Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 1
BUKU AJAR
BLOCK BOOK
PENGANTAR HUKUM INDONESIA
Oleh:
I NYOMAN BAGIASTRA., SH.,MH
AYU PUTU LAKSMI DANYATHI, SH.,M.Kn.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 2
BLOCK BOOK PENGANTAR HUKUM INDONESIA (PHI)
I. IDENTITAS MATA KULIAH
Nama Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Kode Mata KUliah : WUI 1302
SKS : 3 SKS
Status : MK. Wajib Nasional (Kurnas/Kurti)
Planing Groups : I Nyoman Bagiastra, SH., MH.
Ayu Putu Laksmi Danyathi, SH.,M.Kn.
II. DESKRIPSI MATA KULIAH:
Mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia merupakan mata kuliah dasar keahlian hukum,
yang mengantarkan mahasiswa untuk mengenal hukum yang berlaku di Indonesia beserta
lapangan-lapangan hukumnya. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah prasyarat untuk menempuh
mata kuliah ilmu hukum selanjutnya. Materi yang dibahas dalam mata kuliah ini meliputi :
Pengertian dan Istilah PHI, Hubungan PHI dengan PIH, Sejarah Tata Hukum Indonesia, Sumber-
sumber Tata Hukum Indonesia, Sistem hukum Indonesia, Politik Hukum Indonesia, dan Lapangan-
lapangan hukum di Indonesia.
III. TUJUAN MATA KULIAH:
Dengan memepelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa lebih mudah untuk
mempelajari segala aspek hukum positif di Indonesia secara komprehensif.
Dengan pemahaman pengetahuan dasar mengenai hukum positif di Indonesia tersebut
mahasiswa dapat dengan mudah mengenal dan memahami berbagai lapangan/bidang hukum
selanjutnya seperti : Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara, Hukum Perdata, Hukum
Adat, Hukum Pidana, Hukum Internasional, Hukum Acara.
Standar kompetensi yang ingin dicapai yaitu ranah Kognitif C2
IV. METODE DAN STRATEGI PROSES PEMBELAJARAN
1. Metode Perkuliahan
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 3
Metode Perkuliahan adalah Problem Based Learning (PBL) dimana pusat pembelajaran ada
pada mahasiswa. Metode yang diterapkan adalah “belajar” (learning) bukan “mengajar”
(teaching).
2. Stategi Pembelajaran
Strategi Pembelajaran : kombinasi perkuliahan 50 % perkuliahan (6 kali pertemuan perkuliahan),
50% tutorial (6 kali pertemuan tutorial) satu kali pertemuan untuk ujian tengah semester (UTS)
dan satu kali pertemuan ujian akhir semester (UAS), sehingga jumlah pertemuan tatap muka
sebanyak 14 kali pertemuan.
3. Pelaksanaan Perkuliahan dan Tutorial (komposisi)
Dalam mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia ini perkuliahan (Lecture) direncanakan
berlangsung selama 3 (tiga) kali yaitu pertemuan ke 1, 3 dan 5. Sedangkan tutorial 3 (tiga) kali
yaitu pertemuan ke 2, 4, dan 6 sampai ujian tengah semester (UTS) pada pertemuan ke 7 secara
terjadwal, kemudian dilanjutkan dengan perkuliahan pertemuan ke 8,10 dan 12. Sedangkan
tutorial pertemuan ke 9, 11 dan 13 sampai pada ujian akhir semester pada pertemuan ke 14
(sesuai dengan jadwal).
4. Strategi Perkuliahan
Perkuliahan berkaitan dengan pokok bahasan yang akan dipaparkan dengan alat bantu media
berupa white board, power point slide, serta penyiapan bahan bacaan tertentu yang dapat
diakses oleh mahasiswa. Sebelum perkuliahan mahasiswa sudah mempersiapkan diri (self
study). Mencari bahan atau materi, membaca dan memahami pokok bahasan yang akan
dikuliahkan sesuai dengan panduan (guiden) dalam block book.
5. Strategi Tutorial
a. Jumlah mahasiswa dalam masing-masing kelas tutorial maksimum 20 orang.
b. Mahasiswa mengerjakan tugas-tugas (discussion task) dan study task.
c. Untuk mempersiapkan tugas-tugas terkait dengan proses pembelajaran tutorial,
mahasiswa ditugaskan untuk melakukan self study.
