (A2), 8 ekor diberi pakan hijauan 80% dengan pelepah sawit

fermentasi 20% ditambah solid fermentasi 2 kg (B1), dan 8 ekor diberi pakan

hijauan 80% dengan pelepah sawit fermentasi 20% ditambah pakan komersial 2 kg

(B2).

Hasil penelitian ini adalah: 1) Konsumsi pakan sapi Bali jantan sampai

dengan lama penggemukan 90 hari tertinggi dicapai pada perlakuan B2 dengan

formulasi pakan hijauan 80% dan pelepah sawit fermentasi 20% dan konsentrat

komersial 2 kg yaitu sebesar 28,07 kg/ekor/hari, kemudian diikuti perlakuan A2

sebesar 22,51 kg/ekor/hari, B1 sebesar 21,39 kg/ekor/hari dan paling rendah pada

perlakuan A1 yaitu sebesar 19,70 kg/ekor/hari, 2) Tingkat konversi pakan perlakuan

A1 27,75 dengan formulasi pakan hijauan 100% dan solid fermentasi 2 kg/ekor/hari

adalah yang paling baik diikuti perlakuan B2 40,68, B1 41,94 dan A2 53,60 3) PBBH

tertinggi di capai pada perlakuan A1 yaitu sebesar 0,71 kg/ekor/hari, kemudian

diikuti B2 sebesar 0.70 kg/ekor/hari, B1 sebesar 0.51 kg/ekor/hari dan terendah A2

sebesar 0.42 kg/ekor/hari. Kesimpulan yang diperoleh yaitu 1) limbah kelapa sawit

dalam bentuk pelepah dan solid fermentasi dapat digunakan untuk pakan ternak sapi

potong, 2) Komposisi pakan berupa rumput adlibitum ditambah solid fermentasi 2

Gambar 16. Kegiatan Model Usaha Sapi Potong dilahan Kering Berbasis Kelapa Sawit di Bengkulu.

Page 55: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

55

kg/hari memberikan respon terhadap pertambahan bobot badan harian paling tinggi,

3) Secara ekonomi penggunaan limbah sawit lebih menguntungkan dibandingkan

dengan penggunaan pakan komersial.

6.2.12. Pengembangan Nanoekapsulasi Minyak sawit Merah Sebagai Ingredien Pangan Fungsional Untuk meningkatkan Nilai Tambah

Minyak sawit Merah sebesar 20%

Salah satu produk turunan minyak sawit dengan nilai tambah tinggi adalah

minyak sawit merah (Red Palm Olein).Minyak sawit merah mengandung β-karoten

375 ppm, vitamin E 559-1000 ppm dalam bentuk tokoferol 18-22% dan tokotrienol

78-82%.Beta karoten merupakan golongan karotenoid dengan aktivitas provitamin A

tertinggi karena dalam saluran pencernaan diubah menjadi vitamin A atau retinol

dengan potensi satu unit beta karoten menjadi dua unit retinol. Beberapa penelitian

telahmenunjukkan bahwa karotenoid dapat bermanfaat bagi kesehatan manusia,

melindungidan mencegah terhadap gangguan kesehatan seperti penyakit jantung,

kanker, dan katarak.Berdasarkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, β-karoten

sangat potensial digunakan sebagai bahan fungsional dalam produk pangan. Namun,

β-karotenbersifat tidak larut dalam air dan kelarutannya lemah dalam minyak

karenabentuk kristalnya, sehingga sulituntuk memasukkan dalam produk pangan.

Selain itu β-karoten juga bersifat sensitif terhadap cahaya,oksigen, dan panas, yang

membatasi aplikasinya dalam industri pangan Berdasarkan perkembangan teknologi

tersebut telah mendorong peneliti untuk melakukan penelitian Pengembangan

Nanoenkapsulasi Minyak Sawit Merah sebagai Ingredien Pangan Fungsional untuk

Meningkatkan Nilai Tambah Minyak Sawit Merah sebesar 20%. Kegiatan penelitian

yang telah dilakukan selama Februari – Nopember 2012 meliputi 1) konsultasi

teknologi, 2) pengolahan minyak sawit merah, 3) karakterisasi sifat fisikokimia

minyak sawit merah (RPO), 4) formulasi emulsi minyak sawit merah, 5) karakterisasi

ukuran droplet emulsi, 6) formulasi nanoenkapsulasi minyak sawit merah, dan 7)

karakterisasi nanoenkapsulasi minyak sawit merah.

Minyak sawit merah yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak sawit

merah yang diolah dari minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) pada skala pilot plant,

meliputi prosesdegumming, deasidifikasi, deodorisasi dan fraksinasi. Hasil uji

karakteristik minyak sawit merah menunjukkan minyak sawit merah yang digunakan

pada penelitian ini memiliki total karoten 556,93±0,24 ppm, kadar beta karoten 333

Page 56: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

56

ppm, kadar asam lemak bebas sebesar 0,13±0,0%, bilangan peroksida 0,81±0,0

miliequivalent peroksida/kg, bilangan TBA 0,015±0,001 mg malonaldehid/kg minyak,

dan kadar air 0,07±0,01%.

