Upload
anonymous-polipsz
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
1/67
i
SAMBUTAN
Assalamualaikum wr. wb.
Puji syukur kepada Allah SWT selalu kami panjatkan, karena hanya dengan rahmatdan karuniaNya Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 telah dapatdiselesaikan. Dalam laporan ini dimunculkan perkembangan status kesehatan masyarakatIndonesia, bukan hanya yang berkaitan dengan Millenium Development Goals(MDGs), tetapijuga indikator kesehatan penting lainnya untuk tingkat nasional dan tingkat provinsi.
Pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2013 dilakukan pada bulan Mei-Juni2013,di 33 provinsidan 497 kabupaten/kota. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan(Balitbangkes) mengerahkan sekitar 10.000 enumerator yang menyebar di seluruhkabupaten/kota, seluruh peneliti Balitbangkes, dosen Poltekkes, Jajaran Pemerintah DaerahProvinsi dan Kabupaten/Kota, serta Perguruan Tinggi. Untuk data kesehatan masyarakat,berhasil dihimpun data dasar kesehatan dari 300.000 sampel rumah tangga. Untuk data
biomedis, berhasil dihimpun dan diperiksa spesimen urin dan darah dari 25.000 sampel rumahtangga dan lebih dari satu juta individu.
Proses manajemen data mulai dari data dikumpulkan,kemudian dientri ke komputeryang dilakukan di masing-masing daerah, selanjutnyacleaning data dilakukan di BadanLitbangkes. Proses pengumpulan data dan manajemen dataini sungguh memakan waktu,stamina dan pikiran, sehingga tidaklah mengherankan bila diwarnai dengan dinamikakehidupan yang indah dalam dunia ilmiah.
Perkenankanlah kami menyampaikan penghargaan yang tinggi serta terima kasihyang tulus atas semua kerja cerdas dan penuh dedikasi dari seluruh peneliti, litkayasa danstaf Balitbangkes, rekan sekerja dari BPS, para pakar dari Perguruan Tinggi, Para DosenPoltekkes, Penanggung Jawab Operasional dari jajaran Dinas Kesehatan Provinsi danKabupaten/Kota, seluruh enumerator serta semua pihak yang telah berpartisipasimensukseskan Riskesdas. Simpati mendalam disertai doa kami haturkan kepada merekayang mengalami kecelakaan sewaktu melaksanakan Riskesdas.
Secara khusus, perkenankan ucapan terima kasih kami dan para peneliti kepada IbuMenteri Kesehatan yang telah memberi kepercayaan kepada kita semua, anak bangsa, dalammenunjukkan karya baktinya.
Kami telah berupaya maksimal, namun pasti masih banyak kekurangan, kelemahandan kesalahan. Untuk itu kami mohon kritik, masukan dan saran, demi penyempurnaanRiskesdas dimasa yang akan datang.
Billahit taufiq walhidayah, wassalamualaikum wr. wb.
Jakarta, 1 Desember 2013
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanKementerian Kesehatan RI
DR. dr. Trihono, MSc
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
2/67
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, taufikdan hidayah-Nya,sehingga Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2013 ProvinsiBengkulutelah selesai dilaksanakan. Riskesdas merupakan kegiatan riset kesehatan dasarberbasis masyarakat, yang dilaksanakan secara berkala. Riskesdas menghasilkan indikatorkesehatan yang dapat dimanfaatkan untuk perencanaan pembangunan kesehatan.
Hasil akhir Riskesdas 2013 Provinsi Bengkulu disajikan dalam dua buku, yaitu Laporan Utamadan Bengkulu Dalam Angka (Riskesdas 2013).Laporan utama berisi hasil analisis variabelutama pembangunan kesehatan, dilengkapi dengan filosofi, teori dan justifikasi pengumpulanvariabel dan indikator. Bengkuludalam Angka menyajikan hasil lebih rinci dalam bentuk tabel.Kedua buku ini merupakan satu kesatuan, pembaca disarankan membaca laporan utamauntuk mendapatkangambaran komprehensif mengenai Riskesdas 2013 Provinsi Bengkulu,kemudian Bengkulu Dalam Angka (Riskesdas 2013) untuk memperoleh informasi lebih rinci.
Analisis disajikan secara deskriptif.Informasi yang diberikan dapat dimanfaatkan programuntuk mengevaluasi strategi yang telah diterapkan, sehingga dapat diidentifikasi kemajuankinerja provinsi dan perbaikan yang dibutuhkan.Untuk membandingkan dengan LaporanNasional Riskesdas 2013, informasinya dapat diunduh melalui website Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan www.litbang.depkes.go.id
Ucapan terima kasih yang tulus kami sampaikan kepada seluruh jajaran Kementerian DalamNegeri, Gubernur, Bupati, Walikota, Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi,Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Poltekkes, Perguruan Tinggi, Lembaga PenelitianPusat/Daerah, Organisasi Profesi, Badan Pusat Statistik dan berbagai institusi yangmembantu kelancaran Riskesdas 2013, khususnya untuk Provinsi Bengkulu. Kontribusisemua pihak dari tahap persiapan, pengumpulan dan analisis data serta penulisan laporansangat kami apresiasi. Ungkapan serupa juga kami tujukan kepada para Penanggung Jawab
Provinsi dan Kabupaten/Kota, para Penanggung Jawab Operasional,para Penanggung jawabAdministrasi, Keuangan, dan Logistik, serta para Enumerator di lapangan, sehinggapelaksanaan Riskesdas 2013 untuk Provinsi Bengkuludapat berjalan lancar.
Ucapan terimakasih disertai penghargaan tinggi juga kami sampaikan kepada para ketua, timpakar, tim teknis, tim manajemen data Riskesdas 2013 beserta seluruh anggota tim yangtanpa kenal lelah telah menganalisis dan membahas hasil hingga dapat tertuang dalamLaporan Nasional Riskesdas 2013, yang menjadi contoh pembuatan Laporan Riskesdas 2013untuk Provinsi Bengkulu.
Semoga laporan ini dapatdimanfaatkan bagi para pembaca dan semoga Allah SWTmelimpahkan barokah-Nya kepada kita.
Wassalamualaikum wr.wb.
Kepala Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakatsebagai Koordinator Wilayah II Riskesdas 2013Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
Dr. D. Anwar Musadad, SKM, M.Kes
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
3/67
iii
DAFTAR ISI
Hal.SAMBUTAN IKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iiiDAFTAR TABEL ivDAFTAR GAMBAR xDAFTAR SINGKATAN xivBab I. Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang 11.2. Ruang Lingkup Riskesdas 2013 21.3. Pertanyaan Penelitian 21.4. Tujuan Risakesdas 2013 21.5. Kerangka Pikir 31.6. Alur Pikir Riskesdas 2013 4
1.7. Pengorganisasian Riskesdas 2013 51.8. Manfaat Riskesdas 2013 61.9. Persetujuan Etik Riskesdas 2013 6
Bab II. Metodologi Riskesdas 72.1. Desain 72.2. Lokasi 72.3. Populasi dan Sampel 72.4. Variabel 92.5. Alat Pengumpul Data dan Cara Pengumpulan Data 92.6. Manajemen Data 102.7. Keterbatasan Data Riskesdas 2013 122.8. Pengolahan dan Analisis Data 12
Bab III. Hasil 133.1. Akses dan Pelayanan Kesehatan 133.2. Farmasi dan Pelayanan Kesehatan Tradisional 193.3. Kesehatan Lingkungan 263.4. Penyakit Menular 393.5. Penyakit Tidak Menular 523.6. Cedera 663.7. Kesehatan Gigi dan Mulut 743.8. Status Disabilitas 813.9. Kesehatan Jiwa 833.10. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku 953.11. Pembiayaan Kesehatan 101
3.12. Kesehatan Reproduksi 1093.13. Kesehatan Anak dan Imunisasi 1393.14. Status Gizi 1573.15. Kesehatan Indera 173
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
4/67
iv
DAFTAR TABEL
Hal.Tabel 2.1 Distribusi sampel kesehatan masyarakat dan biomedis yang dapat
dikunjungi menurut kabupaten/kota, Bengkulu 20138
Tabel 2.2 Distribusi rumah tangga dan anggota rumah tangga sampelkesehatan masyarakat yang dapat dikunjungi (respon rate) menurut
kabupaten/kota, Bengkulu 2013
8
Tabel 3.2.1 Proporsi rumah tangga yang menyimpan obat/OT, dan reratajumlah items obat/OT yang disimpan menurutkabupaten/kota, Bengkulu 2013
20
Tabel 3.2.2 Proporsi rumah tangga yang menyimpan obat/OT, danreratajumlah items obat/OT yangdisimpan menurutkarakteristik, Bengkulu 2013
21
Tabel 3.2.3 Persentase rumah tangga yang menyimpan obat keras danantibiotika tanpa resepmenurut kabupaten/kota, Bengkulu2013
21
Tabel 3.2.4 Proporsi rumah tangga berdasarkan sumber mendapatkan
obat dan OTmenurut karakteristik, Bengkulu 2013
22
Tabel 3.2.5 Proporsi rumah tangga berdasarkan status obat dan OT yangdisimpan menurut karakteristik, Bengkulu 2013
22
Tabel 3.2.6 Proporsi rumah tangga yang Mengetahui danberpengetahuan benartentang obat generik (OG ) menurutkabupaten/kota, Bengkulu 2013
23
Tabel 3.2.7 Proporsi rumah tangga yang mengetahuidanberpengetahuan benartentang obat generik (OG )menurut karakteristik, Bengkulu 2013
23
Tabel 3.2.8 Proporsi rumah tangga berdasarkan persepsinya tentangobat generik (OG) menurut karakteristik, Bengkulu 2013
24
Tabel 3.2.9 Proporsi rumah tangga berdasarkan sumber informasi
tentang obat generik (OG) menurut karakteristik, Bengkulu2013
24
Tabel 3.2.10 Proporsi rumah tangga yang pernah memanfaatkanYankestrad dalam 1 tahun terakhir dan jenisYankestrad yangdimanfaatkan menurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
25
Tabel 3.2.11 Proporsi rumah tangga yang pernah memanfaatkanYankestrad dalam 1 tahun terakhirdan jenis Yankestrad yangdimanfaatkan menurut karakteristik, Bengkulu 2013
26
Tabel 3.3.1 Proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumberair minumberdasarkan kriteria JMP WHO Unicef 2006menurut karakteristik,Bengkulu 2013
27
Tabel 3.3.2 Proporsi rumah tangga berdasarkan rerata pemakaian air per
orang per harimenurut karakteristik, Bengkulu 2013
28
Tabel 3.3.3 Proporsi rumah tangga berdasarkan kualitas fisik air minummenurut karakteristik,Bengkulu 2013
29
Tabel 3.3.4 Proporsi rumah tangga berdasarkan cara pengolahan airminum sebelum diminummenurut karakteristik, Bengkulu2013
31
Tabel 3.3.5 Proporsi rumah tangga berdasarkan tempat buang air besarmenurut karakteristik, Bengkulu 2013
32
Tabel 3.3.6 Proporsi rumah tangga berdasarkan tempat pembuanganakhir tinjamenurut karakteristik, Bengkulu 2013
33
Tabel 3.3.7 Proporsi rumah tangga berdasarkan cara pengelolaansampah menurut karakteristik, Bengkulu 2013
34
Tabel 3.3.8 Proporsi rumah tangga berdasarkan status penguasaan
bangunan tempat tinggalmenurut karakteristik, Bengkulu2013
35
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
5/67
v
Tabel 3.4.1 Period prevalenceISPA, pneumonia, pneumonia balita, danprevalensi pneumonia menurut kabupaten/kota, Bengkulu2013
40
Tabel 3.4.2 Period prevalenceISPA, pneumonia, pneumonia balita, danprevalensi pneumonia menurut karaktristik, Bengkulu 2013
42
Tabel 3.4.3 Prevalensi TB berdasarkan diagnosis dan gejala TB menurut
Kabupaten/Kota, Bengkulu 2013
44
Tabel 3.4.4 Prevalensi TB berdasarkan diagnosis dan gejala TB menurutkarakteristik, Bengkulu 2013
44
Tabel 3.4.5 Prevalensi hepatitis, insiden diare dan diare balita, sertaperiod prevalencediare menurut kabupaten/kota, Bengkulu2013
46
Tabel 3.4.6 Prevalensi hepatitis, insiden diare dan diare balita, sertaperiod prevalencediare menurut karakteristik, Bengkulu 2013
46
Tabel 3.4.7 Proporsi penderita hepatitis A, B, C, dan hepatitis lainmenurut Kabupaten/Kota, Bengkulu 2013
47
Tabel 3.4.8 Penggunaan oralit dan zinc pada diare balita menurutkabupaten/kota, Bengkulu 2013
48
