Upload
maharaniayulestari
View
295
Download
106
Embed Size (px)
DESCRIPTION
for electrical engineering
Citation preview
REKAYASA TRAFIK
I. PENDAHULUAN
Pada umumnya suatu sentral telepon direncanakan sedemikian rupa sehingga pada waktu sibuk dimana trafik telepon sangat besar, keinginan pelanggan untuk melakukan sambungan dapat dipenuhi dengan kemungkinan yang cukup besar.
Contoh :
Pada jam sibuk ternyata bahwa dari 100 permintaan sambungan, hanya :
1. Lima permintaan yang tidak dilayani.
2. Duapuluh permintaan yang tidak dilayaniSituasi 1 lebih baik dari situasi 2.
Peralatan penyambungan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga pada jam sibuk hanya sebagian kecil dari permintaan sambungan yang tidak dapat segera dilayani sehubungan dimensi alat sambung yang tersedia.
Hal ini disebabkan semua permintaan tersebut dilewatkan / diolah pada alat alat sambung, yang antara lain terdiri dari :
- Saluran / berkas saluran
- Switch / selektor
- Marker
-Register
- Repeater
-Prosesor
Common circuit lainnya.
Jadi ada hubungan antara jumlah peralatan dan besarnya kemungkinan dipenuhinya suatu permintaan pengadaan hubungan:
Makin besar jumlah peralatan yang disediakan akan makin besar kemungkinan dipenuhinya permintaan pengadaan sambungan
Untuk perencanaan haruslah dipertimbangkan :
Pelayanan yang baik bagi pelanggan
Ekonomis biaya bagi penyelenggara
Kendala utama dalam perencanaan disini adalah disebabkan lalu lintas / trafik telepon ini merupakan lalu lintas kebetulan . Artinya, dalam lalu lintas ini tidak diketahui :
Jumlah permintaan sambungan.
Kapan permintaan sambungan.
Lama permintaan sambungan.
Kepadatan permintaan sambungan.
Perencanaan trafik menjadi kompleks.
Note :
Mengingat lalu lintas / trafik informasi senantiasa mangalami peningkatan, maka perencanaan kebutuhan memerlukan re-evaluasi secara periodik.II. ISTILAH TEKNIS
1. ELEMEN GANDENG
g : elemen gandeng
Didalam instalasi switching, penyambungan dilakukan oleh elemen gandeng. Untuk itu jalan masuk dan jalan keluar disambungkan lewat titik gandeng yaitu Kontak yang dikerjakan secara paralel yang digunakan untuk meneruskan sambungan-sambungan pada tempat gandeng.
Contoh :
Jalan keluar
Titik gandeng2.BERKAS MASUK / KELUAR
Berkas masuk :
Sejumlah saluran yang secara bersama merupakan jalan masuk.
Berkas keluar :
Sejumlah saluran yang secara bersama merupakan jalan keluar.
3.BERKAS SEMPURNA / FULL AVAILABILITY BUNDLE
Suatu berkas dikatakan berkas sempurna bila setiap saluran dari berkas keluar V2 dapat dicapai oleh setiap saluran dari berkas masuk V1.
Contoh :
K = V2V1 = 3 , V2 = 5
Setiap saluran dari V2 dapat dacapai oleh setiap saluran dari V1.
4.BERKAS TIDAK SEMPURNA /
LIMITED AVAILABILITY BUNDLE
Suatu berkas dikatakan tidak sempurna bila hanya sebagian saja dari saluran keluar yang dapat dicapai oleh setia saluran dari berkas masuk.
Contoh :
K < V2
V1 = 4 ;
V2 = 7
Saluran masuk A dan B dapat mencapai 1,2,3,4,5
Saluran masuk C dan D hanya dapat mencapai 3,4,5,6,7.
5. DAYA SAMBUNG
Daya sambung (k) adalah jumlah titik gandeng dengan mana saluran masuk dapat mencapai saluran keluar.
Contoh :K = 5
- Berkas sempurna
: K = V2- Berkas tidak sempurna: K < V26.ELEMEN GANDENG BERTANGGA BANYAK / MULTI STAGE SWITCH ARRANGEMENT
Saluran masuk dan saluran keluar mempunyai beberapa titk gandeng. Untuk setiap titik gandeng nilai K bisa berbeda, dalam kondisi ini : ( k eff.
7.PENDUDUKAN TERHALANG
Jika jumlah permintaan sambungan lebih besar dari kapasitas pelayanan sistem, maka akan terjadi pendudukan terhalang. Alternatif yang dapat dipilih untuk mengatasi pendudukan terhalang ini :
a. Loss System
Dalam kondisi ini elemen gandeng bekerja dengan sistem rugi kepada pemanggil langsung dikirim nada sibuk.
b. Waiting System
Pemanggil diminta menunggu karena masih ada kemungkinan untuk mendapatkan jalan bebas. Semua pendudkan terhalang dimasukkan kedalam antrian dengan kriteria :
Waktu tunggu terbatas.
Setelah menunggu dalam periode waktu tertentu belum juga mendapatkan jalan bebas, kepada pemanggil baru dikirim nada sibuk.
Jumlah yang menunggu terbatas.
Misal dibatasi sampai 20 dalam suatu antrian. Bila yang antri bertambah, maka kepada antrian no.1 dikirim nada sibuk, berarti yang bersangkutan sudah keluar dari waiting system.
Note :
Dalam realisasinya, pada umumnya :
Loss sytem: Jaringan
Waiting system: Sentral
-Bagaimana di Indonesia ?III. BESARAN LALU LINTAS
1. PENDUDUKAN
Segala hal yang mengakibatkan pendudukan perlengkapan penyambungan.
2.WAKTU PENDUDUKAN / HOLDING TIME / WAKTU GENGGAM
Lamanya waktu penyambungan berlangsung dalam pelaksanaan / penyelenggaraan sambungan holding terjadi pada :
Sirkit yang perlu berhubungan dengan coomon control
Sirkit yang membentuk lintasan pembicaraan antar pelanggan.
Holding time dalam analisis trafik ?
3.AVARAGE HOLDING TIME / WAKTU PENDUDUKAN RATA RATA
Waktu pendudkan dari setiap pembicaraan tidak sama. Karena itu didefinisikan waktu pendudukan rata-rata.
Contoh :
Dalam pengamatan 1 jam pada suatu sirkit, ternyata ada tiga kali pendudukan, masing-masing dengan holding time :
t1 = 10 menit
t2 = 15 menit
t3 = 5 menit
Waktu pendudukan rata-rata tr :
Note :
Waktu pendudukan rata-rata juga berlaku pada suatu berkas yang terdiri dari sejumlah saluran.
Contoh :
Waktu pendudukan rata-rata dari :
Saluran 1,2,3
Berkas
Avarage Holding Time :
1. Saluran 1 =
2. Saluran 2 =
3. Saluran 3
=
4. Berkas
=
4. TRAFIK / LALU LINTAS TELEPON
Defenisi :
Lalu lintas informasi telepon dalam suatu jaringan / sistem telepon.
Lalu lintas telepon dapat terjadi setiap saat.
Dalam pengamatan terlihat bahwa :
Antar pelanggan tidak saling mempengaruhi
Lama masing pembicaraan tidak sama
Kepadatan trafik bervariasi berdasar :
-
Waktu ( pagi / siang / malam )
-
Lokasi ( pemukiman / business )
Pengamatan harian memperlihatkan suatu kecenderungan yang sama.
Contoh :
Jam sibuk / Busy hour :
60 menit berurutan ( 4 x 15 menit berurutan ) dimana lalu lintas telepon paling besar.
5.NILAI / INTENSITAS TRAFIK N ( ERLANG )
Bila : C = Jumlah pendudukan yang diolah oleh berkas dalam
interval waktu tertentu ( 1 jam )
tr= Waktu pendudukan rata rata.
Maka :N= C.tr
= Total waktu pendudukan berkas saluran dalam
interval waktu tertentu ( umum : 1 jam ).