Nanoemulsi pada prinsipnya dapat dibuat dengan menggunakan dua

pendekatan metode, yaitu energi tinggi atau energi rendah. Pada penelitian ini

pendekatan energi rendah dilakukan dengan metode emulsifikasi spontan, dan

pendekatan energi tinggi dengan ultraturrax homogenizer danhigh pressure

homogenizer. Hasil uji kelarutan minyak sawit merah dalam pelarut menunjukkan

pelarut yang dapat digunakan untuk formulasi nanoemulsi adalah ethyl asetat jenuh

air. Dengan pendekatan energi rendah metode emulsifikasi spontan, formulasi

emulsifier Tween 20 pada formulasi fase air : fase organik 10 : 90 menghasilkan

droplet emulsi minyak yang masih berukuran besar sekitar 1 sampai 3 µm. Dengan

meningkatkan konsentrasi minyak sawit merah dengan perbandingan fase organik :

fase air 20 : 80 dan 30 : 70, emulsifier Tween 20 menunjukkan ukuran droplet

emulsi yang semakin kecil namun masih berkisar 0,5 sampai 2,8 µm. Formulasi

emulsi dengan emulsifier Tween 80 ternyata dapat menurunkan ukuran droplet

emulsi minyak sawit merah hingga kurang dari 1,2 µm baik pada formulasi fase

minyak : fase air 10:90, 20:80, dan 30:70. Peningkatan kecepatan ultraturrax

homogenizer dapat menurunkan ukuran droplet emulsi minyak sawit merah, namun

tetap belum bisa mencapai ukuran kurang dari 1 µm. Formulasi nanoemulsifikasi

dengan rasio fase minyak : fase air 5 : 95, 1 : 9, dan 15 : 85 (v/v), serta konsentrasi

emulsifier 5% dan 10% (v/v), denganhigh pressure homogenizer pada tekanan

5.000 psi dan 10 siklus sudah dapat menghasilkan larutan nanoemulsi minyak sawit

Gambar 17. Foto kegiatan Pengembangan Nanoenkapsulasi Minyak Sawit Merah di Laboratorium IPB, Bogor.

Page 57: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

57

merah yang memiliki ukuran diameter droplet kurang dari 100 nm dan distribusi

ukuran droplet relatif sempit. Ukuran diameter droplet nanoemulsi minyak sawit

merah dipengaruhi oleh rasio fase minyak : fase air, konsentrasi emulsifier, dan

tekanan homogenisasi. Setelah proses enkapsulasi dengan pengering semprot (spray

drier), bubuk enkapsulat nanoemulsi minyak sawit merah mengalami peningkatan

ukuran diameter droplet menjadi lebih dari 1 µm. Penelitian ini terkendala pada uji

coba metode nanoemulsifikasi sehingga penentuan formulas nanoemulsifikasi terpilih

menjadi lebih lama, akibatnya tahap nanoenkapsulasi menjadi kurang optimal.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk optimasi proses nanoenkapsulasi minyak

sawit merah serta aplikasi nanoenkapsulat ke dalam sistem model produk pangan.

6.3. Kegiatan Diseminasi

6.3.1. Visitor Plot Teknologi Budidaya Padi Rawa

Kegiatan percepatan pengembangan inovasi teknologi yang melalui kegiatan

diseminasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

pemandu lapangan. Visitor plot adalah bagian dari diseminasi teknologi hasil

penelitian dan pengkajian yang dilaksanakan dirumah kaca, kebun percobaan, lahan

petani. Kegiatan visitor di lahan petani yang dilaksanakan BPTP Bengkulu Tahun

Anggaran 2012 adalah Visitor Plot Teknologi Budidaya Padi rawa yang melibatkan

kelompoktani Harapan Jaya Desa Karang Anyar dan petugas lapang Kecamatan

Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma, Kelompoktani Harapan Makmur,

kelompoktani Serunting Sakti/Srigunting Desa Rimbo Kedui Kecamatan Seluma

selatan dan Kelompoktani Lembak Mekar Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu.

