Upload
titoe-noerse
View
32
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
panduan untuk saudara yg mmbutuhkannya
Citation preview
Pasal Satu
Pemahaman Dasar
Apakah Mentoring itu?
Pada masa ini, telah terbit ribuan buku tentang
kepemimpinan. Bahkan banyak organisasi melaksanakan
pelatihan kepemimpinan. Puluhan seminar dan lokakarya
mengenai berbagai topik kepemimpinan juga dilakukan.
Berbagai alat pengukuran efektifitas atau gaya
kepemimpinan seseorang juga disusun dan dipergunakan.
Bila kepemimpinan adalah suatu daya untuk
menggerakkan orang dan mengembangkan mereka agar
suatu visi bersama tercapai, maka sangat terasa bahwa,
sampai kini tidak banyak buku yang membahas tentang
cara mengembangkan atau menumbuhkan para pengikut
dalam aspek perspektif hidup, nilai, gambar diri, dan
motivasi mereka.
Kini kian terasa bahwa kita membutuhkan kehadiran lebih
banyak buku mengenai coaching dan mentoring di dalam ___________________________________________MENTORING
1
bidang kepemimpinan. Bila Anda merasa bahwa
kebutuhan tadi adalah benar dan merupakan kebutuhan
Anda juga, maka janganlah tutup dulu buku ini dan
menyudahi proses membaca Anda.
Di masa kini, tidak perlu diragukan lagi bahwa istilah
mentoring telah menjadi suatu “kata” yang populer.
Namun, kebanyakan orang masih dibingungkan oleh
pengertian dan cakupannya. Misalnya, apakah beda antara
mentoring dengan konseling atau dengan coaching?
Untuk menyederhanakan urusan ini, bila kita meneliti
tulisan-tulisan mengenai mentoring, maka sedikitnya, kita
akan memiliki tiga buah definisi mengenai mentoring:
1. Menurut Paul Stanley dan Robert Clinton:
Mentoring adalah suatu pengalaman relasional yang
melaluinya seseorang memberdayakan orang lain dengan
berbagi sumber daya yang telah Allah berikan.
2. John C. Crosby dari The Uncommon Individual Foundation:
Mentoring adalah “pikiran yang dapat dipetik”, bahu yang
dapat dijadikan tempat bersandar, dan suatu tendangan di
bokong.
3. Chip R. Bell,:
___________________________________________MENTORING
2
Mentoring secara sederhana adalah proses seseorang
membantu orang lain untuk belajar sesuatu dan bila proses
tadi tidak terjadi, maka pembelajarannya menjadi kurang
baik, lebih lamban, atau bahkan sama sekali tidak akan
terjadi.
Di dalam ilmu kepemimpinan, mentoring terutama
dipandang sebagai sebuah proses mengembangkan
bawahan, pengikut atau orang yang berjalan bersama
Anda. Hal ini berarti bahwa, sebagai suatu proses,
mentoring membutuhkan suatu komitmen dan penyediaan
waktu. Selanjutnya, mentoring tadi adalah proses yang
berpusat pada suatu hal yang luhur, dimana kita
menularkan kebijaksaaan yang kita, sebagai pemimpin,
dapatkan dari berbagai pengalaman nyata, dan teladan
gaya hidup pemimpin serta berbagai keterampilan
kepemimpinan kepada orang lain. Aspek terakhir dalam
memahami mentoring, bahwa mentoring merupakan suatu
pengalaman berdasarkan sikap saling percaya yang
bersifat informal dan menyenangkan, serta menghasilkan
baik pembelajaran maupun hubungan persahabatan.
Secara umum, terdapat empat jenis hubungan mentoring:
___________________________________________MENTORING
3
a. Mentoring jangka pendek dan spontan
dengan hubungan yang tidak terstruktur.
Misalnya: suatu kesempatan tertentu atau
suatu konseling pendek antara seorang
pemimpin dengan seorang pengikutnya.
b. Mentoring berjangka pendek dan spontan
dengan hubungan yang sangat terstruktur.
Misalnya: seorang staf yang baru diberikan
pengarahan dan kesempatan praktek bersama
pimpinannya atau seorang staf yang sudah
mahir selama 4 bulan.
c. Mentoring berjangka panjang dengan
struktur hubungan yang longgar. Misalnya:
mentoring dari seseorang pemimpin yang
senantiasa menyediakan diri ketika dibutuhkan
untuk mendiskusikan masalah-masalah yang
rumit dan pernah ia alami. Mentoring serupa
ini biasanya juga berupa suatu hubungan
persahabatan.
d. Mentoring yang sangat terstruktur dan
merupakan hubungan jangka panjang.
___________________________________________MENTORING
4
Misalnya: proses penyiapan pengganti suatu
jabatan atau proses untuk menguasai suatu
bidang pekerjaan yang membutuhkan
keterampilan dan sikap yang unik.
SANGAT
TERSTRUKTUR
HAMPIR
TANPA
STRUKTUR
JANGKA PENDEK,
SPONTAN JANGKA
PANJANG
Sejarah Mentoring
___________________________________________MENTORING
5
Kata mentor berasal dari kisah the Odyssey, yang ditulis
oleh Homer, seorang sastrawan Yunani. Ketika Ulysses
bersiap untuk berperang melawan Troya, ia menyadari
bahwa ia akan meninggalkan satu-satunya ahli waris
kerajaan. Ulysses memperkirakan bahwa peperangan ini
akan memakan waktu sedikitnya lima tahun. Ia menyadari
bahwa putranya butuh waktu untuk belajar dan dilatih
mengenai bagaimana memerintah sebuah negara ketika
ayahnya pergi ke medan perang. Maka ia mempekerjakan
seorang kerabat keluarga yang dapat dipercayainya untuk
menjadi pembimbing anaknya. Orang itu bernama Mentor.
Mentor sebagai seorang yang hangat dan non-
formal
___________________________________________MENTORING
6
Mentor adalah seorang yang bukan hanya penuh
kebijaksanaan namun juga handal dalam menangani orang
lain. Homer menonjolkan peran Mentor sebagai seorang
kerabat keluarga, yaitu seseorang yang dapat menjalin
hubungan non-formal dan hangat.
Sesungguhnya, di zaman ini, seorang mentor yang efektif
perlu menjadi seorang teman yang mampu menciptakan
suatu suasana belajar yang dinamis dan membuat seorang
mentee merasa aman. Mentor adalah seperti kerabat
keluarga, yaitu ia menerima sang mentee sepenuhnya
tanpa syarat, serta kesetiaan dan kepedulian yang dalam.
Disini, kata kuncinya adalah “tidak bersyarat”. Artinya, ia
tidak akan memaksakan sang mentee untuk berubah
padahal orang ini belum siap untuk melakukan hal itu. Ia
juga tidak akan menilai dan menuntut namun memahami
dan mengenali berbagai aspek kepribadian sang mentee.
Di dalam sejarah budaya Yunani Kuno, praktek mentoring
dikenal secara umum. Misalnya, Sokrates menjadi mentor
Plato. Plato sendiri menjadi mentor dari Aristoteles dan
kemudian, Aristoteles menjadi menjadi mentor Alexander
Agung. Fitur yang menonjol dalam metode mentoring
Yunani terletak pada sangat ditekankannya teori,
berorientasi pada suasana belajar akademis, dan adanya
___________________________________________MENTORING
7
posisi mentee yang pasif. Sebagai bandingannya, dalam
model lain di Timur tengah, misalnya, di tengah orang
Yahudi, mentoring lebih bersifat relasional, berbasis uji
coba dan dalam bentuk pelatihan praktek kerja nyata. Kini
mungkin nama proses tersebut dikenal dengan nama
pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning).
Di Indonesia, mentoring dilakukan di dalam pesantren,
perguruan silat, dan komunitas persekutuan agama atau di
lembaga swadaya masyarakat. Disana pada umumnya
proses mentoring dilaksanakan secara intuitif.
Memulai Proses Mentoring
Bagaimanakah suatu proses mentoring dimulai? Di dalam
konteks organisasi, proses mentoring dimulai dengan
seseorang yang memiliki suatu kebutuhan. Orang ini
bertemu dengan seorang pemimpin atau seorang yang
lebih dewasa, atau lebih berpengalaman dan memiliki
sesuatu yang dapat disumbangkannya untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Selanjutnya, mereka membuat kesepakatan untuk
membangun suatu hubungan mentoring. Artinya, orang
___________________________________________MENTORING
8
yang lebih berpengalaman tadi akan membagikan apa yang
telah dialami atau dipelajarinya dari hidup ini.
Membagikan sesuatu
Dengan menyerap apa yang dibagikan tadi, daya untuk
senantiasa tumbuh diteruskan dari mentor kepada sang
mentee. Hal inilah yang merupakan inti dari proses
mentoring.
Kita dapat menggaris-bawahi bahwa, jika seseorang tidak
menyadari kebutuhannya, terlebih dulu sang calon mentor
dapat berprakarsa untuk menolongnya menyadari
kebutuhan tadi, kemudian menawarkan kesempatan
mentoring. Artinya, sang calon mentor mulai dengan
menolong orang itu agar menyadari kesenjangan antara
persepsinya atas kompetensi yang seharusnya ia kuasai
___________________________________________MENTORING
9
dan realita tingkat kompetensi yang dimilikinya pada saat
itu.
Konsekuensi dari pemahaman tentang proses mentoring
sebagaimana diuraikan di atas adalah sebagai berikut:
Mentoring selalu dilandaskan pada hubungan dua pribadi,
seorang dengan seorang lainnya. Hubungan ini
dilandaskan pada terciptanya “suatu suasana yang
membuat sang mentee aman dan dan merasakan bahwa
sang mentor sangat perduli padanya atau menerimanya
tanpa syarat.” Apa artinya “suasana yang aman?” Ilustrasi
ini mungkin dapat menjelaskan dengan lugas:
Ada seekor ikan hiu. Pada mulanya ikan itu
hanyalah seekor hiu cilik yang atraktif.
Ukurannya hanya tiga puluh sentimeter ketika
pemiliknya, seorang profesor menyerahkannya
kepada keponakannya karena ia harus berdinas
ke negara lain. Sang keponakan ini meletakkan
ikan hiu itu ke sebuah tempat yang jauh lebih
besar. Setiap hari ia memberinya makanan. Tiga
tahun kemudian, sang profesor kembali dan
tercengang ketika mendapati bahwa sang hiu
yang berenang dengan angker telah memiliki
panjang badan satu meter. Dia menemukan
bahwa ikan ini berkembang menjadi besar
___________________________________________MENTORING
10
karena ditempatkan di sebuah kolam yang lebih
besar dari tempatnya semula. Kolam baru ini
memungkinkannya untuk berenang dengan cepat
dan lebih bebas serta ia merasa aman disana.
1. Mentor tidak menampilkan diri sebagai sosok
pemimpin yang memerintah dan berkuasa
melainkan sebagai seorang rekan atau
pembimbing. Seorang mentor adalah seperti
seorang bidan yang membantu seorang ibu
yang siap mengadakan persalinan. Dia
membutuhkan sepasang tangan yang lembut
dan bukannya sepasang tangan dengan otot
yang kekar.
Kita belajar bersama
2. Selama proses mentoring, baik mentor
maupun mentee belajar bersama. Mentoring
adalah seperti pedang bermata dua. Mentee
___________________________________________MENTORING
11
dan mentor akan mempelajari sesuatu hal
luhur dari proses yang ada ketika mereka
menyediakan ruang bagi sentuhan dari Yang
Maha Luhur.
3. Mentor sangat menyukai proses pembelajaran
dan menginspirasikan menteenya. Ia bukan
merupakan seorang pemimpin yang gemar
untuk mengajari saja. Ia menciptakan suasana
belajar sehingga menteenya akan menyukai
proses belajar.
4. Sikap saling mempercayai haruslah menjadi
landasan dari proses tersebut. Tanpa saling
percaya, maka mentoring menjadi suasana
penuh kalkulasi dan dominasi.
Jadi, suatu proses mentoring dapat menjadi suatu manfaat
atau rahmat yang nyata bagi seorang mentee. Mari kita
terapkan pemahaman ini. Dapatkah Anda mengingat masa
lalu Anda, dan menemukan hal-hal yang telah di transfer
atau diberikan seorang mentor pada Anda?
Isilah formulir “Manfaat” dibawah ini lalu renungkanlah
itu. Kenangkanlah mereka yang telah memimpin Anda
melalui proses mentoring itu.___________________________________________MENTORING
12
Formulir: Manfaat Mentoring
Mentor memberikan kontribusi: Dia memberikan:
Pengetahuan mengenai bagaimana
sistem-sistem sosial bekerja -------------------------
Pemahaman tentang bagaimana
mengerjakan sesuatu
dalam dan melalui
organisasi kita --------------------------
Nilai-nilai
(hal yang harus jadi
hal yang paling berharga
di dalam hidup) ---------------------------
Pemahaman mengenai
orang lain dan sudut
pandang mereka
___________________________________________MENTORING
13
Perkembangan moral ---------------------------
Kemampuan teknis ---------------------------
Pengetahuan tentang
bagaimana bersikap dalam
konteks sosial tertentu ---------------------------
Kesehatan dan kebugaran
mental dan fisik ---------------------------
Perspektif yang luhur ---------------------------
Kerelaan berkorban --------------------------
Menerapkan apa yang diajarkan --------------------------
Pemulihan luka-luka emosi --------------------------
___________________________________________MENTORING
14
Gambar Diri yang indah --------------------------
Mengapa Orang Bersedia Melakukan Mentoring?
Setelah menerima begitu banyak pembekalan atau
pemberian dan manfaat, pernahkah Anda berpikir
mengapa orang-orang di atas bersedia menolong Anda di
masa lalu? Mengapa orang-orang ini mau melakukan
proses mentoring? Dapatkah Anda menduganya?”
Kemungkinannya adalah begini:
1. Orang tersebut pernah mengalami sebuah
hubungan yang positif dengan seorang mentor dan
merasa mendapatkan suatu manfaat atau rahmat.
2. Kematangan dan kebijaksanaan dalam diri seorang
pemimpin memampukan dia untuk mengenali
potensi-potensi laten dalam diri orang lain.
3. Orang tersebut berbeban untuk melihat orang lain
bertumbuh secara spiritual, emosional dan sosial.
___________________________________________MENTORING
15
Mentoring adalah proses untuk menolong
orang bertumbuh
Namun, walaupun mentoring kelihatannya sangat mulia,
pada kenyataannya proses ini juga dapat memiliki sisi-sisi
gelap. Tanpa disadari, sebagian mentor melakukan proses
mentoring tanpa mengenali motif mereka sendiri. Berikut
beberapa jebakan yang perlu diwaspadai oleh calon
mentor:
1. Perjalanan Ego Pribadi
Sebagian orang menggunakan proses mentoring sebagai
suatu perjalanan meningkatkan ego. Mereka merasa
bahagia ketika sang mentee membangga–banggakan
manfaat dan peran dirinya sebagai mentor. Mereka merasa
lebih bahagia lagi ketika mendengar pujian dari mentee
atas kontribusi mereka. Perasaan-perasaan tadi dapat
___________________________________________MENTORING
16
memimpin pada arah yang tidak dikehendaki. Sebagai
seorang mentor, Anda dapat memasuki proses
memanfaatkan mentee Anda demi kebutuhan-kebutuhan
Anda akan pengakuan atau penghargaan.
Bagaimana menguji diri Anda apakah anda bebas dari
kebutuhan ini atau tidak? Ini adalah ujiannya: Ketika
mentee datang pada Anda dan menginformasikan bahwa ia
telah menemukan orang lain yang lebih mampu untuk
membantu dan memberikan mentoring yang lebih baik,
bagaimana reaksi Anda?
2. Engkau Membutuhkan Aku
Salah satu jebakan yang paling berbahaya dalam
mentoring adalah kebergantungan. Para mentor merasakan
bahwa para mentee membutuhkan mereka. Kemudian
mereka meletakkan landasan bagi suatu hubungan yang
didasari pada kebergantungan sejenis ini. Walaupun adalah
hal yang wajar dimana terdapat ketergantungan emosional
hingga tingkat tertentu yang akan muncul di awal proses
mentoring, secara bertahap, hubungan dapat
ditransformasikan menjadi suatu hubungan saling
tergantung. Suatu hubungan yang dilandaskan pada
ketergantungan akan berakhir pada kekecewaan yang
mendalam pada pihak mentee. Untuk menguji diri Anda
___________________________________________MENTORING
17
sehubungan dengan urusan ini, jawablah sendiri
pertanyaan ini: jika mentee Anda berkata, “...terima kasih
untuk segala bantuanmu sampai sejauh ini. Saat ini, saya
kira saya sudah cukup dewasa. Saya tidak akan lagi
melewatkan waktu dengan diri anda seperti saat-saat
sebelumnya.” Bagaimanakah reaksi Anda?
3. Saya Dapat Menolong Kamu
Seringkali selama proses mentoring, mentee perlu
bergumul sendiri dalam menghadapi keraguan, kegagalan,
kurangnya keterampilan, dan rintangan-rintangan lainnya.
Mentor yang belum berpengalaman ketika mendeteksi
situasi demikian mungkin akan terburu-buru menawarkan
bantuan kepada mentee. Hasil dari kemurahan hati ini
beserta dengan waktu dan energi yang dicurahkan sang
mentor justru akan mempersulit pertumbuhan mentee.
Mentor harus menyadari bahwa rasa terluka, kesulitan-
kesulitan, kegagalan-kegagalan dan kebingungan-
kebingungan seringkali dapat merupakan sebuah
katalisator yang terbaik bagi mentee untuk mengenali dan
memanfaatkan sumber daya dirinya yang selama ini belum
tersingkap.
___________________________________________MENTORING
18
Anda dapat menguji kematangan Anda sebagai seorang
mentor dalam issue ini dengan menjawab beberapa
pertanyaan berikut: jika Anda menawarkan suatu bantuan
kepada mentee dan mendapatkan jawaban “tidak” dari
orang tersebut, bagaimanakah perasaan Anda?
4. Saya Menanam Budi, Jangan Lupa Membalasnya
Kelak!
Seorang mentor dapat membantu seseorang menapak ke
atas tangga organisasi atau dalam lingkaran sosial. Sangat
beruntung bagi seseorang bila memiliki seorang mentor
yang matang. Akan tetapi, terdapat sisi gelap dalam
hubungan ini. Tanpa disadari, seorang mentor mungkin
mengkomunikasikan pesan yang tidak diinginkannya.
“Aku akan membantumu untuk maju, tapi ketika engkau
sudah berhasil, jangan lupakan jasaku.” Dengan demikian,
dalam hubungan serupa itu perhitungan untung-rugi pun
memainkan peran yang besar.
Pada mulanya, mentee merasa dirinya berhutang sesuatu
pada mentor, karenanya ia akan berusaha untuk
menyenangkan atau melakukan sesuatu yang baik kepada
mentor. Mentor mengenali suatu upaya membalas budi,
dan meningkatkan kualitas mentoring. Selanjutnya
lingkaran ini berlanjut. Setiap orang mulai meningkatkan
___________________________________________MENTORING
19
kebaikan yang diberikan dan diterima. Akibatnya akan
menghancurkan ketika salah satu di antara mereka
menghentikan proses peningkatan tadi.
Bagaimana menguji atau memeriksa diri Anda? Misalnya
saja, mentee anda datang pada Anda dan mengatakan
“Maaf, saya tidak dapat meminjamkan mobilku untuk
membawa ibu Anda ke Rumah Sakit. Saya tahu bahwa
kamu sudah melakukan begitu banyak bagiku, akan tetapi
putraku memerlukan mobil sore ini,” bagaimana
tanggapan Anda?
