Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    1/34

    PEDOMAN TEKNIS

    PENGEMBANGAN IRIGASI BERTEKANAN

    PT - PLA C.3.3 - 2010

    DIREKTORAT PENGELOLAAN AIRDIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR

    DEPARTEMEN PERTANIAN

    2010

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    2/34

    KATA PENGANTAR

    Irigasi bertekanan merupakan salah satu alternatif

    teknologi aplikasi irigasi, yang secara teoritis mempunyai

    efisiensi irigasi lebih tinggi dibanding irigasi permukaan. Oleh

    karena itu teknologi irigasi bertekanan lebih tepat diterapkan

    pada daerah-daerah yang relatif kering, yang memerlukan

    teknologi irigasi hemat air. Teknologi irigasi ini juga diperlukan

    untuk usaha tani dengan teknik budidaya tanaman tertentu.

    Dalam penerapannya di lapangan, efisiensi irigasi bertekanan

    yang tinggi hanya dapat dicapai apabila jaringan irigasi

    dirancang dengan benar dan dioperasikan secara tepat.

    Pedoman teknis ini dimaksudkan untuk memberikan

    panduan (manual rancangan) bagi pelaksana lapangan, agar

    dengan mudah dapat menyusun rancangan irigasi bertekanan

    baik sprinkler maupun tetes (khususnya pada lahan petani),

    untuk menunjang pengembangan komoditas hortikultura dan

    perkebunan. Disamping menyajikan kriteria rancangan

    hidrolika perpipaan, pedoman ini juga menjelaskan beberapa

    persyaratan penerapan irigasi bertekanan ditinjau dari aspek

    komoditas, iklim, sumber air dan sosial ekonomi.

    Sebagai tindak lanjut dari Pedoman Teknis ini maka

    Dinas lingkup Pertanian Propinsi menyusun Petunjuk

    Pelaksanaan dan Dinas lingkup Pertanian tingkat

    Kabupaten/Kota menyusun Petunjuk Teknis yang merupakan

    acuan kegiatan di lapangan.

    Kami menyadari Pedoman Teknis ini masih belum

    sempurna. Untuk itu diharapkan saran dan kritiknya untuk

    penyempurnaan Pedoman Teknis ini.

    Jakarta, Januari 2010Direktur Pengelolaan Air

    I r. Tunggul I man Panudju, M.ScNIP. 19580526 198703 1 002

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    3/34

    DAFTAR I SI

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR I SI

    DAFTAR LAMPI RAN

    I . PENDAHULUAN 1

    A. Latar Belakang 1

    B. Tujuan dan Sasaran 3

    C. Kebijakan 4

    D. Istilah 5

    I I . I NDI KATOR KINERJA 7

    A. Keluaran (Output) 7

    B. Hasil (Outcome) 7

    C. Manfaat (Benefit ) 7

    D. Dampak (I mpact) 7

    I I I . PELAKSANAAN 8

    A. Organisasi 8

    B. Pemilihan/ Penentuan Petani, Lokasi

    dan sistem instalasi

    9

    C. Survey, Investigasi dan Desain 13

    D. Pelaksanaan Pengadaan Bahan dan

    Peralatan

    14

    E. Pelaksanaan Konstruksi 15

    F. Operasi dan Pemeliharaan 15

    G. Pembinaan 16

    H. Jadwal Pelaksanaan 16

    I. Pelatihan 16

    J. Pembiayaan 17

    I V. PENGENDALIAN 18

    A. Analisa Resiko 18

    B. Penanganan Resiko 19

    V. MONI TORI NG DAN EVALUASI 20

    A. Monitoring 20

    B. Evaluasi 20

    C. Perkembangan Realisasi Pelaksanaan

    Kegiatan Fisik dan Keuangan

    21

    VI.PELAPORAN

    23

    A Alur pelaporan 24

    B Frekwensi Pelaporan 25

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    4/34

    DAFTAR LAMPI RAN

    1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan irigasi

    bertekanan TA. 2010

    26

    2. Check List Pengendalian Pengembangan

    Irigasi Bertekanan

    27

    3. Form Laporan Realisasi fisik dan keuangan

    Kegiatan Ditjen PLA TA. 2009 (form PLA 01)

    4. Form Laporan Realisasi fisik & keuangan

    Kegiatan Ditjen PLA TA. 2009 (form PLA 02)

    5. Laporan manfaat kegiatan Ditjen PLA TA.

    2006, 2007, 2008 dan 2009 (form PLA 03)

    29

    30

    31

    6. Rekapitulasi Laporan manfaat kegiatan

    Ditjen PLA TA. 2006, 2007, 2008 dan 2009

    (form PLA 04)

    32

    7. Outline Laporan Akhir 33

    8. Ketentuan teknis irigasi bertekanan 34

    9. Alokasi Kegiatan Pengembangan Irigasi

    Bertekanan TA. 2010

    57

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    5/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    1

    I . PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Tujuan Pembangunan pertanian yang ingin dicapai pada

    tahun 2009-2014 antara lain adalah peningkatan

    kesejahteraan petani melalui peningkatan nilai tambah

    dan pemilihan produk yang berdaya saing, tangguh dan

    berkelanjutan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut

    Departeman Pertanian memfasilitasi sarana dan

    prasarana fisik untuk pengembangan usaha agribisnis

    pedesaan di sentra produksi komoditas unggulan.

    Dalam pengembangan komoditas unggulan tanaman

    maupun ternak, air merupakan faktor determinan

    keberhasilan sistem budidaya. Argumennya, air

    merupakan komponen utama (lebih dari 80%) penyusun

    tanaman maupun ternak sekaligus berperan penting

    dalam proses metabolisme. Itulah sebabnya mengapa

    kekurangan atau kelebihan air untuk tanaman dapat

    berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan atau

    perkembangan tanaman dan ternak bahkan berdampak

    langsung terhadap kualitas produk yang dihasilkan.

    Model pengusahaan tanaman dengan menyesuaikan

    karakteristik iklim khususnya jumlah curah hujan, hari

    hujan dan penyebarannya yang dilaksanakan belakangan

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    2

    ini umumnya kurang efektif dan efisien, karena

    intensitas, frekuensi dan durasi anomali iklim cenderung

    meningkat. Apalagi pola penyebaran produksi biasanya

    akan seirama dengan pola curah hujan (musiman) tetapi

    seringkali tidak seirama dengan permintaan pasar yangrelatif tetap sepanjang tahun. Untuk dapat mencukupi

    kebutuhan air pada fase pertumbuhan tanaman,

    sehingga dapat menyesuaikan antara waktu panen dan

    permintaan pasar, maka pelaksanaan pengelolaan air

    melalui irigasi sangat dibutuhkan khususnya untuk

    memenuhi kebutuhan air di musim kemarau atau di luar

    musim.

    Berdasarkan sumber air irigasi, maka irigasi dibagi dalam

    dua kategori yaitu irigasi permukaan dan irigasi air

    tanah, yang biasanya dengan memakai pompa. Dalam

    implementasinya di lapangan, oleh karena air irigasi yang

    bersumber dari air tanah memerlukan biaya investasi

    relatif mahal, maka pendayagunaan air yang dihasilkan

    dari pompa perlu diarahkan kepada Tanaman Bernilai

    Ekonomi Tinggi (TBET).

    Sehubungan dengan jumlah air relatif terbatas,

    sementara permintaan air terus meningkat, maka secara

    alamiah akan terjadi kompetisi penggunaan air antar

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    6/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    3

    sektor (pertanian, air minum, domestik dan industri),

    antar wilayah dan antar waktu. Untuk mengantisipasi

    kompetisi dalam distribusi dan alokasi air antar sektor,

    maka pemanfaatan air yang efisien mutlak diperlukan.

    Salah satu cara adalah dengan penerapan sistim irigasibertekanan. Meskipun awalnya membutuhkan investasi

    yang relatif tinggi, namun dengan perhitungan dan

    penentuan desain yang akurat, operasional dan

    pemeliharaan yang tepat, pemanfaatan air dengan

    sistem irigasi bertekanan akan menguntungkan pada

    komoditi TBET. Dengan demikian pengetahuan,

    pengalaman terhadap penentuan desain, pelaksanaan,

    permintaan pasar mutlak dibutuhkan.

