6
Evaluasi dan Introspeksi, Berani Mengakui dan Mau Belajar Waktu terus berlalu sehingga tidak terasa sekarang kita tiba di penghujung tahun 2011. Sudah banyak yang telah kita kerjakan tetapi tidak sedikit pula rasanya pekerjaan rumah yang belum kita tunaikan. Sering timbul pertanyaan dalam benak saya, benarkah kita telah berbuat sesuatu yang memiliki manfaat bagi peningkatan kompetensi dan ketakwaan mahasiswa? Apakah kerja keras kita dalam menjalankan program kerja memiliki efek besar dan sesuai dengan visi yang kita “setting” di awal tahun atau bahkan terjadi penurunan dalam hal-hal yang bersifat esensial? Pertanyaan ini dapat kita jawab jika kita melakukan evaluasi serta instrospeksi terhadap perjalanan yang telah dilalui selama setahun ini. Evaluasi berarti memberanikan diri untuk menyatakan dengan sejujurnya apakah segala aktivitas yang kita laksanakan pantas mendapatkan predikat bagus, sama, atau lebih buruk dari tahun sebelumnya? Yang saya maksud introspeksi mengandung makna bahwa akankah kita mau mengambil pelajaran dari yang telah kita lakukan agar kedepannya jauh lebih baik dari sekarang. Keberanian dalam mengevaluasi serta kemauan mengambil pelajaran dari aktivitas sebelumnya inilah yang kita perlukan namun kenyataanya jarang dilakukan. Mengapa? Karena terkadang kita sudah merasa benar dan berbangga dengan segala pencapaian yang terlihat di permukaan atau mungkin terbuai dengan keberhasilan program-program para senior kita terdahulu. Saya kira sudah saatnya kita manfaatkan momentum akhir tahun untuk mengevaluasi dan melihat kembali keberhasilan sesungguhnya atas hal-hal yang telah kita lakukan. Pada prinsipnya, ukuran keberhasilan hanya dua hal. Pertama, apakah aktivitas yang telah kita lakukan mampu membantu atau mengakselerasi mahasiswa dalam meningkatkan kompetensi di bidangnya serta mempersiapkan mereka dalam merencanakan hidupnya? Kedua, apakah akitvitas yang telah kita lakukan mampu menginspirasi mereka untuk berbuat baik, manjadikan mereka “care” terhadap permasalahan bangsa dan agamanya atau mampu meningkatkan ketakwaan mereka kepada Allah SWT? Mari evaluasi seluruh program kerja yang telah kita laksanakan. Mari kita lihat hal-hal yang telah kita lewati, agar tahun depan, kita mampu berinovasi, mampu mempersiapkan segalanya jauh lebih baik sehingga hasilnya pun terakselerasi dengan lebih baik. Kita juga berharap, semoga Allah SWT menghapus segala kesalahan yang pernah kita lakukan sebelumnya dan memberikan ridho-Nya atas segala aktivitas yang kita lakukan. SALAM AKSELERASI! Andrie Javs “Semakin besar pelajaran yang kau ambil dari masa lalu, semakin besar keuntungan yang akan kau dapatkan” http://mitimahasiswa.com | @miti_mahasiswa | [email protected] Edisi 8: Oktober 2011 img src = thesymbiont.blogspot.com 1 http://mitimahasiswa.com | @miti_mahasiswa | [email protected] madanma.wordpress.com Edisi 10: Desember 2011

Buletin Akselerasi Desember

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Buletin Akselerasi Desember

Citation preview

Page 1: Buletin Akselerasi Desember

Evaluasi dan Introspeksi, Berani Mengakui dan Mau Belajar

Waktu terus berlalu sehingga tidak terasa sekarang kita tiba di penghujung tahun 2011. Sudah banyak yang telah kita kerjakan tetapi tidak sedikit pula rasanya pekerjaan rumah yang belum kita tunaikan. Sering timbul pertanyaan dalam benak saya, benarkah kita telah berbuat sesuatu yang memiliki manfaat bagi peningkatan kompetensi dan ketakwaan mahasiswa? Apakah kerja keras kita dalam menjalankan program kerja memiliki efek besar dan sesuai dengan visi yang kita “setting” di awal tahun atau bahkan terjadi penurunan dalam hal-hal yang bersifat esensial?