5. Aku Belum Siap
Banyak mentor akan merasa tidak memadai untuk
membuat komitmen bagi proses mentoring karena alasan
pergumulan internal atau gambar diri negatif. Ketakutan
mentoring adalah nyata dan wajar, namun Anda dapat
mengatasinya dengan menyadari bahwa di dalam proses
yang berlangsung, selalu ada kemungkinan bahwa sang
mentor maupun mentee dapat belajar bersama melalui
relasi mereka.
___________________________________________MENTORING
20
Mengapa Mentoring Sangat Penting Di Dalam
Hidup Organisasi?
Keunggulan dari proses mentoring dapat kita pelajari
dengan meneliti pertumbuhan, ketahanan, penyebaran dan
stagnasi penganut agama Kristen. Sebelum tahun 313 AD,
mereka mendapatkan hambatan dan penganiayaan dari
Kaisar-kaisar Romawi yang sangat keji. Tentara Romawi
yang terkenal rapih dan efektif digunakan untuk menekan
atau menghapuskan agama yang baru hadir selama 300
tahun itu. Namun orang-orang Kristen mampu bertahan
sebagai gerakan bawah tanah, walaupun mendapat
hambatan dari masyarakat dan pemerintah serta tentara.
Apa penyebabnya?
Ahli A: “Mengapa naga bersayap?”
Ahli B: “Apa yang dimaksud dengan mengapa, naga, dan
bersayap.. silahkan definisikan dulu..”
Ahli A: “Apa yang kamu maksudkan dengan istilah
definisi?”
___________________________________________MENTORING
21
Ternyata mereka sangat serius dalam melakukan proses
mentoring. Setiap penganut baru dari agama ini
mendapatkan mentor. Artinya, ia ditolong dan dibimbing
oleh seorang Kristen lain yang lebih matang. Proses ini
berjalan secara berantai sehingga bila setiap seorang
pemimpin mereka ditangkap dan dibunuh, proses
penyebaran agama ini tetap berlanjut. Namun, sejak Kaisar
Konstantinus Agung menetapkan agama Kristen sebagai
agama resmi kekaisaran Romawi, orang Kristen tidak lagi
merasa terancam dan tertekan untuk melipat-gandakan diri
mereka atau untuk meneruskan warisan iman mereka dari
satu pribadi ke yang lainnya. Bahkan mereka mencurahkan
enerji untuk memperdebatkan bermacam-macam urusan
doktrin yang sangat rumit.
Dengan demikian, pewarisan iman mereka dilakukan
melalui pendekatan massal. Orang belajar bersama-sama,
demi efektifitas tentunya. Singkatnya, pendidikan massal
dalam gereja Kristen menggantikan proses mentoring antar
individu yang telah menjadi pilar dari komunitas Kristen
dan yang membuatnya bertahan sebagai agama bawah
tanah selama 300 tahun. Gereja-gereja selanjutnya lebih
bergantung pada rohaniawan yang biaya hidupnya
ditanggung oleh komunitasnya. Selanjutnya, secara
bertahap mereka menggantikan peran mentor-mentor
___________________________________________MENTORING
22
awam. Proses yang menghasilkan pribadi-pribadi awam
yang berdampak kuat perlahan-lahan sirna dan digantikan
dengan proses pendidikan yang terstruktur, rapih dan
sistematis. Hal ini berbeda dengan cara Kristus sendiri
yang memilih dua belas orang yang secara sengaja
mengalami proses mentoring secara intensif. Ia
menginvestasikan waktu dan tenaga pada sekelompok
kecil orang yang akhirnya menjadi orang yang berdampak
luas dan menjangkau dunia melalui mentee-mentee
mereka.
Salah satu contoh lain adalah bagaimana High Desert di
Surabaya sebagai suatu upaya multilevel marketing
melakukan mentoring di dalam rantai kerja mereka.
Seorang pengamat mengatakan bahwa, organisasi bisnis
ini menimbulkan dampak pada lebih dari 150 ribu orang di
Indonesia pada tahun 2006 saja yang berperan sebagai
anggota jaringan yang aktif. Masih ada banyak contoh dari
dunia bisnis mengenai dampak dari mentoring. Seringkali
mentoring dan networking di kombinasikan sehingga
menjadi suatu daya yang sangat luas dampaknya. Dari
pengamatan sekilas, maka Amway, dan organisasi jaringan
sejenisnya, sangat bertumpu pada mentoring, begitu juga
dengan lembaga-lembaga pelatihan manajemen.
___________________________________________MENTORING
23
Sama halnya juga dengan jaringan-jaringan teroris
internasional. Mereka terus bertahan melakukan “perang”
mereka yang mengambil pentas dunia sebagai arena.
Kekuatan mereka yang berada di bawah tanah ini terletak
pada network antara mentor dan mentee.
Itulah sebabnya mengapa kita perlu menghidupkan
kembali proses mentoring sebagai suatu proses
pembelajaran yang efektif. Memang rumusnya adalah
sebagai berikut:
Lebih intens energi yang dicurahkan
terhadap sedikit orang
hasilnya akan sama dengan
dampak yang lebih besar dengan
menyebarkan energi secara massal
___________________________________________MENTORING
24
Penutup
Sebagai penutup marilah kita bedakan berbagai istilah
yang mirip walaupun berbeda. Kita akan membedakan
antara coaching, konseling, advising, training atau
teaching dan mentoring. Secara mendasar “coaching”
adalah suatu proses membangun keterampilan atau
kemampuan teknis. Konseling adalah suatu proses untuk
menolong seseorang untuk menangani persoalan
pribadinya dan seringkali merupakan proses yang dimulai
untuk mengubah sikap seseorang. Konseling seringkali
berhubungan dengan gambar-diri, nilai-nilai, visi pribadi,
luka-luka emosional masa lalu, ataupun pola-pola prilaku
yang seseorang tak sadari. Advising atau menasehati
adalah sebuah proses memberikan suatu solusi atau
alternatif untuk situasi seseorang, berdasarkan pada
pengalaman masa lalu dari seorang penasehat. Mengajar
atau melatih, adalah sebuah proses mengembangkan
orang, dimana seringkali mereka diperlakukan sebagai satu
kelompok. Mentoring adalah proses gabungan dari
keseluruhannya, namun merupakan proses antar pribadi.
ooOoo
___________________________________________MENTORING
25
Pasal Dua
Prasyarat dan Perspektif
Kita telah mempelajari bahwa mentoring adalah suatu
proses investasi ke dalam diri orang lain. Namun,
mentoring juga merupakan proses yang bermanfaat secara
timbal baik. Artinya, mentoring juga dapat merupakan
suatu proses investigasi dan investasi ke dalam diri Anda
sendiri sebagai seorang mentor. Sebagai seorang mentor,
Anda akan belajar untuk lebih mengenali kelemahan,
kekuatan dan kecenderungan diri Anda sendiri sebagai
seorang yang memimpin orang lain. Anda akan lebih
menerima diri Anda dan memiliki gambar diri yang
kokoh.
Ketika Anda mencurahkan perhatian Anda pada sang
mentee secara terus menerus, Anda juga belajar untuk
menjadi sensitif terhadap diri Anda sendiri. Apa yang
Anda perhatikan padanya seringkali merupakan apa yang
Anda sudah alami dan Anda dapat mulai menyadari hal
___________________________________________MENTORING
26
ini. Anda dapat menjadi kuatir pada resiko kegagalan yang
dialami seorang mentee, karena pada dasarnya, mungkin
Anda sendiri pernah gagal disana dan tanpa Anda sadari,
diri Anda masih sangat kuatir tentang hal itu. Jadi, setiap
Anda terekspos pada kelemahan atau keunikan sang
mentee, sebenarnya Anda akan dapat mengenali
kelemahan dan keunikan Anda.
Faktor apakah yang dapat menjadi landasan untuk proses
yang efektif? Dua faktor di bawah ini dapat menjadi dasar
bagi proses mentoring yang baik.
1. Kepemimpinan Yang Melayani Sebagai Dasar
Untuk suatu periode tertentu, seorang mentor
menginvestasikan waktu, energi dan pengalaman masa
lalunya bagi seorang lain. Orang dapat melakukannya
jika ia menyadari bahwa di masa lalu, seseorang telah
membangun kehidupan pribadinya, yaitu melalui
kesediaan seseorang yang memainkan peran sebagai
mentor, ia ditumbuhkan. Dalam banyak hal, seorang
mentor memainkan peran sebagai seorang “bidan.”
Dengan sabar selama enam jam, dia menolong sang
ibu melalui berbagai tahap dalam proses melahirkan.
___________________________________________MENTORING
27
“Mentor, eh, bidan ...tolonglah aku.... ugh—
ugh-- husss”
Kebahagiaannya adalah ketika seorang bayi dilahirkan
dengan selamat.
Sepanjang proses ini, sang bidan menempatkan dirinya
sebagai seorang pelayan dan melayani sang Ibu.
Namun sekaligus ia juga berperan untuk
membimbingnya dengan tegas agar sang ibu berhasil
melahirkan sang bayi dengan selamat.
Dengan status seperti ini, peran-peran dan gambar diri
serempak sebagai seorang pelayan dan pemimpin,
menjadi basis dari mentoring. Hal ini berarti bahwa,
___________________________________________MENTORING
28
seorang mentor memandang dirinya sebagai seorang
yang melayani hidup ini untuk mengasuh seorang anak
manusia yang lain dan memimpin dia kepada
keterampilan yang lebih baik, karakter-karakter yang
lebih matang atau singkatnya menuju kedewasaan.
2. Sadar Peran
Untuk memastikan bahwa gaya kepemimpinan tadi
muncul, seorang mentor harus menyadari peran
mendasar dan tanggung-jawab bagi mentor, bagi
mentee sendiri dan bagi mentor dan mentee secara
bersama.
3. Kenali Dirimu Sebagai Mentor
Apakah Anda siap dan bersedia menjadi mentor bagi
orang lain? Apakah Anda siap secara emosional dan
psikologis untuk menginvestasikan waktu dan upaya
dalam menolong orang lain?
Sebelum Anda melayani sebagai seorang mentor yang
baik dan dapat dipercaya, ajukanlah beberapa pertanyaan
sebagai berikut kepada diri Anda sendiri:
Identifikasi mengapa Anda mau menjadi
seorang mentor untuk orang lain yang kurang
___________________________________________MENTORING
29
berpengalaman. Galilah apa yang memotivasi
diri Anda untuk menerima kesempatan ini di
tengah-tengah kesibukan jadwal Anda. Apakah
rasa berterima kasih merupakan penyebab utama
ataukah motivasi ini disebabkan oleh dorongan
diri Anda untuk bekerja keras?
Analisa apa yang Anda dapat sumbangkan bagi
mentee Anda. Jujurlah pada diri Anda sendiri
ketika Anda mempertimbangkan pengaruh apa,
keterampilan-keterampilan, pengetahuan atau
kontribusi lainnya yang mungkin dapat Anda
berikan. Akui juga titik-titik lemah Anda.
Beberapa hal yang dapat Anda sumbangkan pada mentee
Anda adalah sebagai berikut:
o Nilai-nilai yang dipegang organisasi Anda
o Pengalaman-pengalaman pribadi Anda
o Jejaring
o Prosedur-prosedur organisasi Anda
o Keterampilan dan tips-tips yang bersifat
teknis
___________________________________________MENTORING
30
Identifikasikan kebutuhan Anda, ekspektasi-
ekspektasi dan keterbatasan-keterbatasan Anda
dalam hubungan dengan proses mentoring.
Tanyakan pada diri sendiri apa yang akan terjadi
dan berapa jauh Anda bersedia melangkah dan
membayar harga.
Analisa kolom berikut ini dan baca peta
hubungan antara sumbangsih Anda dan
kebutuhan mentee Anda.
___________________________________________MENTORING
31
Tinggi
Kebutuhan mentee
Rendah
Rendah
Tinggi
A B
C D
A C
o Dalam kuadran A, mentoring jangka pendek atau
intervensi mungkin memadai dan memuaskan bagi
kedua pihak.
o Dalam kuadran B, kebutuhan mentee tinggi dan
sumber daya mentor, waktu dan keterampilannya
rendah. Dalam keadaan ini sebaiknya mentor
menolong mentee menemukan mentor yang lebih
memadai.
o Dalam kuadran C, mungkin yang dibutuhkan
hanya bantuan mentor untuk periode terbatas.
Mentor dapat memiliki lebih dari satu mentee.
o Dalam kuadran D, terdapat kemugkinan bagi
hubungan yang lebih intensif dan produktif.
Peran Mentor, Mentee dan Bersama
Dengan mempelajari konsep mentoring lebih lanjut, Anda
mungkin mulai menyadari bahwa proses ini bukanlah
suatu urusan yang mudah. Dalam proses mentoring,
___________________________________________MENTORING
32
Sumber daya Mentor
terdapat hal-hal yang harus dilakukan dan yang harus
dihindari.
Apa yang harus dihindari dan yang harus dilakukan?
Jernihlah tentang motivasi Anda dalam menolong mentee.
Jika Anda tidak yakin dengan diri anda sendiri, mentee akan mendapatkan pesan yang membingungkannya.
Jangan langsung menyerah jika mentee Anda menolak bantuan Anda pada mulanya karena ia mungkin tidak menyadari berharganya tawaran Anda.
Bertekunlah hingga tahap tertentu. Anda pasti bisa menolong.
Perhatikan kebutuhan mentee Anda, namun pertimbangkan kebutuhan Anda juga; tentang apa yang anda inginkan dalam hubungan ini.
Jangan mencoba untuk memaksa mentee anda mengikuti langkah kaki Anda.
Jika langkahnya pas, dia akan mengikutinya dengan sukarela, apa yang Anda berikan.
Hargai jalan mentee yang unik dan dimana dia berada disepanjang jalan itu.
Bersiaplah untuk berakhirnya hubungan mentoring bila siklus sudah lengkap.
Jangan memiliki kekecewaan bila mentee berubah menjadi sesuatu yang lain dari perkiraan Anda.
___________________________________________MENTORING
33
Mengatasi Keengganan Untuk Menjadi Mentor
Banyak orang takut memulai mentoring bahkan ketika
calon mentee sudah tersedia. Kenapa? Terdapat mitos
tentang mentoring yang menahan gerak laju mereka:
Mentoring merupakan proses yang kadaluwarsa.
Yang terbaik adalah jika mentor adalah orang
yang lebih tua dari mentee.
Hubungan mentor dengan mentee harus akrab dan
berlangsung sepanjang waktu.
Salah satu pihak lebih diuntungkan dalam
hubungan ini daripada pihak lainnya.
Seseorang tidak dapat memiliki lebih dari satu
mentor atau satu mentee pada saat yang
bersamaan.
Dalam hubungan mentor dan mentee yang sehat
tidak akan menghadapi kesulitan.
Mendapatkan seorang mentor yang sudah
berpengalaman adalah cara termudah untuk
mencapai kemajuan.
___________________________________________MENTORING
34
Bagaimana Memilih Seorang Mentee
Sekarang kita menganalisis mengenai bagaimana memulai
mentoring dengan memilih seorang mentee secara bijak.
Kita tidak mungkin dapat memulai, mengembangkan dan
mempertahankan proses mentoring, pada diri setiap orang
yang menginginkan seorang mentor. Orang itu harus
memiliki:
● Ketersediaan waktu● Disiplin● Kesetiaan● Inisiatif● Kesediaan untuk belajar● Haus untuk bertumbuh● Percaya
Tahap-tahap Mentoring
Bagaimanakah tahap-tahap suatu proses mentoring?
Proses mentoring dapat digambarkan dengan nama 4 M:
o Menciptakan perasaan aman
o Menerima mentee seutuhnya
o Menyalurkan manfaat dan kebijaksanaan
___________________________________________MENTORING
35
o Memperluas pengalaman pembelajaran
Menciptakan perasaan aman. Artinya, mulai meratakan
landasan proses pembelajaran dengan menciptakan
lingkungan yang saling percaya. Jangkar Anda terletak
pada keyakinan bahwa segala sesuatu akan mendatangkan
kebaikan bagi orang-orang terbuka untuk belajar bersama.
Menerima mentee seutuhnya. Artinya, menciptakan
pelabuhan yang aman bagi pengambilan resiko dalam
mentee membuka dirinya dan mentor dapat membagikan
dirinya atau melakukan Sharing.
Menyalurkan perbekalan. Artinya, Anda mulai
membagikan rahmat sang Pencipta dalam bentuk suatu
pemahaman baru, informasi, kritikan dan fokus untuk
menjawab segala sesuatu yang mungkin dibutuhkan
mentee untuk menjadi bekalnya dalam bekerja dan
menjalani kehidupan. Menurut hemat kami, sang Pencipta
membuat manusia hadir justru untuk saling membantu,
menghargai dan menumbuhkan.
Kemudian, memperluas perngalaman belajar. Artinya,
Anda patut menolong sang mentee untuk meningkatkan
pengalaman dan potensi dirinya seluas mungkin secara ___________________________________________MENTORING
36
mandiri. Hal ini dapat tercapai dengan mentor memastikan
terjadinya transfer kebiasaan belajar mandiri ke diri sang
mentor dan kemudian ia mengijinkan mentee itu
menemukan lorong pembelajarannya sendiri di dalam
dunia nyata. Akhirnya, tentu sang mentee akan
mengucapkan selamat tinggal dan masa guna Anda
baginya tidak lagi seperti sebelumnya. Pada titik itu Anda
menyadari bahwa Anda sudah usai dan sekaligus berhasil
menolongnya.
Penutup
Mentoring adalah suatu proses yang penuh tantangan.
Namun masih ada beberapa tahap yang dapat dijadikan
pedoman untuk melakukannya. Sebagai orang yang telah
menerima manfaat melalui mentoring, seorang mentor
perlu menyadari bahwa, ia dapat menjadi orang yang
sungguh membawa manfaat kepada hidup orang lain.
oo0oo
___________________________________________MENTORING
37
Pasal Tiga
Langkah Pertama Mentoring: Menciptakan Perasaan Aman
Dalam Hubungan(1)
Kalau kita mengamati situasi masyarakat Asia pada saat
ini, maka terasa bahwa Asia merupakan suatu lingkungan
masyarakat yang kompetitif dimana orang cenderung
saling menjatuhkan. Sangat kentara bahwa, manusia Asia
telah kehilangan kemampuan untuk saling membantu dan
membangun rasa aman secara maksimal. Menurut Francis
Fukuyawa, seorang pakar, kita memang hidup di dalam
suatu zaman dimana hubungan kepercayaan atau saling
percaya berada dalam tingkat yang sangat rendah sehingga
orang merasa tidak aman.
Prasyarat untuk menciptakan proses mentoring yang sehat
adalah mengembangkan perasaan aman. Rasa aman tadi
penting bagi sang mentor dan bagi sang mentee.
___________________________________________MENTORING
38
Secara umum, rasa aman ini terwujud bila mentor belajar
mengenali kecenderungan dirinya. Apa maksudnya?
Sebagai manusia normal, biasanya mentor ingin berhasil.
Untuk mencapai hasil itu, maka ia berupaya untuk
mengendalikan baik proses maupun hasil akhir dari proses
mentoring. Apa dampak dari hal ini? Sang mentee merasa
dikekang, dibatasi, digiring atau dibentuk. Ia tidak akan
merasa aman. Sang mentorpun jadi merasa tidak aman
karena ia kuatir kalau-kalau ia akan gagal. Jadi, disini, ia
harus mengenali dan mengatasi kecenderungan
mengendalikan tadi.
Aku tidak mengekang, lho
Pertama, ia perlu percaya bahwa memang seorang
pemimpin dapat jatuh ke dalam kecenderungan untuk
___________________________________________MENTORING
39
mengendalikan manusia lain, dan hal ini tidak berguna.