    B. Tujuan dan Sasaran

    1. Tujuan

    a. Memberi contoh pengelolaan air yang efektif

    dan efisien melalui pemanfaatan teknologi

    irigasi bertekanan pada areal yang selama ini

    mengalami keterbatasan air.

    b. Menyebarluaskan teknologi irigasi bertekanankepada petani di daerah sentra produksi

    pertanian.

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    4

    2. Sasaran

    a. Terbangunnya jaringan irigasi bertekanan

    sejumlah 26 unit di 11 propinsi 21 kabupaten

    (lampiran 9)

    b. Terbangunnya percontohan pengelolaan airyang efektif dan efisien dengan teknologi irigasi

    bertekanan.

    c. Dikenalnya teknologi irigasi bertekanan oleh

    petani.

    C. Kebijakan

    Direktorat Pengelolaan Air mengeluarkan kebijakan

    teknis untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan

    kegiatan Pengembangan Irigasi Bertekanan yaitu:

    1. Lokasi Pengembangan irigasi bertekanan adalah

    Sentra produksi pertanian yang potensial dan

    sudah berkembang khususnya komoditas

    hortikultura dan perkebunan yang bernilai ekonomi

    tinggi.

    2. Pelaksanaan konstruksi pengembangan irigasi

    bertekanan harus sesuai dengan desain yang telah

    dibuat

    3. Peningkatan IP dan produktivitas lahan

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    7/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    5

    4. Pendekatan kawasan yang berskala ekonomi

    5. Pengembangan irigasi bertekanan dilakukan

    melalui belanja modal.

    6. Pemberdayaan kelembagaan petani

    D. I stilah

    Beberapa istilah yang dipergunakan dalam Buku

    Pedoman Teknis ini mempunyai pengertian sebagai

    berikut :

    1. Air Permukaanadalah air yang berasal dari sumber

    air permukaan.

    2. Air Tanah adalah air yang tersimpan dalam

    cekungan air dalam tanah.

    3. Evapotranspirasi tanaman adalah proses

    penguapan melalui mulut daun tanaman dan media

    tumbuhnya.

    4. I rigasi bertekanan adalah sistem pemberian air kelahan pertanian dengan menggunakan tekanan

    (pressure). Jenisnya adalah curah (sprinkler) dan

    tetes (drip). Irigasi bertekanan yang dimaksud dalam

    buku pedoman ini adalah irigasi sprinkler/tetes.

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    6

    5. Koefisien keseragaman / coefficient of

    uniformityadalah keseragaman penyebaran air dari

    sprinkler/tetes.

    6. Static Water leveladalah tingkat tinggi permukaan

    air yang statis dari sumber air biasanya untuk air

    sumur tanah.

    7. Tanaman Bernilai Ekonomi Tinggi (TBET) adalah

    suatu jenis tanaman yang mempunyai produksi

    dengan nilai jual tinggi.

    8. Volumerious adalah sifat produk hortikultura yang

    memakan tempat /besar walaupun relatif ringan dan

    banyak mengandung air.

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    8/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    7

    I I . I NDI KATOR KINERJA

    Beberapa indikator kinerja yang dipergunakan sebagai ukuran

    untuk menilai kinerja kegiatan percontohan irigasi

    sprinkler/tetes ini adalah sebagai berikut :

    A. Keluaran (Output)

    Keluaran dari kegiatan ini adalah terbangunnya

    percontohan irigasi bertekanan sejumlah 26 unit di 11

    propinsi 21 kabupaten.

    B. Hasil (Outcome)

    Hasil dari kegiatan ini adalah:

    1. Berfungsinya / dimanfaatkannya percontohan irigasi

    bertekanan sejumlah 26 unit di 11 propinsi 21

    kabupaten

    2. Meningkatnya rasa memiliki dan rasa tanggung

    jawab petani dalam percontohan irigasi bertekanan.

    C. Manfaat (Benefit) :

    Manfaat dari kegiatan ini adalah dikenalnya teknologi

    irigasi bertekanan oleh masyarakat.

    D. Dampak ( I mpact) :

    Dampak dari kegiatan ini adalah meningkatnya

    pendapatan usaha tani pada sentra produksi pertanian.

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    8

    I I I . PELAKSANAAN

    Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam

    pelaksanaan pengembangan irigasi bertekanan adalah: (a)

    Organisasi (b) Lokasi, (c SID dan Penyusunan RUKK/RAB, (d)

    Pelaksanaan Pengadaan Bahan dan Peralatan, (e) Konstruksi,

    (f) Partisipasi petani Pengawasan dan (g) Pembiayaan.

    A. Organisasi

    Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengembangan

    irigasi bertekanan, Kuasa Pengguna Anggaran/ Pejabat

    Pembuat Komitmen membentuk Tim Pelaksana yang

    terdiri dari Tim Teknis dan Koordinator Lapangan.

    Pembentukan Stuktur organisasi Tim Teknis dan

    Koordinator Lapangan disesuaikan dengan struktur

    organisasi Dinas Pertanian yang menangani kegiatan

    pengembangan irigasi bertekanan.

    Penunjukan petugas pelaksana selaku Tim Teknis dan

    Koordinator Lapangan kegiatan pengembangan irigasi

    bertekanan harus mempertimbangkan kompetensi

    personil dalam melaksanakan kegiatan yang akan

    diemban. Penunjukan personil didasarkan pada kriteria

    sebagai berikut :

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    9/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    9

    1. Petugas Tim Teknis pengembangan irigasi bertekanan

    harus memahami aspek teknis pengembangan irigasi

    bertekanan dan administrasi bantuan modal dan

    bantuan sosial.

    2. Petugas Koordinator Lapangan pada kegiatan

    pengembangan irigasi bertekanan harus menguasai

    teknis kegiatan pengembangan irigasi bertekanan dan

    pengadministrasian Bantuan modal dan bantuan sosial.

    B. Pemilihan/ Penentuan Petani dan Lokasi

    1. Persyaratan Calon Lokasi (CL)

    Lokasi yang dinyatakan layak untuk diikutkan

    dalam kegiatan pengembangan irigasi bertekanan

    adalah lokasi yang memenuhi persyaratan sebagai

    berikut :

    a. Sentra produksi pertanian yang potensial dan

    sudah berkembang.

    b. Lokasi percontohan strategis, mudah dilihat dan

    dikunjungi.

    c. Tersedia infrastruktur yang baik dari dan ke

    lokasi misalnya jalan, telekomunikasi, listrik dan

    sarana transportasi.

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    10

    d. Sumber air tersedia di lokasi dengan jumlah dan

    kualitas yang memadai. Sumber air dapat

    berupa air permukaan dan air tanah.

    Seyogyanya sumber air berada di elevasi yang

    lebih tinggi dari lahan yang diairi sehinggamemungkinkan terjadinya beda tinggi tekanan

    air yang memungkinkan untuk beroperasinya

    sistem irigasi sprinkler/ tetes.

    e. Di lokasi pengembangan terdapat kelompok tani

    yang aktif dan berdedikasi tinggi.

    f. Lokasi contoh lahan milik petani dan sekaligus

    penggarap berdasarkan kesepakatan kelompok.

    g. Penempatan lokasi tidak menyebabkan

    kecemburuan sosial bagi petani sekitarnya.

    h. Luas layanan untuk irigasi sprinkler minimal

    hektar per 1 unit, sedangkan untuk irigasi tetes

    minimal hektar per 1 unit.

    2. Persyaratan Petani dan Kelompok Tani

    Beberapa persyaratan petani dan kelompok tani

    yang diperlukan dalam pengembangan irigasi

    bertekanan :

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    10/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    11

    a. Diutamakan telah terbentuk Kelompok

    Tani/P3A, apabila belum ada agar segera

    membentuknya sebelum penetapan lokasi.

    b. Membutuhkan teknologi irigasi bertekanan dan

    bersedia menerapkan teknologi ikutannya danbersedia menanam tanaman bernilai ekonomi

    tinggi.

    c. Relatif maju dalam penguasaan teknologi,

    pengusahaan yang berorientasi pasar dan

    bisnis.

    d. Bersedia mengoperasikan, memelihara irigasi

    bertekanan secara berkelompok dan

    menanggung seluruh biaya operasional dan

    pemeliharaan.

    e. Berkomitmen terhadap peraturan yang

    disepakati bersama antar petani dan Dinas yang

    berkompeten.

    f. Petani atau kelompok tani belum pernah

    mendapatkan bantuan peralatan sejenis.

    g. Diutamakan kelompok yang mempunyai

    semangat partisipatif.

