5
Bronkiolitis Definisi Bronkiolitis merupakan infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang disebabkan oleh virus, biasanya lebih berat pada bayi muda, dan terjadi epidemic setiap tahun. Ciri khas dari penyakit ini adalah terjadinya obstruksi jalan nafas serta wheezing Etiologi Infeksi dapat menyebabkan obstruksi aliran udara dengan menyebabkan konstriksi jalan nafas Bronkiolitis akut merupakan penyakit virus predominan. 1. Respiratory Synctitial Virus merupakan penyebab pada lebih dari 50% kasus 2. Parainfluenza 3. Adenovirus 4. Rhinovirus 5. Mycoplasma 6. Human metapneumovirus 7. Human bocavirus Epidemiologi - 100.000 – 126.000 pasien anak < 1 tahun dirawat inap di US karena infeksi RSV - Jumlah kasus tetap stabil semenjak dari tahun 1986 walaupun telah digalakan pemberian immunoprofilaksis RSV pada populasi risiko tinggi - Pria > Wanita pada pasien yang tidak mendapat ASI dan hidup di lingkungan yang padat - Risiko lebih tinggi pada infant dengan ibu muda atau ibu merokok saat hamil - Anggota keluarga yang lebih tua dapat menjadi sumber infeksi, walaupun anggota keluarga tersebut hanya mengalami gejala ISPA ringan. Faktor Risiko :

Bronkiolitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bronkiolitis

Citation preview

Bronkiolitis

DefinisiBronkiolitis merupakan infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang disebabkan oleh virus, biasanya lebih berat pada bayi muda, dan terjadi epidemic setiap tahun. Ciri khas dari penyakit ini adalah terjadinya obstruksi jalan nafas serta wheezing

EtiologiInfeksi dapat menyebabkan obstruksi aliran udara dengan menyebabkan konstriksi jalan nafasBronkiolitis akut merupakan penyakit virus predominan.1. Respiratory Synctitial Virus merupakan penyebab pada lebih dari 50% kasus2. Parainfluenza3. Adenovirus4. Rhinovirus5. Mycoplasma6. Human metapneumovirus7. Human bocavirusEpidemiologi 100.000 126.000 pasien anak < 1 tahun dirawat inap di US karena infeksi RSV Jumlah kasus tetap stabil semenjak dari tahun 1986 walaupun telah digalakan pemberian immunoprofilaksis RSV pada populasi risiko tinggi Pria > Wanita pada pasien yang tidak mendapat ASI dan hidup di lingkungan yang padat Risiko lebih tinggi pada infant dengan ibu muda atau ibu merokok saat hamil Anggota keluarga yang lebih tua dapat menjadi sumber infeksi, walaupun anggota keluarga tersebut hanya mengalami gejala ISPA ringan.Faktor Risiko :1. Usia < 12 minggu2. Lahir preterm3. Penyakit komorbida. Penyakit jantungb. Penyakit paruc. Penyakit neurologisd. Penyakit imunologisPatofisiologi Infeksi RSV merangsang respons kompleks imun Terjadi degranulasi eosinophil dan pelepasan protein kationik eosinophil (Berisfat sitotoksik terhadap epitel jalan nafas) Immunitas non-spesifik berperan penting, dimana pelepasan sitokin dan kemokin seperti interferon, interleukin, menyebabkan reaksi peradangan pada jalan nafas Muncul karakteristik bronkiolitis akut, yaitu obstruksi bronkiolus disertai edema, mucus, dan debris selular. Perubahan ketebalan dinding bronkiolar sangat mempengaruhi aliran udara karena resistensi yang tinggi dalam bronkiolus. Resistensi dalam saluran udara bronkiolus yang kecil mengalami peningkatan saat inspirasi dan ekspirasi, tetapi karena jarak saluran nafas lebih kecil saat ekspirasi, obstruksi respiratorik yang dihasilkan menyebabkan terjebaknya udara dan overinflasi paru di bagian proksimal. Pada saat ini dapat terjadi hipoksemia akibat ketidakseimbangan ventilasi-perfusi. Apabila terjadi obstruksi berat dan usaha respiratorik berkurang, dapat terjadi hiperkapnia Bila obstruksi menjadi lengkap, udara yang terjebak di distal akan diresorpsi dan terjadi atelectasis

DiagnosisPrinsip diagonosis : Dari gejala klinis, khususnya pada infant yang sebelumnya sehat datang dengan episode wheezing pertama kali saat penyakit endemic di komunitasnya.1. Episode pertama wheezing pada umur < 2 tahun2. Gejala prodromala. Gejala Awal :i. (+) Kontak dengan ordang lebih tua dengan gejala ISPA ringan 1 minggu sebelumnya. Pasien memiliki gejala ISPA atas ringan dengan bersin dan rhinorrheaii. (+) Demam 38.5 39 derajatiii. Tidak nafsu makanb. Gejala lanjut :i. Wheezing paroksismalii. Batukiii. Dyspneaiv. irirtabilitas3. Wheezing, tidak membaik dengan tiga dosis bronkodilator kerja cepat4. Ekspirasi memanjang5. Hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor pada perkusi6. Retraksi dinding dada bagian bawah ke dalam7. Crackles atau ronkhi pada auskultasi dada8. Sulit makan, menyusu, atau minum