Disini, ia perlu belajar mengenali bahwa dibutuhkan suatu
kekuatan yang lebih besar dari dirinya untuk mengubah
hidup seorang manusia yang lain. Dirinya memiliki
keunggulan-keunggulan sebagai pemimpin terhadap sang
mentee, namun dirinya tetap sebagai manusia dan perlu
menyadari bahwa keunggulannya terbatas. Tanpa
pengakuan dan kerendahan hati untuk menjadi realistis
tadi ia dapat menghasilkan suatu proses mentoring yang
penuh dengan pemaksaan-pemaksaan terselubung ataupun
langsung sehingga akan berakhir dengan kegagalan.
Kedua, ia perlu percaya bahwa sang mentee memiliki
potensi yang besar. Potensi ini mungkin belum dikenali
oleh dirinya maupun oleh sang mentee. Selanjutnya, sang
mentor perlu juga percaya bahwa ada kekuatan yang besar
di luar dirinya serta sang mentee dan kekuatan tadi bukan
hanya mengendalikan semesta alam, namun juga
menentukan masa depan sang mentee.
Tentu saja, ini tidak berarti bahwa sang mentor hanya ikut
mengambang atau mengalir dan bersikap pasif selama
proses mentoring. Sang mentor harus melakukan segala
upaya dalam membuka jalan yang selebar-lebarnya untuk
___________________________________________MENTORING
40
membuat sang mentee tersentuh oleh dirinya dalam proses
mentoring. Namun sementara melakukan hal itu, ia harus
berjuang untuk tidak membiarkan kecenderungan dirinya
untuk sepenuhnya mencoba mengendalikan proses.
Sepanjang proses mentoring ia harus “membuka ruang”
untuk hal-hal yang tidak terkirakan. Bagaimana
melakukannya?
Langkah pertama
Dalam proses mentoring, langkah pertama berarti
meletakkan segala energi sang mentor untuk menjadi
otentik dan sungguh. Otentik artinya, sang mentor berbagi
diri seadanya. Sungguh berarti ia jujur dan tidak berpura-
pura. Kedua hal ini juga berarti sang mentor memiliki
suatu kebebasan untuk percaya dan melepaskan topeng-
topeng atau cadar pribadinya.
___________________________________________MENTORING
41
Saya lebih merasa nyaman dengan topeng saya
Ketika mentor mulai menanggalkan topengnya,
tindakannya akan menjadi inspirasi bagi menteenya untuk
melakukan hal yang serupa. Secara bersama-sama mereka
akan membuka diri dan memperkenalkan kerapuhan
masing-masing.
Mengapa penting untuk menanggalkan topeng kita dan
menunjukkan kerapuhan dibelakangnya? Tidakkah hal ini
akan mengurangi otoritas kita dan mentee akan
mempertanyakan kredibilitas kita sebagai mentor?
Alasannya terletak pada suatu kenyataan bahwa orang
hanya belajar dari mereka yang memiliki beberapa
kesamaan dengan mereka. Jika Anda sebagai seorang
mentor tampak sepenuhnya sempurna, mentee akan
merasa mereka tidak akan dapat menerapkan apapun dari
pengalaman Anda karena Anda sangat tidak bercela. Jika
Anda bersedia menunjukkan bahwa Anda juga memiliki
cacat cela disamping keunggulan-keunggulan, kejujuran
ini akan menginspirasi mentee untuk mencoba melangkah
di jalan yang telah Anda tempuh. Ketakutannya akan
berkurang. “Bila ia tampil jujur dan tanpa topeng, maka
___________________________________________MENTORING
42
akupun dapat melakukan hal yang serupa,” pikir sang
mentee.
Penanggalan topeng dapat dilakukan dengan memberikan
keyakinan pada sang mentee bahwa seorang mentor bukan
seorang manusia super yang maha tahu dan selalu
memainkan peran sebagai pribadi yang percaya diri:
“Lihat, saya percaya bahwa proses ini akan jadi indah.
Saya, sendiri akan melakukan yang terbaik untuk
mendampingimu, namun akan ada saat-saat dimana saya
merasa gentar. Kamu mungkin perlu memiliki toleransi
hingga tahap tertentu terhadap saya, khususnya ketika
nanti kamu mendapatkan bahwa saya mungin tidak
memiliki solusi terhadap beberapa masalah yang kamu
hadapi.”
Jadi, hanya melalui proses pelucutan topeng tadi, maka
langkah kedua, yaitu menciptakan rapport atau ikatan
antara mentor dan mentee, dapat terjadi.
___________________________________________MENTORING
43
Saya sungguh tidak tahu apa masalahmu saat ini…
Langkah kedua
Setelah pelucutan topeng, secepatnya mentor harus
mengembangkan kedekatan/rapport.
o Kesuksesan dari hubungan mentoring tergantung
pada perjumpaan pertama antara mentor dan
mentee. Pertemuan pertama menetapkan nada
dari keseluruhan proses mentoring, apakah proses
ini akan produktif atau akan dipenuhi dengan rasa
takut dan kecemasan. Pembangunan ikatan
seketika akan menurunkan tembok benteng
pertahanan sang mentee.
o Rapport berarti “membawa kembali.” Kata ini
berasal dari bahasa Perancis kuno. Kata ini
menunjukkan pada kita bahwa rapport pada
dasarnya berbicara tentang suatu tindakan yang
dirancang untuk memulihkan atau memantapkan
rasa aman. Rasa yang dimaksudkan adalah seperti
rasa aman yang hadir ketika seorang anak kecil
berbaring di dekat ibunya.
___________________________________________MENTORING
44
Bagaimana cara membangun suatu ikatan atau
rapport? Pertama, Anda harus secepatmya
mengirimkan sinyal-sinyal penyambutan dalam
perjumpaan yang pertama. Mengapa? Mentee
memerlukan sinyal-sinyal sebelum mereka
menurunkan topeng atau tembok pertahanan
mereka. Sinyal tersebut dapat dikomunikasikan
secara verbal atau melalui gerak tubuh, kontak
mata, menyingkirkan hambatan fisik dan
memberikan nada antusias di dalam percakapan.
Formulir untuk mendaftarkan Sinyal-sinyal
penyambutan
Gerak–gerik :
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Kata Kata
___________________________________________MENTORING
45
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Menyingkirkan Hambatan
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Kedua, setelah komunikasi dimulai, untuk
menciptakan rapport, maka sang mentor perlu
menunjukkan suatu tindakan terhadap mentee
yang dapat dipandang mereka sebagai suatu
modal hubungan awal. Kata-kata seperti, “Saya
sudah meminta sekretaris saya untuk menyiapkan
buku ini untukmu karena saya rasa buku ini pasti
akan sangat berguna bagimu,” akan sangat
membantu. Saya juga kenal seorang mentor yang
lain bahwa, ia memberikan kembang gula,
majalah atau kutipan sms pada menteenya.
___________________________________________MENTORING
46
Pemberian senantiasa diberikan di awal sebuah
perjumpaan untuk membuat sang mentee
menyadari bahwa, ia adalah orang yang mendapat
perhatian khusus.
Ketiga, untuk menciptakan suatu ikatan, mentor
harus menunjukkan sensitifitasnya serta
kesediaannya untuk menerima mentee
sepenuhnya tanpa syarat. Tanpa syarat berarti
mentor menerima kelemahan dan keunggulan
menteenya tanpa menilai terlalu jauh. Tanpa
syarat bukan berarti sang mentor akan
membiarkan keadaan itu, namun pertama-tama ia
menunjukkan bahwa keunikan sang mentee dapat
dipahaminya.
Membangun rapport mencakup sensitifitas
terhadap perasaan orang lain dan tidak hanya
bertanya, “Bagaimana perasaanmu saat ini?”
Sensitifitas diekspresikan ketika mentor bersedia
mendengarkan untuk memahami perasaan-
perasaan mentee. Lebih jauh lagi, sang mentor
juga akan mengekspresikan pemahamannya atas
perasaan-perasaan tersebut. Dengan melakukan
hal tersebut, mentor membuat mentee merasa
___________________________________________MENTORING
47
diperlakukan sebagai satu pribadi yang unik,
penting dan dihargai. Dalam prakteknya,
sepanjang proses, sebagai seorang mentor Anda
harus terus menerus mempertanyakan diri sendiri
tentang:
“Apa yang dirasakannya saat ini? “
“Bila saya bertukar peran dengannya,
bagaimanakah perasaan saya?”
Mentor yang
menyimak
Keempat, untuk menciptakan ikatan yang erat,
mentor harus memberikan tanggapan reflektif
kepada proses, kata-kata, dan perasaan. Perasaan-
perasaan reflektif ini akan mengekspresikan
empati. Misalnya, seorang mentor akan berbagi
kisah mengenai kegagalannya, hal-hal yang
___________________________________________MENTORING
48
memalukan atau ketakutan yang dialaminya
kepada mentee. Ia juga mengajak sang mentee
untuk merenungkan pelajaran yang ia dapatkan
dari peristiwa-peristiwa tadi. Dengan menjadi
transparan, rendah hati dan jujur seperti itu, sang
mentor menunjukkan bahwa ia dapat
beridentifikasi dengan situasi mentee.
FORMULIR RENCANA TINDAKAN
TOPIK: MENGEMBANGKAN PERASAAN AMAN
TANGGAL: __________________________________
Apa yang telah saya pelajari dari pasal ini?
Keterampilan:
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
Pola pikir:
___________________________________________MENTORING
49
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
Kelemahan diri saya:
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
Rencana saya mengubah diri:
Jangka waktu perubahan:
Siapakah yang perlu saya mintakan pertolongannya untuk
mendukung upaya saya:
___________________________________________MENTORING
50
Tanda Tangan Saya
Pasal Empat
Lanjutan Langkah Pertama: Mengembangkan Rasa Aman
Dengan Membangun Kepercayaan
(2)
Kini mungkin Anda bertanya: ”Berapa pentingnya
kepercayaan dalam proses mentoring?” Di dalam proses
mentoring, tanpa pembangunan kepercayaan, maka rapport
di awal proses akan tidak kokoh. Cerita berikut mungkin
___________________________________________MENTORING
51
dapat melukiskan apa yang dapat dialami oleh mentee
Anda ketika berhadapan dengan Anda untuk pertama
kalinya.
Bayangkanlah bahwa Anda berada sendiri di sebuah
bandara di luar negeri. Entah apa yang terjadi, tidak ada
seorangpun yang menjemput Anda. Anda tidak dapat
berkomunikasi dalam bahasa negara itu. Satu-satunya yang
menghubungkan Anda dengan hidup normal adalah
sebuah alamat yang Anda catat di notes Anda. Anda
mendapatkan pula bahwa telepon seluler Anda tidak
berfungsi. Tiba-tiba, muncul seorang supir taxi yang
ramah menawarkan diri untuk membawa Anda ke alamat
tersebut. Dia banyak tersenyum dan meyakinkan Anda
akan maksud baiknya. Biaya pelayanannya juga sangat
murah. Anda masuk ke dalam Taxi.
Lima belas menit kemudian, Anda mendapati bahwa
pengemudi inipun tidak mengetahui letak tempat yang
alamatnya Anda telah berikan kepadanya. Kini, rapport
awal secara bertahap digantikan oleh banyak pertanyaan
dan bahkan mungkin oleh kekecewaan.
Dalam mentoring, situasi yang serupa itu dapat pula
terjadi. Mentee datang kepada Anda dengan suatu
___________________________________________MENTORING
52
ekspektasi. Dia mendapati bahwa Anda mampu
mengkomunikasikan kehangatan emosional dan
pengertian. Dia sangat terkesan pada Anda. Proses
mentoring berlanjut ketika mentee mulai menjumpai Anda
secara teratur.
Dapatkah seseorang mengatakan kepada saya apa yang
harus dilakukan dalam tahap ini? Bagaimana cara untuk
membangun kepercayaan setelah rapport awal telah
terjadi?
Setelah adanya rapport atau ikatan, tiga hal harus segera
terjadi.
1. Kredibilitas
Mentee perlu melihat bahwa mentor memiliki kredibilitas.
Kredibilitas berarti bahwa mentor memiliki kompetensi
dan pengalaman yang memampukannya untuk menangani
proses mentoring secara benar. Ini berarti mentor memiliki
pengalaman kegagalan dan kesulitan-kesulitan, namun
melalui semua ini dia bertumbuh dalam keterampilan,
karakter-karakternya. Mentee tidak akan mempercayai
kredibilitas seorang mentor jika mentor hanya
menginformasikan kesuksesan masa lalu. Jika memang
terdapat beberapa keberhasilannya, sang mentor dapat
___________________________________________MENTORING
53
menggambarkannya tanpa lupa untuk menyampaikan pula
penghargaannya kepada mereka yang telah memberikan
pertolongan kepadanya di masa lalu.
Terbuka seadanya..mana kekuatanmu.?
Mentor juga tidak boleh tampil sebagai sosok tanpa suatu
kelemahan. Bagi mentee, suatu pribadi yang memiliki
keberhasilan dan kegagalan adalah lebih tulus dan bisa
dipahami dan dijadikan teladan. Untuk menjadi
sepenuhnya jujur dan transparan serupa itu, seorang
mentor sangat membutuhkan perasaan aman di dalam
dirinya.
2. Bahasa “Kita”
Di Asia, mentee cenderung menempatkan mentor di atas
tahta atau di bawah lampu sorot pujaan. Dia memuja sang
mentor, namun di saat yang sama tanpa menyadarinya,
sang mentee juga berusaha untuk menemukan titik lemah
sang mentor. Proses ini menjadi sebuah ajang permainan
yang tidak terlalu berguna bagi pertumbuhan diri sang
___________________________________________MENTORING
54
mentee. Karenanya, sedini mungkin seorang mentor harus
melepaskan topengnya dan tembok pertahanannya untuk
menghindari mentee menyalurkan energinya bagi
permainan pencaharian kelemahan tadi.
Untuk menghindari diri dari menjadi sorotan, walaupun
seorang mentor perlu mengekspresikan kebanggaannya
berdasarkan pada kesuksesan masa lalu yang telah
dialaminya, dia harus melibatkan pihak lain dan mentee
dalam proses komunikasinya. Hal ini disebut bahasa
“kita”. Lawannya adalah bahasa “Saya.”
Bahasa “kita,” bukan bahasa “saya.”
Hal ini berarti bahwa, dalam upaya mengkomunikasikan
suksesnya di masa lalu, ia dapat menyampaikannya
sebagai berikut:
___________________________________________MENTORING
55
“Sebenarnya, saya melihat bahwa kamu menangani
masalah lebih baik bila dibandingkan dengan diri
saya ketika saya mulai bekerja disini dan
menjumpai masalah yang sama.”
“Sebagaimana saya telah mengalami kemajuan,
saya yakin kamu juga akan meraih kesuksesan
bahkan mungkin lebih cepat.”
“Kamu kenal Andre, khan?” Jika kamu merasa
heran bagaimana saya menangani masalah yang
sulit kemarin, Andrelah orang yang telah melatih
saya. Beliau adalah itu adalah salah satu sahabat
saya. Kamu dapat memperkenalkan dirimu
kepadanya dan meminta saran darinya jika kamu
membutuhkannya. Saya tidak mungkin menjadi
seperti sekarang ini jika dulu saya tidak memiliki
seorang mentor seperti dia .”
“Nah, saya harus mengataan ini. Kamu tahu
enggak? Dalam tiga bulan ini, walaupun saya
adalah mentormu, saya juga banyak belajar dari
gaya kerjamu. Kamu sungguh sungguh melakukan
pekerjaan yang baik…”
___________________________________________MENTORING
56
Tentu saja menggunakan bahasa “kita” dan bukan bahasa
“saya” dalam prosesnya membutuhkan kerendahan hati
dan ketulusan. Penggunaan bahasa ini tidak bisa dilakukan
hanya di permukaan saja, namun harus lahir dan mengalir
dari hati sang mentor. Kefasihan menggunakan bahasa ini
merupakan manifestasi dari perspektif kita tentang hidup,
sukses dan rasa berhutang kita kepada orang yang Sang
Pencipta tempatkan di jalan hidup kita.
3. Tempatkan Mentee Di Tempat Yang Tepat
___________________________________________MENTORING
57
Bahasa “Kita”
Rasa aman dalam Diri
Satu kesalahan besar yang banyak dilakukan oleh para
mentor amatir adalah menempatkan mentee sebagai
sebuah botol kosong untuk diisi atau menempatkan mentee
dalam kedudukan seorang anak yang harus disuapi. Akibat
dari kesalahan tadi, mentee hanya memainkan peran
sebagai penerima, sedangkan sang mentor melayani
sebagai pemberi. Hubungan seperti ini akan mengurangi
kekayaan sumber daya yang hadir dari dalam pengalaman
masa lalu seorang mentee. Pada saat yang bersamaan, ini
mengkomunikasikan bahwa status mentee lebih rendah.
“Aku mentormu. Tolong, dengar dan ikuti saja
instruksiku. Mulai dengan membuka mulutmu.
___________________________________________MENTORING
58
Sekarang, kunyalah makanannya dan telanlah
perlaaaahaaaan…..”
Menempatkan mentee di posisi yang tepat artinya bahwa
sang mentor menghargai dan mempercayai
mentee untuk melakukan segala sesuatu yang telah
dipersiapkannya. Misalnya, mentor melakukan komunikasi
tanpa kata yang mengekspresikan kepercayaan dan
penghargaannya dengan cara meminta sang mentee untuk
melakukan sesuatu sambil sang mentor meminjamkan
suatu fasilitas pribadinya: “Saya yakin
bahwa Anda dapat melatih Andy. Bagaimana kalau Anda
pergi mengunjunginya besok pagi, saya akan berusaha
meminjamkan supir saya untuk mengantarkan Anda ke
sana.”
Menempatkan mentee pada posisi yang tepat juga berarti
bahwa sang mentor menghargai pengalaman
masa lalu menteenya, atau potensinya yang belum dijamah
beserta keunikannya. Seorang mentor dapat
melakukan hal itu misalnya dengan mengungkapkan kata-
kata:
“Saya mendapati kamu seorang yang sangat cermat.
Saya mengabaikan aspek ini dalam membahas
___________________________________________MENTORING
59
kesulitanmu. OK, mari kita menganalisa kembali situasi
yang ada.”
“Minggu lalu, saya mendapati bahwa kamu telah
menemukan solusi atas masalahmu. Saya pikir
kamu sangat rendah hati ketika kamu mengatakan
bahwa kamu perlu nasehat saya.”
Kesimpulan
Dalam banyak kejadian, proses mentoring akan merubah
kehidupan sang mentor, walau hanya salah satu aspeknya.
Dalam suatu proses mentoring yang tidak terencana,
paling tidak proses ini membutuhkan sekurang-kurangnya
suatu kepekaan akan kebutuhan orang lain dan kesabaran
untuk menyimak.
Menerima suatu tugas mentoring yang formal berarti
memikul ketidaknyamanan untuk sementara waktu.
Sebaliknya kepuasan pribadi yang diperolehnya, sebagai
suatu imbalan dari waktu dan upaya yang telah diberikan
adalah ketika sang mentor mendapatkan menteenya
___________________________________________MENTORING
60
bertumbuh dan menjadi semakin dewasa dalam skill, sikap
dan nilainya.
Mengapa demikian? Setelah Anda berhasil melakukan
sebuah proses mentoring terhadap seseorang dengan
sukses, sebenarnya Anda juga sedang menyiapkan diri
untuk menghadapi langkah kehidupan yang paling sulit.