Tabel 3.4.9 Insiden dan prevalen malaria menurut kabupaten/kota,Bengkulu 2013 49
Tabel 3.4.10 Insiden dan prevalen malaria menurut karakteristik, Bengkulu2013
50
Tabel 3.4.11 Proporsi penderita malaria yang diobati dengan pengobatansesuai program dan penderita malaria yang mengobatisendiri menurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
51
Tabel 3.4.12 Proporsi penderita malaria yang diobati dengan pengobatansesuai program dan penderita malaria yang mengobatisendiri menurut karakteristik, Bengkulu 2013
51
Tabel 3.5.1 Prevalensi penyakit asma, PPOK, dan kanker menurutkabupaten/kota, Bengkulu 2013
54
Tabel 3.5.2 Prevalensi penyakit asma, ppok dan kanker menurutkarakteristik, Bengkulu 2013
55
Tabel 3.5.3 Prevalensi diabetes, hipertiroid pada umur 15 tahun danhipertensi pada umur 18 tahun menurut kabupaten/kota,Bengkulu 2013
57
Tabel 3.5.4 Prevalensi diabetes, hipertiroid, hipertensi menurutkarakteristik, Bengkulu 2013
57
Tabel 3.5.5 Prevalensi penyakit jantung koroner, gagal jantung, danstroke pada umur 15 tahun menurut kabupaten/kota,Bengkulu 2013
59
Tabel 3.5.6 Prevalensi penyakit jantung koroner, gagal jantung, danstrokepada umur 15 tahunmenurut karakteristik, Bengkulu2013
60
Tabel 3.5.7 Prevalensi penyakit gagal ginjal kronis, batu ginjal, dan sendipada umur 15 tahunmenurut kabupaten/kota, Bengkulu2013
61
Tabel 3.5.8 Prevalensi penyakit gagal ginjal kronis, batu ginjal, dan sendipada umur 15 tahunmenurut karakteristik, Bengkulu 2013
62
Tabel 3.6.1 Prevalensi dan proporsi penyebab cedera langsung menurutkabupaten/kota,Bengkulu 2013
68
Tabel 3.6.2 Prevalensi dan proporsi cedera dan penyebab cederalangsung menurut karakteristik, Bengkulu 2013
69
Tabel 3.6.3 Proporsi jenis cedera menurut kabupaten/kota, Bengkulu2013
70
Tabel 3.6.4 Proporsi jenis cedera menurut karakteristik, Bengkulu 2013 71
Tabel 3.6.5 Proporsi tempat terjadinya cedera menurut kabupaten/kota,Bengkulu 2013
72
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
6/67
vi
Tabel 3.6.6 Proporsi tempat terjadinya cedera menurut karakteristik,Bengkulu 2013
73
Tabel 3.7.1 Prevalensi penduduk yang bermasalah gigi dan mulut dalam12 bulan terakhir sesuai effective medical demandmenurutkabupaten/kota, Bengkulu 2013
75
Tabel 3.7.2 Prevalensi penduduk bermasalah gigi-mulut menurut
karakteristik, Bengkulu 2013
76
Tabel 3.7.3 Persentase penduduk berobat gigi sesuai jenis nakesmenurut kabupaten/kota,Bengkulu 2013
77
Tabel 3.7.4 Persentase penduduk umur 10 tahun menyikat gigi setiaphari dan berperilaku benar menyikat gigi menurutkabupaten/kota, Bengkulu 2013
78
Tabel 3.7.5 Persentase penduduk sepuluh tahun ke atas yang menyikatgigi setiap hari dan berperilaku benar menyikat gigi menurutkarakteristik, Bengkulu 2013
79
Tabel 3.7.6 Komponen D, M, F dan index DMF-T menurut karakteristik,Bengkulu 2013
80
Tabel 3.8.1 Proporsi tingkat kesulitan menurut komponen disabilitas,
Bengkulu 2013
81
Tabel 3.8.2 Indikator disabilitas menurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013 82Tabel 3.8.3 Indikator disabilitas menurut karakteristik, Bengkulu2013 82Tabel 3.9.1 Prevalensi gangguan jiwa berat menurut kabupaten/kota,
Bengkulu 201384
Tabel 3.9.2 Prevalensi gangguan mental emosionalpadapendudukberumur 15 tahun(berdasarkan Self ReportingQuestionnaire-20)* menurut kabupaten/kota,Bengkulu 2013
85
Tabel 3.10.1 Proporsi penduduk umur 10 tahun yang berperilakubenardalam buang air besar dan cuci tangan menurutkabupaten/kota, Bengkulu 2013
86
Tabel 3.10.2 Proporsi penduduk umur 10 tahun yang melakukan
kebiasaan merokok di kabupaten/kota, Bengkulu 2013
87
Tabel 3.10.3 Proporsi penduduk umur 10 tahun menurut kebiasaanmerokok dan karakteristik,Bengkulu 2013
87
Tabel 3.10.4 Rerata Jumlah batang rokok yang dihisap penduduk Umur10 tahunmenurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
88
Tabel 3.10.5 Proporsi penduduk umur 10 tahun yang mempunyaiKebiasaan mengunyah tembakau menurut kabupaten/kota,Bengkulu, 2013
89
Tabel 3.10.6 Proporsi penduduk umur 10 tahun sesuai jenis aktivitas fisikmenurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
90
Tabel 3.10.7 Proporsi penduduk 10 tahun berdasarkan aktivitas sedentarimenurut karakteristik, Bengkulu 2013
90
Tabel 3.10.8 Proporsi penduduk 10 tahun berdasarkan aktivitas sedentari
menurut karakteristik, Bengkulu 201391
Tabel 3.10.9 Proporsi penduduk umur 10 tahun dengan perilakukonsumsi berisikomenurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
92
Tabel 3.10.10 Proporsi penduduk umur 10 tahun dengan konsumsimakanan minuman berisiko menurut karakteristik, Bengkulu2013
94
Tabel 3.10.11 Proporsi penduduk Umur 10 tahun dengan perilakukonsumsi makananolahan dari tepung menurutkabupaten/kota, Bengkulu 2013
98
Tabel 3.11.1 Proporsi penduduk menurut kepemilikan jaminan kesehatandan kabupaten/kota, Bengkulu 2013
102
Tabel 3.11.2 Proporsi penduduk menurut kepemilikan jaminan kesehatan
dan karakteristik, Bengkulu 2013
102
Tabel 3.11.3 Proporsi penduduk yang mengobati sendiri sebulan terakhir 104
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
7/67
vii
dan besaran biayanya menurut kabupaten/kota, Bengkulu2013
Tabel 3.11.4 Proporsi penduduk yang mengobati sendiri sebulan terakhirdan besaran biayanyamenurut karakteristik, Bengkulu 2013
104
Tabel 3.11.5 Proporsi pemanfaatan rawat jalan dan rawat inap besertabiaya yang dikeluarkan (Rp) berdasarkan kabupaten/kota,
Bengkulu 2013
105
Tabel 3.11.6 Proporsi pemanfaatan rawat jalan dan rawat inap besertabiaya yang dikeluarkan (Rp) berdasarkan karakteristik,Bengkulu 2013
106
Tabel 3.11.7 Proporsi penduduk menurut sumber biaya untuk rawat jalanberdasarkan kabupaten/kota, Bengkulu 2013
107
Tabel 3.11.8 Proporsi penduduk menurut sumber biaya untuk rawat jalanberdasarkan karakteristik, Bengkulu 2013
107
Tabel 3.11.9 Sumber biaya yang dipakai untuk pengobatan rawat inapmenurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
108
Tabel 3.11.10 Sumber biaya yang dipakai untuk pengobatan rawat inapmenurut karakteristik, Bengkulu 2013
109
Tabel 3.12.1 Distribusi persentase WUS kawin menurut penggunaanalat/cara KB saat ini dan indikator CPR menurutkabupaten/kota, Bengkulu 2013
111
Tabel 3.12.2 Distribusi persentase WUS kawin menurut penggunaanalat/cara KB saat ini danindikator CPR menurut karakteristik,Bengkulu 2013
112
Tabel 3.12.3 Distribusi penggunaan KB saat ini menurut jenis cara/alat KBdan kabupaten/kota, Bengkulu 2013
113
Tabel 3.12.4 Proporsi WUS kawin yang menggunakan alat/cara KBmodern berdasarkanpengelompokan jenis kandunganhormonal, jangka waktu efektivitas KBmenurutkabupaten/kota, Bengkulu, 2013
114
Tabel 3.12.5 Proporsi WUS kawin yang menggunakan alat/cara KBmodern berdasarkan pengelompokan jenis kandunganhormonal, jangka waktu efektivitas alat KB modern menurutkarakteristik, Bengkulu 2013
115
Tabel 3.12.6 Distribusi persentase WUS kawin yang menggunakanalat/cara KB modern menuruttenaga kesehatan yangmemberikan pelayanan KB menurut kabupaten/kota,Bengkulu 2013
116
Tabel 3.12.7 Distribusi persentase WUS kawin yang Menggunakanalat/cara KB modern menurut tenaga kesehatan yangmemberikan pelayanan KB menurut karakteristik, Bengkulu2013
116
Tabel 3.12.8 Distribusi persentase WUS kawin yang menggunakan
alat/cara KB modern menuruttempat mendapatkanpelayanan alat kontrasepsi dan kabupaten/kota, Bengkulu2013
118
Tabel 3.12.9 Distribusi persentase WUS kawin yang menggunakanalat/cara KB modern menuruttempat mendapatkanpelayanan alat kontrasepsi menurut karakteristik, Bengkulu2013
118
Tabel 3.12.10 Distribusi persentase kelahiran periode 1 Januari 2010sampai saat wawancara menurut riwayat pemeriksaankehamilan pada masa kehamilannya serta cakupanindikatorANC menurut karakteristik, Bengkulu 2013
121
Tabel 3.12.11 Distribusi persentase kelahiran periode 1 Januari 2010
sampai saat wawancara yang melakukan pemeriksaan ANCmenurut tenaga kesehatan yang memberi pelayanan ANC
122
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
8/67
viii
dan kabupaten/kota, Bengkulu 2013
Tabel 3.12.12 Distribusi persentase kelahiran periode 1 Januari 2010sampai saat wawancarayang melakukan pemeriksaan ANCmenurut tenaga kesehatan yangmemberi pelayanan ANCdan karakteristik, Bengkulu 2013
122
Tabel 3.12.13 Distribusi persentase kelahiran periode 1 Januari 2010
sampai saat wawancara yang melakukan pemeriksaankehamilanmenurut tempat saat menerima pelayanan ANCdan kabupaten, Bengkulu 2013
124
Tabel 3.12.14 Distribusi persentase kelahiran periode 1 Januari 2010sampai saat wawancara yang melakukan pemeriksaankehamilanmenurut tempat saat menerima pelayanan ANCdan karakteristik, Bengkulu 2013
124
Tabel 3.12.15 Distribusi persentase semua kelahiran periode 1 Januari2010 sampai saat wawancaramenurut konsumsi zat besi danjumlah hari mengkonsumsi zat besiselama kehamilannya dan Kabupaten, Bengkulu 2013
126
Tabel 3.12.16 Distribusi persentase kelahiran pada Periode 1 Januari 2010
sampai saat wawancara menurut konsumsi zat besi danjumlah hari mengkonsumsi zat besi selama masakehamilannya dan karakteristik, Bengkulu 2013
127
Tabel 3.12.17 Distribusi persentase kelahiran periode 1 Januari 2010sampai saat wawancara menuruthasil pendataan kepemilikanbuku KIA dan observasi isian Amanat Persalinanpada buku KIA yang ditunjukkan oleh ibu dankabupaten/kota, Bengkulu 2013
129
Tabel 3.12.18 Distribusi persentase kelahiran periode 1 Januari 2010sampai saat wawancara menuruthasil pendataan kepemilikanbuku KIA dan observasi Isian Amanat Persalinanpada bukuKIA yang ditunjukkan oleh ibu dan karakteristik, Bengkulu2013
130
Tabel 3.12.19 Distribusi persentase kelahiran pada periode 1 Januari 2010sampai saat wawancara menurut cara bersalin dankarakteristik, Bengkulu 2013
131
Tabel 3.12.20 Distribusi persentase kelahiran pada periode 1 Januari 2010sd wawancara menurut penolong persalinan kualifikasitertinggi dan kabupaten/kota, Bengkulu 2013
133
Tabel 3.12.21 Distribusi persentase kelahiran pada periode 1 Januari 2010s/d wawancara menurut penolong persalinan kualifikasitertinggi dan karakteristik, Bengkulu 2013
133
Tabel 3.12.22 Distribusi persentase kelahiran pada periode 1 Januari 2010sampai saat wawancara menurut tempat bersalin dankabupaten/kota, Bengkulu 2013
135
Tabel 3.12.23 Distribusi persentase kelahiran pada periode 1 Januari 2010sd wawancara menurut tempat bersalin dan karakteristik,Bengkulu 2013
135
Tabel 3.12.24 Proporsi pelayanan kesehatan ibu nifas dari riwayat kelahiranperiode 1 Januari 2010 sd wawancara menurutkabupaten/kota, Bengkulu 2013
137
Tabel 3.12.25 Distribusi persentase kelahiran pada periode 1 Januari 2010s/d wawancara menurut pelayanan kesehatan ibu nifas dankarakteristik, Bengkulu 2013
137
Tabel 3.12.26 Distribusi persentase kelahiran pada periode 1 Januari 2010sampai saatwawancara menurut pelayanan KB pasca salindan kabupaten/kota, Bengkulu 2013
138
Tabel 3.12.27 Distribusi persentase kelahiran pada periode 1 Januari 2010sampai saat wawancara menurut pelayanan KB pasca salin