Secara sistematis :
Pengamatan ( jam ( N =
Pengamatan 1 jam ( N =
Satuan trafik berasal dari nama : AGNER K. ERLANG ( 1878-1929 ) Seorang ilmuwan Denmark yg telah berjasa dalam mengembangkan
teori trafik.
Contoh 1 :
Dalam pengamatan 1 jam ternyata 3 kali pendudukan, masing masing selama 8 menit, 5 menit, 7 menit, maka :
Intensitas Trafik N =
Contoh 2 :
Intensitas trafik maksimum dari suatu saluran = 1 ERL
Artinya :
Saluran tersebut diduduki terus menerus selama 1 jam
Contoh 3 :
Dari pengamatan 1 jam terhadap berkas, ternyata pendudukan :
Saluran 1
= 20 menit
Saluran 2
= 30 menit
Saluran 3
= 25 menit
Saluran 4
= 15 menit
Maka : - Total waktu pendudukan = 90 menit
- Intensitas Trafik N =
Contoh 4 :
Dari pengamatan selama 2 jam :
Saluran 1 diduduki 2 kali: 10, 20 menit
Saluran 2 diduduki 3 kali: 5, 10, 20 menit
Saluran 3 diduduki 1 kali: 40 menit
Saluran 4 diduduki 1 kali: 15 menit
Maka : - Total waktu pendudukan = 120 menit
- Intensitas Trafik N =
Contoh 5 :
Intensitas trafik maksimum suatu berkas yang terdiri dari.
10 saluran = 10 ERL.
Artinya :
Semua saluran terpakai terus menerus selama 1 jam.
Contoh 6 :
Tentukan :
a. Jam sibuk : Jam 1100 - 1200b. Rata trafik dalam jam sibuk :
c.Rata trafik jam 1000 - 1300 :
d.Jumlah minimum sirkit / saluran tersedia : 100 sirkit.
Contoh 7 :
a. Jam sibuk : 1100 1200 = 84 ERL [ 1000 1100 = 54 ERL ], 84 > 54
a. Trafik rata rata pada jam sibuk =
b. Jumlah saluran minimal dari jam 0900 1300 = 30 ERL.
c. Lamanya saluran diduduki antara jam 1100 1200 :
Lama pendudukan :
d. Lama pendudukan saluran antara jam 1200 1230 :
e. Rata rata trafik dari jam 0900 1300 :
6.KONVERSI SATUAN TRAFIK
ERL
TU
VECCS
HCS
UCARHC
EBHC
1 ERL
1 TU
1 VE13630
1 CCS
1 HCS
1 UC
1
1 ARCH
1 EBHC
1
ERL= ERLANG
TU=TRAFIC UNIT
VE=VERKEHR SEINHEIT
1 ERL = 1 TU = 1 VE
Pendudukan selama 3600 detik
-CCS=Cent Call Second
HCS=Hundred Call Second
UC=Unit Call
1 CCS = 1 HCS = 1 US
Pendudukan selama 100 detik
-EBHC=Equated Busy Hour Call
ARHC=Apples Reduite A LHeure Charges
1 EBHC = 1 ARHC
Pendudukan selama 120 detik.
7.PENAWARAN, MUATAN / BEBAN, SISA
Penawaran (A) :
Intensitas trafik yang ditawarkan kepada suatu sistem ( elemen gandeng / alat sambung ).
Muatan / Beban Y :
Intensitas trafik yang dapat ditampung / dilayani oleh suatu sistem ( elemen gandeng / alat sambung ) ( muatan / beban yang dapat dtampung.
Sisa R :
Intensitas trafik sisa / yang tidak dapat dilayani oleh sistem tersebut.
Contoh :
Trafik sisa ini punya 2 kemungkinan :
1. Dihilangkan / tidak dilayani.
Berarti berupa Loss Trafic
2.Diluapkan.
Dalam kondisi ini sisa R ditawarkan lagi pada sistem / elemen gandeng g2, terjadi Overflow Trafic . Trafik yang tidak tertampung oleh g2 menjadi sisa dari sistem keseluruhan.
Satuan A, Y, R [ Erlang ].
8.FAKTOR RUGI
Apabila nilai dari R semakin besar, kualitas trafik semakin turun ( semakin besar rugi trafik ).
Terdapat 2 ukuran dari rugi trafik :
Rugi diukur terhadap A:
Rugi diukur terhadap Y :
9. SISTEM TUNGGU
Probabilitas P ( > 0 )
Probabilitas bahwa suatu pendudukan harus menunggu sebelum melaksanakan sambungan.
Misal :
Dari 100 pendudukan yang ditawarkan, ternyata sebanyak 5 harus menunggu.
Maka :
Waktu Tunggu Rata Rata ( tw )
Nilai rata rata dari waktu hingga dari semua pendudukan yang harus menunggu.
Misal :
Waktu tunggu dari 5 pendudukan yang harus menunggu tersebut :
10, 12, 20, 5, 3 detik.
Maka : Waktu tunggu rata rata = 10 detik.
Probabilitas ( > t )
Probabilitas bahwa pendudukan harus menunggu > t detik sebelum dapat melaksanakan sambungan.
Dari contoh di atas :
P (>5) = 0,03
P (>15) = 0,01
10. JENIS LALU LINTAS / TRAFIK
Dalam analisis trafik, jenis trafik / lalu lintas dapat dibagi :
a. Lalu lintas kebetulan jenis 1 / lalu lintas kebetulan murni / Pure Chance Traffic.
Sifat khusus :
Prob. Datangnya suatu pendudukan tidak tergantung pada jumlah pendudukan yang tengah terjadi.
Prob. Bubarnya suatu pendudukan tidak tergantung pada lamanya ia berlangsung.
Kondisi ini hanya terjadi bila berkas masuk tak terhingga sangat besar jumlahnya.
b. Lalu lintas kebetulan jenis 2.
Sifat Khusus :
Prob. Datangnya suatu pendudukan adalah sebanding / tergantung pada jumlah saluran masuk yang bebas.
Prob. Bubarnya suatu pendudukan tidak tergantung pada lamanya ia berlangsung.
Kondisi ini hanya mungkin terjadi bila berkas masuk terbatas jumlahnya.
Keterangan :
c. Lalu lintas luap / Overflow Traffic.
Lalu lintas yang tidak dapat dilayani oleh berkas sempurna
perlu diluapkan.
A =Trafik yang dimuat berkas datar.
AL =Trafik / lalu lintas luap.
11. GRADING / INTERKONEKSI / PEMBERKASAN
PENGGANDAAN
Suatu kelompok pelanggan dengan jumlah besar dibagi dalam beberapa sub kelompok yang masing masing terdiri dari sejumlah kecil pelanggan.
Misalnya : Kelompok 1000 pelanggan dibagi atas 10 sub kelompok,
masing masing dengan 100 pelanggan.
1. Akan ada kemungkinan bahwapenawaran trafik tidak sama untuk
setiap sub kelompok
A1 ( A2 ( ( Am2. Kemungkinan sambungan lintas kelompok
3. Untuk mengatasinya dilakukan penggandaan / interkoneksi / grading.
GRADING / INTERKONEKSI
Suatu cara untuk menyambungkan jalan keluar sedemikian sehingga beberapa jalan keluar dapat dicapai oleh jalan masuk dari kelompok berbeda, akibat :
Berkas tidak sempurna
Penurunan efisiensi, tetapi dapat diusahakan sekecil mungkin (dibandingkan bila seluruh sistem merupakan berkas sempurna).
Dalam prakteknya grading ini tidak mudah dilaksanakan, karena :
Standarisasi
Optimalisasi
Kualitas Trafik
Pemeliharaan
Dll.
Contoh 1 :
Berkas masuk yang terdiri dari 100 saluran dan daya sambung K = 5, dibagi atas 2 kelompok.
Masingmasing punya 50 saluran sedangkan jalan keluar adalah 8 saluran.
Gambarkan gradingnya!