Sebagai mentor, Anda harus berani memasuki saat teduh
yaitu, membuat jeda dari arus kehidupan sendiri untuk
dapat mendengarkan kehidupan batiniah diri Anda yang
paling dalam. Di saat seperti itu, Anda akan menemukan
dimana letak perasaan aman Anda. Siapkah Anda ketika
sang mentor mengucapkan selamat tinggal dan peran Anda
baginya sudah berakhir? Akan terpukulkah Anda? Apakah
Anda merasakan bahwa Anda tidak lagi berguna?
FORMULIR: RASA AMAN
Tuliskan untuk kegunaan pribadi Anda, hal-hal yang dapat
membuat Anda merasa tidak aman dalam hubungan Anda
dengan seorang mentee.
_______________________________________________
_______________________________________________
___________________________________________MENTORING
61
_______________________________________________
_______________________________________________
FORMULIR: SUKSES & KEGAGALAN
Isilah formulir ini untuk memperlengkapi Anda di waktu
akan datang dalam melakukan sharing kesuksesan-
kesuksesan dan kegagalan-kegagalan pada masa lampau:
Mengapa organisasi saya menempatkan saya pada posisi
saya yang sekarang ini?
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
Dalam pekerjaan, saat manakah yang tersulit bagi saya?
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
___________________________________________MENTORING
62
_______________________________________________
_______________________________________________
Bagaimana saya bertahan melaluinya?
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
Keterampilan khusus dan pengetahuan yang saya miliki:
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
Jejaring khusus yang saya miliki:
___________________________________________MENTORING
63
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
Bagaimana cara saya ketika mulai membangun jejaring
ini?
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
Kelemahan-kelemahan saya:
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
___________________________________________MENTORING
64
Bagaimana cara saya menangani kelemahan-kelemahan
tadi?
________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______
Prestasi tertinggi saya adalah:
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
___________________________________________MENTORING
65
Pasal Lima
Lanjutan Langkah Pertama:Hambatan Untuk Mendapatkan
Perasaan Aman: Rasa Takut(3)
Banyak orang tidak menyukai keadaan dimana ia menjadi
seorang mentee. Sebaliknya, banyak mentor baru juga
tidak menyukai tugas menjadi mentor. Di satu pihak,
melakukan proses mentoring berarti mereka memposisikan
diri untuk menjadi seseorang yang terbuka dan melepas
topeng di hadapan orang lain. Namun, di pihak lain,
mereka juga perlu menunjukkan bahwa mereka memiliki
hal-hal berharga yang ditimbanya dari pengalaman-
pengalaman mereka di masa lampau yang layak untuk
disharingkan dengan sang mentee.
Tekanan untuk tampil dalam keterbukaan sedang pada saat
yang bersamaan, tampil pula sebagai seseorang yang telah
___________________________________________MENTORING
66
menjadi cukup kokoh dengan belajar dari pengalaman
masa lalu seringkali mendatangkan rasa cemas bagi
seorang mentor yang baru.
Ada orang mengatakan bahwa rasa cemas atau takut dapat
menjadi hal yang berguna dalam proses belajar karena
memaksa kita belajar lebih serius. Dalam proses
mentoring, hal itu tidak terjadi. Rasa takut lebih
merupakan hambatan jika dikaitkan dengan proses
pembelajaran dalam mentoring, karena seorang mentor
atau mentee yang tidak menyadari ketakutannya sendiri
tidak akan berani untuk mengambil lebih
banyak resiko dalam proses pembelajaran bersama. Ia
tidak berani untuk melakukan penelusuran-penelusuran
yang penting.
Seorang mentor yang cemas dan penuh ketakutan akan
mengekspresikan hal itu dalam perilaku, kata-kata dan
sikapnya. Ketakutan semacam ini dapat dengan mudah
menular ke dalam hati mentee khususnya karena sang
mentee akan membuat pertahanan diri yang ketat. Justru
bila mentor tidak cemas bahwa ia mungkin gagal atau
menteenya mungkin stagnan, atau ia membuat suasana
dimana sang menteenya berani mencoba ini dan itu, ia
akan memberikan perasaan bebas bagi sang mentee.
___________________________________________MENTORING
67
Jangan lupa, banyak mentee justru menimba hal yang
penting melalui kesalahan-kesalahan yang dibuatnya.
Perbaiki kelakuanmu, jelas?
Mengenali Asal Rasa Takut
Darimanakah asalnya rasa cemas atau takut yang terdapat
baik pada mentee maupun mentornya? Ada dua
kemungkinan penyebab dari rasa cemas atau takut tadi.
Biasanya, ketakutan bersumber pada gambar diri yang
negatif. Kemungkinan lain ialah bahwa, ketakutan berakar
pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi atau yang
dianggap mentor dan mentee tidak terpenuhi. Dengan kata
lain, sebagian besar ketakutan juga dapat dimunculkan
oleh persepsi yang irrasional atau tidak sesuai realita.
___________________________________________MENTORING
68
Di Asia, banyak anak bertumbuh melalui masa kecil yang
menyakitkan. Orang tua dan sosok-sosok otoritatif
seringkali memperlakukan anak-anak dengan cara yang
kasar. Alih-alih memupuk penghargaan diri anak, orang
tua justru membandingkan seorang anak dengan yang
lainnya. Seringkali, mereka memperbandingkan karakter
negatif dari seorang anak dengan karakter yang positif dari
seorang anak lainnya. Anak-anak yang bertumbuh dalam
proses serupa itu yang seringkali melabuhkan penghargaan
diri negatif ketika mereka menjadi seorang dewasa.
Selanjutnya, di Asia sangat dihargai bila seseorang
menyimpan perasaannya, mengendalikan kebutuhannya
atau tidak mengungkapkan bahkan menekan kebutuhannya
tadi. Akan menjadi kebanggaan bahwa seorang yang sudah
lama membutuhkan sepasang sepatu baru tetap bertahan
menggunakan sepatu usangnya selama beberapa tahun,
dan kemudian hari baru orang mengetahui bagaimana ia
menyangkali kebutuhan tadi. Namun disamping daya
tahan yang kuat untuk menghadapi penderitaan, banyak
orang Asia jadi tidak mengenali kebutuhannya sendiri,
terutama kebutuhan emosionalnya. Mereka terasing dan
tidak memahami dinamika kebutuhan emosinya sendiri.
Karena itu, mereka juga mengalami kesulitan untuk
berempati dengan orang yang mengungkapkan kebutuhan
___________________________________________MENTORING
69
emosi mereka secara jujur dan terbuka. Ditambah dengan
situasi hidup yang penuh persaingan, maka banyak orang
di Asia terbiasa hidup dengan penuh rasa cemas dan was-
was bahkan ketakutan yang mereka tidak kenali asalnya.
Mengatasi Ketakutan
Bagaimana cara mengatasi ketakutan? Bila ketakutan
merupakan cerminan dari kebutuhan-kebutuhan yang tidak
kita sadari, bagaimana mengenali dan menangani
kebutuhan-kebutuhan tersembunyi tadi?
Untuk mengatasi ketakutan, seorang mentor harus mulai
dengan berupaya sepenuhnya mengenali titik-titik
kekuatannya. Selanjutnya, ia perlu juga mengenali dengan
jujur segenap kelemahannya sendiri. Jika sang mentor
tidak mengenali kedua hal tadi secara proporsional,
perasaan tidak aman atau penghargaan diri yang rendah
akan mudah menyusup. Hasilnya akan tampak dalam
bentuk komunikasi yang bermacam-macam, antara lain
sikap menghakimi atau meragukan menteenya secara terus
menerus. Hanya setelah menyadari kekuatan dan
___________________________________________MENTORING
70
keterbatasan dirinya, seorang mentor dapat secara penuh
menolong menteenya untuk mengatasi ketakutannya
sendiri bahkan mengenali kebutuhan-kebutuhannya sendiri
yang jauh tersembunyi di ingatannya. Jadi, mentor
bertanggung-jawab mengatasi masalah ketakutan sebelum
menangani ketakutan menteenya.
Selanjutnya, sang mentor perlu juga mengenali kebutuhan
dirinya sendiri dengan jujur, khususnya kebutuhan emosi
yang terselubung dan tersembunyi.
Bentuk-bentuk kebutuhan yang dapat mempengaruhi
timbulnya rasa takut adalah antara lain sebagai berikut:
Pertama, sebagian orang mungkin didorong secara tak
disadari oleh kebutuhan akan keberhasilan. Mereka
membutuhkan tantangan-tantangan dan target-target
yang jelas. Mereka juga menantikan umpan balik
mengenai kinerja mereka. Singkatnya, secara
mendasar mereka adalah orang yang berorientasi pada
pencapaian dan kinerja tinggi.
Orang seperti ini dapat mengalami ketakutan untuk
gagal atau kemajuan yang lambat. Kedua hal itu
merupakan ketakutan utama mereka. Mereka juga
___________________________________________MENTORING
71
dapat memupuk ketakutan akan kegagalan melakukan
segala sesuatu secara sempurna, benar dan baik.
Seorang mentee yang menempatkan keberhasilan
sebagai prioritas tertinggi dapat ditolong untuk
mengatasi ketakutan tadi dengan Anda, sebagai
mentor, memberikan umpan balik positif, kata-kata
peneguhan, dan penghargaan atas kemajuan mereka
dalam proses mentoring.
Kedua, ada suatu kebutuhan yang menempatkan
kekuasaan sebagai prioritas tertinggi. Orang yang
memupuk kebutuhan ini membutuhkan agar pengaruh
mereka dirasakan oleh orang lain. Bagi mereka, gelar,
simbol-simbol status, dan hirarki organisasi menjadi
suatu konfirmasi dari pengaruh mereka. Mereka
mengharapkan orang lain menghormati mereka.
Ketakutannya adalah bila mereka tidak dihormati atau
tidak diakui, bahkan diabaikan. Mereka juga selalu
takut kehilangan kuasa.
Untuk membantu mereka, seorang mentor harus secara
lembut mengakui pengaruh yang dimiliki sang mentee.
Salah satu cara untuk melakukannya adalah
mendengarkan dengan lebih penuh perhatian atau
___________________________________________MENTORING
72
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan informatif
kepadanya. Namun sang mentor harus selalu waspada
terhadap resikonya, bahwa mentee sejenis ini
cenderung mendominasi proses mentoring dengan alur
pikir dan agendanya sendiri.
Ketiga, kebutuhan lain yang sangat umum adalah
kebutuhan berafiliasi. Orang yang menempatkan
kebutuhan ini sebagai prioritas dalam hidup mereka
sangat takut penolakan. Mereka memiliki kebutuhan
yang konstan akan hubungan hangat dengan orang
lain. Sebagian mereka sangat sensitif dan merasa
tertolak ketika orang di sekitarnya tidak memberikan
perhatian kepada mereka. Dalam banyak hal, orang
dengan kebutuhan afiliasi takut ditinggalkan sendirian.
Begitu mentor mendeteksi bahwa menteenya memiliki
kebutuhan yang demikian, komunikasi pada level
emosional harus segera dimulai. Mentor harus
menunjukkan pada mentee bahwa dia dihargai,
diterima, dan disukai. Namun pada saat yang
bersamaan, sang mentor harus waspada dan menjaga
agar jangan sampai terjadi ketergantungan emosional
dari sang mentee pada dirinya.
___________________________________________MENTORING
73
Aku bukan minta penerimaan, lho, cuma
dengarlah
Masih ada dua kebutuhan lain yang dapat
menimbulkan ketakutan yaitu, yang keempat, adalah
kebutuhan akan pengakuan. Kebutuhan ini mirip
dengan kebutuhan akan penerimaan namun
intensitasnya lebih tinggi hingga mencapai titik
dimana orang dengan kebutuhan tersebut akan
menghindari konflik dan konfrontasi supaya
senantiasa dapat menjadi sorotan dan diakui orang.
Seorang mentee dengan kebutuhan ini
dapat ditolong dengan cara sang
mentor memberikan pengakuan
___________________________________________MENTORING
74
akan kelebihan-kelebihannya, serta sekaligus
menunjukkan kelemahan-kelemahannya.
Kelima adalah kebutuhan akan kendali. Orang yang
menempatkan kebutuhan ini sebagai prioritas
hidupnya, cenderung takut kehilangan kendali
terhadap dunia sekelilingnya. Mereka butuh
mengendalikan peristiwa dan situasi lebih dari pada
yang dibutuhkan orang lain.
Mentoring terhadap orang jenis ini sangat sulit karena
ketika proses mentoring terlihat agak melamban atau
mengambang, sang mentee menjadi gelisah. Mentor
perlu meyakinkannya bahwa, sang mentee boleh saja
memiliki sebagian kendali dalam proses mentoring.
Mulai menolong Sang Mentee
Kecuali seorang mentee mengalami sesuatu yang traumatis
di masa lalunya, hingga batas-batas tertentu, walaupun
sang mentee memiliki beberapa luka parut emosional dari
___________________________________________MENTORING
75
masa lalunya, mereka dapat dipulihkan melalui proses
mentoring.
Untuk membantu seorang mentee yang mengenali gambar
diri negatif tertentu, mentor harus menyampaikan pesan:
“Saya tidak percaya bahwa kamu seburuk itu!” melalui
kata-kata dan sesering mungkin melalui komunikasi non-
verbal. Pesan ini bisa menjadi pesan yang tergenapi
sendiri. Lebih jauh lagi, di kemudian hari ini dapat
menolong mentee untuk bergeser dari gambar diri lama
yang lemah kepada yang baru, yang lebih kokoh.
Cara lain untuk membantu mentee adalah dengan
memberikan penghargaan dan afirmasi yang strategis.
Terlalu banyak afirmasi akan mudah kehilangan
maknanya, namun afirmasi yang diberikan secara strategis
akan menjadi pemicu penghargaan diri yang tidak
terlupakan.
Selanjutnya, dalam proses mentoring, sang mentor dapat
menolong sang mentee mengenali kebutuhannya sendiri
dengan menanyakan: “Menurut kamu, kebutuhan
emosional mana yang paling mempengaruhi dirimu setiap
hari? Apakah kebutuhan untuk mencapai target,
mendapatkan penerimaan orang, atau membuat
___________________________________________MENTORING
76
pengaruhmu cukup terasa?” Berdasarkan peristiwa-
peristiwa yang terungkap, sang mentor dapat
menyampaikan analisisnya tentang kebutuhan sang
mentee, namun juga memberikan peneguhan pada
keberhargaannya, pengaruhnya, atau pencapaiannya.
Kesimpulan
Mentoring akan menjadi proses yang menyenangkan bila
sang mentor sendiri telah mengalami penyelesaian
masalah kebutuhan dan gambar dirinya sendiri, namun
akan menjadi proses yang penuh dengan kecemasan dan
ketakutan bila sang mentor sendiri tidak mengenali dirinya
sendiri.
oo0oo
___________________________________________MENTORING
77
Pasal Enam
Langkah Kedua Dalam MentoringMenerima Seutuhnya:
Penerimaan (1)
Penerimaan Melalui Pengajuan Pertanyaan
Setelah membangun perasaan aman sebagai langkah
pertama dalam proses mentoring, hal apakah yang
selanjutnya perlu dilakukan? Langkah selanjutnya dalam
proses mentoring disebut “penerimaan.” Penerimaan
berarti mengundang mentee untuk memasuki posisi
mengambil resiko yang diperlukan dalam proses
pembelajaran. Mengapa? Pada dasarnya suatu proses
___________________________________________MENTORING
78
pembelajaran dapat merupakan suatu proses yang sangat
mencekam. Bahkan proses ini dapat sangat menyusahkan,
tidak menyenangkan dan memalukan. Pertama, tidak ada
jaminan bahwa proses ini pasti akan berakhir dengan
sukses. Kedua, suatu proses pembelajaran seringkali
berarti suatu pemaparan kelemahan diri kepada orang lain.
Ketiga, agar seseorang sungguh mengalami pembelajaran,
maka ia perlu untuk melangkah keluar dari zona amannya.
Singkatnya, suatu proses pembelajaran berarti seseorang
perlu berhenti mempertahankan apa yang dulu telah
dipelajari di masa lalu dan mulai mengadopsi hal-hal baru
bagi dirinya.
PEMBELAJARAN =
BERHENTI MEMPELAJARI + MEMASUKKAN HAL
BARU
Seorang mentor harus membantu mentee untuk
meninggalkan zona nyaman dan yang telah dikenalnya,
serta memasuki suatu wilayah yang baru dimana potensi-
potensi sang mentee dapat diaktualisasikan dengan lebih
penuh. Mentee harus dibantu untuk meninggalkan zona
nyaman yang disebut “Siapa Aku” kemudian menjelajah
___________________________________________MENTORING
79
ke zona yang belum diketahui yang disebut “Siapa aku di
Masa depan.”
Untuk memungkinkan hal ini terjadi, mentor harus
memberikan penerimaan yang utuh kepada mentee. Pesan
yang sang mentor harus sampaikan perlu jelas: “Saya
menghargaimu walaupun saya tidak sepakat denganmu
atau tidak menyetujui tindakan-tindakanmu.” Penerimaan
seperti ini berarti bahwa seorang mentor mengirimkan
sinyal-sinyal dengan maksud tertentu kepada mentee untuk
mengundang dan meneguhkan sang mentee mengambil
resiko dan bertumbuh.
Chip Bell’s Dalam buku Best Sellernya “Managers as
Mentors”, menuliskan bahwa ada beberapa cara untuk
mengkomunikasikan penerimaan tadi:
___________________________________________MENTORING
80
WHO I AM
WHO I COULD BE
* Pertanyaan: Pembelajaran dimulai dengan hadirnya
pertanyaan-pertanyaan yang bermakna dan tidak ditafsirkan
sebagai ancaman. Sang mentor harus mempelajari beberapa
“do’s dan don’t” dalam mengajukan pertanyaan kepada
menteenya.
* Seni Mendengarkan: Mentee harus belajar untuk lebih
menyimak apabila ia menyadari bahwa sang mentor memberi
perhatian penuh kepadanya. Selanjutnya mentor, harus
belajar menyimak dengan efektif.
Menyimak artinya lebih dari mendengarkan kata-kata,
namun juga asumsi-asumsi yang mendasari, emosi dan
harapan dari orang lain.
* Mengobservasi: Mentor harus mengamati berbagai hal yang
dikomunikasikan oleh mentee yang dilakukan secara sadar
maupun tidak sadar.
* Modeling: Mentor harus menunjukkan teladan bahwa ia juga
berani untuk mengambil resiko meninggalkan zona amannya
dalam proses mentoring ini.
___________________________________________MENTORING
81
Membuat Dan Mengajukan
Pertanyaan Yang Bermakna
Ketika seorang pria jatuh cinta kepada seorang gadis,
kelihatan bahwa ia ingin tahu segala sesuatu mengenai
sang gadis. Ia akan menanyakan berbagai pertanyaan
bahkan yang berhubungan dengan aspek-aspek yang
seakan kurang penting dari hidupnya. Ia menunjukkan rasa
ingin tahu sebesar itu karena ingin memasuki
kehidupannya dan mengetahui apa yang ada di dalamnya.
Banyak hubungan berhenti bertumbuh ketika seseorang
tidak lagi ingin belajar tentang seorang lainnya. Suami dan
istri dapat mengalami kemandekan hubungan serupa ini.
Seorang atasan dan sekretarisnya, seorang fasilitator
program dan mitranya, seorang konsultan dengan kliennya
secara konstan berada dalam resiko kemandekan demikian.
Sinyal dari kemandekan tadi sangat jelas yaitu, mereka
merasa bahwa tidak ada lagi pertanyaan yang perlu untuk
diajukan. Singkatnya, rasa ingin tahu telah lenyap dan
punah.
