Upload
de4zy
View
27
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KPPN RANTAUPRAPAT
BUKU SAKU PERBENDAHARAAN
PENDAHULUAN
Treasury Pocket Book ini merupakan rangkuman atas berbagai peraturan yang dipergunakan
berkaitan dengan pelayanan perbendaharaan di KPPN. Buku ini disusun sedemikian rupa sehingga lebih
mudah untuk dipahami dan diterapkan dalam menyiapkan dokumen/ADK atau Laporan ke KPPN.
Peraturan sering sulit untuk dipahami bahkan dapat menumbulkan multi tafsir. Kesulitan
tersebut kadang berakibat pada kesalahan dalam pembuatan Surat Perintah Membayar, rekonsiliasi SAI
atau hal lainnya. Anda pasti sudah pernah menerima penolakan akibat kurang dokumen pengajuan
sehingga dengan terpaksa dengan berat hati kami mengembalikan pengajuan SPM anda. Belum lagi
permasalahan lain seperti hasil rekonsiliasi yang tidak sama, sampai masalah SKPP yang masih
membingungkan apakah dikirim via pos atau akan diambil sendiri.
Ya, kita akan membicarakan teknis pekerjaan dalam buku ini, apa saja produk pelayanan kami,
bagaimana pengajuan agar tidak melulu ditolak, dikembalikan, dan anda tidak pulang ke kantor dengan
tangan hampa, bagaimana prosedur setiap pelayanan yang secara bertahap mulai disederhanakan
namun tetap aman, sehingga lebih memudahkan anda sebagai stakeholder mendapatkan pelayanan dari
kami tanpa mengurangi kualitas pelayanan dari setiap produk yang dihasilkan.
Terakhir, Semua pelayanan yang diberikan di KPPN Rantauprapat adalah GRATIS. Petugas kami
dilarang untuk meminta/menerima apapun terkait pelayanan yang diberikan. Kami berharap semua
mitra KPPN Rantauprapat memberikan dukungan dalam mewujudkan birokrasi yang bersih.
Semoga bermanfaat.
Rantauprapat, Juni 2010
Kepala Kantor
Wibawa Pram Sihombing
NIP. 060097419
PERBENDAHARAAN
SEKSI PERBENDAHARAAN
Seksi Perbendaharaan adalah tempat mengajukan pencairan dana untuk anggaran
yang dikuasakan kepada satuan kerja. SPM satker diajukan di loket penerimaan SPM. Pada
KPPN Rantauprapat ada dua loket. Dengan prosedur yang baru tidak dikenal lagi istilah siapa
mengurus satker apa. Petugas satker bisa bebas mengajukan SPM di loket. Petugas satker
diharapkan tidak lagi mencari orang tertentu pada saat mengajukan SPM. Selain itu petugas
satker juga diharapkan tidak masuk ke ruang kerja. Hal tersebut ditujukan untuk mencegah
praktek yang tidak diinginkan dalam mewujudkan layanan yang lebih baik dan bebas biaya.
Penerbitannya SP2D hanya memerlukan waktu 1 jam saja dengan catatan bahwa
satker datang dengan dokumen dan ADK yang lengkap dan benar. Penyelesaian 1 jam bisa
dilihat di routing slip. Jangan sampai salah dalam membaca routing slip, penerbitan SP2D yang
memiliki batas waktu 1 jam adalah SPM yang bersifat harian atau rutin/ non pegawai. Untuk
SPM yang sifatnya belanja pegawai, batas waktunya adalah 1 hari kerja, dan khusus untuk gaji
induk, routing slip akan menunjukkan batas waktu penerbitan adalah tanggal 25 sebelum bulan
gajinya.
Kemudian, satu lagi peranan seksi perbendaharaan yang tidak kalah penting adalah
pemrosesan penerbitan pengantar SKPP, baik pindah ke wilayah pembayaran KPPN lain
maupun pensiun yang akan diteruskan ke PT Taspen (untuk sipil) dan PT ASABRI (untuk
TNI/Polri) termasuk hal lain yang berhubungan dengan pencairan dana serta yang berkaitan
dengan tupoksi seksi perbendaharaan.
BELANJA PEGAWAI
BELANJA PEGAWAI
Gaji Pegawai adalah gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji yang diterima
oleh PNS yang telah diangkat oleh pejabat yang berwenang dengan surat keputusan sesuai
ketentuan yang berlaku.
Pembayaran belanja pegawai gaji dilaksanakan secara langsung kepada pegawai
melalui rekening masing-masing pegawai melalui transfer antar bank (giral) paling lambat Juni
2010. Hal tersebut ditujukan untuk efisiensi, efektivitas serta keamanan dalam penyaluran gaji
pegawai.
Apabila setelah bulan Juni 2010 satker masih melaksanakan pembayaran melalui
bendahara pengeluaran, maka hal tersebut dapat dilaksanakan setelah mendapat dispensasi
dari Kepala KPPN yang memuat pernyataan KPA bertanggungjawab atas penggantian
pembayaran belanja pegawai gaji apabila terjadi kehilangan, pencurian, perampokan atau
sebab lain. Hal tersebut berarti jika gaji tersebut tidak sampai kepada pegawai dengan alasan
diatas, maka penggantiannya tidak menjadi tanggungjawab negara.
SPM belanja pegawai gaji terdiri dari beberapa jenis pembayaran yaitu :
Gaji Induk yaitu pembayaran gaji pegawai yang dibayar bulanan termasuk didalamnya
adalah tunjangan anak, tunjangan jabatan;
Gaji Susulan yaitu pembayaran gaji pegawai yang disusulkan karena pindah atau gaji
CPNS untuk pertama kali;
Kekurangan Gaji yaitu pembayaran silisih (kekurangan) gaji karena ada kenaikan unsur
gaji yang berhak diterima pegawai;
Uang Muka Gaji yaitu pembayaran persekot gaji bagi pegawai yang mutasi/pindah;
Uang Duka Wafat / Tewas yaitu pembayaran uang duka kepada ahli waris dari pegawai
yang meninggal;
Terusan Penghasilan Gaji yaitu pembayaran pegawai untuk pegawai yang meninggal
selama 4 bulan setelah meninggal.
