Buku Panduan Penyusunan SPPIP dan RPKPP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) sebagai rencana induk bidang permukiman ini diharapkan mampu menjawab dinamika kebutuhan perkembangan permukiman melalui strategi pembangunan yang tepat dan ditujukan untuk memastikan terlaksananya keterpaduan antar komponen dalam pembangunan bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan. Melalui SPPIP dan RPKPP diharapkan terjadi sinkronisasi seluruh rencana pembangunan terkait di kawasan permukiman sehingga tercapai perwujudan pemanfaatan ruang permukiman yang sesuai sebagaimana diamanatkan dalam rencana tata ruang secara efektif dan efisien.Mempertimbangkan hal tersebut, maka keberadaan panduan yang dapat digunakan sebagai acuan bersama dalam menyusun SPPIP dan RPKPP menjadi sangat dibutuhkan bagi semua pihak terkait. Secara garis besar, panduan ini terdiri atas dua bagian, yaitu pemahaman SPPIP dan RPKPP, serta prosedur pelaksanaan kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP.

Citation preview

  • PANDUAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

    Edisi Cetakan ke-4 (Revisi) Jakarta, Tahun 2013 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya,

    Kementerian Pekerjaan Umum Ilustrasi Sampul Konsep Pengembangan Kawasan Tamansari dan Kawasan Cigondewah,

    Kota Bandung (Sumber: Dokumen SPPIP Kota Bandung), Tahun 2010 Edisi Cetakan ke-3 (Revisi) Jakarta, Tahun 2012 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya,

    Kementerian Pekerjaan Umum Ilustrasi Sampul Konsep Pengembangan Kawasan Tamansari dan Kawasan Cigondewah,

    Kota Bandung (Sumber: Dokumen SPPIP Kota Bandung), Tahun 2010 Edisi Cetakan ke-2 Jakarta, Tahun 2011 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya,

    Kementerian Pekerjaan Umum Edisi Cetakan ke-1 Jakarta, Tahun 2010 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya,

    Kementerian Pekerjaan Umum

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Kata Pengantar i

  • Panduan Penyusunan

    ii

    Kata Pengantar

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Kata Pengantar iii

    inamika pembangunan perkotaan yang sangat tinggi mempunyai daya dorong yang kuat pada perkembangan ekonomi, baik lokal maupun regional. Hal tersebut dipengaruhi oleh dinamika pertumbuhan penduduk perkotaan yang

    diikuti dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Keadaan tersebut memberikan dampak pada munculnya berbagai tantangan dan permasalahan yang harus dihadapi oleh pemangku kepentingan pembangunan perkotaan. Hal ini perlu mendapat perhatian dan diarahkan sesuai struktur dan pola ruang yang telah direncanakan.

    Upaya pembangunan kawasan permukiman dan infrastruktur perkotaan dilaksanakan dalam rangka pemanfaatan ruang sebagaimana yang telah diarahkan dalam rencana tata ruang. Pemanfaatan ruang ini dapat dilaksanakan melalui penyusunan rencana induk bidang permukiman dan infrastruktur permukiman yang selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam pembangunan pada lokasi yang mengacu pada fungsi ruang sesuai dengan rencana tata ruang.

    Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) sebagai rencana induk bidang permukiman ini diharapkan mampu menjawab dinamika kebutuhan perkembangan permukiman melalui strategi pembangunan yang tepat dan ditujukan untuk memastikan terlaksananya keterpaduan antar komponen dalam pembangunan bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan. Melalui SPPIP dan RPKPP diharapkan terjadi sinkronisasi seluruh rencana pembangunan terkait di kawasan permukiman sehingga tercapai perwujudan pemanfaatan ruang permukiman yang sesuai sebagaimana diamanatkan dalam rencana tata ruang secara efektif dan efisien.

    Mempertimbangkan hal tersebut, maka keberadaan panduan yang dapat digunakan sebagai acuan bersama dalam menyusun SPPIP dan RPKPP menjadi sangat dibutuhkan bagi semua pihak terkait. Secara garis besar, panduan ini terdiri atas dua bagian, yaitu pemahaman SPPIP dan RPKPP, serta prosedur pelaksanaan kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP.

    Akhir kata semoga Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini dapat bermanfaat sebagai panduan dalam kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP.

    D

  • Panduan Penyusunan

    iv

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Daftar Isi v

  • Panduan Penyusunan

    vi

    KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

    DAFTAR ISI .................................................................................................................. vi

    DAFTAR TABEL ........................................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xi

    DAFTAR SINGKATAN .................................................................................................. xv

    PETUNJUK PENGGUNAAN PANDUAN ..................................................................... xvii

    BAGIAN 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................... 2

    1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN ............................................... 5

    1.2.1 Maksud ................................................................................... 5

    1.2.2 Tujuan ..................................................................................... 6

    1.2.3 Sasaran .................................................................................. 6

    1.3 MANFAAT PANDUAN ....................................................................... 6

    1.4 SISTEMATIKA PANDUAN ................................................................. 7

    Daftar Isi

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Daftar Isi vii

    BAGIAN 2 PEMAHAMAN DASAR PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAN

    KEBUTUHAN PENYELESAIANNYA MELALUI SPPIP DAN RPKPP ........ 11

    2.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN

    INFRASTRUKTUR PERKOTAAN DAN KEBUTUHAN

    PENANGANANNYA .......................................................................... 12

    2.2 PENANGANAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

    PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

    MELALUI SPPIP DAN RPKPP ........................................................... 15

    2.3 SPPIP DAN RPKPP DALAM KERANGKA PEMBANGUNAN

    PERMUKIMAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN ............................. 17

    2.3.1 Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ................................. 17

    2.3.2 Kedudukan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka

    Pengembangan Kota ............................................................. 20

    2.3.3 Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP ................................... 26

    2.3.4 Pemangku Kepentingan SPPIP dan RPKPP ......................... 26

    2.3.5 Prasyarat Penyusunan SPPIP dan RPKPP ............................ 30

    BAGIAN 3 KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN

    PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) ............... 33

    3.1 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN SPPIP ........................................ 34

  • Panduan Penyusunan

    viii

    3.1.1 Lingkup Kegiatan Penyusunan SPPIP ................................... 34

    3.1.2 Lingkup Wilayah Penyusunan SPPIP ..................................... 37

    3.1.3 Kedalaman Substansi SPPIP ................................................. 39

    3.2 KELUARAN YANG DIHASILKAN ...................................................... 41

    3.3 PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN

    PENYUSUNAN SPPIP ....................................................................... 47

    BAGIAN 4 KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN

    PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) ........................................................ 95

    4.1 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN RPKPP ...................................... 96

    4.1.1 Lingkup Kegiatan Penyusunan RPKPP ................................. 96

    4.1.2 Lingkup Wilayah Penyusunan RPKPP ................................... 100

    4.1.3 Kedalaman Substansi RPKPP ............................................... 101

    4.2 KELUARAN YANG DIHASILKAN ...................................................... 104

    4.3 PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN

    PENYUSUNAN RPKPP ..................................................................... 109

    GLOSSARY .................................................................................................................. 160

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 169

    ANNEX ......................................................................................................................... 171

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Daftar Tabel ix

    Tabel 2-1 Rincian Perbedaan Antara SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka

    Pembangunan Wilayah Perkotaan ...................................................... 24

    Tabel 2-2 Peran dan Bentuk Keterlibatan Masing-Masing Pihak Dalam

    Kegiatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP .......................................... 27

    Tabel 3-1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan

    Penyusunan SPPIP .............................................................................. 34

    Tabel 3-2 Contoh Tabel Isian Strategi dan Program Pembangunan

    Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) .............................. 43

    Tabel 3-3 Contoh Tabel Potensi dan Permasalahan .......................................... 57

    Tabel 3-4 Contoh Tabel Tujuan dan Kebijakan Pembangunan

    Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan ........................................... 62

    Tabel 3-5 Contoh Tabel Tujuan, Kebijakan dan Strategi .................................... 74

    Tabel 4-1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan

    Penyusunan RPKPP ............................................................................ 96

    Tabel 4-2 Contoh Rencana Aksi Program Pembangunan Permukiman dan

    Infrastruktur Perkotaan Pada Kawasan Prioritas ................................ 102

    Tabel 4-3 Contoh Rencana Program Penanganan Pembangunan

    Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Pada Kawasan

    Pengembangan Tahap 1..................................................................... 103

    Daftar Tabel

  • Panduan Penyusunan

    x

    Tabel 4-4 Contoh Tabel Inventarisasi Potensi, Permasalahan, Tantangan,

    Hambatan ............................................................................................ 119

    Tabel 4-5 Contoh Tabel Kebutuhan Penanganan Kawasan .............................. 123

    Tabel 4-6 Contoh Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan

    Pembangunan Tahap 1 ....................................................................... 139

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Daftar Gambar xi

    Daftar Gambar

    Gambar 2-1 Ilustrasi Arah Pembangunan Kota yang Dibentuk Berdasarkan

    Pada Kebutuhan Kota ...................................................................... 14

    Gambar 2-2 Diagram Keterkaitan Arah Pengembangan dan Pembangunan

    Kota, SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan

    Perkotaan .......................................................................................... 16

    Gambar 2-3 Diagram Keterkaitan SPPIP dan RPKPP .......................................... 19

    Gambar 2-4 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan

    Pembangunan Kota .......................................................................... 22

    Gambar 2-5 Ilustrasi Keterkaitan SPPIP, RPKPP dan RPIJM Cipta Karya ........... 23