Pembelajaran dimulai dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang bermakna dan tidak mengancam. Mentor
harus belajar mengenai “apa yang harus ,” dan “apa yang
___________________________________________MENTORING
82
jangan dilakukan” dalam mengajukan pertanyaan kepada
menteenya. Pertanyaan yang tepat akan membuat mentee
menyadari bahwa hidupnya layak untuk ditelusuri.
Pertanyaan yang keliru mungkin akan membawa seorang
mentee pada posisi terancam dan mempertahankan diri.
Salah satu cara untuk memberikan apresiasi yang positif
adalah dengan bertanya “apa, kapan, dimana dan
bagaimana…” Perlu diingat bahwa, seorang mentor perlu
menghindari pertanyaan-pertanyaan seperti, “Mengapa
engkau membuat keputusan ini?” Sebaliknya sebagai
mentor Anda dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang maksudnya sama seperti, “Apa alasan dari
keputusanmu?” Mengapa demikian? Pertanyaan pertama
bernada menghakimi sedangkan pertanyaan kedua
merupakan suatu pertanyaan netral. Karena itu dalam
bertanya, sangat penting untuk mengekspresikan
pertanyaan yang tulus baik secara lisan maupun secara
tidak lisan. Sebagai mentor, Anda harus menunjukkan rasa
ingin tahu yang tulus sambil menahan diri untuk membuat
penilaian yang terlalu awal.
___________________________________________MENTORING
83
Membuat pertanyaan,
mendengarkan,
mengobservasi dan modeling
Hal lain yang perlu diingat dalam mengajukan pertanyaan
adalah sikap mentor dan kerangka pikirnya. Jangan
beranggapan bahwa seorang mentor telah memahami
dinamika hidup sang mentee semata-mata karena mereka
telah mengadakan tiga atau empat pertemuan secara
berturut-turut. Keberadaan dan dinamika seorang manusia
lebih rumit dari apa yang terlihat secara kasat mata. Sang
mentor perlu belajar sabar dalam menggali.
Metafora lainnya yang harus dimasukan dalam pikiran
sang mentor adalah bahwa ia belaku seperti seseorang
yang sedang menantikan sekuntum mawar mekar. Jika kita
memaksakan untuk mempercepat prosesnya, mungkin
sang mawar akan mekar terlalu dini atau terlalu lambat.
Keindahannya tidak akan muncul secara sempurna.
___________________________________________MENTORING
84
oo0oo
Pasal Tujuh
Lanjutan Langkah KeduaDalam Mentoring:
Penerimaan (2)
Keterampilan Mendengarkan
Di zaman ini, karena lebih banyak orang hidup di kota-
kota daripada di desa, hubungan antar manusia menjadi
berubah longgar. Tuan A berhubungan dengan Tuan B
yang adalah seorang penjual susu segar, sebagai seorang
konsumen dengan penyalurnya. Sebaliknya, Tuan B
berhubungan dengan Tuan A, sebagai penyalur dengan
konsumennya. Mereka tidak memiliki minat atau
keperdulian untuk mengenali aspek-aspek lain dari
kehidupan pribadi masing-masing. Hal ini merupakan
___________________________________________MENTORING
85
karakteristik hubungan antar manusia dari kehidupan
modern yaitu, hubungan antar fungsi yang dimainkan oleh
manusia lebih mendominasi hubungan-hubungan yang lain
Akibatnya, banyak aspek-aspek lain yang tidak
ditekankan. Dalam sebuah organisasi, juga berlangsung
demikian. Sebagian orang merasa sangat kesepian hidup
dalam kehidupan modern karena mereka tidak dapat
berbagi perasaan secara pribadi, masalah-masalah, atau
mimpi-mimpinya kepada orang lain. Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan yang tidak terpenuhi padahal sangat
mendasar, dan dalam proses mentoring merupakan suatu
fondasi yang penting untuk mengenali dan memenuhinya.
Bagaimana caranya agar kebutuhan untuk dipahami tadi
terpenuhi dalam proses mentoring? Pernahkah Anda
berharap bahwa Anda memiliki seorang yang dapat
menjadi tempat untuk membicarakan hal-hal yang telah
mengganggu pikiran Anda? Berapa kali Anda mengalami
perasaan lega setelah seseorang menciptakan kondisi
dimana Anda dapat melepaskan semua rasa sesak di dada
dan beban batin Anda?
Karena hal-hal di atas, maka
dalam proses mentoring,
mendengarkan secara proaktif
___________________________________________MENTORING
86
adalah suatu aktifitas yang paling ampuh yang dapat
diberikan oleh seorang mentor.
Apakah arti mendengarkan secara proaktif? Mendengarkan
secara proaktif berarti menyediakan telinga kita
sepenuhnya. Mendengarkan secara proaktif bukan berarti
mentor akan larut dan ikut tenggelam dalam kisah atau
beban emosi seorang mentee. Mendengarkan secara
proaktif bukan juga berarti mentor boleh cepat
memberikan nasehat.
Jadi, apakah mendengarkan secara proaktif itu?
___________________________________________MENTORING
87
Dalam proses mentoring:
Mendengarkan secara proaktif adalah kemampuan untuk memahami secara utuh atau membaca apa yang apa yang diungkapkan seorang mentee tentang sebuah masalah
Mendengarkan secara proaktif juga berarti memmperlakukan perkataan-perkataan seorang mentee lain sebagai percakapan konfidensial
Mendengarkan secara proaktif berarti mentor mengendalikan diri dari menyuntikkan pendapat atau subjektifitasnya
Dalam mendengarkan secara proaktif berarti terdapat kemampuan memberikan
Mendengarkan secara proaktif terutama berarti mencipta
suasana dimana mentee Anda boleh untuk berbicara tanpa
dipotong dan dimana sang mentor menerima bahwa apa
yang dikatakannya sebagai hal yang tulus, setidaknya bagi
si pembicara.
Mendengarkan orang lain bukanlah sebuah diskusi. Peran
Anda sebagai mentor adalah menolong orang lain untuk
mengenali, dan membongkar masalah-masalah mereka.
Dalam menjalankan suatu proses untuk mendengarkan,
secara proaktif, pada dasarnya seorang mentor
memberikan kepada menteenya suatu kesempatan untuk
tiga hal:
1. Memperoleh pemahaman yang mendalam
(insight) terhadap suatu masalah dengan
mengungkapkannya sendiri.
2. Memilah-milah berbagai hal, dan
3. Di dalam proses itu bahkan mungkin ia dapat
mengembangkan satu cara pemecahan
masalahnya.
Darimana kita dapatkan indikator bahwa seorang mentor
sudah mendengarkan dengan proaktif dan baik? Bila
___________________________________________MENTORING
88
seorang mentor melakukan proses mendengarkan dengan
baik, sang mentee akan selalu mendapatkan kelegaan
emosional.
Mentor berujar dalam hati “Paling tidak, sekalipun
saya tidak mengerti dia, saya belajar
mendengarkannya dengan efektif.”
Berdasarkan pemahaman di atas, ada dua aspek dari proses
mendengarkan:
a. Mendengarkan untuk mengidentifikasi
perasaan-perasaan dari mentee yang
terkomunikasikan secara terselubung.
___________________________________________MENTORING
89
b. Mendengarkan untuk mengidentifikasi
motivasi di balik komunikasinya.
Ketika mentee Anda berbicara, mungkin saja ia sedang
mengkomunikasikan lebih dari sekedar kata-kata. Oleh
sebab itu, seorang mentor harus mendengarkan kata-kata
yang diucapkan, namun juga mendengarkan perasaan-
perasaan yang mendasarinya. Ketika seorang mentee
mengkomunikasikan pesan-pesannya, perasaan yang
tersembunyi di baliknya seringkali jauh lebih penting
daripada fakta-fakta yang ada. Fakta-fakta adalah
kenyataan obyektif; namun bagaimana seseorang
menangkap dan merasakan fakta-fakta tersebut
mengidentifikasikan apakah masalahnya sungguh-sungguh
ada atau tidak ada, bahkan juga menunjukkan pada kita
dimensi-dimensi masalah tersebut, dan tingkat
kedalamannya.
Sebagai contoh ketika sang mentee mengungkapkan, “Di
mana telepon seluler saya”? Hal itu dapat ditanyakannya
dalam nada suara yang merefleksikan suatu kebutuhan
akan informasi. Pertanyaan yang sama dapat diungkapkan
sebagai “Ya ampun, di mana telepon seluler saya?” yang
menunjukkan kepada mentor yang peka bahwa ada rasa
___________________________________________MENTORING
90
urgen bahkan ada suatu masalah yang sang mentee sedang
hadapi.
Memang kehidupan modern kita menempatkan suatu
penekanan yang berat pada fakta-fakta dan sangat melatih
kita untuk mencari fakta. Sayangnya, kecenderungan ini
seringkali menghapuskan kapasitas kita untuk mengenali
perasaan-perasaan dari orang lain dan bahkan mungkin
perasaan kita sendiri di balik fakta tadi. Lagi pula,
perasaan-perasaan sangat penting karena mereka
memotivir kita untuk mengambil tindakan dan ketidak-
mampuan kita untuk mendeteksi perasaan-perasaan
mentee akan menyebabkan kita luput mengenali bagian
yang penting dari pesan-pesan yang dikirimkan mentee
kita.
Mengenali Emosi Dari Mentee
Pada dasarnya terdapat empat emosi yang mendasar, yaitu,
emosi takut, marah, dukacita dan gembira. Intensitas
setiap emosi tadi dapat sedikit hingga sangat dalam. Takut
mungkin merentang dari agak tegang hingga panik; marah
mungkin dirasakan sebagai suatu gangguan kecil atau
___________________________________________MENTORING
91
sebagai suatu murka yang tidak terkendali. Demikian juga
dukacita dan kegembiraan.
Tanggapan seseorang terhadap emosi-emosi inipun
bervariasi. Takut atau dukacita dapat sangat ditekan ke
dalam diri seseorang, sehingga orang lain tidak dapat
mengenali. Sebaliknya emosi ini menjadi sangat kentara
dan terkait dengan segenap aktifitas dari orang tersebut.
Emosi-emosi seringkali dikombinasikan dengan
pemikiran-pemikiran, yang membimbing pada perasaan
seperti kekecewaan, dipermalukan, dan kepuasan.
Kemampuan mentor untuk mendeteksi
emosi-emosi dan perasaan-
perasaan orang lain dan
merespon dengan tepat adalah
seni yang sangat vital dalam proses
mentoring.
Bagaimana mendengarkan perasaan
mentee anda? Berikan perhatian pada kata-kata yang
digunakannya secara berulang-ulang. Kemudian cermati
gerak-gerik mentee beserta ekspresi wajahnya. Jangan
meremehkan intonasi, kecepatan, dan saat ia berdiam
___________________________________________MENTORING
92
diri atau melakukan jeda. Karena perasaan-perasaan
memotivir orang untuk melakukan atau membuatnya
enggan melakukan sesuatu, meremehkan perasaan tadi
dapat membatasi efektifitas seorang mentor.
Amati beberapa pernyataan di bawah ini yang mungkin
akan dibuat oleh seorang mentee. Identifikasikan perasaan-
perasaan dan motivasi yang mungkin menggerakkannya
untuk mentes kemampuan Anda mendeteksi perasaan
mentee:
Pernyataan
Mentee
Perasaan yang
terekspresikan
Motivasi Tindakan
yang
Diharapkan
Kelihatannya
hal itu seperti
suatu idea yang
baik… tapi ga
tahu juga yah.
Ambivalensi—
menemukan idea
yang menarik,
namun merasa
takut.
Menunda
atau
menghindari
nya.
Sedikit,
terlambat
atau tidak
sama sekali.
Saya baru saja
mendengar
bahwa
organisasi kita
akan bangkrut!
___________________________________________MENTORING
93
Bapak tidak
menduganya,
bukan?
Atasan saya
baru saja
menghabisi
saya di depan
setiap orang
Tugas ini
membukakan
pintu masa
depan
gemilang untuk
saya
Saya kira saya
tak akan
berhasil dalam
program ini.
Saya sangat
tertinggal jauh
di belakang
___________________________________________MENTORING
94
Dibawah ini terdapat beberapa lagi komunikasi yang
diekspresikan oleh seorang mentee. Dengarkan pesan
emosional yang melandasinya:
“Ketika saya pertama kali bergabung dengan organisasi ini, saya
sungguh berpikir bahwa saya akan mengalami suatu kemajuan.
Dan… sudah dua tahun berlalu sedangkan saya masih
melakukan hal yang sama sejak dulu.”
Tuliskan persepsi anda dapatkan dari pesan tersebut:
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
“Ini merupakan jenis penugasan yang sungguh-sungguh saya
sukai. Saya sangat terlibat di dalamnya hingga tidak ingat kapan
pulang ke rumah. Terkadang saya berbaring hingga larut malam
sambil memikirkannya.”
___________________________________________MENTORING
95
Apakah pesan yang disampaikan oleh mentee di bawah
ini?
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
“Ketika saya membuat presentasi minggu lalu, Saya pikir kamu
akan mendukung pandangan saya. Sebaliknya kamu duduk
dengan diam. Kamu tidak mengatakan apapun. Saya heran,
kamu ini mentor seperti apa sih?”
Pesan apakah yang disampaikan oleh mentee?
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
___________________________________________MENTORING
96
Meningkatkan Keterampilan
Mendengar Secara Proaktif
Bagaimana meningkatkan keterampilan mendengarkan
kita? Ada beberapa cara untuk meningkatkan keterampilan
mendengarkan. Pertama, biasakan untuk menggunakan
komunikasi mata secara efektif. Komunikasi mata adalah
keterampilan terpenting dalam mendengarkan. Jangan
beranggapan bahwa, hanya melakukan kontak mata
sekedarnya sudah cukup. Komunikasi mata yang baik
berarti lebih dari sekedar memandang dengan sapuan
sekilas. Komunikasi mata dapat menciptakan keintiman,
keterlibatan, dan intimidasi.
Intimidasi artinya memandang pada mentee Anda dalam
jangka waktu yang lama - dari 10 detik hingga satu menit
atau lebih. Keterlibatan merupakan hal yang lebih cocok
dalam mentoring. Caranya ialah menatap
mentee Anda untuk 5 hingga 10 detik sebelum
mengalihkan pandangan ke hal lainnya. Hal ini
menunjukkan antusiasme anda, keyakinan diri dan
ketertarikan.
___________________________________________MENTORING
97
Masalah paling sering kita hadapi, ketika kita merasakan
suatu dorongan, adalah melihat ke segala hal kecuali
kepada mentee kita. Mata kita cenderung menyapu setiap
arah seperti kelinci yang ketakutan. Di dalam metoring,
hal ini menyingkapkan kegugupan yang akan terbaca oleh
sang mentee dan berakibat untuk menurunkan kredibilitas
kita sehingga membuat mentee merasa tidak nyaman.
Cara yang tidak baik?
Di lain pihak, ada suatu kebiasaan buruk yang juga dapat
mengganggu dalam proses mendengarkan secara proaktif
yaitu suatu kebiasaan lambat mengedipkan mata Anda.
Disini mentor memejamkan mata untuk lebih dari dua
___________________________________________MENTORING
98
atau tiga detik. Mentee mungkin menafsirkan hal tersebut
sebagai pesan , “Sebagai mentor sebenarnya saya sungguh
tidak ingin ada disini.”
Jadi, kenali kebiasaan Anda dalam berkomunikasi agar
mentee mendapatkan keyakinan bahwa Anda
mendengarkannya secara utuh, baik kata-kata maupun
perasaan yang tersirat di dalamnya.
Kesimpulan
Sangat penting di dalam proses yang baru dipelajari agar
sang mentor terus menerus mempelajari dan meningkatkan
diri dalam pola-pola komunikasi nya. Bila Anda sering
memandang hidung seseorang atau bahunya, atau berhenti
pada leher orang yang Anda pandang, hal itu akan
merupakan masalah baginya. Karenanya tingkatkan dan
tajamkan terus kesadaran Anda untuk pola-pola itu dan
kendalikanlah.
oo0oo
___________________________________________MENTORING
99
Pasal Delapan
Lanjutan Langkah KeduaDalam Mentoring:
Penerimaan (3)
Keterampilan Observasi
Seorang tokoh fiksi yang paling menonjol dalam
kemampuan observasinya adalah Sherlock Holmes
karangan Sir Arthur Conan Doyle. Dokter-dokter yang
hebat juga memiliki daya observasi yang luar biasa.
Demikian juga para produser film. Mereka mengamati dan
mengenali hal-hal yang terluput dari perhatian banyak
orang.
Observasi memang kerapkali merupakan kemampuan yang
menjadi dasar kesuksesan orang di dalam karirnya.
Demikian juga di dalam proses mentoring. Observasi
dapat menjadi jalan masuk bagi mentor untuk mengenali
___________________________________________MENTORING
100
baik pola-pola yang nyata maupun yang tersembunyi yang
dimiliki menteenya. Observasi yang baik bahkan dapat
memberikan kemungkinan baik sang mentor untuk
menyingkapkan penyebab pola-pola tersebut. Lebih lanjut
lagi, orang yang diobservasi merasa dijadikan perhatian
khusus dan mendapatkan “pelayanan” dari mentornya
sehingga ia merasa diterima. Sebaliknya, kegagalan
mengadakan observasi yang baik membuat seorang
mentee merasa diabaikan, disepelekan, bahkan disalah-
pahami.
Mengobservasi dan memetakan…
Seni dan keterampilan observasi tidak dapat dikuasai
dalam waktu singkat. Ini harus menjadi suatu kebiasaan
dan keterampilan yang dipupuk seseorang dengan tekun.
Akhirnya, kemampuan observasi menjadi bagian integral
dalam hidup seseorang ___________________________________________MENTORING
101
Ketika seorang mentor memperhatikan seseorang, dia
harus memberikan perhatian mendetil pada ukuran,
perbandingan, hal-hal tidak wajar, dan bahkan hal-hal
yang normal. Pada dasarnya, kita semua dapat melakukan
hal itu, namun pendidikan dan kebudayaan yang kita
wariskan cenderung mengajar kita untuk memisahkan hal
yang penting dari hal yang remeh. Akibatnya, ketika kita
melakukan observasi, kita cenderung hanya hal-hal yang
dianggap penting saja. Sekaligus kita mengobservasi
hanya hal-hal yang ingin kita perhatikan saja. Akibatnya,
dengan mengobservasi hanya hal-hal yang kita inginkan
saja, kita cenderung mengabaikan banyak hal yang
sebenarnya penting dalam hidup.
Hal Yang Harus Diobservasi Mentor
1. Kecepatan Komunikasi
Kecepatan kata-kata yang diucapkan oleh mentee
menunjukkan apakah ia adalah seorang yang sabar atau
tidak sabar. Cobalah untuk lebih mengerti jika orang
tersebut terlalu hati-hati maka, kata-katanya akan
diucapkan dengan sangat lambat. Jika mentee kelihatannya
___________________________________________MENTORING
102
terburu-buru untuk menyelesaikan kata-katanya, cobalah
untuk menggali lebih dalam mengapa ia melakukannya.
2. Ekspresi Wajah
Beberapa mentee berbicara tanpa suatu riak emosi yang
nyata. Mereka juga sangat pasif dalam komunikasinya.
Sebagian lain berkomunikasi sedemikian rupa sehingga
kata-kata seakan tidak memadai untuk menyingkapkan
perasaan mereka, sehingga mereka menambahkan dengan
berbagai ekspresi wajah pada kata-katanya. Bacalah hal di
balik ekspresi tadi. Tentukan apakah hal itu sesuatu yang
menyakitkan, menyenangkan, atau merupakan kemarahan.
Cobalah untuk melihat pola-polanya.