138
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
9/67
ix
dan karakteristik, Bengkulu 2013
Tabel 3.13.1 Informasi sampel dan indikator yang dikumpulkan untuk topikkesehatan anak dan imunisasi, Bengkulu 2013
139
Tabel 3.13.2 Persentase berat badan lahir anak umur 0-59 bulan menurutkarakteristik,Bengkulu 2013
141
Tabel 3.13.3 Persentase panjang badan lahir anak umur 0-59
bulanmenurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
142
Tabel 3.13.4 Persentase panjang badan lahir anak umur 0-59 bulanmenurut karakteristik, Bengkulu 2013
142
Tabel 3.13.5 Persentase imunisasi dasar pada anak Usia 12 - 59 bulanmenurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
146
Tabel 3.13.6 Persentase imunisasi dasar pada anak usia 12- 59 bulanmenurut karakteristik, Bengkulu 2013
146
Tabel 3.13.7 Persentase imunisasi dasar lengkap pada anak Usia 12 - 59bulanmenurut kabupaten/kota, Provinsi Bengkulu 2013
147
Tabel 3.13.8 Persentase imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23bulanmenurut karakteristik, Bengkulu 2013
148
Tabel 3.13.9 Persentase kunjungan neonatal pada anak usia 0-59
bulanmenurut karakteristik, Bengkulu 2013
150
Tabel 3.13.10 Persentase kunjungan neonatal lengkap (KN1, KN2, KN3)pada anak usia 0-59 bulanmenurut karakteristik, Bengkulu2013
151
Tabel 3.13.11 Persentase cara perawatan tali pusar pada anak umur 0-59bulanmenurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
152
Tabel 3.13.12 Persentase proses mulai menyusu pada anak umur 0-23bulan menurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
153
Tabel 3.13.13 Persentase frekuensi penimbangan anak umur 6-59 bulanselama enam bulan terakhir menurutkabupaten/kota,Bengkulu 2013
155
Tabel 3.15.1 Proporsi ketersediaan koreksi refraksi serta prevalensisevere low visiondan kebutaan pada koresponden umur 6tahun tanpa/dengan koreksi optimal menurut karakteristik,Bengkulu 2013
175
Tabel 3.15.2 Proporsi ketersediaan koreksi refraksi serta prevalensiSevere Low Visiondan Kebutaan pada responden umur 6tahun tanpa/dengan koreksi optimal di kabupaten/kota,Bengkulu 2013
177
Tabel 3.15.3 Prevalensi pterygium dan kekeruhan kornea pada respondensemua umur menurut karakteristik, Bengkulu 2013
177
Tabel 3.15.4 Prevalensi pterygium dan kekeruhan kornea pada respondensemua umur di kabupaten/kota, Bengkulu 2013
178
Tabel 3.15.5 Prevalensi katarak dan tiga alasan utama belum menjalanioperasi katarak pada responden semua umur menurut
karakteristik, Bengkulu 2013
179
Tabel 3.15.6 Prevalensi katarak dan tiga alasan utama belum menjalanioperasi katarak pada responden semua umur dikabupaten/kota, Bengkulu 2013
180
Tabel 3.15.7 Prevalensi gangguan pendengaran dan ketulian pendudukumur 5 tahun sesuai tes konversasi menurut karakteristik,Bengkulu 2013
181
Tabel 3.15.8 Prevalensi gangguan pendengaran dan ketulian respondenumur 5 tahun sesuai tes konversasi di kabupaten/kota,Bengkulu 2013
182
Tabel 3.15.9 Prevalensi morbiditas telinga lainnya pada responden umur2 tahun menurut karakteristik, Bengkulu 2013
183
Tabel 3.15.10 Prevalensi morbiditas telinga lainnya pada responden umur2 tahun menurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
184
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
10/67
x
DAFTAR GAMBAR
Hal.Gambar 1.1 Kerangka pikir 3Gambar 1.2 Alur pikir Riskesdas 2013 5Gambar 3.1.1 Proporsi rumah tangga yang mengetahui keberadaan rumah
sakit pemerintah dan rumah sakit swasta menurutkabupaten/kota, Bengkulu 2013
13
Gambar 3.1.2 Proporsi rumah tangga yang mengetahui keberadaan bidanpraktek atau rumah bersalin menurut kabupaten/kota,Bengkulu 2013
14
Gambar 3.1.3 Proporsi rumah tangga yang mengetahui keberadaanposyandu menurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
14
Gambar 3.1.4 Proporsi moda transportasi ke rumah sakit pemerintahberdasarkan karakteristik, Bengkulu 2013
15
Gambar 3.1.5 Proporsi moda transportasi ke puskesmas berdasarkankarakteristik, Bengkulu 2013
16
Gambar 3.1.6 Waktu tempuh menuju fasilitas kesehatan terdekat menurutpengetahuan rumah tangga, Bengkulu 2013
17
Gambar 3.1.7 Waktu tempuh menuju rumah sakit pemerintah berdasarkankarakteristik, Bengkulu 2013
17
Gambar 3.1.8 Biaya transportasi menuju fasilitas kesehatan terdekat,Bengkulu 2013
18
Gambar 3.1.9 Biaya transportasi menuju UKBM terdekat, Bengkulu 2013 19Gambar 3.2.1 Proporsi rumah tangga yang menyimpan obat dan jenis obat
yang disimpan,Indonesia 201320
Gambar 3.2.2 Proporsi rumah tangga yang memanfaatkan Yankestraddalam 1 tahun terakhir dan jenis Yankestrad yangdimanfaatkan, Bengkulu 2013
25
Gambar 3.3.1 Proporsi rumah tangga berdasarkan anggota rumah tanggayang biasa mengambil air,Bengkulu 2013
28
Gambar 3.3.2 Proporsi rumah tangga berdasarkan anggota rumah tanggayang biasa mengambil air, Bengkulu 2013
29
Gambar 3.3.3 Proporsi rumah tangga yang melakukan pengolahan airsebelum diminum, Bengkulu 2013
30
Gambar 3.3.4 Proporsirumah tangga berdasarkan cara pengolahan airminum sebelum diminum,Bengkulu 2013
30
Gambar 3.3.5 Proporsi rumah tangga berdasarkan tempat pembuanganakhir tinja menurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
32
Gambar 3.3.6 Proporsi rumah tanggaberdasarkanpenampungan airlimbah,Bengkulu 2013
33
Gambar 3.3.7 Proporsi rumah tangga berdasarkan status penguasaanbangunan tempat tinggalmenurut kabupaten/kota, Bengkulu2013
34
Gambar 3.3.8 Proporsi rumah tangga berdasarkan kepadatan hunianmenurut kabupaten/kota,Bengkulu 2013
35
Gambar 3.3.9 Proporsi rumah tangga berdasarkanjenis plafon/langit-langit,jenis dinding dan jenis lantai terluas, Bengkulu 2013
36
Gambar 3.3.10 Proporsi rumah tangga berdasarkan ketersediaan ruangtidur, ruang keluarga dan ruang dapur dengan kebersihan,keberadaan jendela, ventilasi, dan pencahayaan alami,Bengkulu 2013
36
Gambar 3.3.11 Proporsi rumah tangga berdasarkan jenis sumberpenerangan, Bengkulu 2013
37
Gambar 3.3.12 Proporsi rumah tangga berdasarkan jenis sumberpenerangan non listrik menurut kabupaten/kota, Bengkulu
37
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
11/67
xi
2013Gambar 3.3.13 Proporsi rumah tangga berdasarkan jenis bahan bakar/energi
dan karakteristik,Bengkulu 201338
Gambar 3.3.14 Proporsi rumah tangga berdasarkanperilakumencegahgigitan nyamuk,Bengkulu 2013
38
Gambar 3.3.15 Proporsi rumah tangga yang menggunakan
ataumenyimpan pestisida/insektisida/pupuk kimia,Bengkulu 2013
39
Gambar 3.4.1 Period prevalenceISPA, menurut kabupaten/kota, Bengkulu2007 dan 2013
40
Gambar 3.4.2 Period prevalencepneumonia menurut kabupaten/kota,Bengkulu 2007 dan 2013
41
Gambar 3.4.3 Insidens pneumonia per 1000 balita menurut Kelompok umur(tahun) Bengkulu 2013
42
Gambar 3.4.4 Prevalensi TB menurut kabupaten/kota, Bengkulu 2007 dan2013
43
Gambar 3.5.1 Besar sampel yang digunakan untuk analisis penyakit tidakmenular (PTM)
52
Gambar 3.5.2 Kecenderungan prevalensi DM berdasarkan wawancarapada umur 15 tahun menurut kabupaten/kota, Bengkulu2007 dan 2013
64
Gambar 3.5.3 Kecenderungan prevalensi hipertensi berdasarkanwawancara pada umur 18 tahun menurut kabupaten/kota,Bengkulu 2007 dan 2013
65
Gambar 3.5.4 Kecenderungan prevalensi hipertensi berdasarkanpengukuran pada umur 18 tahun menurut kabupaten/kota,Bengkulu 2007 dan 2013
65
Gambar 3.5.5 Kecenderungan prevalensi stroke per mil pada umur 15tahunmenurut kabupaten/kota, Bengkulu 2007 dan 2013
66
Gambar 3.5.6 Kecenderungan prevalensi penyakit sendi/rematik/encok
berdasarkan wawancara pada umur
15 tahun menurutkabupaten/kota, Bengkulu 2007 dan 2013
66
Gambar 3.7.1 Proporsi penduduk semua umur yang bermasalah gigi danmulut serta mendapat perawatan, dan EMD*), Bengkulu 2013
77
Gambar 3.10.1 Proporsi penduduk 10 tahun yang mengonsumsi makananberisiko, 2013
93
Gambar 3.10.2 Kecenderungan Penduduk umur 10 tahun perilakukonsumsimakanan berisiko,Bengkulu tahun 2007 dan 2013
96
Gambar 3.10.3 Proporsi penduduk umur 10 tahun menurut frekuensimakananbersumber tepung terigu 1 kali/hari
97
Gambar 3.10.4 Proporsi rumah tangga yang memenuhi kriteria perilakuhidup bersih dan sehat (PHBS) baik menurut kabupaten/kota,Bengkulu 2013
100
Gambar 3.10.5 Proporsi (%) rumah tangga memenuhi kriteria perilaku hidupbersih dan sehat (PHBS) baikmenurut karakteristik, Bengkulu2013
100
Gambar 3.12.1 Proporsi penduduk yang sedang hamil berdasarkan laporanrumah tangga menurut kelompok umur (tahun), Riskesdas2013
110
Gambar 3.13.1 Persentase berat badan lahir rendah anak umur 0-59 bulanmenurut kabupaten/kota,Bengkulu 2013
140
Gambar 3.13.2 Persentase anak dengan berat badan
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
12/67
xii
Gambar 3.13.4 Imunisasi dasar lengkap pada anak umur 12-59 bulan,Bengkulu 2013
145
Gambar 3.13.5 Persentase keluhan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)pada anak usia 12-59 bulan, Bengkulu 2013
149
Gambar 3.13.6 Kecenderungan kunjungan neonatus lengkap, BengkuluRiskesdas2010 dan 2013
149
Gambar 3.13.7 Pemberian ASI saja 24 jam terakhir menurut umur bayi 0-6bulan, Bengkulu 2013
154
Gambar 3.13.8 Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada anak 6-59bulan,Bengkulu 2013
154
Gambar 3.13.9 Kecenderungan frekuensi pemantauan pertumbuhan anakumur 6-59 bulandalam 6 bulan terakhir, Bengkulu 2007 dan2013
155
Gambar 3.13.10 Persentase anak perempuan usia 0-11 tahun yang pernahdisunat menurut kabupaten/kota, Bengkulu2013
156
Gambar 3.13.11 Persentase anak perempuan usia 0 - 11 tahun yang pernahdisunat menurut karakteristik, Bengkulu 2013
157
Gambar 3.13.12 Persentase anak perempuan usia 0 - 11 tahun yang pernah
disunat menurut umur ketika disunat, provinsi BengkuluRiskesdas 2013
157
Gambar 3.14.1 Kecenderungan prevalensi status gizi BB/U 18 tahunmenurut kabupaten/kota,Bengkulu 2013
170
Gambar 3.14.17 Prevalensi obesitas (IMT>25) pada perempuan umur > 18tahun menurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
170
Gambar 3.14.18 Kecenderungan prevalensi obesitas sentral penduduk umur15 tahunmenurut kabupaten/kota, Bengkulu 2007 dan 2013 171
Gambar 3.14.19 Prevalensi risiko KEK wanita hamil umur 15-49 tahun 172
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
13/67
xiii
menurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013Gambar 3.14.20 Prevalensi risiko KEK wanita usia subur (WUS) 15 49 tahun
menurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013172
Gambar 3.14.21 Prevalensi wanita hamil berisiko tinggi (tinggi badan < 150cm) menurut kabuaten/kota, Bengkulu 2013
173
Gambar 3.15.1 Proporsi ketersediaan koreksi refraksi serta prevalensisevere
low visiondan kebutaan pada pendudukumur6 tahuntanpa/dengan koreksi optimal di Bengkulu2013
175
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
14/67
xiv
DAFTAR SINGKATAN
5T 5 jenis komponen ANC meliputi 1) timbang berat badan dan ukurtinggi badan; 2) ukur tekanan darah/tensi; 3) pemberian tabletambah darah; 4) pemberian imunisasi tetanus toksoid dan 5) ukurtinggi fundus.