d. Kelas tutorial dilaksanakan dalam bentuk diskusi dibawah bimbingan seorang pimpinan
diskusi ( discussion Leader )
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 4
V. PENILAIAN DAN UJIAN
Penilaian terhadap kompetensi mahasiswa dilakukan terhadap 2 aspek yakni hard skills dan soft
skills. Penilaian hard skills dilakukan melalui Ujian dan penilaian tugas-tugas mahasiswa. Ujian terdiri
dari Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). Penilaian aspek soft skill yang terdiri
dari kehadiran, keaktifan, pemahaman terhadap materi kuliah, dan argumentasi mahasiswa di dalam
mengikuti proses pembelajaran dan berdiskusi. Penilaian terhadap aspek soft skills diintergrasikan ke
nilai UTS, TT, dan UAS. Penilaian akhir dari proses pembelajaran ini berdasarkan rumus nilai akhir yaitu :
(UTS + TT) + (2 X UAS)
NA = 2
3
Sistem penilaian adalah mempergunakan skala 5 (0-4) dengan rincian dan kesetaraan sebagai berikut :
Skala Nilai Penguasaan
Kompetisi
Keterangan dengan skala nilai
Huruf Angka 0-10 0-100
A
B+
B
C+
C
D+
D
E
4,0
3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,0
Sangat baik
Antara sangat baik dengan baik
Baik
Antara baik dan cukup
Cukup
Kurang
Sangat kurang
Gagal
8,0-10,0
7,0-7,9
6,5-6,9
6,0-6,4
5,5-5,9
5,0-5,4
4,0-4,9
0,0-3,9
80-100
70-79
65-69
60-64
55-59
50-54
40-49
0-39
VI. MATERI PERKULIAHAN
I. Pendahuluan
1. Pengertian dan Istilah PHI
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 5
2. Hubungan PHI dengan PIH
3. Sejarah Tata Hukum Indonesia
4. Sumber-sumber Tata Hukum Indonesia
II. Sistem hukum dan Politik hukum Indonesia
1. Sistem hukum Indonesia
2. Politik Hukum Indonesia
III. Lapangan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara
1. Lapangan Hukum Tata Negara
2. Lapangan Hukum Administrasi Negara
IV. Lapangan Hukum Perdata, Hukum Pidana dan Hukum Internasional
1. Lapangan Hukum Perdata
2. Lapangan Hukum Pidana
3. Lapangan Hukum Internasional
V. Lapangan Hukum Acara
1. Lapangan Hukum Acara Pidana
2. Lapangan Hukum Acara Perdata
3. Lapangan Hukum Acara Tata Usaha Negara
4. Lapangan Hukum Acara Peradilan Militer
5. Lapangan Hukum Acara Peradilan Agama
VI. Lapangan Hukum Adat
1. Pengertian Hukum Adat
2. Asas-Asas Hukum Adat
3. Sumber-sumber Hukum Adat
4. Sistem Hukum Adat
VII. BAHAN BACAAN
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada,
Jakarta
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 6
Kusumadi Pudjosewojo, 1986, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Aksara Baru,
Jakarta
Achmad Sanusi, 1977, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia, Tarsito,
Bandung
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik
Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, 2009
IX. KONTRAK PERKULIAHAN DAN SAP (Terlampir)
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 7
PERTEMUAN KE-1
KULIAH PERTAMA (Lectures)
I. Pendahuluan
1. Pengertian dan Istilah PHI
2. Hubungan PHI dengan PIH
3. Sejarah Tata Hukum Indonesia
4. Sumber-sumber Tata Hukum Indonesia
Standar kompetensi/Ranah Kognitif : diharapkan sampai pada tingkat Pemahaman
(comprehension) yang termasuk dalam C2.
Bahan Bacaan :
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, h.5-9
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
h. 74-91
Kusumadi Pudjosewojo, 1986, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Aksara Baru,
Jakarta,h. 13-18
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, h. 1-18, 29-31, 37-38.
Achmad Sanusi, 1977, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia, Tarsito,
Bandung, h. 1-31.
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik
Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, 2009, h. 1-20, h.39-68.
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 8
PERTEMUAN KE-2
TUTORIAL KESATU
Petunjuk :
a. Mahasiswa memilih seorang Disccusion Leader yang akan memimpin jalannya diskusi, dan seorang
Note Keeper yang akan mencatat setiap pertanyaan, dan segala sesuatu yang didiskusikan.
b. Proses berdiskusi menggunakan 7 jump approaches
1) Membaca
2) Menentukan kata-kata susah
3) Brain storming
4) Menemukan / memformulasikan Learning Goal
5) Mencari Prior Knowledge
6) Menjawab Learning Goal
7) Reporting
c. Masing-masing grup/ orang harus aktif bertanya, menanggapi, berargumentasi atau memberi
masukan dengan aturan main secara tertib dan terarah.
Study Task
Objek yang dipelajari dalam Pengantar Hukum Indonesia adalah hukum positif
Indonesia. Hukum positif yang dimaksud adalah hukum yang sedang berlaku di Indonesia.
Sehubungan dengan itu, yang dikatakan sumber hukum dibagi menjadi dua yaitu sumber hukum
dalam arti formal dan sumber hukum dalam arti materiil. Pandangan tersebut dilandasi oleh
pemikiran bahwa hukum positif Indonesia itu dibentuk oleh hukum formal dan materiil, tanpa
adanya sumber hukum dalam arti formal dan materiil ini maka hukum positif Indonesia tidak
mungkin ada. Kemudian pandangan lain mengatakan bahwa hukum positif Indonesia bukanlah
bersumber pada hukum dalam arti formal dan hukum dalam arti materiil melainkan bersumber dari
Pancasila. Pandangan ini berlandaskan pada pemikiran bahwa Pancasila merupakan dasar Negara
Indonesia. Oleh sebab itu maka segala sesuatu yang berkaitan dengan hukum yang berlaku di
Indonesia didasarkan pada Pancasila. Jadi, Pancasila dijadikan sebagai dasar pembentukan hukum
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 9
atau sumber hukum positif Indonesia. Dengan demikian seluruh hukum positif Indonesia harus
mencerminkan nilai-nilai Pancasila atau dengan kata lain bahwa hukum positif Indonesia tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila.
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, h.5-
9
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 74-91
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, h. 1-18, 29-31, 37-38.
Achmad Sanusi, 1977, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia, Tarsito,
Bandung, h. 1-31.
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik Hukum
Indonesia, Setara Press, Malang, 2009, h. 1-20, h.39-68.
