4
Hidup Tak Sekedar Hidup Penulis: Afini Faza Mahasiswa FKUI 2011 Penasihat: Dr. dr. Ratna Sitompul, SpM(K) Penanggung Jawab: Hafiz Yusaryahya Tim Buletin: Sheila Rizky Melati, Gunawan Adhiguna, Tamara Ey Firsty, El Alsha Andini, Afini Faza Diterbitkan oleh: Departemen Media Sosial FSI BEM IKM FKUI 2015 ARTIKEL UTAMA B anyak manusia yang berusaha keras mengejar mimpi mendapatkan harta melimpah, bangunan megah, dan kendaraan mewah. Dunia dijadikan sebagai tujuan utama. Seringkali mereka merasa lelah. Padahal yang dikejar itu adalah hal yang fana. Di sisi lain, kematian adalah hal yang pasti terjadi dan akhirat adalah tempat kembali yang kekal. Ibarat tidak mampu melihat gajah di pelupuk mata, banyak di antara kita yang masih belum mengetahui bahkan berpura-pura lupa untuk apa kita diciptakan.

Buletin An-Naba FSI FKUI Desember 2015

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Buletin An-Naba FSI FKUI Desember 2015

Hidup Tak Sekedar

HidupPenulis: Afini Faza

Mahasiswa FKUI 2011

Penasihat: Dr. dr. Ratna Sitompul, SpM(K)Penanggung Jawab: Hafiz YusaryahyaTim Buletin: Sheila Rizky Melati, Gunawan Adhiguna, Tamara Ey Firsty, El Alsha Andini, Afini Faza

Diterbitkan oleh: Departemen Media Sosial FSI BEM IKM FKUI 2015

ARTIK

EL UT

AMA

Banyak manusia yang berusaha keras mengejar mimpi mendapatkan harta melimpah,

bangunan megah, dan kendaraan mewah. Dunia dijadikan sebagai tujuan utama. Seringkali mereka merasa lelah. Padahal yang dikejar itu adalah hal yang fana. Di sisi lain, kematian adalah hal yang pasti terjadi dan akhirat adalah tempat kembali yang kekal. Ibarat tidak mampu melihat gajah di pelupuk mata, banyak di antara kita yang masih belum mengetahui bahkan berpura-pura lupa untuk apa kita diciptakan.

Page 2: Buletin An-Naba FSI FKUI Desember 2015

Bagaimana cara Anda memaknai hidup?

"Hidup itu layaknya sebuah pendidikan,

tempat belajar memantaskan diri &

belajar lebih baik. Jika sukses dalam prosesnya,

maka surgalah jadi piagamnya."

Rizky Eka Putra Yuriza - FKUI 2011, Ketua Bursa Kedokteran

BEM IKM FKUI 2014

Untuk apa kita hidup di dunia?Tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah hanya kepada Allah. Hal ini telah Allah sebutkan dalam firman-Nya:

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku (saja)” (QS.Adz-Dzaariyaat: 56).

Manusia diciptakan bukan hanya untuk makan, minum, bekerja dan memperoleh keturunan. Inilah yang membedakan manusia dengan hewan. Kita diciptakan untuk beribadah dengan menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya disertai cinta dan pengagungan kepada Allah. Kemudian, ketika tiba waktunya, kita akan kembali kepada Allah dan mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan di dunia.

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mu’minun: 115).

Ketika Allah memerintahkan kita beribadah kepada-Nya bukan berarti Allah membutuhkan ibadah kita. Allah adalah Dzat Maha Agung, Maha Kaya. Ibadah kita tidak akan menambah keagunganNya. Keagungan Allah juga tidak akan berkurang hanya karena kita tidak menyembahNya. Justru sebaliknya, kitalah yang membutuhkan Allah karena ketergantungan kita kepada Allah. Ibadah dan segala amal shalih yang kita lakukan sebenarnya adalah untuk keuntungan kita sendiri di dunia maupun di akhirat. Siapa yang menolak beribadah kepada Allah, dialah orang yang sombong. Dan barangsiapa yang ikhlas beribadah kepada-Nya sesuai dengan syari’at-Nya, dialah orang yang bertauhid.

