32
BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD Wayan Windia Ketua Puslit Subak Univ. Udayana

BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

BUDAYA LOKAL DALAM PROSESPEMBELAJARAN DI UNUD

BUDAYA LOKAL DALAM PROSESPEMBELAJARAN DI UNUD

Wayan Windia

Ketua Puslit Subak Univ. Udayana

Page 2: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

PRODI SKL KKNI

MK SK DAN KDPIP UNUD KEBUDAYAAN(BUDAYA LOKAL)

PROFIL

PP-SCL

MAHASISWA

PENILAIAN SOFT-SKILL

BAGAIMANAMENG-

IMPLEMENTASIKAN??

Page 3: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

LAMBANG UNUD

CAKRA WIDYA PRAWARTANACAKRA WIDYA PRAWARTANA

MOTO UNUD

TAKITAKI--TAKINING SEWAKA GUNA WIDYATAKINING SEWAKA GUNA WIDYA

P2KBK_FH_2010 3

POLA ILMIAH POKOK (PIP) :

KEBUDAYAAN

Page 4: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

RAKER REKTOR SE INDONESIATGL. 17-19 PEBRUARI 1975

MENETAPKAN POLA ILMIAH POKOK (PIP)SEBAGAI DASAR ORIENTASI LEMBAGA

PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA

RAPAT SENAT UNUDTGL. 12 MARET 1976

MENETAPKAN PIP UNUD : KEBUDAYAAN

RAPAT SENAT UNUDTGL. 12 MARET 1976

MENETAPKAN PIP UNUD : KEBUDAYAAN

PEDOMAN IMPLEMENTASI PIPKEBUDAYAAN DI UNIVERSITAS

UDAYANATAHUN 2005.

SENAT UNUDMENETAPKAN VISI UNUD :UNGGUL, MANDIRI, DANBERBUDAYA , TH. 2005.

Page 5: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

MANUAL MUTU AKADEMIKINDIKATOR IMPLEMENTASI POLA ILMIAH POKOK (PIP)

KEBUDAYAAN UNIV. UDAYANATGL. 12 SEPTEMBER 2009

PIP SEBAGAI ALAT UNTUK MENJABARKAN VISI

STANDAR UNIVERSITAS UDAYANATAHUN 2015

LANDASAN PENDIDIKANKARAKTER

Page 6: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

APA ITU POLA ILMIAH POKOK (PIP) ?

• Pola pengembangan ilmiah di PT yang harus memiliki dasarorientasi ilmiah.

• Dasar (pokok) orientasi ilmiah itu harus mewarnaipengembangan ilmu di PT tsb.

• Warna pengembangan ilmu tsb, bersumber dari lokasi dimana PT itu ber lokasi.

• Jadi : PIP adalah pola pengembanganilmiah yang mewarnai pengembanganilmu di PT, yang bersumber dari lokasi PTtsb berada.

• Pola pengembangan ilmiah di PT yang harus memiliki dasarorientasi ilmiah.

• Dasar (pokok) orientasi ilmiah itu harus mewarnaipengembangan ilmu di PT tsb.

• Warna pengembangan ilmu tsb, bersumber dari lokasi dimana PT itu ber lokasi.

• Jadi : PIP adalah pola pengembanganilmiah yang mewarnai pengembanganilmu di PT, yang bersumber dari lokasi PTtsb berada.

P2KBK_FH_2010 6

Page 7: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

TUJUAN PENGEMBANGAN PIP

• PT memiliki ciri khas.

• Dosen memiliki pegangan dasar untukpembentukan karakter dalam prosespembelajaran.

• Mahasiswa memiliki bekal kearifan lokaldan kejiwaan (dalam bentuk soft skill),dalam rangka pembentukan karakter tsb.

P2KBK_FH_2010 7

• PT memiliki ciri khas.

• Dosen memiliki pegangan dasar untukpembentukan karakter dalam prosespembelajaran.

• Mahasiswa memiliki bekal kearifan lokaldan kejiwaan (dalam bentuk soft skill),dalam rangka pembentukan karakter tsb.