PERTEMUAN KE-3
KULIAH KEDUA (Lectures 2)
II. Sistem Hukum dan Politik Hukum Indonesia
1. Sistem Hukum Indonesia
2. Politik Hukum Indonesia
Standar kompetensi/Ranah Kognitif : diharapkan sampai pada tingkat Pemahaman
(comprehension) yang termasuk dalam C2
Bahan Bacaan :
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, h.8-9, 67-75
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 10
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
h. 52-53, 71-74
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, h. 21-27
Kusumadi Pudjosewojo, 1986, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Aksara Baru,
Jakarta, h. 71-110
Achmad Sanusi, 1977, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia, Tarsito,
Bandung, h. 60-74
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik
Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, 2009, h. 29-33
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 11
PERTEMUAN KE-4
TUTORIAL KEDUA
Petunjuk :
a. Mahasiswa memilih seorang Disccusion Leader yang akan memimpin jalannya diskusi, dan seorang
Note Keeper yang akan mencatat setiap pertanyaan, dan segala sesuatu yang didiskusikan.
b. Proses berdiskusi menggunakan 7 jump approaches
1) Membaca
2) Menentukan kata-kata susah
3) Brain storming
4) Menemukan / memformulasikan Learning Goal
5) Mencari Prior Knowledge
6) Menjawab Learning Goal
7) Reporting
c. Masing-masing grup/ orang harus aktif bertanya, menanggapi, berargumentasi atau memberi
masukan dengan aturan main secara tertib dan terarah.
Discussion Task
Menurut Ludwig von Bertalanffy, sistem adalah himpunan unsur (elemen) yang saling
mempengaruhi untuk mana hukum tertentu menjadi berlaku. Menurut H. Thierry mengatakan sebuah
sistem adalah keseluruhan bagian (komponen) yang saling mempengaruhi satu sama lainnya menurut
suatu rencana yang ditentukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Subekti (dalam seminar
hukum nasional IV maret 1979 di Jakarta) berpendapat bahwa sistem adalah suatu susunan atau tataan
yang teratur, suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain, tersusun
menurut suatu rencana atau pola, hasil suatu penulisan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam suatu
sistem yang baik tidak boleh terdapat suatu pertentangan atau benturan antara bagian-bagian,
disamping itu juga tidak boleh terjadi duplikasi atau tumpang tindih diantara bagian-bagian tersebut.
Dari kedua pandangan itu dapat ikatakan bahwa yang membentuk suatu sistem itu adalah suatu elemen
atau unsur-unsur yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, apabila
ingin membentuk suatu sistem maka hukumnya harus memiliki suatu elemen atau unsur. Sedangkan
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 12
hukum merupakan peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang diadakan untuk melindungi
kepentingan orang dalam masyarakat (dalam bukunya Van Kan, seperti di kutip dalam bukunya Umar
Said dengan judul Pengantar Hukum Indonesia). Menurut Mochtar Kusumaatmadja, hukum adalah
keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur hubungan manusia dalam masyarakat. Pada
Panel Diskusi V Majelis Hukum Indonesia, beliau mengatakan bahwa hukum adalah keseluruhan asas-
asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat dan juga meliputi
lembaga-lembaga institusi dan proses-proses yang mewujudkan berlakukanya kaidah itu dalam
masyarakat sebagai suatu kenyataan (baca bukunya ML. Tobing seperti dikutip dalam bukunya Umar
Said.)
Dari uraian tersebut diatas apakah sistem itu adalah hukum, atau hukum itu merupakan suatu
sistem?
Bahan Bacaan :
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, h. 67-75
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
h. 71-74
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, h. 21-27
Kusumadi Pudjosewojo, 1986, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Aksara Baru,
Jakarta, h. 71-110
Achmad Sanusi, 1977, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia, Tarsito,
Bandung, h. 60-74
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik
Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, 2009, h. 29-33
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 13
PERTEMUAN KE-5
KULIAH KETIGA (Lectures 3)
III. Lapangan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara
1. Lapangan Hukum Tata Negara
2. Lapangan Hukum Administrasi Negara
Standar kompetensi/Ranah Kognitif : diharapkan sampai pada tingkat Analisa yang termasuk
dalam C2
Bahan Bacaan :
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, h. 79-144
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
h. 175-197
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, h.205-230
Kusumadi Pudjosewojo, 1986, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Aksara Baru,
Jakarta, h. 71-217
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik
Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, 2009, h. 235-260
PERTEMUAN KE-6
TUTORIAL 3
Petunjuk :
a. Mahasiswa memilih seorang Disccusion Leader yang akan memimpin jalannya diskusi, dan
seorang Note Keeper yang akan mencatat setiap pertanyaan, dan segala sesuatu yang
didiskusikan.
b. Proses berdiskusi menggunakan 7 jump approaches
1) Membaca
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 14
2) Menentukan kata-kata susah
3) Brain storming
4) Menemukan / memformulasikan Learning Goal
5) Mencari Prior Knowledge
6) Menjawab Learning Goal
7) Reporting
c. Masing-masing grup/orang harus aktif bertanya, menanggapi, berargumentasi atau memberi
masukan dengan aturan main secara tertib dan terarah.
Discussion Task
Menurut R. Kranenburg HTN meliputi hukum mengenai susunan atau struktur umum
dari Negara, yaitu terdapat dalam UUD dan UU Organiknya. HAN menurut R. Kranenburg,
meliputi hukum yang mengatur susunan dan wewenang khusus dari alat-alat perlengkapan
(badan) kenegaraan seperti kepegawaian, peraturan-peraturan wajib militer, peraturan-
peraturan jaminan social, peraturan-peraturan perumahan, peraturan perburuhan dan
sebagainya. Menurut Van Vollen Hoeven, HTN adalah keseluruhan peraturan hukum yang
membentuk alat perlengkapan atau organ Negara dengan memberikan wewenang kepada alat
perlengkapan Negara itu, untuk membagikan tugas pemerintahan kepada berbagai alat
perlengkapan Negara yang tinggi maupun yang rendah. HAN menurut Van Voellen Hoeven,
adalah keseluruhan ketentuan-ketentuan yang mengikat alat-alat perlengkapan Negara, yang
tinggi maupun rendah, pada waktu alat-alat perlengkapan Negara itu mulai melaksanakan
tugasnya yang ditetapkan dalam hukum tata Negara. Menurut Hans Kelsen, HTN menjelaskan
bentuk Negara yang tercantum dalam UUDnya sedangkan HAN adalah tata cara melaksanakan
tugas-tugas HTN untuk kepentingan warga Negara atau masyarakat umum.