3. Gerak-gerik
Walaupun gerak-gerik dibatasi oleh budaya, sebagian
orang memiliki gerak-gerik tersendiri. Berikan perhatian
dan cermati gerakan jari-jari mereka dan lengan, gerakan
kepala, atau bahkan postur tubuh. Orang yang tidak dapat
mengekspresikan diri mereka melalui kata-kata akan
menggunakan gerak-gerik tersebut sekalipun mereka tidak
mengenali pola-polanya.
4. Ruang dan Jarak
___________________________________________MENTORING
103
Ketika seorang mentee berdialog, ia akan menempatkan
dirinya dalam suatu jarak tertentu dari mentor. Ketika
seorang mentee merasa nyaman, jarak antara dirinya
dengan mentor akan lebih dekat jika dibandingkan bila dia
merasa tidak nyaman.
Masih banyak hal lagi yang dapat kita perhatikan seperti
misalnya, bagaimana pakaian yang dikenakan oleh sang
mentee, atau seperti istilah-istilah yang digunakan sang
mentee, atau gerakan-gerakan spontannya dan berbagai hal
lain. Mentor yang telah berpengalaman akan
mengembangkan metode-metode observasinya sendiri
dalam mentoring. Sekali lagi, yang terpenting adalah untuk
menahan diri dari memberikan penilaian dan pilahan-
pilahan yang terlalu dini selama proses obervasi.
Salah satu tip penting dalam mengobservasi mentee adalah
mengobservasi cara ia duduk. Seorang mentee dapat
duduk di tepi kursi yang menunjukkan ketegangannya,
atau menyandarkan diri dengan santai yang mungkin
menunjukkan sikap acuh tak acuhnya, atau
kenyamanannya. Lihat pula bagaimana ia melipatkan
tangannya, meremas-remas jarinya, atau mengedap-
ngedipkan matanya. Bahasa tubuh tersebut, seperti
dikatakan oleh Julius Fast, merupakan ungkapan yang
___________________________________________MENTORING
104
menyampaikan banyak informasi. Sama seperti seseorang
sedang mempelajari suatu bahasa yang baru, berbagai
istilah, kosa kata, aksen dan tekanan suara perlu
dikenalinya sehingga ia semakin mahir memahami hal itu,
demikian juga seorang mentor baru yang berusaha
meningkatkan kemampuan observasinya.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana gambar
diri yang diungkapkan mentee melalui kata-katanya.
Apakah ia menggambarkan dirinya sebagai kurban dimana
ungkapan tadi disertai atau diperkuat dengan gerak-
geriknya? Apakah ia menggambarkan situasi dimana ia
berada sebagai arena, penjara, mal, atau hutan belukar
yang menakutkannya? Bandingkan istilah atau gambaran
yang ia pergunakan dengan air muka dan gerak-geriknya.
Kesimpulan
Membuat mentee merasa diterima melalui pemahaman
yang mendalam tentangnya memang membutuhkan
banyak pelatihan bagi seorang mentor, dan salah satu
awalnya adalah dengan mengasah kemampuan observasi.
Kata kunci keberhasilan di dalam urusan ini adalah,
___________________________________________MENTORING
105
“Jangan menyimpulkan suatu hal sampai tidak ada
kemungkinan lain untuk menyimpulkannya.”
oo0oo
___________________________________________MENTORING
106
Pasal Sembilan
Lanjutan Langkah KeduaDalam Mentoring:
Penerimaan (4)
Dialog dan menangani file tersembunyi
Bagaikan mencipta sebuah lukisan, kita perlu lebih dulu
memiliki penopang dan kanvas yang baik. Kemudian
sebagai pelukis kita perlu merasa aman dan tenang serta
senang. Demikian juga dengan proses mentoring. Setelah
mencapai ke tiga elemen mendasar dari proses
penerimaan, aspek lainnya yang harus ditangani adalah
memfasilitasi percakapan atau memulai suatu dialog yang
menunjukkan penerimaan yang “mengalir, bagaikan kuas
yang menari-nari di atas kanvas.”
Dialog dapat didefinisikan sebagai suatu “pertukaran
pemikiran, gagasan atau idea-idea untuk mencari
pemahaman bersama atau suatu keselarasan. Upaya ini
___________________________________________MENTORING
107
perlu terjadi secara terbuka dan mengalir dimana pada
dasarnya, pihak yang terlibat akan berbagi. Dalam
melakukan mentoring, dinamika dari suatu dialog yang
sederhana umumnya berupa rangkaian proses tanya-jawab
sehingga menjadi suatu interaksi yang kaya dan kreatif.
Hal ini berarti kita memadukan ketiga elemen dalam
proses penerimaan ke dalam suatu proses bagaikan tiga
warna yang dipadukan di atas kanvas.
Hal-hal apakah yang dapat membuat suatu dialog menjadi
sesuatu yang positif dan produktif? Anda mungkin dapat
mengidentifikasikan beberapa di antaranya.
Pertama, setiap pelaku dialog perlu belajar
menghargai pandangan orang lain, bahkan jika
pandangan itu berbeda sekalipun dengan
keyakinan dan pemahamannya.
Kedua, dalam berdialog proses berbagi dan
menerima merupakan sesuatu hal penting, namun
___________________________________________MENTORING
108
Dialog
kedua pihak harus tetap dapat menjaga fokus agar
alur proses dialog tetap terarah.
Ketiga, baik mentor maupun mentee memiliki
kesamaan kerangka pikir mengenai tujuan dari
proses mentoring.
Keempat, mentor memainkan peran sebagai
katalisator bagi mentee.
Bagaimana Menciptakan Suatu Kerangka Pikir
a. Membentuk Perspektif
Dalam hidup saya, ada saat-saat dimana saya sering beradu
mulut dengan istri saya. Kami masing masing tidak lagi
mampu memelihara perspektif untuk berbagi atau
memberi dan menerima. Kami tidak lagi menyimak dan
belajar satu sama lain atau bersama-sama. Sebaliknya
dalam kemarahan yang memuncak kami mempertahankan
sudut pandang kami masing-masing. Belakangan, kami
menghentikan pertengkaran mulut dan menemukan
bahwa kami telah mendebatkan masalah yang sepenuhnya
berbeda sama sekali. Hal yang hampir sama seringkali
terjadi dalam mentoring. Ketika kita mengatakan, “Hal apa
___________________________________________MENTORING
109
sih yang telah kita bincangkan?” “Saya lupa apa yang telah
saya katakan” dan “Sampai dimana kita?” Hal ini berarti
bahwa, kita telah menyimpang atau terjebak membahas
hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan sasaran kita
semula
Samakan perspektif
Di awal suatu dialog perlu dipastikan lahirnya suatu
perspektif dengan memiliki terlebih dulu kesamaan paham
atas tiga pertanyaan utama. Jika mentor maupun mentee
sepakat dengan pertanyaan-pertanyaan ini, besar
kemungkinan bahwa dialog akan mendatangkan hasil yang
positif.
Pertanyaan pertama: Mengapa kita ada disini?
Kedua pihak perlu jelas dengan tujuan yang harus
dicapai. Pertanyaan yang sederhana ini dapat
___________________________________________MENTORING
110
ditangani dengan cukup memadai bila mentor
mengatakan sebagai berikut: “Tono, saya lihat sesi
ini merupakan suatu kesempatan bagi kita berdua
untuk mendiskusikan pendekatan yang terbaik
dalam melakukan pekerjaan kita. Apakah hal itu
juga merupakan hal yang kamu ingin capai pula?”
Pertanyaan kedua: Apa yang akan berarti bagi
kamu? Potensi manfaat yang akan diperoleh oleh
kedua pihak yang melakukan dialog sangatlah
penting. Tidak hanya hal ini membantu fokus pada
tujuan dialog, namun bahkan juga akan
meningkatkan motivasi keduanya. Bagi sang
mentee, fokus atas manfaat yang dapat
diperolehnya dapat mengubah suatu sikap yang
apatis menjadi entusiasme.
Pertanyaan ketiga: Bagaimana cara kita
membicarakannya? Memiliki pemikiran yang
jernih di benak mentor mengenai bagaimana
percakapan sepatutnya dilakukan akan membantu
untuk menjernihkan tata-krama hubungannya
dengan sang mentee di dalam dialog ini. Hal ini
akan menghindari munculnya kejutan-kejutan
yang tidak menyenangkan bagi kedua pihak.
___________________________________________MENTORING
111
Sebagai contoh, seorang mentor yang baik
mungkin akan memulai dialog dengan kalimat
sebagai berikut: “Esther, saya akan berusaha untuk
berkata seterbuka mungkin dan sejelas mungkin
dalam dialog ini. Menurut saya, kita dapat
menyediakan sekitar 30 menit untuk menelusuri
berbagai pilihan. Kemudian saya akan
memberikanmu suatu kesempatan untuk
mengambil sebuah keputusan.”
b. Menjadi Katalisator
Di Indonesia, ada banyak sekali desa yang tidak memiliki
sumber air yang memadai. Maka, orang menggali ke
dalam tanah untuk mendapatkan sumber air bawah tanah
tadi kemudian memasang pompa listrik. Nyatanya suatu
pompa air seringkali memerlukan pancingan untuk dapat
berfungsi. Orang menuangkan segayung air ke dalam
pompa, sehingga kemudian air tadi memenuhi pipa-pipa
yang menghubungkannya dengan bawah tanah dan
mendesak udara keluar. Maka terhubunglah segayung air
ini dengan sumber air di bawah tanah. Air menjadi suatu
katalisator. Tanpa kehadirannya, pompa air hanya akan
menyedot udara dan bukannya air. Dengan kehadirannya,
air yang telah dituangkan akan menghubungkan pompa
___________________________________________MENTORING
112
dengan sumber air dibawah dan mengeluarkan udara yang
tidak berguna.
Selama dialog, seorang mentor memainkan peran sebagai
katalisator. Seperti memancing pompa air, seorang mentor
harus menolong menteenya terhubung dengan apa yang
ada di dalam dirinya. Bagaimana hal ini dapat dilakukan?
Berdasarkan tiga elemen penerimaan yang telah
didiskusikan sebelumnya, terdapat lima keterampilan yang
berhubungan dengan proses katalisasi dalam dialog:
Memulai atau mengklarifikasi pertanyaan-
pertanyaan,
Membuat parafrase,
Meringkaskan,
Memperluas, dan
Menggunakan bahasa non-verbal.
c. Bagaimana Melakukan Dialog
___________________________________________MENTORING
113
1. Menciptakan Dialog
Dialog yang baik seringkali dimulai dengan seorang
mentor mengajukan pertanyaan pancingan atau meminta
menteenya mengklarifikasi pernyataan-pernyataannya.
Sokrates adalah seorang filsuf yang sangat dihormati. Ia
sering berada di tempat-tempat publik dan mengajak orang
berdialog. Rahasia Sokrates terletak pada keahliannya
dalam seni menstimulir pembelajaran dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan yang paling
baik adalah yang bersifat langsung namun tidak
menggiring misalnya, pertanyaan terbuka yang dimulai
dengan apa, kapan, dimana atau bagaimana.
Disini ada beberapa contoh pertanyaan terbuka yang akan
sangat membantu untuk memicu dan mengklarifikasi:
‘Apakah bagian yang paling menantang dari tugas Anda itu?’
‘Bagaimana tim Anda menyusun pendekatan yang utuh terhadap masalah tersebut?’
‘Adakah pertanyaan yang masih kamu ingin ajukan?’
___________________________________________MENTORING
114
‘Hal apakah yang belum saya tanyakan yang kamu pikir akan sangat berguna untuk saya ketahui?’
2. Membuat Parafrase
Tujuan dari membuat parafrase atau mengulangi kembali
apa yang seseorang katakan adalah untuk menunjukkan
bahwa Anda dalam melakukan mentoring telah
mendengarkan dan bahwa Anda juga memahami apa yang
telah dikomunikasikan. Hal ini sangat penting karena
seorang mentee akan sangat merasa diterima jika
mengetahui bahwa dirinya telah disimak secara akurat. Hal
ini akan menjadi pendorong untuk terjadinya komunikasi
atau diskusi dan dialog lebih lanjut.
Secara umum terdapat empat jenis parafrase:
a. Pernyataan ulang: Dalam melakukan pernyataan
ulang, sang mentor menyatakan apa yang telah
dikatakan mentee dalam suatu ekspresi verbal yang
lebih ringkas. Dalam pernyataan ulang, sebagai mentor,
Anda perlu menggunakan kata-kata Anda sendiri
daripada sekedar memakai kata-kata sang mentee. Jadi,
dalam melakukan parafrase, janganlah hanya membeo
atau mengulangi dengan tepat kata-kata sang mentee.
Sekali lagi, tujuan dari mengkomunikasikan apa yang
___________________________________________MENTORING
115
telah Anda dengar dari pernyataan-pernyataan mentee,
adalah menunjukkan bahwa bahwa Anda memahami
inti yang ia komunikasikan.
b. Dari umum menjadi khusus: Jika pernyataan mentee
adalah sebuah generalisasi yang abstrak, Anda dapat
membuat parafrase dalam wujud yang lebih spesifik.
Caranya ialah dengan memperluas suatu bagian dari
pernyataan abstrak tadi atau dengan memberikan suatu
contoh tentangnya. Dengan menyatakannya secara
spesifik, Anda menunjukkan bahwa Anda memahami
keseluruhannya. Contoh: “Maksud Anda dengan kata-
kata bahwa Anda ingin atasan yang mengayomi anak
buah ialah bahwa ia mendukung pekerjaan Anda ketika
Anda mendapatkan masalah, begitu?”
c. Dari khusus menjadi umum: Jika pernyataan mentee
sangat spesifik, parafrasekan dengan memberi
pernyataan secara umum atau prinsipil. Dengan
merumuskan apa yang sang mentee komunikasikan
dalam suatu pernyataan yang lebih luas, Anda
mengindikasikan bahwa bukan hanya Anda memahami
pernyataan sang mentee, namun juga pernyataan
mentee pada kenyataannya dapat digeneralisasikan.
Contohnya: “Jadi, Anda bukan hanya ingin
mendapatkan penghargaan lisan ketika mencapai target
yang ditentukan perusahaan, tapi Anda ingin agar
___________________________________________MENTORING
116
atasan Anda menghargai dan menghormati diri Anda
seutuhnya.”
d. Menyatakan ulang dengan bentuk sebaliknya: Cara
parafrase ini memaparkan pengertian Anda atas
pernyataan mentee dengan mengulangi pernyataannya
dalam bentuk sebaliknya. Sebagai contoh, jika mentee
mengatakan manajer lapangan harus melakukan
observasi yang rinci, Anda dapat mengulangi
pernyataannya dengan mengatakan bahwa seorang
manajer lapangan tidak seharusnya mengabaikan
kenyataan kasat mata.
Amati pernyataan-pernyataan berikut ini:
“Dalam proses konseling efektif, konselor
harus mampu memiliki jenis empati tertentu
serta mampu mengekspresikannya secara hati-
hati.”
Sebagai seorang mentor, Anda dapat
memparafrasekan pernyataan ini dalam cara
seperti berikut ini:
Pernyataan ulang:
“Kamu mengatakan bahwa konselor harus
mengungkapkan empatinya secara hati-hati.”
___________________________________________MENTORING
117
Dari umum menjadi spesifik:
“Seorang konselor harus mengekspresikan
empati.”
Dari spesifik menjadi umum:
“Kedengarannya, kamu sepertinya berpikir
bahwa konseling itu kompleks.”
Mengulang pernyataan dengan cara
sebaliknya:
“Maksud anda bahwa konselor seharusnya
tidak boleh bersikap pasif dalam memberikan
empati.”
Ini parafrase bukan?
___________________________________________MENTORING
118
Mentor yang membuat berbagai parafrase mendorong
menteenya untuk berbicara lebih banyak karena sang
mentee tahu bahwa isi hatinya telah dipahami. Hal yang
sangat penting untuk diingat adalah agar mentor
mengamati suatu sinyal bahwa mentee sepakat dengan
penafsiran Anda. Jika tidak ada sinyal yang diberikan,
baik secara verbal maupun non-verbal, Anda perlu
bertanya kepada mentee apakah Anda telah membuat
parafrase pernyataannya secara akurat. Jika Anda
melakukan kesalahan tanpa memeriksanya, maka Anda
justru mendemonstrasikan kesalah-pahaman, yang
selanjutnya akan memperlemah suasana pembelajaran.
Akhirnya, mungkin perlu kita pelajari suatu aspek
penting mengenai parafrase: Sasaran dari membuat
parafrase adalah untuk memberi cermin atau
merefleksikan pengertian Anda dan bukan untuk
mengajukan pertanyaan atau membuat suatu himbauan.
Karena itu, pastikan nada suara Anda diakhiri dengan
menurun dan bukan meninggi. Mengapa demikian?
Mengajukan suatu pertanyaan sebenarnya
menempatkan Anda dalam posisi mengendalikan. Anda
harus menghindarinya. Sasaran Anda adalah
membiarkan mentee memiliki kendali dan hanya
mencerminkan apa yang telah dikomunikasikannya.
___________________________________________MENTORING
119
3. Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah sama dengan membuat parafrase.
Perbedaannya adalah bahwa sasaran dari membuat
parafrase adalah untuk mencerminkan pengertian dan
untuk memeriksa pengertian, sedangkan sasaran dari
menyimpulkan adalah membuat sintesa untuk memeriksa
pemahaman Anda. Anda membuat sintesa melalui
memadatkan inti pengertian dari perkataan-perkataan
mentee dalam satu atau dua kalimat (atau jika
komentarnya sangat panjang, dalam satu pararase).
Kemudian Anda menyampaikan informasi yang telah
disintesakan sebagai sebuah kesimpulan.
Meringkaskan biasanya dimulai dengan frase-frase seperti
berikut:
“Dengan kata lain…”
“Apa yang Anda katakan adalah…”
“Kesimpulannya , Anda berpikir bahwa…”
Berhati-hatilah tentang bagaimana Anda menggunakan
frase-frase tertentu yang mungkin akan menunjukkan
perasaan negatif dan membuat sang mentee menjadi
kurang ingin mengambil resiko untuk ambil bagian dalam
menyimpulkan. Sebagai contoh, terlalu banyak
menggunakan frase yang sama seperti, “Sebagaimana yang
___________________________________________MENTORING
120
saya dengar, sebenarnya apa yang kamu katakan
adalah…” ini justru malah kedengaran mekanistis.
4. Memperdalam
Tujuan dari memperdalam apa yang mentee sampaikan
mungkin dapat menunjukkan suatu perasaan negatif dan
membuat mentee enggan untuk mengambil resiko dalam
membagikan pendapat. Jika yang Anda tambahkan cocok
dengan apa yang telah disampaikan oleh mentee, ini bukan
hanya mengkomunikasikan pemahaman tapi juga
memperkaya atau memperluas pemahaman bersama. Pada
umumnya, baik informasi yang bersifat teknis maupun
informasi tentang pandangan pribadi dan perasaan-
perasaan dapat diperluas.
___________________________________________MENTORING
121
Informasi mengenai pandangan pribadi dan perasaan-
perasaan adalah tentang apa yang disampaikan oleh sang
mentee tentang dirinya sendiri selama diskusi. Anda juga
dapat memberi tambahan pada informasi sejenis ini, tapi
lakukan dengan hati-hati dan penuh kepedulian. Hal ini
merupakan suatu metode yang kuat untuk
mendemonstrasikan pemahaman yang mendalam, namun
juga cukup menantang untuk dilakukan secara meyakinkan
dan efektif. Memperdalam dengan cara demikian menuntut
Anda untuk sangat berempati terhadap mentee. Berikut ini
adalah dua contoh tentang apa yang dapat dikatakan oleh
seorang mentor ketika memperluas informasi pribadi:
“Jadi, kamu menasehatkan kerabatmu untuk
belajar. Saya dulu pernah mengalami situasi
seperti yang kamu alami. Sebagai seorang mentor
saya harus menolong seseorang yang tidak ingin
berbicara dalam bahasa Inggris padahal
pekerjaannya mengharuskan dia untuk bekerja
sebagai anggota tim yang terdiri dari banyak
expatriat.”