    Gambar 2-6 Contoh Keterkaitan Substansi SPPIP, RPKPP dan RPIJM Cipta

    Karya ................................................................................................. 23

    Gambar 2-7 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan

    Pembangunan Kota Dari Sisi Waktu ................................................ 25

    Gambar 2-8 Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP .............................................. 26

    Gambar 2-9 Keterkaitan Semua Pihak yang Terlibat Dalam Proses

    Penyusunan SPPIP/RPKPP .............................................................. 30

    Gambar 3-1 Ilustrasi Lingkup Wilayah Penyusunan SPPIP Untuk Wilayah

    Adaministrasi Kota (atas) dan Untuk Wilayah Administrasi

    Kabupaten (bawah) .......................................................................... 38

    Gambar 3-2 Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi Dalam SPPIP ................. 40

  • Panduan Penyusunan

    xii

    Gambar 3-3 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan

    Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ........................... 45

    Gambar 3-4 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan

    Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk

    Lingkup Persiapan ............................................................................ 47

    Gambar 3-5 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan

    Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk

    Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan .............................. 52

    Gambar 3-6 Contoh Peta Pemetaan Potensi dan Permasalahan

    Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan ................ 58

    Gambar 3-7 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan

    Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk

    Lingkup Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan

    Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ........................... 59

    Gambar 3-8 Contoh Peta Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas ................... 69

    Gambar 3-9 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan

    Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk

    Lingkup Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan

    Infrastruktur Perkotaan...................................................................... 71

    Gambar 3-10 Contoh Pemetaan Strategi dan Program Pembangunan

    Permukiman dan Infrastruktur .......................................................... 84

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Daftar Gambar xiii

    Gambar 3-11 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan

    Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk

    Finalisasi dan Sosialisasi .................................................................. 87

    Gambar 4-1 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan

    Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ........................................ 107

    Gambar 4-2 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan

    Persiapan .......................................................................................... 109

    Gambar 4-3 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan

    Identifikasi Potensi dan Permasalahan ............................................ 114

    Gambar 4-4 Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Permukiman ............... 120

    Gambar 4-5 Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Infrastruktur

    Permukiman Perkotaan .................................................................... 120

    Gambar 4-6 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan

    Perumusan Rencana Aksi Program ................................................. 121

    Gambar 4-7 Contoh Peta Penanganan Kawasan Permukiman Prioritas............. 124

    Gambar 4-8 Contoh Peta Konsep Pembangunan Kawasan Permukiman

    Prioritas ............................................................................................. 128

    Gambar 4-9 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan

    Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan

    Tahap 1 ............................................................................................. 137

    Gambar 4-10 Contoh Konsep Penanganan Tahap 1 ............................................. 143

    Gambar 4-11 Contoh Rencana Detail Desain ........................................................ 150

    Gambar 4-12 Contoh Ilustrasi 3D Rencana Penanganan Kawasan

    Pembangunan Tahap 1 .................................................................... 151

    Gambar 4-13 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan

    Finalisasi dan Sosialisasi .................................................................. 154

  • Panduan Penyusunan

    xiv

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Daftar Singkatanxv

    Daftar Singkatan

    1. APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara

    2. CAP : Community Action Plan

    3. CK : Cipta Karya

    4. CPA : Community based Participatory Approach

    5. DED : Detailed Engineering Design

    6. DJCK : Direktorat Jenderal Cipta Karya

    7. DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

    8. FGD : Focus Group Discusion

    9. LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

    10. NGO : Non-Governmental Organization

    11. PKP : Pengembangan Kawasan Permukiman

    12. Pokjanis : Kelompok Kerja Teknis

    13. PPIP : Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

    14. PU : Pekerjaan Umum

    15. Randal : Perencanaan dan Pengendalian

    16. RP3KP : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

    Kawasan Permukiman

    17. RPIJM : Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah

    18. RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    19. RPJP : Rencana Pembangunan Jangka Panjang

    20. RPKPP : Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

    21. RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

    22. Satker : Satuan Kerja

    23. SPK : Strategi Pengembangan Kota

    24. SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja

    25. SPPIP : Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

    26. TOR/KAK : Term of Reference / Kerangka Acuan Kerja

  • Panduan Penyusunan

    xvi

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Petunjuk Penggunaan Panduanxvii

    Petunjuk Penggunaan Panduan

    Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur

    Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

    (RPKPP) meliputi 4 (empat) bagian besar yang saling terkait, yaitu: (1) pendahuluan,

    (2) pemahaman dasar permasalahan pembangunan dan kebutuhan penyelesaiannya

    melalui SPPIP dan RPKPP, (3) kegiatan penyusunan Strategi Pembangunan

    Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), dan (4) kegiatan penyusunan

    Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP). Untuk

    memudahkan pemahaman keempat bagian panduan tersebut, maka dimohon

    memperhatikan beberapa hal berikut :

    Keempat bagian dalam Panduan Teknis Pelaksanaan Penyusunan Strategi

    Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana

    Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini merupakan bagian

    yang saling terkait satu sama lain, namun dapat digunakan secara terpisah

    maupun bersamaan sesuai dengan kebutuhan yang ada;

    Bagian 1 memuat mengenai latar belakang penyusunan panduan; maksud,

    tujuan, dan sasaran penyusunan panduan; manfaat panduan; dan sistematika

    panduan yang membantu memberikan gambaran ringkas dari keseluruhan

    panduan;

    Bagian 2 memuat mengenai pemahaman dasar atas kondisi perencanaan di

    Indonesia serta kebutuhannya akan SPPIP dan RPKPP.

    Bagian 3 memuat tentang teknis penyelenggaraan kegiatan dan penyusunan

    SPPIP;

    Bagian 4 memuat tentang teknis penyelenggaraan kegiatan dan penyusunan

    RPKPP;

  • Panduan Penyusunan

    xviii

    Sistematika Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan

    Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Secara diagramatis petunjuk penggunaan Panduan Teknis Pelaksanaan Penyusunan

    Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana

    Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dalam kaitannya dengan

    pelaksanaan kegiatan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Gambar berikut.

    PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP

    PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

    PERSIAPAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP

    PENYUSUNAN SPPIP

    PENYUSUNAN RPKPP

    PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN

    SPPIP DAN RPKPP

    `BAGIAN 1

    Pendahuluan

    BAGIAN 2Pemahaman Dasar Persoalan Pembangunan dan Kebutuhan

    Penyelesaian Melalui SPPIP dan RPKPP

    `BAGIAN 3

    Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

    BAGIAN 4Kegiatan Penyusunan Rencana

    Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Petunjuk Penggunaan Panduanxix

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 1 Pendahuluan 1

  • Panduan Penyusunan

    2

    01 Pendahuluan Bagian

    1.1 LATAR BELAKANG

    Kawasan perkotaan dan perkembangannya adalah sesuatu yang tidak terpisahkan

    satu sama lain. Kawasan perkotaan dengan kompleksitas kegiatannya ini akan terus

    berkembang dari waktu ke waktu dan meliputi semua bidang pembangunan. Adanya

    perkembangan di kawasan perkotaan ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi

    masyarakat untuk berdomisili dan melakukan aktivitas ekonominya di kawasan

    perkotaan tersebut. Hal ini mengakibatkan terjadinya migrasi yang menambah beban

    kawasan perkotaan baik dari sisi ruang maupun intensitas aktivitas.

    Meningkatnya jumlah penduduk dan intensitas aktivitas pada kawasan perkotaan ini

    perlu untuk disikapi dan diantisipasi lebih awal oleh pemerintah daerah terkait. Hal ini

    perlu dilakukan mengingat fenomena tersebut dapat membangkitkan banyak

    permasalahan perkotaan terutama yang terkait dengan ketersediaan dukungan

    permukiman dan infrastruktur pemukiman perkotaan. Pembangunan permukiman dan

    infrastruktur permukiman perkotaan yang kurang atau belum mengantisipasi dan

    mengakomodir perkembangan kawasan perkotaan akan menimbulkan permasalahan

    antara lain: (a) tidak meratanya penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan, dan

    (b) tidak tersedianya lingkungan permukiman yang layak, tidak terkendalinya

    pembangunan permukiman pada daerah-daerah non-permukiman, dan (d) terjadinya

    permukiman kumuh.

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 1 Pendahuluan 3

    Di Indonesia, permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur

    permukiman perkotaan serta pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan

    ditangani dan diantisipasi melalui 2 (dua) bentuk perencanaan, yaitu: (1) perencanaan

    pembangunan yang memberikan arahan pencapaian tujuan pembangunan sektoral

    dan (2) penyelenggaraan penataan ruang yang memberikan arah pembangunan

    keruangan. Kedua bentuk perencanaan tersebut diwadahi dalam 2 (dua) dokumen,

    yaitu: (1) dokumen rencana pembangunan (Rencana Pembangunan Jangka Panjang

    (RPJP)/Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)) dan (2) dokumen

    rencana tata ruang (Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Detail Tata Ruang).

    Dalam upaya untuk menangani permasalahan pembangunan permukiman dan

    infrastruktur permukiman perkotaan, beserta permasalahan pembangunan

    kabupaten/kota secara keseluruhan, kedua bentuk perencanaan ini perlu saling

    sinergi dan terpadu satu sama lain. Dalam pelaksanaannya, kondisi ini seringkali

    belum dapat dilakukan, karena adanya beberapa permasalahan sebagai berikut:

    Belum adanya acuan yang jelas dan selaras untuk mengarahkan pengembangan

    kabupaten/kota yang selanjutnya menjadi acuan bagi keberadaan strategi yang

    terkait dengan pengembangan dan pembangunan kawasan perkotaan, termasuk

    dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

    Dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan,

    kondisi ini dapat dilihat dari arah kebijakan di dalam dokumen perencanaan

    pembangunan dan penataan ruang yang ada. Kebijakan pembangunan

    permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam dokumen

    perencanaan pembangunan yang tertuang dalam arahan pembangunan wilayah

    dan tata ruang seringkali belum dirumuskan secara khusus. Hal ini berakibat

    pada timbulnya kesulitan dalam menerjemahkan kebijakan perencanaan

    pembangunan ke dalam kebijakan tata ruang untuk pengembangan permukiman

    yang terdapat dalam dokumen rencana tata ruang. Selain itu rencana

  • Panduan Penyusunan

    4

    pengembangan kawasan permukiman dalam dokumen rencana tata ruang lebih

    didasarkan pada rencana struktur ruang dibandingkan dengan arahan

    pembangunan makro yang terdapat dalam dokumen rencana pembangunan.

    Arah pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota serta pembangunan

    permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan belum didasarkan pada

    kebutuhan kabupaten/kota dan masih bersifat sektoral. Pengembangan

    kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

    perkotaan yang ada selama ini seringkali berorientasi pada penyelesaian

    permasalahan dalam jangka pendek, tidak melihat keberlanjutan penanganan,

    serta belum mempertimbangkan keterkaitan antarsektor. Hal ini menyebabkan

    bentuk-bentuk strategi dan program pengembangan serta pembangunan bersifat

    sektoral dan parsial. Bentuk-bentuk penanganan ini menyebabkan arahan

    pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota lebih didasarkan pada

    ketersediaan program-program yang ada dan tidak berdasarkan pada kebutuhan

    kabupaten/kota secara keseluruhan.

    Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan dan strategi

    pengembangan kabupaten/kota seringkali belum terpadu. Kondisi tersebut

    merupakan fenomena umum yang juga terjadi pada bidang pembangunan

    lainnya. Hal ini disebabkan oleh: (1) strategi pembangunan skala kabupaten/kota

    yang ada tidak memberikan acuan yang jelas, dan (2) strategi pembangunan

    sektoral yang disusun tidak atau belum mengacu kepada strategi pembangunan

    dalam skala kabupaten/kota. Terkait dengan hal tersebut, arahan pengembangan

    dan pembangunan seringkali disusun dalam tataran makro yang bersifat filosofis

    dan normatif, sehingga menyulitkan untuk dijabarkan dalam strategi

    pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan atau strategi

    sektoral lainnya yang implementatif dan operasional. Sebaliknya, strategi

    pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, serta

    strategi sektoral lainnya seringkali disusun sebagai suatu strategi yang terpisah

    dan belum mengacu pada kebijakan yang lebih tinggi.

    Mempertimbangkan permasalahan yang muncul tersebut, maka suatu

    kabupaten/kota sudah selayaknya memiliki strategi pembangunan permukiman dan

    infrastruktur permukiman perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan

    kabupaten/kota, serta dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program-

    program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Terkait

    dengan hal ini, kabupaten/kota perlu memiliki strategi operasional dalam

    pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yang dikenal

    sebagai Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP).

    Adapun SPPIP ini diturunkan dalam suatu rencana operasional berupa Rencana

    Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dimana keduanya disusun

    dengan tetap mengacu pada strategi pengembangan kabupaten/kota yang telah ada.

    Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan keduanya

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 1 Pendahuluan 5

    menjadi suatu yang penting dan dapat menjadi langkah awal dalam mendukung

    terjadinya integrasi antara perencanaan pembangunan dan penataan ruang.

    Dalam kerangka kebijakan pengembangan kabupaten/kota, SPPIP dan RPKPP ini

    bukan merupakan insiasi untuk menyusun suatu kebijakan baru. SPPIP dan RPKPP

    merupakan bentuk sinkronisasi dan kesepakatan dalam prosesnya, karena SPPIP

    merupakan kebijakan makro yang bersifat strategis yang diarahkan untuk menjadi

    acuan kebijakan bagi pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman

    perkotaan, sedangkan RPKPP merupakan penjabaran SPPIP ke dalam rencana aksi

    yang operasional dan mendapat legitimasi dari pemangku kepentingan. Dalam

    lingkup pengembangan kabupaten/kota, SPPIP dan RPKPP ini merupakan instrumen

    kebijakan yang menjadi salah satu acuan penyelenggaraan pembangunan

    permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan di tingkat kabupaten/kota dan

    menjadi rujukan bagi semua pihak.

    Terkait dengan karakteristik tersebut, terdapat hal-hal spesifik yang membutuhkan

    kesamaan atau keseragaman proses dan hasil, sehingga capaian yang diharapkan

    dari SPPIP dan RPKPP dapat dipenuhi oleh setiap pemerintah kabupaten/kota

    bersangkutan. Hal-hal yang spesifik yang perlu untuk diseragamkan dalam proses

    penyusunan SPPIP dan RPKPP tersebut menuntut adanya panduan sebagai acuan

    untuk mencapai hasil sesuai baku mutu yang telah ditetapkan. Panduan Penyusunan

    Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana

    Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini diharapkan mampu

    berfungsi sebagai rujukan teknis dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP sekaligus

    memberikan pemahaman dan keseragaman terhadap proses, kedalaman informasi,

    pengelompokkan materi, serta output produk dari penyusunannya.

    1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN

    1.2.1 Maksud

    Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur

    Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

    (RPKPP) disusun dengan maksud untuk memberikan panduan teknis bagi pemangku

    kepentingan dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP.

  • Panduan Penyusunan

    6

    1.2.2 Tujuan

    Dengan memperhatikan maksud penulisan Panduan Penyusunan Strategi

    Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana

    Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), maka keberadaan panduan

    ini bertujuan:

    memberikan pemahaman dasar mengenai SPPIP dan RPKPP;

    memberikan acuan teknis mengenai penyelenggaraan penyusunan SPPIP dan

    RPKPP; dan

    memberikan acuan teknis baku mutu dari produk SPPIP dan RPKPP yang

    dihasilkan.

    1.2.3 Sasaran

    Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur

    Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

    (RPKPP) memiliki sasaran:

    tersedianya landasan memahami konsepsi penyusunan SPPIP dan RPKPP;

    tersedianya acuan teknis bagi penyelenggaraan penyusunan SPPIP dan RPKPP;

    dan

    tercapainya standar baku mutu dari produk SPPIP dan RPKPP yang dihasilkan.

    1.3 MANFAAT PANDUAN

    Keberadaan Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan

    Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman

    Prioritas (RPKPP) ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

    Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum sebagai acuan

    dalam memberikan fasilitasi kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan

    Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan

    Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP);

    Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman dan Tim Teknis Provinsi

    sebagai acuan dalam mengarahkan dan melakukan monitoring evaluasi terhadap

    pelaksanaan proses dan pencapaian hasil dari SPPIP dan RPKPP yang disusun;

    Tim Pokjanis kabupaten/kota sebagai acuan dalam merumuskan SPPIP dan

    RPKPP, baik dalam proses penyusunan maupun keluaran dari kegiatan

    penyusunan SPPIP dan RPKPP; dan

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 1 Pendahuluan 7

    Tim ahli pendamping sebagai acuan dalam memberikan pendampingan pada

    anggota Pokjanis dan mengarahkan pada proses pelaksanaan kegiatan yang

    seharusnya.

    1.4 SISTEMATIKA PANDUAN

    Untuk memudahkan dalam memahami substansi di dalam Panduan Penyusunan

    Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana

    Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), maka panduan ini dibagi ke

    dalam 4 (empat) bagian, yaitu:

    BAGIAN I PENDAHULUAN

    Bagian ini menjelaskan mengenai maksud, sasaran dan tujuan serta

    manfaat dari Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman

    dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan

    Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP).

    BAGIAN II PEMAHAMAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN

    INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA

    PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

    Bagian ini menjelaskan mengenai permasalahan pembangunan

    permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta kebutuhan

    penanganannya melalui SPPIP dan RPKPP, serta prinsip dan filosofi

    dasar penyusunan SPPIP dan RPKPP.

    BAGIAN III KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

    DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)

    Bagian ini menjelaskan mengenai rangkaian kegiatan dalam proses

    Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur

    Perkotaan (SPPIP) kabupaten/kota yang diperinci ke dalam tiap kegiatan

    dan sub kegiatan. Dalam bab ini tiap kegiatan dijelaskan mengenai

    teknis pelaksanaannya mulai dari deskripsi, sasaran, langkah, metoda,

    waktu, durasi, dan outputnya.

    BAGIAN IV KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN

    PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

    Bagian ini menjelaskan mengenai rangkaian kegiatan dalam proses

    Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

    (RPKPP) yang diperinci ke dalam tiap kegiatan dan sub kegiatan. Dalam

  • Panduan Penyusunan

    8

    bab ini tiap kegiatan dijelaskan mengenai teknis pelaksanaannya mulai

    dari deskripsi, sasaran, langkah, metoda, waktu, durasi, dan outputnya.

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 1 Pendahuluan 9

  • Panduan Penyusunan

    10

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 2 Pemahaman Dasar 11

    2

  • Panduan Penyusunan

    12

    02 Pemahaman Dasar Permasalahan Pembangunan & Kebutuhan Penyelesaian Melalui SPPIP & RPKPP

    Bagian

    2.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

    DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

    DAN KEBUTUHAN PENANGANANNYA

    Banyak permasalahan perkotaan yang bermula dari permukiman dan infrastruktur

    permukiman perkotaan, seperti tidak meratanya penyediaan infrastruktur permukiman

    perkotaan, ketidaktersediaan lingkungan permukiman yang layak, dan sebagainya

    yang belum tertangani secara optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi

    sebagai berikut:

    tuntutan yang tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan permukiman dan

    infrastruktur permukiman perkotaan belum didasarkan pada kebijakan dan

    strategi pembangunan yang memadai, tepat, berskala kabupaten/kota, dan

    berbasis kawasan;

    penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur

    permukiman perkotaan sering bersifat sesaat, responsif terhadap permasalahan

    yang ada, serta berorientasi pada ketersediaan sumberdaya yang ada sehingga

    kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

    perkotaan bersifat parsial dan tidak komprehensif, serta tidak terpadu dengan

    kebutuhan arah pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota;

    pembangunan komponen-komponen permukiman seringkali tidak terselenggara

    secara terpadu dan berkelanjutan;

    belum terdapatnya strategi khusus pembangunan permukiman dan infrastruktur

    permukiman perkotaan yang terintegrasi dengan penataan ruang dan

    perencanaan pembangunan secara keseluruhan; dan

    terdapat tumpang tindih kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penanganan

    permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

    perkotaan pada tingkat operasional (kabupaten/kota).

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 2 Pemahaman Dasar 13

    Berdasarkan permasalahan pembangunan yang ada tersebut, diperlukan beberapa

    pertimbangan, yaitu:

    bahwa dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

    perkotaan memerlukan adanya arahan yang jelas selaras dengan arah

    pengembangan kabupaten/kota;

    bahwa dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

    perkotaan diperlukan arahan yang didasarkan pada kebutuhan kabupaten/kota

    dan berbasis kawasan;

    bahwa pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

    perlu diselenggarakan secara terpadu dan berkelanjutan sebagaimana yang

    diamanatkan dalam Undang- Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

    Kawasan Permukiman; dan

    bahwa dalam pengembangan kabupaten/kota dan kawasan perkotaan terdapat

    kebutuhan untuk merumuskan strategi pembangunan permukiman dan

    infrastruktur permukiman perkotaan yang mampu mendukung dan

    mengintegrasikan seluruh strategi sektoral yang terkait.

    Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka suatu kabupaten/kota sudah

    seharusnya memiliki arahan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan

    infrastruktur permukiman perkotaan yang jelas dan komprehensif yang

    mempertimbangkan semua aspek pembangunan baik fisik, sosial, ekonomi, investasi,

    pembiayaan, kelembagaan, maupun partisipasi publik. Selain itu, arahan kebijakan

    dan strategi yang dimaksud sebaiknya dapat menjadi acuan bagi penerapan program

    pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada.

    Terkait dengan hal ini, program-program yang diselenggarakan mengacu pada

    kebutuhan untuk menjawab strategi yang telah dirumuskan dan skala prioritasnya.

    Selain itu, program yang dikembangkan dapat mendukung terwujudnya tujuan dan

  • Panduan Penyusunan

    14

    Gambar 2-1 Ilustrasi Arah Pembangunan Kota yang Dibentuk Berdasarkan Pada Kebutuhan Kota

    kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang

    diharapkan dari penerapan strategi tersebut (Gambar 2.1).

    Dalam perwujudannya, kebutuhan akan arahan kebijakan dan strategi pembangunan

    permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan ini tidak hanya menjadi tugas

    Pemerintah melainkan juga menjadi tanggung jawab penuh pemerintah

    kabupaten/kota. Sejak berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,

    telah terjadi transformasi peran pemerintah daerah, yaitu pemerintah daerah menjadi

    aktor utama dalam pembangunan daerah, termasuk dalam melaksanakan rencana

    tata ruang dan rencana pembangunan yang menjadi induk bagi pembangunan di

    bidang permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dengan adanya peran

    ini, maka arahan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur

    permukiman perkotaan yang dirumuskan oleh pemerintah daerah harus terpadu dan

    sinergi dengan rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan (RPJP dan

    RPJM).

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 2 Pemahaman Dasar 15

    2.2 PENANGANAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

    PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

    PERKOTAAN MELALUI SPPIP DAN RPKPP

    Kebutuhan penanganan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur

    permukiman perkotaan yang dijelaskan dalam sub-bab 2.1 dapat diselesaikan melalui

    Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang untuk

    operasionalisasi dalam skala kawasan dijabarkan dalam Rencana Pembangunan

    Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP). Dalam kerangka pembangunan nasional,

    SPPIP dan RPKPP ditujukan pula untuk mendukung kebijakan nasional yang sejalan

    dengan Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum, implementasi Peraturan

    Menteri (Permen) mengenai Standar Pelayanan Minimal (SPM),dan Millenium

    Development Goals (MDGs), sedangkan dalam kerangka pengembangan dan

    pembangunan kabupaten/kota, SPPIP dan RPKPP merupakan penjabaran dari

    strategi pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota untuk pembangunan

    permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Arah pengembangan dan

    pembangunan kabupaten/kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur

    permukiman perkotaan akan diturunkan ke dalam strategi rinci berupa SPPIP, yang

    untuk operasionalisasi penanganan kawasannya akan dijabarkan dalam RPKPP

    (Gambar 2.2).

    Dalam kaitannya dengan pembangunan kabupaten/kota, keberadaan SPPIP dan

    RPKPP ini menjadi penting, karena SPPIP dan RPKPP ini akan menjadi:

    acuan bagi penentu kebijakan (policy makers) dan pengambil keputusan

    (decision makers) dalam menetapkan program dan kegiatan prioritas dan cara

    pencapaiannya, yang dapat membantu pemerintah daerah untuk lebih fokus

    mencapai tujuan pembangunan;

    acuan bagi perencana program dan kegiatan dalam mensinergikan dan

    mengintegrasikan sektor yang ada, baik sektor strategis, sektor unggulan

    maupun sektor penunjang, kedalam program pembangunan tahunan; dan

    acuan bagi perangkat pelaksana pembangunan dalam menjalankan tugasnya

    sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing, dalam mencapai tujuan

    pembangunan.

  • Panduan Penyusunan

    16

    Gambar 2-2 Diagram Keterkaitan Arah Pengembangan dan Pembangunan Kota, SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan Perkotaan

    SPPIP dan RPKPP sebagai suatu acuan yang operasional dan implementatif ini

    dalam penyelenggaraan pembangunan memiliki beberapa karakteristik sebagai

    berikut:

    SPPIP dan RPKPP merupakan kebijakan, strategi, program, dan kegiatan

    pembangunan permukiman yang berbasis pada kawasan perkotaan sesuai

    dengan dokumen Rencana Tata Ruang;

    keseluruhan rangkaian proses dan produk SPPIP dan RPKPP menjadi

    kewenangan pemerintah kabupaten/kota secara keseluruhan bukan oleh

    pemerintah, pemerintah provinsi, konsultan, maupun lembaga donor;

    SPPIP dan RPKPP disusun secara sistematis mulai dari jangka panjang yang

    kemudian dirinci dalam jangka menengah dan jangka pendek. Oleh karena itu,

    SPPIP dan RPKPP diharapkan dapat mengakomodir berbagai kemungkinan

    penyesuaian akibat dinamika perkembangan kabupaten/kota;

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 2 Pemahaman Dasar 17

    penyusunan SPPIP dan RPKPP melibatkan partisipasi dari berbagai pemangku

    kepentingan kabupaten/kota yang signifikan, sehingga rasa kepemilikan dan

    kepedulian terhadap SPPIP dan RPKPP menjadi tinggi;

    SPPIP dan RPKPP merupakan produk yang bersifat strategis dan lintas isu; dan

    rangkaian proses penyusunan SPPIP dan RPKPP mengarahkan pada cara

    pandang baru dalam pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota beserta

    keberlanjutannya.

    2.3 SPPIP DAN RPKPP DALAM KERANGKA

    PEMBANGUNAN PERMUKIMAN INFRASTRUKTUR

    PERKOTAAN

    2.3.1 Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

    SPPIP merupakan suatu strategi yang menjadi acuan bagi pembangunan

    permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang penyusunannya mengacu

    dan terintegrasi dengan arahan pengembangan kabupaten/kota secara

    komprehensif. SPPIP ini merupakan alat utama bagi pemerintah daerah untuk

    mengarahkan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

    Selain itu, SPPIP juga merupakan rancangan tindakan atau aksi untuk membangun

    permukiman dan infrastruktur pendukungnya sebagai komponen inti pembentuk

    kawasan perkotaan. Sebagai rancangan tindakan atau aksi, SPPIP ini diterjemahkan

    ke dalam suatu strategi berikut program pembangunannya. SPPIP ini disusun

    berdasarkan arahan kebijakan dan strategi yang terdapat di dalam RTRW dan RPJPD.

    Dalam prosesnya, SPPIP memiliki karakteristik yang membedakannya dengan

    kebijakan dan strategi lainnya, yaitu:

    penyusunan SPPIP lebih banyak dilakukan melalui proses sinkronisasi,

    akomodasi, dan adopsi dari kebijakan dan strategi pembangunan permukiman

    dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada;

    pada proses penyusunannya, SPPIP tidak hanya berorientasi pada produk,

    namun juga pada proses penyusunannya. Hal ini dapat dilihat dari pengutamaan

    legitimasi produk yang diukur dari rasa memiliki dan komitmen dari seluruh

    pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terlibat dalam proses penyusunan

    dan penerapannya;

    kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

    perkotaan yang disusun tidak dipandang sebagai kebijakan dan strategi sektoral,

    melainkan mempertimbangkan keterkaitannya dengan pembangunan kawasan

    perkotaan secara keseluruhan; dan

  • Panduan Penyusunan

    18

    kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

    perkotaan disusun dari skala kabupaten/kota sampai dengan skala kawasan.

    Pada skala kawasan, penyusunannya dilakukan dengan mengacu pada

    kebijakan dan strategi skala kabupaten/kota.

    Terkait dengan karakteristik tersebut, SPPIP ini memiliki fungsi dalam konteks

    pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yaitu:

    sebagai acuan bagi implementasi program pembangunan permukiman dan

    infrastuktur permukiman perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program

    pembangunan lainnya;

    sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral

    bidang permukiman di daerah, sehingga fasilitasi APBN dalam penyediaan

    infrastruktur diprioritaskan pada daerah yang sudah memiliki Dokumen

    SPPIP/RPKPP;

    sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM Bidang Permukiman;

    sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi

    pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang

    tertuang di berbagai dokumen; dan

    sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan permukiman

    dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota.

    Strategi dan program yang menjadi keluaran dari SPPIP disajikan dalam peta spasial

    skala 1:25.000. Dalam kondisi kabupaten/kota yang bersangkutan belum memiliki

    peta dengan skala tersebut, maka dapat menggunakan skala minimum 1:50.000.

    Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan rencana

    aksi program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan

    pembangunan infrastruktur permukiman pada kawasan prioritas di perkotaan. RPKPP

    disusun pada lingkup wilayah perencanaan kawasan dan dengan kedalaman rencana

    teknis yang dituangkan dalam peta skala 1:5.000 dan 1:1.000. RPKPP ini merupakan

    penjabaran dari SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas yang ditetapkan.

    Seperti halnya dengan SPPIP, RPKPP memiliki karakteristik yang membedakan

    dengan rencana pembangunan kawasan permukiman lainnya, meliputi:

    RPKPP berorientasi pada penanganan kawasan permukiman yang diprioritaskan

    pembangunannya;

    rencana pembangunan kawasan yang terdapat dalam RPKPP dilakukan secara

    logis dan bertahap sesuai kebutuhan;

    rencana pembangunan kawasan yang dihasilkan memiliki tingkat implementasi

    yang tinggi karena dalam penyusunannya melibatkan seluruh pemangku

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 2 Pemahaman Dasar 19

    Gambar 2-3 Diagram Keterkaitan SPPIP dan RPKPP

    kepentingan yang terkait termasuk masyarakat yang terkena dampak, serta

    mempertimbangkan kebijakan-kebijakan makro di atasnya; dan

    produk yang dihasilkan dari RPKPP dapat langsung diimplementasikan pada

    sebagian kawasan paling cepat pada tahun berikutnya, karena RPKPP ini

    mencakup juga perencanaan detail untuk kawasan pembangunan tahap 1.

    Terkait dengan karakteristik ini, maka dalam kerangka pembangunan permukiman

    dan infrastruktur permukiman perkotaan, RPKPP ini memiliki fungsi sebagai berikut:

    sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan kawasan permukiman prioritas;

    dan

    sebagai masukan dalam penyusunan RPIJM Bidang Permukiman

    Secara rinci keterkaitan hubungan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Gambar 2-3

    berikut ini.

    Dari sisi penyusunannya, proses penyusunan SPPIP dan RPKPP ini didasarkan pada

    tiga (3) pendekatan, yaitu: (1) pendekatan normatif, (2) pendekatan fasilitatif dan

    partisipatif, serta (3) pendekatan teknis-akademis, dengan penjelasan untuk tiap

    pendekatan sebagai berikut:

    Pendekatan Normatif adalah suatu cara pandang untuk memahami

    permasalahan atau kondisi dengan berdasarkan pada norma-norma yang ada

    atau pada suatu aturan yang menjelaskan bagaimana kondisi tersebut

    seharusnya terjadi. Dalam pendekatan ini, perhatian pada masalah utama serta

    tindakan yang semestinya dilakukan menjadi ciri utama. Kondisi atau situasi yang

    terjadi tersebut dijelaskan, dilihat, dan dibandingkan karakteristiknya dengan

    kondisi yang seharusnya, dimana dalam konteks pembangunan kondisi yang

  • Panduan Penyusunan

    20

    seharusnya tersebut didasarkan pada produk legal peraturan perundangan, baik

    untuk nasional maupun daerah.

    Pendekatan Fasilitatif dan Partisipatif digunakan dengan dasar pertimbangan

    bahwa proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku

    kepentingan yang terkait dengan pengembangan kabupaten/kota maupun

    pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, baik di

    tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Hal ini dimaksudkan agar

    hasil penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku

    kepentingan terkait di daerah.

    Pendekatan Teknis-Akademis merupakan pendekatan yang dilakukan dengan

    menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis,

    baik itu dalam pembagian tahapan pekerjaan maupun teknik-teknik identifikasi,

    analisis, penyusunan strategi maupun proses pelaksanaan penyepakatan. Dalam

    pendekatan ini, proses penyusunan SPPIP dan RPKPP menggunakan beberapa

    metode dan teknik studi yang baku yang sebelumnya telah disepakati bersama

    oleh tim kerja, pemberi kerja, dan tim pokjanis daerah.

    2.3.2 Kedudukan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka

    Pengembangan Kabupaten/Kota

    Penyelenggaraan SPPIP dan RPKPP tidak dapat dipisahkan dari kebijakan

    pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan. Berdasarkan

    Undang-Undang (UU) No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional, tiap kabupaten/kota diamanatkan memiliki dokumen

    perencanaan pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang Daerah (RPJPD) yang kemudian diterjemahkan dalam rencana 5 (lima)

    tahunan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

    Selain itu dari sisi ruang, UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

    mengamanatkan tiap kabupaten/kota memiliki dokumen rencana tata ruang yang

    tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kota berikut dengan

    rencana rincinya. Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

    perkotaan, kebijakan, dan strategi yang terdapat pada kedua kelompok dokumen

    yang dihasilkan dari 2 (dua) pilar pembangunan di Indonesia ini, akan diterjemahkan

    dan disinkronkan dalam SPPIP.

    Selain kedua pilar utama pembangunan ini, terdapat juga Kebijakan Strategi

    Perkotaan Daerah (KSPD) yang merupakan penjabaran dari Kebijakan Strategi

    Perkotaan Nasional (KSPN). KSPD ini memiliki fungsi: (1) memberikan acuan bagi

    pembangunan kabupaten/kota dan kawasan perkotaan, (2) mengatur fungsi

    kabupaten/kota dan penataan ruang kabupaten/kota untuk pembangunan

    berkelanjutan, (3) menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 2 Pemahaman Dasar 21

    pembangunan perkotaan, serta (4) menjadi instrumen perencanaan yang menjadi

    acuan kementerian/lembaga dalam pelaksanaan program dan kegiatan terkait

    pembangunan perkotaan. Berdasarkan fungsi tersebut, maka kebijakan di dalam

    KSPD diterjemahkan dan disinkronisasikan dengan kebijakan lainnya di dalam SPPIP.

    Selain itu, berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

    Permukiman, untuk menunjang pembangunan permukiman dan infrastruktur

    permukiman perkotaan, kabupaten/kota diharapkan memiliki Rencana Pembangunan

    dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP). Dari sisi lingkup

    substansi, RP3KP merupakan penjabaran dari rencana kawasan permukiman yang

    tertuang dalam RTRW kabupaten/kota. Sebagai rencana yang mengarahkan

    pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di suatu kabupaten/kota, maka

    RP3KP ini juga perlu disinergikan dengan SPPIP.

    SPPIP yang menjabarkan kebijakan makro kabupaten/kota untuk pembangunan

    permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam implementasinya akan

    menjadi acuan bagi penyusunan strategi sektor dan Rencana Induk Sistem (RIS)

    komponen-komponen pembentuk permukiman. Dalam konteks pembangunan

    permukiman, strategi sektor dan RIS yang telah disusun secara sistematis dan sinergi

    ini nantinya akan menjadi masukan dalam proses penyusunan Rencana Program

    Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Permukiman, yang selanjutnya akan

    diterjemahkan ke dalam RPKPP. Dalam kondisi strategi sektor, RIS, dan RPIJM

    Bidang Permukiman sudah tersedia terlebih dahulu dari SPPIP, maka proses

    penyusunan SPPIP akan mempertimbangkan dan mensinkronisasikan kebijakan dan

    strategi yang terdapat di dalam dokumen-dokumen tersebut, sedangkan proses

    penyusunan RPKPP wajib untuk mempertimbangkan program dan kegiatan di dalam

    RPIJM Bidang Permukiman dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

    Secara diagramatis, keterkaitan SPPIP dan RPKPP dengan dokumen kebijakan yang

    berlaku di kabupaten/kota dapat dilihat pada Gambar 2-4 berikut.

    Terkait dengan RPIJM Bidang Permukiman, SPPIP ini menjadi dokumen induk dan

    acuan utama dalam penyusunan program-program investasi permukiman yang

    terdapat dalam RPIJM Bidang Permukiman, sedangkan RPKPP merupakan dokumen

    teknis untuk mendukung operasionalisasi RPIJM Bidang Permukiman tersebut. Dalam

    hal ini, program 5 (lima) tahunan yang dihasilkan dalam SPPIP akan menjadi acuan

    dan dasar dalam penyusunan program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaan di

    dalam RPIJM Bidang Permukiman. Program, indikasi kegiatan, serta alokasi

    pendanaan di dalam RPIJM Bidang Permukiman tersebut akan dirinci dalam program

    dan kegiatan yang terukur baik volume, biaya, dan lokasinya di tiap kawasan prioritas

    RPKPP (Gambar 2-5 dan Gambar 2-6). Berdasarkan keterkaitan ini, maka apabila

    RPIJM Bidang Permukiman sudah disusun sebelum SPPIP dan RPKPP, maka

    program yang tertuang dalam RPIJM Bidang Permukiman, khususnya untuk tahun

    pertama, akan menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan strategi dan program

  • Panduan Penyusunan

    22

    Gambar 2-4 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kota

    di dalam SPPIP, sedangkan rumusan, volume, alokasi lokasi, dan alokasi

    penganggaran akan menjadi acuan utama dalam perumusan kegiatan berikut

    rinciannya di dalam RPKPP. Untuk tahun kedua dan seterusnya, rumusan strategi dan

    program SPPIP akan menjadi dasar dalam upaya review dan penyempurnaan RPIJM

    Bidang Permukiman.

    RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

    PANJANG DAERAH

    (RPJPD)

    RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

    MENENGAH DAERAH

    (RPJMD)

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH

    (RTRW) KOTA/KABUPATEN

    KEBIJAKAN DAN STRATEGI

    PERKOTAAN DAERAH

    (KSPD)

    STRATEGI PEMBANGUNAN

    PERMUKIMAN DAN

    INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

    (SPPIP)

    STRATEGI SISTEM

    SANITASI KOTA

    (S-SK)

    STRATEGI SISTEM PENGELOLAAN

    PERSAMPAHAN

    (S-SPP)

    STRATEGI SEKTOR

    LAINNYA

    RENCANA INDUK

    SANITASI

    RENCANA INDUK

    PERSAMPAHAN

    MASTERPLAN

    SEKTOR LAINNYA

    STRATEGI SEKTOR

    RENCANA INDUK SISTEM (RIS)

    RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA

    MENENGAH

    (RPIJM) BIDANG PERMUKIMAN

    RENCANA PEMBANGUNAN DAN

    PENGEMBANGAN PERUMAHAN

    DAN KAWASAN PERMUKIMAN

    (RP3KP)

    RENCANA PEMBANGUNAN

    KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS

    (RPKPP)

    diacu/diterjemahkan/didetailkan

    sinkronisasi

    RENCANA DETAIL TATA

    RUANG

    (RDTR)

    RENCANA TATA BANGUNAN

    DAN LINGKUNGAN

    (RTBL)

    RENCANA SEKTORAL

    LAINNYA

    Dalam kaitannya dengan RTRW, keberadaan SPPIP dan RPKPP perlu diperhatikan

    lingkup substansi dan lingkup wilayahnya. Lingkup SPPIP dan RPKPP lebih rinci dari

    RTRW. RTRW mencakup penanganan untuk seluruh kawasan, baik kawasan lindung,

    permukiman, perdagangan, dan sebagainya, sedangkan SPPIP dan RPKPP hanya

    fokus pada pembangunan kawasan permukiman yang telah diarahkan oleh RTRW

    dan secara lebih spesifik, RPKPP fokus pada kawasan permukiman prioritasnya saja.

    Secara rinci perbedaan RTRW, SPPIP, dan RPKPP dalam kerangka pembangunan

    perkotaan dapat dilihat pada Tabel 2-1 berikut.

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 2 Pemahaman Dasar 23

    Gambar 2-5 Ilustrasi Keterkaitan SPPIP, RPKPP dan RPIJM Bidang Permukiman

    Gambar 2-6 Contoh Keterkaitan Substansi SPPIP, RPKPP dan RPIJM Bidang Permukiman

    STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN

    INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

    (SPPIP)

    STRATEGIINDIKASI

    PROGRAM

    RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA

    MENENGAH BIDANG PERMUKIMAN

    (RPIJM BIDANG PERMUKIMAN)

    PROGRAM KEGIATAN

    RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN

    PERMUKIMAN PRIORITAS

    (RPKPP)

    PROGRAM

    PENANGANANKEGIATAN

    SKALA KOTA

    SKALA KAWASAN

    sebagai arah dan

    kebijakan program

    investasi bidang

    cipta karya

    RPKPP merupakan

    acuan RPIJM pada

    kawasan prioritas

    dan rencana teknis

    rinci subkawasan

  • Panduan Penyusunan

    24

    Ta

    bel 2

    -1

    Rin

    cia

    n P

    erb

    ed

    aa

    n A

    nta

    ra S

    PP

    IP, d

    an

    RP

    KP

    P D

    ala

    m K

    era

    ng

    ka

    Pe

    mb

    an

    gu

    na

    n W

    ilaya

    h P

    erk

    ota

    an

    R

    TR

    W

    SP

    PIP

    R

    PK

    PP

    LIN

    GK

    UP

    W

    ILA

    YA

    H

    Ko

    ta/k

    ab

    up

    ate

    n

    kaw

    asa

    n p

    erk

    ota

    an

    di d

    ala

    m

    kota

    /ka

    bu

    pa

    ten

    ka

    wa

    san

    (fu

    ng

    sio

    na

    l)

    LIN

    GK

    UP

    S

    EK

    TO

    R

    Selu

    ruh

    Asp

    ek

    Perm

    uki

    ma

    n

    da

    n In

    fra

    stru

    ktu

    r K

    ecip

    taka

    rya

    an

    P

    erm

    uki

    ma

    n

    da

    n In

    fra

    stru

    ktu

    r K

    ecip

    taka

    rya

    an

    KE

    DA

    LA

    MA

    N

    PR

    OD

    UK

    Ren

    ca

    na

    Po

    la R

    ua

    ng

    Ren

    ca

    na

    Str

    ukt

    ur

    Ru

    an

    g

    A

    rah

    an

    Pem

    an

    faa

    tan

    Ru

    an

    g

    A

    rah

    an

    Pen

    gen

    da

    lian

    P

    em

    an

    faa

    tan

    Ru

    an

    g

    S

    kala

    1:2

    5.0

    00

    1

    :50.0

    00

    S

    tra

    teg

    i Pem

    ba

    ng

    un

    an

    Pro

    gra

    m In

    vest

    asi

    Pem

    ba

    ng

    un

    an

    Ska

    la 1

    : 2

    5.0

    00

    1

    :50

    .00

    0

    R

    en

    ca

    na

    P

    rog

    ram

    Aks

    i

    Rin

    ci

    O

    pera

    sio

    na

    l

    Ska

    la 1

    : 5

    .00

    0

    S

    kala

    1:

    1.0

    00

    ILU

    ST

    RA

    SI

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 2 Pemahaman Dasar 25

    Gambar 2-7 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kota Dari Sisi Waktu

    Dari sisi waktu, SPPIP merupakan penterjemahan arahan pengembangan dan

    pembangunan kabupaten/kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur

    permukiman perkotaan selama jangka waktu 20 tahun sebagaimana arahan dalam

    RTRW dan RPJPD. Strategi untuk 5 (lima) tahun pertama didasarkan pada arahan

    dalam RPJMD dan KSPD, serta akan menjadi acuan bagi penyusunan RPKPP dan

    RPIJM Bidang Permukiman. Ilustrasi kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam kerangka

    kebijakan pembangunan kota terdapat pada Gambar 2-7.

    ARAHAN SPASIAL ARAHAN PEMBANGUNAN ARAHAN PERKOTAAN

    RTRWN

    20 TAHUN

    RPJPN

    20 TAHUN

    RTRWD

    20 TAHUN

    RPJPD

    20 TAHUN

    RPJMD

    5 TAHUN

    KSPN

    20 TAHUN

    KSPD

    5 TAHUN

    SPPIP

    20 TAHUN

    LIMA

    TAHUN I

    LIMA

    TAHUN II

    LIMA

    TAHUN III

    LIMA

    TAHUN IV

    RPIJM BIDANG PERMUKIMAN

    5 TAHUN

    LIMA

    TAHUN I

    LIMA

    TAHUN I

    LIMA

    TAHUN I

    LIMA

    TAHUN I

    LIMA

    TAHUN I

    RPKPP

    5 TAHUN

    LIMA

    TAHUN I

    LIMA

    TAHUN I

    LIMA

    TAHUN I

    LIMA

    TAHUN I

    LIMA

    TAHUN I

  • Panduan Penyusunan

    26

    Gambar 2-8 Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP

    2.3.3 Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP

    Dalam upaya untuk mengakomodasi tingginya intensitas pembangunan, maka

    dimungkinkan kabupaten/kota melakukan proses peninjauan kembali terhadap

    dokumen SPPIP yang telah disusun. Peninjauan kembali ini dilaksanakan berdasarkan

    peninjauan kembali RTRW kabupaten/kota dan/atau RPJPD yang dilakukan:

    1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dalam kondisi normal; dan

    memungkinkan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dalam keadaan force

    majeure, yaitu suatu keadaan yang muncul karena adanya kejadian di luar

    kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan lagi sehingga RTRW dan/atau

    RPJPD tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

    Hasil dari peninjauan kembali tersebut memungkinkan berupa dokumen SPPIP tetap

    berlaku sesuai dengan tahun berlakunya atau dokumen SPPIP perlu untuk direvisi dan

    disesuaikan kembali. Apabila berdasarkan hasil peninjauan kembali diperlukan

    adanya revisi terhadap dokumen SPPIP, maka proses revisi dapat dilakukan pada

    tahun yang bersangkutan. Tahun pertama dari jangka waktu 20 tahun revisi dokumen

    SPPIP dimulai pada tahun dimana hasil revisi ditetapkan. Ilustrasi dari proses

    peninjauan kembali dokumen SPPIP dapat dilihat pada Gambar 2-8.

    LIMA TAHUN I LIMA TAHUN II LIMA TAHUN III LIMA TAHUN IV

    SPPIP (Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan)

    tahun dimulainya proses

    review SPPIP *)

    LIMA TAHUN I LIMA TAHUN II LIMA TAHUN III LIMA TAHUN IV

    Revisi SPPIP (Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan)

    tahun pertama dokumen

    revisi SPPIP

    *) apabila dari proses review diperlukan adanya revisi maka, penyesuaian

    waktunya mengikuti ilustrasi pada diagram revisi SPPIP

    LIMA TAHUN I LIMA TAHUN II LIMA TAHUN III LIMA TAHUN IV

    RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah)

    2.3.4 Pemangku Kepentingan SPPIP dan RPKPP

    Kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP melibatkan pemangku kepentingan, baik

    yang berada di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Secara rinci peran

    dan bentuk keterlibatan dari masing-masing pihak tersebut dalam kegiatan

    penyusunan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Tabel 2-2 dan Gambar 2-9.

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 2 Pemahaman Dasar 27

    Tabel 2-2 Peran dan Bentuk Keterlibatan Masing-Masing Pihak Dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP

    PEMANGKU KEPENTINGAN

    PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS DAN WEWENANG

    TINGKAT PUSAT

    Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum

    Pembina kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP

    - Mendorong dan mengarahkan penyusunan SPPIP/RPKPP pada kabupaten/kota melalui Pokjanis daerah

    TUGAS - melaksanakan pembinaan kegiatan penyusunan SPPIP

    dan penyusunan RPKPP; - menyediakan pedoman penyusunan SPPIP dan

    penyusunan RPKPP; dan - melakukan pemantauan dan evaluasi penyusunan SPPIP

    dan penyusunan RPKPP. WEWENANG - melakukan penilaian terhadap hasil penyusunan SPPIP

    dan penyusunan RPKPP; - memberikan rekomendasi berdasarkan penilaian terhadap

    hasil penyusunan SPPIP; dan - memfasilitasi, mengoordinasikan, dan mensosialisasikan

    penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP

    Direktorat Pengembangan Permukiman DJCK

    Pembina kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP

    - Memberikan pendampingan teknis pelaksanaan penyusunan SPPIP/RPKPP

    - Menyediakan pedoman pelaksanaan penyusunan SPPIP/RPKPP (KAK, panduan)

    - Memantau pelaksanaan SPPIP/RPKPP melalui kegiatan koordinasi di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota

    - Menyelenggarakan kolokium

    TINGKAT PROVINSI

    Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman

    Penyelenggara kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP

    - Melakukan tertib administrasi penyelenggaraan kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP

    - Menyediakan tenaga ahli pendamping - Berperan aktif dalam tim teknis tingkat

    provinsi

    TUGAS - melaksanakan konsolidasi pada tingkat provinsi; - melaksanakan pendampingan dan pengendalian kegiatan

    penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan - mendorong peningkatan kapasitas pokjanis di tingkat

    kabupaten/kota.

  • Panduan Penyusunan

    28

    PEMANGKU KEPENTINGAN

    PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS DAN WEWENANG

    Tim Teknis Provinsi, Terdiri dari: Ketua : Satker Randal CK Anggota : Korwil,

    Dinas PU/CK Provinsi, Bappeda Provinsi, dan Satker Provinsi Bidang CK

    Pendamping/ pengendali kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP

    - Mendorong peningkatan kapasitas Pokjanis melalui kegiatan pelatihan/konsolidasi tingkat provinsi

    - Melakukan pendampingan kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP melalui monitoring dan evaluasi/konsolidasi di tingkat provinsi

    WEWENANG - menetapkan tim teknis provinsi; - melaksanakan koordinasi penyusunan SPPIP dan

    penyusunan RPKPP dalam lingkup provinsi; dan

    - memberikan rekomendasi kepada pemerintah kabupaten/kota terkait dengan kinerja pokjanis.

    TINGKAT KABUPATEN/KOTA

    Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis), Terdiri dari dinas/instansi terkait di lingkup pemerintah kabupaten/kota. Pembentukan Pokjanis ini dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota

    Perumus SPPIP/RPKPP

    - Merumuskan SPPIP/RPKPP - Menjadi narasumber dan

    penentuperumusan hasil SPPIP/RPKPP

    - Mengambil keputusan dalam proses penyusunan dokumen SPPIP/RPKPP

    - Mengawal keberlanjutan program SPPIP/RPKPP hingga tahapan implementasi

    TUGAS - menyediakan basis data dan informasi spasial dan

    sektoral; - melaksanakan penyusunan SPPIP dan RPKPP sesuai

    dengan pedoman sebagaimana diatur dalam peraturan menteri ini;

    - menghasilkan SPPIP dan RPKPP yang dapat diimplementasikan; dan

    - penyebarluasan informasi produk SPPIP dan RPKPP kepada masyarakat

    WEWENANG - menetapkan pokjanis; - melaksanakan peninjauan kembali terhadap SPPIP dan

    RPKPP berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam peraturan menteri ini;

    - melibatkan peran masyarakat dalam proses penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 2 Pemahaman Dasar 29

    PEMANGKU KEPENTINGAN

    PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS DAN WEWENANG

    - menetapkan SPPIP. Tim Ahli

    Pendamping, yang terdiri dari tenaga ahli beserta asisten ahli

    Pendamping kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP

    - Memfasilitasi Pokjanis dalam proses penyusunan SPPIP/RPKPP

    - Menyusun laporan proses kegiatan SPPIP/RPKPP

    - Menyusun dokumen SPPIP/RPKPP hasil perumusan Pokjanis

    TUGAS - memfasilitasi kebutuhan data dan informasi spasial * WEWENANG - memberikan masukan/pendampingan secara akademis

    dan teknis dalam proses penyusunan SPPIP/RPKPP *) pengadaan peta bila dibutuhkan

  • Panduan Penyusunan

    30

    Gambar 2-9 Keterkaitan Semua Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan SPPIP/RPKPP

    DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA (DJCK)

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    DINAS PEKERJAAN UMUM/

    CIPTA KARYA PROVINSI

    DINAS PEKERJAAN UMUM/

    CIPTA KARYA PROVINSI

    SATUAN KERJA (SATKER) CIPTA KARYA

    PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

    SATUAN KERJA (SATKER) CIPTA KARYA

    PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

    DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

    DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA (DJCK),

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    TIM TEKNISTIM TEKNIS

    BAPPEDA PROVINSI

    DINAS PROVINSI TERKAIT

    SATKER CIPTA KARYA PROVINSI

    BAPPEDA PROVINSI

    DINAS PROVINSI TERKAIT

    SATKER CIPTA KARYA PROVINSI

    KELOMPOK KERJA TEKNIS

    (POKJANIS)

    PENYUSUN SPPIP/RPKPPPENYUSUN SPPIP/RPKPP

    pemangku kepentingan

    kota/kabupaten

    pemangku kepentingan

    kota/kabupaten

    TIM TENAGA AHLI

    PENDAMPING

    melakukan

    pendampingan

    melakukan

    pendampingan

    AKADEMISI DAN UNSUR

    MASYARAKAT

    PERUMUS SPPIP/

    RPKPP

    PENYELENGGARA

    KEGIATAN SPPIP/

    RPKPP

    PENGENDALI

    KEGIATAN SPPIP/

    RPKPP

    PEMBINA KEGIATAN

    PENYUSUNAN SPPIP/

    RPKPP

    PENDAMPING

    KEGIATAN

    PENYUSUNAN SPPIP/

    RPKPP

    penyediaan ahli

    pendamping

    penyediaan ahli

    pendamping

    HUBUNGAN KETERKAITAN PERAN

    2.3.5 Legalisasi SPPIP dan RPKPP

    Untuk menjamin pemanfaatan dokumen SPPIP dan RPKPP sebagai acuan dalam

    pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, maka dokumen

    SPPIP dan RPKPP dapat dilegalisasi dalam bentuk peraturan perundangan-undangan

    di daerah. Legalisasi untuk SPPIP dan RPKPP ini ditetapkan dengan peraturan

    bupati/walikota.

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 2 Pemahaman Dasar 31

  • Panduan Penyusunan

    32

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 3 Penyusunan SPPIP 33

    3

  • Panduan Penyusunan

    34

    03 Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman & Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

    Bagian

    3.1 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN SPPIP

    3.1.1 Lingkup Kegiatan Penyusunan SPPIP

    Secara garis besar, lingkup kegiatan penyusunan SPPIP meliputi 5 (lima) kegiatan,

    yaitu: (1) persiapan, (2) identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan

    permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, (3) perumusan tujuan dan

    kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, (4)

    perumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur

    permukiman perkotaan, dan (5) finalisasi dan sosialisasi. Secara rinci, lingkup

    kegiatan dari tiap kegiatan besar dan capaian kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3-1.

    Tabel 3-1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP

    LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

    (1) Persiapan

    Mengikuti sosialisasi penyusunan SPPIP

    yang akan dikoordinasikan

    penyelenggaraannya oleh tim pusat

    Melakukan persiapan pelaksanaan

    kegiatan, termasuk di dalamnya melakukan

    koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan,

    penyepakatan rencana kerja dan

    metodologi pelaksanaan kegiatan,

    penyiapan peta dasar, sampai dengan

    pengumpulan data dan informasi

    Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan

    Peta dasar Data dan informasi yang

    diperlukan Desain pengumpulan data dan

    informasi

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 3 Penyusunan SPPIP 35

    LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

    Melakukan konsolidasi dengan semua

    pemangku kepentingan dalam proses

    penyamaan tujuan dan rencana kerja

    penyusunan SPPIP

    (1) Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

    Melakukan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah berdasarkan dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah

    Review kebijakan, strategi, dan program daerah dari tiap dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah

    Melakukan kajian terhadap isu-isu permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, serta potensi, permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan.

    Kajian isu-isu permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

    Potensi, permasalahan, dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan perkotaan

    Potensi, permasalahan, dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan permukiman perkotaan

    Peta potensi, permasalahan, dan tantangan dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan

    (2) Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

    Bersama dengan pemangku kepentingan kota menghasilkan indikasi arah pengembangan kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan

    Indikasi arah pengembangan kabupaten/kota

    Indikasi arah pembangunan permukiman kabupaten/kota dan

  • Panduan Penyusunan

    36

    LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

    infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan hasil kajian kebijakan dan hasil kajian terhadap isu-isu, potensi, permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaannya

    infrastruktur permukiman perkotaan

    Bersama dengan pemangku kepentingan kota menghasilkan rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

    Rumusan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

    Rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastrukur permukiman perkotaan

    Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1

    Bersama dengan pemangku kepentingan menghasilkan:

    - Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas

    - Identifikasi kawasan permukiman prioritas

    Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas

    Kawasan permukiman prioritas

    Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2

    (3) Perumusan Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

    Bersama dengan pemangku kepentingan kota menghasilkan rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

    Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

    Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3

    Bersama dengan pemangku kepentingan menghasilkan : - Analisis korelasi strategi

    pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan.

    - Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

    - Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan) sebagai arahan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

    Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan

    Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

    Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan) sebagai arahan investasi pembangunan

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 3 Penyusunan SPPIP 37

    LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

    perkotaan jangka menengah. - Analisis dampak penerapan program

    pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

    permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan jangka menengah

    Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

    Penyelenggaraan Pra-FGD 4 dan FGD 4 dan diskusi informal

    (4) Finalisasi dan Sosialisasi

    Mengikuti kegiatan kolokium yang akan dikoordinasikan oleh koordinator pelaksana, dan memberikan pemaparan dan pembahasan capaian kegiatan pada Kolokium SPPIP

    Masukan untuk penyempurnaan hasil

    Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

    Menyelenggarakan konsultasi publik untuk menjaring masukan terhadap rumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

    Masukan untuk penyempurnaan hasil

    Melakukan diseminasi hasil kesepakatan perumusan SPPIP kepada dinas/instansi terkait dan pemangku kepentingan lainnya di kabupaten/kota bersangkutan

    Tersosialisasikannya Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

    3.1.2 Lingkup Wilayah Penyusunan SPPIP

    Kegiatan penyusunan SPPIP dilakukan pada lingkup wilayah kabupaten/kota. Untuk

    wilayah yang berstatus kota, maka lingkup wilayah penyusunan SPPIP mencakup

    keseluruhan kawasan permukiman di wilayah administrasi kota yang ditetapkan

    dalam RTRW kota. Untuk wilayah yang berstatus kabupaten, maka lingkup wilayah

    penyusunan SPPIP mencakup kawasan di dalam wilayah administrasi kabupaten

    yang didefinisikan sebagai kawasan permukiman perkotaan oleh RTRW kabupaten

    yang bersangkutan. Sebagai ilustrasi, lingkup wilayah penyusunan SPPIP dapat dilihat

    pada Gambar 3-1.

  • Panduan Penyusunan

    38

    Gambar 3-1 Ilustrasi Lingkup Wilayah Penyusunan SPPIP Untuk Wilayah Adaministrasi Kota (atas) dan Untuk Wilayah Administrasi Kabupaten (bawah)

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 3 Penyusunan SPPIP 39

    3.1.3 Kedalaman Substansi SPPIP

    Dari sisi substansi, keluaran akhir yang diharapkan dari kegiatan penyusunan SPPIP

    berupa strategi pembangunan yang diturunkan dan didetailkan dalam bentuk

    program. Strategi pembangunan dalam SPPIP memuat langkah-langkah riil dan

    terukur yang harus diambil untuk merealisasikan tujuan pembangunan permukiman

    dan infrastruktur permukiman perkotaan yang diatur dalam kebijakan. Strategi

    pembangunan dalam SPPIP ini disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal

    berikut (Gambar 3-2):

    Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur

    permukiman perkotaan yang telah disepakati bersama oleh Pokjanis;

    Kebutuhan penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan,

    yang didasarkan pada karakteristik potensi dan permasalahan pembangunan

    permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan eksisting;

    Sumber daya yang dimiliki yang dapat menjadi pembatas ataupun pendorong

    bagi terwujudnya target capaian dalam pembangunan permukiman dan

    infrastruktur permukiman perkotaan yang ingin dicapai. Sumber daya ini dapat

    berupa:

    - sumber pendanaan yang dimiliki oleh Pemerintah dan pemerintah daerah;

    - luas lahan yang tersedia untuk pembangunan;

    - kesiapan masyarakat dalam mendukung program pembangunan;

    - kapasitas aparatur pelaksana program;

    - dan sebagainya

    Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

    perkotaan yang telah ada di berbagai dokumen perencanaan pembangunan dan

    penataan ruang yang berlaku; dan

    Target capaian dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

    perkotaan yang diharapkan, baik pada lingkup kota, provinsi, nasional, MDGs,

    maupun komitmen internasional lainnya

    Dalam perumusan strategi pembangunan SPPIP perlu memperhatikan 2 (dua) hal,

    yaitu: cakupan aspek dan wilayah.

    strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

    merujuk pada strategi fisik dan non-fisik. Untuk strategi non-fisik dapat meliputi

    strategi terkait aspek sosial, ekonomi, pembiayaan, kelembagaan, pelibatan

    masyarakat dan pelaku terkait lainnya, serta legalisasi.

    strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

    disusun untuk skala kabupaten/kota dan skala kawasan.

  • Panduan Penyusunan

    40

    Gambar 3-2 Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi Dalam SPPIP

    TUJUAN DAN KEBIJAKANPEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN

    INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

    PERKOTAAN

    TARGET CAPAIAN

    YANG DIHARAPKAN PADA AKHIR TAHUN

    IMPLEMENTASI

    KEBUTUHAN

    PENANGANAN YANG DIRUMUSKAN

    BERDASARKAN KONDISI

    EKSISTING PERMASALAHAN

    KEBUTUHAN

    PENANGANAN YANG DIRUMUSKAN

    BERDASARKAN KONDISI

    EKSISTING PERMASALAHAN

    SUMBER DAYA YANG

    DIMILIKI DAERAH (dana, lahan, komitmen masyarakat,

    sumber daya aparatur, dll)

    SUMBER DAYA YANG

    DIMILIKI DAERAH (dana, lahan, komitmen masyarakat,

    sumber daya aparatur, dll)

    STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

    DAN INFRASTRUKTUR

    PERMUKIMAN PERKOTAAN

    STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

    DAN INFRASTRUKTUR

    PERMUKIMAN PERKOTAAN

    Setiap strategi yang dirumuskan didetailkan ke dalam program yang memuat

    penjabaran strategi ke dalam langkah-langkah operasional untuk jangka waktu

    tertentu. Dalam perumusan program dilakukan dengan mengacu beberapa hal

    berikut:

    disusun untuk menjawab implementasi strategi pembangunan sehingga

    penyusunan program dilakukan untuk tiap strategi;

    rumusan program disusun dengan mengacu pada nomenklatur program di

    dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 2 Tahun 2010

    tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum; Lampiran

    A.VII Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo.

    Permendagri No. 21 Tahun 2011, berikut penyesuaiannya di kabupaten/koya

    yang bersangkutan dan ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda)

    kota/kabupaten; serta Rencana Strategi (Renstra) Kementerian/Lembaga lainnya;

    program merupakan pengarah dan penjembatan terhadap rencana aksi program

    yang akan dirincikan dalam RPKPP (siap dijabarkan dalam komponen dan

    volume serta pentahapan program); dan

    perlunya penekanan pada program bidang permukiman dan infrastruktur

    permukiman perkotaan.

    Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

    perkotaan yang disusun, dilengkapi dengan pihak yang berperan serta sumber

    pendanaannya. Untuk mendukung dan memberikan kejelasan dalam proses

    implementasi, program yang disusun tersebut dirinci mekanisme pentahapan

    pelaksanaanya dalam jangka waktu 20 tahun dengan rincian tahapan per lima

  • Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

    Bagian 3 Penyusunan SPPIP 41

    tahunan. Untuk 5 (lima) tahun pertama dirinci dalam tahapan 1 (satu) tahunan. Skema

    pentahapan program yang dimaksud dalam SPPIP diwujudkan ke dalam tabel isian

    strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

    perkotaan (Tabel 3-2).

    Fokus dari obyek yang diatur di dalam SPPIP adalah strategi dan program terkait

    dengan infrastruktur permukiman perkotaan, yang terdiri atas:

    sistem penyediaan air minum untuk kawasan permukiman;

    sistem pengelolaan air limbah untuk kawasan permukiman;

    sistem pengelolaan persampahan untuk kawasan permukiman;

    sistem drainase permukiman; dan

    sistem jaringan jalan lingkungan di dalam kawasan permukiman.