AIDS Acquired Immuno Deficiency Syndrome
AKABA Angka Kematian Balita
AKB Angka Kematian Bayi
AKDR Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
AKG Angka Kecukupan Gizi
AKI Angka Kematian Ibu
ALH Anak Lahir Hidup
AMH Anak Masih Hidup
ANC Ante Natal CareART Anggota Rumah Tangga
BAB Buang Air Besar
Balitbangkes Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
BB/TB Berat Badan menurut Tinggi Badan
BB/U Berat Badan menurut Umur
BP Balai Pengobatan
BPS Badan Pusat Statistik
BS Blok Sensus
BTA Basil Tahan Asam
CO Carbon Monoksida
D Diagnosis
DAM Depot Air Minum
DKBM Daftar Komposisi Bahan Makanan
DPT Diphtery Pertusis Tetanus
DPT-HB Diphtery Pertusis Tetanus-Hepatitis B
DST Drug susceptibility test
EQAS External Quality Assurance Scheme
Faskes Fasilitas Kesehatan
FDC Fixed Dose Combination
G Gejala
HIV Human Immunodeficiency VirusIMT Indeks Massa Tubuh
IMT/U Indeks Massa Tubuh menurut Umur
ISTC International standard for TB Care
JMP Joint Monitoring Program
K1 Kunjungan pertama kali.
K4 Kunjungan 4 kali dengan kriteria minimal sekali pada trimesterpertama, minimal sekali pada trimester kedua dan minimal duakali pada trimester ketiga.
KB Keluarga Berencana
KEPK Komisi Etik Penelitian Kesehatan
KF Kunjungan Nifas
KIA Kesehatan Ibu dan Anak
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
15/67
xv
KMS Kartu Menuju Sehat
KMS Bumil Kartu Menuju Sehat Ibu Hamil
KN1 Kunjungan Neonatus 1
KN2 Kunjungan Neonatus 2
KN3 Kunjungan Neonatus 3
LQAS Lot Quality Sampling AssesmentM.tb Mycobacterium tuberculosis
MDGs Millenium Development Goals
MDR Multi Drug Ressistant
Nakes Tenaga Kesahatan
OAT Obat Anti Tuberculosis
ODHA Orang dengan HIV/AIDS
P2PL Pencegahan Penyakit dan Pengendalian Lingkungan
PAH Penampungan Air Hujan
PAM Perusahaan Air Minum
PBB Perserikatan Bangsa-BangsaPDBK Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan
Penasun Pengguna Narkoba Suntik
PJT Penanggung Jawab Teknis
PNS Pegawai Negeri Sipil
Polindes Pondok Bersalin Desa
Polri Polisi Republik Indonesia
PONED Pelayanan Obstetrik Neonatus Emergency Dasar
Poskesdes Pos Kesehatan Desa
Posyandu Pos Pelayanan Terpadu
PPI Program Pengembangan Imunisasi
PPM Puskesmas Pelaksana Mandiri
PPOK Penyakit Paru Obstruktif Kronik
PPS Petugas Pengumpul Spesimen
PRM Puskesmas Rujukan Mikroskopik
PUGS Pedoman Umum Gizi Seimbang
Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat
Pustu Puskesmas Pembantu
PWS KIA Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
RS Rumah Sakit
RSB Rumah Sakit Bersalin
RT Rumah TanggaSP Sensus Penduduk
SPAL Sarana Pembuangan Air Limbah
Subdit Sub Direktorat
TB Tinggi Badan
TB Tuberkulosis
TB/U Tinggi Badan menurut Umur
TNI Tentara Nasional Indonesia
Trimester Tiga bulanan
TT Tetanus toksoid
TT Tidak TahuUKP Umur Perkawinan Pertama
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
16/67
xvi
VCT Voluntary HIV Counseling and Testing
WHO World Health Organization
WNPG Wydiakarya Nasional Pangan dan Gizi
XDR Extensively Drug Ressistant
ZN Ziehl Neelsen
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
17/67
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Visi rencana pembangunan jangka panjang nasional 2005-2025 adalah Indonesia yang maju, adil, dan
makmur. Visi tesebut direalisasikan pada delapan misi pembangunan. Misi pembangunan kesehatan2010-2014 adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; melindungi kesehatan masyarakat
dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan
berkeadilan; menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan; dan menciptakan
tata kelola kepemerintahan yang baik. Sistem kesehatan nasional pada tahun 2012 memasukkanpenelitian dan pengembangan dalam salah satu sub sistem dari tujuh sub sistem yang ada
i.
Untuk mencapai visi dan misi di atas, maka salah satu strategi Kementerian Kesehatan RI adalah
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan sertaberbasis bukti dengan mengutamakan pada upaya promotif dan preventif.Untuk itu diperlukan
data kesehatan berskala nasional berbasis fasilitas maupun komunitas yang dikumpulkan secara
berkesinambungan dan dapat dipercaya
ii
.Dalam upaya menyediakan data kesehatan yang berkesinambungan maka Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI melaksanakanRisetKesehatan Dasar (Riskesdas). Riskesdas merupakan Riset Kesehatan berbasis komunitas yang
dirancang dapat berskala nasional, provinsi dankabupaten/kota. Riskesdas dilaksanakan secara berkaladengan tujuan untuk melakukan evaluasi pencapaian program kesehatan sekaligus sebagai bahanuntuk perencanaan kesehatan.
Pada tahun 2007, Riskesdas pertama telah dilakukan, meliputi indikator kesehatan utama, yaitu status
kesehatan (penyebab kematian, angka kesakitan, angka kecelakaan, angka disabilitas, dan status gizi),kesehatan lingkungan, konsumsi gizi rumah tangga, pengetahuan-sikap-perilaku kesehatan (FluBurung, HIV/AIDS, perilaku higienis, penggunaan tembakau, minum alkohol, aktivitas fisik, perilakukonsumsi makanan) dan berbagai aspek mengenai pelayanan kesehatan (akses, cakupan, mutu
layanan, pembiayaan kesehatan), termasuk sampel darah anggota rumah tangga (kecuali bayi) pada
sub sampel daerah perkotaaniii
.
Hasil Riskesdas 2007 telah banyak dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan dan penyelenggaraprogram kesehatan baik di pusat maupun daerah. Selain telah digunakan sebagai bahan penyusunanRPJMN 2010-2014, data Riskesdas juga telah digunakan sebagai dasar penyusunan Indeks
Pembangunan Kesehatan (IPKM)iv yang berguna untuk membuat peringkat kabupaten/kota
berdasarkan hasil pembangunan kesehatan serta sebagai dasar Penanggulangan Daerah BermasalahKesehatan (PDBK)
v.
Pada tahun 2013 dilakukan kembali Riskesdas yang serupa dengan tahun 2007 yaitu dengan
keterwakilan sampel hingga tingkat Kabupaten/Kota. Untuk pemeriksaan kesehatan gigi dan mulutmewakili tingkat provinsi dan sampel biomedis mewakili tingkat nasional.
Tahapan persiapan Riskesdas 2013 telah dilakukan selama satu tahun pada 2012, diawali denganmeninjau kembali indikator kesehatan yang dikumpulkan pada Riskesdas 2007 untuk meningkatkankualitas data. Selanjutnya beberapa indikator ditambahkan seperti Pemukiman dan Ekonomi, Farmasi,
Kesehatan Mental ditambah informasi mengenai gangguan jiwa berat dan pasung, KesehatanReproduksi, Frekuensi Konsumsi Makanan Olahan yang Bersumber dari Tepung Terigu, Kesehatan
Indera Pendengaran, Pemeriksaan Iodium dalam Air dan Pemeriksaan Iodium Urin pada Wanita UsiaSubur (WUS). Indikator status ekonomi dikembangkan dari komposit variabel aset yang termasuk
dalam blok Pemukiman dan Ekonomi. Untuk merespon polemik mengenai sunat perempuan, pada
Riskesdas 2013 Sebaliknya ada satu indikator Riskesdas 2007 yang tidak dikumpulkan sepertikonsumsi gizi rumah tangga dengan alasan akan dilakukan survei tersendiri. Demikian pula ada
beberapa variabel yang tidak dikumpulkan antara lain ketanggapan pelayanan kesehatan, pengetahuan
tentang HIV/AIDS, kebiasaan minum minuman beralkohol, pengetahuan tentang flu burung, dan
kebisingan di sekitar rumah tangga.
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
18/67
2
1.2 Ruang Lingkup Riskesdas 2013
Seperti telah diuraikan sebelumnya, fokus Riskesdas 2013 ini adalah untuk mengumpulkan databerbasis masyarakat yang dapat digunakan untukmengevaluasi perubahan status kesehatan di tingkatKabupaten/kota, Provinsi dan Nasional termasuk IPKM dan indikator MDGs kesehatan.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian untuk Riskesdas 2013 yaitu:
1) Bagaimanakah pencapaian status kesehatan masyarakat di tingkat nasional, provinsi, dankabupaten tahun 2013?
2) Apakah telah terjadi perubahan masalah kesehatan spesifik di setiap provinsi, dan kabupaten/kota?
3) Apa dan bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi status kesehatan masyarakat di tingkatnasional, provinsi, dan kabupaten/kota?
4) Faktor apa yang menyebabkan terjadinya perubahan masalah kesehatan?
5) Bagaimana korelasi antar faktor terhadap status kesehatan?
Laporan ini baru dapat menjawab pertanyaan penelitian 1 dan 2 sedangkan pertanyaan penelitian 3,4
dan 5 akan dilaporkan tahun 2014 dalam bentuk analisis lanjut.
1.4 Tujuan Riskesdas 2013Tujuan Umum:
Menyediakan informasi berbasis bukti untuk perumusan kebijakan pembangunan kesehatan di
berbagai tingkat administrasi.
Tujuan Khusus:
1) Menyediakan informasi untuk perencanaan kesehatan termasuk alokasi sumber daya di berbagai
tingkat administrasi.2) Menyediakan peta status dan masalah kesehatan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota
pada tahun 2013.
3) Menyediakan informasi perubahan status kesehatan masyarakat yang terjadi dari 2007 ke 2013.4) Menilai kembali disparitas wilayah kabupaten kota menggunakan IPKM.
5) Mengkaji korelasi antar faktor yang menyebabkan perubahan status kesehatan.