Page 8: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

TUJUAN PIP DALAM PP

• Mahasiswa (dan sivitas akademika), memilikikarakter yang baik, berbasis budaya lokal.

• Mahasiswa (dan sivitas akademika), tidak sajaunggul, dan mandiri (sesuai visi Unud), tetapijuga berbudaya.

• Wujud dari budaya (lokal) adalah : nilai-nilai,sosial, dan artefak (kebendaan).

• Nilai, adalah sesuatu yang berharga, yang bisamenjadi pegangan hidup di masa depan.

• Mahasiswa (dan sivitas akademika), memilikikarakter yang baik, berbasis budaya lokal.

• Mahasiswa (dan sivitas akademika), tidak sajaunggul, dan mandiri (sesuai visi Unud), tetapijuga berbudaya.

• Wujud dari budaya (lokal) adalah : nilai-nilai,sosial, dan artefak (kebendaan).

• Nilai, adalah sesuatu yang berharga, yang bisamenjadi pegangan hidup di masa depan.

Page 9: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

LEVEL IMPLEMENTASI PIP

• PRODI : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)/CPPRODI.

• MATA KULIAH : STANDAR KOMPETENSI (SK)/CP MATAKULIAH.

• POKOK BAHASAN : KOMPETENSI DASAR (KD)/CPPOKOK BAHASAN.

• 107 ELEMEN KEBUDAYAAN (BALI), YANG DAPATDISINGGUNG/DIBAHAS DALAM KULIAH (ManualMutu Akademik, BPMU).

• PRODI : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)/CPPRODI.

• MATA KULIAH : STANDAR KOMPETENSI (SK)/CP MATAKULIAH.

• POKOK BAHASAN : KOMPETENSI DASAR (KD)/CPPOKOK BAHASAN.

• 107 ELEMEN KEBUDAYAAN (BALI), YANG DAPATDISINGGUNG/DIBAHAS DALAM KULIAH (ManualMutu Akademik, BPMU).

P2KBK_FH_2010 9

Page 10: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

POLAILMIAHPOKOK

(PIP)

PENDIDIKANKARAKTER

KEBUDAYAAN/BUDAYA

LOKAL

Page 11: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

• Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagaipendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,pendidikan moral, pendidikan watak, yangbertujuan mengembangkan kemampuanpeserta didik untuk memberikan keputusanbaik-buruk, memelihara apa yang baik, danmewujudkan kebaikan itu dalam kehidupansehari-hari dengan sepenuh hati.

• Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagaipendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,pendidikan moral, pendidikan watak, yangbertujuan mengembangkan kemampuanpeserta didik untuk memberikan keputusanbaik-buruk, memelihara apa yang baik, danmewujudkan kebaikan itu dalam kehidupansehari-hari dengan sepenuh hati.