Mengutamakan akhirat bukan berarti meninggalkan kepentingan dunia seluruhnya. Bukan berarti pula kita diperintahkan untuk menjadi orang miskin, malas bekerja, atau berpenampilan kumuh. Bahkan Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan. Begitu pula Rasulullah SAW dan para sahabat, mereka adalah contoh manusia terbaik yang sukses

Page 3: Buletin An-Naba FSI FKUI Desember 2015

"Sederhana, intinya adalah terus bersyukur. Saya senantiasa

berusaha untuk berbagi, karena melihat orang lain bahagia adalah kesempatan bagi saya

untuk bisa memaknai hidup."

Fadhli Waznan - FKUI 2013, Ketua BEM IKM FKUI 2016

Terpilih

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku (saja)”

(QS. Adz-Dzaariyaat: 56)

“”

Hidup tiap manusia adalah amanah dari Allah SWT.

Amanah besar untuk beribadah kepadanya dan bermanfaat bagi sesama manusia. Tak ada manfaat

yang kecil, tak ada makna yang tidak berkesan, selagi

diniatkan ikhlas untuk ridha Allah, maka semuanya terasa ringan, insya Allah.

Tiara Kemala Sari -FKUI 2010, Ketua Media Aesculapius

2014

dalam ibadah, memimpin keluarga, memimpin negara, dan sukses dalam pekerjaannya sebagaimana Abu Bakr dan Utsman radhiyallahu ‘anhu.

Menjadi orang sukses, kaya dan terhormat bukanlah hal yang terlarang dalam Islam. Yang dilarang adalah menjadikan hal duniawi sebagai fokus hidup dan tidak memanfaatkannya untuk ibadah serta kepentingan akhirat. Ibadah pun sebenarnya bukan sebatas sholat, puasa, zakat, dan sebagainya. Muslim yang cerdas seharusnya dapat menjadikan segala aktivitasnya di dunia sebagai ladang pahala, bukan sekadar rutinitas. Seperti contoh yang disampaikan oleh Rasulullah SAW berikut:

“Sesungguhnya tidaklah engkau

membelanjakan suatu harta demi mendapatkan keridhaan Allâh, melainkan engkau mendapat pahala darinya. Sampai pun sesuap makanan yang engkau berikan kepada istrimu.” [Muttafaqun ‘alaih]

Namun yang perlu diingat adalah semakin murni niat seorang hamba melakukan sesuatu karena Allah, maka semakin tinggi pula pahala yang diraih. Ia hanya menjadikan dunia dalam genggaman tangannya dan tidak menyimpannya dalam hati karena hatinya telah dipenuhi oleh kecintaan kepada Allah. Inilah hamba yang mengetahui hakikat penciptaannya di dunia sehingga kehidupannya di dunia tak sekedar kehidupan untuk memenuhi hawa nafsu tetapi untuk mendapatkan bekal di akhirat.

Page 4: Buletin An-Naba FSI FKUI Desember 2015

Menjadi yang Terbaik,

Saya, kamu, dan setiap orang di sekitar kita tentu ingin sekali menjadi yang terbaik, iya bukan? Harapan kita adalah menjadi yang terbaik untuk orang tua kita dan sebagainya. Eits, sebagai seorang muslim nih, hidup untuk menjadi yang terbaik tidak semata-mata dilihat dari parameter manusia, tapi ridha Allah SWT. Yang seperti apakah orang yang terbaik itu?

Yang mempelajari Al-Qur’an dan yang mengajarkannya

Yang tidak ingkar dalam membayar hutang

Yang memberikan makanan

Yang paling baik akhlaqnya dan menuntut ilmu

Yang paling diharapkan kebaikannya sedangkan paling terjaga keburukannya

Yang paling bermanfaat bagi manusia

Sudah sejauh mana kita menjadi yang terbaik? Ayo semangat menjadi sebaik-baiknya manusia! El Alsha

Sebaik-baiknya Manusia