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
19/67
3
1.5KerangkaPikir
FungsiSistemKesehatan
TujuanSistemK
esehatan
Keterangan
-------:tidakdikumpulkandalam
Riskesdas2013
G
ambar1.1
Ke
rangkapikir
Pendidikan,
Pekerjaan,StatusEkonomi
Pengetahua
n,SikapdanPerilakuKesehatan
Farmasidan
PelayananKesehatanTradisional
ManajemenSum
ber
Daya
AksesPelayana
n
Kesehatan
DerajatKesehatan
Pembiayaan
Kesehatan
Pemerataan&Keadilan
PembiayaanKesehatan
StatusGizi
KesehatanReproduksi
KesehatanBayidan
Balita
MorbiditasPenyakit
Menular
PenyakitTidakMenular
PenyakitBawaan,
GangguanIndera
KesehatanJiwadan
gangguanemosional
GigidanMulut
Cedera,
disabilitas
Kecacatan
PemeriksaanSpesim
enDarah
StatusIodium
Kesehatan
Lingkungan
Visi,Misi,strategidan
kebijakan
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
20/67
4
1.6 Alur Pikir Riskesdas 2013
Alur pikir (Gambar 1.2) ini secara skematis menggambarkanenam tahapan penting dalam Riskesdas
2007 dan 2013. Keenam tahapan ini terkait erat dengan ide dasar Riskesdas untuk menyediakan datakesehatan yang sahih, akurat dan dapat dibandingkan serta dapat menghasilkan estimasi yang dapat
mewakili rumah tangga dan individu sampai ke tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional. Siklus
yang dimulai dari Tahapan 1 hingga Tahapan 6 menggambarkan sebuah pemikiran yang sistematis danberlangsung secara berkesinambungan. Dengan demikian, hasil Riskesdas 2013 bukan saja harus
mampu menjawab pertanyaan kebijakan, namun dapat memberikan arah bagi pengembangan kebijakanberikutnya.
Untuk menjamin kelayakan dan ketepatgunaan dalam penyediaan data kesehatan yang sahih,akurat dandapat dibandingkan, maka pada setiap tahapan Riskesdas 2013 dilakukan upaya penjaminan mutu yangketat. Substansi pertanyaan, pengukuran dan pemeriksaan Riskesdas 2013 mencakup data kesehatan
yang mengadaptasi sebagian pertanyaan World Health Survey tahun 2002 yang dikembangkan oleh
World Health Organization dan diacu oleh 70 negara di dunia.
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
21/67
5
Gambar 1.2
Alur pikir Riskesdas 2013
1.7 Pengorganisasian Riskesdas 2013
Dasar hukum persiapan Riskesdas 2013 adalah Keputusan Menteri Kesehatan Nomor113/MENKES/SK/III/2012 tentang Tim Riset Kesehatan Nasional Berbasis Komunitas Tahun 2012-2014. Organisasi persiapan pelaksanaan Riskesdas 2013 dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan No. HK.02.04/I.4/15/2013, tanggal 2 Januari 2013tentang Tim Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013.
Organisasi pengumpulan data Riskesdas 2013 adalah sebagai berikut:
Policy Questions
ResearchQuestions
Riskesdas 2013
1. Indikator
Status gizi
Kesehatan Ibu dan Anak
Morbiditas PM, PTM,
Cedera dan KesehatanJiwa
Sanitasi lingkungan
Pengetahuan, sikap danPerilaku
Disabilitas
Ekonomi
Akses dan PembiayaanPelayanan
Farmasi dan PelayananKesehatan Tradisional
6. Laporan
Tabel Dasar
Hasil PendahuluanNasional
Hasil PendahuluanProvinsi
Hasil Akhir Nasional
Hasil Akhir Provinsi
2. Desain Alat Pengumpul Data
Kuesioner wawancara,pengukuran, pemeriksaan
Validitas
Reliabilitas
Dapat diterima
5. Statistik
Deskriptif
Bivariat
Multivariat
Uji Hipotesis
3. Pelaksanaan Riskesdas 2013 Pengembangan manual
Riskesdas
Uji Coba
Pengembangan modulpelatihan
Pelatihan pelaksana
Penelusuran sampel
Pengorganisasian
Logistik
Pengumpulan data
Supervisi / bimbingan
teknis
4. Manajemen Data Riskesdas2013
Editing
Entry
Cleaning
Perlakuan terhadapmissing data
Perlakuan terhadapoutliers
Consistency check
Analisissyntaxappropriateness
Pengarsipan
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
22/67
6
1. Di tingkat pusat dibentuk Tim Penasehat, Tim Pengarah, Tim Pakar, Tim Teknis, Tim Manajemendan Tim Pelaksana Pusat:
Tim Penasehat terdiri dari Menkes dan Kepala BPS dan Pejabat eselon I Kementerian
Kesehatan.
Tim Pengarah terdiri dari Kabadan, Pejabat eselon I dan sektor terkait.
Tim Pakar terdiri dari para ahli di bidangnya masing-masing.
Tim Teknis terdiri dari Pejabat eselon II, Peneliti di lingkungan Badan Litbangkes Tim Manajemen terdiri dari Pejabat eselon II, eselon III dan staf Badan Litbangkes
Tim Pelaksana Pusat membentuk Koordinator Wilayah (korwil), setiap korwil yang akan
mengkoordinir beberapa provinsi.
2. Di tingkat provinsidibentuk Tim Pelaksana Riskesdas Provinsi:
Tim Pelaksana di tingkat provinsi diketuai oleh Kadinkes Provinsi, Kasubdin Bina Program,
Peneliti Badan Litbangkes, dan Kasie Litbang/ Kasie Puldata Dinkes Provinsi.
3. Di tingkat kabupaten/kota dibentuk Tim Pelaksana Riskesdas Kabupaten/Kota:
Tim Pelaksana di tingkat kabupaten/ kota diketuai oleh Kadinkes Kabupaten, Kasubdin Bina
Program tingkat kabupaten, Peneliti Badan Litbangkes, Politeknik Kesehatan (Poltekkes), dan
Kasie Litbangda Dinkes Kab/Kota.
Di tingkat kabupaten/ kota dibentuk tim pengumpul dan manajemen data. Setiap tim pengumpul data
mencakup 6 BS (150 Rumah Tangga). Tiap tim pengumpul data terdiri dari 5 orang yang diketuai oleh
seorang ketua tim (Katim). Kualifikasi tim pengumpul dan manajemen data termasuk Katim, minimalmempunyai pendidikan D3 Kesehatan.
Tenaga pengumpul dan manajemen datadirekrut dari Poltekkes, STIKES, Universitas (Fakultas
Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan, Fakultas Kedokteran Gigi), dll. Dibeberapa daerah yang kekurangan tenaga pengumpul dan manajemen data digunakan staf dinas
kesehatan kabupaten/ kota dengan persetujuan kepala bidang masing-masing untuk dibebaskan daritugas rutin.
1.8 Manfaat Riskesdas 2013
Manfaat Penelitian
1. Untuk kabupaten/kota:a. Mampu menyusun perencanaan program lebih akurat sesuai perkembangan masalah kesehatan
dalam enam tahun terakhir.
b. Mempunyai bahan advokasi yang berbasis bukti.c. Mampu merencanakan dan melaksanakan survei kesehatan lanjutan di wilayahnya.
2. Untuk provinsi dan pusat:a. Mampu memetakan perubahan masalah kesehatan dan menajamkan prioritas pembangunan
kesehatan antar wilayah.
b. Mempunyai bahan advokasi yang berbasis bukti.c. Mampu merencanakan penelitian lanjutan sesuai dengan permasalahan kesehatan.
3. Untuk Penelitia. Sebagai sumber data untuk analisis lebih lanjut.b. Sebagai sumber data untuk pengembangan indeks kesehatan.
4. Untuk Institusi Pendidikana. Sebagai sumber data untuk bahan penulisan tugas akhir.b. Sebagai sumber data untuk analisis lebih lanjut dikaitkan dengan sumber data lainnya.
1.9 Persetujuan Etik Riskesdas 2013
Pelaksanaan Riskesdas tahun 2013, telah memperolehpersetujuan etik dari Komisi Etik PenelitianKesehatan (KEPK), Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dengan nomor
LB.02.01/5.2/KE.006/2013. Persetujuan etik, naskah penjelasan serta formulir Informed Consent
(Persetujuan Setelah Penjelasan) dapat dilihat pada Lampiran.
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
23/67
7
BAB 2. METODOLOGIRISKESDAS
2.1Desain
Riskesdas adalah sebuah survei dengan desain cross sectional. Riskesdas 2013 terutama dimaksudkan
untuk menggambarkan masalah kesehatan penduduk di seluruh pelosok Indonesia, yang terwakili olehpenduduk di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten.
2.2 Lokasi
Sampel Riskesdas 2013 mewakili nasional dan 33 provinsi yang tersebar di 497
Kabupaten/Kota.Beberapa catatan berkenaan dengan lokasi adalah sebagai berikut:1. Dalam proses pengumpulan data, terjadi 43 pergantian BS dari 2800 BS yang telah ditetapkan. Hal
ini disebabkan karena jumlah rumah tangga dari BS semula terpilih kurang dari 25 RT, artinyarumah tangga yang akan menjadi sampel untuk setiap BS tidak terpenuhi dengan kriteria yang sudah
ditetapkan
2. Terdapat 14 BS yang tidak berhasil dikumpulkan data dikarenakan alasan keamanan, kondisi alam,
bencanadan penolakan dari warga.
2.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam Riskesdas 2013 adalah seluruh rumah tangga biasa yang mewakili 33 provinsi. Sampel
rumah tangga dalam Riskesdas 2013 dipilih berdasarkan listing Sensus Penduduk (SP) 2010. Proses
pemilihan rumah tangga dilakukan BPS dengan two stage sampling,sama dengan metode pengambilansampel Riskesdas 2007/Susenas 2007. Berikut ini adalah uraian singkat proses penarikan sampel
dimaksud.
2.3.1 Penarikan sampel Blok Sensus
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, Riskesdas memilih BS yang telah dikumpulkan SP 2013.Pemilihan BS dilakukan sepenuhnya oleh BPS dengan memperhatikan status ekonomi, dan rasio
perkotaan/perdesaan. Untuk sampel biomedis, penarikan sampel dilakukan secara stratified random
sampling dengan strata berdasarkan besarnyaangka prevalensi malaria dan TB-paru hasil Riskesdas2007. Secara nasional jumlah sampel yang dipilih untuk kesehatan masyarakat adalah sebesar 2.800 BS
dengan 70.000 rumah tangga, sedang untuk sampel biomedis adalah sebesar 823 BS dengan20.575
rumah tangga. Dari setiap provinsi diambil sejumlah BSyang representative (mewakili) rumahtangga/anggota rumah tangga di provinsi tersebut. Riskesdas 2013 berhasil mengumpulkan data dari
seluruh BS kecuali 2 BS di Kabupaten Nduga, Papua. Dengan demikian dari 2800 BS yang terpilih,2798 BS yang berhasil dikunjungi (99,9). Jumlah sampel BS, Rumah Tangga dan Anggota Rumah
Tangga yang dapat dikunjungi disetiap kabupaten dapat dilihat pada table 2.1. dan 2.2.
Tabel 2.1
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
24/67
8
Distribusi sampel kesehatan masyarakat dan biomedis yang dapat dikunjungi menurut kabupaten/kota,Bengkulu 2013
Kabupaten/kota
Blok Sensus Target SampelKesehatan Masyarakat
yang dikunjungi
SampelBiomedis yang
dikunjungi
KesehatanMasyarakat
PemeriksaanLaboratorium
BlokSensus
RumahTangga
AnggotaRumah
Tangga
BlokSensus
RumahTangga
AnggotaRumah
Tangga
Bengkulu Selatan 19 0 19 475 1611 0 0 0Rejang Lebong 22 0 22 545 2172 0 0 0Bengkulu Utara 22 0 22 541 1805 0 0 0Kaur 19 0 19 475 1739 0 0 0Seluma 21 0 21 523 1816 0 0 0Mukomuko 21 0 21 515 2029 0 0 0Lebong 19 0 19 475 1608 0 0 0Kepahiang 19 0 19 473 1664 0 0 0Bengkulu Tengah 18 3 18 450 1789 3 75 330Kota Bengkulu 24 0 24 600 1921 0 0 0
Bengkulu 204 3 204 5072 18154 3 0 0
Tabel 2.2Distribusirumah tangga dan anggota rumah tangga sampel kesehatan masyarakat yang dapat dikunjungi
(respon rate) menurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
Kabupaten/kota
JumlahBlok Sensus
Dikunjungi
Jumlah Rumah Tangga Anggota Rumah Tangga
Target Dikunjungi Respon
rate
(%)
Jumlah
yang
terdata
Diwawancara Respon
Rate (%)
Bengkulu Selatan 19 475 475 100,00 1899 1611 84,83Rejang Lebong 22 550 545 99,09 2173 2172 99,95
Bengkulu Utara 22 550 541 98,36 1908 1805 94,60Kaur 19 475 475 100,00 1739 1739 100,00Seluma 21 525 523 99,62 1816 1816 100,00Mukomuko 21 525 515 98,10 2031 2029 99,90Lebong 19 475 475 100,00 1637 1608 98,23Kepahiang 19 475 473 99,58 1738 1664 95,74Bengkulu Tengah 18 450 450 100,00 1793 1789 99,78Kota Bengkulu 24 600 600 100,00 2163 1921 88,81
Bengkulu 204 5100 5072 99,45 18897 18154 96,07
Penarikan sampel Rumah Tangga /Anggota Rumah Tangga
Dari setiap blok sensus terpilih kemudian dipilih 25 (dua puluh lima) rumah tangga secara acaksederhana (simple random sampling). Pemilihan sampel rumah tangga ini dilakukan oleh Penanggung
Jawab Tehnis Kabupaten yang sudah dilatih.