Page 12: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

OLAHHATI

OLAHPIKIR

jujur, beriman danbertakwa, amanah, adil,

bertanggung jawab,berempati, beranimengambil resiko,

pantang menyerah, relaberkorban, dan berjiwa

patriotik

jujur, beriman danbertakwa, amanah, adil,

bertanggung jawab,berempati, beranimengambil resiko,

pantang menyerah, relaberkorban, dan berjiwa

patriotik

peduli, ramah, santun,rapi, nyaman, saling

menghargai, toleran, sukamenolong, gotong royong,

nasionalis, kosmopolit ,mengutamakan

kepentingan umum,bangga menggunakan

bahasa dan produkIndonesia, dinamis, kerjakeras, dan beretos kerja

peduli, ramah, santun,rapi, nyaman, saling

menghargai, toleran, sukamenolong, gotong royong,

nasionalis, kosmopolit ,mengutamakan

kepentingan umum,bangga menggunakan

bahasa dan produkIndonesia, dinamis, kerjakeras, dan beretos kerja

cerdas, kritis,kreatif, inovatif,

ingin tahu, berpikirterbuka, produktif,berorientasi Ipteks,

dan reflektif

cerdas, kritis,kreatif, inovatif,

ingin tahu, berpikirterbuka, produktif,berorientasi Ipteks,

dan reflektif

PerilakuBerkarakter

OLAHRASA/K

ARSA

OLAHRAGA

peduli, ramah, santun,rapi, nyaman, saling

menghargai, toleran, sukamenolong, gotong royong,

nasionalis, kosmopolit ,mengutamakan

kepentingan umum,bangga menggunakan

bahasa dan produkIndonesia, dinamis, kerjakeras, dan beretos kerja

peduli, ramah, santun,rapi, nyaman, saling

menghargai, toleran, sukamenolong, gotong royong,

nasionalis, kosmopolit ,mengutamakan

kepentingan umum,bangga menggunakan

bahasa dan produkIndonesia, dinamis, kerjakeras, dan beretos kerja

tangguh, bersih dansehat, disiplin, sportif,andal, berdaya tahan,

bersahabat,kooperatif,

determinatif,kompetitif, ceria, dan

gigih

tangguh, bersih dansehat, disiplin, sportif,andal, berdaya tahan,

bersahabat,kooperatif,

determinatif,kompetitif, ceria, dan

gigih

12

NILAI-NILAI LUHUR

Page 13: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

Tema Pembangunan Karakter Bangsa danPendidikan Karakter

Membangun generasi yang

JUJUR, CERDAS,TANGGUH, dan PEDULI

Membangun generasi yang

JUJUR, CERDAS,TANGGUH, dan PEDULI

Page 14: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

Pelaksanaan Pendidikan Karakterdi Perguruan Tinggi

KEGIATANKESEHARIAN

KEGIATANKEMAHASISWAAN

Integrasi ke dalam kegiatan pendidikan,penelitian dan pengabdian kpd masyarakatyang berkarakter

Pembiasaan dalam kehidupan kesehariandi Perguruan Tinggi

BUDAYA PT (KAMPUS)/BUDAYA ORGANISASI

TRI DHARMAPERGURUANTINGGI

KEGIATANKESEHARIAN

KEGIATANKEMAHASISWAAN

Integrasi ke dalam kegiatankemahasiswaan antara lain:

Pramuka, Olahraga, Karya Tulis,Seni

Penerapan pembiasaankehidupan keseharian dilingkungan keluarga, asrama, danmasyarakat 14

BUDAYA PT (KAMPUS)/BUDAYA ORGANISASI

Perspektif Nilai-nilai karakter dlmtotalitas BudayaAkademik

TRI DHARMAPERGURUANTINGGI

BUDAYAAKADEMIK

Page 15: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

SUMBER NILAI-NILAI YANG DIKEMBANGKANUNUD

Parahyangan

KEARIFAN LOKAL

TRI HITA KARANAJalan hidup 3 penyebabkesejahteraan:Hubungan harmonis: Manusia-Tuhan, Manusia-Manusia, Manusia-Lingkungan

ManusiaLingkung

an

Manusia

Pawongan Palemahan

KEARIFAN LOKAL

TRI HITA KARANAJalan hidup 3 penyebabkesejahteraan:Hubungan harmonis: Manusia-Tuhan, Manusia-Manusia, Manusia-Lingkungan

Page 16: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

Kearifan LokalHubungan Manusia dengan Manusia

Konsep Nilai

Filosofi hidup Kerja untuk kerja Loyalitas, Tekun,‘Customized’, Hubungan,Non-materi

