17
Kamis, 28 Januari 2010 Analisis Usaha Budidaya Belut di Dalam Tong atau Drum Analisis Usaha Budidaya Belut di Dalam Tong atau Drum asumsi 1. Tong atau drum yang digunakan bervolume 200 liter sebanyak 20 buah. 2. Lama setiap periode pemeliharaan 4 bulan. Namun, tidak menutup kemungkinan jika periode pemeliharaan bisa lebih cepat menjadi 3 bulan. 3. Tong atau deum dapat digunakan selama 4 tahun (12 Periode pemeliharaan) 4. Cat Minyak, Pipa PVC dan perlengkapan pendukung dapat digunakan selama 4 tahun 5. Padat tebar bibit 2 kg per drum, menggunakan bibit berjumlah 80-100 ekor per kg. Jadi kepadatan maksimal tong 200 ekor bibit. 6. Kegiatan budi daya dilakukan sendiri oleh pembudidaya, hanya proses penyiapan tong dan pembuatan media yang menggunakan tenaga kerja borongan. 7. Media yang digunakan adalah campuran tanah yang dimatangkan dengan media instan bokashi. 8. Pakan utama yang dibudidayakan sendiri, sehingga menekan biaya pakan. Analisis Usaha Biaya investasi - Tong atau drum 20 buah @ Rp100.000......................Rp 2.000.000 - Cat minyak 7 kaleng @ Rp8.000...................................Rp 56.000 - Pipa PVC 2 inchi 3 batang @ Rp30.000.......................Rp 90.000 - Perlengkapan pendukung (ember, cangkul, serok, baskom, Was, dan jeriken)......Rp 200.000 - Upah pembuatan tong (borongan..................................Rp 100.000 Total investasi............................................................. ........Rp2.446.000 Biaya operasional per periode pemeliharaan — Biaya Tetap Penyusutan tong atau drum Rp2.000.000 : 12 ............Rp 167.000

budidaya belut

Embed Size (px)

Citation preview

Kamis, 28 Januari 2010

Analisis Usaha Budidaya Belut di Dalam Tong atau Drum

Analisis Usaha Budidaya Belut di Dalam Tong atau Drum

asumsi1. Tong atau drum yang digunakan bervolume 200 liter sebanyak 20 buah.2. Lama setiap periode pemeliharaan 4 bulan. Namun, tidak menutup kemungkinan jika periode pemeliharaan bisa lebih cepat menjadi 3 bulan.3. Tong atau deum dapat digunakan selama 4 tahun (12 Periode pemeliharaan)4. Cat Minyak, Pipa PVC dan perlengkapan pendukung dapat digunakan selama 4 tahun5. Padat tebar bibit 2 kg per drum, menggunakan bibit berjumlah 80-100 ekor per kg. Jadi kepadatan maksimal tong 200 ekor bibit.6. Kegiatan budi daya dilakukan sendiri oleh pembudidaya, hanya proses penyiapan tong dan pembuatan media yang menggunakan tenaga kerja borongan.7. Media yang digunakan adalah campuran tanah yang dimatangkan dengan media instan bokashi.8. Pakan utama yang dibudidayakan sendiri, sehingga menekan biaya pakan.

Analisis UsahaBiaya investasi- Tong atau drum 20 buah @ Rp100.000......................Rp 2.000.000- Cat minyak 7 kaleng @ Rp8.000...................................Rp 56.000- Pipa PVC 2 inchi 3 batang @ Rp30.000.......................Rp 90.000- Perlengkapan pendukung(ember, cangkul, serok, baskom, Was, dan jeriken)......Rp 200.000- Upah pembuatan tong (borongan..................................Rp 100.000Total investasi.....................................................................Rp2.446.000

Biaya operasional per periode pemeliharaan Biaya TetapPenyusutan tong atau drum Rp2.000.000 : 12 ............Rp 167.000Penyusutan cat Rp56.000 : 12 ........................................Rp 4.700Penyusutan pipa PVC Rp90.000 : 12............................. Rp 7.500Penyusutan peralatan pendukung Rp200.000 : 12...... Rp 16.700Penyusutan upah persiapan drum Rp100.000: 12........ Rp 8.400total biaya tetap.................................................................... Rp 204.300