Sedangkan belanja pegawai non gaji terdiri dari :
Uang Lembur dan Uang Makan Lembur
Uang Makan
Honorarium/Vakasi
Pengajuan masing-masing SPM untuk permintaan gaji diatas adalah sebagai berikut :
A. SPM Gaji Induk dilampiri :
Daftar Gaji, Rekapitulasi Daftar Gaji dan halaman luar Daftar Gaji yang ditandatangani
oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;
Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP. Perhatikan bahwa
daftar perubahan hanya memuat nama pegawai yang mengalami perubahan gaji dari
bulan sebelumnya. Jadi kalo hanya ada satu pegawai yang berubah datanya maka satu
pegawai tersebut saja yang ada pada daftar perubahan tersebut;
Daftar perubahan potongan;
Daftar penerimaan gaji bersih pegawai untuk pembayaran gaji yang dilaksanakan
langsung kepada rekening masing-masing pegawai;
Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang dilegalisasi oleh pejabat yang
berwenang (SK CPNS, SK PNS, SK Kenaikan Pangkat, KGB, SK Mutasi Pindah, SK Jabatan,
SP Pelantikan, SP Menduduki Jabatan, SPMT, SKet. untuk mendapatkan tunjangan
keluarga, Surat Nikah/Cerai/Kematian, Akta Kelahiran/Putusan Pengesahan/
Pengangkatan Anak dari Pengadilan, SKPP, SKet. Anak masih Sekolah/Kuliah/Kursus, SK
yang mengakibatkan penurunan gaji, SK Pemberian Uang Tunggu sesuai peruntukannya)
ADK belanja pegawai yang telah dimutakhirkan;
Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 21;
SPTJM.
B. Pembayaran Gaji Susulan
Sebelum peraturan yang baru (Per 37/PB/2009) gaji susulan tidak boleh diajukan sebelum
memasukkan gaji induk, setelah aturan baru (Per 37/PB/2009) boleh diajukan sebelum gaji
induk.
1. Gaji Susulan yang dibayarkan sebelum gaji pegawai yang bersangkutan masuk dalam gaji
induk dilampiri :
Daftar Gaji, Rekapitulasi Daftar Gaji dan halaman luar Daftar Gaji Susulan yang
ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;
Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;
Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang dilegalisasi oleh pejabat
yang berwenang;
ADK belanja pegawai yang telah dimutakhirkan;
SSP PPh Pasal 21
SPTJM dari Kuasa PA/PPK
2. Gaji Susulan yang dibayarkan sebelum gaji pegawai yang bersangkutan masuk dalam gaji
induk dilampiri :
Daftar Gaji, Rekapitulasi Daftar Gaji dan halaman luar Daftar Gaji Susulan yang
ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;
Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;
ADK belanja pegawai yang telah dimutakhirkan;
SSP PPh Pasal 21;
SPTJM dari Kuasa PA/PPK.
C. Pembayaran Kekurangan Gaji
1. Kekurangan gaji yang dihitung dengan menu otomatis pada aplikasi GPP Satker dilampiri :
Daftar Kekurangan Gaji, Rekapitulasi Kekurangan Gaji dan halaman luar Daftar
Kekurangan Gaji yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan
KPA/PPK;
Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;
ADK belanja pegawai yang telah dimutakhirkan;
SSP PPh Pasal 21;
SPTJM dari Kuasa PA/PPK;
Perlu diperhatikan :
Perhitungan kekurangan gaji disebabkan oleh satu jenis perubahan menggunakan
menu kekurangan gaji yang otomatis pada aplikasi GPP;
Menu kekurangan gaji yang dibuat dengan menu otomatis langsung mengambil data
master sehingga kemungkinan salah kecil (kecuali data master-nya yang salah);
Perhitungan kekurangan gaji yang disebabkan karena lebih dari satu jenis perubahan
menggunakan menu kekurangan gaji manual pada aplikasi GPP;
Menu kekurangan gaji dengan menu manual kemungkinan kesalahannya lebih besar
(karena salah input) sehingga dibutuhakn copy data pendukung.
2. Kekurangan gaji yang dihitung dengan menu manual pada aplikasi GPP Satker dilampiri :
Daftar Kekurangan Gaji, Rekapitulasi Kekurangan Gaji dan halaman luar Daftar
Kekurangan Gaji yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan
KPA/PPK;
Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;
Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang dilegalisasi oleh pejabat
yang berwenang;
ADK belanja pegawai yang telah dimutakhirkan;
SSP PPh Pasal 21;
SPTJM dari Kuasa PA/PPK.
D. Pembayaran Uang Duka Wafat/Tewas dilampiri :
Daftar Perhitungan Uang Duka Wafat/Tewas, Rekapitulasi Uang Duka Wafat/Tewas dan
halaman luar Daftar yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan
KPA/PPK;
Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;
SK pemberian Uang Duka Tewas dari pejabat yang berwenang;
Surat keterangan dan permintaan tunjangan kematian/UDW/tewas;
copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang dilegalisasi oleh pejabat yang
berwenang berupa Surat Keterangan Kematian/Visum dari Camat atau Rumah Sakit
ADK belanja pegawai yang telah dimutakhirkan;
SPTJM dari Kuasa PA/PPK.
E. Pembayaran Terusan Penghasilan Gaji dilampiri :
Daftar Perhitungan Terusan Penghasilan Gaji, Rekapitulasi Terusan Penghasilan Gaji dan
halaman luar Terusan Penghasilan yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara
Pengeluaran, dan KPA/PPK;
Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;
Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang dilegalisasi oleh pejabat yang
berwenang Surat Keterangan Kematian/Visum dari Camat atau Rumah Sakit untuk
pembayaran pertama kali;
ADK belanja pegawai yang telah dimutakhirkan;
SSP PPh Pasal 21;
SPTJM dari Kuasa PA/PPK.