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    12

    3. Pemilihan Sistem I rigasi Bertekanan

    Dalam pemilihan model irigasi bertekanan

    khususnya irigasi sprinkler, Dinas Pertanian

    Kabupaten/Kota dapat melaksanakan kegiatan ini

    dengan dua alternatif pilihan:

    a. Irigasi sprinkler dengan sistem terpasang

    permanen.Sistem ini perlu desain yang lebih

    detail agar bisa disesuaikan dengan rencana

    anggaran biaya dan alat-alat yang akan

    dipergunakan seperti selang hisap, pompa,

    jaringan pipa (lateral, manifold, valve line, main

    line dan supply line) dan sprinkler.

    b. Irigasi sprinkler dengan sistem mobile

    (knock down) . Sistem ini tidak perlu

    menggunakan desain yang lebih detail kerena

    alat-alat yang akan dipergunakan lebih

    sederhana yaitu hanya dengan menggunakan

    selang isap, pompa, selang pengeluaran dan

    sprinkler. Pemasangan di lapangan disesuaikandengan kodisi lapangan yang akan diairi.

    c. Untuk irigasi tetes dilaksanakan dengan sistem

    terpasang permanen.

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    11/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    13

    C. Survey, I nvestigasi dan Desain

    Kegiatan Survey, Investigasi dan Desain (SID)

    dilaksanakan meliputi Survey Investigasi dan Desain

    (pengukuran, penggambaran dan penyusunan RAB)

    untuk mendapatkan lokasi pengembangan irigasi

    bertekanan.

    1. Survey Investigasi

    a. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendapatkan

    calon lokasi pengembangan irigasi bertekanan

    b. Demikian juga untuk mengidentifikasi calon

    petani yang akan mengerjakan pelaksanaan

    kegiatan, apabila kegiatan ini dilakukan dengan

    sistem padat karya.

    c. Pelaksanaan kegiatan SI (CP/CL) ini dilakukan

    secara swakelola oleh petugas Dinas Pertanian.

    2. Desain (rancangan teknis)

    a. Rancangan teknis atau desain sederhana

    dilaksanakan setelah lokasi ditetapkan.

    b. Rancangan atau desain sederhana dapat

    dilaksanakan secara swakelola (sesuai ketentuan

    yang berlaku).

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    14

    c. Hasil desain sederhana meliputi: Keadaan umum

    lokasi percontohan, cakupan luasan, desain

    dalam bentuk peta detail. Ketentuan teknis

    desain irigasi bertekanan dapat dilihat pada

    lampiran 8.

    d. Perhitungan rencana anggaran biaya (RAB)

    dihitung sampai jaringan irigasi bertekanan

    (sprinkler/tetes) terpasang dan siap beroperasi.

    e. Letak lokasi ditentukan dengan koordinat LU/LS

    dan BT/BB.

    D. Pelaksanaan Pengadaan Bahan dan Peralatan

    Kegiatan pelaksanaan pengadaan bahan dan peralatanmeliputi:

    1. Pengadaan bahan dan peralatan serta pemasangan

    instalasi irigasi bertekanan dilaksanakan segera

    setelah desain sederhana selesai dilaksanakan. Bila

    elevasi sumber air lebih tinggi dibandingkan lahan

    yang diairi sehingga memungkinkan dapat

    beroperasinya sistem irigasi bertekanan

    (sprinkler/tetes), maka pengadaan pompa air tidak

    diperlukan.

    2. Pelaksanaan pengadaan irigasi bertekanan

    berpedoman kepada Kepres No. 80 tahun 2003

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    12/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    15

    tentang Pengadaan Barang dan Jasa beserta

    perubahan-perubahannya.

    E. Pelaksanaan Konstruksi

    Pelaksanaan konstruksi mencakup:

    1. Pemasangan jaringan irigasi bertekanandilaksanakan oleh pihak ke III (rekanan) yang telah

    ditunjuk / ditetapkan sebagai pelaksana.

    2. Pemasangan dilakukan berdasarkan hasil desain

    yang telah disusun

    3. Penyiapan sumber air dan sistem salurannya.

    4. Penyaluran air ke pertanaman melalui irigasi

    bertekanan.

    5. Ujicoba (running test) pemanfaatan sistem irigasi

    bertekanan.

    F. Operasi dan Pemeliharaan

    Ketentuan tentang operasional dan pemeliharaan

    jaringan irigasi bertekanan adalah sebagai berikut:

    1. Operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi

    bertekanan diserahkan kepada petani/kelompok tani

    atau penerima manfaat

    2. Biaya operasional dan pemeliharaan menjadi beban

    / tanggung jawab petani / kelompok tani penerima

    manfaat.

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    16

    G. Pembinaan

    Pembinaan terhadap penerima manfaat dilakukan oleh

    Dinas teknis terkait. Pembinaan antara lain terhadap

    teknik operasional dan pemeliharaan jaringan irigasibertekanan, pemilihan komoditi, teknik budidaya dan

    lain-lain.

    H. Jadwal Pelaksanaan

    Jadwal pelaksanaan kegiatan adalah Januari Desember

    2010 seperti pada lampiran 1.

    I . Pelatihan

    Pelatihan dilakukan agar investasi irigasi bertekanan

    yang biayanya mahal dapat dijaga keberlanjutannya.

    Peserta pelatihan meliputi:

    1. Petani atau penerima manfaat, bidang yang

    diberikan pada pelatihan terutama dalam hal

    operasional dan pemeliharaan.

    2. Pelaksana, bidang yang diberikan pada pelatihan

    terutama dalam hal pengadaan dan pemasangan

    jaringan irigasi bertekanan.

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    13/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    17

    J. Pembiayaan

    1. Dana tugas pembantuan dari Ditjen PLA digunakan

    untuk pengadaan bahan, peralatan dan konstruksi

    sistem irigasi bertekanan (sprinkler / tetes).

    2.

    Dana pendukung dari APBD

    Digunakan untuk CP/CL, pembuatan desain

    sederhana, pembinaan, monitoring dan pengawasan.

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    18

    I V. PENGENDALIAN

    Kepala Dinas/ Kepala Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna

    Anggaran dan penanggung jawab kegiatan pengembangan

    irigasi bertekanan harus melakukan pengendalian atas

    pelaksanaan kegiatan tersebut. Pengendalian dapat dilakukan

    dengan membentuk Satuan Pelaksana Pengendalian Internal.

    Satuan Pelaksana Pengendalian Internal bertugas melakukan

    pengendalian dan review atas kinerja pelaksanaan kegiatan

    pengembangan irigasi bertekanan sehingga pelaksanaan

    kegiatan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan

    dengan efektif, efisien, ekonomis, tertib dan akuntabel. Secara

    singkat pengawasan / pengendalian dapat dilakukan dengan

    tahapan sebagai berikut :

    A. Analisa Resiko

    Dalam pelaksanaan pengembangan irigasi bertekanan

    dilakukan analisa bagianbagian atau dalam tahapan

    mana yang memiliki resiko dapat mempengaruhi

    keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Dilakukan analisa

    titik-titik kritis pelaksanaan kegiatan, penyebab dandampak/resiko yang ditimbulkannya. Resiko dapat

    terjadi pada setiap tahapan kegiatan pengembangan

    irigasi bertekanan baik pada tahap perencanaan,

    pelaksanaan, pemantauan evaluasi, serta tahap

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    14/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    19

    pelaporan dan tindak lanjut. Resiko yang tidak dapat

    terdeteksi atau tidak dapat dikelola dengan baik akan

    mengakibatkan tujuan dari kegiatan pengembangan

    irigasi bertekanan yang telah ditetapkan tidak tercapai

    atau pencapaiannya tidak optimal.