Pemeriksaan Foto Rontgen Posisi : Posteroanterior dan lateral Bronkiolitis tanpa komplikasi = Bukan indikasi pemeriksaan rontgen (+) Infiltrat Sering pada pasien wheezing dengan pulse oximetry < 93%, grunting, penurunan suara nafas vesikuler, rasio inspirasi-ekspirasi memanjang, dan ronkhi. Menilai hiperinflasi, atelectasis, atau space occupying lesion yang menyebabkan desakan airway Pulse oximetry Mengindikasikan hipoksia yang ,erupakan temuan sering pada bronkiolitis Melihat seberapa luas bronkiolitis, air trapping, mismatch ventilasi-perfusi, dan atelectasis Percobaan bronkodilator Tidak memberikan perbaikan walaupun sudah diberikan 3 dosis

TatalaksanaMedikamentosa1. Antibiotika. Hanya diberikan apabila ada infeksi sekunder bakterib. Hanya gejala nafas cepat Pasien dapat rawat jalan, berikan Kotrimoksazol 4mg TMP/kgBB/kali) atau amoksisilin (25 mg/kgBB/kali) 2 kali sehari selama tiga haric. Apabila terdapat tanda distress pernapasan tanpa sianosis, namun anak masih bisa minum Rawat inap dan beri ampisilin/amoksisilin (25 50 mg/kgBB/kali IV atau IM tiap 6 jam) harus dipantau dalam 1 3 hari pertama. Bila (+) respons baik Terapi lanjut di rumah atau rumah sakit dengan amoksisilin oral (25 mg/kgBB/kali, 2x sehari) untuk 3 hari berikutnya/ Bila keadaan klinis memburuk < 2 hari, atau terdapat keadaan berat (tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau muntah tiap ada yang dimakan atau minum, kejang, letargi, tidak sadar, sianosis, distress pernafasan berat) (+) kloramfenikol (25 mg/kgBB/kali IM atau IV tiap 8 jam) hingga keadaan normal Lanjut kloramfenikol per oral 4x1 sampai total 10 harid. Pasien dating dalam keadaan pneumonia berat (+) O2 dan obat kombinasi ampisilin-kloramfenikol / ampisilin-gentamisine. Alternatif : Ceftriaxon (80-100 mg/kgBB/kali IM atau IV 1x sehari)2. Nebulized Saline Hipertonisa. Memiliki beberapa manfaatb. Membantu memendekkan durasi rawat inapNonmedikamentosa1. Posisi elevasi kepala-dada 30 derajat dengan leher ekstensi2. Suction sekresi pada jalan nafas3. Oksigena. Berikan pada semua anak dengan wheezing dan distress pernafasan berat. Cara pemberian dengan kanul oksigenb. Prinsip = High flow nasal kanulc. Teruskan terapi oksigen sampai tanda hipoksia hilang4. Penunjanga. (+) demam 39 derajat C (+) Paracetamolb. Pasang cairan rehidrasi, namun hindari overhidrasi. Anjurkan pemberian ASI dan cairan oralc. Bujuk anak untuk makan sesegera mungkin setelah anak sudah bisa makan.5. Observasia. Diperiksa oleh perawat tiap 3 jam dan oleh dokter minimal 1x seharib. Pantau terapi oksigen, apakah kanul terpasang baik atau tidakc. Perhatikan tanda gagal nafas Hipoksia yang memberat, distress pernafasan mengarah ke gagal nafasKomplikasi Bila anak gagal memberikan respon terhadap terapi O2 atau keadaan anak memburuk secara tiba-tiba (+) Foto rontgen dada Kemungkinan pneumothorax Tension pneumothorax + Distres pernafasan + Pergeseran jantung Tatalaksana segera Masukkan jarum di daerah yang terkena agar udara bisa keluar (Pasang WSD)Pencegahan Administrasi immunoglobulin RSV hyperimmune IV Palivizumab = Antibodi monoclonal terhadap protein F RSV, diberikan secara IM saat sebelum dan selagi musim RSV Palivizumab dipertimbangkan pada pasiien usia < 2 tahun dengan penyakit paru kronik. Jaga higienitas tangan Jaga transmisi nosokomialPrognosis Infant dengan bronkiolitis akut Rentan gangguan respiratorik lebih lanjut pada saat 2 3 hari setelah onset batuk dan dyspnea. Anak dapat tampak sangat sakit dengan tampak sesak, apnea, dan asidosis respiratorik Mortalitas < 1% dengan kematian diakibatkan oleh apnea, gagal nafas, atau dehidrasi berat. Setelah 2-3 hari (periode kritis), gejala dapat menetap Durasi gejala pada pasien rawat jalan = Sekitar 14 hari, 10% masih simptomatik pada saat 3 minggu