Untuk gaji terusan pada uraian SPM harus dicantumkan uraian gaji terusan ke bulan
F. Pembayaran Uang Muka Gaji dilampiri :
Daftar Perhitungan Uang Muka Gaji, Rekapitulasi Uang Muka Gaji dan halaman luar
Uang Muka Gaji yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan
KPA/PPK;
Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang dilegalisasi oleh pejabat yang
berwenang berupa SK Mutasi Pindah, Surat Permintaan Uang Muka Gaji, dan Surat
Keterangan untuk mendapatkan Tunjangan Keluarga;
ADK belanja pegawai yang telah dimutakhirkan;
SSP PPh Pasal 21;
SPTJM dari Kuasa PA/PPK.
Pembayaran belanja pegawai non gaji terdiri dari :
1. Pembayaran Uang Lembur dilampiri :
Daftar Perhitungan Lembur, Rekapitulasi Perhitungan Lembur yang ditandatangani oleh
PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;
Surat Perintah Kerja Lembur;
SSP PPh Pasal 21;
SPTJM dari Kuasa PA/PPK.
2. Pembayaran Uang Makan dilampiri :
Daftar Perhitungan Uang Makan yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara
Pengeluaran dan Kuasa PA/PPK;
SSP PPH Pasal 21;
SPTJM dari Kuasa PA/PPK.
3. Pembayaran Honorarium/Vakasi dilampiri :
Daftar Perhitungan Honorarium/Vakasi yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara
Pengeluaran dan Kuasa PA/PPK;
SK dari Pejabat yang berwenang;
SSP PPH Pasal 21.
SPTJM dari Kuasa PA/PPK.
HAL TEKNIS SPM GAJI
Yang termasuk dalam belanja pegawai adalah segala belanja yang menggunakan kode 2 digit
51 (belanja pegawai), termasuk gaji pegawai (5111), honor tetap (5121), lembur (5122), dan vakasi
(5123) Pengajuan Gaji Pegawai bersifat langsung (LS) sehingga ada hal yang tetap dan tidak akan pernah
berubah ketika anda membuat SPM gaji, yaitu jenis pembayaran dan sifat pembayaran gaji tersebut,
yaitu :
Jenis Pembayaran kode 1 : pengeluaran dana
Sifat Pembayaran kode 4 : pembayaran langsung
Gaji dibedakan dari jenis SPM yang akan diajukan, hal ini akan berkaitan dengan batas tanggal
penerbitan SP2D yang akan muncul pada routing slip atau tanda terima yang akan dicetak pada saat
anda mengajukan SPM gaji pegawai tersebut. Perbedaannya adalah sebagai berikut:
Jenis SPM 01 : Gaji Induk
Jenis SPM 02 : Kekurangan Gaji (digunakan untuk rapel)
Jenis SPM 03 : Gaji Susulan
Jenis SPM 04 : Gaji lainnya (termasuk gaji terusan, uang duka wafat, uang makan, honor
tetap, lembur dan vakasi).
Hal-hal teknis untuk menjadi perhatian :
a. Untuk menghindari kejadian dimana ADK tidak dapat diterima oleh server gaji kami di KPPN,
diharapkan untuk setidak-tidaknya membawa ADK GPP (satker), atau mengcopy aplikasi GPP anda
ke dalam flashdisk yang anda bawa.
b. Jangan pernah menggunakan nomor gaji yang sebelumnya pernah digunakan, karena server tidak
akan bisa menerima nomor gaji yang sama, kalau terjadi hal tersebut, lebih baik nomor gaji
dilompati beberapa nomor agar dipastikan nomor tersebut belum pernah digunakan. Perlu
dipahami bahwa penomoran untuk aplikasi GPP beda dengan penomoran pada aplikasi SPM. Untuk
aplikasi GPP penomoran berlanjut terus meskipun tahun anggaran telah berganti, pada aplikasi
SPM penomoran mengulang kembali dari awal (reset) setiap tahun anggaran baru dimulai.
c. Untuk pengajuan gaji induk, SPM dan lampirannya dibutuhkan 3 rangkap. Sedangkan untuk di luar
gaji induk, SPM perlu 3 rangkap dan lampirannya cukup 2 saja.
d. Ketika mengajukan SPM harap SPM sudah diset sedemikian rupa dengan lampiran dibelakangnya
(SPM-Lampiran, SPM-Lampiran, dst, jangan SPM semua kemudian dibawahnya lampiran semua)
e. Perhatikan pencantuman Akun dan Kode Bagian Anggaran untuk potongan gaji pada SPM, untuk
potongan pengembalian pembulatan harus dibedakan apakah pengembalian pembulatan TA yang
lalu Akun 423911 atau TA berjalan Akun 511119, jangan sampai salah!
f. Pastikan bahwa nomor rekening dan nama pemilik rekening pada lampiran SPM sudah benar, sama
dengan yang tertera pada buku tabungan pegawai yang bersangkutan.
g. Daftar pembayaran honor/vakasi harus ditandatangani oleh KPA, Bendahara dan PPABP
h. Dalam membuat kekurangan gaji pastikan bahwa dalam periode bulan yang sama semua
kekurangan gaji telah dimintakan kekurangan gajinya sekaligus, karena aplikasi GPP akan mem-
validasi kekurangan gaji yang diminta pada bulan yang sama.
SURAT KETERANGAN PENGHENTIAN PEMBAYARAN
(SKPP)
SURAT KETERANGAN PENGHENTIAN PEMBAYARAN (SKPP)
Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) adalah surat keterangan yang
diterbitkan oleh satker (PA/KPA) tentang mulai dihentikan pembayaran gaji pegawai yang
bersangkutan pada wilayah pembayaran KPPN tertentu karena pindah atau pensiun. KPPN
setempat (mitra satker tersebut) hanya menerbitkan surat pengantar SKPP tersebut. KPPN
berfungsi untuk menerbitkan pengantar SKPP sebagai dasar pembayaran di tempat
tujuan, atau dasar pembayaran pensiun
1. SKPP pegawai pindah diterbitkan rangkap 4 (empat) dengan penjelasan :
o lembar I untuk pegawai yang bersangkutan untuk dilampirkan pada saat
pengajuan gaji pertama kali ditempat yang baru;
o lembar II untuk satuan kerja yang baru, dilampiri dosir kepegawaian dan ADK
pegawai pindah;
o lembar III untuk KPPN asal sebagai pertinggal;
o lembar IV untuk pertinggal satuan kerja yang bersangkutan.