Jawab :
Jalan Masuk
= 2 Kelompok
Jalan Keluar V2= 8
Daya Sambung K= 5
Penyederhanaan Grading :
Contoh 2 :
Jalan masuk V1 = 20 saluran, dibagi dalam 4 sub. Bila daya sambung K = 6, dan jalan keluar V2 = 10, maka gambarlah grading waktu untuk :
Konfigurasi lengkap
Konfigurasi sederhana
Contoh 3 :
Persyaratan sama dengan contoh 2, untuk :
V1 = 20, K = 6, V2 = 10, tetepi dengan konfigurasi berbeda !.
MACAM GRADING
1. Grading Sederhana :
Jumlah kelompok
= 4
Daya sambung
K= 10
Jumlah Jalan keluarV= 20 (dengan grading)
40 (tanpa grading)
2. GradingBersusun :
Jumlah kelompok
= 4
Daya sambungK
= 10
Jumlah Jalan keluarV= 20 (dengan grading)
40 (tanpa grading)
3. Grading Bertumpuk :
Jumlah kelompok
= 4
Daya sambung
K= 10
Jumlah Jalan keluarV= 20 (dengan grading)
40(tanpa grading)
Note :
Grading 1,2,3 punya kondisi yang sama akan tetapi konfigurasi gradingnya berbeda.
4. Grading Berselip
Tujuan :
Menaikkan efisiensi saluran.
Membuat agar muatan / beban setiap saluran keluar hampir merata.
Dapat dibagi :
a. Berselip Satu Langkah.
Kriteria :I1 ( II2 ( III3 ( IV4
I2 ( II3 ( III4 ( IV5..dst.
b.Berselip Dua Langkah.
Kriteria :I1 ( II3 ( III5 ( IV7
I2 ( II4 ( III6 ( IV8
5. Straight / Reverse Grading
a. Straight Grading
b. Reverse Grading
LATIHAN SOAL :
1. Pada suatu berkas yangterdiri dari 4 saluran dengan pengamatan 1 jam, ternyata bahwa masing-masing saluran mengalami pendudukan yang berbeda yaitu :
- Saluran 1 : ( 10 ; 15 ; 5 ) menit
- Saluran 2 : ( 2 ; 5; 8 ) menit
- Saluran 3 : ( 12 ; 18 ; 15 ; 5 ) menit
- Saluran 4 : ( 4 ; 20 ) menit
Hitunglah :
a.Waktu pendudukan rata-rata dari saluran 1, 2, 3 dan 4
b.Waktu pendudukan rata-rata dari berkas
c.Intensitas trafik masing-masing saluran
d.Intensitas trafik dari berkas!
JAWAB :
a.Waktu pendudukan rata-rata dari :
- Saluran 1 : (10 + 15 + 5) / 3 = 30 / 3 = 10 menit
- Saluran 2 : (2 + 5 + 8) / 3 = 15 / 3 = 5 menit
- Saluran 3 : (12 + 18 + 15 + 5) / 4 = 50 / 4 = 12,5 menit
- Saluran 4 : (4 + 20) / 2 = 24 / 2 = 12 menit
b.Waktu pendudukan dari berkas :
= (10 + 15 + 5 + 2 + 5 + 8 + 12 + 18 + 15 + 5 + 4 + 20) / 12
= 119 / 12 = 9,92 menit
c.Intensitas trafik :
- Saluran 1 : (10 + 15 + 5) / 60 = 0,5 Erl
- Saluran 2 : (2 + 5 + 8) / 60 = 0,25 Erl
- Saluran 3 : (12 + 18 + 15 + 5) / 60 = 0,83 Erl
- Saluran 4 : (4 + 20) / 60 = 0,4 Erl
d.Intensitas trafik dari berkas :
= (10 + 15 + 5 + 2 + 5 + 8 + 12 + 18 + 15 + 5 + 4 + 20) / 60
= 1,98 Erl
2.Dari pengamatan yang dilakukan selama 4 jam terlihat bahwa dalam
pengambilan data trafik untuk setiap 15 menit adalah sebagai berikut :
( 10 ; 20 ; 40 ; 30 ; 15 ; 18 ; 7 ; 30 ; 30; 20 ; 100 ; 10 ; 80 ; 16 ; 30 ; 24 ) Erlang.
a. Tentukan jam sibuk !
b.Trafik rata-rata jam sibuk
c.Jumlah saluran minimal dari jam 900 - 1300d.Lama pendudukan dari jam 1200 - 1300e.Lama pendudukan saluran antara jam 1100 - 1130
f.Hitung rata-rata trafik dari jam 900 - 1300
JAWAB :
a.Jam sibuk adalah : 1115 - 1215
b.Trafik rata-rata jam sibuk adalah :
= (20 + 100 + 10 + 60) / 4 = 210 / 4 = 52,5 Erl
c.Jumlah saluran minimal dari lam 900 1300 = 100 sirkit
d.Lamanya pendudukan dari jam 1200 1300 :
= (80 + 16 + 30 + 24) / 100 = [(150 / 4) / 100] x 60 menit
= 22,5 menit
e.Lamanya pendudukan saluran antara jam 1100 1130 :
= {(50 / 2) / 100} x 60 = 15 menit
f.Rata-rata trafik dari jam 900 1300 :
= (10 + 20 + 40 + 30 + 15 + 18 + 7 + 30 + 30 + 20 + 100 + 10
+ 80 + 16 + 30 + 24 )
= 480 / 16
= 30 Erl
IV. DASAR PERHITUNGAN PROBABILITAS
1. PENDAHULUAN
Trafik telepon merupakan trafik kebetulan.
Karena itu pemecahan trafik secara kuantitatif hanya dapat dilakukan dengan pengetahuan statistik dan teori probabilitas.
Teori Probabilitas :
Model matematis yang cocok untuk menerangkan / menginterpretasikan / menafsirkan suatu gejala yang dialami.
Model :
Idealisasi dari keadaan yang sebenarnya.
Seberapa jauh model itu memenuhi / mendekati keadaan yang sebenarnya, tergantung pada model yang dipilih.
Pada umumnya model dapat ditentukan berdasar dari pengalaman.
Penjelasan :
Dalam analisis trafik terdapat 2 kemungkinan kondisis saluran / alat sambung :
Sibuk / diduduki / digenggam
Istirahat / bebas
Untuk situasi di atas sebagai sebagai model matematis dapat dipilih experimen melempar mata uang yang punya 2 kemungkinan :
Tulisan / angka
Gambar
Contoh 1 :
Dalam experimen melempar mata uang dilakukan percobaan masing masing 100 kali, maka :
Eksperimen 1: 100 kali ( 60 gambar, 40 tulisan
Eksperimen 2: 100 kali ( 55 gambar, 45 tulisan
Eksperimen 3: 100 kali ( 40 gambar, 60 tulisan
Tidak akan mungkin terjadi :
100 kali ( 10 gambar, 90 tulisan
Contoh 2 :
Dalam random eksperimen E dilakukan n ulangan untuk mengetahui kemungkinan muculnya tanda A, maka :
Random EksperimenE1E2E3 . . .Ex
Jumlah Ulangann1n2n3 . . . nx
Frekuensi munculnya AfA1n1FA3 . . . fAx
Frekuensi tidak munculnya An1 - fA1n2 - fA2n3 - fA3 ...nx fAx
Frekuensi relatif munculnya AfA2 / n1fA2 / n1FA3 / n3 ...fAn / nx
n = 2 (
n = 100 (
Kesimpulan :
* Untuk nilai n besar, perbedaan nilai dari :
Berarti : Untuk n ( (, maka :
Terdapat kestabilan frekuensi relatif
Tendensi frekuensi relatif untuk berkumpul pada suatu nilai
tertentu.
Pada contoh :
n = 2 (
n = 100 (
n = 100 (
n = 1000 ( :
2.PROBABILITAS MATEMATIS
Untuk nilai n besar sekali, ( n ( ( ) maka akan ada suatu harga P yang merupakan idealisasi dari , yakni :
Didefinisikan :
P (A) =Probabilitas matematis bagi timbulnya tanda A dalam suatu random eksperimen E.
