Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BUKU PANDUAN
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
(PSPD)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN ”VETERAN”
JAKARTA
2019
Buku Panduan Akademik
Program Studi Profesi Dokter (PSPD)
Fakultas Kedokteran
Universitas Pembangunan ”Veteran” Jakarta
Nomor Dokumen
Revisi 01
Tanggal Juli 2019
Diperiksa oleh
Wakil Dekan I
Disetujui oleh,
Dekan
Dr. dr. Ria Maria Theresa, SpKJ, MH
NIK. 466050607941
Dr. dr. Prijo Sidipratomo, SpRad(K), MH
NIP. 195803111984031002
i
KATA PENGANTAR
Perubahan Paradigma Pendidikan Dokter Indonesia tidak terlepas dari meningkatnya
tuntutan pelayanan kesehatan dan berkembangnya berbagai metode pendidikan yang
diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang
pesat, sehingga mendorong berkembangnya berbagai inovasi pada pelaksanaan
pendidikan dokter, seperti halnya yang terjadi di Fakultas Kedokteran Universitas
Pembangunan ”Veteran” Jakarta.
Perkembangan pelaksanaan pendidikan yang terjadi di tahap pendidikan
sarjana kedokteran telah dilaksanakan selama 4 tahun terakhir dan juga ikut
mendorong dilakukannya pengembangan pelaksanaan pendidikan di tahap profesi
akibat tuntutan perbaikan pengelolaan proses pendidikan guna diperoleh efisiensi dan
produktifitas hasil pendidikan yang lebih baik dengan selalu mengutamakan mutu
hasil pendidikan.
Penjaminan mutu pelaksanaan pendidikan, memerlukan adanya buku panduan
pelaksanaan pendidikan sebagai acuan dalam menjalankan proses pendidikan.
Dengan adanya pengembangan Program Studi Profesi Dokter (PSPD) yang
melibatkan semua unsur di FKUPN, puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bahwa FKUPN telah berhasil menyusun Buku Panduan Umum PSPD ini. Buku ini
merupakan panduan umum bagi Pimpinan Fakultas, Pengelola Program, Staf
Pengajar, Staf Administrasi dan seluruh mahasiswa peserta PSPD untuk dapat
dilaksanakan secara konsisten. Buku ini merupakan pedoman yang bersifat umum
yang akan dilengkapi dengan pedoman-pedoman lainnya yang lebih rinci dan lengkap
untuk pelaksanaan kegiatan PSPD di masing-masing Departemen di lingkungan
FKUPN atau wahana pendidikan lainnya.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua Pimpinan, Tim PSPD, Medical Education Research (MEU) dan Staf
Departemen Klinik, dan semua pihak yang telah bekerja keras dalam memberikan
saran maupun kritik membangun sehingga dapat terwujudnya buku panduan ini.
Kami menyadari bahwa buku panduan ini akan selalu memerlukan
penyempurnaan untuk mengakomodasi perkembangan teknik dan proses pendidikan
dokter. Untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat
disampaikan melalui sekretariat PSPD FKUPN untuk penyempurnaan buku panduan
ini.
ii
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan bimbingan, petunjuk
dan kekuatan kepada kita semua dalam menjalankan pendidikan dokter di FKUPN.
Aamiin.
Jakarta, Juli 2019
DEKAN
Dr. dr. Prijo Sidipratomo, SpRad(K), MH
NIP. 195803111984031002
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN ”VETERAN”
JAKARTA
Visi:
Tahun 2020 menjadi Fakultas Kedokteran terkemuka di tingkat Nasional yang
menghasilkan lulusan berwawasan kebangsaan, berjiwa kepemimpinan dan
kewirausahaan dalam rangka mendukung penyelenggaraan pertahanan negara.
Misi:
1. Menyelenggarakan pendidikan dokter yang berkualitas sesuai dengan standar
pendidikan dokter Indonesia dan berorientasi pada kepentingan pertahanan negara
dibidang kesehatan.
2. Menyelenggarakan pendidikan dokter yang menghasilkan lulusan berwawasan
kebangsaan, berjiwa kepemimpinan dan kewirausahaan.
3. Mengembangkan penelitian di bidang kedokteran yang berkualitas, termasuk ilmu
kesehatan matra.
4. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dibidang kesehatan yang berorientasi
pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
5. Menyelenggarakan tata kelola dan sistem informasi yang berkualitas menuju
terwujudnya Good Faculty Governance.
iv
STRUKTUR ORGANISASI
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER (PSPD)
FK UPN “VETERAN” JAKARTA
Plt. Ka PSPD
Asisten Bidang
Akademik
Asisten Bidang
Administrasi
Bag
Monitoring
Evaluasi
Bag.
Pengembangan
Ketrampilan
klinis
Bag.
Pengembangan
Kurikulum
KTU/Admin
Sarpras dan
pembiayaan
Kemahasiswaan
IPD
OBGYN
IKA
BEDAH
BEDAH
DEP. KLINIK
Saraf
Jiwa
Mata
Kulit
THT
Anestesi
Radiologi
Radiologi
Forensik
IKM
v
TIM PENYUSUN
PANDUAN PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
Pelindung :
Dr. dr. Prijo Sidipratomo, SpRad (K), MH
Penasehat
Dr. dr. Ria Maria Theresa, Sp.KJ
Penyusun :
dr. Lisa Safira, Sp.A
dr. Winda Lestari, MKM
dr. Muhammad Fiki Fauzan
Kontributor :
dr. Yudi Amiarno.SpU
dr. Wiwit Ida Cahyani, SpS
dr. R. Siddhi Andika,, Sp.U
dr. Mursida Syarifuddin Kamran, SpPD
dr. Novi Ariyanti, SpJP
dr. Sri Dhuny Atas Asri, SpP
dr. Natasha N.P Manurung M.Ked (Ped), SpA
dr. Juniaty Caroline S, SpOG, M.Kes
dr. Sri Rachmawati, Sp.An, M.Kes, KNA-KIC
dr. Izati Rahmi, SpS
dr. Jihan Rosita, SpKK
dr. Poppy Dewi Ratih Sitepu, SpKJ
dr. Bondan Herwindo, SpTHT-KL
dr. Andi Elizar Asriyani, SpM
dr. Pebria Rahmita Sari, Sp.Rad
dr. Joko Wibisono, Sp.PD
dr. Sudaryadi, Sp.An
dr. Soroy Lardo, Sp.PD
dr. Alex Ginting, Sp.P(K)
dr. Sutan Finekri, Sp.OG
dr. Muhammad Ibnu Kaldun
vi
DAFTAR ISI
Lembar Judul
Kata Pengantar i
Visi dan Misi Fakultas Kedokteran iii
Struktur Organisasi PSPD iv
Tim Penyusun
Daftar Isi
v
vi
Pendahuluan
Dasar Hukum
1
5
BAB I. Proses Administrasi Akademik Program Studi Pendidikan Profesi
Dokter
9
A. Ketentuan Umum 9
B. Registrasi Administrasi Mahasiswa 9
C. Pengunduran Diri Mahasiswa 10
D. Cuti Akademik 12
E. Batas Waktu Pendidikan 15
F. Drop Out (DO) Mahasiswa 15
G. Passing Out Mahasiswa 15
BAB II. Proses Akademik Program Studi Pendidikan Profesi Dokter
A. Ketentuan Umum 16
B. Persyaratan Akademik 16
C. Prosedur Pendaftaran 17
D. Beban Studi Pendidikan Profesi 17
E. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan Pendidikan Profesi
F. Siklus Kepaniteraan Klinik
18
18
G. Alur Pendididkan Program Studi pendidikan Profesi Dokter 19
H. Kegiatan Pendidikan 20
H.1. Kegiatan akademik 20
H.2. Modul – modul kegiatan 21
H.3. Kegiatan evaluasi dan ujian 22
H.3.1. Evaluasi selama rotasi di departemen klinik 22
vii
H.3.1.1. Syarat mengikuti ujian di departemen klinik 22
H.3.1.2. Pengumuman hasil ujian 23
H.3.2. Angka dan huruf mutu 23
H.3.3. Keberhasilan mahasiswa 23
H.3.4. Ujian ulangan 24
H.3.5. Indeks prestasi kumulatif (IPK) 24
I. Evaluasi Hasil Belajar 25
J. Selesai Kepaniteraan Klinik
K. Uji Komprehensif
25
25
L. Pra – Yudisium 26
M. Bimbingan OSCE – CBT
N. UKMPPD
26
27
O. Yudisium 27
P. Sumpah Dokter 27
Q. Wisuda 28
R. Ijazah 28
S. Surat Keterangan 28
S.1. Surat keterangan lulus (ijazah masih dalam proses) 28
S.2. Surat keterangan pengganti ijazah yang rusak dan hilang 28
S.3. Surat keterangan ralat identitas dalam ijazah 29
S.3.1. Permohonan ralat dari mahasiswa 29
S.3.2. Permohonan ralat dari PSPD 29
S.4. Surat keterangan pindah ke perguruan tinggi lain 29
BAB III. Pelanggaran Akademik 30
A. Jenis Pelanggaran Akademik 30
A.1. Pelanggaran akademik ringan 30
A.2. Pelanggaran akademik sedang 30
A.3. Pelanggaran akademik berat 31
B. Sanksi Terhadap Pelanggaran Akademik 32
C. Bentuk Sanksi 32
D. Pihak yang Berwenang Menjatuhkan Sanksi 33
E. Tata Cara atau Prosedur Penetapan Sanksi
Lampiran I. Tata Tertib PSPD
33
34
1
PENDAHULUAN
Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program Sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan
keahlian khusus. Pengertian profesi sendiri adalah suatu bidang pekerjaan yang
menuntut keterampilan dan atau suatu keahlian, etika dan sikap kerja tertentu yang
dihasilkan dari suatu proses pendidikan. Pendidikan kedokteran merupakan salah
satu program pendidikan profesi yang bertujuan untuk menghasilkan dokter yang
mampu melaksanakan tugas profesinya dan senantiasa memiliki keinginan untuk
meningkatkan dan mengembangkan diri sesuai dengan tuntunan profesionalitas
seorang dokter. Melalui pendidikan kedokteran yang paripurna diharapkan dokter
yang dihasilkan memiliki sikap dan dapat mengembangkan kepribadian yang
diperlukan untuk menjalankan profesinya seperti integritas, rasa tanggung jawab,
dapat dipercaya sesuai dengan etika profesinya yang universal.
Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
(FK UPN) melaksanakan Program Studi Profesi Dokter (PSPD) dengan
menerapkan proses belajar hingga mahir (mastery learning). Melalui pendekatan
ini diharapkan bahwa peserta PSPD akan dapat menguasai pengetahuan,
keterampilan, perilaku dan etika yang dibutuhkan dalam rangka menjalani profesi
dokter. Untuk mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran dan metode pembelajaran serta dinamika tuntutan pelayanan kesehatan
masyarakat, maka kurikulum ini juga bersifat dinamis, sehingga setiap
penyelenggaraan program pendidikan profesi harus memperoleh evaluasi dan
masukan secara terus-menerus tentang keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai
tujuan pendidikan profesi dokter. Komponen lain yang sangat penting dari
kurikulum ini adalah komponen normatif yaitu pendekatan untuk mengembangkan
akhlak, budi pekerti, kepribadian, etika, dan sikap peserta didik. Komponen etika
normatif ini menjadi dasar pengembangan komponen adaptif dan produktif
sehingga mampu melahirkan sikap sekaligus keterampilan professional seorang
dokter yang beretika. Kurikulum pada tahap pendidikan ini menekankan aspek
ketrampilan klinik, etika dan professional behaviour serta evidence-based
2
medicine untuk mencapai kompetensi yang terintegrasi, dimana proses pendidikan
dijalankan dengan menerapkan prinsip pendidikan klinik, yaitu experimental,
patient-based, preceptor-based, dan community-based.
Pendekatan mastery learning dikembangkan berdasarkan pada prinsip
belajar orang dewasa yang belajar lebih bersifat self-directed learning, partisipatif,
relevan dan praktis. Aspek lain dari pendekatan ini adalah meniru perilaku
(behaviour modeling), berdasarkan kompetensi dan mengunakan teknik pelatihan
humanistik. Behaviour modeling merupakan gambaran yang sama dengan teori
belajar sosial atau yang terjadi di dalam masyarakat, dimana dalam kondisi yang
ideal, seorang calon dokter akan belajar lebih cepat dengan meniru apa yang
diperbuat atau dilakukan oleh orang lain dengan kata lain mencontoh atau belajar
melalui observasi.
PSPD dijalankan dengan menerapkan standar untuk mencapai
profesionalisme yang tinggi namun dengan tetap memiliki sifat humanis dan tidak
bersifat dogmatis, karena baik secara individu ataupun kelompok, peserta didik
senantiasa dibina untuk mengetahui apa yang seharusnya dipelajari, dimana mereka
dapat memperoleh informasi dan diberi keleluasaan untuk berdiskusi dengan staf
pengajar.
Pelatihan keterampilan dalam kurikulum ini dikembangkan berdasarkan
Competency-Based Training (CBT), yaitu belajar dengan mengerjakan sesuatu.
Fokusnya adalah kebutuhan dukungan pengetahuan esensial, perilaku dan
keterampilan khusus untuk melakukan sesuatu tindakan. Ada tiga tingkatan
pencapaian yang diharapkan dalam sistem pendekatan ini yaitu penguasaan
keterampilan awal (skill acquisition), terampil atau mampu melakukan
keterampilan (skill competency) dan tingkat sangat terampil (skill proficiency) yaitu
mengetahui tahapan dan langskah serta mahir/ahli dalam melakukan keterampilan
tersebut. Untuk menunjang keberhasilan CBT dibuatlah langkah klinik untuk setiap
tindakan yang telah distandarisasi, langkah-langkah klinik tersebut selanjutnya
dipecah dalam langkah-langkah pokok. Langkah-langkah tersebut dibuat dalam
sedemikian rupa sehingga aman dan mudah untuk dipelajari dan dilaksanakan.
Upaya ini disebut dengan standarisari sehingga pada evaluasi dapat dibuat penilain
3
terhadap penuntun belajar dan lembar penilain kinerja dari suatu proses
keterampilan yang sesuai dengan tuntutan profesinya secara objektif terhadap
kinerja peserta secara individual.
Kurikulum dan metode pembelajaran diatas dirancang untuk mencapai
tujuan pendidikan dokter di FKUPN dimana lulusannya diharapkan akan memiliki
kompetensi dalam hal :
1. Mengelola masalah-masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
yang sering ditemui secara menyeluruh, holistik dan berkelanjutan dalam
tatanan pelayanan kesehatan primer (to manage professionally common
health problems at individual, family and community level in a
comprehensive, holistic, and continuous manner within the primary health
care (PHC) settings)
2. Menerapkan prinsip-prinsip dasar ilmu biomedik, klinik dan perilaku serta
epidemiologi dalam praktek profesi kedokteran (to apply principles of
basic biomedical, clinical, behavioral sciences and epidemiology in the
practice of medical profession)
3. Melakukan pemeriksaan klinik dasar di berbagai sarana pelayanan
kesehatan primer (to perform basic clinical skills proficiently at the
primary health care settings)
4. Melakukan komunikasi yang efektif dengan penderita, keluarga,
masyarakat dan tenaga profesi kesehatan lainnya (to communicate
effectively with patient, family, community, and other health professionals)
5. Menjadi tenaga profesional yang berpegang pada nilai-nilai etik, moral dan
agama (to be ethical, moral & religious professional)
6. Mengakses, menelaah secara kritis dan mengelola informasi kedokteran
dan kesehatan dalam rangka memelihara kemampuan belajar sepanjang
hayat (to access, critically appraise and manage medical and health
information to maintain his/her lifelong learning capacity)
7. Melakukan penelitian kedokteran/kesehatan untuk meningkatkan
kemampuan tugas profesionalnya (to conduct medical/health research to
improve his/her professional task)
4
8. Menjadi tenaga profesional yang berkembang secara mandiri, yang sadar
diri dan mampu memelihara diri dan mengembangkan profesinya (to be
self-aware, self-care and self-developed professional)
Program Pendidikan Profesi Dokter (PSPD) di FK UPN “Veteran” Jakarta
terdiri dari 13 departemen yang dilalui dalam waktu 4 semester. Total beban kredit
untuk seluruh tahap pendidikan ini adalah setara dengan 52 satuan kredit semester
(sks).
5
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran,
lembaran Negara (LN) RI tahun 2004, Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara (TLN) RI Nomor 4431.
2. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Lembaran Negara
(LN) RI tahun 2009, Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara (TLN) RI
Nomor 5063.
3. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit, Lembaran
Negara (LN) RI tahun 2009, Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara (TLN)
RI Nomor 5072.
4. Undang-Undang Negara RI Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan
Kedokteran;
5. Peraturan Presiden RI No.120 tahun 2014 tentang Pendirian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta;
6. Peraturan Pemerintah Negara RI No.60 tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi;
7. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No.019/D/O/1995 tentang Penetapan Status Terdaftar Kepada Fakultas
Kedokteran Program Studi Kedokteran Umum untuk Jenjang Program S1
Pada Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta di Jakarta;
8. Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia No.41 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tatakerja Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta;
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.131/Men.Kes/SK/II/2004 tentang
Sistem Kesehatan Nasional;
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1069/Menkes/PER/XI/2008
tentang Pedoman, Klasifikasi dan Standar RS Pendidikan;
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.012/MENKES/SK/I/2013 Tentang
Penetapan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto Sebagai Rumah
Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta;
6
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1045/Menkes/PER/XI/2006 tentang
Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 512/Menkes/PER/XI/2007 tentang Izin
praktek dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran;
14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 755/MENKES/PER/IV/2011
tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit;
15. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Dep.Kes RI
No.HK.01.01.1.3.1946 tahun 1997 tentang Pedoman Kerjasama Rumah Sakit
milik Dep.Kes dengan pihak ketiga;
16. Naskah Perjanjian Kerjasama antara Fakultas Kedokteran UPN “Veteran”
Jakarta dengan Rumah Sakit Tk.III 04.06.01 Wijayakusuma Purwokerto
Nomor B/117/VI/2012/FK
17. Perjanjian Kerjasama Antara Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan dan
Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
Nomor B/148/IX/2011/FK Tentang Penyelenggaraan Wahana Pendidikan
Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan
18. Perjanjian Kerjasama antara Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta dengan Rumah Sakit Tingkat II 04.05.01 dr.