Inovasi teknologi yang diterapkan adalah Pengelolaan Tanah dan Tanaman

Terpadu (PTT) padi rawa dengan varietas Inpara 2. Lahan rawa yang dipilih adalah

lahan rawa lebak pematang dan lebak tengahan. Hasil pelaksanaan kegiatan sebagai

berikut 1). Hasil rata-rata gabah kering panen padi varietas Inpara 2 adalah 6.8 t/ha

pada ekosistem lahan rawa lebak pematang atau dangkal tanah mineral dan lahan

rawa lebak tengahan tanah bergambut, 2) Hasil análisis usahatani rata-rata

penerimaan pendapatan usahatani petani kooperator di Desa Rimbo Kedui

kecamatan seluma selatan selama lebih kurang 4 bulan adalah Rp.17.160.100,-

(Rp.4.290.025/bulan). Sedangkan di Kecamatan Semidang Alas Maras

Rp.16.311.400,- (Rp.4.077.850/bulan dan petani non kooperator Rp.11.307.400,-

Page 58: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

58

(Rp.2.826.850/bulan), 3). Respon visitor terhadap adopsi komponen teknologi

adalah: varietas 80%, Sistem tanam jajar legowo 75%, jumlah bibit 1-3 batang 70%,

umur bibit muda 60 %, jumlah bibit 1-3 batang 70%, luas persemaian 50%

sedangkan komponen teknologi lannya di bawah 50% seperti jumlah kebutuhan

benih/ha hanya 45%, pemupukan 3 kali hanya 30%, dan dosis pupuk anjuran 20%.

Alasan petani memilih varietas Inpara 2 adalah rasa nasi 95%, produksi

tinggi 9%,dan anakan banyak 70% dan 4). Penyebarannya varietas inpara pada MH

2012/2013 bertambah dalam jumlah vulome, rencana luas tanam pada tiga

kabupaten dan sembilan Kecamatan melalui kegiatan diseminasi Visitor Plot tahun

2012. Kabupaten Seluma pada tahun 2012 penyebaran benih melalui jalur benih

antar lapang sebesar 2635 kg benih. Kabupaten Bengkulu Selatan penyebarannya

pada dua kecamatan sebesar 150 kg benih, sedangkan Kabupaten Kaur pada satu

kecamatan sebanyak 100 kg beni atau untuk luas tanam 4 ha.

6.3.2. Gelar Teknologi Pertanian

Gelar Teknologi merupakan salah satu proses diseminasi kegiatan untuk

menunjukkan atau menggelar berbagai paket teknologi yang dihasilkan oleh Balai

Pengkajian dan dibandingkan dengan teknologi yang ada pada petani. Kegiatan ini

lebih mengarah kepada promosi paket teknologi yang di yakini lebih baik dari pada

teknologi yang diterapkan petani. Paket teknologi yang diimplementasikan pada

hakekatnya berupa paket teknologi dengan mempertimbangkan karakteristik biofisik

dan sosial ekonomi masyarakat setempat.

Gambar 18. Kegiatan Visitor Plot Teknologi Budidaya Padi Rawa di Provinsi Bengkulu.

Page 59: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

59

Hal ini menjadi aspek penting untuk keberlanjutan penerapan teknologi dan sistem

usaha yang dianjurkan, dengan demikian diharapkan petani mampu mengadopsi dan

menerapkan teknologi dimaksud dalam usahataninya sehingga pendapatan

meningkat. Kegiatan Gelar Teknologi tahun 2012 terdiri dari 3 kegiatan yakni

kegiatan gelar teknologi bio untuk kompos yang dilaksanakan di Desa Srikaton

Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah, kegiatan gelar teknologi

pemberian pakan tambahan untuk sapi potong yadi dilaksanakan di desa Bukit

Peninjauan I Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma dan kegiatan gelar teknologi

budidaya tomat di pekarangan yang dilaksanakan di BPTP Bengkulu Kelurahan

Semarang Kota Bengkulu dan demplot di Desa Srikaton dan kelurahan Semarang

Kota Bengkulu. Pelaksanaan gelar dihadiri oleh anggota kelompok tani/ternak di

lokasi gelar dilaksanakan dan undangan dari dinas/instansi terkait. Tahapan

pelaksanaan dimulai dengan pembuatan demplot oleh petani kooperator, temu

lapang yang terdiri dari pembukaan, sambutan, penyampaian materi oleh petani

kooperator dan narasumber dan diakhiri dengan demontrasi. Selama pelaksanaan

gelar berlangsung peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan dan setelah

acara gelar dievaluasi tingkat penerapan teknologi yang telah digelarkan oleh

masyrakat/peserta gelar.

6.3.3. Temu Informasi Teknologi Pertanian

Temu Informasi Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian (TITP)

Propinsi Bengkulu dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2012. Materi TITP adalah

Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu dengan tujuan menyampaikan

hasil evaluasi pengembangan pemanfaatan lahan pekarangan; menghimpun

Gambar 19. Kegiatan Gelar Teknologi Pertanian di Provinsi Bengkulu.

Page 60: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

60

kebutuhan teknologi pemanfaatan lahan pekarangan dan pengolahan hasil dari

kabupaten dan kota. Acara TITP terdiri dari: Klasikal untuk penyampaian materi dan

diskusi, dan Kunjungan lapangan (ekspose display KRPL dan pengolahan hasil

dilokasi BPTP).