Pertanyaan ini dapat kita jawab jika kita melakukan evaluasi serta instrospeksi terhadap perjalanan yang telah dilalui selama setahun ini. Evaluasi berarti memberanikan diri untuk menyatakan dengan sejujurnya apakah segala aktivitas yang kita laksanakan pantas mendapatkan predikat bagus, sama, atau lebih buruk dari tahun sebelumnya? Yang saya maksud introspeksi mengandung makna bahwa akankah kita mau mengambil pelajaran dari yang telah kita lakukan agar kedepannya jauh lebih baik dari sekarang.

Keberanian dalam mengevaluasi serta kemauan mengambil pelajaran dari aktivitas sebelumnya

inilah yang kita perlukan namun kenyataanya jarang dilakukan. Mengapa? Karena terkadang kita sudah merasa benar dan berbangga dengan segala pencapaian yang terlihat di permukaan atau mungkin terbuai dengan keberhasilan program-program para senior kita terdahulu.

Saya kira sudah saatnya kita manfaatkan momentum akhir tahun untuk mengevaluasi dan melihat kembali keberhasilan sesungguhnya atas hal-hal yang telah kita lakukan. Pada prinsipnya, ukuran keberhasilan hanya dua hal. Pertama, apakah aktivitas yang telah kita lakukan mampu membantu atau mengakselerasi mahasiswa dalam meningkatkan kompetensi di bidangnya serta mempersiapkan mereka dalam merencanakan hidupnya? Kedua, apakah akitvitas yang telah kita lakukan mampu menginspirasi mereka untuk berbuat baik, manjadikan mereka “care” terhadap permasalahan bangsa dan agamanya atau mampu meningkatkan ketakwaan mereka kepada Allah SWT?

Mari evaluasi seluruh program kerja yang telah kita laksanakan. Mari kita lihat hal-hal yang telah kita lewati, agar tahun depan, kita mampu berinovasi, mampu mempersiapkan segalanya jauh lebih baik sehingga hasilnya pun terakselerasi dengan lebih baik. Kita juga berharap, semoga Allah SWT menghapus segala kesalahan yang pernah kita lakukan sebelumnya dan memberikan ridho-Nya atas segala aktivitas yang kita lakukan.

SALAM AKSELERASI!Andrie Javs

“Semakin besar pelajaran yang kau ambil dari masa lalu, semakin besar keuntungan

yang akan kau dapatkan”

http://mitimahasiswa.com | @miti_mahasiswa | [email protected]

Edisi 8: Oktober 2011

img src = thesymbiont.blogspot.com

1

http://mitimahasiswa.com | @miti_mahasiswa | [email protected] madanma.wordpress.com

Edisi 10: Desember 2011

Page 2: Buletin Akselerasi Desember

Tri Darma Perguruan Tinggi; pendidikan-penelitian-pengabdian; merupakan hal yang harus dilaksanakan dan dijunjung oleh segenap warganya. Tidak hanya dosen, tetapi menjadi perhatian utama bagi mahasiswa, stakeholder utama perguruan tinggi. Karenanya, kosakata “riset” atau “penelitian” idealnya bukan hal yang sulit bagi mahasiswa, karena sudah menjadi suatu kewajiban.

Sadar akan pentingnya budaya keilmuan bagi mahasiswa, sekelompok mahasiswa berinisiatif mendirikan Lembaga Penelitian Mahasiswa (LPM). LPM kini mulai menjamur di berbagai kampus Indonesia pasca reformasi 1998. Walaupun sesungguhnya, lembaga yang juga disebut Kelompok Studi Universitas (KSU) ini di beberapa kampus telah lama berdiri, seperti KSM Eka Prasetya UI yang telah berdiri sejak tahun 1983.