    B. Penanganan Resiko

    Dengan telah diketahui titik-titik kritis dalam pelaksanaan

    kegiatan pengembangan irigasi bertekanan penyebab

    dan dampaknya terhadapat pencapaian tujuan, maka

    dilakukan perumusan/ upaya penanganan atau

    pembinaan sehingga tidak terjadi kesalahankesalahan

    yang mungkin terjadi pada titik-titik atau tahapan kritistersebut. Pembinaan dan atau pengawasan perlu

    dilakukan lebih intensif pada titik-titik kritis tersebut.

    Untuk memudahkan pelaksanaan pengendalian dapat

    dilakukan dengan menggunakan/ membuat daftar analisa

    resiko, penanganan resiko dan ceklist seperti contoh pada

    Lampiran 2.

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    20

    V. MONI TORI NG DAN EVALUASI

    A. Monitoring

    Monitoring dilakukan terhadap pelaksanaan

    Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010.

    1. Monitoring dilaksanakan secara swakelola oleh

    Dinas yang menangani kegiatan ini di tingkat

    kabupaten/kota.

    2. Monitoring dititikberatkan pada pelaksanaan

    pembangunan irigasi bertekanan

    3. Hasil monitoring merupakan bahan laporan

    sebagaimana format laporan pada lampiran 3.

    Laporan tersebut disampaikan kepada Direktur

    Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air c.q. Direktur

    Pengelolaan Air dengan alamat: Direktorat

    Pengelolaan Air Jl. Taman Margasatwa No. 3

    Ragunan, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12550 dan

    kepada Dinas Lingkup Pertanian Provinsi.

    B. Evaluasi

    Evaluasi dilakukan pada pertengahan atau akhir tahun

    yang bersangkutan untuk mengetahui kegiatan

    sebelumnya dan yang sedang berjalan. Evaluasi ini

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    15/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    21

    dilakukan terhadap hasil (outcome) dan manfaat

    (benefit) kegiatan pengembangan Irigasi Bertekanan

    yang dapat berupa adanya peningkatan indeks

    pertanaman dan produktivitas serta peningkatan

    pendapatan petani di lokasi pengembangan Irigasi

    Bertekanan tersebut sebagaimana lampiran 5 untuk

    Kabupaten dan lampiran 6untuk Propinsi.

    C. Perkembangan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

    Fisik dan Keuangan

    Dalam melakukan penilaian/ pembobotan kemajuan

    pelaksanaan pekerjaan fisik dan keuangan dapat dilihat

    pada tabel berikut ini dengan mengacu pada JadwalPelaksanaan Kegiatan Pengembangan Irigasi Bertekanan

    (lampiran 1).

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    22

    Tabel 1. Tahapan Kegiatan dan Pembobotan

    Pelaksanaan Kegiatan Fisik dan Keuangan

    NO. KEGI ATAN

    Bobot

    ( % )

    A Persiapan 20

    1 CPCL 2

    2 Desain 4

    3 SK-SK 3

    4 RKS,HPS 4

    5 Penetapan Pelaksana 3

    6 Kontrak 4

    B PELAKSANAAN 801 KONSTRUKSI 80

    TOTAL 100

    Ket:Pembobotan dilakukan berdasarkan jumlah pencairandana ke rekening kelompok sesuai dengan RUKK(Rencana Usulan Kegiatan Kelompok)

    Contoh:

    Tahap 1: 20% 20/100*80 = 16

    Tahap 2: 80% 80/100*80 = 64

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    16/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    23

    VI . PELAPORAN

    Dinas pertanian kabupaten/kota selaku pelaksana kegiatan

    wajib menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan

    Pengembangan Irigasi Bertekanan. Terdapat 3 (tiga) jenis

    laporan yang harus disusun oleh pelaksana kegiatan

    pengembangan irigasi bertekanan, yaitu :

    1. Laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan

    pengembangan irigasi bertekanan tahun berjalan (2010)

    dilakukan sejak mulai dilaksanakan persiapan sampai

    dengan selesainya kegiatan/tahun anggaran dengan

    format laporan form PLA 01 (lampiran 3) untuk

    kabupaten/kota, form PLA 02 untuk propinsi(lampiran 4).

    2. Laporan Akhir kegiatan Pengembangan Irigasi

    Bertekanan harus disusun setelah kegiatan

    pengembangan irigasi bertekanan selesai dilaksanakan.

    Laporan akhir dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi

    pada kondisi tahapan pelaksanaan pekerjaan (awal

    (0%), 50 % dan setelah pekerjaan selesai (100%)).Format laporan mengacu pada Lampiran 7.

    3. Laporan perkembangan / dampak/ manfaat kegiatan

    Pengembangan Irigasi Bertekanan tahun tahun

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    24

    sebelumnya disusun dengan format laporan form PLA

    03 untuk kabupaten/kota (lampiran 5) dan PLA 04

    untuk propinsi (lampiran 6).

    A. Alur pelaporan

    Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota/ kegiatan

    Pengembangan Irigasi Bertekanan mengirimkan

    laporan laporan ( PLA 01, PLA 03 dan Laporan Akhir)

    tersebut ke propinsi dengan tembusan ke Direktorat

    Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air , dengan alamat

    Ditjen PLA cq. Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a.

    Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM

    No. 3 Ragunan, Jaksel, via Fax : 021 7816086

    atau E-mail : [email protected].

    Kepala Dinas Pertanian Propinsi mengirimkan

    laporan form PLA 02 dan PLA 04 ke Direktorat

    Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air , dengan alamat

    Ditjen PLA cq. Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a.

    Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM

    No. 3 Ragunan, Jaksel, via Fax : 021 7816086

    atau e-mail : [email protected].

    B. Frekuensi pelaporan

    Laporan kegiatan dilakukan melalui tahapan sebagai

    berikut:

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    17/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    25

    1. Laporan perkembangan pelaksanaan bulanan

    berupa laporan pelaksanaan kegiatan fisik dan

    keuangan (sesuai form laporan PLA 01 dan 03)

    harus disusun dan dikirim ke Propinsi dan Pusat

    selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya.

    Sedangkan laporan Form PLA 02 dan PLA 04

    selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.

    2. Laporan akhir tahun merupakan aporan seluruh

    pelaksanaan kegiatan fisik dan keuangan yang

    dilengkapi dengan foto - foto dokumentasi pada

    kondisi awal pekerjaan (0%), sedang dalam

    pelaksanaan 50 % dan setelah pekerjaan selesai

    100% selambat-lambatnya satu bulan setelah

    berakhirnya tahun anggaran.

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    18/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    26

    JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN IRIGASI BERTEKANAN TA. 2010

    No. Komponen Kegiatan

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

    A. Persiapan

    1 Pembuatan SK-SK

    2 Juklak diterima dari Provinsi

    3 Pembuatan Juknis oleh Kabupaten

    4 Sos ia li sasi

    5 Survey Investigasi (CP/CL)

    6 Desain Sederhana

    7 Pemilihan Pelaksana :

    - Penyusunan RKS, HPS

    - Undangan ke rekanan

    - Pemasukan Penawaran

    - Evaluasi Penawaran

    - Penetapan Pelaksana

    - Kontrak/SPK

    B. Pelaksanaan

    1 Konstruksi

    2 Monitoring

    3 Evaluasi

    4 Pelapor an

    5 Laporan Bulanan

    6 Laporan Akhi r

    JanuariMinggu ke

    Bulan

    Nopember DesemberMei Juni Juli Agustus September OktoberMinggu ke Minggu ke Minggu kePebruari Maret April

    M inggu ke Minggu ke Minggu keMinggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu keMinggu ke

    Lampiran

    1

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    19/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    27