Dari pengertian yang diberikan oleh para sarjana tersebut apakah ada hubungan antara
HTN dan HAN?
Bahan Bacaan :
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, h. 79-144
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
h. 175-197
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 15
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, h.205-230
Kusumadi Pudjosewojo, 1986, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Aksara Baru,
Jakarta, h. 71-217
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik
Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, 2009, h. 235-260
PERTEMUAN KE-7
KULIAH KEEMPAT (Lectures 4)
IV. Lapangan Hukum Perdata, Hukum Pidana dan Hukum Internasional
1. Lapangan Hukum Perdata
2. Lapangan Hukum Pidana
3. Lapangan Hukum Internasional
Standar kompetensi/Ranah Kognitif : diharapkan sampai pada tingkat Pemahaman yang
termasuk dalam C2
Bahan Bacaan
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, h. 147-190,213-234
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
h. 134-156, 161-166, 198-207
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, h. 73-121, 147-166, 271-282
Achmad Sanusi, 1977, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia, Tarsito,
Bandung, h. 115-148
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik
Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, 2009,h. 119-166, 223-324, 277-280
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 16
PERTEMUAN KE-8
TUTORIAL 4
Petunjuk :
a. Mahasiswa memilih seorang Disccusion Leader yang akan memimpin jalannya diskusi, dan
seorang Note Keeper yang akan mencatat setiap pertanyaan, dan segala sesuatu yang
didiskusikan.
b. Proses berdiskusi menggunakan 7 jump approaches
1) Membaca
2) Menentukan kata-kata susah
3) Brain storming
4) Menemukan / memformulasikan Learning Goal
5) Mencari Prior Knowledge
6) Menjawab Learning Goal
7) Reporting
c. Masing-masing grup/orang harus aktif bertanya, menanggapi, berargumentasi atau memberi
masukan dengan aturan main secara tertib dan terarah.
Problem Task
Tuan Sangut adalah seorang wiraswasta yang bergerak di bidang jual beli batu akik. Suatu
hari Tuan sangut ditawarkan batu akik istimewa dari Eropa oleh Tuan Tualen, melaui media
facebook di internet. Ketika itu Tuan Sangut melihat contoh-contoh batu tersebut lewat catalog
yang dikirim melalui facebook oleh tuan tualen. Pada Saat itu Tuan sangut tertarik dengan batu
yang ditawarkan oleh Tuan Tualen sekaligus menyepakati, bahwa Tuan Sangut berencana untuk
membeli batu akik tersebut. Setelah tuan sangut menghubungi tualen melalui telpon ternyata
batu tersebut berada di Malaysia. Oleh karena tersebut tuan Sangut harus mengambil batu
tersebut di Malaysia atau tempat kediaman Tuan Tualen. Sehingga Tuan Sangut berangkat
menuju Malaysia. Sesampainya di Malaysia Tuan Sangut dijemput oleh istrinya Tualen oleh
karena Tualen sibuk bermain Futsall. Sesampainya dirumah tidak lama kemudian Tuan Tualen
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 17
dating tanpa basa-basi langsung menawarkan batu dengan memberikan contoh-contoh batu
kepada tuan sangut. Setelah batu-batu tersebut diperiksa oleh Tuan Sangut dengan tidak banyak
komentar tuan sangut langsung membayar batu tersebut. Kemudian uang dari hasil pembayaran
batu tersebut langsung diambil oleh istrinya Tuan Tualen kemudian diletakkan dalam laci meja
yang berada tepat didepan tempat duduk Tuan Sangut. Ketika uang itu diletakkan didalam laci
tersebut Tuan Sangut melihat banyak sejumlah uang beserta perhiasan milik tuan Tualen.
Bersamaan dengan kejadian itu Tuan Sangut berubah pikiran untuk merampas
uang beserta perhiasan yang disimpan dilaci meja tersebut. Dengan demikian muncul itikad
tidak baik dari tuan sangut. Kemudian tuan Sangut melihat pisau dapur yang terletak dimeja
makan yang tepat berada disamping sebelah kiri dari Tuan Sangut. Dengan tanpa berpikir
panjang tuan sangut langsung mengambil pisau dapur tersebut, kemudian mengacungkan
kearah istri dari Tuan Tualen. Oleh karena istri dari Tuan Tualen mengadakan perlawanan maka
tanpa berpikir panjang Tuan Sangut langsung menusuk perut istri Tuan Tualen. Setelah menusuk
istri Tuan Tualen, Tualen menjadi kaget kemudian mengambil sebuah gelas lalu dilemparkan
kearah tuan sangut. Sehingga Tuan Sanggut menjadi panik sehingga terjadi perkelahian dan
akhirnya Tuan Tualen terbunuh. Setelah terbunuhnya tuan tualen, tuan sangut langsung
melarikan diri dengan mengambil uang beserta perhiasan yang ada dalam laci tersebut. Tuan
Sangut berangkat dari Malaysia langsung menuju ke kota banjar masin, dengan alasan Tuan
Sangut tidak berani pulang ke Bali karena merasa takut dikejar Polisi. Dengan berbekal uang dan
perhiasan tersebut maka Tuan Sangut membuka usaha batu akik yang baru di kota Banjarmasin,
sambil bersembunyi dari kejaran polisi. Setelah tiga tahun lamanya bersembunyi tuan Sangut
kawin lagi dengan seseorang yang bernama Osawa tanpa akta perkawinan. Dalam
perkawinannya tersebut dikaruniai 1 orang anak yang di bernama Cepol. Selama hidupnya tuan
Sangut bersama keluarganya tersebut bertempat di Banjarmasin. Sampai pada akhirnya Tuan
Sangut meninggal dunia, dengan meninggalkan surat wasiat dibawah tangan.