Desa-Kala-Patra Ucapan dan tindakansesuai tempat, waktu,kondisi

Toleransi, Pengekangan diri

Tri Kaya Parisudha Pikiran, ucapan dantindakan sejalan

Konsistensi, kebenaranTri Kaya Parisudha Pikiran, ucapan dantindakan sejalan

Konsistensi, kebenaran

Kasta (Catur Warna) Pembagian fungsi sesuaikemampuan

Profesional, Fokus,Spesialisasi

Rwa-bhineda Dua Sisi BerbedaSimbol Hitam-Putih

Ko-eksistensi, KeterbukaanToleransi, Fairness

Tat Twam Asi Aku adalah Kau Kebersamaan

Karma Pala Kausalitas: Hasil sesuaitindakan

Kejujuran

Page 17: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

LAPISAN KEBUDAYAAN

Nilai-nilai/ Pola Pikir

Sosial/Interaksisosial

Artefak/KebendaanArtefak/Kebendaan

Page 18: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

PROSES PEMBELAJARANMASING-MASING DOSEN MEMASUKKAN NILAI-NILAIKARAKTER KE DALAM MATA KULIAH SEBAGAI BIDANG

KAJIAN

MK KAJIAN NILAI SUMBER

Sosial politik Konflik Toleransi Desa-Kala-Patra

Hukum Kasus Pidana Kejujuran Karmapala

Ekonomi Manfaat Kebersamaan Tat Twam Asi

Page 19: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD
Page 20: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

107 FILSAFAT/BUDAYA LOKALYANG PERLU DISINGGUNG-

SINGGUNG DALAM KULIAH-KULIAH

107 FILSAFAT/BUDAYA LOKALYANG PERLU DISINGGUNG-

SINGGUNG DALAM KULIAH-KULIAH

Page 21: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

1.Agawe sukhaning praja (sukhaning rat kininkinira )(senantiasa membangun kesejahteraan masyarakat)

2. Aharalaghava (menggendalikan diri dalam menikmatimakanan)

3.Ahimsa paramo drama (tidak menyakiti hati sesama makhlukhidup merupakan darma tertinggi)

4.Ahimsa(tanpa kekerasan/tidak anarkis)5.Akrodha (mengendalikan emosi)6.Anasuya (tidak berbuat dosa)7.Andrayuda (menguasai ajaran agama, pengetahuan lainnya

dan bijaksana)8.Anrsamsya (tidak mementingkan diri sendiri)9.Apramadha (tidak lalai)10. Arimbhava (bersimpati kepada penderitaan orang lain)

1.Agawe sukhaning praja (sukhaning rat kininkinira )(senantiasa membangun kesejahteraan masyarakat)

2. Aharalaghava (menggendalikan diri dalam menikmatimakanan)

3.Ahimsa paramo drama (tidak menyakiti hati sesama makhlukhidup merupakan darma tertinggi)

4.Ahimsa(tanpa kekerasan/tidak anarkis)5.Akrodha (mengendalikan emosi)6.Anasuya (tidak berbuat dosa)7.Andrayuda (menguasai ajaran agama, pengetahuan lainnya

dan bijaksana)8.Anrsamsya (tidak mementingkan diri sendiri)9.Apramadha (tidak lalai)10. Arimbhava (bersimpati kepada penderitaan orang lain)

Page 22: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

11. Arjawa (Jujur)12. Asevakadharma (mendahulukan kebajikan)13. Asih-Punya-Bhakti (cinta kasih,

jasa/pemberian, dan penghormatan)14. Astainya (tidak mengambil milik orang

lain/mencuri)15. Avyavaharika (tidak suka bertengkar)16. Bhadram(keutamaan/kemuliaan)17. Bhoga, Upabhoga, Paribhoga (pangan,

sandang, papan)18. Brahmacari (tekun relajar)19. Brata (melakukan pantangan tertentu)20. Daivisampat (sifat ke-Tuhanan/sifat yangluhur)

11. Arjawa (Jujur)12. Asevakadharma (mendahulukan kebajikan)13. Asih-Punya-Bhakti (cinta kasih,

jasa/pemberian, dan penghormatan)14. Astainya (tidak mengambil milik orang

lain/mencuri)15. Avyavaharika (tidak suka bertengkar)16. Bhadram(keutamaan/kemuliaan)17. Bhoga, Upabhoga, Paribhoga (pangan,

sandang, papan)18. Brahmacari (tekun relajar)19. Brata (melakukan pantangan tertentu)20. Daivisampat (sifat ke-Tuhanan/sifat yangluhur)

Page 23: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

21. Daksina (kemurahan hati)22. Dama (bisa menasehati diri sendiri)23. Dana (memberikan derma/berderma)24. Darma (taat menjalankan ajaran agama)25. Desa amawacara nagara amawa tata

(desa punya aturan, negara punya hukum yangmengatur segalanya)