Biaya Tidak TetapBibit belut 40 kg x Rp40.000/kg.................................................... Rp 1.600.000Pelet, cacing, dan ikan-ikanan kecil 474 kg x Rp3.000/kg.......... Rp 1.422.000EM4 4,5 botol x Rp , 25.000/ botol................................................. Rp 112.500Jerami padi 4 ikat x Rp5.000/ikat.................................................. Rp 20.000Batang pisang 10 batang x Rp1.000/batang.................................. Rp 10.000Bekatul atau dedak 67 kg x Rp2.000/kg......................................... Rp 134.000Pupuk kandang 4 karung x Rp6.000/karung................................. Rp 24.000Gula 0,25 kg x Rp6.000/kg............................................................... Rp 1.500HSC (Humic Substance Complex) 1 botol......................................... Rp 90.000Tenaga pembuatan media................................................................... Rp 50.000Total biaya tidaktetap.......................................................................... Rp3.464.000

Total Biaya OperasionalTotal biaya operasional = Total Biaya Tetap + Total Biaya Tidak Tetap= Rp204.300 + Rp3.464.000= Rp3.668.300

3. Penerimaan per PeriodePenjualan hasil panen 400 kg x Rp25.000/kg = Rp10.000.000

4. KeuntunganKeuntungan = Total penerimaan - total biaya operasional= Rp10.000.000 - Rp3.668.300= Rp6.331.700

5. Pay Back PeriodPay back period adalah waktu titik batik modal atau titik impas,yaitu perbandingan antara total investasi dengan keuntungan yang diperoleh.

Pay back period = (Total investasi : keuntungan) x 1 bulan= (Rp2.446.000 : Rp6.331.700) x 1 bulan= 0,4 bulan

sumber : Drs.Ruslan Roy, MM dan Bagus Harianto, AgroMedia Pustaka, 2009

Top of Form

Bottom of Form

HomeBudidaya BelutBudidaya Belut dalam Drum atau tong plastik

Budidaya Belut dalam Drum atau tong plastikBudidaya Belut dalam Drum atau tong plastik-

Belut

Rekan-rekan budidaya semua dalam postingan kali ini saya akan mencoba menulis tentangBudidaya Belut Dalam Drum atau Tong, semoga teknik budidaya ini bermanfaat bagi kita semua dan bila rekan-rekan mau mencobanya silahkan.

Bila rekan-rekan Budidaya mempunyai halaman atau pekarangan yang sempit maka teknik ini sangat jitu diterapkan, karena kita akan menggunakanmedia dari drum kaleng atau drum plastikjuga bisa, bentuk drum ini relatif kecil tapi cukup untuk membudidaya belut dengan hasil cukup maksimal, bila rekan-rekan melakukan perawatan cukup baik bukan hal mustahil hasilnyapun akan baik.

dalam Budidaya belut kali ini rekan-rekan harus mempersiapkan beberapa peralatan dibutuhkan untuk pelaksanaannya, oke kita mulai saja ke pembahasan tentang peralatan harus dipersiapkan.

1. Prasarana / Perlengkapan AlatDalam persiapan peralatan setidaknya ada beberapa jenis harus rekan-rekan persiapkan sebagai pelengkap dari media utama nanti, diantaranya seperti :

Tong /Drum

Kawat kasa

tandon untuk menampung air

paralon

Ember

Serok

Cangkul

Baskom

Jerigen dan lain-lain

2. Teknik / Cara BudidayaSetelah peralatan tadi rekan-rekan persiapkan, kini kita tinggal memulai cara penggunaannya, harus rekan perhatikan bahwa dalam budidaya belut dalam drum atau tong ini sangat dibutuhkan pemeliharaan ekstra teliti, dikarenakan media untukperkembangan budidayaini adalah hal paling utama, karena media inilah menentukan berhasil atau tidaknya budidaya belut dalam tong ini, maka dari itu rekan-rekan harus teliti seperti menggunakan bahan-bahan sebegai berikut :

A. Drum / TongDrum atau tong yang kita gunakan kita teliti terlibih dahulu jangan sampai bocor tau berkarat, bila bocor coba ditambal dulu dan bila berkarat rekan-rekan bisa memberihkan dan memberi cat antikarat, setelah mengecat tong kita diamkan dulu sampai bau dari cat tersebut benar-benar hilang dan bersih.

