6
SISTEM INOVASI NASIONAL DAN INOVASI KELAPA SAWIT Salah satu strategi pelaksanaan MP3EI adalah memperkuat kemampuan SDM dan Iptek nasional, dengan fokus utamanya peningkatan nilai tambah, mengintegrasikan pendekatan sektoral dan Regional; memfasilitasi percepatan investasi swasta sesuai kebutuhannya dan mendorong inovasi. Dalam upaya mendukung strategi ini, kementerian Riset dan Teknologi telah menetapkan Program Utamanya yaitu Penguatan Sistem Inovasi Nasional. Pengauatan Sistem Inovasi Nasional tersebut sesungguhnya bertujuan untuk mendukung dan meningkatkan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi utama yang ada di setiap koridor ekonomi. Kekayaan sumberdaya alam yang tergambar dalam 22 kegiatan ekonomi tersebut harus dapat dikelola seoptimal mungkin dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutannya. Cita-cita tersbut dapat diwujudkan apabila inovasi sebagai ujung tombaknya dapat dibangkitkan, sehingga inovasi merupakan tantangan yang perlu dijawab oleh komunitas ABG (Akademisi – Bisnis – dan Government) Di lain pihak, perancangan enam Koridor Ekonomi Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), memerlukan partisipasi dan prakarsa dari seluruh elemen masyarakat Indonesia. “104 Inovasi Indonesia – 2012” menawarkan prospek untuk menciptakan nilai tambah ekonomi, serta percepatan daya saing nasional melalui inovasi. Sampai dengan terbitan ke empat tahun 2012 ini, karya-karya inovasi yang tersimpan dalam database BIC telah mencapai 2.519 proposal, mewakili 28 dari 33

Buku 104 Inovasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Buku 104 Inovasi

SISTEM INOVASI NASIONAL DAN INOVASI KELAPA SAWIT

Salah satu strategi pelaksanaan MP3EI adalah memperkuat kemampuan SDM dan Iptek

nasional, dengan fokus utamanya peningkatan nilai tambah, mengintegrasikan pendekatan

sektoral dan Regional; memfasilitasi percepatan investasi swasta sesuai kebutuhannya dan

mendorong inovasi. Dalam upaya mendukung strategi ini, kementerian Riset dan Teknologi telah

menetapkan Program Utamanya yaitu Penguatan Sistem Inovasi Nasional. Pengauatan Sistem

Inovasi Nasional tersebut sesungguhnya bertujuan untuk mendukung dan meningkatkan nilai

tambah dari seluruh kegiatan ekonomi utama yang ada di setiap koridor ekonomi. Kekayaan

sumberdaya alam yang tergambar dalam 22 kegiatan ekonomi tersebut harus dapat dikelola

seoptimal mungkin dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutannya. Cita-

cita tersbut dapat diwujudkan apabila inovasi sebagai ujung tombaknya dapat dibangkitkan,

sehingga inovasi merupakan tantangan yang perlu dijawab oleh komunitas ABG (Akademisi –

Bisnis – dan Government)

Di lain pihak, perancangan enam Koridor Ekonomi Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), memerlukan partisipasi dan prakarsa dari

seluruh elemen masyarakat Indonesia. “104 Inovasi Indonesia – 2012” menawarkan prospek

untuk menciptakan nilai tambah ekonomi, serta percepatan daya saing nasional melalui inovasi.

Sampai dengan terbitan ke empat tahun 2012 ini, karya-karya inovasi yang tersimpan dalam

database BIC telah mencapai 2.519 proposal, mewakili 28 dari 33 provinsi di seluruh Indonesia.

Semoga fakta ini dapat menjadi barometer kesiapan para inovator nasional mendukung prakarsa

enam koridor ekonomi (KE) Indonesia.

Inovasi diartikan sebagai proses konversi dari gagasan/ invensi menjadi barang, jasa atau metoda

yang lebih baik daripada gagasan yang telah ada. Fungsi BIC adalah mensinergikan seluruh

kegiatan, dengan mensinergikan seluruh potensi komponen bangsa –akademisi, pelaku usaha dan

pemerintah- untuk menciptakan inovasi. Inovasi dalam bidang teknologi menyediakan solusi

bagi banyak masalah sosial dan ekonomi yang kita hadapi dewasa ini. Dalam banyak kasus,

penemuan solusi dan produk atraktif dilengkapi dengan kemajuan di bahan-bahan, diharapkan

akan mendorong tumbuhnya kegiatan perekonomian.