26. Desa-Kala-Patra (tempat-waktu-keadaan)27. Dharaksa Sthitaprajna (tahan uji dalam menghadapi

berbagai tantangan, stabil dalam suka dan duka)28. Dhrti (hatinya tenang)29. Dhyana (kontemplasi)30. Gunabhiksana (Jujur dan mampu mengatasi

berbagai kesukaran)

21. Daksina (kemurahan hati)22. Dama (bisa menasehati diri sendiri)23. Dana (memberikan derma/berderma)24. Darma (taat menjalankan ajaran agama)25. Desa amawacara nagara amawa tata

(desa punya aturan, negara punya hukum yangmengatur segalanya)

26. Desa-Kala-Patra (tempat-waktu-keadaan)27. Dharaksa Sthitaprajna (tahan uji dalam menghadapi

berbagai tantangan, stabil dalam suka dan duka)28. Dhrti (hatinya tenang)29. Dhyana (kontemplasi)30. Gunabhiksana (Jujur dan mampu mengatasi

berbagai kesukaran)

Page 24: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

31. Krtajahita (tidak segan meminta maaf bila melakukankesalahan)

32. Gurususrusa (taat kepada guru)33. Haywa ngkala ksepa

(tidak membuang kesempatan/waktu)34. Hrih/Jengah (memiliki rasa malu)35. Ijya (senantiasa memuja Tuhan YME dan leluhur)36. Indriyanigraha (mengendalikan indria)37. Irsya(tidak iri hati)38. Isvarapranidhana (mendekatkan diri

kepada Tuhan YME)39. Karina (cinta kasih terhadap semua makhluk)40. Kayika Parisuddha (perbuattan yang dipandang baik,

yaitu: tidak membunuh, tidak mencuri,dan tidak berzina)

31. Krtajahita (tidak segan meminta maaf bila melakukankesalahan)

32. Gurususrusa (taat kepada guru)33. Haywa ngkala ksepa

(tidak membuang kesempatan/waktu)34. Hrih/Jengah (memiliki rasa malu)35. Ijya (senantiasa memuja Tuhan YME dan leluhur)36. Indriyanigraha (mengendalikan indria)37. Irsya(tidak iri hati)38. Isvarapranidhana (mendekatkan diri

kepada Tuhan YME)39. Karina (cinta kasih terhadap semua makhluk)40. Kayika Parisuddha (perbuattan yang dipandang baik,

yaitu: tidak membunuh, tidak mencuri,dan tidak berzina)

Page 25: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

41. Ksama (pemaaf)42. Ksayanikang papa nahan prayojana (lenyapnya penderitaan

masyarakat menjadi tujuan hidup)43. Lokasamgraha(kesejahteraan bersama)44. Maduravacana (ucapan yang baik dan ramah)45. Madurya (manis pandangannya)46. Maitri (memiliki kasih sayang/bersahabat kepada

semua makhluk)47. Manacika Parisuddha (pikiran yang dipandang baik,

yaitu: tidak menginginkan milik orang lain, kasih dan sayangkepada semua mahluk, dan beriman kepada ajarankarmaphala)

48. Mardava (berhati lembut)49. Mauna/Mona (mengendalikan wicara)50. Mudita (tutur kata yang simpati)

41. Ksama (pemaaf)42. Ksayanikang papa nahan prayojana (lenyapnya penderitaan

masyarakat menjadi tujuan hidup)43. Lokasamgraha(kesejahteraan bersama)44. Maduravacana (ucapan yang baik dan ramah)45. Madurya (manis pandangannya)46. Maitri (memiliki kasih sayang/bersahabat kepada

semua makhluk)47. Manacika Parisuddha (pikiran yang dipandang baik,

yaitu: tidak menginginkan milik orang lain, kasih dan sayangkepada semua mahluk, dan beriman kepada ajarankarmaphala)

48. Mardava (berhati lembut)49. Mauna/Mona (mengendalikan wicara)50. Mudita (tutur kata yang simpati)

Page 26: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

51. Mukti(moksa/penyelamatan spritual)52. Nirbhayata (keberanian)53. Nirlobha/Aparigraha(tidak rakus)54. Niskamakrama (tidak mementingkan diri sendiri)55. Nityasa angulih sutreptining nagantu