Penarikan sampel Biomedis
Sampel untuk pengukuran biomedis merupakan sub-sampel dari 1000 BS yang mewakili nasional. Pada
BS yang terpilih untuk biomedis, rumah tangganya dan anggota rumah tangganya selain dikumpulkanvariabel kesehatan masyarakat juga dilakukan pemeriksaan biomedis. Pemeriksaan biomedis meliputi
pemeriksaan glukosa darah, hemoglobin dan malaria. Pemeriksaan dilakukan langsung di lapangansedangkan untuk pengambilan sampel biomedis meliputi pengambilan sampel darah, urin, dan air.
2.4 Variabel
Berbagai pertanyaan terkait dengan indikator bidang kesehatan dioperasionalisasikan menjadipertanyaan riset dan akhirnya dikembangkan menjadi variabel yang dikumpulkan dengan menggunakan
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
25/67
9
berbagai cara. Dalam Riskesdas 2013 terdapat kurang lebih 315 variabel yang tersebar dalam 2 (dua)jenis kuesioner (lihat file terlampir), dengan rincian variabel pokok sebagai berikut:
Blok I. Pengenalan tempat
Blok II. Keterangan Rumah Tangga
Blok III. Keterangan Pengumpul Data
Blok IV. Keterangan Anggota Rumah Tangga
Blok V. Akses dan Pelayanan Kesehatan
Blok VI. Farmasi dan Pelayanan Kesehatan Tradisional
Blok VII. Gangguan Kesehatan Jiwa Berat dalam Keluarga
Blok VIII. Kesehatan Lingkungan
Blok IX. Pemukiman dan Ekonomi.
Blok X. Keterangan Wawancara Individu
Blok XI. Keterangan Individu
a. Penyakit Menularb. Penyakit tidak Menular
c. Cedera
d. Gigi dan Mulute. Ketidakmampuan/Disabilitas
f. Kesehatan Jiwag. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
h. Pembiayaan Kesehatan
i. Kesehatan Reproduksij. Kesehatan Anak dan Imunisasik. Pengukuran dan Pemeriksaan
l. Pemeriksaan mata
m. Pemeriksaan THTn. Pemeriksaan Status Gigi Permaneno. Pengambilan Spesimen Darah dan Sampel Urin.
2.5 Alat Pengumpul Data dan Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan dataRiskesdas 2013 menggunakan alat dan cara pengumpul data dengan rincian sebagai
berikut:
1) Pengumpulan data rumah tangga dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan Kuesioner
RKD13.RT dan Pedoman Pengisian Kuesionera. Responden untuk Kuesioner RKD13.RT adalah Kepala Keluarga atau Ibu rumah Tangga atau
Anggota Rumah Tangga yang dapat memberikan informasi.
b. Dalam Kuesioner RKD13.RT terdapat keterangan tentang apakah seluruh anggota rumahtangga diwawancarai langsung, didampingi, diwakili, atau sama sekali tidak diwawancarai.
2) Pengumpulan data individu pada berbagai kelompok umur dilakukan dengan teknik wawancaramenggunakan Kuesioner RKD13.IND dan Pedoman Pengisian Kuesioner.a. Responden untuk Kuesioner RKD13.IND adalah setiap anggota rumah tangga.
b. Khusus untuk anggota rumah tangga yang berusia kurang dari 15 tahun, dalam kondisi sakit
maka wawancara dilakukan terhadap anggota rumah tangga yang menjadi pendampingnya.
3) Instrumen yang akan digunakan pada Riskesdas 2013 adalah sebagai berikut:a. Timbangan badanb. Alat ukur tinggi badan
c. Alat ukur Lingkar pinggang dan Lengan atas
d. Lup, senter, pinhole, tali ukur 6 meter, snellen charte. Spekulum
f. Kaca mulut, antiseptik, tisu, sarung tangan, masker
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
26/67
10
g. Peralatan pemeriksaan dan pengiriman spesimen biomedis (darah, urin, air dan garam)
4) Untuk data biomedis, hasil pemeriksaan darah dan pengambilan spesimen dikumpulkan dengan
menggunakanformulir tersendiri.
2.6 Manajemen Data
Proses manajemen data Riskesdas 2013 terdiri dari Receiving Batching, Edit, Entri,Penggabungan Data, Cleaning, dan Imputasi. Seluruh kegiatan tersebut membutuhkan waktu
kurang lebih tiga bulan. Proses manajemen data dilakukan di lokasi pengumpulan data dan
jugadipusat yaitu di Balitbangkes Jakarta. Proses yang dilakukan di lokasi pengumpulan dataadalah Receiving Batching, Edit, Entri, pengiriman data, sedangkan proses lainnya dilakukan
oleh tim manajemen data di Pusat. Tim Manajemen Data yang dipusatkan di Jakartamengkoordinir manajemen data Riskesdas 2013 secara keseluruhan, baik proses maupun asal
data. Terobosan manajemen data Riskesdas 2013 adalah hasil entri di lokasi pengumpulan data
dikirim ke tim manajemen data melalui email dan laporan kemajuan pengumpulan data danmanajemen data dapat dikomunikasikan dan dilihat dalam web.Urutan kegiatan manajemen data
secara rinci sebagai berikut.
2.6.1 Receiving BatchingProses Receiving Batching adalah pencatatan penerimaan kuesioner hasil wawancara. Pencatatan
dilakukan pada elektronik file yang berisi tentang identitas wilayah yang telah diwawancarai,jumlah Rumah Tangga dan Anggota Rumah Tangga yang diwawancarai dan jumlah yang telah
dientri. Manfaat dari proses ini untuk mencocokkan konsistensi jumlah data yg diwawancarai,dientri, dikirim, dan diterima oleh tim manajemen data. Selain itu untuk memantau sampel yang
belum diwawancarai. Hal ini untuk menghindari adanya data yang hilang karena proses-proses
input atau pengiriman elektronik.
2.6.2 Editing
Pengumpulan data Riskesdas 2013 dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari empat pewawancaradan salah satunya merangkap menjadi Ketua Tim. Tim tersebut didampingi oleh penanggung jawab
teknis (PJT) Kabupaten/ Kota yang berfungsi sebagai supervisor yang terlibat langsung di lapangan
selama kurang lebih satu bulan.
Dalam pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2013, editing merupakan salah satu mata rantai yang
secara potensial dapat menjadi kontrol kualitas data. Editing mulai dilakukan oleh supervisor atau PJTKabupaten/ Kota semenjak pewawancara selesai melakukan wawancara dengan responden. PJT
Kabupaten/ Kota harus memahami maknadan alur pertanyaan.
PJT Kabupaten/Kota melakukan editing kuesioner meliputi pemeriksaan kembali kelengkapan jawaban,termasuk konsistensi alur jawaban, untuk setiap responden pada setiap Blok Sensus. Kelengkapan
jawaban dan konsistensi alur jawaban, antara lain seperti:
Semua pertanyaan terisi sesuai dengan kelompok kriteria yang ditentukan, contoh pertanyaan
kesehatan reproduksi hanya diperuntukkan bagi perempuan berumur 15-59 tahun.
Blok pemeriksaan dan pengukuran sudah terisi
Memeriksa kesesuaian kode bahan makanan
Kelengkapan formulir TB dan formulir Malaria (T1 dan T2), termasuk stiker nomor laboratorium,
sebelum dilakukan entri data.
2.6.3 Entry
Program entri data Riskesdas 2013 dikembangkan menggunakan software CSPro 4.0. Program entritersebut mencakup kuesioner Rumah Tangga, individu, Konsumsi, dan Pemeriksaan Malaria-TB yang
dapat diintegrasikan. Entri Data kuesioner kesmas dan hasil pemeriksaan RDT malaria dilakukan oleh
tim pengumpul data di lokasi pengumpulan data. Sedangkan data hasil pemeriksaan spesimen TB dariPRM di-entri oleh PJT Kabupaten/Kota. Hasil pemeriksaan apusan darah tebal malaria dilakukan olehTim Puslitbang Biomedis dan Farmasi di Jakarta, maka entri data juga dilakukan oleh tim tersebut.
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
27/67
11
Pertanyaan pada kuesioner Riskesdas 2013 ditujukan untuk responden dengan berbagai kelompokumur yang berbeda. Kuesioner tersebut juga banyak mengandung skip questions (pertanyaan
lompatan) yang secara teknis memerlukan ketelitian untuk menjaga konsistensi dari satu blok
pertanyaan ke blok pertanyaan berikutnya. Oleh karena itu maka dibuat program entri yangdiperkuat dengan batasan-batasan entri secara komputerisasi. Prasyarat ini menjadi penting untuk
menekan kesalahan entri. Hasil pelaksanaan entri data ini menjadi salah satu bagian penting dalam
proses manajemen data, khususnya yang berkaitan dengan cleaning data.
Data elektronik yang berupa file hasil entri data diserahkan oleh pengumpul data kepada PJT Kabupaten/
Kota. PJT Kabupaten/ Kota menerima data elektronik tersebut dan mengirimnya ke Tim ManajemenData melalui email bersama file Receiving Batching bernama Formulir Kontrol Data.xls. Pengiriman
dilakukan setiap selesai entry 1 (satu) Blok Sensus. Setelah mengirim data elektronik dan file formulir
kontrol data, PJT Kabupaten/Kota mengisi laporan kemajuan (progress report) berbasis web dihttp://puldata.litbang.depkes.go.id/adminweb/. Hasil kemajuan pengumpulan data, penerimaan data dan
cleaning data dapat di akses melalui web di alamat http://puldata.litbang.depkes.go.id.
2.6.4 Penggabungan Data
File-file data yang telah dikirim oleh PJT Kab/ Kota, digabung oleh tim manajemen data. Setiap
anggota tim manajemen data di Pusat, bertanggung jawab untuk menangani data dari 1 sampaidengan 2 provinsi. Penanggungjawab data melakukan penggabungan data, kemudian transfer data
dari *.dat menjadi *.sav. Langkah selanjutnya cleaning sementara agar dapat segera memberi umpanbalik pada tim pewawancara untuk memperbaiki data. Setelah seluruh data mempunyaistatus bersih
sementara selesai digabung, dilanjutkan dengan penggabungan data elektronik secara nasional. Hasilpenggabungan data dari 2798 Blok Sensus terdiri dari file Rumah Tangga, file daftar Anggota Rumah
Tangga, file Individu, file bahan makanan, file kandungan bahan makanan, dan file pemeriksaan TB
paru.
2.6.5 Cleaning
Tahapan cleaning dalam manajemen data merupakan proses yang penting untuk menunjang
kualitas. Proses ini dilakukan juga dalam Riskesdas 2013. Tim Manajemen Data di Pusat sudahmelakukan cleaning awal pada data elektronik setiap provinsi pada saatmenerima data elektronik
dari PJT Kabupaten/Kota. Apabila ada data yang perlu dikonfirmasi ke tim pengumpul data diKabupaten, maka tim Manajemen Data Pusat akan berkoordinasi dengan PJT Kabupaten untuk entri
ulang bila perlu dan mengirimkan kembali yang sudah diperbaiki melalui email.
Cleaning sementara hanya dilakukan pada variabel-variabel tertentu yang dianggap sangatberisiko untuk salah. Setelah penggabungan keseluruhan provinsi, dilakukan cleaning variabel
secara keseluruhan.
Tim Manajemen Data menyediakan pedoman khusus untuk melakukan cleaning data Riskesdas.
Perlakuan terhadap missing values, no responses, outliers amat menentukan akurasi dan presisi dariestimasi yang dihasilkan Riskesdas 2013.
2.6.6Imputasi
Imputasi adalah proses untuk penanganan data-data missing dan outlier. Tim Manajemen Datamelakukan imputasi data elektronik secara nasional. Pada data Riskesdas 2013 imputasi dilakukan
untuk data-data kontinyu yang outlier. Sedangkan data missing hanya ada pada pertanyaan Blok
Perilaku Seksual dan tetap dipertahankan missing dengan keterangan tidak bersedia menjawab.