Peserta TITP dan ekspose sebanyak 120 orang yang terdidiri dari pemerintah

provinsi, dinas dan lembaga penyuluhan terkait dari kabupaten/kota, kelompok PKK

dan kawasan rumah pangan lestari di Provinsi Bengkulu. Materi yang disampaikan

pada acara Temu Informasi Teknologi Pertanian meliputi:

1. Program pemanfaatan lahan pekarangan oleh Badan ketahanan Pangan Provinsi

Bengkulu.

2. Pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian perkotaan oleh Bapak

Walikota Bengkulu.

3. Dukungan teknologi dalam pemanfaatan lahan pekarangan di Provinsi Bengkulu

oleh BPTP Bengkulu dan Balai Penelitian Tanah.

4. Evaluasi pelaksanaan pemanfaatan pekarangan dan kebutuhan teknologi di

wilayah kota/kabupaten oleh Badan Ketahanan Pangan atau BP3KP

Kabupaten/Kota.

5. Pengalaman petani dalam pemanfaatan pekarangan di Kabupaten/Kota oleh

petani kooperator MKRPL Kab. Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu.

Setelah penyampaian materi, dilaksanakan diskusi guna memperoleh

masukan dari peserta. Kesepakatan yang diperoleh dari TITP yang diselenggarakan

di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian pada tanggal 12 Juni 2012 dengan tema

Gambar 20. Kegiatan Temu Informasi Kawasan Rumah Pangan Lestari di Provinsi Bengkulu.

Page 61: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

61

“Pengoptimalan pemanfaatan pekarangan guna memenuhi kebutuhan pangan dan

pengembangan ekonomi produktif”:

1. Pengembangan MKRPL trelah dilakukan pada kabupaten (Kaur, Bengkulu Selatan,

Seluma, Bengkulu Utara, Mukomuko dan Bengkulu Tengah) dan Kota Bengkulu

oleh kelompok ibu-ibu rumah tangga dan wanita tani serta kelompok PKK

desa/kelurahan dengan pengembangan komoditas sayuran untuk memenuhi

kecukupan pangan rumah tangga.

2. Kegiatan Rumah Pangan Lestari yang telah dilaksanakan telah dapat dinikmati

hasilnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Pada lokasi yang sama

(Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu) sudah mampu menjual hasilnya

ke pasar).

3. Pemasaran tanaman sayuran sementara tidak mengalami kesulitan.

4. Diseminasi teknologi dalam pengembangan KRPL meliputi: pendampingan,

display, media cetak dan demo pengolahan hasil komoditas tanaman pekarangan.

5. Saran dan umpan balik perbaikann kebutuhan teknologi dalam rangka

pengembangan pemanfaatan lahan pekarangan (KRPL) yang akan datang adalah:

a. Meningkatkan dan mengembangkan kawasan pemanfaatan lahan pekarangan

10 kabupaten/kota.

b. Mensinergikan kegiatan pengembangan KRPL dan program pemerintah

kabupaten/kota yang mendukung program tersebut, seperti halnya kelompok

P2KP, dasawisma, PKK dan lembaga masyarakat lainnya.

c. Mendiseminasikan berbagai inovasi teknologi mendukung usahatani lahan

pekarangan seperti inovasi teknologi pembibitan, budidaya tanaman dalam

polybag dan vertikultur, PHT, panen dan pascapanen/pengolahan hasil,

kelembagaan pemasaran hasil dan olahan, budidaya ternak dan kolam

pekarangan, baik dalambentuk display maupun bahan informasi tercetak dan

dalam bentuk visual berupa film instruksional sertabuku petunjuk teknis

lainnya.

d. Pengembangan kebun bibit induk (KBI) didaerah sentra pengembangan KRPL

dan kebun bibit desa (KBD) disetiap desa atau kelompok usaha pengembangan

KRPL, serta penyediaan lokasi magang sebagai wadah proses belajar

Page 62: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

62

peningkatan ilmu pengetahuan masyarakat menuju pengembangan rumah

pangan lestari.

e. Mensinergikan berbagai program yang mendukung KRPL baik dari Dinas

Pertanian, Peternakan, Perikanan, Badan Ketahanan Pangan dan Lembaga

Penyuluhan Kabupaten/kota serta lembaga terkait lainnya, sehingga dapat

mengembangkan diversifikasi pangan melalui optimalisasi lahan pekarangan

dan pemberdayaan rumah tangga di pedesaan, sekaligus meningkatkan

kecukupan pangan dan perekonomian masyarakat di Provinsi bengkulu.