Soedjono Magelang Nomor B/198/IX/2012/FK
19. Naskah Perjanjian Kerjasama Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta Nomor B/065/III/2013/FK dengan Rumah Sakit
Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Nomor HK.06.01/IV/787/2013
tentang Pelaksanaan Kegiatan Proses Belajar Mengajar dan Praktek Klinik
Kepaniteraan Jiwa Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang
20. Perjanjian Kerjasama antara Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta dengan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot
Soebroto Ditkesad Nomor B/279/IX/2014 tentang Kepaniteraan Klinik
21. Perjanjian Kerjasama antara Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta dengan RSUD.Prof. dr. Margono Soekarjo
7
Purwokerto nomor 13/126/IV/2014/FK Tentang Kerjasama Upaya
Peningkatan Pengetahuan, Keterampilan dan Pelayanan Kesehatan Bagi
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta
22. Perjanjian Kerjasama antara Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta dengan Fakultas Kedokteran Universitas
Dipenogoro Semarang nomor B/099/IV/2007/FK dalam Bidang Kepaniteraan
Klinik Kedokteran Pencegahan dan Kesehatan Masyarakat, Serta Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Pada Pendidikan Profesi Dokter
23. Perjanjian Kerjasama antara Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta dengan Rumah Sakit Tingkat II Dr. AK.Gani
Palembang Nomor 085/IV/2013/FK Tentang Kepaniteraan Klinik
24. Perjanjian Kerjasama antara Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta dengan Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
Nomor B/072/III/2013/FK Tentang Kepaniteraan Klinik
25. Perjanjian Kerjasama antara Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta dengan Rumah Sakit Tingkat II Moh. Ridwan
Meuraksa, Kesdam Jaya, Jakarta Nomor B/514-7/XII/2014/FK
26. Perjanjian Kerjasama antara Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
Nomor B/114/IV/2013/FK Tentang Pemanfaatan Rumkital Dr. Mintohardjo
Sebagai Wahana Praktek Pendidikan Mahasiswa Kedokteran Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
27. Surat Keputusan Rektor UPN “Veteran” Jakarta Nomor : SKEP/185/VI/2014
tentang Peraturan Tata Tertib Mahasiswa UPN “Veteran” Jakarta.
28. SKB Menkes No.544/Menkes/SKB/X/81 dan Mendikbud No. 0430a/U/1981
dan Mendagri No.324.A/1981 tentang Pembagian Tugas, tanggung Jawab dan
Penetapan Prosedur sebagai Rumah Sakit Pemerintah yang digunakan untuk
Pendidikan Dokter
29. Permendikbud No.30 tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji
Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter atau Dokter Gigi.
8
30. Nota kesepahaman antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud
dengan Pengurus Besar IDI tentang Pelaksanaan Uji Kompetensi Bagi
Mahasiswa Program Profesi Dokter.
31. Perjanjian Kerjasama antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kemendikbud dengan Pengurus Besar IDI tentang Pelaksanaan Uji Kompetensi
Bagi Mahasiswa Program Profesi Dokter.
32. Keputusan Menteri Reset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi No.
389/M/Kp/VI/2015 tentang Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa
Program Profesi Dokter Tahun 2015 -2016
33. Permendikbud No.30 tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji
Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter atau Dokter Gigi.
34. Nota kesepahaman antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud
dengan Pengurus Besar IDI tentang Pelaksanaan Uji Kompetensi Bagi
Mahasiswa Program Profesi Dokter.
35. Perjanjian Kerjasama antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kemendikbud dengan Pengurus Besar IDI tentang Pelaksanaan Uji Kompetensi
Bagi Mahasiswa Program Profesi Dokter.
36. Keputusan Menteri Reset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi No.
389/M/Kp/VI/2015 tentang Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa
Program Profesi Dokter Tahun 2015 -2016
Perjanjian kerjasama antara Rumah
Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi
dengan Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro Nomor
KS.01.01/I.IV/ /2013 tanggal
...tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Kedokteran di Rumah
Sakit Pendidikan Utama;
9
BAB I
PROSES ADMINISTRASI AKADEMIK
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
A. Ketentuan Umum
Pengertian mengenai istilah-istilah yang tercantum didalam buku panduan
akademik ini akan dijelaskan pada ketentuan umum ini:
1. Registrasi administrasi adalah kegiatan administratif guna memperoleh status
mahasiswa aktif di program studi yang dipilih untuk satu semester yang akan
berjalan.
2. Mahasiswa PSPD FK UPN adalah individu yang terdaftar secara resmi di PSPD
UPN VJ sebagai mahasiswa aktif kedokteran yang diperoleh dari data UNISYS.
3. Mahasiswa aktif adalah mahasiswa yang terdaftar pada semester tertentu.
4. Mahasiswa non aktif adalah mahasiswa yang tidak terdaftar pada semester
tertentu tanpa ijin Rektor.
5. Mahasiswa cuti adalah mahasiswa yang tidak terdaftar pada semester tertentu
atas ijin Rektor.
6. Mahasiswa drop out (DO) adalah mahasiswa yang telah melewati batas
maksimal masa studi 8 (delapan) semester.
7. Mahasiswa passing out adalah mahasiswa yang tidak dapat melanjutkan proses
belajar karena non aktif selama 2 (dua) semester berturut-turut, atau mahasiswa
baru yang telah melakukan registrasi dan membayar biaya semester pertama,
selanjutnya tidak aktif selama 1 (satu) semester pertama.
B. Registrasi Administrasi Mahasiswa
Masa registrasi mahasiswa ditentukan sebagai berikut:
1. Registrasi administrasi semester gasal dilaksanakan mulai awal sampai
pertengahan bulan Agustus tahun yang bersangkutan
2. Registrasi administrasi semester genap dilaksanakan mulai awal sampai
pertengahan bulan Februari tahun yang bersangkutan
Mahasiswa dapat melakukan registrasi administrasi dengan cara melakukan
pembayaran biaya pendidikan secara tunai dibagian keuangan Universitas dengan
10
menyebutkan nomor dan nama mahasiswa. Pembayaran dapat juga dilakukan
melalui transfer (melalui teller bank) ke BNI no rekening 0005299481 atas nama
UPN “Veteran” Jakarta. Bukti transfer asli disimpan dan ditunjukkan pada bagian
keuangan pada saat pengurusan keterangan bebas administrasi keuangan saat
yudisium. Mahasiswa yang telah melunasi biaya pendidikan semester berjalan akan
secara otomatis menjadi mahasiswa aktif PSPD.
C. Pengunduran Diri Mahasiswa (Mundur Kepaniteraan Klinik) pada Stase
Klinik yang telah dijadwalkan
Pengunduran diri mahasiswa/mundur stase adalah mahasiswa mundur satu atau
beberapa stase yang telah dijadwalkan.
1. Ketentuan pengunduran diri mahasiswa adalah sebagai berikut:
• Lamanya waktu mundur dari kepaniteraan klinik maksimal 20 minggu
berturut-turut
• Masa untuk mengajukan mundur kepaniteraan klinik adalah 2 minggu
sebelum dimulainya stase tersebut.
• Mahasiswa yang mundur kepaniteraan klinik tidak dapat mendapatkan
pengembalian biaya pendidikan yang telah dibayarkan
• Pengunduran diri karena sakit, surat pengunduran diri disertakan surat
keterangan sakit oleh dokter yang mempunyai surat ijin praktek sesuai
dengan kompetensinya.
• Masa untuk mengajukan aktif kembali setelah mundur kepaniteraan klinik
adalah 2 minggu sebelum dimulainya stase aktif
2. Prosedur pengajuan pengunduran diri mahasiswa:
• Mahasiswa membuat surat permohonan pengunduran diri yang ditujukan
kepada Ketua program studi profesi dokter (PSPD)
• Surat permohonan pengunduran diri diserahkan kepada kepala TU PSPD
untuk diproses
• Kepala TU PSPD memberikan surat pengunduran diri mahasiswa kepada
Ketua program studi
• Ketua program studi mempelajari surat pengunduran diri tersebut kemudian
memberikan/tidak memberikan ijin
11
• Surat pengunduran diri yang telah disetujui oleh diserahkan kepada asisten
bidang administrasi
• Asisten bidang administrasi akan menjadwalkan stase yang ditinggalkan
mahasiswa bersangkutan diakhir siklus kepaniteraan yang telah
dijadwalkan
• Asisten bidang administrasi meneruskan surat pengunduran diri mahasiswa
yang telah disetujui kepada bagian kemahasiswaan untuk didokumentasikan
• Bagian kemahasiswaan menginformasikan kepada Kepala TU bahwa
pengunduran diri mahasiswa telah disetujui
• Surat pengunduran diri yang tidak disetujui oleh Ketua program studi
dikembalikan kepada Kepala TU untuk diinformasikan kepada mahasiswa
yang bersangkutan
3. Prosedur aktif kembali setelah pengunduran diri/mundur kepaniteraan klinik:
• Mahasiswa membuat surat permohonan aktif kembali yang ditujukan
kepada Ketua program studi profesi dokter (PSPD).
• Surat permohonan aktif kembali diserahkan kepada kepala TU PSPD untuk
diproses.
• Kepala TU PSPD memberikan surat permohonan aktif kembali mahasiswa
kepada Ketua program studi.
• Ketua program studi mempelajari surat permohonan aktif kembali tersebut
kemudian memberikan/tidak memberikan ijin.
• Surat permohonan aktif kembali yang telah disetujui oleh kaprodi
diserahkan kepada asisten bidang administrasi.
• Asisten bidang administrasi akan mengaktifkan kepaniteraan klinik yang
akan dijalani mahasiswa yang bersangkutan.
• Asisten bidang administrasi meneruskan surat permohonan aktif kembali
mahasiswa yang telah disetujui kepada bagian kemahasiswaan untuk
didokumentasikan.
• Bagian kemahasiswaan menginformasikan kepada kepala TU bahwa
permohonan aktif kembali mahasiswa telah disetujui.
• Surat pengunduran diri yang tidak disetujui oleh kaprodi dikembalikan ke
kepala TU untuk diinformasikan kepada mahasiswa yang bersangkutan.
12
D. Cuti Akademik
1. Pengertian
Cuti akademik adalah izin yang diberikan oleh Dekan atas nama Rektor, kepada
mahasiswa untuk tidak mengikuti kegiatan akademik karena alasan tertentu
dalam jangka waktu tertentu
Izin aktif kembali setelah cuti akademik adalah izin yang diberikan oleh Dekan
atas nama Rektor, kepada mahasiswa untuk kembali aktif mengikuti kegiatan
akademik setelah menyelesaikan sebagian atau seluruh masa cuti akademik.
Seorang mahasiswa yang selama satu semester atau lebih menghentikan
kegiatan akademiknya tanpa ijin Dekan atas nama Rektor disebut berhenti
sementara tanpa izin dan masa tersebut tetap diperhitungkan sebagai masa studi
aktif.
2. Alasan cuti akademik
Alasan yang dapat dipertimbangkan untuk memberikan cuti akademik adalah:
a. Kesulitan ekonomi yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari
mahasiswa yang bersangkutan.
b. Faktor kesehatan yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
c. Alasan lain yang relevan dengan persyaratan cuti akademik yang dibuktikan
dengan surat keterangan atau rekomendasi dari pejabat yang berwenang.
3. Lama cuti akademik
Lama waktu total cuti akademik paling lama 2 (dua) semester. Cuti akademik
hanya dapat diambil sebanyak 2 (dua) kali selama masa studi. Permohonan ijin
cuti akademik yang tidak sesuai dengan ketentuan Program Studi Profesi
Dokter yang berlaku, tidak akan dilayani.
4. Persyaratan cuti akademik
Mahasiswa yang dapat diijinkan mengambil cuti akademik adalah mahasiswa
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Telah mengikuti perkuliahan secara terus menerus pada program studi
sekurang-kurangnya satu semester.
b. Bukan putus studi karena tidak memenuhi persyaratan akademik untuk tidak
meneruskan studi pada program studi pendidikan dokter.
13
c. Mengajukan permohonan ijin cuti akademik secara tertulis kepada Dekan
melalui ketua program studi.
5. Hak dan kewajiban yang cuti akademik
Mahasiswa yang diijinkan untuk cuti akademik memiliki hak sebagai berikut:
a. Dibebaskan dari kewajiban SPP dan biaya lain yang dibebankan pada
semester yang digunakan untuk cuti akademik.
b. SPP dan biaya lain yang telah digunakan untuk cuti akademik tidak dapat
diminta kembali.
c. Mahasiswa yang aktif kembali setelah cuti akademik diwajibkan
mengajukan ijin aktif kembali sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh PSPD.
6. Perhitungan waktu studi
Lama waktu cuti akademik tidak diperhitungkan sebagai masa studi aktif
sepanjang cuti akademik tersebut tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan
yang berlaku di PSPD.
Mahasiswa yang melaksanakan cuti/tidak aktif tanpa ijin dikenai sanksi sebagai
berikut:
a. Lama waktu cuti diperhitungkan sebagai masa studi
b. Diwajibkan membayar SPP dan biaya lain yang ditetapkan.
7. Waktu permohonan cuti akademik
Permohonan cuti akademik diajukan 1 (satu) bulan sebelum masa cuti dimulai
dan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah semester berjalan.
Persyaratan aktif kembali setelah cuti akademik
Mahasiswa yang aktif kembali setelah cuti akademik harus memenuhi syarat
dengan ketentuan mahasiswa membawa bukti surat keterangan cuti akademik
dan bukti pembayaran SPP.
8. Waktu pengajuan aktif kembali setelah cuti akademik
Permohonan aktif kembali setelah cuti akademik harus diajukan secara tertulis
oleh mahasiswa yang bersangkutan 1 (satu) bulan sebelum masa cuti berakhir.
Permohonan tidak dapat dipertimbangkan apabila pengajuan melampaui batas
waktu seperti dimaksudkan pada persyaratan aktif kembali setelah cuti
14
akademik dan prosedur pengajuan permohonan aktif kembali setelah cuti
akademik.
9. Prosedur pengajuan cuti akademik dan permohonan aktif kembali setelah cuti
akademik.
Mahasiswa yang akan aktif kembali setelah cuti akademik harus mengikuti
prosedur sebagai berikut:
a. Mengajukan permohonan cuti akademik secara tertulis yang ditujukan
kepada Dekan melalui Kepala tata usaha (TU) PSPD.
b. Permohonan tersebut harus dilampiri surat keterangan ijin cuti akademik.
10. Sanksi
a. Lamanya masa berhenti sementara tanpa ijin paling banyak 2 (dua)
semester, bilamana melebihi 2 (dua) semester, maka mahasiswa tersebut
dinyatakan keluar atau kehilangan hak untuk mengikuti kegiatan akademik
di PSPD.
b. Bilamana batas waktu cuti akademik telah habis dan mahasiswa yang
bersangkutan tidak mengajukan permohonan untuk aktif kembali, maka
masa berhenti sementara tanpa ijin tersebut diperhitungkan dalam masa
studi dan harus membayar SPP.
c. Seorang mahasiswa yang mengambil cuti akademik dan tidak mendapat ijin
aktif kembali setelah cuti akademik dari Dekan dinyatakan hilang haknya
sebagai mahasiswa PSPD.
d. Pelaksanaan sanksi pada nomor (1), (2), (3) dan (4) tersebut diberikan
dengan surat keterangan Rektor .
E. Batas Waktu Pendidikan
Batas waktu pendidikan adalah 2 kali masa studi yaitu 8 semester termasuk Uji
Kompeteni Mahasiswa Program Pendidikan Dokter (UKMPPD). Mahasiswa yang
tidak berhasil lulus dalam batas waktu yang ditentukan akan dikeluarkan dari
15
pendidikan/drop out (DO) atau mengundurkan diri untuk pindah ke program studi
lain.
F. Drop Out (DO) Mahasiswa
Terdapat beberapa ketentuan pokok yang harus diketahui sebelum diputuskan drop
out dan passing out bagi mahasiswa PSPD UPN “Veteran” Jakarta. Tahap evaluasi
drop out adalah sebagai berikut:
• Pada setiap akhir semester akan diidentifikasi mahasiswa yang berisiko DO.
Mahasiswa yang teridentifikasi berisiko DO akan diberikan peringatan tertulis.
• Pengeluaran mahasiswa (drop out) dari pendidikan oleh rektor setelah
mendapat pertimbangan dari Dekan Fakultas atas pertimbangan dan
pengesahan Senat Fakultas
G. Passing Out Mahasiswa
Mahasiswa passing out adalah mahasiswa yang tidak dapat melanjutkan studi
karena non aktif tanpa ijin Rektor selama 4 (empat) semester berturut-turut, atau
mahasiswa baru yang telah melakukan registrasi dan membayar biaya semester
pertama selanjutnya tidak aktif selama 2 (dua) semester pada tahun pertama.
16
BAB II
PROSES AKADEMIK
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
A. Ketentuan Umum
Pendidikan dokter tahap profesi atau kepaniteraan klinik merupakan tahap akhir
dari program studi pendidikan dokter. Proses pembelajaran tahap kepaniteraan
klinik merupakan kegiatan praktek kesehatan yang meliputi promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif di bawah bimbingan dosen pembimbing di rumah sakit
pendidikan utama atau jejaring.
Tahap Kepaniteraan klinik merupakan syarat mutlak seorang Sarjana
Kedokteran untuk mencapai gelar profesi Dokter. Profesi kedokteran adalah
suatu pekerjaan kedokteran yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan dan
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, serta kode etik
yang bersifat melayani masyarakat sesuai UU No. 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran. Tahap kepaniteraan ini mahasiswa akan dilatih untuk
menerapkan soft skills dan hard skills sehingga mencapai lulusan yang
memenuhi standar kompetensi dokter Indonesia (SKDI). Proses pembelajaran
pada tahap kepaniteraan klinik merupakan bagian dari pendidikan dokter, maka
visi dan misi Fakultas Kedokteran UPN ‘Veteran’ Jakarta dijadikan sebagai
acuan dan pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran.
B. Persyaratan Akademik
Prasyarat untuk mengikuti program studi profesi dokter adalah lulusan program
studi sarjana kedokteran yang:
1. Memiliki IPK S.Ked minimal 2,75
2. Tidak memiliki keterbatasan fisik dan mental untuk melakukan tugas-tugas
profesi yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan fisik dan mental pada
institusi yang ditentukan oleh FK UPN “Veteran” Jakarta.
17
3. Telah mengucapkan “Sumpah Sarjana Kedokteran” dan telah mengikuti
Program Kepaniteraan Umum yang diselenggarakan oleh PSPD FK UPN
“Veteran” Jakarta.
C. Prosedur Pendaftaran
a. Mahasiswa PSPD FK UPN “Veteran” Jakarta yang telah memenuhi
persyaratan seperti tersebut diatas mendaftarkan diri di TU PSPD dengan
mengisi formulir pendaftaran.
b. PSPD akan memeriksa data/persyaratan tersebut bila ternyata telah
memenuhi persyaratan, PSPD akan menerbitkan surat pengantar ke bagian
keuangan UPN “Veteran” Jakarta.
c. Mahasiswa mendapatkan nomor registrasi pokok (NRP) baru.
d. PSPD FK UPN menerima NRP baru mahasiswa.
e. Mahasiswa mendapat jadwal kepaniteraan klinik.
D. Beban Studi Pendidikan Profesi
Program studi profesi dokter dijalankan selama 4 semester dan akan ditempuh
dalam waktu 87 minggu dengan beban studi total setara dengan 52 satuan kredit
semester (sks).
Pada tahap PSPD jadwal rotasi untuk setiap kelompok mahasiswa ditetapkan
PSPD FKUPN, dengan lama rotasi untuk masing-masing departemen sbb :
No Departemen Lama Rotasi
(minggu)
Kredit
(SKS)
1 Ilmu Penyakit Dalam 10 7
2 Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan 10 6
3 Ilmu Penyakit Bedah 10 6
4 Ilmu Kesehatan Anak 10 6
5 Ilmu Kesehatan Masyarakat 8 6
6 Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin 5 3
7 Ilmu Kedokteran Jiwa 5 3
8 Ilmu Penyakit Syaraf 5 3
9 Radiologi dan Kedokteran Nuklir 5 2
10 Ilmu Kedokteran Kehakiman dan Medikolegal 4 2
11 Anestesi 5 2
12 Ilmu Penyakit Mata 5 3
13 Ilmu Penyakit THT 5 3
Total 87 minggu 52 sks
18
E. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi diselenggarakan setelah mahasiswa mendapatkan gelar sarjana
kedokteran (S.Ked). Waktu penyelenggaraan reguler 2 kali setahun pada awal
semester genap dan ganjil.
Proses pendidikan PSPD dilaksanakan di beberapa rumah sakit, yaitu:
1. Rumah sakit pendidikan utama yaitu RSUD Pasar Minggu
2. Rumah sakit pendidikan jejaring RSUP Persahabatan, RSUD Prof. dr. Margono
Purwokerto, RSUD Ambarawa, RST Soejono, FK UNDIP, dan RSJ dr.
Soeharto Herdjan
3. Pusat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Dinas Kesehatan Depok (PKM
Cimanggis, PKM Beji, PKM Sawangan, PKM Pancoran Mas, PKM Sukma
Jaya) dan Dinas Kesehatan Tangerang Selatan.
F. Siklus Kepaniteraan Klinik
1. Setiap dokter muda mendapatkan jadwal siklus Kepaniteraan Klinik (KK)
selama 22 bulan dari Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD)
2. Siklus Kepaniteraan Klinik dikirim oleh PSPD ke Kordik Rumah Sakit
Pendidikan Utama dan Rumah Sakit Pendidikan Jejaring.
3. Ketua PSPD mengirimkan surat berisi surat pengantar KK kepada Kordik di setiap
Rumah Sakit Pendidikan Utama dan Rumah Sakit Pendidikan
Jejaring.
4. Siklus Kepaniteraan Klinik untuk Dokter Muda adalah :
Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan : 10 Minggu
Ilmu Penyakit Bedah : 10 Minggu
Ilmu Kesehatan Anak : 10 Minggu
Ilmu Kesehatan Masyarakat : 8 Minggu
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin : 5 Minggu
Ilmu Kedokteran Jiwa : 5 Minggu
Ilmu Penyakit Syaraf : 5 Minggu
Radiologi dan Kedokteran Nuklir : 5 Minggu
19
Ilmu Kedokteran Kehakiman dan Medikolegal : 4 Minggu
Anestesi : 5 Minggu
Ilmu Penyakit Mata : 5 Minggu
Ilmu Penyakit THT : 5 Minggu
5. Pengiriman dokter muda ke rumah sakit jejaring atau rumah sakit afiliasi atau
sarana kesehatan lainnya diatur oleh Ketua PSPD. Dekan FK UPN membuat surat
kepada RS Jejaring / RS Afiliasi / sarana kesehatan lainnya atas dasar masukan
dari Ketua PSPD dengan tembusan kepada kordik.
G. Alur Pendidikan di PSPD
Alur pendidikan PSPD adalah sebagai berikut:
H. Kegiatan Pendidikan
Untuk mencapai tujuan pendidikan, maka Program Studi Profesi Dokter (PSPD)
dilaksanakan dengan menggunakan metode pelatihan berdasarkan kompetensi
(Competency Based Training), yang meliputi kompetensi klinik dan manajemen
kesehatan masyarakat.
Selama proses pendidikan PSPD mahasiswa mempelajari berbagai aspek yang
berhubungan dengan pengelolaan penyakit pasien, keluarga dan masyarakat dengan
Lulus
SKed &
Sumpah
S.Ked
Sumpah
Dokter
Kepaniteraan
Umum
Mendaftar di
PSPD
tasi
Departemen
Pre-
Yudisium
Pengurusan
NRP PSPD
ROTASI
KLINIK
Uji
Komprehensif
Bimbingan
OSCE /CBT
Yudisium
UKMPPD
20
menitikberatkan pada pelatihan ketrampilan klinik, etika dan evidence-based
medicine sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan.
Mahasiswa belajar dalam kelompok kecil yang maksimal terdiri dari 10 orang
dengan pembimbing satu orang yang bertugas selama rotasi dan bertindak sebagai
role model untuk aspek bioetika dan humaniora. Mahasiswa melakukan bimbingan
tatap muka dengan pembimbing dan pakar paling sedikit selama 12 jam setiap
minggu.
H.1. Kegiatan akademik
Kegiatan akademik dilakukan berupa tatap muka dengan pembimbing selama
kurang lebih 120 menit berupa:
1. Setara perkuliahan
- Clinical / community science session
Merupakan diskusi ilmiah yang dilakukan tentang salah satu topik yang
berkaitan dengan masalah pasien pada bed side teaching (BST) misal ronde
besar oasien bersama DPJP dan SMF, morning report .
- Case report session
Merupakan diskusi ilmiah mahasiswa berupa laporan hasil pemeriksaan dan
rencana penatalaksanaan pasien yang diperoleh melalui BST.
- Meet the expert
Merupakan forum diskusi ilmiah dengan pakar dari masing – masing
Departemen dan merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk
mendiskusikan hal – hal yang masih belum jelas. Kegiatan dapat berupa
kuliah pakar atau diskusi kasus bersama pakar.
2. Setara kegiatan lapangan
- Penyuluhan
Merupakan kegiatan untuk melatih teknik komunikasi mahasiswa dalam
program promosi kesehatan
- Penelitian
Merupakan kegiatan untuk melatih mahasiswa dalam melakukan penelitian
yang dapat dilakukan di masyarakat atau rumah sakit
3. Setara praktikum
21
- Bed side teaching (BST)
Merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan pasien yang
dilakukan di poliklinik, ruang rawat inap, unit gawat darurat atau ruang
operasi untuk pemeriksaan pasien dan diskusi yang akan melatih proses
berfikir dan ketrampilan pemecahan masalah mahasiswa.
4. Kegiatan lain yang diatur oleh masing – masing Departemen.
H.2. Modul-modul Kegiatan
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pendidikan, MEU bekerja sama dengan
departemen klinik membuat modul kegiatan dalam bentuk logbook yang harus diisi
oleh semua mahasiswa dan pembimbing selama melakukan rotasi klinik di rumah
sakit pendidikan.
• Professional Behavior (termasuk Bioetika dan Humaniora)
Professional Behavior akan meliputi standar perilaku profesi dokter yang
didasari oleh prinsip-prinsip sebagai berikut:
- Kesehatan dan kesejahteraan pasien adalah yang paling utama.
- Pasien memiliki hak untuk memilih.
Oleh karena itu yang akan menjadi kriteria penilaiannya adalah aspek-aspek
sebagai berikut:
a. Kejujuran dan integritas kepribadian,
b. Kepercayaan dan tanggung jawab di dalam menjalankan profesi,
c. Rasa hormat terhadap sesama,
d. Rasa belas kasih dan perhatian terhadap pasien,
e. Usaha untuk selalu mengembangkan dan mencapai kesempurnaan diri
(profesionalisme),
f. Kesadaran akan batas kemampuan diri,
g. Komunikasi dan kerja sama,
h. Sikap mendahulukan dan membela kepentingan pasien
22
H.3. Kegiatan Evaluasi dan Ujian
H.3.1 Evaluasi selama rotasi di Departemen
Kegiatan evaluasi dilakukan secara berkala dengan menilai kompetensi yang
diharapkan melalui:
No Metode Penilaian Kontribusi terhadap nilai
akhir
Frekuensi
1 Mini Clinical Examination Evaluation (Mini CEX) 20 % 2x
2 Direct Observation of Procedural Skills (DOPS) 10 % 2x
3 Laporan Kasus/presentasi kasus 10 % 2x
4 Journal reading (Pelaksanaan bisa digabung: tutorial klinik + Journal reading)
5 % Minimal 1x
5 Referat 10%
6 Bedsite teaching Syarat ujian Minimal 5x
7 Profesionalisme dan sikap Syarat ujian
8 Logbook Syarat ujian
Komponen nilai akhir ujian
1 Ujian kasus 35 %
2 Ujian tulis 10%
Total 100%
NILAI AKHIR=
(0,2A)+(0,1B)+(0,1C)+(0,05D)+(0,05E)+(0,05F)+(0,35G)+(0,1H)
Komponen Nilai:
A=Mini C-EX
B=Tutorial klinik
C=Laporan kasus/presentasi kasus
D=Journal reading
E=Referat
F=Laporan Jaga
G=Ujian Kasus
H=Ujian Tulis
H.3.1.1. Syarat mengikuti ujian di departemen klinik
Mahasiswa kepaniteraan klinik dapat mengikuti ujian dengan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
• Kehadiran selama menjalani program pendidikan profesi dokter memenuhi
persyaratan kehadiran yang telah ditentukan (100%).
23
Mahasiswa diperkenankan ijin untuk kegiatan : presentasi ilmiah skala nasional
yang mewakili institusi (maksimal 2 hari untuk skala nasional dengan catatan
mendapat izin dari kepala departemen kepaniteraan klinik di rumah sakit
pendidikan) atau sakit dengan bukti surat keterangan sakit dari rumah sakit
pemerintah atau rumah sakit pendidikan tempat mahasiswa tersebut menjalani
kepaniteraan (maksimal 2 hari)
• Telah melaksanakan semua tugas dan kewajiban selama program pendidikan
berlangsung, termasuk penilaian berkala,
• Telah menyelesaikan kewajiban administrasi (termasuk pengembalian buku
dari perpustakaan).
H.3.1.2. Pengumuman hasil ujian
Pengumuman hasil ujian dilaksanakan segera setelah menyelesaikan rotasi di suatu
Departemen dan mahasiswa yang tidak lulus berhak mengikuti ujian ulangan pada
saat masa jeda. Masa Jeda (spacing) adalah suatu waktu dimana mahasiswa tidak
mengikuti kegiatan di Departemen manapun. Masa ini dapat digunakan untuk
memperdalam keterampilan klinik sebelum memasuki Departemen selanjutnya
atau mengulang ujian / rotasi. Apabila tidak ada masa jeda maka ujian ulang
dilakukan setelah semua rotasi kepaniteraan klinik selesai.
H.3.2. Angka dan Huruf Mutu
Angka Mutu sesudah pembobotan dijadikan Huruf Mutu dengan menggunakan cara
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
H.3.3. Keberhasilan Mahasiswa
Kriteria keberhasilan mahasiswa di suatu departemen adalah sebagai berikut:
Nilai Akhir Huruf Mutu Angka Mutu ≥ 85 A 4,00 80 – 84,99 A- 3,75 75 – 79,99 B+ 3,50 70 – 74,99 B 3,00 65 - 69,99 B- 2,75 60 - 64,99 C+ 2,50 55 - 59,99 C 2,00 40 -54,99 D 1,00 < 40 E 0,00
24
Kriteria Kelulusan:
Nilai Akhir Huruf Mutu Keterangan ≥ 85 A LULUS 80 – 84,99 A- 75 – 79,99 B+ 70 – 74,99 B 65 - 69,99 B- Mengulang Ujian 60 - 64,99 C+ Mengulang Ujian 55 - 59,99 C Mengulang Setengah Siklus
Kepaniteraan
40 -54,99 D Mengulang seluruh siklus kepaniteraan
< 40 E Mengulang seluruh Siklus Kepaniteraan
H.3.4. Ujian ulangan
Mahasiswa kepaniteraan klinik yang nilai ujiannya tidak memenuhi kriteria lulus,
dapat mengulang ujian dengan ketentuan sebagai berikut:
Ujian Ulangan Bila Tidak Lulus
Pertama Mengulang ujian
Kedua Mengulang seluruh siklus
Ketiga dan
seterusnya
Bimbingan dengan tidak melebihi batas
maksimal masa studi
Prosedur mengikuti ujian ulang/mengulang separuh/seluruh siklus
kepaniteraan
1. Departemen mengeluarkan nilai mahasiswa kepaniteraan klinik
2. Program Studi Profesi Dokter menetapkan kelulusan berdasarkan kriteria
kelulusan
3. Program Studi Profesi Dokter membuat jadwal bagi mahasiswa untuk
mengulang ujian
4. Program Studi Profesi Dokter membuat surat pengantar bagi mahasiswa untuk
mengulang ujian di departemen klinik
5. Pelaksanaan ujian ulang
H.3.5. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
IPK Program Pendidikan Profesi Dokter adalah jumlah () perkalian seluruh Angka
Mutu dengan jumlah seluruh beban kredit (sks) program profesi, dibagi oleh jumlah
25
() kredit (sks) Program Profesi Dokter.
IPK= (Angka mutu Departemen x sks Departemen )
sks PSPD
I. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar mahasiswa kepaniteraan klinik dilakukan dalam tahap:
1. Evaluasi studi
Yaitu evaluasi untuk mengetahui perkembangan prestasi akademik mahasiswa
pada akhir seluruh stase kepaniteraan.
2. Evaluasi batas akhir studi
Yaitu evaluasi prestasi akademik pada batas maksimum waktu studi 8 (delapan)
semester, sebagai dasar pertimbangan melakukan drop out masa studi
J. Selesai Kepaniteraan Klinik
Mahasiswa yang mengikuti kepaniteraan klinik dinyatakan telah selesai mengikuti
kepaniteraan klinik, apabila telah menyelesaikan seluruh rotasi di RS Pendidikan.
K. Uji Komprehensif
Uji komprehensif merupakan ujian yang diikuti oleh mahasiswa setelah
menyelesaikan seluruh Kepaniteraan Klinik. Ujian ini terdiri dari ujian MCQ dan
OSCE dengan tujuan untuk mengetahui pencapaian hasil pembelajaran yang
diperoleh selama pendidikan secara terintergrasi dan komprehensif.
Pelaksanaan uji komprehensif dilaksanakan sebanyak 4 kali dalam satu tahun
ajaran. Setiap pelaksanaan terdiri dari 2 tahap yaitu tahap pertama dan kedua. Bila
mahasiswa kepaniteraan dinyatakan tidak lulus pada tahap pertama, maka harus
mengikuti ujian komprehensif di tahap kedua. Bila mahasiswa tidak lulus pada uji
tahap kedua maka mahasiswa tersebut dapat mengikuti pra-yudisium dengan syarat
harus mengikuti bimbingan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh Tim Dosen
(lulus bersyarat).
Hasil penilaian uji komprehensif merupakan salah satu syarat mahasiswa PSPD
untuk mengikuti pra – yudisium. Mahasiswa dinyatakan lulus uji komprehensif bila
26
mahasiswa lulus ujian MCQ dan OSCE. Nilai batas lulus untuk uji MCQ adalah 70
dan uji OSCE mengikuti nilai batas minimal lulus (borderline).
L. Pra - Yudisium
Adalah rapat akademik yang dihadiri oleh Dekan, Wakil Dekan Bidang Akademik,
Ka. Prodi Profesi Dokter, perwakilan dosen dan dapat mengundang perwakilan
Rumah Sakit Pendidikan utama dan jejaring untuk menentukan mahasiswa tersebut
dapat atau tidak dapat mengikuti Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) sebagai
exit-exam pada suatu periode tertentu.
1. Pra-yudisium dilakukan setelah mahasiswa bersangkutan selesai melaksanakan
kepaniteraan klinik di masing-masing departemen klinik pada RS pendidikan.
2. Mahasiswa telah dinyatakan lulus uji komprehensif yang diselenggarakan
PSPD atau lulus bersyarat.
3. Menyerahkan bukti lunas/kuitansi SPP semester terakhir.
4. Menyerahkan surat keterangan bebas perpustakaan (universitas dan fakultas).
5. Bukti kuitansi sumbangan buku perpustakaan.
6. Surat keterangan lunas pembayaran dari bagian keuangan UPN “Veteran”
Jakarta
Kegiatan rapat Pra-yudisium dilakukan untuk memenuhi persyaratan Panitia Pusat
UKMPPD bagi mahasiswa yang akan mengikuti UKMPPD Nasional sebagai exit –
exam.
Mahasiswa dinyatakan dapat mengikuti UKMPPD bila memenuhi persyaratan:
- Lulus pada setiap departemen klinik
- Lulus Ujian komprehensif
- IPK minimal 3,00 (kecuali untuk mahasiswa non KBK, IPK minimal 2,75)
M. Bimbingan OSCE - CBT
Kegiatan ini ditujukan untuk membantu mempersiapkan mahasiswa menghadapi
uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter (UKMPPD) nasional. Kegiatan
berupa:
- bimbingan materi CBT dan OSCE yang diberikan oleh dosen pakar
- uji OSCE dan CBT dengan materi yang sesuai dengan UKMPPD nasional.
Bagi mahasiswa retaker (mengulang) UKMPPD wajib mengikuti kegiatan ini
sebagai syarat untuk dapat mengikuti UKMPPD selanjutnya. Sedangkan bagi
27
mahasiswa yang belum lulus uji komprehensif dapat mengikuti kegiatan bimbingan
ini sebagai persiapan menghadapi uji komprehensif selanjutnya.
N. UKMPPD
Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) adalah
pengujian dan penilaian bersifat nasional bagi mahasiswa program profesi dokter
yang diselenggarakan atas kerjasama dari Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran
Indonesia dan Kolegium Dokter Indonesia.
Mahasiswa PSPD yang sudah memenuhi syarat untuk mengikuti UKMPPD
akan didaftarkan secara kolektif sebagai peserta UKMPPD sesuai dengan tata cara
dan peraturan dari Panitia Nasional Uji Kompetensi (PNUK).
O. Yudisium
Adalah rapat akademik yang dihadiri oleh Dekan, Wakil Dekan Bidang Akademik,
Ka. Prodi Profesi Dokter, perwakilan dosen dan dapat mengundang perwakilan RS.
Pendidikan utama dan jejaring untuk memutuskan mahasiswa yang telah
dinyatakan lulus UKMPPD dapat mengikuti tahap selanjutnya yaitu Sumpah
Dokter. Lulusan yudisium berarti telah menyelesaikan seluruh proses pembelajaran
dan dinyatakan lulus UKMPPD. Mahasiswa berhak mendapatkan ijazah dokter dari
institusi pendidikan, serta mengikuti Sumpah Dokter.
P. Sumpah Dokter
Mahasiswa yang berhasil menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar dokter
(telah melaksanakan Exit Exam/Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi
Dokter) diwajibkan mengucapkan sumpah/janji dokter menurut agama atau
kepercayaan masing-masing.
Syarat sumpah dokter :
1. Bukti lulus UKMPPD
2. Bukti lunas biaya pelaksanaan wisuda
Q. Wisuda
a. UPN “Veteran” Jakarta menyelenggarakan upacara wisuda sebanyak-
banyaknya 2 kali periode kelulusan dalam satu tahun
28
b. Setiap lulusan wajib membayar biaya penyelenggaraan upacara wisuda yang
besarnya ditetapkan oleh rektorat
R. Ijazah
a. Pengurusan ijazah
Mahasiswa dapat menerima ijazah dari biro akademik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta setelah mahasiswa mengikuti
wisuda. Persyaratan lain adalah menyerahkan bukti cetak pembayaran dari
bagian keuangan di rektorat yang menyatakan lunas pembayaran wisuda.
b. Legalisasi ijazah dan transkrip nilai dilakukan dibagian administrasi fakultas
kedokteran (gedung Wahidin lt.2)
S. Surat Keterangan
S.1. Surat keterangan lulus (ijazah masih dalam proses)
• Surat keterangan lulus karena ‘ijazah masih dalam proses’ dibuatkan setelah
mahasiswa mengikuti yudisium
• Surat keterangan lulus diberikan kepada mahasiswa yang telah lulus uji exit-
exam UKMPPD karena ijazah masih dalam proses penyelesaian di rektorat.
• Surat keterangan lulus dibuat oleh Fakultas dan ditandatangani oleh Dekan
Fakultas Kedokteran.
• Surat keterangan lulus berlaku selama tiga bulan setelah dikeluarkan.
S.2. Surat keterangan pengganti ijazah yang rusak dan hilang
Ijazah yang hilang atau rusak tidak dapat dicetak ulang berdasarkan peraturan
Diknas.
Mengajukan surat permohonan kepada rektor melalui direktorat akademik dengan
melampirkan:
• Surat keterangan kehilangan dari kepolisian RI untuk ijazah yang hilang atau
melampirkan ijazah yang rusak untuk ijazah yang rusak
• Fotocopy ijazah yang dilegalisasi
• Pas foto 3X4 berwarna 4 lembar
29
S.3. Surat keterangan ralat identitas dalam ijazah
Berdasarkan peraturan diknas, ijazah tidak dapat dicetak ulang untuk memperbaiki
kesalahan namun hanya diberikan surat keterangan ralat.
S.3.1. Jika permohonan ralat dari mahasiswa:
• Mengajukan surat pernyataan bermaterai kepada rektor melalui kepala
TU PSPD dengan melampirkan:
- Fotokopi identitas yang dilegalisasi
- Fotokopi ijazah SLTA/SMU yang dilegalisasi
- Pas foto hitam putih ukuran 4X6 sebanyak 4 lembar
S.3.2. Jika permohonan ralat dari PSPD:
• Mengajukan surat permohonan kepada rektor melalui direktorat
akademik dengan melampirkan:
- Fotocopy ijazah yang salah cetak
- Pas foto 4X6 hitam putih 4 lembar
S.4. Surat keterangan pindah ke perguruan tinggi lain
Mengajukan surat permohonan kepada dekan melalui direktorat akademik dengan
melampirkan:
• Surat keterangan diterima diperguruan tinggi yang bersangkutan
• Surat pernyataan mengundurkan diri ditulis diatas kertas bermaterai ditujukan
kepada rektor
• Fotokopi pembayaran SPP terakhir
• Surat keterangan bebas pustaka
• Mahasiswa bersangkutan menyampaikan surat pengantar dari Dekan langsung
kepada Rektor melalui direktorat akademik
• Surat keterangan pindah diproses oleh direktorat akademik dan dapat diambil
seminggu setelah pengajua
30
BAB III
PELANGGARAN AKADEMIK
A. Jenis Pelanggaran Akademik
A.1. Pelanggaran Akademik ringan
Pelanggaran akademik ringan adalah pelanggaran terhadap peraturan tata tertib
mahasiswa UPN ‘Veteran’ Jakarta seperti yang tercantum pada pasal 5 ayat (1), (2)
dan (3) yaitu :
(1) Berbuat sesuatu yang dapat mengganggu proses pendidikan, keamanan,
ketertiban dan kenyamanan kampus.
(2) Memakai kaos oblong, celana dan baju yang sobek, sandal dan sepatu tidak
tertutup, berambut gondrong (rambut tidak melebihi krah baju tersisir rapi dan
tidak memelihara jenggot) dan atau bercat, anting-anting (bagi mahasiswa laki-
laki), memakai baju / rok pendek (mini), celana ketat dan baju tembus pandang
(bagi mahasiswa perempuan) serta bertato selama mengikuti kegiatan akademik
di kampus
(3) Melakukan kecurangan akademik seperti perjokian, plagiat serta mencontek.
A.2. Pelanggaran akademik sedang
Pelanggaran akademik sedang adalah pelanggaran terhadap peraturan tata tertib
mahasiswa UPN ‘Veteran’ Jakarta seperti yang tercantum pada pasal 5 ayat (4), (5)
dan (6) yaitu :
(4) Memalsukan nilai, tanda tangan, menyalahgunakan dokumen, surat surat
universitas atau fakultas untuk kepentingan diluar kegiatan akademik dan atau
kegiatan administrasi maupun kemahasiswaan
(5) Menyelenggarakan kegiatan tradisi bersifat ekslusivisme, seperti kegiatan
orientasi mahasiswa baru diluar kegiatan yang telah diprogramkan oleh
universitas maupun fakultas.
(6) Melakukan tindakan campur tangan kepentingan organisasi ekstra kampus dan
pengambilan kebijakan organisasi intra kampus.
31
A.3. Pelanggaran akademik berat
Pelanggaran akademik sedang adalah pelanggaran terhadap peraturan tata tertib
mahasiswa UPN ‘Veteran’ Jakarta seperti yang tercantum pada pasal 5 ayat (7), (8),
(9), (10), (11), (12), (13), (14), (15), (16) dan (17) yaitu :
(7) Melakukan kegiatan yang tercela dan atau bertentangan dengan nilai moral,
susila dan agama seperti melakukan pembunuhan, perampokan, pencurian,
minum minuman keras, menyimpan dan melakukan perzinahan, pelecehan
seksual, bermain kartu/judi serta tindakan kriminal dan tercela lainnya.
(8) Menulis dan menyebarluaskan tulisan melalui media elektronik maupun media
cetak dengan tujuan untuk menciptakan kondisi yang tidak kondusif dan atau
kegiatan terselubung lainnya yang dapat menimbulkan kerawanan kampus.
(9) Melakukan perkelahian antar mahasiswa atau dengan pihak lain baik di dalam
maupun di luar kampus baik secara perorangan maupun secara kelompok.