“Saya setuju! Setelah pulih dari pukulan akibat
penyakit Alzheimer ayah saya, saya merasa
kesepian dan juga marah.”
___________________________________________MENTORING
122
5. Menggunakan Gerak-gerik Dan Sikap Tubuh
Sikap non-verbal mentor dapat memicu pompa dialog atau
justru menghambatnya. Bila Anda mengkomunikasikan
pemahaman Anda dan berempati terhadap mentee, maka ia
terdorong untuk merasa nyaman. Sebaliknya, sikap non-
verbal tertentu dapat mengakibatkan efek merusak yang
mungkin menyingkapkan suatu perasaan negatif dan
menghambat komunikasi lebih lanjut. Sebagai contoh,
menggelengkan kepada ketika tidak setuju, cemberut, atau
tiba-tiba memajukan kursi Anda, mungkin dapat memberi
tanda negatif dan mengakibatkan rasa tidak nyaman pada
diri mentee.
Suatu gerak-gerik yang pantas misalnya adalah
menganggukkan kepala Anda atau mengatakan “hmm..”
mengindikasikan pemahaman dan mendorong dialog
lanjutan. Namun, sebaiknya hal tadi jangan telalu sering
dilakukan, karena gerakan-gerakan ini akan membuat
mentee akan merasa bahwa Anda mencoba untuk
memanipulir proses percakapan lebih dari sekedar
mendengarkan dan memberi dorongan.
6. Yang Patut “dilakukan” Dan Yang “harus
dihindarkan” dalam Berdialog
___________________________________________MENTORING
123
Dialog adalah kerja sama antar pribadi dalam menangani
sejumlah percampuran fakta-fakta, figur-figur, dan
perasaan-perasaan untuk memadukan insight dan
pengertian. Dialog mencapai efeknya yang tertinggi bila
Anda:
Mendengarkan.
Tidak mengajari.
Mengijinkan ketidak sepakatan.
Menciptakan iklim yang hangat dan memberi
dorongan.
Peka terhadap pembelajaran yang terjadi.
Berusaha keraslah untuk belajar dari mentee
seperti yang Anda harapkan dari mereka, dan
Tidak menekan mentee untuk menjawab atau
bersikap sebagaimana yang Anda pikir seharusnya
ia lakukan.
___________________________________________MENTORING
124
Di atas segalanya, sebagai mentor, Anda perlu menjadi
otentik. Jadilah otentik ketika menyamakan pola analisis,
mengajukan pertanyaan dan menyimpulkan diskusi dengan
mentee Anda daripada melakukan sesuatu untuk
memanipulir semata-mata untuk mempertahankan dialog.
Diskusi adalah suatu kesempatan bagi mentee untuk
meningkatkan pembelajaran mereka, bukan kesempatan
mengajar bagi mentor. Sekali lagi mentor harus berani
membiarkan sang mentee berproses dengan pikirannya
sendiri. Usahakan sebagai mentor untuk tidak
mendominasi diskusi. Anda tidak perlu berkomentar
tentang segala yang dikatakan oleh mentee. Kadang-
kadang suatu kata singkat seperti “baik’ atau ‘Terima
Kasih’ merupakan respon yang terbaik dan menghasilkan
suasana belajar.
7. File-file tersembunyi
Melakukan apa yang harus dilakukan dan yang patut
dihindarkan seperti yang dijelaskan di atas mengharuskan
seorang mentor untuk sadar dengan bias-bias pribadinya,
agenda, luka emosional dan gambar dirinya sendiri.
Komunikasi seringkali mengalir tanpa banyak upaya yang
dilakukan secara sadar karena kemampuan pikiran bawah
sadar mentor akan mengendalikan prosesnya. Isi dan
dinamika pikiran bawah sadar sang mentor sangat
___________________________________________MENTORING
125
mempengaruhi dan seringkali tidak dapat dielakkan oleh
pemiliknya. Jika kontennya penuh dengan luka-luka dan
kenangan negatif, hal tadi akan mengalir dengan
sendirinya ke dalam proses mentoring.
Karena itu, seorang mentor harus bertanya pada dirinya
sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Kata-kata apakah yang saya tidak suka
dengar?
Apakah sikap non-verbal dari orang lain
yang membuat saya merasa tidak
nyaman?
Apakah kata-kata yang paling sering saya
gunakan?
Selanjutnya, galilah lebih dalam untuk menemukan
penyebab dari masing-masing hal tersebut dalam upaya
Anda untuk memahami diri Anda, khususnya pikiran
bawah sadar Anda secara lebih mendalam demi tujuan
untuk meningkatkan proses mentoring Anda. Berkat Allah
datang dengan dua sisi: Anda dan mentee akan sama-sama
diberkati.
Swa-evaluasi Terhadap File-file Tersembunyi
___________________________________________MENTORING
126
1. Daftarkan lima saat yang paling bahagia dalam
hidupmu. Berikan poin pada masing-masingnya dengan
nilai 10 yang tertinggi dan 1 yang terendah.
2. Daftarkan lima pengalaman yang paling menyakitkan
dalam hidup anda. Masing-masing diberikan poin
dengan nilai 10 untuk yang paling menyakitkan dan 1
untuk yang paling kurang menyakitkan.
3. Sekarang, tuliskan tanggal/tahun di sisi masing masing
kejadian.
4. Cobalah berpikir peristiwa manakah yang masih
mempengaruhi hidupmu, prioritas, nilai-nilai, dan rasa
tidak senangmu hingga saat ini.
5. Pikirkan akibat dari tiap tiap peristiwa itu terhadap
kapasitas mental Anda.
6. Tuliskanlah temuan-temuan anda:
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
___________________________________________MENTORING
127
_______________________________________________
_______________________________________________
Pasal Sepuluh
Langkah Ketiga Dalam Mentoring:Transfer Perbekalan
___________________________________________MENTORING
128
Setelah seorang mentor berhasil mengundang seseorang
masuk dalam proses mentoring dan membangun hubungan
dengannya melalui penerimaan, maka arena telah
dipersiapkan bagi peristiwa yang sangat mendasar dalam
mentoring yaitu mentransfer atau memberi bekal. Pada
dasarnya, seorang mentee menjumpai mentor karena ia
ingin mendapatkan pemberian yang dapat ditransfer oleh
sang mentor. Dalam hal ini ada berbagai jenis bekal atau
pemberian yang dapat ditawarkan seorang mentor.
Pembekalan Melalui Konfrontasi Produktif
Hubungan antara bekal dan konfrontasi seakan aneh.
Maksudnya, adalah terkadang seorang mentor harus berani
mengkonfrontasi sikap mentee, kelakuan, atau rencana-
rencananya jika hal-hal tadi berpotensi untuk
menghancurkan hidup sang mentee. Namun mengkritisi,
mengancam, atau menekan seorang mentee untuk
mengadopsi suatu cara yang lain dapat juga menurunkan
___________________________________________MENTORING
129
harga diri sang mentee dan berakibat negatif. Kritik yang
terlalu menusuk juga dapat merupakan hal yang tidak
efektif, bahkan dapat menyebabkan sang mentee mundur
dari hubungan yang sudah dipupuk dengan baik.
Pakar-pakar komunikasi mendapatkan bahwa konfrontasi
ternyata lebih tidak terasa menakutkan jika dikalimatkan
dengan menggunakan kata ganti “saya.” Hal ini
merupakan suatu pesan yang otentik dari mentor daripada
pesan yang menggunakan kata ganti “kamu”. Pesan
“kamu” dapat memberi kesan merendahkan: “Kamu harus
menghentikan hal ini walaupun hal ini tidak sepenuhnya
salah.” Bandingkan bila pesan tadi disampaikan dengan
menggunakan kata “saya” seperti ini: “Menurut hemat
saya, mungkin hal itu seharusnya dihentikan walaupun
tidak sepenuhnya salah.”
Suatu pesan dengan istilah “saya” biasanya memiliki tiga
bagian:
Suatu deskripsi netral mengenai apa yang Anda
anggap ingin dilakukan oleh mentee.
Suatu pernyataan mengenai kemungkinan
terjadinya dampak negatif bagi orang lain akibat
perilaku atau pola pikir sang mentee.
___________________________________________MENTORING
130
Pernyataan tentang perasaan yang Anda miliki
mengenai rencana mentee.
Suatu pesan “saya” lebih berhasil karena ia tidak
memberitahu mentee bagaimana bersikap. Menteelah yang
memutuskan setelah mengetahui dimana posisi sang
mentor. Misalnya: Mentee Anda menyatakan, dengan
pasti, keinginannya untuk mengkonfrontir seorang
penyelia dari departemen yang lain. Upaya untuk
menghindarkan terjadinya hal itu mungkin akan seperti
berikut ini:
Mentor: “Saya prihatin bahwa kamu akan melabrak Jono, karena
perjumpaan seperti itu akan menghancurkan
hubungan kamu dengan departemennya, bukan hanya
dengan dirinya.”
Mentee: “Saya tidak peduli! Dia perlu segera merasakannya”.
Mentor: “Sekarang saya merasa prihatin bahwa kamu akan tetap
bertindak tanpa mempedulikan akibat-akibatnya di
kemudian hari.”
Setelah suatu pesan “saya” dikirimkan, dapat terjadi sang
mentee bergeser ke alur yang berbeda. Lanjutkan proses
yang ada dengan modifikasi pesan “saya” jika hal itu
___________________________________________MENTORING
131
terjadi, Namun jangan mengulang pesan yang sama.
Sebaliknya, jika sang mentee berubah ke suatu pendekatan
yang lebih konstruktif, Anda dapat mulai memasuki proses
menyimak dengan aktif dan memberi umpan balik
reflektif.
Latihan Membuat Pesan Dengan Kata “saya”
_______________________________________________
Tuliskan pesan “saya”yang pantas bagi setiap dari ketiga
situasi yang jelaskan di bawah ini.
1. Mentee anda telah membuat komentar yang tidak sopan
mengenai latar belakang etnis, budaya, atau ras seorang
rekan kerja.
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
2. Mentee Anda mengatakan bahwa, sepertinya proses
mentoring tidak banyak membantu dirinya sehingga ia
akan mengakhiri hubungan ini
___________________________________________MENTORING
132
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
3. Mentee Anda bekerja sepenuh waktu dan juga memiliki
tanggung-jawab keluarga. Ia berkata bahwa ia bermaksud
ingin mengambil kursus di malam hari mulai bulan depan
walaupun bebannya sudah sangat berat. Anda kuatir
bahwa kelebihan beban ini akan menyebabkan kegagalan
baginya bahkan kekecewaan.
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
Lihatlah pesan “saya” Anda sekali lagi. Apakah memiliki
isi pesan yang jelas?
___________________________________________MENTORING
133
1. Suatu pernyataan yang jelas dan netral
mengenai problem seperti yang Anda
tangkap?
2. Suatu pernyataan mengenai konsekuensi
negatif yang Anda yakini akan muncul akibat
tindakan mentee?
3. Suatu pernyataan dari perasaan Anda atau
keprihatinan Anda tentang sikap atau
keinginan mentee?
Mentor Versus Mentee
Study Kasus: Ray
Anda adalah Imelda, seorang trainer operator lapangan
yang sangat sukses, yang telah lebih dari lima tahun secara
konsisten mendapatkan penghargaan tertinggi dari divisi
Anda. Tiga bulan yang lalu Anda diminta untuk
berpartisipasi dalam suatu program mentoring formal
terhadap para lulusan baru perguruan tinggi yang baru
direkrut.
___________________________________________MENTORING
134
Anda ditugaskan untuk menjadi mentor Ray Sahetappy
selama masa enam bulan pertamanya. Ray memberi kesan
pada Anda seakan ia adalah seorang yang sangat ingin
meningkatkan karirnya secepat mungkin. Bagi Anda tidak
ada salahnya dengan ambisinya tadi karena hal itu mirip
dengan ambisi Anda sendiri. Namun, anda
mempertanyakan beberapa metodenya.
Ray kelihatannya memberikan seluruh waktu dan
energinya untuk membuat koneksi daripada
mendemonstrasikan kemampuannya dengan mencapai
kinerja yang tinggi. Ray menganggap penugasan kerja dari
supervisornya sebagai “hal yang merepotkan”. Dia
“menunjukkan proses kerja yang ceroboh,” kepada
supervisornya. Organisasi anda telah merampingkan diri
tiga tahun yang lalu dan dalam prosesnya beberapa lapisan
manajemen telah dihapuskan.. Saat ini organisasi Anda
mewajibkan setiap orang untuk memikul beban yang berat.
Ketika anda menjelaskan hal ini kepada Ray, ia melihatnya
sebagai suatu kesempatan. Dia menanggapinya dengan
“berarti hanya akan ada sedikit orang yang menjadi
pesaing saya”. Ia pun melanjutkan proses kerja dan kinerja
seperti sebelumnya.
___________________________________________MENTORING
135
Pada awalnya Ray menyusahkan Anda, namun kemudian
ia menafsirkan usaha Anda untuk menolongnya sebagai
“pendorong keberhasilan saya”. Jauh lebih mudah bagi
Anda untuk merekomendasikan agar Ray tidak
dipertahankan sebagai karyawan. Namun, sebagai mentor
yang ditunjuk baginya, Anda merasa bahwa Anda harus
membuat upaya yang lebih baik lagi untuk menyelamatkan
dia. Di dalam hati Anda tidak yakin bagaimana harus
melakukan hal itu.
Alat untuk Memilah Kasus Ray
Mungkinkah persepsi Ray mengenai pendakian di jenjang
karir menjadi akar masalahnya?
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
___________________________________________MENTORING
136
Bila mempertimbangkan fakta adanya perampingan
organisasi, bukankah pendapat Ray telah kadaluwarsa?
Berikan pendapat Anda!
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
Model mental seperti apakah yang mungkin dimiliki Ray
tentang kehidupan karirnya? Daftarkan tiga atau lebih
kemungkinan model mentalnya!
1.
_______________________________________________
_______________________________________________
2.
_______________________________________________
_______________________________________________
3.
_______________________________________________
_______________________________________________
___________________________________________MENTORING
137
Dari konsep-konsep dan alat-alat yang telah dibahas dalam
pasal ini, kembangkanlah suatu rencana mentoring untuk
Ray. Susunlah garis besar rencana Anda!
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
Apakah persaingan internal ataukah kerja sama internal
yang lebih menawarkan imbalan terbesar dalam
peningkatan profesionalitas pelayanan kita? Jelaskan
pandangan Anda!
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________
___________________________________________MENTORING
138
Pembekalan Melalui Pemberian Informasi yang
Memadai Bagi Mentee
Kita perlu menyadari bahwa merupakan tanggung-jawab
seorang mentee untuk memulai suatu perubahan di dalam
hidup mereka. Sebagai seorang mentor, pekerjaan Anda
adalah untuk mendengarkan, bertanya dan kadang kadang
mengkonfrontir keputusan-keputusannya yang tidak tepat.
Hal yang juga penting untuk dilakukan ialah bila kita
sebagai mentor secara berkala menyediakan informasi
yang dapat dipergunakan seorang mentee sebagai
pedoman baginya dalam proses pembuatan keputusan.
Informasi yang netral dan faktual dapat memberdayakan
seorang mentee atau disimpan baginya untuk menghadapi
kebutuhan mendatang. Sekali lagi, pemberian informasi
bukanlah pemberian opini atau nasehat. Mengapa? Suatu
opini dan nasehat cenderung bersifat subjektif dan
mungkin lebih dihargai oleh pemberinya daripada oleh
penerimanya.
___________________________________________MENTORING
139
Aku cuma ngasih nasehat, koq kamu marah
Ketika seseorang yang bermasalah siap memecahkan
masalahnya, seorang mentor dapat menyediakan informasi
yang relevan, sementara tetap membiarkan tanggung-
jawab memecahkan masalah ada pada orang itu. Kadang-
kadang seorang mentor dapat menunjukkan jalan untuk
menteenya dalam menemukan informasi bermanfaat,
namun harus tetap membiarkan mentee melakukan
risetnya sendiri
Pembekalan Melalui Pelimpahan
Kuasa Dan Wewenang
Para supervisor yang baik, para manajer, dan eksekutif
tidak hanya “mendelegasikan” tugas, pekerjaan maupun
proyek. Mereka memberikan wewenang! Bila seseorang
ditugaskan untuk melaksanakan satu tugas karena mereka
___________________________________________MENTORING
140
memiliki pengetahuan yang tepat, keterampilan-
keterampilan, dan kemampuan, mereka juga harus
diberikan wewenang untuk membuat keputusan-keputusan
utama yang berhubungan dengan proyek tersebut. Tanpa
pemberian wewenang yang cukup mereka akan terkekang
dan tidak dapat bekerja dengan maksimal.
Menyerahkan wewenang kepada orang lain
mengindikasikan suatu tingkat kepercayaan yang
signifikan dan keyakinan mentor pada kemampuan
mereka. Jenis kepercayaan ini bisa mendatangkan efek
yang positif dan abadi yang berdampak pada
perkembangan seorang mentee. Sebagai seorang mentor,
Anda dapat menolong meningkatkan kepercayaan diri
mentee anda dengan memberikannya satu tanggung-jawab
dan hanya melakukan pemeriksaan melalui laporan
kemajuannya saat ini dan kemudian. Jadi, Anda tidak
meneliti setiap detil urusannya.
___________________________________________MENTORING
141
Nggak akan kuperiksa pekerjaanmu, kecuali
kalau……
Memberikan ijin adalah aspek mentoring lainnya yang
sangat berharga. Sebagai contoh, Anda mungkin
menjumpai seorang mentee yang memendam ketakutan
yang mendalam sehingga ia menjadi workaholic dalam
pekerjaannya. Ia juga terus bekerja terlalu keras untuk
memperoleh pengakuan, atau mendapatkan banyak uang.
Anda mungkin perlu bertindak sebagai beban
penyeimbang baginya dengan terlebih dahulu
menyampaikan pesan yang memberitahu kepada sang
mentee bahwa tidaklah bermakna jika ia berjuang untuk
selalu menang, mengambil resiko tinggi, berstrategi,
mengubah hal-hal, atau menjadi lebih cerdas dari orang
lain dengan mengorbankan hal-hal yang esensial..
Pembekalan Melalui Pemberian Dukungan Untuk
Mentee Menelusuri Pilihan-pilihan Yang Dihadapinya
___________________________________________MENTORING
142
Seorang mentee seringkali membatasi diri mereka sendiri
dalam pemikiran “either/or” (ini atau itu) dan menjadi
sangat emosional ketika mereka merasa bahwa “mereka
tidak dapat berpikir karena stress atau kerumitan situasi
yang ia alami.” Pertama, dengarkan dengan cermat untuk
mendapatkan inti permasalahan dan kesulitan sang mentee.
Kemudian yang kedua, Anda dapat mengusulkan agar
bersama-sama mencurahkan gagasan solusi-solusi atau
pilihan tindakan-tindakan. Dalam hal ini, sebagai mentor
Anda perlu mengendalikan diri agar tidak menggiring sang
mentee ke arah satu pilihan saja, karena sang menteelah
orang yang harus menentukan pilihan dan menjalaninya
sendiri agar ia dapat bertumbuh.