6.3.4. Penyusunan Bahan Diseminasi

Artikel dalam surat kabar lokal di Bengkulu tentang kegiatan Ekspose dan

Seminar Inovasi Teknologi Pertanian merupakan bentuk penyebarluasan informasi

teknologi kepada khalayak ramai. Informasi dalam surat kabar dibaca oleh semua

kalangan baik dari segala lapisan ekonomi, berbagai status sosial dari perkotaan

sampai ke daerah pedesaan. Informasi disajikan secara beragam dalam bentuk

artikel maupun foto-foto yang informatif di dalam dua surat kabar harian yang paling

banyak penyebarannya di Bengkulu yaitu Bengkulu Ekspress dan Rakyat Bengkulu.

Melalui media informasi ini diharapkan masyarakat dapat lebih cepat mengetahui

informasi teknologi yang dihasilkan oleh BPTP Bengkulu.

Selain dalam surat kabar yang sifatnya visual, informasi tentang seminar dan

ekspose teknologi juga disampaikan dalam media audio visual yaitu melalui CD

teknologi dan siaran TVRI Bengkulu. Pengambilan gambar dan editing dilakukan

bersama antara BPTP Bengkulu dengan pihak TVRI. Selain informasi seminar dan

ekspose juga diproduksi dan ditayangkan 5 topik film teknologi yang dilakukan oleh

BPTP Bengkulu pada tahun 2012.

Sebagai lembaga pengkajian teknologi, BPTP Bengkulu juga mencetak

Prosiding Seminar Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi mendukung Empat

Sukses Program Strategis Kementerian Pertanian di Provinsi Bengkulu. Prosiding

tersebut berisi makalah hasil seminar yaitu:

1. Keynote speech oleh Badan Litbang Pertanian: Dukungan Inovasi Teknologi

dalam Pencapaian Target Sukses Pembangunan Pertanian di Provinsi Bengkulu.

2. Makalah utama sebanyak 3 judul dari Bappeda Provinsi Bengkulu, Universitas

Bengkulu, dan Komda SDG Provinsi Bengkulu.

Page 63: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

63

3. Makalah penunjang sebanyak 56 judul yang terdiri atas 16 makalah yang

dipresentasikan dalam bentuk oral dan 40 makalah poster.

Informasi tercetak lainnya yang dihasilkan pada tahun 2012 adalah buku,

komik, dan booklet. Informasi tersebut disusun berdasarkan hasil identifikasi

kebutuhan bahan informasi dari penanggung jawab kegiatan pengkajian dan

diseminasi.

6.4. Kegiatan Pendampingan

6.4.1. Pendampingan SL-PTT

Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan

program strategis Kementerian Pertanian. Pendampingan yang holistik, bersinergi,

terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam

mengakselerasi pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan pendampingan

SL-PTT Tahun 2012 dilaksanakan di 10 Kabupaten/kota, dari bulan Januari sampai

dengan Desember 2012. Hasil pendampingan menunjukkan bahwa: 1) Permentan

No. 45 Tahun 2011 belum diimplementasikan dan koordinasi antar institusi belum

berjalan dengan optimal, 2) Komponen teknologi SL-PTT yang diterapkan oleh petani

padi masih relatif rendah (25,92%), 3) Pelatihan di tingkat provinsi dan kabupaten

bersifat on call bases, sedangkan penyampaian materi informasi inovasi teknologi

disampaikan dalam bentuk media tercetak maupun media elektronik, 4) Demfarm

padi dilaksanakan di 6 Kabupaten dan display dilakukan di 8 Kabupaten, dengan

produktivitas rata-rata 7 ton/ha dan demfarm jagung di 2 Kabupaten dalam kondisi

masih di pertanaman.

Gambar 21. Demfarm Padi dan Kedelai di Provinsi Bengkulu.

Page 64: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

64

Untuk perbaikan dalam pendampingan disarankan: 1) Perlu dilakukan rapat

koordinasi antar institusi di tingkat provinsi dan kabupaten agar permentan No. 45

Tahun 2011 dapat diimplementasikan dengan optimal, 2) Perlu strategi untuk

mengatasi faktor penghambat adopsi komponen teknologi SL-PTT (Kurangnya

pemahaman petani terhadap komponen SL-PTT; Kurang ketersediaan benih unggul

bersertifikat di kios pertanian; Petani belum menyisihkan sebagian keuntungan usaha

taninya untuk diinvestasikan pada pertanaman berikutnya; Ketersediaan pupuk yang

tidak tepat waktu, jumlah dan jenisnya; Kurang tersedianya alat bantu kerja (caplak

roda, gasrok dll).

6.4.2. Pendampingan PSDSK

Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan di Bengkulu antara

lain adalah masih rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak. Keadaan ini

terjadi karena sebagian besar peternakan di Bengkulu masih merupakan peternakan

konvensional, dimana mutu bibit, penggunaan teknologi, dan keterampilan peternak

relatif masih rendah. Tujuan dari kegiatan Pendampingan PSDSK di 3 (tiga)

Kabupaten adalah meningkatkan produktivitas ternak sapi potong melalui teknologi

penggemukan sapi potong, meningkatkan pemahaman petugas (penyuluh lapang

dan inseminator) tentang teknologi penggemukan sapi potong melalui pelatihan,

ekspose dan temu lapang, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peternak

tentang teknologi penggemukan sapi potong melalui pembinaan secara partisipatif.