(10) Membuat, memiliki, membawa, memyimpan, memperdagangkan,
mendistribusikan dan atau menyebarluaskan, menggunakan minuman keras,
bahan beracun berbahaya, obat psikotropika, bahan peledak, senjata api dan
senjata tajam.
(11) Melakukan kegiatan akademik maupun non akademik lebih dari pukul
22.00 WIB, tanpa ada ijin tertulis dari pejabat yang berwenang yang diketahui
oleh pejabat terkait.
(12) Menggunakan kampus, ruang kantor sekretariat organisasi kemahasiswaan
sebagai tempat tinggal atau kepentingan lain selain kepentingan akademik.
(13) Menyelenggarakan kegiatan pagelaran musik di lapangan parkir UPN
“Veteran” Jakarta.
(14) Melakukan pemungutan uang atau restribusi parkir secara tidak resmi.
(15) Merusak sarana dan prasarana yang ada di kampus.
(16) Menyalahgunakan program dan anggaran kegiatan kemahasiswaan dan atau
lembaga.
(17) Perbuatan pidana lainnya yang dapat merugikan dan membahayakan diri
sendiri atau lembaga.
Universitas dapat menjatuhkan sanksi berat berupa pencabutan status secara
permanen apabila:
32
1. Terbukti melakukan pemalsuan
2. Terbukti melakukan kecurangan terhadap kegiatan akademik, terutama
perjokian
3. Terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan tata tertib
Pelanggaran lain yang tidak termasuk dalam pelanggaran-pelanggaran tersebut di
atas akan ditetapkan dan diputuskan oleh Komisi Disiplin.
B. Sanksi Terhadap Pelanggaran Akademik
1. Sanksi akademik terhadap mahasiswa yang melanggar peraturan tata tertib
sebagaimana dimaksud di atas, maka pimpinan Universitas/Fakultas dapat
menjatuhkan sanksi sesuai kategori pelanggaran.
2. Pelanggaran terhadap peraturan tersebut di atas dapat dikenakan sanksi
administrasi dan akademik dan atau pidana apabila memenuhi unsur pidana.
Sanksi yang diputuskan pimpinan Universitas/Fakultas berdasarkan
pertimbangan dan hasil rapat Komisi Disiplin tingkat Fakultas atau Universitas.
C. Bentuk Sanksi
1. Sanksi ringan berupa peringatan atau teguran lisan, dengan pemanggilan
terhdap mahsiswa dan orang tua / wali mahasiswa yang bersangkutan,
pemberian akademik secara tertulis, penggantian atas barang yang hilang atau
rusak, dikeluarkan dari kegiatan perkuliahan atau ujian, serta tidak diberikan
pelayanan administrasi akademik.
2. Sanksi sedang berupa pencabutan hak mengikuti semua kegiatan akademik
selama satu semester atau lebih, pembatalan ujian, larangan aktif sebagai
pengurus organisasi kemahasiswaan, penangguhan penyerahan transkrip nilai/
ijazah selama satu semester atau lebih bagi mahasiswa semester akhir,
mengganti segala kerugian lembaga yang timbul akibat pelanggaran tata tertib
mahasiswa dan membuat surat pernyataan secara tertulis untuk tidak melakukan
pelanggaran serupa.
3. Sanksi berat berupa pemberhentian dengan hormat atau pemecatan dengan tidak
hormat (drop out) atau pencabutan gelar akademik dengan tidak hormat,
33
mengganti segala kerugian lembaga yang ditimbulkan akibat pelanggaran tata
tertib mahasiswa.
D. Pihak yang berwenang menjatuhkan sanksi
Pihak yang berwenang menjatuhkan sanksi yaitu :
1. Sanksi ringan atas pelanggaran peraturan tata tertib mahasiswa adalah Ketua
Jurusan, Ketua Program Studi dan Dosen.
2. Sanksi sedang atas pelanggaran peraturan tata tertib mahasiswa adalah Dekan
Fakultas dan Direktur Pasca Sarjana
3. Sanksi berat atas pelanggaran peraturan tata tertib mahasiswa adalah Rektor
E. Tata cara atau Prosedur Penetapan Sanksi
1. Sanksi tingkat ringan diberikan oleh Ketua Jurusan, Ketua Program studi dan
Dosen berdasarkan hasil temuan yang dikategorikan pelanggaran ringan.
2. Sanksi tingkat sedang diberikan oleh Dekan dan Direktur Pasca Sarjana, atau
Ketua Jurusan, Ketua Program studi berdasarkan pertimbangan dan saran
Komisi Disiplin tingkat Fakultas dan ditetapkan dengan Surat Keputusan.
3. Sanksi tingkat berat diberikan oleh Rektor berdasarkan pertimbangan dan saran
Komisi Disiplin tingkat Universitas dimana tembusannya disampaikan kepada
orang tua/wali mahasiswa dan ditetapkan dengan Surat Keputusan.
4. Pemberian sanksi pidana di luar sanksi yang tertulis di atas dilaksanakan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
34
LAMPIRAN 1
Tata tertib program studi profesi dokter:
1. Pengaturan rotasi setiap kelompok pada setiap tahap dilaksanakan oleh PSPD
FKUPN dengan cara sebagai berikut:
a. Pengaturan rotasi dan pembagian departemen kelompok pada PSPD ditetapkan
dengan memperhatikan pemerataan berdasarkan urutan nomor registrasi pokok
(NRP).
b. Mahasiswa tidak diijinkan pindah kelompok dan pindah rumah sakit.
2. Ketua kelompok mahasiswa PSPD adalah mahasiswa yang dipilih oleh
kelompoknya
3. Mahasiswa diharuskan melapor kepada Ketua PSPD atau yang mewakili untuk
mendapatkan penjelasan mengenai tata tertib, pedoman kerja, sistem
pendidikan dan sistem penilaian,
4. Mahasiswa diharuskan melapor kepada Direktur RS Jejaring dan Kepala
Puskesmas Jejaring sebelum mengikuti kegiatan pendidikan di tempat tersebut.
5. Jam Kerja:
a. Senin-Kamis : 07.00 - 16.00 WIB
b. Jumat : 07.00 - 16.00 WIB
c. Sabtu : 07.00 - 14.00 WIB
Apabila ada ketentuan lain mengenai jam kerja akan disesuaikan dan
ditetapkan oleh Rumah Sakit Pendidikan.
6. Jam Jaga:
a. Hari kerja: jam jaga dimulai setelah jam kerja s.d. 07.00 WIB hari
berikutnya
b. Hari libur:
kelompok pagi : 07.00 - 19.00 WIB
kelompok malam : 19.00 - 07.00 WIB hari berikutnya.
7. Jumlah frekuensi jaga ditentukan oleh departemen yang bersangkutan sesuai
dengan jumlah peserta didik PSPD di Departemen tersebut.
8. Pengisian daftar hadir:
a. Dilakukan minimal dua kali yaitu pada saat datang dan pulang, tepat pada
waktunya.
35
b. Dilakuan sendiri, tidak boleh diwakilkan.
9. Mahasiswa yang meninggalkan tugas dalam masa Kepaniteraan Klinik di
suatu Departemen, harus sepengetahuan dan memperoleh izin dari Kepala
Departemen yang bersangkutan, Ketua PSPD dan Wakil Dekan I FKUPN
“Veteran” Jakarta.
10. Bila karena suatu sebab tidak dapat mengikuti kegiatan kepaniteraan klinik,
maka mahasiswa harus menyatakannya dengan surat pemberitahuan resmi
dan menyebutkan alasan yang dapat diterima serta disertai bukti yang sah.
Surat tersebut harus diserahkan kepada Ketua PSPD selambatnya satu
bulan sebelum pergantian siklus kepaniteraan.
11. Tugas dan kewenangan mahasiswa PSPD ditentukan oleh masing-masing
departemen.
12. Mahasiswa diharuskan mematuhi norma akademik, norma susila, etika
termasuk tata cara berpakaian (tidak boleh menggunakan jeans, pakaian
ketat, pakaian mini dll) dan norma hukum.
13. Setiap mahasiswa harus senantiasa bertindak profesional, menjaga nama
baik almamater, menegakkan disiplin dan tata tertib mahasiswa,
14. Mahasiswa PSPD tidak boleh mengerjakan tugas dari departemen lain pada
saat melakukan kegiatan di departemen tertentu.
Sanksi Akademik
1. Mahasiswa yang terbukti melanggar norma akademik dan norma hukum
dikenakan sanksi.
2. Keterlambatan pengisian daftar hadir:
a. 10-30 menit : membuat tugas
b. Lebih dari 30 menit : dianggap tidak hadir pada hari itu.
36
3. Ketidakhadiran:
Lama siklus Ketidakhadiran Sanksi
4 minggu < 1 hari Mengerjakan tugas
> 1 hari Mengulang kepaniteraan klinik
5 minggu < 1 hari Mengerjakan tugas
> 1 hari Mengulang kepaniteraan klinik
10 minggu < 2 hari Mengerjakan tugas
3 - 7 hari Mengulang ½ kepaniteraan klinik
10 minggu 7 hari Mengulang kepaniteraan klinik
Pemberian tugas dapat berupa tugas membaca buku teks atau jurnal ilmiah, tugas
menyusun laporan kegiatan, dan lain-lain.
Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan tersebut di atas akan diatur tersendiri.