LPM hadir membawa misi utama untuk memajukan kegiatan penelitian mahasiswa di kampus mereka masing-masing. Para anggotanya diberikan pembekalan dan pelatihan agar mampu melakukan riset dengan baik, membuat diri mereka peka terhadap permasalahan yang ada disekitarnya, dan memberikan solusi atas permasalahan tersebut dengan meneliti.

Seperti kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh UKM Penelitian di UGM, Gama Cendekia, yang menyelenggaran Research Camp untuk mengasah sense kepenelitian anggotanya, dan Sekolah Penelitian Mahasiswa untuk meningkatkan kapabilitas meneliti mereka. Tidak hanya peduli dengan anggotanya, lembaga penelitian mahasiswa pun juga menjadi tempat mengasah kepenelitian bagi mahasiswa lainnya dan menjadi pusat informasi kegiatan penelitian dalam rangka meningkatkan atmosfer kepenelitian di kampusnya. Seperti kegiatan yang diselenggarakan oleh UKM FORCES IPB, Pelatihan Pembuatan Proposal PKM (P4) yang diikuti oleh ribuan mahasiswa IPB dan Scientific Information

Selain membudayakan riset, penelitian mahasiswa juga melakukan community development, yakni mengimplementasikan hal-hal yang telah diteliti ke lingkungan sekitar sehingga memberi manfaat bagi masyarakat. Karya penelitian tidak semata-mata lapuk di makan rayap di perpustakaan, namun dapat diimplementasikan ke masyarakat sebagai wujud kontribusi lembaga. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh lembaga penelitian mahasiswa UNM, LPM Penalaran, yang melakukan riset tentang pengolahan buah markisa menjadi sirup, dodol, dan selai markisa. Penelitian ini dapat memberi nilai tambah produk dan memberikan pelatihan pengolahan di salah satu desa di Sulawesi Selatan yang notabene terdapat banyak buah markisa di sana.

Saat ini, sudah terdapat lebih dari 80 lembaga penelitian mahasiswa di tanah air di berbagai kampus di Indonesia. Hal ini menunjukkan telah cukup banyak pusat penelitian mahasiswa di tanah air yang bergerak meningkatkan budaya riset mahasiswa. Tidak sekedar riset biasa, tetapi riset yang kontributif dan aplikatif, sehingga bermanfaat bagi lingkungan sekitar sebagai wujud kontribusi kepada masyarakat.

Namun, jika kita melihat dari perspektif lain, masih begitu banyak problematika di negeri ini. Kalaulah sudah ada begitu banyak lembaga penelitian mahasiswa, idealnya tentu sudah tuntas segala problematika yang ada. Akan tetapi, jika kita perhatikan dengan seksama, Indonesia merupakan penghasil CPO terbaik di dunia, tetapi rakyatnya masih kesulitan membeli minyak goreng. Indonesia memiliki tanah yang subur makmur, tetapi kebutuhan kedelai, susu, daging masih impor. Indonesia negara yang kaya bijih besi, logam, dan mineral, tetapi kebutuhan kendaraan bermotor masih bergantung pada pihak luar.

KAJIAN UTAMA KAJIAN UTAMA

2

Lembaga Penelitian Mahasiswa, Tanya Kenapa?

Lembaga Penelitian Mahasiswa, Tanya Kenapa?

M. Zia AnggiawanAnggota Bidang Jaringan dan Kelembagaan MITI-M 2011

Page 3: Buletin Akselerasi Desember

Kemiskinan juga masih menjadi penyakit utama bangsa, pengangguran merajalela, dan ketidakadilan dimana-dimana. Jika demikian adanya, kemanakah para peneliti muda kita?

Pertanyaan besar yang harus kita jawab bersama adalah berhasilkah lembaga penelitian mahasiswa ini menyelesaikan persoalan bangsa? Jawabannya belum. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, tidak sekedar performa lembaga penelitian mahasiswa yang diupayakan sebaik mungkin, juga kontribusi yang dilakukan untuk memecahkan persoalan bangsa.