Prosedur kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi Kerbau

(PSDSK) di Bengkulu antara lain: koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan

Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Rejang Lebong, Dinas

Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara dan Dinas Pertanian,

Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seluma, identifikasi kebutuhan

pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi

pendampingan, melaksanakan sosialisasi, pelatihan, ekspose teknologi dan temu

lapang teknologi yang akan diintroduksikan, melaksanakan pelatihan petani dan

petugas, dan melaksanakan demplot teknologi penggemukan sapi potong.

Page 65: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

65

Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pendampingan yaitu: 1)

Melalui kegiatan pendampingan PSDSK telah meningkatkan produktivitas ternak sapi

potong melalui teknologi penggemukan pakan berbasis kulit kopi, sagu rumbia dan

ampas tahu, 2) Pendampingan PSDSK telah meningkatkan pemahaman petugas

(penyuluh lapang dan inseminator) melalui pelatihan, sosialisasi, ekspose dan temu

lapang, 3) Pendampingan PSDSK juga telah meingkatkan keterampilan dan

pengetahuan peternak dalam memanfaatkan limbah pertanian untuk pakan ternak

melalui kegiatan demplot.

6.4.3. Kegiatan M-P3MI

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) yang

dibangun merupakan unit percontohan penggunaan inovasi yang menyediakan opsi

solusi terbaik terhadap persoalan peningkatan produksi pertanian. Fokus kegiatannya

berbasis agroekosistem dan atau berbasis pada komoditas unggulan di perdesaan.

Inovasi teknologi yang diuji cobakan dalam unit percontohan M-P3MI yaitu teknologi

budidaya padi, merupakan teknologi yang matang dan siap digunakan pada skala

pengembangan serta mempunyai potensi untuk memberikan dampak terutama

dampak produksi yang tinggi. Tujuan kegiatan yaitu Menyebarluaskan informasi

inovasi teknologi produksi dan perbenihan padi, Pengembangan pembinaan

Kelompoktani, dan Mendukung program swasembada pangan Kementerian

Pertanian. Prosedur pelaksanaan kegiatan yang dilakukan merupakan aplikasi dari

Spektrum Diseminasi multi Channel (SDMC). Semua kegiatan yang ada pada M-P3MI

merupakan wujud dari pelaksanaan SDMC di lapangan.

Gambar 22. Kegiatan pendampingan PSDSK di Provinsi Bengkulu.

Page 66: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

66

Berdasarkan pada wujud kegiatannya, jenis mediasi dan saluran komunikasi

pada SDMC dibedakan atas 4 bentuk yaitu: a) Pameran/Peragaan (In-house visitor

display, public-display/Expo, visitor plot/petak percontohan, tecnology

showcase/gelar teknologi), b) Forum Pertemuan (temu informasi, temu lapang, temu

aplikasi teknologi, rapat kerja, rapat teknis, seminar, simposium, pelatihan,

lokakarya, sekolah lapang, kegiatan partisipatif lainnya), c) Media Cetak (Buku,

Booklet, Komik, brosur, Leaflet, Flyer, Poster, Baliho, koran, Majalah/Jurnal, Tabloid,

Warta/news letter, Buletin, Liptan), dan d) Media Elektronik/Digital (radio, televisi,

internet, mobile phone (WAP), SMS Center, CD/VCD/DVD). Hasil yang diperoleh yaitu

keberhasilan pelaksanaan berdasarkan indikator yang dapat di nilai dari kegiatan : a)

terjadinya peningkatan produktivitas padi dari produktivitas rata-rata petani antara

1,90 – 4,76 t/ha GKP sebelum dilakukan percontohan, menjadi masing-masing 5,44 ;

6,65 ; dan 5,96 t/ha GKP untuk varietas Inpari 6, 10, dan 13; Penanaman

selanjutnya untuk Inpari 10 menjadi 6,7 t/ha dan 6,51 t/ha. Sementara penanaman

di Desa Talang Kabu, Kecamatan Ilir Talo sebesar 8,12 dan 10,70 t/ha untuk varietas

Inpara 1 dan Inpara 3, b) terjadinya peningkatan optimalisasi penggunaan

sumberdaya pertanian yaitu dari pengunaan pupuk setara Urea, SP-36, dan KCl

masing-masing 348,00 ; 221,77 ; dan 37,66 kg/ha menjadi pengunaan pupuk

berimbang setara Urea, SP-36, dan KCl masing-masing 297,83 ; 125,00 ; dan 75,00

kg/ha, c) tercapainya diversifikasi produk baik secara horizontal atau Vertikal

sesudah dilakukannya percontohan. Secara horizontal; lahan yang ditanam padi,

selanjutnya ditanam padi kembali dan kacang tanah, sedangkan lahan yang

sebelumnya ditanam jagung, selanjutnya ditanam padi. Secara vertikal; penanaman

Gambar 23. Kegiatan M-P3MI di Provinsi Bengkulu.