(senantiasa mewujudkan ketentramandan ketertiban masyarakat)

56. Parasparosarpanaya (salunglung-sabhayanta/wiring/beriuk-saguluk/bersatu-padu/solidaritas/seia sekata/ senasib sepenanggungan)

57. Prajaraksaka (mewujudkan ketentraman masyarakat)58. Prasaa (berpikiran jernih)59. Prayascitta (kesucian hati)60. Priti (simpati, sangat welas asih)

51. Mukti(moksa/penyelamatan spritual)52. Nirbhayata (keberanian)53. Nirlobha/Aparigraha(tidak rakus)54. Niskamakrama (tidak mementingkan diri sendiri)55. Nityasa angulih sutreptining nagantu

(senantiasa mewujudkan ketentramandan ketertiban masyarakat)

56. Parasparosarpanaya (salunglung-sabhayanta/wiring/beriuk-saguluk/bersatu-padu/solidaritas/seia sekata/ senasib sepenanggungan)

57. Prajaraksaka (mewujudkan ketentraman masyarakat)58. Prasaa (berpikiran jernih)59. Prayascitta (kesucian hati)60. Priti (simpati, sangat welas asih)

Page 27: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

61. Rvabhineda (dua hal yang berbeda, baik buruk, salah benar,dll)62. Sadhugunavan (berbudipekerti luhur dan memiliki kemampuan)63. Sadhuniragraha (tidak menyakiti makluk lain)64. Sadhusamsarga (bergaul dengan orang-orang baik)65. Safari-giri-adomukha (keindahan yang mengandung daya

magnetis, bila di tepi pantai terlihat gunung dan pegununganyang indah, dan bila berada di pegunungan,kelihatan pantai dan lautan yang indah)

66. Sakatilinganingambek, nyata ketresnan yata katemu(sesuatu yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh,pasti akan berhasil dicapai)

67. Samajika Sangathana (organisasi sosial)68. Samanah/Ekatva/Advaita/Kalih Samaika/Bhineka Tunggal Ika

(persatuan/kesatuan)69. Samani (solidaritas/kebersamaan)70. Sanata (selalu ingin berbuat baik)

61. Rvabhineda (dua hal yang berbeda, baik buruk, salah benar,dll)62. Sadhugunavan (berbudipekerti luhur dan memiliki kemampuan)63. Sadhuniragraha (tidak menyakiti makluk lain)64. Sadhusamsarga (bergaul dengan orang-orang baik)65. Safari-giri-adomukha (keindahan yang mengandung daya

magnetis, bila di tepi pantai terlihat gunung dan pegununganyang indah, dan bila berada di pegunungan,kelihatan pantai dan lautan yang indah)

66. Sakatilinganingambek, nyata ketresnan yata katemu(sesuatu yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh,pasti akan berhasil dicapai)

67. Samajika Sangathana (organisasi sosial)68. Samanah/Ekatva/Advaita/Kalih Samaika/Bhineka Tunggal Ika

(persatuan/kesatuan)69. Samani (solidaritas/kebersamaan)70. Sanata (selalu ingin berbuat baik)

Page 28: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

71. Santa (satunya kata dengan perbuatan)72. Santa-jagadhita (damai dan sejahtera)73. Santi(damai)74. Santosa (puas/mensyukuri karunia Tuhan YME)75. Satya (kebenaran)76. Satyam nasti paro drama (kebenaran adalah

darma tertinggi)77. Satyamitra/Tindih (solidaritas kepada teman)78. Satyam-Sivam-Sundaram (kebenaran-keharmonisan-

keindahan)79. Satyasamaya (tepat waktu)80. Satyavacana (memiliki rasa malu)

71. Santa (satunya kata dengan perbuatan)72. Santa-jagadhita (damai dan sejahtera)73. Santi(damai)74. Santosa (puas/mensyukuri karunia Tuhan YME)75. Satya (kebenaran)76. Satyam nasti paro drama (kebenaran adalah

darma tertinggi)77. Satyamitra/Tindih (solidaritas kepada teman)78. Satyam-Sivam-Sundaram (kebenaran-keharmonisan-

keindahan)79. Satyasamaya (tepat waktu)80. Satyavacana (memiliki rasa malu)