Page 2: Buku 104 Inovasi

Sejak tahun 2008, BIC telah mempublikasikan 510 karya inovasi terpilih di serial “100+ Inovasi

Indonesia”. Melalui program ini terhimpun lebih dari 2.500 karya inovasi yang terhimpun dari

hampir seluruh sektor ekonomi maupun lembaga/organisasi litbang di Indonesia dan juga

mewakili 28 dari 33 provinsi di Indonesia. Di lain pihak, BIC juga banyak memprakarsai bergam

kegiatan terkait dengan pengembangan kewirausahaan, penciptaan model bisnis inovatif,

pembinaan intermediator inovasi di daerah, selain tentunya standarisasi kompetensi

intermediator inovasi sebagai proses yang strategis bagi masa depan kita semua.

Secara umum BIC mengelompokkan inovasi berdasarkan beberapa bidang yaitu: Ketahanan

Pangan, Energi Baru dan Terbarukan, Manajemen dan Teknologi Transportasi, Teknologi

Informasi dan Komunikasi serta Kesehatan, Obat-Obatan, Material Maju dan Lain-Lain.

Berdasarkan kajian telusur terhadap inovasi 104 yang diluncurkan pada Tahun 2012, dapat

diketuhui dari 104 inovasi hanya terdapat 5 (lima) inovasi yang secara langsung menggunakan

kelapa sawit sebagai bahan baku dan 1 (satu) inovasi yang masih memiliki keterkaitan dengan

kelapa sawit (Tabel 1). Di lain pihak, berdasarkan kajian telusur terhadap 131 Inovasi IPB dalam

100, 101, 102, 103 hanya terdapat 7 (tujuh) inovasi yang memanfaatkan kelapa sawit sebagai

bahan baku serta 2 (dua) inovasi yang masih terkait dengan kelapa sawit khususnya dalam sektor

perkebunan (Tabel 2)

Tabel 1. Telusur 104 Inovasi yang Terkait dengan Pengembanagan Bisnis Berbasis Sawit

No Bidang Inovasi Jumlah1. Ketahanan Pangan 42. Energi Baru dan Terbarukan 23. Manajemen dan Teknologi Transportasi -4. Teknologi Informasi dan Komunikasi -5. Komunikasi serta Kesehatan -6. Obat-Obatan -7. Material Maju 1

Page 3: Buku 104 Inovasi

Tabel 2. Inovasi Kelapa Sawit dalam 100,101, 102 dan 103 Inovasi Indonesia

No Bidang Inovasi Jumlah1. Ketahanan Pangan 22. Energi Baru dan Terbarukan 43. Manajemen dan Teknologi Transportasi -4. Teknologi Informasi dan Komunikasi -5. Komunikasi serta Kesehatan -6. Obat-Obatan 17. Material Maju -8. Lain-Lain` 2

Hasil kajian menunjukkan bahwa sistem-sistem inovasi yang dikaji sedang mengalami transisi

dengan derajat perubahan yang tidak sama. Perubahan-perubahan tersebut pada dasarnya

didorong oleh tantangan globalisasi yaitu untuk merealisasikan pembangunan yang

berkelanjutan, dan pada gilirannya ikut mentrasformasikan pola hubungan A-B-G. Transformasi

ini ternyata telah mendekatkan model SIN Jepang dan Amerika Serikat menjadi sangat mirip

satu sama lain. Padahal transisi SIN di negara-negara Uni Eropa masih belum jelas polanya,

karena banyaknya pertentangan anatara kepentingan nasional dan kepentingan bersama Uni

Eropa, selain juga besarnya perbedaaan kapabilitas berinovasi di antara negara-negara

anggotanya.

Page 4: Buku 104 Inovasi

104 INOVASI.

A. Ketahanan Pangan

1) Pupuk Hayati “MYCOFER” – Potensial Untuk Tanaman Perkebunan dan Kehutanan

2) Nanoenkapsulat Pigmen Karotenoid Limbah Serat Kelapa Sawit

3) Mesin Pengempos Tikus

4) GANO-KIT Prototype 4.1: Perangkat Deeteksi Dini Infeksi Ganoderma sp. Pada Kelapa

Sawit

B. Energi

1) SUPE(r)L Surfaktan Minyak Bumi

2) Biodiesel Berbasis SBE

C. Manajemen dan Teknologi Transportasi

D. Teknologi Informasi dan Komunikasi

E. Teknologi Pertahanan dan Keamanan

F. Teknologi Kesehatan dan Obat-Obatan

G. Material Maju

1) Pembersih Perkasa Sahabat Alam Berbasis Sawit

H. Lain-Lain