    CHECK LIST PENGENDALIAN PENGEMBANGAN IRIGASI

    BERTEKANAN

    No. Uraian Kegiatan Keterangan

    A. PERSIAPAN 1. Pedoman Teknis Ada/tidak

    2. Petunjuk Pelaksanaan Ada/tidak

    3. Petunjuk Teknis Ada/tidak

    4. Organisasi/kelembagaan Ada/tidak 5. SID

    5.1. Calon Lokasia. Apakah lokasi merupakan sentra produksi pertanian potensial ya/tidak

    b. Apakah lokasi percontohan strategis ya/tidak

    c. Apakah tersedia infrastruktur yang baik ke lokasi ya/tidak d. Apakah di lokasi tersedian sumber air ya/tidak

    e. Apakah calon lokasi dilengkapi dengan titik koordinat ya/tidak

    f. Apakah di calon lokasi terdapat kelompok tani yang aktif ya/tidak

    g. Apakah luas lahan calon lokasi memenuhi syarat ya/tidak

    5.2. Calon Petania. Apakah telah terbentuk kelompok tani Sudah/Belum

    b. Apakah calon petani bersedia mengusahakan TBET ya/tidak

    c. Apakah ada proposal dari kelompok tani/P3A Ada/tidak

    d. Apakah calon petani bersedia membiayai OP jaringan irigasi ya/tidak

    e. Apakah calon petani pernah mendapat bantuan sejenis ya/tidak

    5.3. Desain ( Apabila jaringan irigasi bertekanan dibuat menetap)a. Apakah ada peta situasi (skala 1:1000) Ada/tidak

    b. Apakah ada peta topografi Ada/tidak

    c. Apakah ada peta desain sederhana Ada/tidak d. Siapakah yang membuat desain sederhana Dinas/petani/konsultan

    e. Apakah desain sesuai keadaan lapangan Sesuai/tidak

    f. Apakah ada daftar kepemilikan lahan anggota kelompok tani/P3A Ada/tidak

    5.4. RAB

    a. Apakah ada RAB Ada/tidak b. Apakah dalam RAB dibuat perhitungan kebutuhan material dan tenaga ya/tidak

    c. Apakah RAB dilengkapi dengan rincian biaya sesuai tahapan pekerjaan ya/tidak

    d. Apakah RAB memperhitungkan pajak-pajak dan keuntungan ya/tidak

    e. Apakah RAB sudah dilegalisir oleh Kadis. Kab./Kota Sudah/Belumf. Apakah sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan sosialisasi ya/tidak

    g. Apakah penetapan lokasi dan kelompok tani dengan SK ya/tidak

    h. Apakah perjanjian kerjasama sudah ditandatangani para pihak Sudah/Belum

    B. ORGANISASI1. SK KPA, PPK, Bendahara Pengeluaran Ada/tidak

    2. SK Tim Teknis Ada/tidak

    3. SK Penetapan lokasi dan Kelompok Tani Ada/tidak

    4. Bila dilaksanakan oleh pihak ketiga/ rekanan) Ada/tidak a. SK Panitia / Pejabat Pengadaan

    b. SK Pemeriksa barang Ada/tidak

    c. SK Penerima barang

    5. Pembagian Tugas Kelompok Ada/tidak

    6. Kegiatan Kelompok Ada/tidak 7. Pembentukan Kelompok

    8. AD/ART Kelompok Ada/tidak

    C. PELAKSANAAN

    1. Pengadaan barang (bila dilaksanakan oleh rekanan/kontraktual) a. Sistim pengadaan penunjukan/pemilihan/lelang

    b. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) Ada/tidak

    c. Harga perkiraan sendiri ( HPS) Ada/tidak

    d Pengumuman / undangan permintaan penawaran Ada/tidak

    e. Penawaran Ada/tidak f. Berita acara penjelasan Ada/tidak

    g. Berita acara evaluasi Penawaran Ada/tidak

    h. Berita acara negosiasi Ada/tidak

    i. Pernyataan kesanggupan Ada/tidak j. SPK / Kontrak Ada/tidak

    k. Berita acara Pemeriksaan Ada/tidak

    l. Berita acara Serah terima barang Ada/tidak

    Lampiran2Lampiran2

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    28

    2. Pengadaan Swakelola / t ransfer dana. a. Apakah ada RAB dan RUKK ya/tidak

    b . A pa ka h d al am R AB d an R UK K d ib uat p erh it ung an k eb ut uh an m at er ia l d an t en ag a y a/ ti dak

    c. A pak ah R AB d an R UK K d il eng ka pi d en ga n r in ci an b ia ya s es uai t ah ap an p eke rj aan y a/ ti dak

    d. Apakah RAB dan RUKK memperhitungkan pajak-pajak dan keuntungan ya/tidak

    e. Apakah RAB dan RUKK sudah dilegalisir oleh Kadis. Kab./Kota ya/tidak

    f. Apakah sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan sosialisasi ya/tidak

    g. Apakah penetapan lokasi dan kelompok tani dengan SK ya/tidak

    h. Apakah penyusunan RUKK dilaksanakan melalui musyawarah kelompok ya/tidak

    i. Apakah RUKK sudah dilegalisir oleh Kadis Kab/Kota Sudah/Belum

    j. Apakah rekening kelompok tani melalui kontra sign antara ya/tidak

    KPA/PPK dan Ketua kelompok tani

    k. Apakah perjanjian kerjasama sudah ditandatangani para pihak Sudah/Belum

    3. Pemasangan jaringan ( apabila jaringan irigasi bertekanan menetap) a. Apakah pemasangan jaringan dilakukan sesuai dengan rencana/ desain Sesuai/tidak

    1) Jumlah Pompa sesuai/ lebih/kurang

    2) Spefifikasi pompa Sesuai/tidak

    3) Jaringan perpipaan sesuai/ lebih/kurang

    4) Spesifikasi perpipaan Sesuai/tidak

    5) Jumlah Sprinkler/ penetes sesuai/ lebih/kurang

    6) Spesifikasi sprinkler/ penetes Sesuai/tidak

    4. Jaringan mobile

    a. Jumlah Pompa sesuai/ lebih/kurang

    b. Spefifikasi pompa sesuai/tidak sesuai

    c. Jaringan perpipaan sesuai/ lebih/kurang

    d. Spesifikasi perpipaan sesuai/tidak sesuai

    e. Jumlah Sprinkler/ penetes sesuai/ lebih/kurang

    f. Spesifikasi sprinkler/ penetes sesuai/tidak sesuai

    D. OPERASI DAN PEMELIHARAAN ( per lokasi kegiatan)

    1. Siapa yang mengoperasikan/ mengelola petani/KT/pemerintah2. Apakah sudah dimanfaatkan untuk mengairi pertanaman sudah/ belum

    3. Biaya operasional ( bahan bakar, oli dsb) petani/KT/pemerintah

    4. Apakah jaringan yang telah dibangun dilakukan pemeliharaan ya/tidak

    5. Siapa yang melakukan pemeliharaan petani/KT/pemerintah

    E. MONITORING DAN EVALUASI

    1. Monitoring a. Apakah sudah dibuat Jadual monitoring Sudah/Belum

    b. Apakah sudah dibuat Tim/petugas monitoring Sudah/Belum

    c. Apakah sudah dibuat Pedoman monitoring Sudah/Belum

    d. Apakah sudah dibuat Laporan monitoring Sudah/Belum

    2. Evaluasi a. Apakah sudah dibuat Jadual evaluasi/supervisi Sudah/Belum

    b. Apakah sudah dibuat Tim/petugas evaluasi Sudah/Belum

    c. Apakah sudah dibuat Pedoman evaluasi Sudah/Belum

    d. Apakah sudah dibuat Laporan evaluasi Sudah/Belum

    F. PELAPORAN1. Apakah sudah dibuat Pedoman Laporan akhir Sudah/Belum

    2. Apakah sudah dibuat Pedoman Pelaporan Sudah/Belum

    G. PERTANGGUNG JAWABAN ( per lokasi kegiatan)1. Apakah sudah dibuat Berita Acara Penyelesaian pekerjaan Sudah/Belum

    2. Apakah sudah dibuat Berita Acara Penyerahan Pengelolaan Sudah/Belum

    3. Dokumentasi

    a. Apakah dibuat dokumentasi sebelum konstruksi Sudah/Belum

    b. Apakah dibuat dokumentasi pada saat sedang dikerjakan Sudah/Belum

    c. Apakah dibuat dokumentasi pasca konstruksi Sudah/Belum

    d. Apakah dibuat dokumen bukti pembelanjaan Sudah/Belum e. Apakah dibuat Pembukuan Sudah/Belum

    Lampiran2

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    20/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    29

    Form PLA.01

    Dinas : ..Kabupaten : ..Provinsi : ..Subsektor : ..Program : ..Bulan : ..