Coba anda diskusikan dan analisis lapangan-lapangan hukum apa yang terdapat
dalam ilustrasi diatas!
Bahan Bacaan :
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 18
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, h. 147-190,213-234
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
h. 134-156, 161-166, 198-207
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, h. 73-121, 147-166, 271-282
Achmad Sanusi, 1977, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia, Tarsito,
Bandung, h. 115-148
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik
Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, 2009,h. 119-166, 223-324, 277-280
PERTEMUAN KE-9
KULIAH KELIMA (Lectures 5)
V. Lapangan Hukum Acara
1. Lapangan Hukum Acara Pidana
2. Lapangan Hukum Acara Perdata
3. Lapangan Hukum Acara Tata Usaha Negara
4. Lapangan Hukum Acara Peradilan Militer
5. Lapanga Hukum Acara Peradilan Agama
Standar kompetensi/Ranah Kognitif : diharapkan sampai pada tingkat pemahaman yang
termasuk dalam C2
Bahan Bacaan :
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, h. 193-211
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
h. 158-160, 167-173
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 19
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, 169-189
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik
Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, 2009, h. 311-339
PERTEMUAN KE-10
TUTORIAL 5
Petunjuk :
a. Mahasiswa memilih seorang Disccusion Leader yang akan memimpin jalannya diskusi, dan
seorang Note Keeper yang akan mencatat setiap pertanyaan, dan segala sesuatu yang
didiskusikan.
b. Proses berdiskusi menggunakan 7 jump approaches
1) Membaca
2) Menentukan kata-kata susah
3) Brain storming
4) Menemukan / memformulasikan Learning Goal
5) Mencari Prior Knowledge
6) Menjawab Learning Goal
7) Reporting
c. Masing-masing grup/orang harus aktif bertanya, menanggapi, berargumentasi atau memberi
masukan dengan aturan main secara tertib dan terarah.
Discussion Task
Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak (independent and impartial judiciary)
merupakan hal yang fundamental dalam suatu peradilan. Peradilan bebas dan tidak memihak ini mutlak
harus ada dalam setiap Negara Hukum. Dalam menjalankan tugas judisialnya, hakim tidak boleh
dipengaruhi oleh siapapun juga, baik karena kepentingan jabatan (politik) maupun kepentingan uang
(ekonomi). Untuk menjamin keadilan dan kebenaran, tidak diperkenankan adanya intervensi ke dalam
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 20
proses pengambilan putusan keadilan oleh hakim, baik intervensi dari lingkungan kekuasaan eksekutif
maupun legislative ataupun dari kalangan masyarakat dan media massa. Dalam menjalankan tugasnya,
hakim tidak boleh memihak kepada siapapun juga kecuali hanya kepada kebenaran dan keadilan.
Namun demikian, dalam menjalankan tugasnya, proses pemeriksaan perkara oleh hakim juga harus
bersifat terbuka, dan dalam menentukan penilaian dan menjatuhkan putusan, hakim harus menghayati
nilai-nilai keadilan yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang berlandaskan atas Pancasila. Hakim
tidak hanya bertindak sebagai corong undan-gundang atau peraturan perundang-undangan, melainkan
juga sebagai corong keadilan yang menyuarakan perasaan keadilan serta kebenaran yang hidup di
tengah-tengah masyarakat. Hal tersebut merupakan asas umum dalam Hukum Acara di Indonesia.
Kebenaran dan keadilan tersebut apakah berdasarkan atas keadilan dan kebenaran menurut
hakim atau para pihak yang berperkara atau bersengketa? Apa itu keadilan dan kebenaran yang
berdasarkan Pancasila? Apakah itu kebenaran? Apakah itu keadilan? Apakah adil itu sudah pasti benar?
Atau apakah benar itu sudah mencerminkan suatu keadilan?
Marilah kita renungkan hal tersebut diatas dan kemudian diskusikan!!!
Bahan Bacaan :
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, h. 193-211
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
h. 158-160, 167-173
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, 169-189
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik
Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, 2009, h. 311-339
PERTEMUAN KE-11
KULIAH KEENAM (Lectures 6)
VI. Lapangan Hukum Adat
1. Pengertian Hukum Adat
2. Asas-Asas Hukum Adat
3. Sumber-sumber Hukum Adat
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 21
4. Sistem Hukum Adat
Standar kompetensi/Ranah Kognitif : diharapkan sampai pada tingkat pemahaman yang
termasuk dalam C2
Bahan Bacaan :
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, h. 72-74
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
h. 136-142
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, h. 49-70
Achmad Sanusi, 1977, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia, Tarsito,
Bandung, h. 86-114
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik
Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, 2009, h. 101-115
PERTEMUAN KE-12
TUTORIAL 6
Petunjuk :
a. Mahasiswa memilih seorang Disccusion Leader yang akan memimpin jalannya diskusi, dan seorang
Note Keeper yang akan mencatat setiap pertanyaan, dan segala sesuatu yang didiskusikan.
b. Proses berdiskusi menggunakan 7 jump approaches
1) Membaca
2) Menentukan kata-kata susah
3) Brain storming
4) Menemukan / memformulasikan Learning Goal
5) Mencari Prior Knowledge
6) Menjawab Learning Goal
7) Reporting
c. Masing-masing grup/orang harus aktif bertanya, menanggapi, berargumentasi atau memberi masukan
dengan aturan main secara tertib dan terarah.
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 22
Discussion Task – Study Task
Manusia dengan hukum memiliki hubungan yang sangat erat atau adanya hukum itu bertalian
dengan adanya manusia. Apabila tidak ada manusia maka hukumpun menjadi tidak ada. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Aristoteles yakni “ubi societas ibi ius” apakah maksud dari ungkapan beliau itu?.