3.SIFAT PROBABILITAS MATEMATIS
Suatu eksperimen random dengan nx ulangan dengan kondisi :
A salah satu tanda yang mungkin muncul dengan frekuensi fA, maka :
A tanda yang sudah pasti muncul :
A tanda yang tidak mungkin muncul :
4.TEOREMA PENJUMLAHAN
Dalam suatu random eksperimen E ditinjau probabilitas munculnya tanda berbeda A & B. Berapa pobabilitas bahwa paling sedikit salah satu tanda ( A atau B ) muncul ?
fA=Frek. munculnya tanda A
fB=Frek. munculnya tanda B
f (AUB)=Frek. munculnya tanda A atau B
f (AB)=Frek. munculnya tanda A dan B
Maka :
Ada kemungkinan A dan B merupakan tanda yang tidak dapat muncul bersamaan. (kedua tanda saling ekslusif)
Dalam situasi ini :
Ekslusif
Jika random eksperimen untuk mengetahui kemungkinan munculnya sejumlah tanda tertentu, misal : A, B, C, D, E
Maka :
Contoh 1 :
Random eksperimen melempar 1 dadu untuk mengetahui probabilitas munculnya :
A = Tanda 1, atau
B = Tanda 3
Karena dadu simetri, tiap angka mempunyai probabilitas muncul yang sama :
P(1) = P(2) = P(3) = P(4) = P(5) = P(6) =
P (1 dan 3) = 0
P (1+3) = P(1) + P(3) =
Contoh 2 :
Random eksperimen melempar 2 dadu untuk mengetahui probabilitas munculnya :
A = Tanda 1, atau
B = Tanda 3
Maka :
P(1U3)= P(1) + P(3) P(13)
= P(1) + P(3) P(1).P(3)
=
Note :
Tanda komplementer :
Tanda yang berlawanan satu sama lain
Dalam keadaan ini : P(A) + P(B) = 1
Contoh : A = Saluran sibuk
B = Saluran bebas
Maka : P(A) + P(B) = 1
Tanda yang bersifat komplemen sekaligus akan ekslusif.
5.THEOREMA MULTIPLIER BERSYARAT / TEOREMA PERKALIAN
Dalam suatu random eksperimen E dengan nx ulangan ditinjau kemungkinan munculnya tanda A.
Misal :fA= Frekuensi munculnya A
= merupakan sub deretan
Pada sub deret tersebut ditinjau timbulnya tanda B, sehingga :
fAB= mencari tanda B dalam deret A.
Arti sebenarnya :
Frekuensi relatif timbulnya B dalam sub deret yang terdiri dari A
=Frekuensi relatif bersyarat atas timbulnya B, terhadap persyaratan / hypotesa bahwa A sudah muncul lebih dulu.
(1)
P(BA) = Probabilitas timbulnya B dengan syarat A sudah
muncul . (2)
(1) = (2) :
.. (3)
. (4)
(3) = (4) :
Note :
- Dalam kondisis khusus, timbilnya suatu tanda tidak tergantung apakah tanda yang lain sudah muncul / belum.
-
Contoh :
Suatu berkas yang terdiri dari n saluran, pembubaran / pendudukan saluran tertentu tidak tergantung apakah saluran lainnya bubar / didududi.
Maka : Tanda tanda tersebut tidak saling bergantungan:
6.THEOREMA BAYES
A= A1, A2, A3, .., Ak tanda yang saling ekslusif. Salah satu Ak selalu muncul.
B=Suatu tanda yang hanya dapat muncul bersama dengan salah satu Ak.
Maka :
(1) dan (2) :
7.DISTRIBUSI POISSON
Suatu berkas dengan n saluran. Kondisis setiap saluran bebas / diduduki ( kedua tanda komplementer ).
Maka :
Tiap saluran punya kondisi yang sama.
Saluran tidak saling berhubungan.
Probabilitas untuk setiap salran sama.
Bila :
P=Probabilitas 1 saluran diduduki.
q=Probabilitas saluran bebas.
n=Jumlah saluran dalam berkas.
Berdasar: Theorema Bayes
Binomial Bernaulli
Maka :
Probabilitas x saluran diduduki= Px
Probabilitas (n x) saluran bebas=
Probabilitas bahwa : x saluran diduduki
(n-x) saluran bebas adalah :
n saluran total
= =
=
=
=
=
(
Bila :n( (
P( 0
nP( ( (terbatas)
Karena :
Maka :
Rumus Distribusi POISSON,
Selanjutnya digunakan untuk menurunkan rumus B ERLANG.
8. RUMUS B ERLANG
E :Pengamatan terhadap berkas dengan n saluran.
S:Sample Space, berupa :
0 Pendudukan
1 Pendudukan
. A
.
VPendudukan
Ditinjau V saluran dari total n saluran, probabilitas bahwa x saluran diduduki dari V saluran yang diamati :
Karena :
Atau :
.. (1)
Berdasar Poisson :
. (2)
.
.
(1) dan (2) :
=
= Probabilitas bahwa x saluran diduduki dari sejumlah v saluran yang ditinjau.
V1=berkas masuk
V2=berkas keluar
Berapa probabilitas didudukinya V2 ?
=
= Probabilitas didudukinya V2 saluran keluar.
= Probabilitas hilangnya sambungan karena berkas keluar tidak ada lagi yang bebas.
A=Penewaran Trafik [ERL]
Y=Beban Trafik [ERL]
B=Faktor Rugi
Sisa TrafikR:
Fakto RugiB:
Dari :
RUMUS B-ERLANG
=
B =Probabilitas hilangnya sambungan karena
berkas keluar sudah tidak ada.
=Faktor Rugi.
Catatan :
Rumus B ERLANG hanya berlaku untuk kondisi dimana :
Persyaratan Poisson terpenuhi.
Berkas Saluran = Berkas Sempurna
LATIHAN SOAL :
1.Bila A = 3 Erlang dan n = 3, maka hitunglah B ?
Jawab :
2.Dari 200 pendudukan yang ditawarkan, ternyata ada 10 yang harus
menunggu dengan waktu :
18 ; 10 ; 15 ; 12 ; 8 ; 5 ; 3 ; 16 ; 9 ; 4
Hitunglah : a. P(>0)
b. Waktu tunggu rata-rata ?
c. P (>5) ?
Jawab :
a. P (>0) = 10 / 200 = 0,05
b. Waktu tunggu rata-rata =
(18 + 10 + 15 + 12 + 8+ 5 + 3 + 16 + 9 + 4) / 10 = 10 menit
c. P (>5) = 7 / 200 = 0,035
3.Berkas masuk yang etrdiri dari 100 saluran, dengan k = 10, dibagi atas 4
kelompok dengan masing-masing 25 saluran dan jalan keluar adalah 21
saluran.
Gambarkan gradingnya dengan :
a. Konfigurasi sederhana ?
b. Konfigurasi lengkap ?
Jawab :
a.
b. Konfigurasi lengkap :
V. ANALISIS TRAFIK PADA ALAT SWITCHING
V.1. TRAFIK PADA ELEMEN GANDENG
Hitunglah beban / muatan pada saluran keluar, bila diisyaratkan faktor rugi B adalah :
(a) B = 0,2 %
(b) B = 1,0 %
dan trafik yang ditawarkan A adalah 6 Erlang
Penyelesaian :
B = R / A R = B.A (1)
Y = A R
(2)
(a) B = 0,2 % = 0,002
Dari (1) : R = B.A = 0,002 x 6
= 0,012 Erlang
Dari (2) : Y = A R = (6 0,012)
= 5,988 Erlang
Blok diagram :
A = 6 Erl Y = 5,988 Erl
R = 0,012 Erl
(b) B = 1,0 % = 0,01
(1) R = B.A = 0,01 x 6 Erl
= 0,06 Erlang
(2) Y = A R = (6 0,06) Erl
= 5,940 Erlang
A = 6 Erl Y = 5,94 Erl
R = 0,06 Erl
V.2. NON HOMING DAN HOMING SELEKTOR
Berdasarkan cara kerja wipernya maka selektor dibedakan atas :
Non homing selektor
Homing selektor
NON HOMING SELEKTOR
Setiap selesai melakukan pendudukan, wiper tetap berada pada posisinya (saat terakhir kali dipakai).