Page 67: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

67

padi yang selama ini untuk produksi konsumsi, melalui petak percontohan dilakukan

penangkaran benih, d) terjadinya peningkatan pemberdayaan kelembagaan

pendukung usaha agribisnis berupa kemitraan dengan BPSB dalam mensertifikasi

benih yang dihasilkan, dan e) terjadinya peningkatan perkembangan jumlah adopter

setelah pelaksanaan percontohan, yaitu jumlah dalam kelurahan sebanyak 4 orang

menjadi 10 kelompok, selanjutnya pada tahun 2012 menjadi 13 kelompok.

6.4.4. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL)

Salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi

masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat

disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola

oleh keluarga. Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam

mewujudkan kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan lagi

budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan “Model

Kawasan Rumah Pangan Lestari” yang dibangun dari Rumah Pangan Lestari

(RPL) dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk

pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan

yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan kegiatan

adalah: 1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dan masyarakat

dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan; 2) Memenuhi

kebutuhan pangan dan gizi rumah tangga secara lestari dalam suatu kawasan; 3)

Meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan rumah tangga; 4)

Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan dan kelestarian

pemanfaatan pekarangan; 5) Mereplikasi model perkotaan dan perdesaan di 5

Kabupaten Baru, dan Kelurahan baru di Kota Bengkulu. Pendekatan yang digunakan

dalam pelaksanaan kegiatan adalah partisipatif, bimbingan teknis, dan demplot

sebanyak 2 KK setiap unit kawasan.

Page 68: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

68

Hasil kegiatan adalah: 1) 4.502 keluarga telah mengetahui manfaat lahan

pekarangan dan mampu menanam tanaman di pekarangan, 2) tanaman yang

diusahakan di lahan pekarangan mampu memenuhi kebutuhan sayuran harian bagi

keluarganya, sebagian dibagikan tetangga dan sebagian kecil dijual, 3) terbentuknya

1 unit KBI dan 6 KBD untuk keberlanjutan usaha di perdesaan, 4) terbentuknya 14

unit kawasan M-KRPL di 6 Kabupaten dan Kota. Dampak sosial dari kegiatan M-KRPL

antara lain: masyarakat lebih bersosialisasi (adanya aktifitan di rumah tangga pagi

dan sore menyiram tanaman bias saling berbagi suka duka, saling berbagi hasil

sehingga lebih akrab), lingkungan menjadi hijau dan bersih.

6.4.5. Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS)

Salah satu teknologi dasar yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian

untuk meningkatkan produktivitas padi adalah varietas unggul. Sampai saat ini

Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah

menghasilkan tidak kurang dari 40 varietas unggul baru padi sejak tahun 2008,

namun pengaruh penggunaan varietas unggul terhadap peningkatan produktivitas

akan terlihat apabila ditanam dalam skala luas.

Gambar 24. Kegiatan M-KRPL di Provinsi Bengkulu.

Page 69: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

69

Permasalahan yang dihadapi adalah informasi tentang varietas unggul padi

yang masih terbatas diketahui oleh pengguna, khususnya penangkar dan petani

padi. Selain itu juga sulit untuk memperoleh benih sumbernya apabila dibutuhkan.

Oleh karena itu BPTP Bengkulu sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Litbang

Pertanian pada tahun 2012 melaksanakan kegiatan UPBS/Perbenihan untuk

mempercepat diseminasi varietas unggul padi kepada pengguna di Provinsi

Bengkulu. Tujuan dari kegiatan ini adalah: 1) memperbanyak VUB melalui kegiatan

penangkaran di lahan petani, 2) mensosialisasikan teknologi budidaya padi,

khususnya penggunaan varietas unggul baru kepada petani dan dinas/instansi

terkait, dan 3) mempercepat penyebarluasan VUB hasil penangkaran. Kegiatan

UPBS/ Perbenihan dilaksanakan melalui kegiatan lapangan dan sosialisasi. Analisis

data dilakukan secara deskriptif. Hasil kegiatan adalah sebagai berikut: 1) telah

dilakukan penangkaran benih padi seluas + 27 ha di Kabupaten Lebong, Bengkulu

Utara, Bengkulu Tengah, dan Kota Bengkulu, disamping itu juga dilakukan perbaikan

teknologi budidaya padi untuk peningkatan produktivitas lahan, efisiensi usahatani,

dan penggunaan benih yang tahan cekaman kekeringan, 2) penyebarluasan

informasi tentang kegiatan UPBS/Perbenihan BPTP Bengkulu dilaksanakan melalui 5

kali kegiatan sosialisasi/temu usaha/open house, dan 3) VUB yang telah telah

disebarluaskan berjumlah 17.962 kg kepada pengguna (petani dan perusahaan

swasta/BUMN).