Manusia sebagai makhluk individu merupakan subjek dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam
melakukan suatu kegiatan ini, manusia tentunya melandaskan dirinya pada nilai-nilai tertentu yang
dianutnya. sebagai subyek dari nilai-nilai tertentu itu manusia melakukan tindakan-tindakan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya karena dorongan yang berasal dari batinnya sendiri. Akan tetapi dalam
kenyataannya manusia tidak hidup sendiri atau sebagai makhluk individu saja melainkan ia hidup
bersama-sama dengan manusia lainnya yakni kehidupan yang ditemui dalam masyarakat.
Setiap masyarakat memiliki susunan dan mengenal tatanan dalam suatu tata tertib. Tata tertib
tersebut hendaknya dijalankan dalam suasana batin masyarakat untuk kemajuan dan perkembangan
masyarakat itu. Dengan demikian hendaknya manusia secara bersama-sama mewujudkan ketertiban,
ketentraman bahkan kemakmuran melalui tingkah laku yang sepatutnya atau sesuai dengan tatanan
yang dimiliki. apabila manusia bertingkah laku tidak sesuai dengan aturan-aturan itu maka dinilai tidak
patut atau melanggar adat. Mengenai penilaian patut atau tidak tentunya bukan menurut penilaian
seseorang saja melainkan perasaan batin dalam kehidupan bersama atau masyarakat. Oleh karena
tingkah laku itu adalah merupakan suatu kepatutan dalam adat maka tingkah laku itu senantiasa dianut
sehingga menjadi kebiasaan. Dalam hal ini terjadi suatu kemungkinan bahwa suatu tingkah laku yang
pada awalnya dianut hanya dikarenakan kebiasaan belaka, tetapi kebiasaan ini setelah berulang-ulang
dilakukan kemudian menimbulkan perasaan dalam masyarakat memang demikianlah sepatutnya
dilakukan. Tingkah laku demikian selanjutnya menjadi suatu adat. Apabila ditelaah lebih dalam maka
dapat ditemukan adanya batasan antara kebiasaan, adat dan patut. Entah kapan sesuatu itu disebut
sebagai kebiasaan, entah kapan kebiasaan itu berubah menjadi adat dan entah kapan adat itu bergeser
menjadi patut? …. entahlah!! Kemudian bagaimana dengan lapangan hukumnya? atau batasan yang
mana disebut hukum dan yang bukan hukum? Apabila kita kaitkan dengan adat, apakah hukum itu bisa
diadatkan? atau adat itu bisa dihukumkan? Jawaban dari seluruh pertanyaan tersebut tentunya
membutuhkan pemikiran yang mendasar tentang manusia, masyarakat, kebiasaan, adat, kepatutan dan
hukum. Oleh karena itu marilah kita renungkan sejenak kemudian barulah kita diskusikan.
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 23
Bahan Bacaan :
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, h.
72-74
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 136-
142
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, h. 49-70
Achmad Sanusi, 1977, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia, Tarsito,
Bandung, h. 86-114
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik Hukum
Indonesia, Setara Press, Malang, 2009, h. 101-115
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 24
KONTRAK PERKULIAHAN
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 25
1. Manfaat Mata Kuliah
Melalui mata kuliah ini diharapkan memberikan pemahaman teoritis kepada mahasiswa
mengenai tentang hukum positif di Indonesia, serta mata kuliah ini merupakan mata kuliah dasar
keahlian hukum, yang mengantarkan mahasiswa untuk mengenal hukum yang berlaku di Indonesia
beserta lapangan-lapangan hukumnya.
2.Diskripsi Perkuliahan
Mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia merupakan mata kuliah dasar keahlian hukum,
yang mengantarkan mahasiswa untuk mengenal hukum yang berlaku di Indonesia beserta
lapangan-lapangan hukumnya. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah prasyarat untuk
Nama Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
Kode Mata Kuliah : WUI 1302
Pengajar : Prof. Dr. I Gusti Ayu Agung Ariani, SH., MS.
Dr. I Wayan Wiryawan, SH., MH.
I Ketut Tjukup, SH., MH.
I Gusti Ayu Putri Kartika, SH., MH.
I Ketut Wirawan, SH., M.Hum.
I Ketut Markeling, SH., MH.
I Ketut Sandhi Sudarsana, SH., MH.
Drs. Yuwono, SH., M.Si.
Suatra Putrawan, SH.
Drs. Suhirman, SH.
I Nyoman Bagiastra, SH., MH.
I Wayan Novy Purwanto, SH.,M.Kn.
Ayu Putu Laksmi Danyathi, SH.,M.Kn.
Semester : I
Hari Pertemuan : -.
Tempat Pertemuan : Kampus bukit jimbaran.
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 26
menempuh mata kuliah ilmu hukum selanjutnya. Materi yang dibahas dalam mata kuliah ini
meliputi : Pengertian dan Istilah PHI, Hubungan PHI dengan PIH, Sejarah Tata Hukum Indonesia,
Sumber-sumber Tata Hukum Indonesia, Sistem hukum Indonesia, Politik Hukum Indonesia, dan
Lapangan-lapangan hukum di Indonesia.
3. Tujuan Instruksional
Dengan memepelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa lebih mudah untuk
mempelajari segala aspek hukum positif di Indonesia secara komprehensif.
Dengan pemahaman pengetahuan dasar mengenai hukum positif di Indonesia tersebut
mahasiswa dapat dengan mudah mengenal dan memahami berbagai lapangan/bidang hukum
selanjutnya seperti : Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara, Hukum Perdata, Hukum
Adat, Hukum Pidana, Hukum Internasional, Hukum Acara.