Dampak Pertumbuhan
Ada suatu pertanyaan yang sangat penting dalam proses
mentoring: “Apakah ini saat yang tepat untuk sang mentee
berubah?” Ada waktu dalam hidup ketika pertumbuhan
pribadi seseorang mendatangkan tekanan situasi, seperti
___________________________________________MENTORING
143
saat seorang remaja yang ingin bertumbuh menjadi
dewasa. Tugas seorang mentor adalah menjadi peka akan
saat yang tepat bagi menteenya untuk beranjak dan
berubah.
Coba, identifikasikan tiga situasi dimana seorang mentee
mungkin telah siap untuk beranjak ke arah suatu tahap
pertumbuhan yang baru.
1._____________________________________________
_______________________________________________
2._____________________________________________
_______________________________________________
3._____________________________________________
_______________________________________________
Pikirkan kembali satu keputusan penting yang telah Anda
buat dalam hidup pribadi yang dilematis. Daftarkan tiga
hal yang Anda butuhkan dari orang-orang dekat.
1._____________________________________________
_______________________________________________
2._____________________________________________
_______________________________________________
___________________________________________MENTORING
144
3._____________________________________________
_______________________________________________
Pikirkan kembali dalam hidup Anda ketika Anda telah
membuat, atau hampir membuat, kesalahan yang serius
atau penilaian yang keliru. Identifikasikan tiga hal yang
yang dapat dilakukan untuk mencegah situasi itu berubah
menjadi buruk.
1._____________________________________________
_______________________________________________
2._____________________________________________
_______________________________________________
3._____________________________________________
_______________________________________________
Pertimbangkan yang manakah dari situasi ini, dimana
seorang mentor yang efektif dapat memberikan pengaruh
yang lebih baik bagi mentee yang mengalami hal di atas?
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
___________________________________________MENTORING
145
_______________________________________________
_______________________________________________
Kesimpulan
Bekal-bekal akan memperkaya seorang mentee. Namun
pada saat yang bersamaan, sekaligus memperluas hati sang
mentor. Melalui pengalaman mentransfer dan menerima
bekal, baik mentor maupun menteenya akan diperkaya.
oo0oo
___________________________________________MENTORING
146
Pasal Sebelas
Langkah KeempatDalam Mentoring:
Memperluas Proses Pembelajaran
Memperluas Pembelajaran Agar Mentee
Menjadi Mandiri
Jika sebagai mentor, Anda melakukannya secara tepat,
mentoring dapat menjadi sebuah proses yang membuahkan
banyak hasil. Sebaliknya, proses ini dapat menjadi suatu
jebakan kejiwaan dimana sang mentor maupun menteenya
menjalin hubungan yang menimbulkan stagnasi.
Mengapa? Stagnasi berarti, walaupun hubungan yang ada
dinikmati kedua belah pihak, jalinan hubungan ini tidak
mematangkan sang mentor maupun sang mentee. Dalam
hubungan ini terjadi situasi ko-dependensi. Ko-dependensi
artinya, kedua belah pihak saling bergantung dan
menikmati kebergantungan tadi. Terjadi keintiman, namun
___________________________________________MENTORING
147
mereka kehilangan kebebasan dan kemandirian masing-
masing untuk memilih, menumbuhkan diri, dan belajar.
Mandiri atau tidak kalau begini jadinya?
Dari mana hal tadi muncul? Karena proses mentoring
terdiri dari serangkaian percakapan, maka hasil dari proses
percakapan ini akan dapat merupakan hal yang positif,
yaitu masing-masing pihak menjadi semakin bebas dan
mandiri, namun dapat juga menjadi pencipta ko-
dependensi tadi.
Sekarang, Anda sepakat bahwa suatu percakapan haruslah
dilakukan dengan cara tertentu sehingga beberapa hal
dapat menjadi patokan kita sebagai mentor:
___________________________________________MENTORING
148
1. Mentor perlu memberikan secukupnya kepada
mentee untuk dicerna.
2. Setiap kali berinteraksi, sebagai mentor,
berikanlah sedikit demi sedikit pemahaman atau
informasi.
3. Sebagai mentor, janganlah memberi terlalu sedikit
bagi mentee yang sudah siap, butuh dan haus
pemahaman baru.
4. Jangan pula memberikan terlalu banyak sehingga
mentee menjadi kewalahan dan tenggelam dalam
arus asupan bagi mereka.
Pada titik ini kita tiba pada penyimpulan bahwa suatu
proses mentoring yang terbaik terjadi dalam suatu
percakapan yang berkualitas tinggi antara seorang mentor
dengan mentee. Namun, walaupun percakapan sangat vital
dalam mentoring, jalan atau lorong yang dijalani oleh sang
mentee untuk tiba pada suatu insight dan penemuan
(discovery) lebih daripada sekedar menjalani proses
berdialog. Tadi sudah dipaparkan bahwa pada
kenyataannya, proses dialog sendiri dapat sangat
menggoda karena dapat menciptakan suatu ko-dependensi.
Hal ini berarti bahwa, seorang mentor dan menteenya
dapat menciptakan situasi dimana mereka menjadi terlalu
nyaman satu sama lain. Mentor memperoleh kepuasan
dengan menyaksikan pertumbuhan sang mentee. Hasil ini
___________________________________________MENTORING
149
akan menggiringnya pada lebih banyak lagi percakapan
atau perjumpaan. Sang mentee juga menikmati berada di
sekitar mentor yang bijak dan menghargainya. Mereka
membentuk suatu zona aman bersama yang akhirnya dapat
menjebak mereka berdua. Walaupun kenyamanan sudah
barang tentu bermanfaat dalam memfasilitasi komunikasi
tingkat tinggi, kenyamanan tadi akan membuat mereka
memasuki lingkaran yang membuat mereka tidak bebas
lagi menghentikannya. Baik mentor dan mentee kian
menantikan pertemuan selanjutnya atau kenyamanan yang
selanjutnya. Mereka menjadi sangat bergantung pada
hubungan tadi dan tidak mengharapkan kehilangan hal itu.
Dalam situasi seperti itu, sang mentor bahkan mungkin
menjadi ragu untuk memakai pendekatan yang lebih tegas
ketika diperlukan.
Menyadari bahaya atau resiko seperti itu, disini seorang
mentor perlu menyadari bahwa bahwa secercah
ketergantungan saja akan dapat melemahkan suasana
pertumbuhan dan kebebasan untuk menelusuri berbagai
pilihan dalam proses mentoring. Jika rasa bersalah dan
ketidak-nyamanan pada diri mentor sudah menyusup
dalam hubungan mentor dan mentee, kita tahu bahwa
ketergantungan mulai mengalir di dalamnya. Untuk
menghindarinya, kita perlu memperluas proses
___________________________________________MENTORING
150
pembelajaran sehingga melampaui proses percakapan dan
dialog saja. Jadi, suatu bentuk pembelajaran yang baru
harus diciptakan.
Profil mente yang otentik?
Seorang mentor harus mampu menemukan cara untuk
menciptakan suatu keadaan dimana sang mentee dapat
mendapatkan suatu perasaan puas diri karena ia sendiri
mendapatkan cara belajar atau cara kerja dan insight yang
otentik. Otentik artinya, benar-benar merupakan hasil kerja
kerasnya dalam menelusuri pilihan-pilihan, dalam
mencoba dan menanggung kekeliruan, dan dalam
menyempurnakan diri dalam praktek nyata. Memang perlu
senantiasa kita ingat bahwa, akibat dan sasaran dari
pembelajaran yang seluas itu akan menyebabkan sang ___________________________________________MENTORING
151
mentor mulai tidak diperlukan untuk berperan sebesar
sebelumnya dan berangsur-angsur akan keluar dari
hubungan yang mereka ciptakan, bahkan akan tiba saatnya
dimana ia akan meninggalkan mentee seorang diri untuk
menemukan jalan menuju kedewasaannya sendiri.
Sayangnya, di Indonesia banyak mentor tidak siap untuk
menghadapi kenyataan bahwa sang mentee sudah tiba
pada suatu tingkat kedewasaan yang membuat mentee ini
tidak lagi membutuhkan mentoring oleh dirinya. Banyak
mentor menginginkan kesetiaan sang mentee, sehingga
kecenderungan mereka adalah lebih membangun kesetiaan
sang mentee daripada memberikannya kebebasan mentee
secara berangsur-angsur sampai ia mandiri. Sambil
mengingat bahwa mentee adalah bukan milik kita, maka
sekalipun sangat tidak enak untuk dialami, kontribusi
terbesar yang dapat Anda sebagai seorang mentor berikan
kepada perkembangan mentee adalah dengan membiarkan
hubungan itu berangsur-angsur berubah hingga suatu titik
dimana Anda tidak lagi dibutuhkan. Sekali lagi, hal itu
dapat menjadi hal yang tidak enak untuk dialami, karena
Anda merasa tidak lagi berguna. Tiga hal dapat dijadikan
tumpuan untuk menghadapi titik itu dengan rela.
___________________________________________MENTORING
152
Memastikan Transfer Pembelajaran
Ketika kita belajar berenang, tidaklah cukup bagi kita
untuk mempelajarinya dari sebuah buku panduan atau film
saja. Dalam proses pembelajaran ini, selain mendengarkan
cara-cara berenang yang baik dari seorang instruktur, kita
harus sungguh-sungguh memiliki pengalaman masuk ke
dalam air yang dingin, menelan air dengan tak sengaja,
dan sekali-kali mengalami kram betis atau terengah-engah
dalam upayanya untuk terus berusaha mengambang.
Mentoring tidak akan menjadi pengalaman efektif jika
sang mentor berbicara seperti text-book dan gagal
menawarkan “air untuk praktek renang tadi.” Target
mentoring bukan hanya sekedar pembelajaran. Sasaran
dari mentoring adalah memupuk menteenya untuk mampu
menghasilkan kinerja yang lebih baik, produktifitas yang
lebih besar, peningkatan efektifitas dan kepercayaan diri
yang lebih kuat dan wajar.
Jadi, mentoring sebagai proses pembelajaran bukanlah
dilakukan hanya demi proses pembelajaran semata.
Pembelajaran harus mendatangkan hasil yang diinginkan.
Mentor tidak perlu membantu menteenya untuk meluaskan
___________________________________________MENTORING
153
pengetahuan mereka saja, namun untuk menerapkan
pengetahuan atau pemahaman itu sendiri.
Mentor yang telah berpengalaman tahu bahwa proses
pembelajaran belum selesai dijalani sebelum sang mentee
telah dalam arus kehidupan. Dalam hal ini memang ada
berbagai jenis tindakan dalam mentoring yang dapat lebih
memastikan bahwa apa yang telah dipelajari dalam proses
mentoring juga dapat diterapkan dalam sistuasi lapangan
yang sesungguhnya.
Jadilah Untuk Yang Pertama Hadir
Pada saat mentee Anda siap untuk melakukan ‘terbang
solo’, sebagai seorang mentor, Anda perlu mengirimkan
pesan-pesan lisan dan non-lisan yang memberikan afirmasi
atas masuknya ia ke tahap yang baru.
Terlepas dari apakah ia akan mendapatkan sukses ataupun
gagal pada terbang solonya yang pertama, jadilah sportif.
Tawarkan bantuan, namun jangan secara otomatis Anda
terlalu mudah memberikan bantuan Anda. Mentee perlu
merasa mandiri dan menghadapi resiko serta bahayanya
sendiri. Jika anda dapat berada disana secara nyata,
___________________________________________MENTORING
154
ambillah peran sebagai penggembira dan bukan sebagai
juru mudi. Biarkan mentee menyadari bahwa mentornya
ada di dekatnya, serta sang mentor menganggap penting
upaya yang dilakukan oleh sang mentee sehingga ia
semakin merasa percaya diri. Contoh dari afirmasi itu
adalah kata-kata seperti ini: “Hari ini semua yang kita
percakapkan akan diuji di lapangan. Saya sangat
berterima kasih karena kamu memberikan saya
kesempatan menjadi mentor selama beberapa bulan ini.
Kemajuan yang kamu alami juga menggembirakan.
Karenanya, kalau untuk upaya yang pertama ini kamu
tidak mencapai standar kinerja yang diinginkan, janganlah
kecewa. Hal yang penting adalah terus belajar dari apa
yang kamu hadapi.”
Mengamati Hambatan Penerapan Pembelajaran
Seorang konsultan dan trainer, sering mendapat pertanyaan
dari kliennya seperti ini: “Bagaimana Anda dapat
meyakinkan orang yang telah Anda mentor untuk
berfungsi secara efektif dalam sistem kita yang sangat
buruk ini? Tidakkah Anda berpikir bahwa orang seringkali
akan menyerah terhadap sistem?”
___________________________________________MENTORING
155
Memang perlu kita akui bahwa suatu proses pembelajaran
yang diperoleh melalui proses training atau mentoring
tidak sepenuhnya bermanfaat jika sistem dimana sang
mentee akan bekerja memang tidak baik. Dengan
demikian, maka peran mentoring adalah dengan kritis
mengobservasi dan mengantisipasi hambatan yang dapat
mengurangi hasil pembelajaran yang telah diperoleh
melalui proses mentoring.
Seorang mentor harus memandang menteenya sebagai
seorang nahkoda yang baru selesai lulus ujian dan
memiliki diplomanya. Walaupun orang tersebut sudah
memiliki keterampilan yang memadai, jika dia
menghadapi dan mengarungi suatu gelombang yang sangat
besar, biasanya sang mentee itu tidak akan selamat.
Sebagai orang yang baru menguasai hal yang baru,
keterampilan yang baru itu belum kekar dan tidak stabil.
Mengamankan dan mempertahankan perilaku yang baru
dan menghadapi tekanan eksternal agar kembali
mengadopsi pada cara-cara lama adalah tidak mudah. Oleh
karena itu, mentor bertanggung-jawab untuk mendukung
mentee dalam pergumulannya dalam mengaplikasikan
keahlian-keahlian baru, cara pandang, dan kualitas
sikapdan hidup mereka. Bagaimana melakukannya? Salah
___________________________________________MENTORING
156
satu di antaranya ialah melalui proses pembelajaran
informal.
Kepentingan Pembelajaran Informal
Di dalam dunia terdapat tiga cara orang menjalani
pembelajaran. Pertama, adalah suatu pembelajaran yang
bertumpu pada bantuan seorang mentor. Dalam proses
pembelajaran ini, mentor menjadi sumber proses
pembelajaran. Kedua, adalah suatu pembelajaran yang
berdasarkan mentee. Disini mentor berusaha untuk
menggali pengetahuan, pengalaman, insight dan
perbekalan hidup yang telah diperoleh oleh seorang
mentee di masa lalu. Kemudian, sang mentor membantu
mentee untuk menyusun hartanya tadi untuk menjadi
sebuah perlengkapan yang bermanfaat. Cara ketiga
pembelajaran adalah apa yang dinamakan pembelajaran
tacit. Dalam pembelajaran tacit, sang mentor mencipta
suatu keadaan dimana mentee akan belajar bersama
dengan mentee yang lainnya dalam suatu iklim yang
mungkin informal dan sukarela. Dengan penuh kesadaran,
sang mentor membuat rencana untuk memupuk suatu
lingkungan yang menghargai, mengasah dan mengasuh
dalam pembelajaran bersama. Hal ini berarti, sang mentor
___________________________________________MENTORING
157
memberikan dukungan pada proses pembelajaran
informal.
Pada kenyataannya, terdapat sejumlah cara untuk membuat
pembelajaran menjadi suatu bagian alami dari lingkungan
kerja. Misalnya, kisah berikut ini ditulis oleh Chip R. Bell,
dalam bukunya “Managers as Mentors.”: Sebuah
perusahaan konsultan yang terkemuka menemukan bahwa
upaya membaca tulisan-tulisan penting yang terkait
dengan konsultansi di antara karyawan mereka meningkat
dengan tajam ketika perusahaan tadi meletakkan rak
majalah bersama dengan jurnal-jurnal profesional di kamar
kecil mereka. Pimpinan perusahaan itu merasa kaget
bahwa sebagian majalah disingkirkan tanpa di sengaja dan
para karyawan mulai menyumbangkan jurnal-jurnal milik
mereka yang tidak dipesan oleh perusahaan tersebut.
Komentar seperti, “Sudahkah kamu membaca artikel
tentang…?” seringkali meluncur dalam pertemuan para
staf, yang selanjutnya memperkuat jumlah pembelajaran
informal melalui peningkatan budaya membaca.
Majalah perusahaan, berita-berita, dan papan buletin dapat
juga menjadi satu sumber pembelajaran yang baik bagi
karyawan. Sebuah perusahaan asuransi mendapati artikel
yang paling populer dalam majalah perusahaannya adalah
___________________________________________MENTORING
158
ruang wawancara dengan eksekutif, para manajer, dan
karyawan dalam cara mereka menangani masalah-masalah
yang ada.
Dalam kelompok Amigo, Solo, yang menjual berbagai
pakaian, kita dapat melihat suatu pendekatan yang unik
mengenai pembelajaran tacit. Sebulan sekali semua
manajer dari delapan outlet mereka, bertemu untuk makan
malam. Setiap orang akan menggunakan 30 menit untuk
menjelaskan prestasi mereka, masalah-masalah yang
sedang ditangani dan proyek terbarunya. Tiga puluh menit
yang tersisa disediakan bagi percakapan informal di antara
mereka. Perusahaan menemukan bahwa makan malam
selama dua jam yang diadakan secara bulanan
meningkatkan kerjasama di antara para manajer,
mengembangkan proses pembelajaran, dan meningkatkan
kompetisi yang sehat. Mereka menyadari bahwa pemilik
perusahaan mengirimkan pesan yang jelas sekali melalui
makan malam tadi: ia menghargai proses pembelajaran
sebagai sesuatu yang vital dan bagian dari pekerjaan
mereka.
Kesimpulan
Anda akan keliru jika berpikir bahwa pembelajaran telah
berakhir ketika mentee mengucapkan selamat tinggal pada
___________________________________________MENTORING
159
Anda sebagai mentor. Sesungguhnya pembelajaran yang
sesungguhnya tidak akan terjadi sampai saat yaitu, ketika
seorang mentee mohon pamit. Sebagaimana umumnya,
sang pembelajar baru ini masih sangat rentan dan tidak
stabil, sehingga mentor perlu menemukan metode untuk
mendukung dan memupuk pengetahuan sang mentee
sehingga menjadi bagian dari dirinya. Oleh sebab itu, sang
mentor membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana
menetralisir rintangan dan membangun dukungan untuk
mengokohkan mentee hingga kebiasaan baik sudah digali
dan kompetensi yang telah didapatkannya selama
mentoring dapat menyatu. Yang terpenting adalah
menciptakan suatu iklim yang menghargai bukan hanya
pembelajaran yang sedang berlangsung namun juga
pengambilan resiko ketika sang mentee mencoba untuk
mempraktekan insight, sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang baru ketika ia kembali masuk ke dalam
dunia kerja yang nyata.
oo0oo
___________________________________________MENTORING
160
Kepustakaan
Bell, Chip R. “Managers and Mentors”. San Fransisco, CA:
Berret – Koehler Publishers, Inc., 1996.
Chandra, Robby I. Transformasi, Dari dermaga ke Langit Biru.
Jakarta: Binawarga, 1995.
Colemann, Daniel. “Emotional Intelligence”. New York:
Bantam Books, 1995.
Hathaway, Patti. “Giving and Receiving Feedback”. Menlo
Park, CA: Crips Publications, 1990.
Scott, Cyntia D. and Dennis T. Jaffe. “Managing Personal
Change”. Menlo Park, CA: Crips Publication, 1989.
Shea, Gordon. “Mentoring: How To Develop Successful Mentor
Behavior”. Menlo Park, CA: Crips Publication, 2002.
_____________”Making the Most of Being Mentored”. Menlo
Park, CA: Crips Publications,1999.
___________________________________________MENTORING
161