2. SKPP pegawai pensiun diterbitkan rangkap 5 (lima) dengan penjelasan:
o lembar I & II kedua untuk kepada PT. Taspen (Persero)/PT. ASABRI (Persero);
o lembar III untuk kepada pegawai yang bersangkutan;
o lembar IV untuk KPPN sebagai Pertinggal;
o lembar V untuk satuan kerja bersangkutan.
3. SKPP dikirim oleh Satuan kerja asal sesuai peruntukannya sebagaimana diatur pada
angka 1 dan 2 setelah diberi keterangan oleh Kepala Seksi Perbendaharaan pada
KPPN asal bahwa data pegawai pindah/pensiun telah dinonaktifkan dari database
pegawai satuan kerja tersebut pada KPPN asal
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Pengesahan SKPP menggunakan stempel basah KPPN
2. Untuk pegawai pindah yang masih dalam 1 wilayah pembayaran KPPN, tetap harus
dibuatkan pengantar SKPP.
3. Penyelesaian sampai dengan terbitnya memakan waktu 1 atau 2 hari kerja tergantung dari
volume SKPP yang diterima, tetapi bisa ditunggu jika diperlukan.
4. Standar prosedur kami untuk pengiriman pengantar SKPP beserta dokumen pendukungnya
adalah dengan via pos, namun mengingat banyaknya keluhan akibat keterlambatan
pengantar SKPP beserta dokumen pendukungnya sampai ke tempat tujuan, maka hal inilah
yang harus dilakukan:
Apabila anda ingin mengambil pengantar SKPP beserta dokumen pendukungnya untuk
dikirim sendiri, harap memberitahukan kepada petugas kami agar bisa dicatat supaya
tidak kami kirimkan via pos. Apabila tidak, maka kami akan melakukan sesuai prosedur
standar yang kami anut yaitu pengiriman via pos.
SPM UANG PERSEDIAAN
SPM UANG PERSEDIAAN
Uang Persediaan adalah uang muka kerja dengan jumlah tertentu yang bersifat daur
ulang (revolving) yang artinya jika sudah habis dipergunakan dapat dimintakan lagi gantinya.
Untuk meminta gantinya tentunya UP yang sudah dihabiskan harus dipertanggungjawabkan
dulu. UP diberikan kepada bendahara pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan
operasional kantor sehari-hari yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.
SPM-UP adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan dan
membebani akun transito. Akun transito berarti akun tersebut belum membebani belanja.
Belanja dengan menggunakan UP baru dicatat sebagai belanja setelah
dipertanggungjawabkan atau di GUP kan)
UP dapat diberikan dalam batas-batas sebagai berikut:
1. UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran Belanja Barang pada klasifikasi
belanja 5211, 5212, 5221, 5231, 5241, dan 5811;
2. Diluar ketentuan pada butir a, dapat diberikan pengecualian untuk DIPA Pusat oleh
Direktur Jenderal Perbendaharaan dan untuk DIPA Pusat yang kegiatannya berlokasi
di daerah serta DIPA yang ditetapkan oleh Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan oleh
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan setempat;
3. UP dapat diberikan setinggi-tingginya:
o 1/12 (satu per duabelas) dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang diijinkan
untuk diberikan UP, maksimal Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk pagu
sampai dengan Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah);
o 1/18 (satu per delapanbelas) dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang
diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk
pagu diatas Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.
2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah);
o 1/24 (satu per duapuluh empat) dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang
diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah)
untuk pagu diatas Rp. 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah);
4. Untuk DIPA yang dananya bersumber dari PNBP maka UP maksimal 20% dari pagu
PNBP.
Perubahan besaran UP di luar ketentuan pada butir c ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
Pengajuan SPM UP adalah sebagai berikut
1. Jenis SPM : 10
2. Jenis Pembayaran : 4
3. Sifat Pembayaran : 1
Lampiran yang diperlukan:
a. ADK SPM;
b. Surat Pernyataan Uang Persediaan, bahwa UP tersebut tidak akan dipergunakan
untuk pengeluaran yang seharusnya dibayarkan dengan mekanisme LS;
c. Fotokopi Berita Acara Rekonsiliasi Desember tahun lalu
d. SK pengelola keuangan dan spesimennya;
e. Untuk UP PNBP dilampirkan laporan pertanggungjawaban penggunaan PNBP TA
sebelumnya.
SPM TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN
Tambahan Uang Persediaan adalah uang yang diberikan kepada satker untuk
kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan.
Pemberian TUP diatur sebagai berikut:
1. Kepala KPPN dapat memberikan TUP sampai dengan jumlah Rp.200.000.000,-
(duaratus juta rupiah) untuk klasifikasi belanja yang diperbolehkan diberi UP bagi
instansi dalam wilayah pembayaran KPPN bersangkutan.
2. Permintaan TUP di atas Rp.200.000.000,- (duaratus juta rupiah) untuk klasifikasi
belanja yang diperbolehkan diberi UP harus mendapat dispensasi dari Kepala Kanwil
Ditjen Perbendaharaan.
Syarat untuk mengajukan Tambahan UP :
1. Untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak/ tidak dapat ditunda;
2. Digunakan paling lama satu bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan.
3. Apabila tidak habis digunakan dalam satu bulan sisa dana yang ada pada bendahara,
harus disetor ke Rekening Kas Negara;
4. Apabila ketentuan ketiga diatas tidak dipenuhi kepada satker yang bersangkutan
tidak dapat lagi diberikan TUP sepanjang sisa tahun anggaran berkenaan.
5. Pengecualian terhadap butir keempat diputuskan oleh Kepala Kanwil Ditjen
Perbendaharaan atas usul Kepala KPPN.