Standar kompetensi yang ingin dicapai yaitu ranah Kognitif C2
4. Organisasi Materi
Materi kuliah pada Pengantar Hukum Indonesia terdiri dari beberapa pokok bahasan serta sub
pokok bahasan, yang dapat digambarkan sebagai berikut :
I. Pendahuluan
1. Pengertian dan Istilah PHI
2. Hubungan PHI dengan PIH
3. Sejarah Tata Hukum Indonesia
4. Sumber-sumber Tata Hukum Indonesia
II. Sistem hukum dan Politik hukum Indonesia
1.Sistem hukum Indonesia
2.Politik Hukum Indonesia
III. Lapangan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara
1.Lapangan Hukum Tata Negara
2.Lapangan Hukum Administrasi Negara
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 27
IV. Lapangan Hukum Perdata, Hukum Pidana dan Hukum Internasional
1.Lapangan Hukum Perdata
2.Lapangan Hukum Pidana
3.Lapangan Hukum Internasional
V. Lapangan Hukum Acara
1.Lapangan Hukum Acara Pidana
2.Lapangan Hukum Acara Perdata
3Lapangan Hukum Acara Tata Usaha Negara
4.Lapangan Hukum Acara Peradilan Militer
5.Lapangan Hukum Acara Peradilan Agama
VI. Lapangan Hukum Adat
1.Pengertian Hukum Adat
2.Asas-Asas Hukum Adat
3.Sumber-sumber Hukum Adat
4.Sistem Hukum Adat
Metode perkuliahan yang dipakai adalah dengan ceramah, tutorial, diskusi, tanya jawab dan
tugas terstruktur. Sebagaimana telah dipaparkan dalam Block Book didepan.
6. Bahan bacaan perkuliahan
Bahan bacaan utama yang dipakai dalam perkuliahan, yaitu:
1. Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada, Jakarta
2. Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
3. Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung
4. Kusumadi Pudjosewojo, 1986, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Aksara Baru, Jakarta
5. Achmad Sanusi, 1977, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia, Tarsito,
Bandung
5. Strategi Perkuliahan
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 28
6. Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik Hukum
Indonesia, Setara Press, Malang, 2009
7. Tugas
1. Setiap Kuliah mahasiswa membawa Block Book Pengantar Hukum Indonesia.
2. Mahasiswa diwajibkan untuk membaca Rider dan Block Book sebelum perkuliahan dimulai.
3. Sebelum tutorial berlangsung mahasiswa diharapkan sudah membaca terlebih dahulu tugas-tugas
yang ada dalam Block Book
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
MATA KULIAH PENGANTAR HUKUM INDONESIA
1.Nama Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
2.Kode Mata Kuliah : WUI 1302
3.Bobot SKS : 3
4.Pertemuan Minggu : 1 (Perkuliahan)
5.Waktu Pertemuan : @ 150 Menit
6.Pokok Bahasan : Pendahuluan
7.T I U : Bahwa setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini mampu
memahami Pengantar Hukum Indonesia.
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 29
8.Sub Pokok Bahasan:
Sub Pokok Bahasan TIK Lama Waktu
1. Pengertian dan Istilah PHI
2. Hubungan PHI dengan PIH
3. Sejarah Tata Hukum Indonesia
4. Sumber-sumber Tata Hukum
Indonesia
Pemahaman (C2)
Pemahaman (C2)
Pemahanan (C2)
Pemahaman (C2)
1 x 150 Menit
9.Kegiatan Belajar Mengajar :
Kegiatan Dosen
Kegiatan Mahasiswa Media
1.Menjelaskan kontrak perkuliahan
2.Menjelaskan Ruang Lingkup materi
3.Menjelaskan Materi
4.Tanya jawab dan diskusi
Mendengar dan Mencatat
Mendengar dan bertanya
Mendengar dan mencatat
Menjawab, bertanya dan
diskusi
Kontrak Perkuliahan,
SAP
WB , LCD
WB
10.Evaluasi : Tanya jawab
11.Referensi :
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, h.5-9
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 74-91
Kusumadi Pudjosewojo, 1986, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Aksara Baru, Jakarta,h. 13-18
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, h. 1-18, 29-31, 37-38.
Achmad Sanusi, 1977, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia, Tarsito, Bandung,
h. 1-31.
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik Hukum
Indonesia, Setara Press, Malang, 2009, h. 1-20, h.39-68.
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 30
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
MATA KULIAH PENGANTAR HUKUM INDONESIA
1.Nama Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
2.Kode Mata Kuliah : WUI 1302
3.Bobot SKS : 3
4.Pertemuan Minggu : 2 (Tutorial)
5.Waktu Pertemuan : @ 150 Menit
6.Pokok Bahasan : Sistem hukum dan Politik hukum Indonesia
7.T I U : Bahwa setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini mampu
memahami masalah yang muncul berkaitan dengan Sistem hukum dan Politik
hukum Indonesia (C2)
8.Sub Pokok Bahasan :
Sub Pokok Bahasan TIK Lama Waktu
1. Pengertian dan Istilah PHI
2. Hubungan PHI dengan PIH
3. Sejarah Tata Hukum Indonesia
4. Sumber-sumber Tata Hukum Indonesia
Pemahaman (C2)
150 Menit
9.Kegiatan Belajar Mengajar :
Kegiatan Dosen
Kegiatan Mahasiswa Media
2.Tanya jawab dan diskusi
Mendengarkan dan
Mencatat
Menjawab dan diskusi
WB, LCD
WB
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 31
10.Evaluasi : Tanya jawab/diskusi
11.Referensi :
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, h.5-9
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 74-91
Kusumadi Pudjosewojo, 1986, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Aksara Baru, Jakarta,h. 13-18
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, h. 1-18, 29-31, 37-38.
Achmad Sanusi, 1977, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia, Tarsito, Bandung,
h. 1-31.