Wiper baru akan bergerak setelah menerima instruksi untuk melaksanakan sambungan, sesuai kebutuhan.
Dalam kondisi ini, beban setiap bangku kontak / saluran adalah sama.
HOMING SELEKTOR
Setiap selesai melakukan pendudukan, wiper akan kembali pada posisi istirahat / home (jalan ke 1)
Bila ada permintaan sambungan baru, wiper akan mengadakan testing mencari jalan keluar yang bebas.
Dengan demikian bangku kontak / saluran bernomor kecil akan ditest lebih dahulu.
Saluran bernomor kecil punya beban lebih.
Penawaran trafik yang tidak dapat ditampung oleh saluran tertentu selanjutnya dilimpahkan kepada saluran berikutnya.
Note :
Pada homing selektor, beban dari tiap saluran tidak sama (karena outlet 1 lebih sering terpakai)
Untuk mengatasinya maka dilaksanakan grading, sehingga beban menjadi lebih merata.
V.3.TRAFIK PADA NON HOMIHNG SELEKTOR
Bila V1 = 100, V2 = 3 dan A = 2 Erlang, maka berdasarkan rumus
B-Erlang, tentukan :
Faktor rugi B
Sisa trafik R
Beban trafik setiap saluran keluar Y1, Y2 dan Y3.
Penyelesaian :
* Faktor Rugi B :
*Sisa trafik R = B.A = 0,2105 x 2 Erl
= 0,421 Erlang
*Beban saluran keluar Y = A R = (2 0,421) Erl
= 1,579 Erlang
Karena pada non homing selektor, pembebanan saluran keluar adalah merata, maka :
Y1 = Y2 = Y3 = 1,579 / 3 Erl
= 0,5263 Erlang
Y1=0,5263 Erl A = 2 Erl Y Y2= 0,5263 Erl
Y3=0,5263 Erl
R = 0,421 Erl
B = 0,2105V.4.TRAFIK PADA HOMING SELEKTOR
* Trafik sebesar A Erlang pertama-tama ditawarkan ke saluran 1.
Beban kontak 1 : Y1 Erlang
Sisa trafik kontak 1: R1 Erl, ditawarkan ke saluran 2.
Beban kontak 2
: Y2 Erlang
Sisa trafik kontak 2: R2 Erl, ditawarkan ke saluran 3.
Beban kontak 3
: Y3 Erlang
.
.
Sisa trafik kontak 5: R5 Erl = sisa trafik sistem.
*Analisis :
Kontak 1:Faktor rugi :
Sisa trafik : R1 = B1 x A =
merupakan penawaran ke kontak 2.
Kontak 2:Faktor rugi :
Sisa trafik : R2 = B2 x A =
merupakan penawaran ke kontak 3.
Kontak 3:Faktor rugi :
Sisa trafik : R3 = B3 x A =
merupakan penawaran ke kontak 4.
Kontak 4:Faktor rugi :
Sisa trafik : R4 = B4 x A =
merupakan penawaran ke kontak 5.
Kontak 5:Faktor rugi :
Sisa trafik : R5 = B5 x A
R5 = Rtot =
Contoh Perhitungan :
Berkas masuk = 100 saluran
Berkas keluar = 3 saluran
Penawaran = 2 Erlang
Hitunglah :
Beban trafik tiap saluran : Y1, Y2, Y3 Faktor rugi total : B3 Sisa trafik total : R3
Penyelesaian :
Kontak 1:Faktor rugi :
Sisa trafik : R1 = B1 x A = 0,67 x 2 Erl
= 1,34 Erl
Beban trafik : Y1 = A R1 = (2 1,34) Erl
= 0,66 Erlang
Kontak 2:Faktor rugi :
Sisa trafik : R2 = B2 x A = 0,40 x 2 Erl
= 0,80 Erl
Beban trafik : Y2 = R1 R2 = (1,34 0,80) Erl
= 0,54 Erlang
Kontak 3 :Faktor rugi :
Sisa trafik : R3 = B3 x A = 0,2105 x 2 Erl
= 0,421 Erl
Beban trafik : Y3 = R2 R3 = (0,80 0,421) Erl
= 0,379 Erlang
V.5. TABEL B-ERLANG
Dari analisis trafik terlihat bahwa besaran yang memegang peranan :
- Penawaran trafik (A)
Jumlah saluran keluar (v)
Beban trafik (Y)
Faktor rugi (B)
Dalam situasi manapun senantiasa diusahakan faktor rugi B sekecil mungkin, agar kualitas pelayanan sebaik mungkin.
Pada suatu perencanaan ada kalanya malah nilai B yang ditetapkan terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan jumlah saluran yang dibutuhkan.
Nilai B ditetapkan lebih dahulu.
Rumus B-Erlang :
Faktor rugi (B) =
Untuk V > (V = 80) :
A, B, V punya hubungan yang kompleks
Artinya :Sangat sukar menghitung parameter tertentu walau 2 parameter lainya diketahui.
Digunakan Tabel B-Erlang
Contoh :
1. Tentukan jumlah saluran yang dibutuhkan untuk melayani trafik A = 25 Erlang, bila diisyaratkan faktor rugi B = 0,01 %
2. Berapa trafik yang dapat ditampung oleh berkas dengan 60 saluran, bila faktor rugi B = 0,5 %
3. Berapa faktor rugi yang dialami oleh trafik 45 Erlang, bila dilewatkan pada berkas dengan N = 67 saluran.
VI. GRADING TERBAIK / BEST GRADING
VI. KASUS 1 :
Kelompok yang terdiri dari 100 pelanggan, masing-masing dihubungkan ke sektor dengan k = 10.
Bila kelompok tersebut memberikan penawaran trafik A = 10 Erlang, maka berdasarkan tabel B-Erlang dibutuhkan saluran keluar V = 21, jika faktor rugi B = 0,1 % &.
Selanjutnya kelompok pelanggan tersebut dibagi 4 sub kelompok yang masing-masing 25 pelanggan dengan penawaran trafik 2,5 Erlang.
Persoalan :
Bagaimana cara grading terbaik / best grading agar supaya efisiensi saluran keluar adalah optimum.
beban / saluran keluar adalah maksimum
Analisis :
1. Sebagaimana diketahui dari contoh yang lalu dengan k = 10 dan
v = 21 dapat diperoleh bermacam-macam grading / interkoneksi.
Dari sejumlah alternatif tersebut hjaruslah dipilih yang terbaik.
2. Dari pengalaman dapat dikemukakan bahwa grading terbaik akan tercapai bila jalannya testing antar tahapan adalah lancar, yakni antar individual pairs threes fours dst.