KAJIAN UTAMA KAJIAN UTAMA

3

Tentunya akan menjadi sesuatu yang percuma, jika masing-masing lembaga sibuk dengan diri mereka masing-masing dan hanya peka pada persoalan yang ada di depan pelupuk mata, tanpa ada integralitas satu sama lain. Sinergisitas, koordinasi, dan komunikasi yang baik antarlembaga dapat berdampak pada kontribusi yang masksimal. Sejatinya, lembaga penelitian mahasiswa hadir untuk berkontribusi.

Lembaga Penelitian Mahasiswa, Tanya Kenapa?

Bertempat di Gedung Mas Soerachman lantai 3 Universitas Jember, Temu Wilayah Mahasiswa Jabalnustra (Jawa Timur – Bali – Nusa Tenggara) di awali dengan acara Workshop Nasional “Pelatihan Kelembagaan UKM Penalaran dan Penelitian Mahasiswa”. Kegiatan ini berlangsung pada hari Jum’at – Ahad, tanggal 16-18 Desember 2011. Acara ini dapat terlaksana dengan sukses berkat kerjasama antara MITI Mahasiswa (Wilayah Jawa Timur) bekerja sama dengan UKM PELITA Universitas JEMBER dan ILP2MI (Ikatan Lembaga Penelitian dan Penalaran Mahasiswa Indonesia). Workshop ini bertujuan melatih mahasiswa untuk mengembangkan kelembagaan UKM penalaran dan penelitian di tingkat universitas dan fakultas agar UKM penelitian bisa memainkan perannya secara optimal sebagai lembaga pencetak insan berkualitas untuk mengisi pembangunan bangsa. Workshop ini diisi oleh 3 orang pemateri yaitu Drs. Desmelita (DIKTI), Andrie Javs (Presiden MITI mahasiswa) dan Fikri Amrullah (Jaringan dan Kemitraan MITI Mahasiswa).

Drs. Desmelita yang berasal dari Dirjen Dikti – Kemendiknas, menyampaikan tentang bagaimana cara meningkatkan kualitas UKM penelitian dan penalaran melalui fasilitas negara. Beliau menyampaikan bahwa kementrian pendidikan nasional melalui dirjen dikti berupaya untuk mendorong iklim penelitian di perguruan tinggi dengan menyediakan berbagai fasilitas yang dapat digunakan mahasiswa untuk penelitian seperti dana PKM (Pekan Kreativitas Mahasiswa) dan kompetisi-kompetisi ilmiah lainnya. Peran dari UKM penelitian dan penalaran dalam hal ini adalah membantu mensosialisasikan dan mendorong anggotanya untuk ikut aktif berkompetisi dan meneliti menggunakan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah tersebut.

Sesi kedua dari workshop ini diisi oleh Andrie Javs, S.E (Presiden MITI Mahasiswa) yang menyampaikan materi tentang Peningkatan dan Pengembangan Atmosfer serta Aplikasi Penelitian. Andrie Javs dalam sesi ini menyoroti tentang kurangnya daya kreativitas mahasiswa dalam melakukan penelitian ilmiah serta terkadang apa yang mereka teliti adalah hal yang tidak menjawab permasalahan masyarakat sekitar sehingga penelitian itu hanya menjadi pajangan di perpustakaan, padahal paradigma yang benar adalah penelitian itu harus berawal dari permasalahan yang terjadi di masyarakat sehingga hasil penelitian itu bisa menjadi solusi bagi permasalahan masyarakat.

Acara workshop ini ditutup oleh penyampaian materi dari Fikri Amrullah (Jaringan dan Kemitraan MITI Mahasiswa) tentang Mencetak Sumberdaya Manusia Yang Berkualitas Melalui UKM Penelitian dan Penalaran. Menurut beliau, SDM yang unggul dicetak melalui manajemen SDM dengan menitikberatkan pada kuantitas SDM yang mencukupi di setiap formasi, kapasitas SDM yang memadai (peningkatan kualitas) serta pemberdayaan dan apresiasi kerja dengan memanusiakan manusia.