2.7. Keterbatasan Data Riskesdas 2013
Keterbatasan data Riskesdas 2013 mencakup keterbatasan metodologis dan keterbatasan manajemen.
1. Keterbatasan metodologi
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
28/67
12
Beberapa indikator MDGs Kesehatan tidak dapat dikumpulkan dalam Riskesdas 2013 karena besarsampel yang tidak memadai dan cara pengumpulan/pengukuran/pemeriksaanyang tidak dapat
dilaksanakan dalam survai kesehatan rumah tangga, yaitu:
a. Angka Kematian Bayi AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu(AKI)
b. Prevalensi HIV/AIDS ibu hamil yang berusia antara 15-24 tahun
c. Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggid. Rasio kehadiran disekolah anak yatim piatu berusia 10-14 tahun karena HIV/AIDS terhadap
kehadirandi sekolah anak yatim piatu berusia 10-14 tahun.e. Angka kematian karena malaria
f. Angka kematian karena TB
g. Angka kesembuhan penderita TB
2. Keterbatasan manajemen operasional
Beberapa keterbatasan yang disebabkan faktor manajemen antara lain adalah:a. Blok sensus tidak terjangkau, karena ketidak-tersediaan alat transportasi menuju lokasi
dimaksud, atau karena kondisi alam yang tidak memungkinkan seperti ombak besar. Riskesdas
tidak berhasil mengumpulkan 2 blok sensus yang terpilih.
b. Sejumlah rumah tangga yang menjadi sampel ternyata tidak seluruhnya dapat dijumpai olehTim Enumerator 2013. Rumah tangga yang berhasil dikunjungi Riskesdas 2013 adalahsebanyak, 99.1 yang tersebar di seluruh kabupaten/kota (lihat table 2.2).
c. Sejumlah anggota rumah tangga dari rumah tangga yang terpilih tidak seluruhnya bisa
diwawancarai oleh Tim Enumerator Riskesdas 2013. Pada saat pengumpulan data dilakukansebagian anggota rumah tangga tidak ada di tempat. Jumlah anggota rumah tangga yang
berhasil dikumpulkan adalah99.4 persen. (lihat tabel 2.2) .
2.8. Pengolahan dan Analisis Data
Hasil pengolahan dan analisis data dipresentasikan pada Bab Hasil dan Pembahasan Riskesdas yang
mengikuti blok kuesioner Riskesdas. Jumlah sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga Riskesdas2013 yang terkumpul seperti tercantum pada tabel 2.2.
Pada laporan ini seluruh analisis dilakukan berdasarkan jumlah sampel rumah tangga maupun anggotarumah tangga setelah missing values dan outlier dikeluarkan. Seluruh variabel Riskedas pada saatanalisis dilakukan prosedur yang sama, yaitu mengeluarkan missing valuesdan outlierserta dilakukan
pembobotan sesuai dengan jumlah masing-masing sampel.
Jumlah sampel Riskesdas 2013 cukup untuk kepentingan analisis yang menberikan gambaran nasional
maupun provinsi. Pada bab hasil dari masing-masing blok menjelaskan jumlah sampel yang digunakan
untuk kepentingan analisis.
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
29/67
13
BAB 3. HASIL
3.1Akses dan Pelayanan Kesehatan
Pengetahuan rumah tangga tentang keberadaan fasilitas kesehatan (faskes) yang terdiri darirumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas atau puskesmas pembantu, praktek dokteratau klinik, praktek bidan atau rumah bersalin, posyandu, poskesdes atau poskestren, danpolindes, terkait erat dengan akses rumah tangga terhadap faskes. Sampel rumah tanggayang diwawancara dan dianalisis sebanyak 294.959 rumah tangga.Data yang ditampilkanberupa persentase rumah tangga dengan pengetahuan tentang keberadaan faskes tertentu.
3.1.1 Keberadaan Fasilitas Kesehatan
Pengetahuan rumah tangga tentang keberadaan fasilitas kesehatan (faskes) yang terdiri darirumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas atau puskesmas pembantu, praktek dokteratau klinik, praktek bidan atau rumah bersalin, posyandu,poskesdes atau poskestren, dan
polindes, terkait erat dengan akses rumah tangga terhadap faskes. Sampel rumah tanggayang diwawancara dan dianalisis sebanyak 5.072 rumah tangga dan data yang ditampilkanberupa persentase rumah tangga dengan pengetahuan tentang keberadaan faskes tertentu.
Keberadaan fasilitas kesehatan secara nasional menurut provinsi pada pada hasil ini diuraikantentang pengetahuan rumah tangga pada rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, bidanpraktek dan posyandu. Data secara lengkap tentang fasilitas kesehatan ini secara nasionaldan berdasarkan karakteristik yang diuraikan tentang tempat tinggal dan kuintil indekskepemilikan dapat dilihat pada buku Riskesdas 2013 dalam angka.
Gambar 3.1.1Proporsi rumah tangga yang mengetahui keberadaan rumah sakit pemerintah dan rumah
sakit swasta menurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
Gambar 3.1.1 menunjukkanbahwa 51,4 persen rumah tangga mengetahui keberadaan rumahsakit pemerintah, sedangkan rumah sakit swasta diketahui oleh 22,8 persen rumahtangga.Rumah tangga yang mengetahui keberadaan rumah sakit pemerintah tertinggi diLebong (81,6%) sedangkan terendah di Seluma (5,3%). Sedangkan pengetahuan rumah
29.6
5.3
56.7
39.5
81.1
69.665.6
38.1
51.4
45.3
78.7
0 0.5 1.83.4
9.312.3 12.7
19.122.8
38.8
73.9
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
RS Pemerintah RS Swasta
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
30/67
14
tangga tentang keberadaan rumah sakit swasta tertinggi di Kota Bengkulu (73,9%) danterendah di Kaur (0%).
Gambar 3.1.2Proporsi rumah tangga yang mengetahui keberadaan bidan praktek atau rumah bersalin
menurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
Pada gambar 3.1.2 menunjukkan pengetahuan rumah tangga tentang keberadaan praktekbidan atau rumah bersalin di Bengkulu sebesar 57,4 persen, namun jika dilihat antarkabupaten/kota, maka tertinggi di Bengkulu Tengah (86,6%) dan terendah di Kota Bengkulu(37,7%).
Gambar 3.1.3Proporsi rumah tangga yang mengetahui keberadaan posyandu menurut kabupaten/kota,
Bengkulu 2013
Pengetahuan rumahtangga tentang keberadaan posyandudi Provinsi Bengkulu sebesar 26persen. Jika dilihat menurut kabupaten/kota maka terrtinggi di Bengkulu Tengah (52,1%) danterendah di Seluma (1,5%).
37.3
57.4
86.6
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1.5
26
52.1
0
10
20
30
40
50
60
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
31/67
15
3.1.2 Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan
Keterjangkauan faskes dalam Riskesdas 2013 ini dilihat dari aspek moda transportasi yangdigunakan, waktu tempuh (dalam satuan menit), dan biaya transportasi menuju faskes. Modatransportasi yang digunakan menuju faskes dapat berupa mobil pribadi, kendaraan umum,jalan kaki, sepeda motor, sepeda, perahu, transportasi udara (kecuali ke posyandu,poskesdes, dan polindes) dan yang menggunakan lebih dari satu moda transportasi.
Waktu tempuh rumah tangga menuju faskes dihitung dalam satuan menit dan dibagi menjadi 4kategori, yaitu 15 menit; 16 30 menit; 31-60 menit; dan > 60 menit. Biaya transportasimenuju faskes dikelompokkan dalam 3 kategori untuk pengobatan modern ( rumah sakipemerintah, rumah sakit swasta, puskesmas, praktek dokter atau klinik dan praktek bidan ataurumah bersalain, yaitu Rp.10.000; >Rp.10.000 50.000 dan >Rp.50.000,-dan 2 kategoriuntuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yaitu di posyandu, poskesdes atauposkestren dan polindes yaitu Rp.10.000 dan>Rp.10.000.
Gambar 3.1.4Proporsi moda transportasi ke rumah sakit pemerintah berdasarkan karakteristik,
Bengkulu 2013
Proporsi pengetahuan rumah tangga yang menggunakan berbagai moda transportasi sepedamotor menuju rumah sakit pemerintah berdasarkan tempat tinggal di perkotaan 73,8 persendan perdesaan 25,4 persen. Untuk penggunaan kendaraan umum di perkotaan 12,3 persendan perdesaan 35,5 persen. Sedangkan yang menggunakan lebih dari satu moda transportasi
di perkotaan 4,1 persen sedangkan di perdesaan 6,1 persen. Data dapat dilihat pada bukuRiskesdas 2013 dalam angka.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Perkotaan Perdesaan Terbawah Menengah
bawah
Menengah Menengah
atas
Teratas
Mobil pribadi Kendaraan umum Sepeda motor Lebih dari 1 moda lainnya
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
32/67
16
Gambar 3.1.5Proporsi moda transportasi ke Puskesmas berdasarkan karakteristik, Bengkulu 2013
Proporsi penggunaan moda trasnportasirumahtangga menuju puskesmas/pustu menngunakankendaraan umum di perkotaan sebesar 6,4 persen dan di perdesaan 9,1 persen. Penggunaansepeda motor oleh rumah tangga di perkotaan untuk menjangkau puskesmas/pustusebesar70,9 persen dan di perdesaan 77,4 persen. Persentase rumah tangga di perkotaan yangmenggunakan lebih dari satu moda transportasi untuk ke puskesmas/pustu sebesar 2,1persen dan di perdesaan 2,4 persen, sedangkan yang jalan kaki di perkotaan 16,1 persen danpedesaan 10%.
Menurut kuintil indeks kepemilikan, Makin tinggi kuintil indeks kepemilikan, makin besar
persentase rumah tangga yang menggunakan sepeda motor dan kendaraan pribadi untukmenjangkau puskesmas/pustu. Makin rendah kuintil, maka cenderung makin besar persentaserumah tangga yang menggunakan kendaraan umum atau berjalan kaki menujupuskesmas/pustu. Data dapat dilihat pada bukuRiskesdas 2013 dalam Angka.
0
10
20
30
4050
60
70
80
90
Perkotaan Perdesaan Terbawah Menengah
bawah
Menengah Menengah
atas
Teratas
Mobil pribadi Kendaraan umum Sepeda motor Lebih dari 1 moda Lainnya
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
33/67
17
Gambar 3.1.6Waktu tempuh menuju fasilitas kesehatan terdekat menurut pengetahuan rumah tangga,
Bengkulu 2013
Waktu tempuh rumah tangga menuju fasilitas kesehatan di rumah sakit pemerintah tertinggipada16-30 menit (37,4%) dan terendah > 60 menit (11,6%). Pola ini hampir sama denganwaktu tempuh menuju rumah sakit swasta dimana tertinggi pada 16 30 menit (41,3%) danterendah > 60 menit (8,7%). Sedangkan padafasilitas kesehatan di puskesmas atau pustu,
praktek dokter atau klinik, praktek bidan atau rumah bersalin, poskesdes atau poskestren,polindes dan posyandu terbanyak pada waktu tempuh 15 menit. Data dapat dilihat padabuku Riskesdas 2013 dalam Angka.
Gambar 3.1.7Waktu tempuh menuju rumah sakit pemerintah berdasarkan karakteristik, Bengkulu 2013
Pengetahuan tentang waktu tempuh rumah tangga menuju rumah sakit pemerintah menuruttempat tinggal dengan waktu 16-30 menit, tertinggi di perkotaan (50,2%) sementara di
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
15 16-30 31-60 >60
0
10
20
30
40
50
60
Perkotaan Perdesaan Terbawah Menengah
bawah
Menengah Menengah
atas
Teratas
15 16-30 31-60 >60
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
34/67
18
perdesaan 26,8 persen. Dengan waktu 31-60 menit di perkotaan 9,1 persen dan perdesaan28,5 persen. Sedangkan dengan waktu tempuh 15 menit di perkotaan 39,4 persen danperdesaan 24,5 persen.
Sedangkan menurut kuintil indeks kepemilikan, dengan waktu tempuh 16-30 menit, tertinggipada rumah tangga menengah atas (44,9%) dan terendah pada rumah tangga terbawah(27%). Dengan waktu tempuh 31-60 menit, tertinggi pada rumah tangga menengah bawah(27,8%) dan terendah pada rumah tangga teratas (13,6%). Data dapat dilihat pada bukuRiskesdas 2013 dalam angka.