Page 29: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

81. Sauca (suci/jernih pikirannya)82. Sevaka (pelayanan sosial)83. Snana ( menyucikan diri dengan sembahyang rutin)84. Subhasamkalpa (hasrat luhur)85. Surapratyana (segan dan hormat kepada

atasan/senioritas)86. Suraraksana (tidak mengenal rasa takut/

tidak khawatir)87. Svadhyaya (belajar)88. Svasi Vacana (aspirasi-aspirasi luhur)89. Svavalambana (percaya diri)90. Tapa (pengendalian diri)

81. Sauca (suci/jernih pikirannya)82. Sevaka (pelayanan sosial)83. Snana ( menyucikan diri dengan sembahyang rutin)84. Subhasamkalpa (hasrat luhur)85. Surapratyana (segan dan hormat kepada

atasan/senioritas)86. Suraraksana (tidak mengenal rasa takut/

tidak khawatir)87. Svadhyaya (belajar)88. Svasi Vacana (aspirasi-aspirasi luhur)89. Svavalambana (percaya diri)90. Tapa (pengendalian diri)

Page 30: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

91. Tat twam asi (memandang setiap makhluk seperti dirisendiri)

92. Titiksa (memiliki ketekunan dan kesabaran hati)93. Tri Hita Karana (tiga hal yang menyebabkan sejahtera,

hubungan harmoni dengan Tuhan YME, dengan sesamamakhluk, dan dengan alam lingkungan/sekitar)

94. Trimandala (uttama, madhyama, kanistama), (hulu, madia,teben),di atas, di tengah-tengah, di bawah)

95. Tyaga/Lascarya (tulus ikhlas)96. Tyagaprasana (tidak mengenal lelah bila melaksanakan

tugas)97. Udarata (kedermawanan)98. Upasthanigraha (pengendalian dorongan seks)99. Upeksa (mawas diri)100. Vacika Parisuddha(perbuatan yang dipandang baik,Yaitu:

tidak jahat atau munafik, tidak kasar, tidak menfitnah dantidak berdusta)

91. Tat twam asi (memandang setiap makhluk seperti dirisendiri)

92. Titiksa (memiliki ketekunan dan kesabaran hati)93. Tri Hita Karana (tiga hal yang menyebabkan sejahtera,

hubungan harmoni dengan Tuhan YME, dengan sesamamakhluk, dan dengan alam lingkungan/sekitar)

94. Trimandala (uttama, madhyama, kanistama), (hulu, madia,teben),di atas, di tengah-tengah, di bawah)

95. Tyaga/Lascarya (tulus ikhlas)96. Tyagaprasana (tidak mengenal lelah bila melaksanakan

tugas)97. Udarata (kedermawanan)98. Upasthanigraha (pengendalian dorongan seks)99. Upeksa (mawas diri)100. Vacika Parisuddha(perbuatan yang dipandang baik,Yaitu:

tidak jahat atau munafik, tidak kasar, tidak menfitnah dantidak berdusta)

Page 31: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD

101. Variagya (tidak mengikuti dorongannafsu)

102. Vasdhaivakutumbhakam (semuamahluk bersaudara)

103. Vicaksana(kebijaksanaan)104. Vidagdaprasana (tidak mudah

dihasut/dipropokasi)105. Vimatsaritva (tidak dengki/irihati)106. Visvaprema(kasih sayang universal)107. Yajna (pengorbanan)

101. Variagya (tidak mengikuti dorongannafsu)

102. Vasdhaivakutumbhakam (semuamahluk bersaudara)

103. Vicaksana(kebijaksanaan)104. Vidagdaprasana (tidak mudah

dihasut/dipropokasi)105. Vimatsaritva (tidak dengki/irihati)106. Visvaprema(kasih sayang universal)107. Yajna (pengorbanan)

Page 32: BUDAYA LOKAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNUD