Upload
radengembull
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 1
MODUL
PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 2
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP, MODUL
PEMAHAMAN DASAR SPPIP DAN RPKPP merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP). dan MODUL PROSES DAN PROSEDUR
PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS (RPKPP).
MODUL PEMAHAMAN DASAR SPPIP DAN RPKPP, yang akan menjadi
acuan dalam tahap persiapan peaksanaan kegiatan dan persiapan
penyusunan SPPIP dan RPKPP;
MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRSTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP), yang akan menjadi acuan dalam
proses penyusunan SPPIP; dan
MODUL PROSES DAN PROSEDUR RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP), yang akan menjadi acuan dalam
proses penyusunan RPKPP.
Penggunaan tiap modul dalam kerangka proses penyusunan SPPIP dan RPKPP
dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PERSIAPAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
PENYUSUNAN SPPIP
PENYUSUNAN RPKPP
PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN
SPPIP DAN RPKPP
`
MODUL Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
`
MODULProses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
MODULProses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
Gambar 1 Kedudukan Modul Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Dalam
Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPPIP dan RPKPP
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 3
A PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN MODUL PEMAHAMAN
STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
A LATAR BELAKANG DAN KARAKTERISTIK SPPIP DAN RPKPP
Bagian A Modul pemahaman dasar ini terdiri dari empat sub- modul yakni:
A.1 Latar Belakang Kebutuhan SPPIP dan RPKPP
A.2 Pengertian, Fungsi dan Karakteristik SPPIP dan RPKPP
A.3 Pendekatan Dalam Penyusunan SPPIP dan RPKPP
A.4 Kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam Kerangka Pembangunan Kota
A.5 Pemangku Kepentingan Dalam SPPIP dan RPKPP
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 4
Bagian A.1 :
Latar Belakang Kebutuhan SPPIP dan RPKPP
Apa Persoalan yang Dihadapi Pemerintah dan Pemerintah Daerah Dalam
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan di
Indonesia?
Sebagian besar pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan pada saat ini kurang atau belum mengantisipasi dan mengakomodir
perkembangan kawasan perkotaan. Hal ini akan menimbulkan beberapa implikasi
permasalahan antara lain: (a) tidak meratanya penyediaan infrastruktur
permukiman perkotaan, dan (b) tidak tersedianya lingkungan permukiman yang
layak, (c) tidak terkendalinya pembangunan permukiman pada daerah-daerah
non-permukiman, dan (d) terjadinya permukiman kumuh.
Hal-hal Apa Saja yang Dibutuhkan Untuk Menyelesaikan Persoalan
Pembangunan Permukiman? Melalui Apa Penyelesaiannya?
Permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan serta pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan ditangani dan
diantisipasi melalui 2 (dua) bentuk perencanaan, yaitu: (1) perencanaan
pembangunan yang memberikan arahan pencapaian tujuan pembangunan
sektoral dan (2) penyelenggaraan penataan ruang yang memberikan arah
pembangunan keruangan. Kedua bentuk perencanaan tersebut diwadahi dalam 2
(dua) dokumen, yaitu: (1) dokumen rencana pembangunan (Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)/Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM)) dan (2) dokumen rencana tata ruang (Rencana Umum Tata
Ruang dan Rencana Detail Tata Ruang). Dalam upaya untuk menangani
permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan, beserta permasalahan pembangunan kabupaten/kota secara
keseluruhan, kedua produk perencanaan ini perlu saling disinergikan dan
dipadukan satu sama lain.
Mempertimbangkan permasalahan yang muncul tersebut, maka suatu
kabupaten/kota sudah selayaknya memiliki strategi pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan yang sinergi dengan arah
pengembangan kabupaten/kota, serta dapat menjadi acuan yang jelas bagi
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 5
penerapan program-program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan. Terkait dengan persoalan tersebut, suatu kabupaten/kota
perlu memiliki strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan, yang dikenal sebagai Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). Adapun SPPIP ini dijabarkan
dalam suatu rencana operasional berupa Rencana Pembangunan Kawasan
Permukiman Prioritas (RPKPP) dimana keduanya disusun dengan tetap mengacu
pada strategi pengembangan kabupaten/kota yang telah ada.
Bagaimana SPPIP dan RPKPP Dapat Menjawab Kebutuhan Penyelesaian
Persoalan Pembangunan Permukiman?
Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan,
SPPIP dan RPKPP menjadi suatu yang penting dan dapat menjadi langkah awal
dalam mendukung terjadinya integrasi antara perencanaan pembangunan dan
penataan ruang. SPPIP dan RPKPP ini pada dasarnya bukan merupakan inisiatif
untuk menyusun suatu kebijakan baru. SPPIP dan RPKPP merupakan instrumen
baru untuk melakukan sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan dan strategi
pembangunan. SPPIP merupakan kebijakan makro yang bersifat strategis yang
diarahkan untuk menjadi acuan kebijakan bagi pengembangan di bidang
permukiman dan infrastruktur perkotaan, sedangkan RPKPP merupakan
penjabaran SPPIP ke dalam rencana aksi yang operasional dan mendapat
legitimasi dari pemangku kepentingan. Dalam lingkup pengembangan kota,
SPPIP dan RPKPP ini merupakan instrumen kebijakan yang menjadi salah satu
acuan penyelenggaraan pembangunan di bidang permukiman dan infrastruktur
perkotaan di tingkat kabupaten/kota dan menjadi rujukan bagi semua pihak.
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 6
Bagian A.2 :
Pengertian, Fungsi, dan Karakteristik SPPIP dan RPKPP
Apa itu SPPIP dan RPKPP?
SPPIP merupakan suatu strategi yang menjadi acuan bagi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang penyusunannya
mengacu dan terintegrasi dengan arahan pengembangan kabupaten/kota secara
komprehensif. SPPIP ini merupakan alat utama bagi pemerintah daerah untuk
mengarahkan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan. Selain itu, SPPIP juga merupakan rancangan tindakan atau aksi untuk
membangun permukiman dan infrastruktur pendukungnya sebagai komponen inti
pembentuk kawasan perkotaan. Sebagai rancangan tindakan atau aksi, SPPIP ini
diterjemahkan ke dalam suatu strategi berikut program pembangunannya. SPPIP
ini disusun berdasarkan arahan kebijakan dan strategi yang terdapat di dalam
RTRW dan RPJPD.
RPKPP merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan
permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur permukiman pada
kawasan prioritas di perkotaan. RPKPP disusun pada lingkup wilayah
perencanaan kawasan dan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan
dalam peta skala 1:5.000 dan 1:1.000. RPKPP ini merupakan penjabaran dari
SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas yang ditetapkan.
Bagaimana Keterkaitan SPPIP dan RPKPP?
Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur pemrukiman perkotaan di
suatu kabupaten/kota, hubungan yang terbentuk antara SPPIP dan RPKPP adalah
sebagai berikut:
SPPIP merupakan arahan bagi pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan pada lingkup kawasan perkotaan di dalam wilayah
administrasi kabupaten/kota;
SPPIP memuat strategi dan arahan program pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan untuk skala kabupaten/kota dan skala kawasan
permukiman prioritas;
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 7
Untuk dapat diimplementasikan, strategi dan arahan program pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skala kawasan
permukiman prioritas didetailkan dalam rencana aksi program penanganan
kawasan yang memuat program dan kegiatan yang terukur dari sisi volume
dan biayanya; serta
Upaya pendetailan di dalam rencana aksi program penanganan kawasan
tersebut dituangkan ke dalam RPKPP.
Secara rinci hubungan dan perbedaan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada
Gambar 2 berikut ini.
TUJUAN DAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
STRATEGI
SKALA
KABUPATEN/
KOTA
STRATEGI
SKALA KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
ARAHAN PROGRAM
SKALA KABUPATEN/
KOTA
ARAHAN PROGRAM
SKALA KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP)
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAWASAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
(RPKPP)
KEGIATAN
PEMBANGUNAN
KAWASAN
KEGIATAN
PEMBANGUNAN
SUBKAWASAN 1
KEGIATAN
PEMBANGUNAN
SUBKAWASAN 2
KEGIATAN
PEMBANGUNAN
SUBKAWASAN ....
Gambar 2 Diagram Keterkaitan SPPIP Dengan RPKPP
Apa Fungsi SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan?
Dalam kerangka pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, SPPIP
memiliki fungsi sebagai berikut :
sebagai acuan bagi implementasi program pembangunan permukiman dan
infrastuktur permukiman perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan
program pembangunan lainnya;
sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral
bidang permukiman di daerah, sehingga fasilitasi APBN dalam penyediaan
infrastruktur diprioritaskan pada daerah yang sudah memiliki Dokumen
SPPIP/RPKPP;
sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM Cipta Karya;
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 8
sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di
berbagai dokumen; dan
sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota.
Dalam kerangka pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, RPKPP
memiliki fungsi sebagai berikut:
untuk mendukung operasionalisasi RPIJM Cipta Karya; dan
sebagai masukan dalam penyusunan RPIJM Cipta Karya
Bagaimana Karakteristik SPPIP dan RPKPP?
SPPIP memiliki karakteristik sebagai berikut:
penyusunan SPPIP lebih banyak dilakukan melalui proses sinkronisasi,
akomodasi, dan adopsi dari kebijakan dan strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada;
pada proses penyusunannya, SPPIP tidak hanya berorientasi pada produk,
namun juga pada proses penyusunannya. Hal ini dapat dilihat dari
pengutamaan legitimasi produk yang diukur dari rasa memiliki dan komitmen
dari seluruh pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terlibat dalam
proses penyusunan dan penerapannya;
kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
yang disusun tidak dipandang sebagai kebijakan dan strategi sektoral,
melainkan mempertimbangkan keterkaitannya dengan pembangunan
kawasan perkotaan secara keseluruhan; dan
kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
disusun dari skala kabupaten/kota sampai dengan skala kawasan. Pada
skala kawasan, penyusunannya dilakukan dengan mengacu pada kebijakan
dan strategi skala kabupaten/kota.
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 9
RPKPP memiliki karakteristik sebagai berikut:
sebagai acuan bagi implementasi program pembangunan permukiman dan
infrastuktur permukiman perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan
program pembangunan lainnya;
sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral
bidang permukiman di daerah, sehingga fasilitasi APBN dalam penyediaan
infrastruktur diprioritaskan pada daerah yang sudah memiliki Dokumen
SPPIP/RPKPP;
sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM Cipta Karya;
sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di
berbagai dokumen; dan
sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota.
Apa yang Membedakan SPPIP dan RPKPP dengan Instrumen
Pembangunan Lainnya?
Tidak seperti halnya kebijakan dan strategi pembangunan yang berorientasi pada
satu pilar pembangunan, baik itu pilar pembangunan sektoral ataupun pilar
pembangunan spasial, SPPIP dan RPKPP merupakan instrumen pembangunan
yang mengintegrasikan antara kedua pilar pembangunan yang digunakan di
Indonesia, yaitu: pilar perencanaan pembangunan dan pilar penataan ruang.
Secara struktural, SPPIP dan RPKPP bukan merupakan pilar pembangunan ketiga
karena lebih berperan sebagai instrumen untuk mengitegrasikan antara dua pilar
tersebut.
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 10
Bagian A.3 :
Pendekatan dalam Penyusunan SPPIP dan RPKPP
Pendekatan-pendekatan Apa Saja yang Digunakan Dalam Penyusunan
SPPIP dan RPKPP?
Proses penyusunan SPPIP dan RPKPP ini didasarkan pada tiga (3) pendekatan,
yaitu: (1) pendekatan normatif, (2) pendekatan fasilitatif dan partisipatif, serta (3)
pendekatan teknis-akademis
Bagaimana Penjelasan dari Pendekatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP
Tersebut?
Pendekatan Normatif adalah suatu cara pandang untuk memahami
permasalahan atau kondisi dengan berdasarkan pada norma-norma yang
ada atau pada suatu aturan yang menjelaskan bagaimana kondisi tersebut
seharusnya terjadi. Dalam pendekatan ini, perhatian pada masalah utama
serta tindakan yang semestinya dilakukan menjadi ciri utama. Kondisi atau
situasi yang terjadi tersebut dijelaskan, dilihat, dan dibandingkan
karakteristiknya dengan kondisi yang seharusnya, dimana dalam konteks
pembangunan kondisi yang seharusnya tersebut didasarkan pada produk
legal peraturan perundangan, baik untuk nasional maupun daerah.
Pendekatan Fasilitatif dan Partisipatif digunakan dengan dasar pertimbangan
bahwa proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan yang terkait dengan pengembangan kabupaten/kota maupun
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, baik di tingkat
kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Hal ini dimaksudkan agar hasil
penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku kepentingan
terkait di daerah.
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 11
Pendekatan Teknis-Akademis merupakan pendekatan yang dilakukan
dengan menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan
secara akademis, baik itu dalam pembagian tahapan pekerjaan maupun
teknik-teknik identifikasi, analisis, penyusunan strategi maupun proses
pelaksanaan penyepakatan. Dalam pendekatan ini, proses penyusunan
SPPIP dan RPKPP menggunakan beberapa metode dan teknik studi yang
baku yang sebelumnya telah disepakati bersama oleh tim kerja, pemberi
kerja, dan tim pokjanis daerah.
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 12
Bagian A.4 :
Kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam Kerangka
Pembangunan Kabupaten/Kota
Bagaimana Kedudukan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan
Kabupaten/Kota?
Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan,
SPPIP ini merupakan penerjemahan dan sinkronisasi dari kebijakan dan strategi
pembangunan yang terdapat di dalam dokumen perencanaan pembangunan
(RPJPD dan RPJMD) dan penataan ruang (RTRW kabupaten/kota) sebagai pilar
utama dalam pembangunan wilayah di Indonesia. Selain mengacu pada kedua
pilar utama pembangunan ini, SPPIP juga menerjemahkan kebijakan dan strategi
yang terdapat di dalam Kebijakan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) yang
merupakan penjabaran dari Kebijakan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN).
Dalam konteks pembangunan wilayah, KSPD ini memiliki fungsi: (1) memberikan
acuan bagi pembangunan kabupaten/kota dan kawasan perkotaan, (2) mengatur
fungsi kabupaten/kota dan penataan ruang kabupaten/kota untuk pembangunan
berkelanjutan, (3) menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait
pembangunan perkotaan, serta (4) menjadi instrumen perencanaan yang menjadi
acuan kementerian/lembaga dalam pelaksanaan program dan kegiatan terkait
pembangunan perkotaan.
SPPIP yang telah dirumusukan dengan mempertimbangkan kebijakan dan
strategi yang terdapat di dalam RPJPD, RPJMD, RTRW kabupaten/kota, dan
KSPD ini akan menjabarkan kebijakan makro kabupaten/kota dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. SPPIP ini
akan menjadi acuan bagi perumusan strategi sektor dan penyusunan Rencana
Induk Sistem (RIS) komponen-komponen infrastruktur pada kawasan
permukiman. Dalam konteks pembangunan bidang permukiman, strategi sektor
dan Rencana Induk Sistem (RIS) yang telah disusun secara sistematis dan
sinergis ini pada gilirannya akan menjadi masukan dalam proses penyusunan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang cipta karya. Pada
tahap selanjutnya dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPIJM) ini akan dijabarkan secara lebih rinci ke dalam dokumen RPKPP.
Dalam konstelasi strategi pembangunan sektor, RIS dan RPIJM seringkali sudah
disusun terlebih dahulu daripada SPPIP. Oleh karena itu, maka proses
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 13
penyusunan SPPIP akan mempertimbangkan dan mensinkronisasikan kebijakan
dan strategi yang terdapat di dalam dokumen-dokumen tersebut, sedangkan
proses penyusunan RPKPP wajib untuk mempertimbangkan program dan
kegiatan di dalam RPIJM dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Selain itu, berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, untuk menunjang pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan, setiap kabupaten/kota diharapkan memiliki Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
(RP3KP). Dari sisi lingkup substansi, RP3KP merupakan penjabaran dari rencana
kawasan permukiman yang tertuang dalam RTRW kota/kabupaten. Sebagai
rencana yang mengarahkan pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman di suatu kota/kabupaten, maka RP3KP ini juga perlu disinergikan
dengan SPPIP. Secara diagramatis, keterkaitan SPPIP dan RPKPP dengan
instrumen pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan lainnya dapat
dilihat pada Gambar 3 berikut.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
PANJANG DAERAH
(RPJPD)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH
(RPJMD)
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
(RTRW) KOTA/KABUPATEN
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PERKOTAAN DAERAH
(KSPD)
STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP)
STRATEGI SISTEM
SANITASI KOTA
(S-SK)
STRATEGI SISTEM PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
(S-SPP)
STRATEGI SEKTOR
LAINNYA
RENCANA INDUK
SANITASI
RENCANA INDUK
PERSAMPAHAN
MASTERPLAN
SEKTOR LAINNYA
STRATEGI SEKTOR
RENCANA INDUK SISTEM (RIS)
RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI
JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
RENCANA PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN
(RP3KP)
RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
(RPKPP)
diacu/diterjemahkan/didetailkan
sinkronisasi
RENCANA DETAIL TATA
RUANG
(RDTR)
RENCANA TATA BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
RENCANA SEKTORAL
LAINNYA
Gambar 3 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan
Pembangunan Kabupaten/Kota
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 14
Bagiamana Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dengan Dokumen Kebijakan dan
Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dari Sisi Waktu?
Dari sisi waktu, SPPIP merupakan penterjemahan arahan pengembangan dan
pembangunan kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
selama jangka waktu 20 tahun sebagaimana arahan dalam RTRW dan RPJPD.
Strategi untuk 5 (lima) tahun pertama didasarkan pada arahan dalam RPJMD dan
KSPD, serta akan menjadi acuan bagi penyusunan RPKPP dan RPIJM. Ilustrasi
kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam kerangka kebijakan pembangunan kota
terdapat pada Gambar 4.
ARAHAN SPASIAL ARAHAN PEMBANGUNAN ARAHAN PERKOTAAN
RTRWN
20 TAHUN
RPJPN
20 TAHUN
RTRWD
20 TAHUN
RPJPD
20 TAHUN
RPJMD
5 TAHUN
KSPN
20 TAHUN
KSPD
5 TAHUN
SPPIP
20 TAHUN
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN II
LIMA
TAHUN III
LIMA
TAHUN IV
RPIJM
5 TAHUN
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
RPKPP
5 TAHUN
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
Gambar 4 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan
Pembangunan Kabupaten/Kota Dari Sisi Waktu
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 15
Bagaimana Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dengan RPIJM?
SPPIP ini menjadi dokumen induk dan acuan utama dalam penyusunan program-
program investasi bidang permukiman yang terdapat dalam RPIJM Cipta Karya,
sedangkan RPKPP merupakan dokumen teknis untuk mendukung
operasionalisasi RPIJM Cipta Karya. Dalam hal ini, program 5 (lima) tahunan yang
dihasilkan dalam SPPIP akan menjadi acuan dan dasar dalam penyusunan
program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaannya di dalam RPIJM Cipta
Karya. Program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaan di dalam RPIJM Cipta
Karya tersebut akan dirinci dalam program dan kegiatan yang terukur baik
volume, biaya, dan lokasinya di tiap kawasan prioritas RPKPP (Gambar 5).
STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP)
STRATEGIINDIKASI
PROGRAM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA
MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
(RPIJM BIDANG CIPTA KARYA)
PROGRAM KEGIATAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS
(RPKPP)
PROGRAM
PENANGANANKEGIATAN
SKALA KOTA
SKALA KAWASAN
sebagai arah dan
kebijakan program
investasi bidang
cipta karya
RPKPP merupakan
acuan RPIJM pada
kawasan prioritas
dan rencana teknis
rinci subkawasan
Gambar 5 Keterkaitan SPPIP, RPKPP, dan RPIJM
Berdasarkan keterkaitan ini, maka apabila RPIJM sudah disusun sebelum SPPIP
dan RPKPP, maka program yang tertuang dalam RPIJM, khususnya untuk tahun
pertama, akan menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan strategi dan
program di dalam SPPIP, sedangkan rumusan, volume, dan alokasi
penganggaran akan menjadi acuan utama dalam perumusan kegiatan berikut
rinciannya di dalam RPIJM. Untuk tahun kedua dan seterusnya, rumusan strategi
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 16
dan program SPPIP akan menjadi dasar dalam upaya review dan penyempurnaan
RPIJM (Gambar 5)
Gambar 6 Contoh Keterkaitan Substansi SPPIP, RPKPP, dan RPIJM
Apa Perbedaan SPPIP dan RPKPP Dengan RTRW, serta Bagaimana
Keterkaitan Antara Ketiganya?
Dalam kaitannya dengan RTRW, keberadaan SPPIP dan RPKPP berbeda
terutama dalam hal lingkup substansi dan lingkup wilayahnya. Secara rinci
perbedaan RTRW, SPPIP, dan RPKPP dalam kerangka pembangunan perkotaan
dapat dilihat pada Tabel 1.
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 17
Ta
bel 1
Rin
cia
n P
erb
ed
aa
n A
nta
ra S
PP
IP, d
an
RP
KP
P D
ala
m K
era
ng
ka P
em
ba
ng
un
an
Wila
yah
Perk
ota
an
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 18
Walaupun berbeda, SPPIP dan RPKPP ini memiliki keterkaitan erat dengan RTRW.
SPPIP dan RPKPP ini dalam proses penyusunannya mengacu pada arah
kebijakan yang terdapat di dalam RTRW, terutamanya mengenai alokasi pola
ruang kawasan permukiman perkotaannya. Selain itu dalam penyusunan SPPIP
dan RPKPP juga mempertimbangkan beberapa substansi di dalam RTRW,
seperti:
Kebijakan dan strategi penataan ruang kawasan permukiman perkotaan dan infrastruktur pendukungnya, sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan
kebijakan dan strategi untuk SPPIP;
Arah pemanfaatan ruang kawasan permukiman perkotaan dan infrastruktur pendukungnya, sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan program
dan kegiatan untuk SPPIP dan RPKPP; dan
Arahan pengembangan kawasan strategis, sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas di dalam SPPIP dan RPKPP.
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 19
Bagian A.5
Pemangku Kepentingan Dalam SPPIP dan RPKPP
Siapa Saja Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan SPPIP dan
RPKPP?
Sesuai dengan fungsi dan perannya dalam mengintegtrasikan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada berbagai tingkat maka
kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP sudah barang tentu melibatkan berbagai
pemangku kepentingan yang berada di tingkat pemerintah, pemerintah provinsi,
maupun pemerintah kabupaten/kota. Walaupun demikian, secara realistis
pembangunan kabupaten/kota, khususnya pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan tentunya akan melibatkan pemangku
kepentingan dalam konteks yang lebih luas dari kalangan pemerintah seperti
dinyatakan sebelumnya. Pemangku kepentingan dari kalangan tersebut antara
lain adalah:
Pengembang perumahan sebagai institusi yang menangani penyediaan
perumahan berbentuk badan usaha milik privat. Dalam konsep SPPIP dan
RPKPP, pengembangan memiliki potensi sangat besar untuk dilibatkan
ataupun terlibat dalam implementasinya. Dalam konteks SPPIP dan RPKPP,
pengembangan perumahan berperan sebagai pihak yang ikut terlibat dalam
mengembangkan dan membangun hunian.
Masyarakat / komunitas sebagai pihak yang secara kolektif memiliki gagasan,
dan rencana mengembangkan ataupun memecahkan persoalan dalam
lingkungan permukimannya. Pada sejumlah kasus tertentu, ditemui suatu
kondisi dimana masyarakat/komunitas ini juga memiliki sejumlah sumberdaya
untuk merealisasikan gagasan dan rencananya terutama yang berkaitan
dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Dalam
konteks SPPIP dan RPKPP, masyarakat / komunitas berperan sebagai pihak
yang ikut terlibat dalam mengembangkan dan membangun hunian.
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 20
Apa Peran Dari Tiap Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan SPPIP
dan RPKPP?
Secara rinci peran dan bentuk keterlibatan dari masing-masing pihak yang terlibat
dalam kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Tabel 2 dan
Gambar 7.
Tabel 1 Peran dan Bentuk Keterlibatan Masing-Masing Pihak Dalam
Kegiatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP
PEMANGKU KEPENTINGAN
PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS DAN WEWENANG
TINGKAT PUSAT
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
Pembina kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Mendorong dan mengarahkan penyusunan SPPIP/RPKPP pada kabupaten/kota melalui Pokjanis daerah
TUGAS - melaksanakan pembinaan
kegiatan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP;
- menyediakan pedoman penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan
- melakukan pemantauan dan evaluasi penyusunan SPPIP dan Penyusunan RPKPP.
WEWENANG - melakukan penilaian
terhadap hasil penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP;
- memberikan rekomendasi berdasarkan penilaian terhadap hasil penyusunan SPPIP; dan
- memfasilitasi, mengoordinasikan, dan mensosialisasikan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP
Direktorat Pengembangan Permukiman DJCK
Pembina kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Memberikan pendampingan teknis pelaksanaan penyusunan SPPIP/ RPKPP
- Menyediakan pedoman pelaksanaan penyusunan SPPIP/RPKPP (KAK, panduan)
- Memantau pelaksanaan SPPIP/RPKPP melalui kegiatan koordinasi di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota
- Menyelenggarakan kolokium
TINGKAT PROVINSI
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Penyelenggara kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Melakukan tertib administrasi penyelenggaraan kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Menyediakan tenaga ahli pendamping
- Berperan aktif dalam tim teknis tingkat provinsi
TUGAS - melaksanakan konsolidasi
pada tingkat provinsi; - melaksanakan
pendampingan dan pengendalian kegiatan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan
- mendorong peningkatan
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 21
PEMANGKU KEPENTINGAN
PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS DAN WEWENANG
Tim Teknis Provinsi, Terdiri dari: Ketua : Satker Randal CK Anggota : Korwil, Dinas PU/CK Provinsi, Bappeda Provinsi, dan Satker Provinsi Bidang CK
Pendamping/ pengendali kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP
- Mendorong peningkatan kapasitas Pokjanis melalui kegiatan pelatihan/konsolidasi tingkat provinsi
- Melakukan pendampingan kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP melalui monitoring dan evaluasi/konsolidasi di tingkat provinsi
kapasitas pokjanis di tingkat kabupaten/kota.
WEWENANG - menetapkan tim teknis
provinsi; - melaksanakan koordinasi
penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP dalam lingkup provinsi; dan
- memberikan rekomendasi kepada pemerintah kabupaten/kota terkait dengan kinerja pokjanis.
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis), Terdiri dari dinas/instansi terkait di lingkup pemerintah kabupaten/kota. Pembentukan Pokjanis ini dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota
Perumus SPPIP/RPKPP
- Merumuskan SPPIP/RPKPP
- Menjadi narasumber dan penentuperumusan hasil SPPIP/RPKPP
- Mengambil keputusan dalam proses penyusunan dokumen SPPIP/RPKPP
- Mengawal keberlanjutan program SPPIP/RPKPP hingga tahapan implementasi
TUGAS - menyediakan basis data dan
informasi spasial dan sektoral;
- melaksanakan penyusunan SPPIP dan RPKPP sesuai dengan pedoman sebagaimana diatur dalam peraturan menteri ini;
- menghasilkan SPPIP dan RPKPP yang dapat diimplementasikan; dan
- penyebarluasan informasi produk SPPIP dan RPKPP kepada masyarakat
WEWENANG - menetapkan pokjanis; - melaksanakan peninjauan
kembali terhadap SPPIP dan RPKPP berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam peraturan menteri ini;
- melibatkan peran masyarakat dalam proses penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan
- menetapkan SPPIP.
Tim Ahli Pendamping, yang terdiri dari tenaga ahli beserta asisten ahli
Pendamping kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Memfasilitasi Pokjanis dalam proses penyusunan SPPIP/RPKPP
- Menyusun laporan proses kegiatan SPPIP/RPKPP
- Menyusun dokumen SPPIP/RPKPP hasil perumusan Pokjanis
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 22
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA (DJCK)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DINAS PEKERJAAN UMUM/
CIPTA KARYA PROVINSI
DINAS PEKERJAAN UMUM/
CIPTA KARYA PROVINSI
SATUAN KERJA (SATKER) CIPTA KARYA
PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
SATUAN KERJA (SATKER) CIPTA KARYA
PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA (DJCK),
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
TIM TEKNISTIM TEKNIS
BAPPEDA PROVINSI
DINAS PROVINSI TERKAIT
SATKER CIPTA KARYA PROVINSI
BAPPEDA PROVINSI
DINAS PROVINSI TERKAIT
SATKER CIPTA KARYA PROVINSI
KELOMPOK KERJA TEKNIS
(POKJANIS)
PENYUSUN SPPIP/RPKPPPENYUSUN SPPIP/RPKPP
pemangku kepentingan
kota/kabupaten
pemangku kepentingan
kota/kabupaten
TIM TENAGA AHLI
PENDAMPING
melakukan
pendampingan
melakukan
pendampingan
AKADEMISI DAN UNSUR
MASYARAKAT
PERUMUS SPPIP/
RPKPP
PENYELENGGARA
KEGIATAN SPPIP/
RPKPP
PENGENDALI
KEGIATAN SPPIP/
RPKPP
PEMBINA KEGIATAN
PENYUSUNAN SPPIP/
RPKPP
PENDAMPING
KEGIATAN
PENYUSUNAN SPPIP/
RPKPP
penyediaan ahli
pendamping
penyediaan ahli
pendamping
HUBUNGAN KETERKAITAN PERAN
Gambar 7 Keterkaitan Semua Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan
SPPIP dan RPKPP
Apakah SPPIP dan RPKPP Perlu untuk Dilegalisasi Dalam Peraturan
Perundang-undangan?
Untuk menjamin pemanfaatan dokumen SPPIP dan RPKPP sebagai acuan dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, maka
dokumen SPPIP dan RPKPP dapat dilegalisasi dalam bentuk peraturan
perundangan-undangan di daerah. Legalisasi untuk SPPIP dan RPKPP ini
ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 23
A PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN MODUL PEMAHAMAN
STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
B RUANG LINGKUP SPPIP DAN RPKPP
Bagian B Modul Pemahaman SPPIP dan RPKPP ini merupakan penjelasan
mengenai ruang lingkup SPPIP dan RPKPP yang terdiri dari 4 (empat) sub-modul:
B.1 Ruang Lingkup SPPIP
B.2 Keluaran SPPIP
B.3 Ruang Lingkup RPKPP
B.4 Keluaran RPKPP
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 24
Bagian B.1
Ruang Lingkup SPPIP
Apa yang menjadi batasan Lingkup Wilayah SPPIP?
Kegiatan penyusunan SPPIP dapat dilakukan pada lingkup wilayah administrasi
kota dan wilayah administrasi kabupaten, dengan fokus pada kawasan yang
diarahkan dalam RTRW kabupaten/kota sebagai kawasan permukiman
perkotaan.
Apa Perbedaan Lingkup Wilayah SPPIP Untuk Wilayah Administrasi Kota
dan Wilayah Administrasi Kabupaten?
Untuk wilayah yang berstatus kota, maka lingkup wilayah penyusunan SPPIP
mencakup keseluruhan kawasan permukiman di wilayah administrasi kota
yang ditetapkan dalam RTRW kota yang bersangkutan.
Untuk wilayah yang berstatus kabupaten, maka lingkup wilayah penyusunan
SPPIP mencakup kawasan di dalam wilayah administrasi kabupaten yang
didefinisikan sebagai kawasan permukiman perkotaan oleh RTRW kabupaten
yang bersangkutan.
Apa saja Lingkup Substansi dari SPPIP dan Sejauhmana kedalamannya?
Lingkup Substansi SPPIP dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: 1)
Lingkup substansi keluaran akhir SPPIP dan 2) lingkup substansi menyeluruh
yang meliputi seluruh proses penyusunan SPPIP. Kedua bagian lingkup substansi
SPPIP ini akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Lingkup Substansi keluaran akhir SPPIP
Dari sisi substansi, keluaran akhir yang diharapkan dari kegiatan penyusunan
SPPIP berupa strategi pembangunan yang diturunkan dan didetailkan dalam
bentuk program. Strategi pembangunan dalam SPPIP memuat langkah-langkah
riil dan terukur yang harus diambil untuk merealisasikan tujuan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang diatur dalam
kebijakan. Strategi pembangunan dalam SPPIP ini disusun dengan
mempertimbangkan beberapa hal berikut dan diilustrasikan pada Gambar 8.
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 25
Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan yang telah disepakati bersama oleh Pokjanis;
Kebutuhan penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan, yang didasarkan pada karakteristik potensi dan permasalahan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman eksisting;
Sumber daya yang dimiliki yang dapat menjadi pembatas ataupun
pendorong bagi terwujudnya target capaian dalam pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ingin dicapai.
Sumber daya ini dapat berupa:
sumber pendanaan yang dimiliki oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah;
luas lahan yang tersedia untuk pembangunan;
kesiapan masyarakat dalam mendukung program pembangunan;
kapasitas aparatur pelaksana program;
dan sebagainya
Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman yang telah ada di berbagai dokumen perencanaan
pembangunan dan penataan ruang yang berlaku; dan
Target capaian dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan yang diharapkan.
TUJUAN DAN KEBIJAKANPEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PERKOTAAN
TARGET CAPAIAN
YANG DIHARAPKAN PADA AKHIR TAHUN
IMPLEMENTASI
KEBUTUHAN
PENANGANAN YANG DIRUMUSKAN
BERDASARKAN KONDISI
EKSISTING PERMASALAHAN
KEBUTUHAN
PENANGANAN YANG DIRUMUSKAN
BERDASARKAN KONDISI
EKSISTING PERMASALAHAN
SUMBER DAYA YANG
DIMILIKI DAERAH (dana, lahan, komitmen masyarakat,
sumber daya aparatur, dll)
SUMBER DAYA YANG
DIMILIKI DAERAH (dana, lahan, komitmen masyarakat,
sumber daya aparatur, dll)
STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
Gambar 8 Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi Dalam SPPIP
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 26
Dalam perumusan strategi pembangunan SPPIP perlu memperhatikan 2 (dua)
hal, yaitu: cakupan aspek dan cakupan wilayah.
Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
dalam konteks cakupan aspek merujuk pada strategi fisik dan non-fisik. Untuk
strategi non-fisik dapat meliputi strategi terkait aspek sosial, ekonomi,
pembiayaan, kelembagaan, pelibatan masyarakat dan pelaku terkait lainnya,
serta legalisasi.
Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
dalam konteks cakupan wilayah disusun untuk skala kota/kabupaten dan
skala kawasan.
Setiap strategi yang dirumuskan didetailkan ke dalam program yang memuat
penjabaran strategi ke dalam langkah-langkah operasional untuk jangka waktu
tertentu.
2. Lingkup Substansi Seluruh Proses Penyusunan SPPIP
Lingkup substansi untuk seluruh proses penyusunan SPPIP mencakup 5 (lima)
lingkup kegiatan, yaitu: (1) persiapan, (2) identifikasi potensi dan permasalahan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, (3)
perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan, (4) perumusan startegi dan program pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, serta (5) finalisasi dan
sosialisasi. Secara rinci, lingkup kegiatan dari tiap kegiatan besar dan capaian
kegiatan tersebut adalah sebagai berikut pada Tabel 2.
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 27
Tabel 2 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan
Penyusunan SPPIP
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
(1) Persiapan
Mengikuti sosialisasi penyusunan SPPIP
yang akan dikoordinasikan
penyelenggaraannya oleh tim pusat
Melakukan persiapan pelaksanaan
kegiatan, termasuk di dalamnya
melakukan koordinasi tim untuk
pelaksanaan kegiatan, penyepakatan
rencana kerja dan metodologi
pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta
dasar, sampai dengan pengumpulan
data dan informasi
Melakukan konsolidasi dengan semua
pemangku kepentingan dalam proses
penyamaan tujuan dan rencana kerja
penyusunan SPPIP
Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan
Peta dasar Data dan informasi yang diperlukan Desain pengumpulan data dan informasi
(2) Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Melakukan kajian terhadap kebijakan,
strategi, dan program pembangunan
daerah berdasarkan dokumen kebijakan
terkait yang telah tersedia dan dijadikan
acuan pelaksanaan pembangunan oleh
Pemerintah Daerah
Review kebijakan, strategi, dan program daerah dari tiap dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah
Melakukan kajian terhadap isu-isu
permukiman dan infrastruktur perkotaan,
serta potensi, permasalahan dan
tantangan yang akan dihadapi dalam
pembangunan perkotaan dan
permukiman perkotaan.
Kajian isu-isu permukiman dan infrastruktur perkotaan
Potensi, permasalahan, dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan perkotaan
Potensi, permasalahan, dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan permukiman perkotaan
Peta potensi, permasalahan, dan tantangan dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan
(3) Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Bersama dengan pemangku
kepentingan kota menghasilkan indikasi
arah pengembangan kota serta
pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan berdasarkan hasil
kajian kebijakan dan hasil kajian
terhadap isu-isu, potensi, permasalahan
dan tantangan yang akan dihadapi
dalam pembangunan perkotaan dan
Indikasi arah pengembangan kota Indikasi arah pembangunan permukiman
kota dan infrastruktur perkotaan
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 28
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
permukiman perkotaannya
Bersama dengan pemangku
kepentingan kota menghasilkan rumusan
tujuan dan kebijakan pembangunan
permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Rumusan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastrukur perkotaan
Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1
Bersama dengan pemangku
kepentingan menghasilkan:
Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas
Identifikasi kawasan permukiman prioritas
Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas
Kawasan permukiman prioritas Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2
(4) Perumusan Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Bersama dengan pemangku
kepentingan kota menghasilkan rumusan
strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan
Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3
Bersama dengan pemangku
kepentingan menghasilkan :
Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan.
Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kota dan skala kawasan) sebagai arahan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan jangka menengah.
Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan
Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kota dan skala kawasan) sebagai arahan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan jangka menengah
Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Penyelenggaraan Pra-FGD 4 dan FGD 4 dan diskusi informal
(5) Finalisasi dan Sosialisasi
Mengikuti kegiatan kolokium yang akan
dikoordinasikan oleh koordinator
pelaksana, dan memberikan pemaparan
dan pembahasan capaian kegiatan pada
Kolokium SPPIP
Masukan untuk penyempurnaan hasil Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan
Menyelenggarakan konsultasi publik
untuk menjaring masukan terhadap
rumusan strategi dan program
Masukan untuk penyempurnaan hasil
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 29
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan
Melakukan diseminasi hasil kesepakatan
perumusan SPPIP kepada dinas/instansi
terkait dan pemangku kepentingan
lainnya di kota/kabupaten bersangkutan
Tersosialisasikannya Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Lingkup substansi yang dimaksud secara rinci akan dijelaskan dalam masing
masing bagian pada Modul Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP yang
merupakan bagian terpisah dari Modul Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ini.
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 30
Bagian B.2
Keluaran SPPIP
Apa Keluaran Dari SPPIP?
Terdapat 2 (dua) dokumen dari proses penyusunan SPPIP yang akan dihasilkan
sebagai keluaran yaitu:
a. Dokumen SPPIP; dan
b. Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan SPPIP
Sejauhmana Tiap Keluaran Tersebut Harus Dihasilkan?
Karakteristik atau persyaratan masing masing keluaran dapat dijelaskan sebagai
berikut:
A. Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
(SPPIP)
MUATAN - Indikasi arah pengembangan kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas;
- Identifikasi kawasan permukiman prioritas;
- Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan;
- Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan);
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 31
- Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
- Dokumen spasial terkait dengan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
PENYAJIAN
- Dokumen ini disajikan sebagai laporan utama, terpisah dengan dokumen laporan proses penyusunan substansi dan dokumen laporan mekanisme penyelenggaraan kegiatan
- Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan peta yang representatif
B. Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan SPPIP
MUATAN - Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyepakatan dan diseminasi;
- Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan penyepakatan dan diseminasi;
- Materi yang disampaikan;
- Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan
- Proses diskusi
PENYAJIAN
- Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah dengan dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) dan dokumen SPPIP
- Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan FGD, diskusi informal, kolokium, konsultasi publik, dan diseminasi
- Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara kegiatan yang dihasilkan yang ditanda tangani oleh perwakilan pihak yang hadir dan menyetujui
- Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan dokumentasi foto penyelenggaraan yang disajikan sebagai lampiran dalam dokumen ini.
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 32
Bagian B.3
Ruang Lingkup RPKPP
Apa yang menjadi batasan Lingkup Wilayah RPKPP?
RPKPP dilakukan untuk kawasan permukiman prioritas yang terdapat di setiap
kawasan perkotaan dalam lingkup kabupaten/kota dan mengacu pada arahan
yang terdapat dalam dokumen SPPIP. Kawasan permukiman prioritas ini dibagi
dalam zona/blok pentahapan penanganan sehingga dapat ditentukan kawasan
pembangunan Tahap 1.
Secara hirarki spasial lingkup wilayah RPKPP dapat dibedakan menjadi dua
jenjang, yaitu: Kawasan Permukiman Prioritas dan Kawasan Pembangunan Tahap
1. Lingkup Wilayah RPKPP pada jenjang kawasan permukiman prioritas dipetakan
dengan skala 1:5.000 dan pada jenjang kawasan Pembangunan Tahap 1 dengan
skala 1:1.000.
Apa perbedaan antara Kawasan Permukiman Prioritas dan Kawasan
Pembangunan Tahap Pertama?
Kawasan Permukiman Prioritas RPKPP
Kawasan permukiman prioritas adalah kawasan permukiman yang disepakati
oleh pihak daerah sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dalam
konteks pembangunan kabupaten/kota dan merupakan prioritas dalam
pembangunan dan pengembangannya. Kawasan permukiman prioritas
merupakan satu kesatuan fungsional tertentu yang tidak terpisah (memiliki
kesamaan permasalahan/tema penanganan) tanpa merujuk pada batas
adminstrasi. Dalam penetapannya, didasarkan pada beberapa pertimbangan
berikut:
memiliki urgenitas penanganan;
memiliki kontribusi dalam penanganan permasalahan kota;
memiliki kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan pengembangan
kota;
sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan kota;
memiliki dominasi permasalahan terkait bidang cipta karya; dan
memiliki dominasi penanganan melalui bidang cipta karya.
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 33
Jumlah kawasan yang ditetapkan dan terpilih minimal 1 (satu) kawasan
dengan luasan per kawasan sesuai dengan kesepakatan dengan pihak
daerah (Pokjanis). Sebagai acuan luasan untuk kawasan terpilih adalah hingga
500 Ha atau dapat disesuaikan dengan batas deliniasi kawasan permukiman
yang disepakati.
Kawasan Pembangunan Tahap 1
Kawasan pembangunan Tahap 1 adalah kawasan permukiman yang
disepakati oleh masyarakat di dalam kawasan dan pihak daerah sebagai
kawasan yang memiliki nilai strategis dalam konteks pembangunan kawasan
dan memiliki prioritas untuk dimulai pembangunannya pada tahun pertama
dalam rencana pentahapan pembangunan kawasan. Luasan per kawasan
pengembangan tahap 1 antara 20 - 30 Ha atau lainnya berdasarkan
kesepakatan dengan pihak daerah.
Apa saja Lingkup Substansi dari RPKPP dan Sejauhmana kedalamannya?
Lingkup substansi RPKPP dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: 1)
lingkup substansi keluaran akhir RPKPP dan 2) lingkup substansi menyeluruh
yang meliputi seluruh proses penyusunan RPKPP. Kedua bagian lingkup
substansi RPKPP ini akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Lingkup Substansi Keluaran Akhir RPKPP
Kedalaman substansi dari RPKPP sampai dengan rencana aksi program yang
dijabarkan ke dalam rencana teknis. Rencana aksi program merupakan
penjabaran dari strategi skala kawasan yang dirumuskan pada SPPIP yang
disusun untuk jangka waktu 5 tahun dan didetailkan pada program tahunan /1
(satu) tahun. Untuk komponen bidang permukiman pada program tahun pertama
di kawasan pengembangan tahap 1 dilakukan penyusunan Rencana Detail
Desain/Detailed Engineering Design (DED). Rumusan program dan kegiatan
disusun dengan mengacu pada nomenklatur program di dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum; Lampiran A.VII Peraturan Menteri Dalam
Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011, berikut
penyesuaiannya di kabupaten/kota yang bersangkutan dan ditetapkan melalui
Peraturan Daerah (Perda) kabupaten/kota; serta Rencana Strategi (Renstra)
Kementerian/Lembaga lainnya.
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 34
2. Lingkup substansi seluruh proses penyusunan RPKPP
Lingkup substansi penyusunan RPKPP secara rinci dapat dikelompokkan menjadi
5 (lima) lingkup kegiatan, yaitu: (1) persiapan, (2) identifikasi potensi dan
permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan pada kawasan prioritas, (3) perumusan rencana aksi program, (4)
perumusan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1, dan (5)
finalisasi dan sosialisasi. Secara rinci, lingkup kegiatan dari tiap kegiatan utama
dan capaian kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan
Penyusunan RPKPP
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
(1) Persiapan
Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan, termasuk di dalamnya melakukan koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan, penyepakatan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, sampai dengan pengumpulan data dan informasi. Persiapan ini juga didukung dengan mengikuti konsolidasi di tingkat provinsi.
Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan
peta dasar Data dan informasi yang diperlukan Desain pengumpulan data dan informasi
(2) Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pada Kawasan Prioritas
Melakukan review dan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah berdasarkan dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah serta dokumen SPPIP yang telah dibuat
Review kebijakan, strategi, dan program daerah dari tiap dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pemerintah daerah serta dokumen SPPIP
Melakukan kajian mikro terhadap kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam SPPIP
Kajian mikro kawasan permukiman prioritas
Presentasi audio-visual kawasan permukiman prioritas hasil investigasi di lapangan
Melakukan identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
Pemetaan spasial potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 35
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
(3) Perumusan Rencana Aksi Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Pada Kawasan Prioritas
Melakukan identifikasi kebutuhan penanganan kawasan permukiman prioritas
Kebutuhan penanganan kawasan permukiman prioritas
Melakukan penyusunan konsep penanganan kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Proses penyusunan ini dilakukan dengan Focus Group Discusion (FGD) bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan
Konsep penanganan kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Peta konsep penanganan kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Penyelenggaraan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan untuk merumuskan konsep penanganan kawasan permukiman prioritas
Melakukan penyusunan rencana aksi program penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan berdasarkan arahan dalam program pembangunan dalam dokumen SPPIP berikut dengan tahapan pelaksanaan penanganannya. Adapun proses penyusunan ini dilakukan dengan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan.
Rencana aksi program penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Penyelenggaraan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan untuk merumuskan dan menyepakati rencana aksi program penanganan
(4) Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1
Merumuskan kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1
Kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1
Melakukan pemilihan dan penetapan kawasan pembangunan tahap 1
Kawasan pembangunan tahap 1
Melakukan perumusan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 berdasarkan pada kebutuhan kawasan yang telah disepakati bersama oleh pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan. Adapun kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif yang melibatkan semua pihak terkait
Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1
Diskusi partisipatif dengan masyarakat setempat untuk perumusan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1
Bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan melakukan penyusunan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 dengan tingkat kedalaman informasi skala 1:1.000 dan menyepakatinya dalam suatu FGD
Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1
Penyelenggaraan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan untuk merumuskan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1
Melakukan penyusunan Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk pelaksanaan tahun pertama di dalam kawasan pembangunan tahap 1 yang meliputi permukiman dan infrastruktur permukiman. Rencana detail desain tersebut
Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk pelaksanaan tahun pertama di dalam kawasan pembangunan tahap 1
Visualisasi 3D untuk DED kawasan
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 36
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
juga disajikan dalam bentuk 3 dimensi
Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat melalui Direktorat Pengembangn Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum untuk memberikan pemaparan dan pembahasan capaian kegiatan penyusunan RPKPP
Masukan untuk penyempurnaan hasil Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan
Menyelenggarakan konsultasi publik untuk menjaring masukan terhadap konsep, rencana penanganan, dan rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas untuk jangka waktu 5 tahun dan kawasan pembangunan tahap 1 untuk jangka waktu 1 tahun pertama
Masukan untuk penyempurnaan hasil
(5) Finalisasi dan Sosialisasi
Menyelenggarakan sosialisasi hasil penyusunan RPKPP melalui diseminasi kepada dinas/instansi terkait dan masyarakat di kawasan prioritas
Tersosialisasikannya RPKPP
Lingkup substansi yang dimaksud dijelaskan secara rinci dalam Modul Proses
dan Prosedur Penyusunan RPKPP yang merupakan bagian terpisah dari Modul
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ini.
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 37
Bagian B.4
Keluaran RPKPP
Apa Keluaran Dari RPKPP?
Dalam keseluruhan proses Penyusunan RPKPP ada 5 (lima) dokumen yang akan
dihasilkan sebagai keluaran yaitu:
a. Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP);
b. Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan (Proceeding Kegiatan);
c. Dokumen Rencana Detail Desain (DED);
d. Dokumen Profil Kawasan Permukiman Prioritas;
e. Dokumen Konsep Pembangunan Kawasan Prioritas
Sejauhmana Tiap Keluaran Tersebut Harus Dihasilkan?
Karakteristik atau persyaratan masing masing keluaran dapat dijelaskan sebagai
berikut:
A. Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
MUATAN - Profil kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan
indikasi dalam SPPIP - Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan
arahan dalam SPPIP - Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
- Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman prioritas
- Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas selama 5 tahun
- Kawasan di dalam kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya pada tahap pertama (dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1:1000)
- Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED)
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 38
permukiman dan infrastruktur permukiman untuk kawasan prioritas yang pembangunannya akan dilaksanakan pada tahun pertama yang disajikan dalam bentuk 3D.
- Dokumen spasial terkait dengan konsep, rencana penanganan, rencana aksi program dalam skala : a) 1:5.000 (untuk kawasan prioritas) b) 1:1.000 (untuk kawasan pembangunan tahap pertama)
PENYAJIAN
- Dokumen ini disajikan sebagai laporan utama, terpisah dari laporan penyelenggaraan kegiatan
- Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan peta yang representatif
B. Dokumen Penyelenggaraan (Proceeding) Kegiatan
MUATAN - Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyepakatan dan sosialisai;
- Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan penyepakatan dan sosialisasi;
- Materi yang disampaikan; - Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan - Proses penyelenggaraan partisipatif melalui pendekatan
Community based Participatory Approach (CPA)
PENYAJIAN
- Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah dengan dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) dan dokumen RPKPP;
- Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan FGD, diskusi partisipatif, kolokium, konsultasi publik, dan diseminasi;
- Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara kegiatan yang dihasilkan yang ditanda tangani oleh perwakilan pihak yang hadir dan menyetujui;
- Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan dokumentasi foto penyelenggaraan yang disajikan sebagai lampiran dalam dokumen ini.
C. Dokumen Rencana Detail Desain (DED)
MUATAN - DED untuk komponen infrastruktur permukiman dan sektor terkait lainnya pada kawasan pembangunan tahap 1.
- Rencana Anggaran Biaya (RAB)
PENYAJIAN
- Dokumen ini disajikan dalam bentuk laporan tertulis - Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar, dan
peta yang representatif
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 39
D. Dokumen Profil Kawasan Permukiman Prioritas
MUATAN - Profil kawasan prioritas (aspek fisik dan non-fisik) - Hasil kajian potensi dan permasalahan kawasan prioritas
PENYAJIAN - Dokumen ini disajikan dalam bentuk laporan tertulis; dan - Dokumentasi kondisi eksisting kawasan dalam bentuk audio
visual (film dokumenter)
E. Dokumen Konsep Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas dan
kawasan pengembangan tahap 1
MUATAN - Konsep 3 dimensi (3D) pembangunan kawasan permukiman prioritas dan kawasan pengembangan tahap 1
PENYAJIAN - Dokumentasi ini disajikan dalam bentuk audio visual
MODUL
PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS
(RPKPP)
Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Petunjuk Penggunaan Modul RPKPP 2
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP, MODUL PROSES DAN
PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari MODUL PEMAHAMAN SPPIP DAN RPKPP, serta MODUL PROSES DAN
PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP).
MODUL PEMAHAMAN DASAR SPPIP DAN RPKPP, yang akan menjadi
acuan dalam tahap persiapan peaksanaan kegiatan dan persiapan
penyusunan SPPIP dan RPKPP;
MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRSTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP), yang akan menjadi acuan dalam
proses penyusunan SPPIP; dan
MODUL PROSES DAN PROSEDUR RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP), yang akan menjadi acuan dalam
proses penyusunan RPKPP.
Penggunaan tiap modul dalam kerangka proses penyusunan SPPIP dan RPKPP
dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PERSIAPAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
PENYUSUNAN SPPIP
PENYUSUNAN RPKPP
PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN
SPPIP DAN RPKPP
`
MODUL Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
`
MODULProses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
MODULProses dan Prosedur Pelaksanaan
Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan
Permukiman Prioritas (RPKPP)
Gambar 1 Kedudukan Modul Proses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RKPP) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPPIP dan RPKPP
Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Petunjuk Penggunaan Modul RPKPP 3
MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
merupakan acuan teknis yang berisi langkah-langkah untuk menghasilkan
Dokumen RPKPP. Langkah-langkah yang di maksud disajikan untuk tiap kegiatan
pada tiap tahapan pelaksanaan kegiatan penyusunan RPKPP, sehingga
memudahkan bagi pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses
penyusunan RPKPP ini. Penggunaan modul untuk tiap kegiatan penyusunan
RPKPP dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Rincian Modul yang Digunakan Dalam Kegiatan Penyusunan RPKPP
KEGIATAN BAGIAN MODUL YANG
DIGUNAKAN MUATAN
SOSIALISASI Modul Pemahaman Dasar Modul Proses dan Prossedur
Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP
KONSOLIDASI TINGKAT PROVINSI
Modul Pemahaman Dasar Modul Proses dan Prossedur
Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP
KOLOKIUM Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.4
Kegiatan Penyelenggaraan Kolokium
PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RPKPP
PENYELENGGARAAN FGD 1
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.1
Kegiatan Identifikasi Kebutuhan Penanganan Kawasan
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.2
Kegiatan Penyusunan Konsep Pembangunan Kawasan
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.2
Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1
PENYELENGGARAAN FGD 2
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.4
Kegiatan Identifikasi Program Penanganan Berdasarkan Arahan SPPIP
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.5
Kegiatan Perumusan Rencana Aksi Program
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.6
Kegiatan Perumusan Tahapan Pelaksanaan Program Pembangunan Permukiman
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2
Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Petunjuk Penggunaan Modul RPKPP 4
KEGIATAN BAGIAN MODUL YANG
DIGUNAKAN MUATAN
Penyusunan RPKPP C.7
PENYELENGGARAAN DISKUSI PARTISIPATIF
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D. 2
Kegiatan Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.3
Kegiatan Penyelenggaraan Diskusi Partisipatif
PENYELENGGARAAN FGD 3
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.1
Kegiatan Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.4
Kegiatan Perumusan Konsep Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.5
Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.6
KegiatanPenyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3
KONSULTASI PUBLIK
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.7
Kegiatan Penyusunan Rencana Detail Desain Kawasan
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.9
Kegiatan Penyelenggaraan Konsultasi Publik
DISEMINASI Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP E.1
Kegiatan Penyempurnaan Rencana Aksi Program dan Rencana Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP E.2
Kegiatan Penyelenggaraan Diseminasi
Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan 5
MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
A PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP PERSIAPAN
Bagian A: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Persiapan memuat
langkah-langkah penyusunan dokumen RPKPP pada tahap awal penyusunan
RPKPP. Modul ini terbagi atas 3 (tiga) sub-modul yang masing-masing
menguraikan proses dan prosedur tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup
kegiatan persiapan, yaitu:
A.1: Kegiatan Sosialisasi
A.2: Kegiatan Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja
A.3: Kegiatan Konsolidasi Tingkat Provinsi
Kedudukan Bagian A di dalam rangkaian penyusunan Dokumen RPKPP dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut.
Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan 6
O-1
O-2
O-3
O-4
O-5
O-6 O-7
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
2.3IDENTIFIKASI
POTENSI &
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.1
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
PENANGANAN
KAWASAN
3.2
PENYUSUNAN
KONSEP
PEMBANGUNAN
KAWASAN
3.3
IDENTIFIKASI
PROGRAM
PENANGANAN
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
3.4
PERUMUSAN RENCANA
AKSI PROGRAM
3.5
PERUMUSAN TAHAPAN
PELAKSANAAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN
4.4
PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.2
PENENTUAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.1
PERUMUSAN
KRITERIA &
INDIKATOR
PENENTUAN
KAWASAN
PEMBANGUNAN
TAHAP 1
4.3PERUMUSAN KONSEP
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.5
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED)
KAWASAN
5.1
PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
1.1
SOSIALISASI
FINALISASI DAN SOSIALISASIPERSIAPANIDENTIFIKASI POTENSI
DAN MASALAHPERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
MODUL A
Gambar 2 Keterkaitan Bagian A Modul dalam Kerangka Penyusunan RPKPP
Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan 7
Bagian A.1
SOSIALISASI
Kegiatan sosialisasi adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat
Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum dengan tujuan untuk menyebarluaskan informasi mengenai
penyusunan RPKPP dan mencapai pemahaman yang sama mengenai proses,
prosedur, dan produk dari penyusunan RPKPP.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyelenggaraannya?
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum sebagai
penyelenggara kegiatan. Sebagai penyelenggara, Direktorat Jenderal Cipta
Karya memiliki peran:
- mengorganisasi kegiatan;
- menyediakan dan menyampaikan materi proses dan prosedur
penyusunan SPPIP/RPKPP; dan
- memontoring persiapan kota/kabupaten penyusunan SPPIP/RPKPP
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman (PKPK) Provinsi,
Pokjanis RPKPP Kabupaten/Kota dan Tenaga Ahli Pendamping sebagai
peserta, minimal terdiri atas 1 (satu) perwakilan Satker PKP Provinsi, 1 (satu)
perwakilan Tim Teknis Provinisi, 1 (satu) orang ketua Pokjanis, dan 1(satu)
orang ketua tim tenaga ahli. Dalam kegiatan ini, Pokjanis SPPIP
Kabupaten/Kota dengan didampingi oleh Tim Tenaga Ahli berkewajiban
untuk:
- menyiapkan tim penyusun (Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli);
- menyiapkan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan; dan
- menemukenali karakteristik kajian yang terkait penyusunan
SPPIP/RPKPP
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal selama 2 (dua) hari pada awal bulan pertama dari rangkaian kegiatan
penyusunan RPKPP dengan alokasi waktu yang ditentutan oleh Direktorat
Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan 8
Metode Apa Saja yang Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya?
Workshop, dalam proses sosialisasi ini akan ada pemaparan mengenai
penyusunan RPKPP oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum
Diskusi, melalui sesi tanya jawab dalam proses pelaksanaannya.
Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum sosialisasi?
Jadwal dan Rencana Kerja
SK Bupati/ Walikota tentang Pokjanis RPKPP Kabupaten/ Kota
Dokumen Kebijakan yang mendukung penyusunan RPKPP dan terkait dengan
lingkup substansi RPKPP (selain yang sudah dikaji pada dokumen SPPIP)
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Menyusun dan Menyepakati Rencana Kerja dan Jadwal
Pelaksanaan Kegiatan
Pokjanis RPKPP dan Tim Tenaga Ahli bersama-sama menyusun rencana
kerja dan jadwal kerja penyusunan RPKPP;
Di dalam rencana kerja dan jadwal kerja dilengkapi dengan tanggal-tanggal
tentatif untuk tiap kegiatan yang dilakukan; dan
Rencana kerja dan jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan
Tim Tenaga Ahli dilaporkan kepada Satker PKP.
Langkah 2: Mengikuti sosialisasi pelaksanaan kegiatan
Pokjanis didampingi Tim Tenaga Ahli serta Satker Provinsi mengikuti
sosialisasi
Pokjanis didampingi Tim Tenaga Ahli menyampaikan rencana kerja dan
jadwal pelaksanaan kerja serta menunjukkan SK Bupati/Walikota tentang
Pokjanis penyusunan RPKPP kepada koordinator wilayah.
Pokjanis menyampaikan kebijakan dan strategi yang dimiliki oleh
kota/kabupaten untuk mendukung penyusunan RPKPP
Langkah 3: Koordinasi dengan Pokjanis untuk merumuskan rencana
penyelesaian kegiatan
Berdasarkan hasil sosialisasi, satker dan pokjanis merumuskan bersama
rencana penyelesaian kegiatan yang dipersiapkan dan disempurnakan yang
dilakukan pada kegiatan berikutnya (Bagian A.2).
Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan 9
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Rencana kerja yang telah disusun oleh Pokjanis bersama dengan Tim
Tenaga Ahli, yang minimal memuat mengenai:
- tahapan pelaksanaan kegiatan;
- waktu pelaksanaan kegiatan;
- keterkaitan tahapan tiap kegiatan; dan
- target kunci atau output pada tiap tahapan pelaksanaan kegiatan.
Jadwal kerja yang telah disusun oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, yang
minimal memuat mengenai
- rincian kegiatan pada tiap tahapan; dan
- tanggal tiap pelaksanaan kegiatan yang dilengkapi dengan durasi;
SK Pokjanis yang telah ditandatangani oleh Walikota/Bupati. SK Pokjanis ini
setidaknya memuat jabatan dan dinas teknis yang ditunjuk sebagai tim
Pokjanis penyusunan SPPIP dan RPKPP;
Daftar tim tenaga ahli pendamping, yang minimal menjelaskan mengenai
nama, posisi yang diusulkan, dan kualifikasi yang dimiliki oleh tenaga ahli
Ketersediaan dan ketelitian Peta Dasar. Peta Dasar yang dimiliki setidaknya
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Minimal skala 1:5.000 dengan tingkat ketelitian sebagaimana yang
diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 2013 tentang
Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang berikut dengan turunannya; dan
- Dalam bentuk data digital disesuaikan dengan koordinat peta yang
digunakan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
Status dokumen data dasar yang dimiliki, yang minimal memuat:
- Jenis data yang tersedia; dan
- Status legalisasi data yang tersedia
Status legalisasi data yang tersediaDaftar Check List Hasil Sosialisasi
Rencana kerja Jadwal kerja SK Pokjanis Daftar data dasar yang dimiliki Ketersediaan dan ketelitian Peta Dasar
Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan 10
Bagian A.2 :
Kegiatan Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja
Kegiatan persiapan ini meliputi semua kegiatan baik yang berkaitan dengan
manajemen kegiatan maupun penyiapan data awal untuk mendukung penyusunan
RPKPP. Kegiatan ini meliputi koordinasi tim, penyusunan rencana kerja dan
metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, serta pengumpulan data
dan informasi.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis RPKPP kabupaten/kota
Tim Tenaga Ahli Pendamping
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal selama 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan pertama.
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya
Diskusi koordinasi: untuk penyusunan dan pemantapan rencana kerja dan
metodologi pelaksanaan kegiatan untuk diskusi koordinasi
Digitasi peta : dalam penyiapan peta dasar
Observasi lapangan dan wawancara: untuk pengumpulan data dan informasi
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Melakukan mobilisasi dan koordinasi tim untuk penyamaan
pemahaman lingkup tugas tim pelaksana dan Pokjanis dalam
kegiatan Penyusunan RPKPP
berdasarkan hasil sosialisasi, dilakukan koordinasi untuk menyepakati
lingkup tugas dalam penyusunan RPKPP
menyepakati pembagian tugas tim penyusun RPKPP terhadap masing
masing lingkup tugas yang ada
Langkah 2: Menyusun rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan
yang telah disepakati bersama oleh seluruh anggota tim
mengidentifikasi kebutuhan penyusunan RPKPP yang terkait dengan:
- kebutuhan data dan ketersediaan data yang ada
- penyesuaian metodologi pelaksanaan pekerjaan terkait dengan waktu dan
sumber daya lainnya
Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan 11
pemantapan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan
berdasarkan identifikasi kebutuhan penyusunan RPKPP diatas
Langkah 3: Menyiapkan peta dasar dengan skala minimal 1: 5.000 yang siap
untuk digunakan sebagai dasar untuk survey;
Asisten Ahli Pemetaan di dalam Tim Tenaga Ahli melakukan proses penyiapan
peta dasar skala 1:5.000 dalam format digital yang memenuhi ketentuan
sistem informasi geografis (GIS) yang dikeluarkan oleh lembaga yang
berwenang;
Sumber peta dasar yang digunakan dapat sama dengan peta yang digunakan
dalam RDTR atau dari sumber yang telah disepakati oleh Pokjanis;
Langkah 4: Menyiapkan rancangan pengumpulan data dan informasi
berdasarkan kebutuhan yang ada dan rencana kerja yang telah
disusun; dan
Merumuskan kebutuhan data penyusunan RPKPP untuk mendapatkan
informasi minimal meliputi data dan informasi mengenai:
- struktur dan pola ruang serta kecenderungan perkembangan kawasan
- kondisi bangunan dan lingkungan
- kondisi sosial kependudukan,
- kondisi ekonomi,
- ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial,
- ketersediaan utilitas lingkungan dan isu permasalahan kawasan prioritas
- status kepemilikan lahan
menyiapkan perangkat pengumpulan data dan survey lapangan
Langkah 5: Melakukan pengumpulan dokumen, observasi lapangan, dan
wawancara dalam rangka pengumpulan data dan informasi
mengenai kondisi eksisting kawasan permukiman prioritas
Pengumpulan data sekunder yang meliputi :
- Data-data statistik dan informasi terkait yang dapat memperlihatkan
gambaran kondisi, ketersediaan dan rencana penyediaan permukiman dan
infrastruktur
- Data spasial berupa peta-peta yang dapat menjadi penunjang / penguat
berbagai informasi sekunder lainnya, serta sebagai bahan kelengkapan
peta dasar
- Dokumen hasil studi maupun pelaksanaan program yang dapat
memberikan informasi mengenai upaya penanganan kawasan permukiman
yang telah atau pernah dilakukan
Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan 12
observasi lapangan yang dilakukan terkait dengan kondisi permukiman dengan fokus pengamatan pada kondisi baik kualitas maupun kuantitas permukiman dan infrastrukturnya.
Wawancara terhadap para pemangku kepentingan terkait serta masyarakat di lokasi kawasan untuk memahami persoalan yang dihadapi di kawasan yang akan direncanakan
Melakukan kompilasi dan tabulasi data dan informasi yang terkumpul.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Rencana kerja yang telah disepakati bersama (Contoh Tabel 2) Pendekatan dan metodologi pelaksanaan kegiatan Peta dasar kawasan permukiman prioritas dan sekitarnya dalam skala 1 :
5.000 (contoh format peta lihat Gambar 2). Isi peta dasar minimal meliputi : - ID dan nama provinsi, nama kabupaten/kota, nama kecamatan, dan
nama kelurahan yang telah distandarisa