Setelah drum benar-benar siap kini saatnya kita merakitnya, adapun cara merakitnya adalah sebagai berikut:

1. Usahakan dalam meletakan tong dalam posisi mendatar, ini dimaksudkan supaya ruangan dalam tong menjadi lebar

2. Membuka bagian tengah drum dengan gergaji atau peralatan yang tersedia, dan sisakan untuk bilah sisi kiri dan kanan sekitar 5-10 cm.

3. Diusahakan dibawah tong memakai alat penggajal yang agak kuat, ini dimakasudkan agar tong tidak menggelinding nantinya dan tidag bergoyang

4. Buat saluran pembuangan di bawah tong atau drum dan sesuaikan dengan pembuangan limbah atau selokan, untuk ukurannya bisa rekan-rekan sesuaikan

5. Usahakan dalam menyimpan drum/tong jangan sampai terkena langsung oleh sinarmatahari, dikarenakan ini nantinya akan mempengaruhi suhu dalam drum tersebut, untuk peneduh rekan bisa menggunakan terpal, waring atau apasaja penting bisa teduh dan murah meriah he..he..

B. Media TanahDalam penggunaan media tanah ini diusahakan menggunakan media tanah berasal dari sawah halus, tapi tidak terlalu liat serta masih memiliki unsur hara baik, bila terpaksa kita menggunakan media tanah bukan dari sawah maka kita harus mematangkan dulu tanah tersebut sampai seperti tanah sawah, adapun cara pematangaannya yaitu dengan cara :

Masukan tanah kedalam drum atau tong yang tersedia sekitar 30-40cm

Siram dengan air secukupnya saja jangan sampai menggenang (becek saja)

Larutkan EM4 sebanyak kebututhan kedalam tong tadi,

mengaduk-ngaduk tanah sebanyak 2 kali dalam sehari sampai tanah betul-betul lembut dan siap digunakan.

C. Membuat Media InstanDalam pembuatan Media Instan ini lakukan di luar drum yang dimana merupakan bahan utama dan bahan pencampur, dalam penggunaan sekitar 100 kg bahan instan yang kita gunakan bila sudah dicampur dengan bahan pencampur akan menghasilkan 90kg media instan siap digunakan, untuk tong atau drum yang ukuran 200-250 liter dibutuhkan sekitar 45-50kg bahan media instan ini.

bahan-bahan utama yang kita butuhkan antaralain :

Jerami Padi (40 %).

Pupuk alami kandang (30 %).

Bekatul (20%).

Potongan gedebog pisang (10% ).

dan untuk bahan pencampurnya adalah

EM4.

Air bersih

Larutan 250 gram gula pasir untuk menghasilkan 1 liter larutan (molases).

setelah kita persiapkan bahan-bahannya semua kini tinggal cara pembuatan media instan tersebut agar segera bisa kita gunakan.

Mencacah jerami dan memotong batang pisang agak lembut lalu kita keringkan. bila kita genggam dan hasilnya bahan tersebut hancur itu tandanya bahan sudah kering dengan baik..

Campurkan semua bahan-bahan yang tadi ada di atas dengan semua bahan pokok yang sudah kita persiapkan tadi dan aduk-aduk sampai betul-betul rata.

Campurkan bahan campuran sedikit demi sedikit tapi tidak terlalu basah apalagi sampai tergenang air.

menutup semua media dengan karung goni atau plastik selama 4 7 hari . usahakan untuk terus membilak-balik media agar tidak terjadi pembusukan.

D. Mencampur Media Instan dengan Tanah Masukkan media instan tadi kedalam tong dengan ukuran lebar tong dan aduk hingga benar-benar rata.

Massukkan air kedalam drum / tong hingga mencapai ketinggian 5 cm, diamkan hingga terdapat plankton dan cacing ( sekitar 1 minggu) selama proses ini berlangsung drum / tong tidak perlu ditutup.

Mengeluarkan air dari drum/ tong menggantinya dengan air baru, ketinggian sama 5cm.

Masukan tumbuhan air tidak terlalu besar sebanyak bagian seperti eceng gondok atau genjer, dan masukan ikan kecil seperti burayak atau berenyit.

Masukkan vetcin secukupnya sebagai perangsang nafsu makan belut dan diamkan selama 2 hari.

ingat rekan-rekan sangat perlu memperhatikan ketinggian seluruh media, kecuali tumbuhan air tidak lebih dari 50 cm.