Semoga temwil Jabalnustra bisa menjadi momentum agar kita semangat untuk senantiasa berakselerasi menjadi lebih inovatif dan kontributif. Ingat “Pemuda Pencipta Keajaiban!”, Indonesia madani bukan hanya mimpi.

-Panji-

Temu WilayahJabalnusra

LIPUTAN

Page 4: Buletin Akselerasi Desember

The Neuron AwardThe National Research Organization Award 2011

“…sudah selayaknya sebuah organisasi dimanage dengan baik. Mulai dari visi misi yang jelas, struktur organisasi yang mapan, sistem kaderisasi yang memadai, sampai kepada kebermanfaatan dari kegiatan-kegiatannya bagi mahasiswa. Tanpa dikelola dengan baik, sehebat apapun cita-cita organisasi tersebut, tidak akan memiliki efek berarti bagi terbentuknya mahasiswa yang inovatif dan kompeten”.(Andrie Javs, Presiden MITI Mahasiswa)

LIPUTAN

Perguruan tinggi memerlukan pendukung dalam mewujudkan aspek penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat agar berkembang sesuai dengan harapan. Untuk mendukung peranan perguruan tinggi tersebut maka dibutuhkan suatu organisasi kemahasiswaan yang bergerak menjalankan penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat. Salah satu organisasi yang tepat untuk melaksanakannya adalah Organisasi Mahasiswa bidang Penalaran dan Penelitian atau disebut juga Organisasi Riset Mahasiswa. The Neuron Award hadir untuk memberikan penghargaan dan apresiasi kepada organisasi riset mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang terbukti mampu mengelola lembaganya dengan baik, memiliki prestasi tinggi, dan berkontribusi banyak dalam mengatasi problematika di lingkungan masyarakat dan kampusnya melalui dunia penelitian. Harapannya dengan adanya pemberian penghargaan ini akan memacu para pengurus organisasi untuk menjadikan organisasinya sebagai organisasi yang benar-benar matang, profesional, prestatif, dan kontributif.

Setelah melewati beberapa tahapan seleksi dan assessment, yang terdiri dari self assessment, tinjauan ke sekretariat lembaga, serta interview kepada ketua lembaga, dan juga dengan mempertimbangkan aspek pengelolaan lembaga, sistem kaderisasi, budaya diskusi, pengelolaan jaringan, prestasi, riset dan publikasi, serta kontribusi yang diberikan lembaga terhadap kampus dan masyarakat di sekitarnya, maka terpilihlah 11 organisasi riset mahasiswa terbaik se Indonesia versi MITI-Mahasiswa yang selanjutnya

berkompetisi di babak final The Neuron Award yang berlangsung di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung pada hari Ahad, 27 November 2011. Berikut adalah 11 lembaga finalis The Neuron Award tersebut:

1. Pusat Pengembangan Ilmiah dan Penelitian MahasiswaUniversitas Negeri Padang (PPIPM UNP)2. Unit Kegiatan Mahasiswa Penelitian Universitas Negeri Semarang (UKMP UNNES)3. Lembaga Kajian Mahasiswa Universitas negeri Jakarta (LKM UNJ)4. Unit Kegiatan Ilmiah Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UKIM UNESA)5. UKM Gama Cendikia Universitas Gajah Mada (GC UGM)6. UKM Forum For Scientific Studies Institut Pertanian Bogor (FORCES IPB)7. Lembaga Penelitian dan Pengkajian Intelektual Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (LEPPIM UPI)8. UKM Excellent, Intellectual, and Smart Student Universitas Jambi (EXIST UNJA)9. UKM Lembaga Penelitian Mahasiswa Penalaran Universitas Negeri Makassar (LPM UNM)10. UKM Rekayasa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Universitas Negeri Semarang (RIPTEK UNNES)11. UKM Research & Business Universitas Diponegoro (RNB UNDIP)