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik Hukum
Indonesia, Setara Press, Malang, 2009, h. 1-20, h.39-68.
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 32
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
MATA KULIAH PENGANTAR HUKUM INDONESIA
1.Nama Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
2.Kode Mata Kuliah : WEI13223
3.Bobot SKS : 3
4.Pertemuan Minggu : 3 (Perkuliahan)
5.Waktu Pertemuan : @ 150 Menit
6.Pokok Bahasan : Lapangan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara
7.T I U : Bahwa setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
mampu menjabarkan jenis, kedudukan Lapangan Hukum Tata Negara dan
Hukum Administrasi Negara (C2)
8.Sub Pokok Bahasan :
Sub Pokok Bahasan TIK Lama Waktu
1. Lapangan Hukum Tata Negara
2. Lapangan Hukum Administrasi
Negara
Pemahaman (C2)
Pemahaman (C2)
Pemahaman (C2
150 Menit
9.Kegiatan Belajar Mengajar :
Kegiatan Dosen
Kegiatan Mahasiswa Media
1.Orientasi dan Menjelaskan materi
Mendengarkan dan
WB, LCD
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 33
2.Tanya jawab dan diskusi
Mencatat
Diskusi dan Tanyajawab
WB
10.Evaluasi : Diskusi
11.Referensi :
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, h. 79-144
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
h. 175-197
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, h.205-230
Kusumadi Pudjosewojo, 1986, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Aksara Baru,
Jakarta, h. 71-217
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik
Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, 2009, h. 235-260
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 34
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
MATA KULIAH PENGANTAR HUKUM INDONESIA
1.Nama Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
2.Kode Mata Kuliah : WEI13223
3.Bobot SKS : 3
4.Pertemuan Minggu : 4 (Tutorial)
5.Waktu Pertemuan : @ 150 Menit
6.Pokok Bahasan : Lapangan Hukum Perdata, Hukum Pidana dan Hukum Internasional
7.T I U : Bahwa setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
mampu memahami Lapangan Hukum Perdata, Hukum Pidana dan Hukum
Internasional (C2)
8.Sub Pokok Bahasan :
Sub Pokok Bahasan TIK Lama Waktu
1. Lapangan Hukum Perdata
2. Lapangan Hukum Pidana
3. Lapangan Hukum Internasional
Pemahaman (C2)
150 Menit
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 35
9.Kegiatan Belajar Mengajar :
Kegiatan Dosen
Kegiatan Mahasiswa Media
Diskusi
Latihan dan diskusi WB, LCD
10.Evaluasi : Latihan dan Tanya jawab
11.Referensi :
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo
Persada, Jakarta, h. 67-75
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
h. 71-74
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, h. 21-27
Kusumadi Pudjosewojo, 1986, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Aksara Baru,
Jakarta, h. 71-110
Achmad Sanusi, 1977, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia, Tarsito,
Bandung, h. 60-74
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik
Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, 2009, h. 29-33
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 36
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
MATA KULIAH PENGANTAR HUKUM INDONESIA
1.Nama Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
2.Kode Mata Kuliah : WEI13223
3.Bobot SKS : 3
4.Pertemuan Minggu : 5 (Perkuliahan)
5.Waktu Pertemuan : @ 150 Menit
6.Pokok Bahasan : Lapangan Hukum Acara
7.T I U : Bahwa setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
mampu menjelaskan berkaitan dengan Lapangan Hukum Acara (C2)
8.Sub Pokok Bahasan :
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 37
Sub Pokok Bahasan TIK Lama Waktu
1. Lapangan Hukum Acara Pidana
2. Lapangan Hukum Acara Perdata
3. Lapangan Hukum Acara Tata
Usaha Negara
4. Lapangan Hukum Acara Peradilan
Militer
5. Lapangan Hukum Acara Peradilan
Agama
Pemahaman (C2) 1 x 150 menit
9.Kegiatan Belajar Mengajar:
Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Media
Menjelaskan materi Diskusi WB,LCD
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 38
10.Evaluasi : Latihan dan Tanya jawab
11.Referensi :
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, h. 79-144
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, h. 175-197
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, h.205-230
Kusumadi Pudjosewojo, 1986, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Aksara Baru,
Jakarta, h. 71-217
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta
Politik Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, 2009, h. 235-260
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 39
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
MATA KULIAH PENGANTAR HUKUM INDONESIA
1.Nama Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
2.Kode Mata Kuliah : WEI13223
3.Bobot SKS : 3
4.Pertemuan Minggu : 6(Tutorial)
5.Waktu Pertemuan : @ 150 Menit
6.Pokok Bahasan : Lapangan Hukum Adat
7.T I U : Bahwa setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
memahami lpersoalan yang berkaitan dengan Lapangan Hukum Adat (C2)
8.Sub Pokok Bahasan :
Sub Pokok Bahasan TIK Lama Waktu
1. Pengertian Hukum Adat
2. Asas-Asas Hukum Adat
3. Sumber-sumber Hukum Adat
4. Sistem Hukum Adat
Pemahaman (C2) 150 Menit
9.Kegiatan Belajar Mengajar :
Kegiatan Dosen
Kegiatan Mahasiswa Media
Tutor Diskusi WB, LCD
10.Evaluasi : Latihan dan Tanya jawab
11.Referensi :
Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Bagian Dasar – Dasar Ilmu Hukum, 2011 Page 40
Abdoel Djamali,R.,2005, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, h. 72-74
Bachasan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
h. 136-142
Samidjo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia, Armico, Bandung, h. 49-70
Achmad Sanusi, 1977, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia, Tarsito,
Bandung, h. 86-114
Umar Said S, Pengantar Hukum Indonesia, Sejarah dan Dasar-dasar Tata Hukum Serta Politik
Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, 2009, h. 101-115