E. Menebar Benih BelutSetelah semua media untuk budidaya tadi siap maka rekan-rekan masuk ke tahap selanjutnya yaitu menebarkan benih belut. benih ditebar alangkah baikya tidak terlalu banyak cukup sebanyak 2 kg dengan jumlah bibit sebesar 80 100 ekor per kg.

3. PerawatanDalam halPerawatan Budidaya Belutdidalam tong drum atau drum tong ini memang cukup relative lebih gampang dikarenakan pemantauan area budidaya relative kecil, namun demikian perawatan tetap harus diperhatikan secara maksimal untuk hasil yang baik, dan rekan-rekan harus memperhatikan seperti :

a. Pemberian Pakan.dalam pemberian pakan sebaiknya pakan diberikan 5% dari jumlah bibit ditebarkan, walau memang tidak ada aturannya, Pakan sebaiknya diberikan yaitu cacing, kecebong , ikan ikan kecil , cacahan keong mas atau bekicot. Pemberian pakan diberikan pada hari ke 3 setelah bibit ditebar dalam drum/ tong. Pemberian pakan dilakukan pada sore hari seperti kebiasaan belut dialam yang makan disore / malam hari.

b) Pengaturan sirkulasi Air.Pengaturan sirkulasi air sangat penting untuk membuang sisa makanan atau kotoran agar tidak menumpuk dan menimbulkan bibit penyakit. Pengaturan air ini dengan cara mengalirkan air bersih kedalam drum/tong, sebaiknya air masuk berupa percikan air untuk melakukan ini digunakan pipa paralon sebagai media aliran. Sedangkan untuk saluran pembuangan dengan membuat lubang pada drum /tong dengan ketinggian 8 cm dari genangan air di media. Selain sebagai pengatur pembuangan sisa kotoran percikan air ini juga berfungsi sebagai penambah oksigen.

c) Perawatan Tanaman Air.Tanaman air ini digunakan sebagai penjaga kelembaban media budidaya dan juga menjaga suhu dari belut budidaya.

d) Pemberian EM4.Pemberian EM4 juga sangat berfungsi sebagai penetralisir sisa dari pakan, selain itu juga berfungsi untuk mengurangi bau. EM4 diberikan 2-3 kali sehari dengan dosis sendok makan dilarutkan dalam 1 liter air.

e) Perawatan Sekitar Lokasi.Perawatan sekitar lokasi ini untuk menjaga tong dari tanaman liar, lumut, dan hama maupun predator pemangsa seperti ayam dan ungagas lainnya.

D. PEMANENAN.Pemanenan biasanya dilakukan setelah 3 4 bulan, atau dilakukan atau sesuai dengan keinginan kita dan sesuai dengan permintaan pasar.

Untuk rekan-rekanbaru terjun dalam budidaya belut ini, sekiranya rekan-rekan teruslah banyak belajar dari para ahli yang mana mereka sudah banyak berpengalaman, dan terpenting jangan cepat menyerah, untuk menunjang Budidaya belut yang berkelanjutan sebaiknya juga dipersiapkan bagaimana persediaan cadangan makanan seperti cacing , keong mas , bekicot dan lainnya. Selain itu juga diperhatikan bagaimana kelangsungan bibit setelah panen untuk budidaya tahap berikutnya. semoga bermanfaat

WADAH DAN MEDIA BUDIDAYA BELUTDiposting oleh :AdministratorKategori:Budidaya- Dibaca:4115kali

Belut merupakan binatang yang cukup unik, belut senang hidup pada lumpur atau campuran lumpur dan bahan organik yang berair. Dengan cara membenamkan diri di media lumpur tersebut belut dapat melakukan kehidupan, pemijahan, merawat anak dan pembesarn.

Untuk melakukan budi daya belut, baik pembenihan maupun pembesaran maka persiapan media budi daya yang berupa wadah/tempat dan bubur lumpur harus disediakan dengan baik. Wadah dapat berupa kolam permanen, kolam terpal, drum/tong atau jaring. Sementara media bubur lumpur dapat berupa lumpur dan campuran bahan organik serta air yang dapat menggenangi media budi daya tersebut.