    Keuangan Fisik Nama Desa/ Koordinat(Rp) (Ha) (Rp) (%) Konstruksi (Ha) Tanam (Ha) Kelompok Kecamatan

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13A. Pengelolaan Air 1. JITUT

    2. JIDES3. TAM4. dst

    B. Pengelolaan Lahan 1. JUT2. Optimasi Lahan3. Reklamasi Lahan4. dst ..

    C. Perluasan Areal) 1. SID(TP/Horti/Bun/Nak*) 2.Konstruksi

    3. Pengadaan Saprodi4. dst ..

    Catatan :

    1. Laporan dikiri m ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditj en PLA Pusat, paling lambat t anggal 5 setiap bulan

    2. Lapor an ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/ a. Kanpus Dept an Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RMNo. 3 Ragunan Jakarta Selatan

    via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected] d3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bul an ini (bulan l aporan)4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dl l*) Coret yang tidak perlu

    ., . 2010

    JUMLAH

    Penanggung jawab kegiatan Kabupaten

    LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGANKEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR

    T.A. 2010

    Pagu DIPAKeterangan

    RealisasiKeuanganNo. Aspek Kegiatan

    Lokasi KegiatanFisik

    Lampiran

    3

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    21/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    31

    Form PLA.03

    Dinas : ..

    Kabupaten : ..

    Provinsi : ..

    Subsekt or : ..

    Tahun : ..

    1 3 5A. Aspek Pengelolaan Air

    1 JITUT2 JIDES3 TAM4 dst

    B. Aspek Pengelol aan Lahan1 JUT2 Pengembangan Jalan Produksi3 Optimasi Lahan4 dst

    C. Aspek Perluasan Areal1 Cetak Sawah2 Perluasan Areal Horti kultur a3 Perluasan Areal Perkebunan4 dst

    Catatan :

    1. Laporan dikir im ke Dinas Propinsi ter kait t embusan ke Ditj en PLA Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan

    2. Lapor an ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/ a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RMNo. 3 Ragunan Jaksel via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected]

    3. Manfaat harus terukur, contoh :Kegiatan JITUT/JIDES dengan kenaikan IP30 %, peningkatan produktivitas 0,5 ton/ Ha (produktifit as awal 5 ton/ Ha) maka :

    - Peningkatan produksi akibat penambahan produktifi tas (500 Ha X 0,5 Ton) = 250 ton,

    - Peningkatan produksi akibat kenaikan IP(500 Ha x 0,3 X 5,5 Ton) = 825 TonMaka total peningkat an produksi adal ah sebesar 250 Ton + 825 Ton = 1075 Ton

    . .. 2010

    Penanggungjawab Kegiatan Kabupat en

    2 4

    LAPORAN MANFAAT

    KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIRTA. 2006 , TA. 2007 , TA. 2008 DAN 2009

    No. Kegiatan Target FisikDIPA Realisasi Fisik Manfaat

    Lampiran5

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    22/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    33

    OUTLI NE LAPORAN AKHI R

    I . PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    B. Tujuan dan Sasaran

    I I . PELAKSANAAN

    A. Masukan

    B. Lokasi

    C. Tahap Pelaksanaan

    D. Permasalahan

    E. Pemecahan Masalah

    I I I . HASI L

    I V. MANFAAT

    V. DAMPAK

    VI . KESI MPULAN DAN SARAN

    Lampiran7

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    34

    KETENTUAN TEKNI S I RI GASI BERTEKANAN

    Mengingat percontohan irigasi bertekanan relatif padat modal

    dan teknologi serta sangat bersifat spesifik lokasi, maka

    dipandang perlu adanya pedoman teknis kegiatan fisik.

    Pedoman ini disusun sangat umum, yang dalam penerapan di

    lapangan hendaknya menyesuaikan dengan kekhususan lokasi

    (specific site). Dalam pedoman ini akan dikemukakan tentang:

    (1) irigasi sprinkler dan (2) irigasi tetes.

    A. I rigasi Sprinkler

    Bagian ini akan mengemukakan: (a) komponen irigasi

    sprinkler (b) kelebihan dan kekurangan irigasi sprinkler (c)

    tahapan desain (d) prosedur irigasi sprinkler.

    1. Komponen I rigasi Sprinkler

    Irigasi sprinkler disebut juga sebagai overhead

    irrigation karena pemberian air dilakukan dari bagian

    atas tanaman terpancar menyerupai curah hujan.

    Komponen penyusun sistem irigasi sprinkler adalah

    sebagai berikut:

    a. Sumber Air Irigasi

    Sumber air irigasi dapat berasal dari mata air,

    sumber air yang permanen (sungai, danau, dsb),

    Lampiran8

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    23/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    35

    sumur, atau suatu sistem suplai regional. Idealnya

    sumber air terdapat di atas hamparan, bersih (tidak

    keruh) dan tersedia sepanjang musim. Contoh

    sumber air irigasi dapat dilihat pada gambar 1

    berikut ini:

    Gambar 1. Sumber air irigasi sprinkler

    b. Sumber Energi untuk Pengairan

    Sistem irigasi dapat dioperasikan dengan

    menggunakan sumber energi yang berasal dari

    gravitasi (jauh lebih murah), pemompaan pada

    sumber air, atau penguatan tekanan dengan

    menggunakan pompa penguat tekanan (booster

    pump). Contoh sumber air irigasi dapat dilihat pada

    gambar 2berikut ini:

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    36

    Gambar 2. Energi penggerak (pompa) irigasi sprinkler

    c. Jaringan Pipa yang terdiri dari :

    Lateral, merupakan pipa tempat diletakkannya

    sprinkler

    Manifold, merupakan pipa dimana pipa-pipa

    lateral dihubungkan.

    Valve line, merupakan pipa tempat diletakkan

    katup air.

    Mainline, merupakan pipa yang dihubungkan

    dengan valve line.

    Supply line, merupakan pipa yang menyalurkan

    air dari sumber air.

    Skema jaringan irigasi sprinkler dan contoh jaringanpipa dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini:

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    24/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    37

    Lateral

    Pipa Utama

    Sprinklers

    Hydrant

    StasiunPompa

    Gambar 3. Skema jaringan irigasi sprinkler

    Sesuai dengan kapasitas dan luas lahan yang diairi

    serta kondisi topografinya, tata letak sistem irigasi

    sprinkler dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :

    a. Farm System, sistem dirancang untuk suatu luas

    lahan dan merupakan satu-satunya fasilitas

    pemberian air irigasi.

    b. Field System, sistem dirancang untuk dipasang di

    beberapa lahan pertanian dan biasanya

    dipergunakan untuk pemberian air pendahuluan

    pada lokasi persemaian.

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    38

    c. Incomplete Farm System, sistem dirancang untuk

    dapat diubah dari Farm System menjadi Field

    Systematau sebaliknya.

    Efisiensi irigasi sprinkler dapat diukur berdasarkan

    keseragaman penyebaran air dari sprinkler. Efesiensiirigasi sprinkler yang tergolong tinggi (keseragaman

    tergolong baik) adalah bila nilai Coefficient of

    Uniformity(CU) lebih besar dari 85%.

    2. Tahapan Desain

    Desain irigasi sprinkler dilakukan dengan mengikuti

    diagram alir prosedur desain seperti pada gambar 4.

    Tahapan desain tersebut adalah sebagai berikut :

    a. Menyusun nilai faktor-faktor rancangan, yang

    meliputi sifat fisik tanah, air tanah tersedia, laju

    infiltrasi, evapotranspirasi tanaman, curah hujan

    efektif, dan kebutuhan air irigasi.

    b. Menyusun rancangan pendahuluan, mencakup

    pembuatan skema tata letak (lay-out) serta

    penetapan jumlah dan luas sub-unit dan blok irigasi.

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    25/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    39

    c. Perhitungan rancangan hidrolika sub-unit dengan

    mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa dan

    spesifikasi sprinkler. Apabila persyaratan hidrolika

    sub-unit tidak terpenuhi, alternatif

    langkah/penyelesaian yang dapat dilakukan adalah

    (a) modifikasi tata letak, (b) mengubah diameter pipa

    dan atau (c) mengganti spesifikasi sprinkler.

    d. Finalisasi (optimalisasi) tata letak.

    e. Perhitungan total kebutuhan tekanan (totaldynamic

    head) dan kapasitas sistem, berdasarkan desain tata

    letak yang sudah final serta dengan

    mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa yang

    digunakan.

    f. Penentuan jenis dan ukuran pompa air beserta

    tenaga/mesin penggeraknya.