Gambar 25. Kegiatan UPBS di Provinsi Bengkulu.

Page 70: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

70

VII PENUTUP

Laporan tahunan ini menyampaikan hasil yang telah dicapai pada T.A. 2012

serta kelebihan dan kekurangan yang dialami. Keberhasilan ini tidak terlepas dari

perhatian dan bantuan yang besar dari Kementerian Pertanian melalui Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang didukung oleh perhatian dan bantuan

Pemerintah Propinsi Bengkulu beserta Pemerintah Kabupaten dan Kota, Dinas dan

Instansi terkait serta Komisi Teknologi dan Tim Teknis pengkajian yang telah banyak

memberikan bantuan, saran masukan dalam menyusun rencana, pelaksanaan

pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian.

Disadari bahwa pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna

spesifik lokasi yang sudah dilakukan masih belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan

dan keinginan masyarakat. Oleh karena itu, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Bengkulu terus berupaya untuk meningkatkan kinerja atau kemampuannya agar bisa

memenuhi kebutuhan teknologi pengguna (petani dan peternak), sehingga dapat

berperan dalam percepatan pembangunan pertanian di Bengkulu di masa yang akan

datang.

Page 71: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

71

VIII KINERJA HASIL

Hasil yang telah dicapai pada tahun 2012 yaitu: 1) inovasi teknologi spesifik

lokasi sebanyak 6 kegiatan, 2) Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna

sebanyak 7 kegiatan, 3) rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses

Kementerian Pertanian program strategis nasional/daerah kegiatan sebanyak

2 rekomedasi, 4) dokumen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta administrasi

keuangan, kepegawaian dan sarana prasarana sebanyak 3 dokumen, 5) penerapan

ISO 9001:2008 sebanyak 1 dokumen, 6) peningkatan kompetensi SDM sebanyak 14

orang, dan 7) upload website dan database secara berkelanjutan sebanyak 1

website.

Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 9.709.994.000,- yang terserap sebesar

Rp. 9.267.694.933,- atau 95,44 %, sedangkan dana yang tidak terserap sebesar

Rp. 442.299.067,- atau 4.56 %. Dana tersebut dialokasikan untuk melaksanakan

program-program Badan Litbang Pertanian dalam mendukung Program Kementerian

Pertanian.

Kendala-kendala yang masih dihadapi dalam pencapaian sasaran adalah

keterbatasan SDM (peneliti, penyuluh dan teknisi) ditinjau dari segi bidang keilmuan

dan jumlahnya, serta keterbatasan sarana dan prasarana penunjang.

Langkah-langkah yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala

tersebut adalah: 1) mengoptimalkan SDM yang ada dan meningkatkan kapasitas

SDM melalui training jangka pendek, 2) melakukan perbaikan rencana kegiatan dan

RKA-KL, meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan pihak terkait, serta

penambahan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan.

Evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja Tahun 2012 dapat dilihat pada

Tabel 13.

Page 72: BPTP BENGKULUbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen...pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian

BPTP BENGKULU

72

Tabel 13. Evaluasi dan Analsis Akuntasi Kinerja Tahun 2012.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 2 3 4 5

1. Tersedianya inovasi Pertanian unggulan

1. Jumlah inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi

6 teknologi

6 teknologi

100,00

2. Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) teknologi pertanian

1. Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna

7 teknologi

7 teknologi

100,00

2. laporan kegiatan pendampingan model spectrum diseminasi multi chanel dan program strategis nasional/daerah

4 laporan 4 laporan 100,00

3. Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses Kementerian Pertanian program strategis nasional/daerah

2 rek. 2 rek. 100,00

3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (dibidang pengkajian, diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian.

1. Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian

1 laporan 1 laporan 100,00

4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

1. Jumlah sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

1 laporan 1 laporan 100,00

2. Jumlah Juklak/juknis 2 juknis/ juklak

2 juknis/ Juklak

100,00

5. Meingkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

1. Jumlah dokumen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta administrasi keuangan, kepegawaian dan sarana prasarana.

3 dokumen

3 dokumen

100,00

2. Jumlah BPTP yang menerapkan ISO 9001 :2008

1 satker 1 satker 100,00

3. Jumlah SDM yang meningkat kompetensinya

13 orang 14 orang 107,00

4. Jumlah publikasi bertaraf nasional/internasional

10 artikel 30 artikel 300,00

5. Jumlah website dan data base yang ter-update secara berkelanjutan

1 database

1 database

100,00