Untuk membuat kolam budi daya dengan baik dan tepat, perlu menyesuaikan struktur dan konstruksi kolam dengan sifat hidup belut.

Kolam tembokKolam tembok biasa digunakan dalam budi daya ikan, termasuk budi daya belut. Terdapat dua cara pembuatan kolam tembok, yaitu :

1) Dibuat diatas permukaan tanah dengan dasar kolam sejajar atau rata dengan permukaan tanah.

2) Di dalam tanah dengan cara melubangi tanah dasarnya terlebih dahulu sehingga dinding kolam hanya terlihat beberapa sentimeter di atas permukaan tanah.

Konstruksi kolam dapat dibuat dari batu kali, batu bata, atau batako yang direkatkan dengan campuran pasir dan semen. Selanjutnya, kolam dilengkapi dengan saluran pemasukan dan saluran pembuangan air. Saluran pemasukan dibuat lebih tinggi dari saluran pembuatan. Adapun saluran pembuangan dibuat pipa berdiamter 8 inci dengan ketinggian kurang dari 10 cm dari permukaan tanag media belut. Dengan begitu, pembuangan air saat pemanenan sekaligus pengeluaran media budi daya dapat dilakukan dengan mudah melalui pipa pembuangan.

Sebelum digunakan kolam tembok dibiarkan beberapa minggu. Selain itu masukkan dan rendam sabut kelapa, daun atau pelepah pisang kedalam kolam yang berisi air. Selanjutnya lakukan cuci kolam minimal 3 kali atau sampai kolam tidak berbau semen. Pencucian dilakukan dengan menggunakan gosokan daun pepaya, daun pisang, sabut kelapa, atau pelepah pisang.

Drum/tongUntuk pemanfaatan lahan yang terbatas atau sempit, budi daya belut dapat dilakukan dengan memanfaatkan drum/tong, baik berupa drum plastik maupun drum seng. Namun suhu media budi daya berupa drum/tong cenderung panas, jika memilih drum berbahan seng, pilih yang tidak banyak berkarat dan bukan bekas penyimpanan bahan kimia yang berbahaya. Jika terpaksa, bersihkan drum/ting dengan baik. Sebelum digunakan, periksa drum dari kemungkinan kebocoran. Selanjutnya lakukan pengecatan pada drum agar tidak mudah berkarat.drum plastik mempunyai umur ekonomis lebih lama dari drum seng, karena drum seng apabila berkarat terus menimbulkan lubang. Kekuatan drum bisa mencapai 2 4 tahun.

Kolam jaringKolam jaring biasanya sering untuk budi daya ikan mas, nilam tawes dan lele, namun didalam jaring untuk budi daya belut, perlu media tanah lumpur dan bahan organik. Masa pakai kolam jaring tidak terlalu lama, hanya sekitar dua tahun. Cara pembuatan kolam jaring adalah :

Sebaiknya memiliki kedlaman air sama dengan tinggi lapiran media yang disusun secara bertumpuk kemudian ditambah ketinggian air dari permukaan media budi daya. Jika lapisan media budi daya setinggi 80 cm dan tinggi air 5 10 cm maka kedalaman air kolam sebaiknya sekitar 0,85 0,9 m. Disuahakan kolam yang digunakan dapat dikeringkan pada waktu pasca operasional.

Mata jaring yang digunakan berukuran kecil seperti karing yang digunakan untuk budidaya benih ikan. Jaring dibuat berbentuk seperti bak atau koolam dengan sisi atas terbuka.

Dipasang pasak pasak bambu setinggi ukuran jaring sebagai rangka penegak jaring.

Ikat antara sisi jaring yang ada talinya dengan pasak pasak tiang bambu tersebut. Sekeliling jaring dilapisi karung plastik untuk menahan media lumpur, kemudian masukkan media budi daya.

Sebaiknya kolam yang digunakan untuk budi daya belut dengan jaring merupakan kolam yang agak tertutup atau beraliran air pelan. Kolam belut tetap membutuhkan adanya pergantian air untuk membuang gas atau buih dari hasil fermentasi atau dekomposisi bahan organik.

Kolam terpalKolam terpal termasuk kolam yang cukup praktis. Hal ini disebabkan kolam dapat dibuat di segala tempat. Hal yang perlu diperhatikan yaitu penyesuaian volume kolam karena berpengaruh terhadap beban yang ditanggung oleh kerangka, dan dapat digunakan hanya 2 tahun. Kolam dibuat dengan beberapa cara :

1) Kolam terpal dengan kerangka pipa ledeng (Knock down) atau bambu.