Dinginnya Kota Bandung menjadi saksi perjuangan masing-masing perwakilan lembaga untuk meyakinkan juri, bahwa lembaga merekalah yang terbaik, sehingga layak mendapatkan penghargaan yang bergengsi ini. Masing-masing finalis memiliki waktu 25 menit untuk mempresentasikan lembaganya di depan juri dan audiens, yang terdiri dari 5 menit untuk pemutaran video profil lembaga, 10 menit presentasi, dan 10 menit terakhir merupakan tanya jawab dengan dewan juri. Pada kesempatan kali ini, dewan juri terdiri dari Dr. Edi Sukur dari Kemenristek, IBP Angga Antagia, SE (Ex Presidium Nasional FoSSEI), dan Aditya Rangga Yogatama, SE dari Departmen

4

Page 5: Buletin Akselerasi Desember

LIPUTAN

Jaringan dan Kemitraan MITI-Mahasiswa. Namun, karena harus menghadiri agenda lain, setelah istirahat siang, Dr Edi Sukur digantikan oleh Ibu Istiqomah, MT (Dosen UPI).

Perwakilan lembaga finalis tidak sekedar mempresentasikan lembaga mereka, tetapi juga harus sabar dalam menjawab pertanyaan serta menanggapi komentar, kritik, dan saran dewan juri, yang mana semuanya itu akan menjadi pertimbangan dewan juri dalam menentukan peraih penghargaan The Neuron Award ini. Ada 5 kategori award yang diperebutkan yaitu: Best Performance, Best Contributive, Best Research and Publication, Best of the Best, dan Best Favorite. Khusus Best Favorite, peraihnya ditentukan oleh jumlah voters lembaga tersebut yang difasilitasi di website MITI-Mahasiswa. Masing-masing peraih award akan meraih penghargaan berupa trophy dan sertifikat dari MITI-Mahasiswa, serta uang pembinaan sebesar Rp 1.500.000 untuk Best Favorite, Rp 3.000.000 untuk 3 kategori yang lain, dan khusus Best of the Best akan memperoleh uang pembinaan sebesar Rp 5.000.000.

Cukup sulit bagi dewan juri, untuk menentukan peraih masing-masing kategori yang diperebutkan. Perdebatan antar dewan juri pun sesuatu yang tidak bisa dielakkan, sampai akhirnya pada hari

Ahad, 27 November 2011 tepat pada pukul 17.30 WIB di Fakultas Pendidikan Teknik UPI, diputuskanlah para peraih The National Research Organization Award 2011 MITI-Mahasiswa, yang langsung disampaikan oleh perwakilan dewan juri IBP Angga Antagia, dengan hasil sebagai berikut:

- Best of the Best diraih oleh UKM Forum for Scientific Studies (FORCES) Institut Pertanian Bogor- Best Performance diraih oleh UKM Penelitian Universitas Negeri Semarang- Best Contributive diraih oleh LPM Penalaran Universitas Negeri Makassar- Best Research and Publication diraih oleh UKM Pengkajian dan Penelitian Gama Cendekia UGM

Sementara itu, khusus untuk Best Favorite sepenuhnya ditentukan dari voting lembaga yang masih berlangsung hingga 8 Desember 2012 nanti. Semua peraih award akan diundang pada acara Gebyar Inovasi Pemuda Indonesia (GIPI) 2 MITI pada bulan Januari 2012 nanti untuk menerima pemberian Penganugerahan The Neuron Award MITI-Mahasiswa secara resmi.

Selamat kepada para pemenang. Tiada kata henti untuk terus berprestasi dan berkontribusi. Salam Akselerasi!!!