Dalam mengajukan permintaan TUP bendahara wajib menyampaikan:
Rincian Rencana Penggunaan Dana untuk kebutuhan mendesak dan riil serta rincian
sisa dana MAK yang dimintakan TUP.
Rekening Koran yang menunjukkan saldo terakhir.
Surat Pernyataan bahwa :
a. kegiatan yang dibiayai tersebut untuk keperluan mendesak
b. yang akan habis dalam satu bulan kedepan
c. tidak dapat dilaksanakan/dibayar melalui penerbitan SPM-LS.
d. Bila tidak habis dipergunakan dalam satu bulan, maka sisanya akan disetorkan ke
kas negara.
SPM-TUP adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa
Pengguna Anggaran karena kebutuhan dananya melebihi pagu uang persediaan dan
membebani akun transito
SPM- TUP dilampiri :
1. Rincian rencana penggunaan dana;
2. Surat dispensasi Kepala Kantor Wilayah Ditjen. Perbendaharaan untuk TUP diatas RP
200.000.000 (dua ratus juta rupiah);
3. Surat Pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang ditunjuk yang
menyatakan bahwa:
o Dana Tambahan UP tersebut akan digunakan untuk keperluan mendesak dan
akan habis digunakan dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal
diterbitkan SP2D;
o Apabila terdapat sisa dana TUP, harus disetorkan ke Rekening Kas Negara;
o Tidak untuk membiayai pengeluaran yang seharusnya dibayarkan secara
langsung.
Pengajuan SPM TUP adalah sebagai berikut
1. Jenis SPM : 10
2. Jenis Pembayaran : 4
3. Sifat Pembayaran : 2
SPM GANTI UANG PERSEDIAAN DAN NIHIL
SPM-GUP adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh Pengguna
Anggaran /Kuasa Pengguna Anggaran dengan membebani DIPA, yang dananya dipergunakan
untuk menggantikan uang persediaan yang telah dipakai.
Syarat Pengajuan SPM-GUP untuk Pengisian kembali UP sebagaimana dimaksud
dapat diberikan apabila dana UP telah dipergunakan sekurangkurangnya 75 % dari dana UP
yang diterima.
SPM-GUP Nihil adalah surat perintah membayar penggantian uang persediaan nihil yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk selanjutnya disahkan
oleh KPPN.
Pengesahan Surat Perintah Membayar Penggantian UP (SPM-GUP) Nihil atas TUP
dilaksanakan KPPN dengan membubuhkan Cap pada SPM GU Nihil telah dibukukan pada
tanggal .oleh KPPN dan ditandatangani oleh Kepala Seksi Perbendaharaan.
Surat Pernyataan Tanggung jawab Belanja (SPTB) adalah pernyataan tanggung jawab
belanja yang dibuat oleh PA/Kuasa PA atas transaksi belanja sampai dengan jumlah tertentu.
Pembayaran yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran kepada satu rekanan tidak
boleh melebihi Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) kecuali untuk pembayaran honor.
SPM-GUP / SPM-GUP Nihil dilampiri :
1. Surat SPTB;
2. SSP (surat setoran pajak) yang dilegalisir oleh KPA;
Pengajuan SPM Ganti Uang adalah sebagai berikut:
1. Jenis SPM : 05
2. Jenis Pembayaran : 1
3. Sifat Pembayaran : 3
Lampiran Yang Diperlukan:
1. Surat Pertanggungjawaban Belanja (SPTB)
2. Fotokopi legalisir dari KPA untuk Surat Setoran Pajak jika ada
3. Untuk GU PNBP disertakan Nota Perhitungan PNBPnya/MP dan SSBP yang telah di legalisir.
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan :
1. Pada waktu merekam SPM pastikan bahwa uraian pembayaran sama dengan jenis akun
yang diminta;
Contoh : Akun 52111
Uraian : Penggantian uang persediaan untuk keperluan belanja keperluan
perkantoran
Bukan :
Penggantian uang persediaan untuk keperluan belanja non-
operasional lainnya
Pastikan uraiannya benar karena kalau dituliskan seperti diatas akunnya bukan 521111,
sehingga dengan terpaksa harus kami tolak;
2. Pada waktu membuat SPTB pastikan bahwa klasifikasi belanja dan sub kegiatan, Akun
terisi dengan benar, sama dengan yang tercantum pada SPM nya;
3. Untuk pengadaan barang/jasa diatas Rp 5 juta jangan lupa untuk mencantumkan nomor
dan tanggal SPK dan SPTB;
4. Pada waktu merekam SPM pastikan jenis SPM adala 05 bukan 06, (kalo dibuat 06 nanti
bermasalah!)
5. Pastikan bahwa peruntukan belanja dilakukan sesuai dengan uraian belanjanya pada
kode Akunnya.
Contoh :
Belanja inventaris bisa dilakukan dengan menggunakan akun belanja barang
(521111) sepanjang nilainya tidak melebihi Rp 300.000 per satuan barang
(batasan kapitalisasi). Jika lebih dari Rp 300.000 tersebut maka harus belanja
modal akun 53.
6. Pada waktu membuat SPM GUP Nihil pastikan anda memilih nomor SPM TUP yang akan
dibuatkan SPM GUP Nihil nya pada waktu merekam SPM GUP Nihil sebab jika tidak
maka akan jadi salah perhitungannya contohnya saldo UP nya jadi minus dan SPM TUP
nya statusnya belum dipertanggungjawabkan.
SPM LS
SPM LS adalah SPM yang diterbitkan dengan tujuan pembayaran kepada pihak ketiga,
biasanya rekanan misalnya atas pengadaan belanja modal.
Lampiran dalam pengajuan SPM LS non Belanja Pegawai :
1. SPTB
2. Ringkasan Kontrak
3. Faktur Pajak dan SSP
4. ADK SPM dan ADK Kontrak
5. Khusus untuk DIPA BLN harus melampirkan Berita Acara Pembayaran (kecuali
ditentukan berbeda oleh peraturan)
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan :
1. Pastikan data kontrak sudah terekam dengan benar pada aplikasi SPM;
2. Pastikan bahwa nama dan nomor rekening penerima sudah benar, dan sama dengan
yang tertera pada SPM dan sama dengan yang tertera pada buku tabungan/ rekening
serta pada ringkasan kontrak. Sebagian besar masalah terjadi karena hal tersebut tidak
sama.