3. Hasil terbaik akan diperoleh bila :
Penjumlahan dari selisish :
individual pairs
Pairs threes minimum
Threes fours
4. Untuk menentukan ini dapat dilakukan melalui :
Perhitungan matematis rumit
Metode trial and error lebih sederhana
Contoh Perhitungan :
1. Karena : penawaran A = 10 Erlang
Faktor rugi B = 0,1 %
darii tabel B-Erlang : kebutuhan V = 21 saluran
2. Karena sub kelompok adalah 4, maka konfigurasi grading punya kemungkinan :
individual
pairs
fours (common)
3. Dengan konfiguirasi tersebut, bila dimisalkan untuk setiap :
Sub kelompok :
Jumlah individual = a buah
Pairs
= b buah
Fours
= c buah
Maka :
a + b + c = k .. (1)
Kelompok / sistem total :
- Jumlah individual= 4a buah
- Jumlah pairs
= (4/2) x b buah
- Jumlah fours= (4/4) x c buah
Maka :
4a + 2b + c = v ., (2)
4. Dari persamaan tersebut berarti :
(2) 4a + 2b + c = 21
(1) a + b + c = 10
3a + b = 11
Maka :
a maks = 3
b min = 2
5. Trial and Error Table :
No.abcV = 21, selisih
133412 + 6 + 4 = 22
232512 + 4 + 5 = 211 + 3 = 4
32538 + 10 + 3 = 21 3 + 2 = 5
42628 + 12 + 2 = 22
51724 = 14 + 2 = 20
61814 + 16 + 1 = 217 + 7 = 14
Konfigurasi yang memenuhi syarat total selisih minimal adalah 4, sehingga konfigurasi grading terbaik adalah :
a = 3
b = 2
c = 5
6. Realisasi Grading :
2,5 Erl
2,5 Erl
2,5 Erl
2,5 Erl
7. Konfigurasi Grading Lengkap :
8. Benarkah beban untuk setiap saluran keluar sudah optimum ?
Cross-Check :
a. Grading terbaik / best grading :
B = 0,1 %
k = 10
v = 21
A = 10 Erl
Y = (1 B) x A = (1 0,001) x 10 = 9,999 Erl
Y / sal = 9,999 / 21 = 0,476 Erl .. (1)
b. Grading 100 %
B = 0,1 %
k = 10
v = 10
Dari tabel B-Erlang : A = 3,09 Erlang
Y = (1 B) x A = (1 0,001) x 3,09 Erl
= 3,087 Erl
Y / sal = 3,087 / 10 = 0,3087 Erl (2)
c. Grading 0 %
B = 0,1 %
V = 40 (24.44)
k = 10
Dari tabel B-Erlang : A = 4 x 3,09 = 12,36 Erl
Y = (1 B) x A = (1 0,001) x 12,36 Erl
= 12,347 Erl (24.41)
Y / sal = 12,347 / 40 = 0,3087 Erl (0.6103) .. (3)
Kesimpulan :
1. Dari (1), (2) dan (3) ternyata beban maksimum tercapai pada kondisi best grading
2. Apakah tujuan grading telah terpenuhi ?
VI.2. KASUS 2 :
Sejumlah 120 pelanggan dibagi atas 6 kelompok, masing-masing terdiri atas 20 pelanggan.
Bila setiap kelompok mendapat penawaran 5 Erlang.
Tentukan konfigurasi grading terbaik untuk B = 1 % dan k = 10.
Analisa Perhitungan :
1. Karena jumlah kelompok dalam konfigurasi adalah 6, maka dimisalkan grading terdiri dari :
a buah individual
b buah pair
c buah threes
d buah sixs / common
2. Karena : A tot = 30 Erl
B = 1 %
v = 42 Erlang (tabel)
3. Dengan demikian diperoleh 2 persamaan :
6a + 3b + 2c + d = 42 .. (1)
a + b + c + d = 10
5a + 2b + c = 32
Berarti :
a maks = 6
b min = 1
4. Tabel :
No.abcd(1) = v, selisih
1611236 + 3 + 2+ 2 = 435 + 0 + 1 = 6
2610336 + 3 + 0 + 3 = 425 + 1 + 3 = 9
3602236 + 0 + 4 + 2 = 426 + 2 + 0 = 8
4531130 + 9 + 2 + 1 = 422 + 2 + 0 = 4
5523030 + 6 + 6 + 0 = 423 + 1 + 3 = 7
6521230 + 6 + 2 + 2 = 403 + 1 + 1 = 5
7460024 + 18 + 0 + 0 = 42 2 + 6 + 0 = 8
5. Konfigurasi terbaik adalah :
a = 5 ;
b = 3 ;
c = 1 ;
d = 1
6. Realisasi Grading :
7. Konfigurasi Grading lengkap :
Tambahan :1. Cari nilai Y untuk yang best grading
2. Cari nilai Y untuk grading 100 %
3. Cari nilai Y untuk grading 0 %
LATIHAN SOAL :1. Sejumlah 120 pelanggan, dibagi atas 6 kelompok masing-masing dengan
20 pelanggan. Trafik yang ditawarkan adalah 0,2 Erlang dengan daya
sambung k = 10. Bagaimana konfigurasi terbaik pada B = 0,6 % ?
Jawab :
a. Karena penawaran A = 0,2 Erlang
B = 0,6 %
Dari tabel B-Erlang, maka kebutuhan V = 36
b. Karena sub kelompok adalah 6, maka konfigurasi grading punya kemungkinan :
individual
pairs
threes
sixs / common
c. Dengan konfigurasi tersebut, maka bila dimisalkan untuk setiap :
Sub-kelompok :
Jumlah individual = a buah
Jumlah pairs
= b buah
Jumlah threes
= c buah
Jumlah sixs
= d buah
Maka :
a + b + c + d = k .. (1)
Kelompok / sistem secara total memiliki :
- Jumlah individual= 6 x a buah= 6a buah
- Jumlah pairs
= (6/2) x b buah= 3b buah
- Jumlah threes= (6/3) x c buah= 2c buah
-Jumlah sixs
= (6/6) x d buah= d buah
Maka :
6a + 3b + 2c + d = v ., (2)
d. Dari persamaan tersebut berarti :
(2) 6a + 3b + 2c + d = 36
(1) a + b + c + d = 10
5a + 2b + c = 26
Maka :
a maks = 5
b min = 0
c min = 1
e. Trial and Error Table :
No.abcdV = 36, selisih
1501430 + 0 + 2 + 4 = 365 + 1 + 3 = 9
2414124 + 3 + 8 + 1 = 363 + 3 + 3 = 9
3422224 + 6 + 4 + 2 = 362 + 0 + 0 = 2
4430324 + 9 + 0 + 3 = 361 + 3 + 3 = 7
5343018 + 12 + 6 + 0 = 361 + 1 + 3 = 5
6351118 + 15 + 2 + 1 = 362 + 4 + 0 = 6
7262012 + 18 + 4 + 0 = 344 + 4 + 2 = 10
Konfigurasi yang memenuhi syarat total selisih minimal adalah 2, sehingga konfigurasi grading terbaik adalah :
a = 4
b = 2
c = 2
d = 2
f. Realisasi Grading :
g. Konfigurasi Grading Lengkap :
2.Bila v1 = 100, v2 = 4 dan A = 2 Erlang.
Tentukanlah :
- Faktor rugi (B)
Sisa trafik (R)
Beban trafik setiap saluran (Y1, Y2, Y3, Y4)
Pada :
a.Non homing selektor
b.Hmingh selektor
Jawab :
a. Non Homing selektor
* Faktor rugi :
= 0,0952
* Sisa trafik R = B.A = 0,0952 x 2 Erl
= 0,1904 Erlang
* Beban saluran keluar Y = A R = (2 0,1904) Erl
= 1,8096 Erlang
Karena pada non homing selektor, pembebanan saluran keluar adalah merata, maka :
Y1 = Y2 = Y3 = Y4 = 1,8096 / 4 Erl
= 0,4524 Erlang
b. Homing Selektor
* Kontak 1:Faktor rugi :
Sisa trafik : R1 = B1 x A = 0,67 x 2 Erl
= 1,34 Erl
Beban trafik : Y1 = A R1 = (2 1,34) Erl
= 0,66 Erlang
* Kontak 2:Faktor rugi :
Sisa trafik : R2 = B2 x A = 0,40 x 2 Erl
= 0,80 Erl
Beban trafik : Y2 = R1 R2 = (1,34 0,80) Erl
= 0,54 Erlang
* Kontak 3 :Faktor rugi :
Sisa trafik : R3 = B3 x A = 0,2105 x 2 Erl
= 0,421 Erl
Beban trafik : Y3 = R2 R3 = (0,80 0,421) Erl
= 0,379 Erlang
* Kontak 4 :Faktor rugi :
Sisa trafik : R4 = B4 x A = 0,0952 x 2 Erl
= 0,1904 Erl
Beban trafik : Y4 = R3 R4 = (0,421 0,1904) Erl
= 0,2306 Erlang
VII. METODE PENDEKATAN ODELL
PERMASALAHAN :
Rumus B-Erlang hanya berlaku untuk berkas sempurna, dimana k = v.