2) Kolam terpal di lubang tanah, dengan cara melubangi atau menggali tanah terlebih dahulu sedalam 0,5 0,75 m. Adapun luas galian tanah untuk kolam bervariasi. Lubang kolam dilapisi dengan terpal yang lebih lebar dari luas ukuran kolam

Mina padiSawah merupakan habitat alami belut sawah. Oleh sebab karakteristiknya sesuai, pembudidaya tinggal memikirkan cara agar belut tidak lolos keluar, mengelola air dengan baik serta memacu pertumbuhan belut dengan pengelolaan pakan yang baik. Teknik ini bisa langsung diterapkan disawah dengan bantuan jaring sebagai wadah, bisa juga menggunakan terpal dengan kerangka bambu. Kolam terpal dibuat masuk sebagian kedalam tanah, kemudian bagian atas media pemeliharaan belit ditanami padi.belut memerlukan tempat yang teduh sehingga pembudidaya perlu memasang peneduh di atas kolam budi daya. Peneduh dapat berupa shadingnet, anyaman bambum daun kelapa, daun alang alang.

Sementara ini, pembudidaya belut lebih banyak menggunakan kolam tembok dibandingkan menggunakan kolam jenis lainnya. Selain permanen, ini dapat dgunakan untuk semua jenis kegiatan belut (pemijahan hingga pembesaran. Kolam drum pernah jadi primadona untuk budi daya belut karena dianggap praktis, mudah dan murah, sayangnya hasil yang diberikan cukup mengecewakan sehingga kolam drum tidak mengalami perkembangan yang signifikan.

Setelah persiapan dan pemilihan wadah yang terpenting dalam budi daya belut adalah pemihan media pemeliharaan. Sudah banyak pembudidaya yang menemui kegagalan setelah beberapa bulan budidaya benih belut yang ditebarkan pada media sudah tidak ada atau tinggal beberapa ekor saja. Ini bisa disebabkan media pemeliharaan tidak sesuai lagi untuk belut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun mebuat komposisi dan timbunan media budi daya belut, yaitu :

1. Gunakan bahan media terutama pupuk kandang yang telah matang, yaitu koran yang telah terdekomposisi selama beberapa bulan (jangan menggunakan kotoran yang masih baru) jika menggunakan kotoran kambing hancurkan terlebih dahulu. Akumulasi kotoran yang belum hancur dapat menyebabkan media pemeliharaan bersifat asam.

2. Gunakan bahan media yang tidak menghasilkan banyak gas pada waktu proses fermentasi. Selain berbahaya dan menyebabkan kematian, media yang mengandung banyak gas tidak disukai belut.

3. Ketinggian media organik budi daya berpengaruh terhadap pertumbuhan belut. Pada media yang dalam, bentuk badan belut memanjang dan agak kurus, sementara pada media budidaya yang dangkal, badan belut tidak begitu panjang tetapi lebih gemuk. Adapun konsumen lebih menyukai belut yang gemuk.

4. Air kolam sebaiknya dibuat mengalir dengan tenang. Dengan begitu, suplai oksigen ke dalam air akan lebih terjamin.

5. Belut termasuk hewan yang malas bergerak, belut menjadi cepat gemuk dan besar. Oleh sebab itu kolam budi daua sebaiknya tidak menggunakan air yang tinggi. Ketinggian air sekitar 5 cm di atas permukaan lumpur.

Adapun bahan yang sering digunakan dalam media budi daya belut diantaranya :

Tanah liat (lumpur), digunakan sebagai media pemeliharaan belut berperan sebagai penahan suhu media agar tidak panas. Tanah liat yang digunakan tidak kemapal dan ulettetapi liat berpori. Tanah liat dan berlumpur dapat diperoleh dari tanah permukaan sawah dan tanah tepian sungai atau rawa. Tanah liat yang kemapal dan ulet dapat mempersulit beut untuk membuat lubang.

Air, berperan sebagai pengatur kelembapan dan mengontrol suhu. Jika menggunakan air pam sebaiknya air diuapkan dahulu untuk menghilangkan kandungan kaporit dan klorin didalamnya.