    Perhitungan rancangan hidrolika sub unit merupakan

    tahapan kunci dalam proses desain irigasi sprinkler.

    Persyaratan hidrolika jaringan perpipaan harus dipenuhi

    untuk mendapatkan penyiraman yang seragam (nilai

    koefisien keseragaman/coefficient of uniformity harus >

    85%). Mengingat jumlah dan spesifikasi sprinkler

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    40

    maupun jenis dan diameter pipa yang sangat beragam,

    maka tahapan rancangan hidrolika sub unit harus

    dilakukan dengan metoda coba-ralat.

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    26/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    41

    Menyusun Nilai Faktor-faktorRancangan

    Membuat SkemaLay outdan MenetapkanLuas Sub Unit dan Blok Irigasi

    Perhitungan RancanganHidrolika Sub Unit :1. LateralPanjangJml sprinkler per lateral2. Manifolda.Panjangb.Jml lateral per manifold

    Spesifikasi sprinklerqa, HaRadius penyiramanLaju penyiramanCoefficient of Uniformity(CU)Jarak spasi

    Hidrolika pipa :Nomogram HazenWilliamFaktor Reduksi (outlet)K minor Losses

    Modifikasi Lay-outUbah diameter pipa

    Ganti spesifikasi

    sprinkler

    Tidak

    Selesai

    Finalisasi Lay-out(Optimalisasi)

    Perhitungan TDH dan Kapasitas Sistem(Qs)

    Penentuan :Jenis dan Ukuran PompaJenis dan Kekuatan Tenaga

    Penggerak

    Pompa/mesin tersediadi pasaran/lapangan

    Ya

    H pd lateral

    11% Hadan

    H pd manifold

    9%Ha

    Tidak

    Ya

    Gambar 4. Prosedur Desain Irigasi Sprinkler

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    42

    3. Prosedur Desain I rigasi Sprinkler

    Beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam desain

    irigasi sprinkler antara lain: letak, hidrolika pipa, laju

    penyiraman dan spesifikasi pompa.

    a. Letak

    Dalam penentuan tata letak jaringan irigasi sprinkler,

    terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan

    antara lain :

    Lateral dipasang sejajar kontur lahan dan

    dipasang tegak lurus arah angin utama.

    Pemasangan lateral yang naik sejajar dengan

    lereng dihindari, pemasangan lateral yang

    menuruni lereng akan memberikan keuntungan

    tertentu.

    Saluran utama atau manifolddipasang naik turun

    atau sejajar dengan lereng.

    Apabila memungkinkan saluran utama dipasang

    di suatu tempat, sehingga saluran lateral dapat

    dipasang di sekelilingnya.

    Apabila memungkinkan lokasi sumber air berada

    di tengah-tengah areal rancangan.

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    27/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    43

    Tata letak lateral yang ideal bergantung pada jumlah

    sprinkler yang beroperasi serta jumlah posisi leteral,

    topografi dan kondisi angin.

    b. Hidrolika pipa

    Kebutuhan total tekanan suatu sistem irigasi sprinkler

    terdiri atas:

    Static headadalah jarak vertikal dimana air harus

    diangkat atau diturunkan antara sumber air

    dengan titik pengeluaran tertinggi.

    Pressure head adalah perbedaan ketinggian

    antara pompa dengan hidran tertinggi dan

    terendah yang mengoperasikan lateral sepanjang

    pipa utama dan pipa sub utama, yang akan

    memberikan nilai static head maksimum dan

    minimum.

    Friction headadalah kehilangan head sepanjang

    pipa utama, manifold karena adanya katup dan

    sambungan.

    Velocity head, kecepatan aliran dalam suatu

    sistem irigasi sprinkler jarang melebihi 2,5 m/det,

    sehingga velocity head dapat diabaikan.

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    44

    Suction liftatau perbedaan antara elevasi sumber

    air dan elevasi pompa. Besarnya nilai suction lift

    ini merupakan akumulasi antara nilai SWL (Static

    Water Level) dengan nilai surutan (drawdown)

    suatu sumur.

    Kehilangan head pada sub unit (Ps) dibatasi tidak

    lebih dari 20% dari tekanan operasi rata-rata sistem.

    Kehilangan head (hf) pada lateral harus Hl,

    demikian juga halnya pada manifold, kehilangan

    headnya (hf) harus Hm. Tekanan inlet lateral

    yang tertinggi diambil sebagai outlet manifold pada

    sub unit.

    Ps = 20% x Ha

    Hl = 0,55 Ps Z lateral

    Hm = 0,45 Ps Z manifold

    dimana :

    Ps = kehilangan head yang diijinkan pada

    sub-unit (m)Hl = kehilangan head yang diijinkan pada lateral

    (m)

    Ha = tekanan operasi rata-rata sprinkler (m)

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    28/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    45

    Hm = kehilangan head yang diijinkan pada

    manifold (m)

    Z lateral = perbedaan elevasi sepanjang lateral (m)

    Z manifold = perbedaan elevasi sepanjang manifold (m)

    c. Laju Penyiraman

    Dalam rancangan desain irigasi sprinkler, diameter

    curahan/penyiraman nozel mempengaruhi nilai laju

    penyiraman dan penentuan jarak nozel pada dan

    antar lateral, serta menentukan luas lahan yang

    dapat terairi.

    Laju penyiraman adalah laju jatuhnya air ke

    permukaan tanah yang disemprotkan dari lubang

    nozel. Nilai laju penyiraman ini tidak boleh melebihi

    dari laju infiltrasi, untuk menghindari terjadinya

    kehilangan air berupa limpasan (run off).

    d. Spesifikasi Pompa

    Jenis pompa yang biasa digunakan pada suatu sistem

    irigasi sprinkler adalah sentrifugal dan turbin. Pompa

    sentrifugal digunakan apabila debit dan tekanan yang

    dibutuhkan relatif kecil, sedangkan pompa turbin

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    46

    digunakan apabila debit dan tekanan yang

    dibutuhkan relatif besar.

    Karakteristik suatu pompa biasanya ditunjukkan oleh

    suatu kurva karakteristik pompa yang menyatakan

    hubungan antara kemampuan menaikkan air (H),besarnya debit (Q), efisiensi (E), jumlah putaran per

    menit (N), dan besarnya tenaga (P).

    Besarnya tenaga yang diperlukan untuk pemompaan

    air tergantung pada debit pemompaan, total head

    dan efisiensi pemompaan yang secara matematis

    ditunjukkan pada persamaan berikut :

    BHP = (Q x TDH) / (C x Ep)dengan :

    BHP = tenaga penggerak (kW)

    Q = debit pemompaan (l/detik)

    TDH = total dynamic head(m)

    C = faktor konversi sebesar 102,0

    Ep = efisiensi pemompaan (%)

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    29/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    47

    B. I rigasi tetes

    Bagian ini membahas : (a) komponen irigasi tetes, (b)

    kelebihan dan kekurangan irigasi tetes, (c) tahapan

    desain dan (d) prosedur irigasi tetes.

    1. Komponen Sistim I rigasi Tetes (Drip

    I rrigation)

    Irigasi tetes merupakan cara pemberian air pada

    tanaman secara langsung, baik pada permukaan

    tanah maupun di dalam tanah melalui tetesan

    secara kontinu dan perlahan pada areal perakaran

    tanaman.

    Komponen sistem irigasi tetes terdiri atas:

    a. Sumber Air Irigasi

    Sumber air irigasi dapat berasal dari mata air,

    sumber air yang permanen (sungai, danau,

    dsb), sumur, atau suatu sistem suplai regional.

    Contoh sumber air dapat dilihat pada gambar 5

    berikut ini:

    Gambar 5. Sumber air irigasi tetes

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    48

    b. Pompa dan tenaga penggerak, berfungsi mengangkat

    air dari sumber selanjutnya dialirkan ke lahan melalui

    jaringan-jaringan perpipaan. Pompa sebagai sumber

    energi penggerak dapat dilihat pada gambar 6 berikut

    ini:

    Gambar 6. Energi Penggerak (pompa) irigasi tetes

    c. Jaringan Perpipaan terdiri dari:

    1) Emiter atau penetes, merupakan komponen yang

    menyalurkan air dari pipa lateral ke tanah sekitar

    tanaman secara kontinu dengan debit yang rendah

    dan tekanan mendekati tekanan atmosfer.