Untuk kondisi tertentu k < v maka tabel B-Erlang tidak dapat digunakan.
Dengan modifikasi ODell maka rumus B-Erlang / tabel B-Erlang masih dapat digunakan bila k < v.
Metode pendekatan ODell
Contoh Kasus :
Dua kelompok grading masing-masing mempunyai :
Daya sambung k = 5
Penawaran trafik = 2 Erlang
Jika berkas keluar terdiri dari v = 7 saluran
1 2 3 4 5
a. Tentukanlah :
b. Beban masing-masing saluran keluar
c. Trafik sisa (R)
Penyelesaian :
Untuk tiap kelompok grading I dan II berlaku :
Sisa trafik R1 = B1 x A =
= 1,333 Erlang
Beban titik gandeng 1 = A R1 = (2 1,333)
= 0,667 Erlang
Sisa trafik R2 = B2 x A =
= 0,8 Erlang
Beban titik gandeng 2 = R1 R2 = (1,333 0,8)
= 0,533 Erlang
Dengan demikian distribusi beban pada titik gandeng :
A
A
1 2 3 4 5
Sisa trafik R2 dari kedua kelompok dalam grading :
R2 = R2 + R2 = 1,6 Erlang
R2 selanjutnya merupakan penawaran untuk titik gandeng 3, 4, 5.
Dalam metode ODell dianggap bahwa sisa trafik R2 ini diperoleh dari penawaran pada berkas sempurna seperti dibawah ini :
1 2 3 4 5
Dari gambar : R2 dianggap sebagai sisa lalu lintas dr titik gandeng ke-2
yang disebabkan oleh penawaran trafik A.
Secara matematis :
1,6 + 1,6A + 0,8(A)2 = 0,5(A)3
A 3 Erlang
1 2 3 4 5
= 1,038 Erlang
Y3 = R2 R3
= (1,6 1,038)
= 0,562 Erlang
Erlang
Y4 = R3 R4
= (1,038 0,618)
= 0,420 Erlang
= 0,330 Erlang
Y5 = R4 R5
= (0,618 0,330)
= 0,288 Erlang
Y1 = 0,667 Erlang
Y2 = 0,667 Erlang
Y3 = 0,533 Erlang
Y4 = 0,533 Erlang
Y5 = 0,562 Erlang
Y6 = 0,420 Erlang
Y7 = 0,288 Erlang
Ytot = 3,670 Erlang
VIII. DISTRIBUSI BEBAN PADA KONFIGURASI GRADING
KASUS 1 :
= 1,786 Erlang
Y1 = A R1 = 2,5 1,786
= 0,714 Erlang
= 1,179 Erlang
Y2 = R1 R2 = 1,786 1,179
= 0,607 Erlang
= 0,705 Erlang
Y3 = R2 R3 = 1,179 0,705
= 0,474 Erlang
R3 = 2 x R3 = 1,41 Erlang
Berdasarkan metode pendekatan ODell dilakukan modifikasi sebagai berikut :
Pertanyaan :
Barapa : - nilai A agar R3 = 1,41 Erlang ?
- nilai Y4 dan Y5 ?
0,167 (A)4 0,235 (A)3 + 0,702 (A)2 + 1,41 (A) = 1,41
Dengan trial and error :
A = 3 13,527 18,303
A = 4 42,752 33,322
A =3.5 25,06 25,02
=
= 0,911 Erlang
Y4 = R3 R4 = 1,41 0,911
= 0,499 Erlang
=
= 0,539 Erlang
Y5 = R4 R5
= 0,911 0,539
= 0,372 Erlang
R5 = 2 x R5
= 1,078 Erlang
Berdasar metode pendekatan ODell dilakukan modifikasi sebagai berikut :
Pertanyaan :
Berapa :- nilai A agar R5 = 1,078 Erlang ?
nilai Y6 , Y7 , Y8 , Y9 dan Y10 ?
0,00769 (A)6 = 1 + A + 0,5 (A)2 + 0,167 (A)3 + 0,0416 (A)4 +
0,0083 (A)5
Dengan trial and error :
A = 4 31,498 44,96
A = 5 120,156 91,312
A = 4,5 63,885 63,215
= 0,694 Erlang
Y6 = R5 R6 = 1,078 0,694
= 0,384 Erlang
= 0,406 Erlang
Y7 = R6 R7 = 0,694 0,406
= 0,288 Erlang
= 0,217 Erlang
Y8 = R7 R8 = 0,406 0,217
= 0,189 Erlang
= 0,106 Erlang
Y9 = R8 R9 = 0,217 0,106
= 0,111 Erlang
= 0,047 Erlang
Y10 = R9 R10 = 0,106 0,047
= 0,059 Erlang
Catatan :
Distribusi beban pada berkas keluar :
4 saluran pada k = 1, masing-masing = 0,714 Erlang
4 saluran pada k = 2, masing-masing = 0,607 Erlang
4 saluran pada k = 3, masing-masing = 0,474 Erlang
2 saluran pada k = 4, masing-masing = 0,499 Erlang
2 saluran pada k = 5, masing-masing = 0,371 Erlang
1 saluran pada k = 6, masing-masing = 0,385 Erlang
1 saluran pada k = 7, masing-masing = 0,289 Erlang
1 saluran pada k = 8, masing-masing = 0,188 Erlang
1 saluran pada k = 9, masing-masing = 0,111 Erlang
1 saluran pada k = 10, masing-masing = 0,058 Erlang
* Bila dijumlahkan maka diperoleh :
21 saluran punya beban = 9,949 Erlang
Sisa trafik = Rtot = (10 9,949) = 0,051 Erlang (1)
Akan tetapi dari perhitungan : R10 = 0,047 Erlang . (2)
Seharusnya (1) = (2)
LATIHAN SOAL :
1. Sejumlah 160 pelanggan masing-masing dengan penawaran trafik A = 0,2 Erlang, dibagi atas 8 kelompok dengan B = 30 %.
Tentukan best grading pada k = 10 !
Jawab :
a. A total = 160 x 0,2 = 32 Erlang
B = 30 %
Dari tabel B-Erlang maka diperoleh : V2 = 40
b. Karena sub kelompok adalah 8, maka konfigurasi grading punya
kemungkinan :
individual
pairs
fours
eights / common
c. Dengan konfigurasi tersebut, maka bila dimisalkan untuk setiap :
Sub-kelompok :
Jumlah individual = a buah
Jumlah pairs
= b buah
Jumlah fours
= c buah
Jumlah eights
= d buah
Maka :
a + b + c + d = k .. (1)
Kelompok / sistem secara total memiliki :
- Jumlah individual= 8 x a buah
= 8a buah
- Jumlah pairs
= (8/2) x b buah
= 4b buah
- Jumlah fours= (8/4) x c buah
= 2c buah
-Jumlah eights= (8/8) x d buah
= d buah
Maka :
8a + 4b + 2c + d = v ., (2)
d. Dari persamaan tersebut berarti :
(2) 8a + 4b + 2c + d = 40
(1) a + b + c + d = 10
7a + 3b + c = 30
Maka :
a maks = 4
b min = 0
c min = 2
e. Trial and Error Table :
No.abcdV = 36, selisih
1402432+ 0 + 4+ 4 = 404 + 2 + 2 = 8
2316024 + 4 + 12 + 0 = 402 + 5 + 6 = 13
3323224 + 8 + 6 + 2 = 401 + 1 + 1 = 3
4330424 + 12 + 0 + 4 = 400 + 3 + 4 = 7
5244016 + 16 + 8 + 0 = 402 + 0 + 4 = 6
6251216 + 20 + 2 + 2 = 403 + 4 + 1 = 8
7412332 + 4 + 4 + 2 = 42
8422232 + 8 + 4 + 2 = 46
9423132 + 8 + 6 + 1 = 47
103322 24 + 12 + 4 + 2 = 42
Konfigurasi yang memenuhi syarat total selisih minimal adalah 2, sehingga konfigurasi grading terbaik adalah :
a = 3
b = 2
c = 3
d = 2
f. Realisasi Grading :
g. Konfigurasi Grading Lengkap :
2.Sejumlah 80 jalan masuk, masing-masing dengan penawaran trafik A =
0,1 Erlang dengan k = 6 dan B = 1 %.