3. Pastikan bahwa NPWP yang tercantum pada SPM sama dengan NPWP terbaru rekanan
yang bersangkutan
4. Pastikan bahwa pada uraian SPM dicantumkan uraian pembayaran, tanggal, nomor, nilai
kontrak, tanggal Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan.
5. Untuk SPM Bantuan Luar Negeri, pastikan bahwa data loan, No reksus, nomor loan,
kategori, porsi ,data kontrak, terisi serta data rekanan secara lengkap dan benar pada
aplikasi SPM.
PENERBITAN SP2D
SPM yang diajukan ke KPPN digunakan sebagai dasar penerbitan SP2D. Petugas FO
yang menerima SPM beserta lampirannya akan mengajukan pengujian seperti dibawah ini.
jika SPM satker setelah pengujian tersebut tidak ditemukan permasalahan maka akan
langsung diproses menjadi SP2D paling lama 1 jam, tentunya jika ditemukan permasalahan
maka akan dikembalikan untuk diperbaiki.
A. Pengujian SPM dilaksanakan oleh KPPN mencakup pengujian yang bersifat substansif dan
formal.
1. Pengujian substantif dilakukan untuk:
menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SPM;
menguji ketersediaan dana pada kegiatan/sub kegiatan/MAK dalam DIPA yang
ditunjuk dalam SPM tersebut;
menguji dokumen sebagai dasar penagihan (Ringkasan Kontrak/SPK, Surat
Keputusan, Daftar Nominatif Perjalanan Dinas);
menguji surat pernyataan tanggung jawab (SPTB) dari kepala kantor/satker atau
pejabat lain yang ditunjuk mengenai tanggung jawab terhadap kebenaran
pelaksanaan pembayaran;
menguji faktur pajak beserta SSP-nya;
2. Pengujian formal dilakukan untuk:
mencocokkan tanda tangan pejabat penandatangan SPM dengan spesimen
tandatangan;
memeriksa cara penulisan/pengisian jumlah uang dalam angka dan huruf;
memeriksa kebenaran dalam penulisan, termasuk tidak boleh terdapat cacat dalam
penulisan.
B. Keputusan hasil pengujian ditindak lanjuti dengan :
1. Penerbitan SP2D bilamana SPM yang diajukan memenuhi syarat yang ditentukan;
a. Penerbitan SP2D wajib diselesaikan oleh KPPN dalam batas waktu sebagai berikut:
SP2D Gaji Induk diterbitkan paling lambat lima hari kerja sebelum awal bulan
pembayaran gaji.
SP2D Non Gaji Induk diterbitkan paling lambat lima hari kerja setelah diterima
SPM secara lengkap.
SP2D UP/TUP/GUP dan LS paling lambat satu hari kerja setelah diterima SPM
secara lengkap.
b. SP2D ditandatangani oleh Seksi Perbendaharaan dan Seksi Bank/Giro Pos atau Seksi
Bendum.
c. SP2D ditebitkan dalam rangkap 3 (tiga) yang disampaikan kepada:
Lembar 1 : Kepada Bank Operasional.
Lembar 2 : Kepada penerbit SPM dengan dilampiri SPM yang telah dibubuhi Cap
Telah diterbitkan SP2D tanggal . Nomor ).
Lembar 3 : Sebagai pertinggal di KPPN (Seksi Verifikasi dan Akuntansi), dilengkapi
lembar ke-1 SPM dan dokumen pendukungnya.
2. Pengembaliaan SPM kepada penerbit SPM, apabila tidak memenuhi syarat untuk
diterbitkan SP2D.
Pengembalian SPM sebagaimana dimaksud diatur sebagai berikut:
SPM Belanja Pegawai Non Gaji Induk dikembalikan paling lambat tiga hari kerja
setelah SPM diterima;
SPM UP/TUP/GUP dan LS dikembalikan paling lambat satu hari kerja setelah SPM
diterima.
RALAT SPM
SPM yang telah diterbitkan SP2D-nya oleh KPPN dan telah dicairkan (telah dilakukan
pendebetan rekening kas negara) tidak dapat dibatalkan. Namun demikian apabila terdapat
perbaikan SPM, maka ralat tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Perbaikan hanya dapat dilakukan terhadap kesalahan administrasi sebagai berikut:
Kesalahan pembebanan pada MAK;
Kesalahan pencantuman kode fungsi, sub fungsi, kegiatan dan sub kegiatan;
Uraian pengeluaran yang tidak berakibat jumlah uang pada SPM.
b. Perbaikan SPM sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan oleh Kuasa PA/ penerbit
SPM. Selanjutnya SPM perbaikan dimaksud dilampiri dengan SKTJM disampaikan kepada
Kepala KPPN.
SEKSI VERIFIKASI DAN AKUNTANSI
SEKSI VERIFIKASI DAN AKUNTANSI
Seksi Verifikasi dan Akuntansi, sesuai namanya seksi ini berfungsi sebagai tempat
melaksanakan rekonsiliasi sebagai bentuk verifikasi data antara realisasi yang ada dalam pembukuan
anda sebagai satker (dalam hal ini sebagai unit penyusun Sistem Akuntansi Instansi-SAI) dengan
pembukuan kami sebagai Kuasa Bendahara Umum Negara.
Singkatnya, seksi ini adalah tempat anda merekonsiliasi data realisasi anda, yang diwakili oleh
SPM yang pernah anda terbitkan untuk diproses menjadi SP2D. selanjutnya, adalah penyerahan laporan
keuangan yang sifatnya bulanan hasil Aplikasi Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA)
disertai dengan hasil rekonsiliasi yang sudah menunjukkan hasil sama.