Peserta The Neuron Award, dewan juri, dan panitia

5

Page 6: Buletin Akselerasi Desember

Ada banyak kabar Mitra MITI-M kali ini. Kabar pertama datang dari lembaga riset cluster satelit ITB. Di bulan November, perwakilan Tohoku University datang ke Indonesia selama 10 hari. Mereka melakukan agreement setting alat dan ground station. Kabar kedua datang dari RCDC-MITI Bandung sebagai penggagas pelaksanaan community development untuk daerah kota Bandung. Tim RCDC melakukan persiapan untuk TRC dan survei langsung ke Ciroyom. Kawan-kawan mitra di ITB juga melaksanakan road show ke himpunan-himpunan mahasiswa untuk mengetahui minat mahasiswa dalam mengikuti PKM (Program Kreativitas Mahasiswa).

Kabar ketiga datang dari Jawa Tengah. SIM (Studi Ilmiah Mahasiswa) UNS telah melaksanakan pelantikan pengurus SIM UNS pada tanggal 4 November 2011. Jumlah pengurus sebanyak 90 orang. Sementara di Universitas Negeri Semarang (Unnes), Departemen PTI Riptek telah menyelenggarakan Pelatihan Gemastik pada hari Sabtu, 12 November 2011. Workshop ini bertujuan sebagai alur kaderisasi UKM Riptek dan mencari bibit-bibit unggul di bidang PTI. Acara ini dihadiri oleh 42 peserta.

Selanjutnya, pada tanggal 19 November 2011, Unnes mengadakan Seminar Nasional Technopreneurship. Pembicara yang dihadirkan ialah Dr. Kaharudin Djenod (Direktur PT Terafulk, Perusahaan Pembuatan Kapal Indonesia) dan Dr Muhammad Nur, DEA (Dekan FMIPA Undip). Seminar ini berhasil menarik 145 peserta. Di bulan November, Unnes juga telah mengadakan diskusi ilmiah mengenai perkembangan teknologi sebanyak tiga kali. Pada hari Sabtu, 26 November 2011, UKM Penelitian Unnes mendapatkan kunjungan dari UKM Penelitian Universita Negeri Yogyakarta (UNY). Dari UKMP UNY hadir 60 mahasiswa dan satu dosen pendamping. Sedangkan dari UKMP Unnes hadir 15 orang dan satu perwakilan UKM Riptek.

KSEI Politeknik Negeri Semarang (Polines) mengadakan kajian intensif bertema “Selamat Tinggal Riba” pada 29 November 2011 bertempat di Masjid Darul Hikmah Polines dengan pembicara Nyata Nugraha,S.E, M.Si, Akt. (mantan Ketua MES Semarang). Kegiatan tersebut dihadiri oleh anggota KSEI serta mahasiswa Polines lainnya. Para peserta terlihat antusias dalam mengikuti acara tersebut . Hal ini terbukti dari minat peserta yang aktif bertanya saat sesi diskusi berlangsung.

Kabar terakhir hadir dari Sumatera. Universitas Negeri Padang (UNP) melalui Departemen Pengembangan Akademik dan Pustaka di Bawah LDF Forum Kajian dan Pengembangan Wawasan Islam mengadakan diskusi akademik dengan tema “Skripsiku, Wisudaku”. Acara yang diselenggarakan pada 16 November 2011 ini dihadiri oleh 30 peserta. UNP juga mengadakan kegiatan Taman Bacaan dalam rangka semarak Muharram FKPWI pada 22 November-2 Desember 2011 di pelataran Mushala Amanah FBS. Acara ini dilengkapi agenda Wakaf Buku dengan tema “Satu Buku untuk Perubahan”.

Departemen P&K (Penalaran dan Keilmuan) HMJ Fisika mengadakan kampanye Islamisasi Sains dengan aksi penempelan tulisan dan pamflet di Mading Kampus. Departemen P&K HMJ Kimia mengadakan diskusi akademis dengan tujuan menjadikan mahasiswa Kimia paham perlu adanya kepakaran di bidang ilmu pengetahuan dan mengampanyekan bahwa sains dan Islam tak dapat dipisahkan.

Demikian kabar dari mitra MITI-M di bulan November. Semoga bisa menginspirasi mahasiswa Indonesia untuk terus berkontribusi mencerdaskan bangsa.

-Hida-

Kabar MitraMITI-Mahasiswa