a. Tentukan beban masing-masing jalan keluar untuk kondisi berkas sempurna ?
b. Berapa sisa trafik ?
c. Gambarkan best gradingnya !
d. Hitung beban masing-masing jalan keluar!
g
Jalan masuk
Jalan keluar
V1
V2
1
2
4
3
5
Jalan masuk
Elemen Gandeng
1
2
3
4
5
C
B
A
V1
V2
V2
1
2
3
4
5
V1
A
B
D
C
6
7
g1
g2
g3
V1
V2
V3
V4
t
10
15
5
t Saluran 1
t Saluran 2
t Saluran 3
4
4
7
2
5
3
6
15
15
15
Trafik
Jam
0
4
8
12
20
24
16
Jam sibuk
1
3
2
4
4
2
3
1
[ Erlang]
[Jam]
100
80
60
40
20
0900
1000
1100
1200
1300
1400
4
40
60
80
20
100
100
50
60
50
40
30
20
[Jam]
N [ Erlang]
4
8
12
16
20
24
26
30
1300
1230
1200
1130
1100
1030
1000
8
12
30
4
8
12
20
24
16
12
4
8
12
4
8
g1
g2
A
R
Y
g
A = 5 ERL
R = 1 ERL
Y = 4 ERL
Y = 4 ERL
R = 1 ERL
A = 5 ERL
g
EMBED Visio.Drawing.6
PS
GS I
GS II
LALU LINTAS JENIS 1
LALU LINTAS JENIS 2
EMBED Visio.Drawing.6
g1
g1
AL
AL
LF2
LF1
GS1
GS1
A
A
EMBED Visio.Drawing.6
A1
A2
Am
100
100
100
.
.
.
gn
g2
g1
.
.
.
EMBED Visio.Drawing.6
EMBED Visio.Drawing.6
EMBED Visio.Drawing.6
EMBED Visio.Drawing.6
EMBED Visio.Drawing.6
EMBED Visio.Drawing.6
EMBED Visio.Drawing.6
EMBED Visio.Drawing.6
EMBED Visio.Drawing.6
A(B
A
B
EMBED Equation.3
Analogi
g
EMBED Visio.Drawing.6
EMBED Visio.Drawing.6
EMBED Visio.Drawing.6
EMBED Visio.Drawing.6
EMBED Visio.Drawing.6
4
2
3
1
Pairs (2)
Individual (3)
EMBED Visio.Drawing.6
EMBED Visio.Drawing.6
EMBED Visio.Drawing.6
EMBED Visio.Drawing.6
EMBED Visio.Drawing.6
V2
V1
Berkas keluar
Berkas masuk
Fours / Common (5)
PAGE VI-15
_1121377648.unknown
_1140376557.unknown
_1140896930.unknown
_1140981239.unknown
_1140983343.unknown
_1141502792.unknown
_1141585862.unknown
_1231256064.unknown
_1231271697.unknown
_1141586686.unknown
_1141503550.unknown
_1141503783.unknown
_1141504047.unknown
_1141504117.unknown
_1141504223.unknown
_1141504100.unknown
_1141503987.unknown
_1141503659.unknown
_1141503430.unknown
_1141503512.unknown
_1141502879.unknown
_1141334902.unknown
_1141416669.unknown
_1141502572.unknown
_1141502623.unknown
_1141416910.unknown
_1141420078.unknown
_1141416731.unknown
_1141414258.unknown
_1141415448.unknown
_1141416500.unknown
_1141413979.unknown
_1141329233.unknown
_1141330702.unknown
_1141328781.unknown
_1140982325.unknown
_1140982931.unknown
_1140983132.unknown
_1140982376.unknown
_1140981660.unknown
_1140981984.unknown
_1140982142.unknown
_1140981448.unknown
_1140976190.unknown
_1140980947.unknown
_1140981037.unknown
_1140980815.unknown
_1140897131.unknown
_1140897161.unknown
_1140897005.unknown
_1140377934.unknown
_1140379290.unknown
_1140379530.unknown
_1140379571.unknown
_1140379343.unknown
_1140379175.unknown
_1140379214.unknown
_1140379126.unknown
_1140377823.unknown
_1140377884.unknown
_1140377901.unknown
_1140377868.unknown
_1140377685.unknown
_1140377695.unknown
_1140376775.unknown
_1140376896.unknown
_1121553132.unknown
_1121556319.unknown
_1139733746.unknown
_1139764466.unknown
_1140376072.unknown
_1139806162.unknown
_1139764047.unknown
_1121556642.unknown
_1121559133.unknown
_1121559429.unknown
_1121559537.unknown
_1121559240.unknown
_1121558101.vsd
g
V1
V2
_1121558936.vsd
g
A
Y
B
_1121556824.unknown
_1121556435.unknown
_1121555965.unknown
_1121556153.unknown
_1121556233.unknown
_1121556089.unknown
_1121553352.unknown
_1121555324.unknown
_1121554249.vsd
1
2
3
v - 1
v
n
n
v
_1121553255.unknown
_1121551760.unknown
_1121552115.unknown
_1121552670.unknown
_1121552690.unknown
_1121552277.unknown
_1121551927.unknown
_1121551957.unknown
_1121551786.unknown
_1121381272.unknown
_1121549716.unknown
_1121550670.vsd
1
2
3
n
_1121551512.unknown
_1121550604.vsd
n
1
2
3
n
_1121382029.unknown
_1121380936.unknown
_1121381019.unknown
_1121377862.unknown
_1120824272.unknown
_1121376021.unknown
_1121376503.unknown
_1121376833.unknown
_1121377464.unknown
_1121376586.unknown
_1121376322.unknown
_1121376407.unknown
_1121376033.unknown
_1121076903.vsd
_1121244091.vsd
19
18
17
16
15
14
13
12
11
1
2
3
4
5
I
II
6
7
8
9
10
20
III
IV
_1121250422.vsd
19
18
17
16
15
14
10
12
13
1
2
3
4
5
I
II
6
7
8
9
11
20
III
IV
_1121252830.vsd
5
6
7
8
1
2
3
4
10
9
I
II
III
IV
_1121253724.vsd
Individual
Pairs
Fours / Common
_1121375343.unknown
_1121253589.vsd
_1121252059.vsd
5
6
7
8
1
2
3
4
10
9
I
II
III
IV
_1121249093.vsd
19
18
17
16
15
14
13
12
11
Pairs
Fours / Common
Individu
1
2
3
4
5
I
II
6
7
8
9
10
20
III
IV
_1121085731.vsd
12345
678
1
50
2
3
...
51
52
53
50
50
...
100
I
II
_1121242415.vsd
1
2
3
4
5
6
7
8
1
KELOMPOK I (50)
KELOMPOK II (50)
2
3
4
5
6
7
8
I
II
_1121078572.vsd
_1120828033.unknown
_1120828662.unknown
_1121074528.vsd
_1120828479.unknown
_1120824297.unknown
_1120827890.unknown
_1120824287.unknown
_1120809154.unknown
_1120820907.unknown
_1120821366.unknown
_1120824244.unknown
_1120821040.unknown
_1120812768.unknown
_1120820697.unknown
_1120812663.unknown
_1120746283.unknown
_1120808101.unknown
_1120808311.unknown
_1120807940.unknown
_1120746203.unknown
_1120746209.unknown
_1120746180.unknown