Jadi lebih tepatnya, dalam hal ini, kita akan lebih sering berkutat dengan aplikasi yang kita
miliki, baik aplikasi SPM, SAKPA, sampai dengan aplikasi SIMAK-BMN, dan aplikasi Persediaan. Pada
halaman berikutnya akan dijelaskan lebih rinci mengenai prosedur yang akan dilewati.
Ini adalah prosedur pertama yang akan dilewati ketika berurusan dengan front office seksi
Verak, yang anda bawa adalah :
1. ADK rekonsiliasi hasil aplikasi SAKPA
2. Cetakan Register pengiriman ADK rekonsiliasi
Hal yang perlu diingat adalah:
1. Selalu lakukan posting pada bulan bersangkutan pada aplikasi SAKPA, sehingga data
realisasi bisa muncul ketika rekonsiliasi
2. Jangan lupa untuk membawa setidaknya backup aplikasi, sehingga ketika ada data yang
tidak sama, bisa diperbaiki di tempat
3. Selalu minta cetakan hasil rekonsiliasi yang tidak sama, agar bisa dianalisis dimana letak
kesalahannya
4. Jika anda menggunakan fasilitas database SPM pada SAKPA atau menu copy data SPM
pada SAKPA, pastikan pada Aplikasi SPM, anda sudah melakukan pencatatan nomor SP2D
dan load master.
5. Apabila kesalahan tidak bisa dianalisis sendiri, anda bisa bertanya dan membawa
permasalahan anda ke meja customer service
6. Cetakan register pengiriman dicetak ketika melakukan pengiriman ADK, akan muncul
cetakan sebelum proses kirim selesai, register itulah yang dicetak dan disertakan saat
rekonsiliasi.
Jika Hasil rekonsiliasi sudah menunjukkan status SAMA, maka anda akan membawa hasil cetakan dari
seksi Verak berupa:
1. Hasil rekonsiliasi pagu, sampai dengan tanggal bulan berakhir
2. Hasil rekonsiliasi belanja bulanan
3. Hasil rekonsiliasi pengembalian belanja bulanan
4. Hasil rekonsiliasi pendapatan non pajak bulanan
5. Hasil rekonsiliasi pengembalian pendapatan non pajak bulanan
6. Hasil rekonsiliasi mutasi uang persediaan bulanan
7. Berita Acara Rekonsiliasi 3 rangkap, jika tidak dicetak oleh anda.
Berikutnya yang anda lakukan adalah melakukan pencetakan laporan keuangan dari Sistem Akuntansi
Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) untuk bulan bersangkutan yang mencakup:
1. Laporan Neraca bulan bersangkutan
2. Laporan Realisasi Belanja bulan bersangkutan
3. Laporan Realisasi Pengembalian Belanja bulan bersangkutan
4. Laporan Realisasi Pendapatan bulan bersangkutan
5. Laporan Realisasi Pengembalian Pendapatan bulan bersangkutan
6. Laporan Neraca SIMAK-BMN
7. Berita Acara Rekonsiliasi yang sudah ditandatangani KPA berikut hasil rekonsiliasi hasil
cetakan seksi Verak
Hal yang perlu diingat:
1. Berita Acara Rekonsiliasi diserahkan kepada seksi Verak sebanyak 2 rangkap, sedangkan
yang 1 rangkap kembali ke anda
2. Laporan SAI yang dibawa ke KPPN cukup 1 rangkap saja
3. Untuk Laporan Semesteran, laporan yang dibawa ditambah dengan Laporan Realisasi
Anggaran Semester bersangkutan, dan menu yang dipakai untuk pencetakan laporan di
atas adalah menu semester, bukan menu bulanan.
LPJ BENDAHARA
Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Pengeluaran dibuat sebagai wujud dari
pertanggungjawaban bendahara atas uang yang dikelolanya. LPJ dibuat tiap bulan dan disampaikan
paling lambat 10 hari kerja bulan berikutnya. LPJ tersebut diverifikasi oleh KPPN sebagaimana
tertuang dalam peraturan dirjen perbendaharaan No.PER-47/PB/2009 pasal 13 ayat 3. Dengan
memperhatikan pasal 13 ayat 3 tersebut maka satuan kerja diharapkan mampu mengantisipasi agar
LPJ yang dibuat benar. Sehingga Satuan kerja diharapkan lebih teliti dalam membuat LPJ dan ketika
disampaikan ke KPPN tidak salah. Satuan kerja tidak bolak-balik memperbaiki LPJ.
Hal yang perlu dipersiapkan untuk membuat LPJ Bendahara Pengeluaran :
1. Bendahara harus membuat pembukuan yang terdiri dari Buku Kas Umum (BKU), Buku
Pembantu dan Buku Pengawasan Anggaran;
2. Alur pencatatan setiap transaksi dicatat mulai dari BKU terlebih dahulu sebelum dicatat pada
buku-buku pembantu;
3. Jumlahkan ke bawah semua transaksi kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada Buku
Pembantu;
4. Pindahkan saldo buku-buku tersebut kolom penerimaan pada kolom penambahan LPJ
Bendahara Pengeluaran;
5. Pindahkan saldo buku-buku tersebut kolom pengeluaran pada kolom penerimaan LPJ
Bendahara Pengeluaran;Cetak Rekening Koran.
Tips-tips yang perlu diperhatikan dalam pengecekan LPJ Bendahara Pengeluaran, yaitu :
1. Terdapat kesinambungan saldo akhir bulan sebelumnya akan menjadi saldo awal bulan
berikutnya;
2. Saldo akhir BKU harus sama dengan saldo akhir Buku pembantu Kas (BP Kas) atau saldo akhir
Buku Pembantu Selain Kas (BP selain Kas);
3. Keadaan fisik kas pada (II.3) akhir bulan pelaporan seharusnya sama dengan saldo akhir
Buku Pembantu Kas Tunai dan/atau Buku Pembantu Kas Bank;
4. Saldo UP pada (IV.1) Hasil Rekonsiliasi Internal dengan UAKPA seharusnya sama dengan
saldo akhir pada Buku Pembantu Uang Persediaan (BP UP).