Gambar 3.1.8
Biaya transportasi menuju fasilitas kesehatan terdekat, Bengkulu 2013
Biaya transportasi menuju fasilitas kesehatan rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta,puskesmas atau puskesmas pembantu, praktek dokter atau klinik, praktek bidan atau rumahbersalin dengan 3 kategori yaitu Rp.10.000,-; >Rp.10.000 Rp.50.000 dan > Rp,50.000,-.Biaya transportasi masih didominasi pada Rp.10.000,- di rumah sakit pemerintah (69,4%),rumah sakit swasta (78,2%), puskesmas atau puskesmas pembantu (96,9%), dokter praktekatau klinik ( 93,2%) dan praktek bidan atau rumah bersalin (94,6%). Data dapat dilihat padabuku Riskesdas 2013 dalam angka.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
10.000 >10.000 50.000 > 50.000
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
35/67
19
Gambar 3.1.9Biaya transportasi menuju UKBM terdekat, Bengkulu 2013
Biaya transportasi menuju Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat seperti Poskesdes atauposkestren, polindes dan posyandu dibuat dalam 2 kategori yaitu yaitu Rp.10.000,- dan>Rp.10.000,-. Pada biaya transportasi ini masih banyak yang Rp.10.000,- yaitu diposkesdes atau poskestren (90,4%), polindes (98,3%) dan posyandu (96,1%). Data dapatdilihat pada buku Riskesdas 2013 dalam Angka.
3.2 Farmasi dan Pelayanan Kesehatan Tradisional
Bahasan Farmasi dan Pelayanan Kesehatan Tradisional (Yankestrad) bertujuan mengetahui
proporsi rumah tangga (RT) yang menyimpan obat untuk swamedikasi, proporsi rumah tanggayang memiliki pengetahuan benar tentang Obat Generik (OG) dan sumber informasi tentangOG. Pertanyaan Yankestrad mencakup jenis dan alasan memanfaatkan dalam kurun waktu 1(satu) tahun terakhir.
3.2.1 Obat dan Obat Tradisional (OT) di Rumah Tangga
Sejumlah 119.671 atau 24,7 persen dari 483.737 rumah tangga di Indonesia menyimpan obatuntuk pengobatan sendiri (swamedikasi), dengan proporsi tertinggi rumah tangga di KotaBengkulu (44,7%) dan terendah di Kabupaten Kaur (6,0%). Rerata sediaan obat yangdisimpan hampir2macam, tertinggi di Kabupaten Rajang Lebong (3) dan terendah diKabupaten Seluma dan Muko muko (2) (Tabel 3.2.1).
0
20
40
60
80
100
Posyandu Poskesdes/Poskentren Polindes
10.000 >10.000
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
36/67
20
Tabel. 3.2.1Proporsi rumah tangga yang menyimpan obat/OT, dan rerata
jumlah items obat/OT yang disimpan menurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
Kabupaten/kota
Menyimpan Obat/OT
Ya* Rerata Jumlah Items
Obat/OTBengkulu Selatan 30,1 2,4Rajang Lebong 27,5 3,0Bengkulu Utara 15,5 2,2Kaur 6,0 1,5Seluma 14,2 1,9Muko muko 22,5 1,9Lebong 18,3 2,4Kepahiang 23,7 2,5Bengkulu Tengah 17,8 2,5Kota Bengkulu 44,7 2,3
Bengkulu 24,7 2,3
*)dalam persen (%)
Gambar 3.2.1 menunjukkan bahwa dari 24,7 persen rumah tangga yang menyimpan obatuntuk swamedikasi, terdapat obat keras, obat bebas, antibiotika, obat tradisional dan obat-obatyang tidak teridentifikasi. Secara provinsi proporsi RT yang menyimpan obat keras 34,3persen dan antibiotika 26,8 persen. Adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasimenunjukkan penggunaan obat yang tidak rasional.
Gambar 3.2.1Proporsi rumah tangga yang menyimpan obat dan jenis obat yang disimpan,
Indonesia 2013
Berdasarkan karakteristik, hampir tidak ada perbedaan dalam hal jenis obat yang disimpan di
rumah tangga (Tabel 3.2.2).
24,7
75,3
Menyimpan Obat
Tidak menyimpan obat
34.3
81.3
26.8
9.3
2.7
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
OK OB AB OT OTT
OK = Obat Keras
OB = Obat Bebas
AB = Antibiotik
OT = Obat Tradisional
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
37/67
21
Tabel. 3.2.2Proporsi rumah tangga yang menyimpan obat/OT, dan reratajumlah items obat/OT
yangdisimpan menurut karakteristik, Bengkulu 2013
Karakteristik
Menyimpan Obat/OT
Ya* Rerata Jumlah ItemsObat/OTTempat tinggal
Perkotaan 41,3 2,5
Perdesaan 16,9 2,2
Kuintil indeks kepemilikan
Terbawah 12,7 1,8
Menengah bawah 14,2 2,2
Menengah 21,9 2,0
Menengah atas 30,4 2,4
Teratas 43,7 2,6
*)dalam persen (%)
Tabel 3.2.3 menunjukkan rumah tangga menyimpan antibiotika dan obat keras yang diperoleh
tanpa resep dokter. Secara provinsi 86 persen rumah tangga menyimpan obat keras yang
diperoleh tanpa resep dengan proporsi tertinggi di Kota Bengkulu (92,2%) dan terendah di
Kabupaten Lebong (72,2%). Delapan puluh sembilan koma tiga persen rumah tangga
menyimpan antibiotika tanpa resep, dengan proporsi tertinggi di Kota Bengkulu (93,2%) dan
terendah di Kabupaten Lebong (75,4%).
Tabel. 3.2.3Persentase rumah tangga yang menyimpan obat keras dan antibiotika tanpa resepmenurutkabupaten/kota, Bengkulu 2013
Kabupaten/kotaJenis Obat
Obat Keras Antibiotika
Bengkulu Selatan 88,6 91,3Rajang Lebong 77,8 85,8Bengkulu Utara 81,1 87,7Kaur 85,8 92,1Seluma 84,9 91,1Muko muko 88,9 87,0Lebong 72,2 75,4
Kepahiang 84,7 88,4Bengkulu Tengah 79,7 81,5Kota Bengkulu 92,2 93,2
Bengkulu 86,0 89,3
Secara nasional tabel 3.2.4 menunjukkan apotek dan Nakes merupakan sumber utamamendapatkan obat rumah tangga dengan proporsi masing-masing51,3 persen dan 21,9persen. Berdasarkan tempat tinggal, proporsi rumah tangga yang memperoleh obat di apoteklebih tinggi di perkotaan, sebaliknya proporsi rumah tangga yang memperoleh obat dari nakeslebih tinggi di perdesaan. Namun 21,8 persen rumah tangga memperoleh obat dari tokoobat/warung proporsi tertinggi di perdesaan (30,7%). Semakin tinggi kuintil indekskepemilikan, cenderung semakin rendah memperoleh obat dari sumber nakes. Proporsi rumah
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
38/67
22
tangga yang mendapatkan obat dari pelayanan kesehatan formal (puskesmas, rumah sakit,klinik) di perkotaan (11,3%) dan perdesaan (15,9%).
Tabel. 3.2.4Proporsi rumah tangga berdasarkan sumber mendapatkan obat dan OT
menurut karakteristik, Bengkulu 2013
Karakteristik
Apotek Tokoobat/
warung
Pemberianoranglain
Yankesformal
Nakes Yankestradisional
PenjualOT
keliling,
MLM
Tempat tinggalPerkotaan 71,8 14,2 0,6 11,3 13,0 1,2 0,2Perdesaan 27,5 30,7 2,7 15,9 32,3 0,4 2,3
Kuintil indeks kepemilikanTerbawah 14,4 38,6 2,8 12,1 32,0 0,4 6,4Menengah bawah 24,5 23,3 3,8 26,8 28,9 0,7 1,5Menengah 41,4 29,7 1,5 14,5 24,8 1,6 0,5
Menengah atas 52,9 20,9 1,8 13,1 22,8 0,6 0,8Teratas 73,7 13,4 0,5 9,4 14,9 0,7 0,1
Bengkulu 51,3 21,8 1,6 13,4 21,9 0,8 1,2
Tabel 3.2.5 menunjukkan status obat yang ada di rumah tangga untuk tujuan swamedikasi.Status obat dikelompokkan menurut obat yang sedang digunakan, obat untuk persediaanjika sakit, dan obat sisa. Obat sisa dalam hal ini adalah obat sisa resep dokter atau obat sisadari penggunaan sebelumnya yang tidak dihabiskan. Secara provinsi 45,1 persen rumahtangga menyimpan obat sisa, lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi rumah tangga yangmenyimpan obat untuk persediaan (38,1%). Proporsi rumah tangga yang menyimpan obatsisa juga lebih tinggi di perdesaan.
Tabel. 3.2.5
Proporsi rumah tangga berdasarkan status obat dan OT yang disimpanmenurut karakteristik, Bengkulu 2013
KarakteristikStatus obat/OT di rumah tangga
Sedang digunakan Obat sisa Untuk persediaan
Tempat tinggalPerkotaan 23,8 33,7 57,2Perdesaan 34,5 43,2 31,0
Kuintil indeks kepemilikanTerbawah 41,9 35,4 28,6Menengah bawah 35,5 50,2 23,8Menengah 31,3 38,5 38,4Menengah atas 28,3 41,5 43,3Teratas 21,9 32,7 60,6
Bengkulu 28,7 45,1 38,1
3.2.2 Pengetahuan Rumah Tangga tentang Obat Generik (OG)
Tabelpada sub-blok ini menyajikan informasi proporsi rumah tangga yang mengetahui ataupernah mendengar dan berpengetahuan benar, serta persepsi mengenaiOG. Definisi rumahtangga berpengetahuan benar tentang OGadalah rumah tangga mengetahuibahwa obatgenerik merupakan obat yang khasiatnya sama dengan obat bermerek dan tanpamenggunakan merek dagang. Selain itu pada sub-blok ini juga disajikan proporsi rumahtangga berdasarkan sumber informasi OG.
7/24/2019 Buku 1 Rkd Bengkulu1
39/67
23
Tabel 3.2.6Proporsi rumah tanggayang Mengetahui dan berpengetahuan benartentang obat generik (OG ) menurut kabupaten/kota, Bengkulu 2013
Kabupaten/kotaMengetahuitentang OG
Pengetahuan tentang OG
Benar* Salah
Bengkulu Selatan 15,5 4,6 95,4Rajang Lebong 16,0 13,3 86,7
Bengkulu Utara 8,6 0,9 99,1
Kaur 7,5 3,2 96,8
Seluma 12,9 1,7 98,3
Muko muko 6,8 2,7 97,3
Lebong 9,2 10,8 89,2
Kepahiang 21,6 7,1 92,9
Bengkulu Tengah 19,9 4,3 95,7
Kota Bengkulu 39,0 11,2 88,8
Bengkulu 17,9 8,2 91,8
*Berpengetahuan BENAR tentang Obat Generik (OG) adalahjika Rumah Tangga menjawab YA untukpernyataan bahwa OG adalahObat yang khasiatnya sama dengan obat bermerek dan Obat tanpa merekdagang
Tabel 3.2.6 menunjukkan bahwa secara provinsi terdapat 17,9 persen rumah tangga yangmengetahui atau pernah mendengar mengenai OG. Dari jumlah tersebut, sebagian besar(91,8%) tidak memiliki pengetahuan yang benar tentang OG. Tabel 3.2.7 menunjukkanpengetahuan benar tentang OG rendah baik di rumah tangga perkotaan maupun diperdesaan.
Tabel 3.2.7Proporsi rumah tanggayang mengetahui dan berpengetahuan benar
tentang obat generik (OG ) menurut karakteristik, Bengkulu 2013
Karakteristik Mengetahuitentang OG
Pengetahuan tentang OGBenar* Salah
Tempat tinggalPerkotaan 35,9 9,9 90,1Perdesaan 9,3 5,1 94,9
Kuintil indeks kepemilikanTerbawah 3,3 0,0 100,0Menengah bawah 7,8 9,0 91,0Menengah 11,2 10,3 89,7Menengah atas 24,5 6,8 93,2Teratas 41,8 8,9 91,1
*Berpengetahuan BENAR tentang Obat Generik (OG) adalahjika Rumah Tangga menjawab YA untukpernyataan bahwa OG adalahObat yang khasiatnya sama dengan obat bermerek dan Obat tanpa merekdagang.
Tabel 3.2.8 menunjukkan 76,3 persen rumah tangga mempunyai persepsi OG sebagai obatmurah dan 47,7 persen obat program pemerintah. Sejumlah 37,5 perse