    2) Lateral, merupakan pipa dimana emiter

    ditempatkan. Bahan yang digunakan untuk lateral

    biasanya terbuat dari pipa PVC atau PE dengan

    diameter antara inci - 1 inci.

    3) Pipa sub utama atau manifold, merupakan pipa

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    30/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    49

    yang mendistribusikan air ke pipa-pipa lateral. Pipa

    sub utama atau manifold biasanya dari bahan pipa

    PVC dengan diameter 2 inci - 3 inci.

    4) Pipa utama, merupakan komponen yang

    menyalurkan air dari sumber air ke pipa-pipa

    distribusi dalam jaringan. Bahan pipa utama

    biasanya dipilih dari pipa PVC atau paduan antara

    semen dan asbes.

    5) Komponen pendukung, terdiri dari katup-katup,

    saringan, pengatur tekanan, pengatur debit, tangki

    bahan kimia, sistem pengontrol dan lain-lain.

    gambar 7. Jaringan perpipaan irigasi tetes

    Berdasarkan cara penempatannya pada lateral, penetes

    dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu penetes line-

    source dan penetes point-source. Termasuk dalam tipe

    penetes point-source diantaranya penetes long-path,

    source orifice, vortex dan pressure compensating.

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    50

    Sedangkan penetes yang termasuk tipe line-source

    diantaranya porous pipe, double walledpipes, soaker

    hosedanporous plastics tubes.

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan penetes

    adalah lebar pembasahan, kebutuhan air tanaman, debit

    penetes dan kualitas air irigasi.

    2. Tahapan Desain

    Tahapan desain yang harus dilakukan sama dengan

    tahapan desain untuk irigasi sprinkler (gambar 4) adalah

    sebagai berikut :

    a. Menyusun nilai faktor-faktor rancangan, yang meliputi

    sifat fisik tanah, air tanah tersedia, laju infiltrasi,

    evapotranspirasi tanaman, curah hujan efektif dan

    kebutuhan air irigasi.

    b. Menyusun rancangan pendahuluan, mencakup

    pembuatan skema tata letak (lay-out) serta penetapan

    jumlah dan luas sub-unit dan blok irigasi.

    c. Perhitungan rancangan hidrolika sub-unit dengan

    mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa dan

    spesifikasi emiter. Apabila persyaratan hidrolika

    sub-unit tidak terpenuhi, altematif langkah

    /penyelesaian yang dapat dilakukan adalah:

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    31/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    51

    Modifikasi tata letak

    Mengubah diameter pipa

    Mengganti spesifikasi emiter

    d. Finalisasi (optimalisasi) tata letak

    e. Perhitungan total kebutuhan tekanan (total

    dynamic head) dan kapasitas sistem, berdasarkan

    desain tata letak yang sudah final serta dengan

    mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa

    yang digunakan.

    e. Penentuan jenis dan ukuran pompa air beserta

    tenaga/mesin penggeraknya.

    Perhitungan rancangan hidrolika sub unit merupakan

    tahapan kunci dalam proses desain irigasi tetes.

    persyaratan hidrolika jaringan perpipaan harus dipenuhi

    untuk mendapatkan penyiraman yang seragam (nilai

    koefisien keseragaman harus > 95%). Mengingat jumlah

    dan spesifikasi emiter maupun jenis dan diameter pipa

    yang sangat beragam, maka tahapan rancangan hidrolika

    sub unit harus dilakukan dengan metoda coba-ralat.

    3. Prosedur Desain I rigasi Tetes

    Beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam desain

    irigasi tetes: (1) rancangan tata letak, (2) hidrolika

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    52

    perpipaan, (3) penentuan kebutuhan pompa air dan (4)

    pemeliharaan alat.

    a. Rancangan Tata Letak

    Tata letak sub unit tergantung pada jarak penetes,

    jarak tanaman, debit penetes rata-rata, variasi head

    tekanan yang diinginkan, jumlah stasiun operasi yang

    dibutuhkan, panjang baris tanaman, topografi dan

    batas lahan. Sedangkan tata letak akhir sub unit yang

    ideal memiliki beberapa kriteria diantaranya jumlah sub

    unit dan titik pengontrol debit/tekanan yang

    seminimum mungkin, tata letak saluran utama yang

    ergonomis dan ekonomis, keseragaman pada debit

    aliran sistem, konfigurasi sub unit yang seragam serta

    variasi head yang diijinkan.

    b. Hidrolika perpipaan

    Kehilangan head pada sub unit dibatasi tidak lebih dari

    20 % tekanan operasi rata-rata sistem, yaitu :

    Ps 20% x Ha

    Hl = 0,55 x 6Pe Z lateral

    Hm = 0,45 x 6Pe Z manifold

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    32/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    53

    dimana :

    Ha = head operasi rata-rata (m)

    Hl = kehilangan head yang

    diijinkan pada lateral (m)

    Ps = kehilangan head yang

    diijinkan pada sub unit (m)

    Z lateral = beda elevasi sepanjang

    lateral (m)

    Hm = kehilangan head yang diijinkan pada

    manifold (m)

    Z manifold = beda elevasi sepanjang

    manifold (m)

    Untuk menjaga keseragaman air irigasi secara lateral,

    maka pemilihan dimensi pipa diupayakan menghasilkan

    variasi debit 10% dan variasi tekanan akibat kehilangan

    head tekanan dan perbedaan elevasi 20% dari tekanan

    operasi rata-rata emiter.

    c. Penentuan Kebutuhan Pompa Air

    Sistem irigasi tetes membutuhkan energi untuk

    memindahkan air melalui jaringan pipa-pipa distribusi yang

    selanjutnya dikeluarkan melalui emiter. Energi tersebut

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    54

    diperoleh dari pompa yang dirangkaikan dengan mesin

    pembangkit tenaga. Tipe pompa yang sering digunakan

    adalah pompa sentrifugal. Besarnya tenaga yang

    diperlukan dapat dihitung dengan persamaan:

    102

    QTDHWP

    =

    )100( =

    WP

    EpBP

    Dimana :

    WP = Output tenaga pemompaan (kW)

    TDH = Total Dinamic Head (m)

    Q = Debit sistem (I/detik)

    BP = Input brake power (kW)

    Ep = Efisiensi pompa (%)

    5. Pemeliharaan Alat

    Penerapan suatu teknologi yang menggunakan alat dan

    mesin tidak akan berhasil baik tanpa adanya perawatan

    yang intensif. Pada irigasi tetes diperlukan perawatan-

    perawatan agar peralatan dapat berfungsi dengan baik.

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    33/34

  • 8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre

    34/34

    Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010

    57

    ALOKASI KEGI ATAN PENGEMBANGANI RI GASI BERTEKANAN TA. 2010

    Tanaman Hort ikultura Perkebunan Total

    Pangan

    I Jawa Timur 1 2 - 3

    1 Jombang 1 - 12 Pacitan 1 1

    3 Situbondo 1 1

    I I Sumatera Barat 1 - 1 2

    4 Kota Bukit Tinggi 1 - 1

    5 Sijunjung - 1 1

    I I I Jambi - - 2 2

    6 Muaro Jambi 1 1

    7 Sarolangun 1 1

    I V Sumatera Selatan 1 - 2 3

    8 Muara Enim 1 1

    9 Empat Lawang 1 1

    10 Ogan Komering Ilir 1 1

    V Lampung 2 - - 211 Tanggamus 2 2

    VI Sulawesi Utara - 3 1 4

    12 Bolaang Mongodow Utara 2 2

    13 Minahasa 1 1 2

    VI I Sulawesi Tengah 1 1

    14 Poso 1 1

    VI I I Sulawesi Selatan 2 1 1 4

    15 Bulukumba 1 1

    16 Jeneponto 2 2

    17 Pangkep 1 1

    I X Sulawesi Tenggara 2 2

    18 Bombana 2 2

    X Bali - 1 1 2

    19 Buleleng 1 1

    20 Klungkung 1 1

    XI Gorontalo - 1 - 1

    21 Boalemo 1 1

    7 11 8 26TOTAL

    Volume (Unit)

    No Prop./ Kab/ Kota

    Lampiran9