5. Apabila terdapat selisih agar dijelaskan pada (Bagian V)
Verifikasi yang dilakukan oleh KPPN, yaitu :
1. Membandingkan saldo UP dalam LPJ dengan Kartu Pengawasan Kredit Anggaran;
2. Membandingkan saldo Awal dalam LPJ dengan saldo akhir dalam LPJ bulan sebelumnya ;
3. Menguji kebenaran nilai uang di Rekening Bank dengan Rekening koran bendahara ;
4. Menguji kebenaran perhitungan(tambah/kurang) pada LPJ;
5. Meneliti kepatuhan bendahara dalam penyetoran dan penyampaian LPJ.
Pengiriman LPJ Bendahara Pengeluaran dapat dilakukan bersamaan dengan rekonsiliasi SAI.
CUSTOMER SERVICE
CUSTOMER SERVICE
Bagian Pelayanan Pelanggan (Customer Service) ini berfungsi untuk menjawab segala
pertanyaan anda tentang hal-hal yang berkaitan dengan pencairan dana (seksi perbendaharaan)
maupun pelaporan keuangan (seksi verak). Ketika muncul permasalahan yang tidak bisa anda selesaikan
berkaitan hal-hal tersebut, dan hal tersebut tidak mungkin diselesaikan di front office karena
keterbatasan ruang, waktu, stamina (karena di front office harus berdiri) dan emosi (banyak yang
mengantri), maka customer service adalah jawaban anda.
Petugas kami di customer service siap menjawab semua permasalahan anda terkait hal yang
berhubungan dengan tupoksi perbendaharaan dan verak, termasuk masalah-masalah teknis kecil seperti
aplikasi yang biasa menjadi permasalahan yang mengganggu kinerja anda sebagai pengelola keuangan.
Namun satu hal yang perlu diingat bahwa keberadaan petugas kami di customer service
hanyalah untuk membantu anda mencari solusi atas permasalahan yang anda hadapi, termasuk
membimbing anda dalam melaksanakan tugas pengelolaan keuangan, dan bukan untuk mengerjakan
pekerjaan anda.
Semoga dengan keberadaan customer service kami yang berada di ujung kiri pintu masuk
kantor ini bisa lebih banyak membantu anda dalam melaksanakan tugas pengelolaan keuangan,
termasuk permasalahan aplikasi keuangan yang biasa menjadi batu sandungan kelancaran anda
melaksanakan tugas.
Apabila anda memiliki permasalahan namun tidak sempat untuk datang dan mengunjungi
customer service kami, telp resmi KPPN Rantauprapat, atau melalui SMS centre kami
SMS GATEWAY KPPN RANTAUPRAPAT
KPPN Mobile system KPPN Rantauprapat adalah layanan 24 jam yang diberikan KPPN
Rantauprapat kepada satker di wilayah KPPN Rantauprapat dengan menggunakan media Short Message
Service (SMS) lewat HP satker.
Selanjutnya
SMS Gateway KPPN Rantauprapat
KPPN Mobile system KPPN (KMS) Rantauprapat adalah layanan 24 jam yang diberikan KPPN
Rantauprapat kepada satker di wilayah KPPN Rantauprapat dengan menggunakan media Short Message
Service (SMS) lewat HP milik satker. Dengan KMS ini, Satker bisa mendapatkan berita atau
menghubungi KPPN selama 24 Jam setiap harinya dengan cepat dan murah. Hal tersebut diharapkan
bisa membantu satker yang lokasinya jauh dari KPPN Rantauprapat
Layanan KMS KPPN Rantauprapat dapat dipergunakan untuk :
a. Mengetahui status SPM yang diajukan, apakah masih proses atau sudah menjadi SP2D.
b. Mengecek jumlah pagu dan realisasi DIPA Satker.
c. Mengecek jumlah SP2D Satker yang telah diterbitkan oleh KPPN dan nominalnya.
d. Mengecek jumlah dan nominal UP / TUP Satker yang telah dicairkan oleh KPPN
e. Mengirimkan perkiraan penarikan dana harian (Peran Satker)
f. Menyampaikan pertanyaan ke KPPN
g. Menyampaikan saran/kritik/pengaduan ke KPPN
h. Menerima pengumuman/undangan/berita dari KPPN
Nomor KMS KPPN Rantauprapat :
081 265 520 894
Cara mendapatkan layanan KMS
1. Satker mendaftarkan nomor telepon seluler yang akan digunakan sebagai media pengiriman dan
komunikasi melalui SMS kepada KPPN untuk mendapatkan Personal Identification Number (PIN)
2. Satker dalam melakukan pengiriman dan komunikasi dengan KPPN menggunakan format
penulisan SMS sebagai berikut
a. Mengetahui status SPM yang diajukan, apakah masih proses atau sudah menjadi SP2D
Ketik : spm#kode satker#nomor karwas#nomor spm yang diminta#password
Contoh : spm#527709#0001#00009#password
b. Mengecek jumlah pagu dan realisasi
Ketik : realpagu#kode satker#nomor karwas#password
Contoh : realpagu#527709#0001#password
c. mengecek jumlah SP2D yang telah diterbitkan oleh KPPN dan nominalnya
ketik : jmlsp2d#kode satker#nomor karwas#password
contoh : jmlsp2d#527709#0001#password
d. mengecek jumlah dan nominal UP / TUP yang telah dicairkan oleh KPPN
ketik : uptup#kode satker#nomor karwas#password
contoh : uptup#527709#0001#password
e. Mengirimkan perkiraan penarikan dana harian
Format sms adalah est#kode kppn#kode satker#tanggal tsa(yyyymmdd)#gaji induk#non gaji
induk#non gaji#pin.
Contoh : est#075#527709#20100607#100000#120000#150000#pin
f. menyampaikan pertanyaan ke KPPN
Ketik : tanya#kode satker#pertanyaan anda
Contoh : tanya#527709#apa syarat UP?
g. menyampaikan saran ke KPPN
ketik : saran#nama anda#saran anda
contoh : saran#tomy#tingkatkan terus pelayanan KPPN