Kompos, merupakan pupuk dari hasil pelapukan berbagai bahan seperti dedaunan, jerami, alang- lanag, rumput, kotoran hewan, maupun sampah kota. Proses pelapukan kompos dapat dipercepat dengan bantuan manusia yaitu dengan merangsang perkembangan bakteri penghancur dan pengurai.

Humus merupakan sisa tumbuhan berupa daun, akar cabnag, atau batang yang sudah membusuk secara alami dengan bantuan mikroorganisme.

Jerami termasuk bahan organik yang menyuburkan media budi daya, memiliki sifat hangat, dan dapat diperoleh dari sisa pemanenan padi di sawah.

Sekam padi merupakan hasil limbah dari kulit, lebih baik sekam padi yang digunakan telah diperam sekitar sebulan.

Dedak merupakan serbuk sisa tumbuhan padi, bahan ini cukup baik untuk digunakan sebagai media karena mempunyai nilai gizi yang cukup baik.

Gedebog/pelepah pisang, berfungsi menyerap gas atau racun yang timbul dari proses fermentasi media budi daya. Pelepah pisang kering berperan sebagai bahan organik media pemeliharaan. Sementara pelepah bahan mengandung kalsium, kalium dan magnesuium yang dapat berfungsi sebagai penyangga agar media tidak terlalu asam. Sebeum digunakan pelepah sebagiknya diperam terlebh dahulu selama satu minggu aghar tidak terlalu lama mengalami proses pembusukan dalam kolam budi daya.

Biotanah/mirostarter untuk merangsang dan mempercepat proses dekomposisi atau fermentasi bahan media budi daya, dapat dibeli di toko atau penyalur bahan bahan pertanian.

Tanaman air, berguna untuk menjaga kelembapan kolam, tanamna yang digunakan yaitu eceng gondok, kangkung air, padi, kayu apu, lumut atau ganggang. Eceng gondok tidak baik untuk kolam air diam (tidak mengalir) karena menyerap oksigen pada mala hari dan meningkatkan kadar amoniak, dapat berkembang cepat dan gelembungnya dapat menetralisir air.

Ada beberapa alternatif penyusunan lapisan media pemeliharaan

Alternatif 1 Letakan tanah lumpur setinggi 20 cm

Pupuk kandang setebal 5 cm diatas tanah lumupr

Lumpur setebal 10 cm

Kompos setebal 5 cm diatas lumpur

Tanah lumpur setebal 10 cm

Jerami padi setebal 15 cm

Tuangkan mikrostater liter dicampur dengan 20 liter air dan siramkan secara merata

Tutup kembali dengan tanah lumpursetebal 20 cm

Masukkan air setinggi 5 10 cm diatas media, selanjutnya tebarkan cincangan bartang pisang sampai menutupi seluruh permukaan kolam.

Alternatif 2 Total tinggi media sekitar 60 cm penyusunan sebagai berikut :

Cecahan jerami padi didasar setebal 30 %

Cecahan pelepah pisang setebal 10 % diatas jerami

Pupuk kandang setebal 40 %

Siram dengan larutan mikrostater

Tutup dengan tanah lumpur setebal 20 %

Aliri air hingga setinggi 5 cm

Alternatif 3 Tinggi total media 70 cm :

Tanah lumpur setebal 50 cm

Pupuk kandang setebal 20 cm

Air setinggi 3 cm

Alternatif 4 Total tinggi media sekitar 50 cm :

Tanah lumpur 80 %

Gedebog pisang busuk 10 %

Jerami busuk 10 %

Air setinggu 5 cm

Pembuatan media tanpa pupuk kandang dapat mempecepat proses fermentasi. Waktu pembuatan mediapun menjadi lebih pendek. Pada hari pertama penyusunan media diisi air. Pada hari ketiga air dikeluarkanb dan diganti air baru untuk menghilangkan getah. Tiga hari kemudian atau hari keenam ganti air kembali, setelah hari kesepuluh, ganti air kembali hingga getah benar benar hilang dan masukkan tanmaan air. Beberapa hari kemudian masukkan belut kedakam kolam.

Pasang surut dalam usaha memang biasa. Namun dengan pengalaman, keuletan dan disertai semangat berinovasi, usaha akam membawa keberhasilan. Selamat mencoba.