29
1 Geodinamika Edisi Maret 2015 MAJALAH

Buletin Geodinamika Maret 2015

Embed Size (px)

DESCRIPTION

buletin stasiun geofisika sanglah

Citation preview

  • 1Geodinamika Edisi Maret 2015

    MAJALAH

  • 2Geodinamika Edisi Maret 2015

    VOLUME 4 - NOMOR 3 - MARET 2015

    PelindungHendra Suwarta S, S.Kom

    PenasehatSri Winarti, SP

    Penanggung JawabI Made Artana

    Pemimpin RedaksiI Gusti Ngurah Anik Aryanto

    Wakil Pemimpin RedaksiI Made Astika, SP

    Sekretaris RedaksiNi Luh Desi Purnami, SST

    FROM THE EDITOR Majalah Geodinamika merupakan salah satu bentuk pela- yanan informasi kepada masyarakat Provinsi Bali pada umumnya dan kota Denpasar khususnya mengenai kondisi dinamika geofisika, meteo-rologi, klimatologi dan kualitas udara.

    Buletin ini berisi tentang pengetahuan dan ulasan gempabu-mi, percepatan tanah, kelistrikan udara Pulau Bali, dinamika klima-tologi Kota Denpasar, almanak tanda waktu kota Denpasar dan pra-kiraan musim hujan provinsi Bali. Hasilnya disampaikan dalam bentuk informasi, tabulasi, diagram, peta dan data yang sifatnya saling me-lengkapi.

    Harapan kami, sajian majalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Sadar bahwa majalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun tampilan, maka kami berharap kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak untuk kualitas yang lebih baik ke depan, terimakasih.

    Denpasar, MARET 2015

    KEPALA STASIUN ,

    HENDRA SUWARTA S. S.Kom NIP. 196508311990031001

    Kejadian Gempabumi Wilayah Bali Bulan Februari 2015

    Earthquake

    3. 5. Analisa Shake Map

    8. Kejadian Petir di Pulau Bali Kelistrikan Udara

    11. Analisa Citra SatelitCitra Satelit

    14. Dinamika Iklim Kota Denpasar

    Dinamika Iklim

    17. Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Provinsi Bali

    Prakiraan

    19. Posisi dan Fase BulanMInimoon, bulan purnama terkecil tahun 2015

    Almanak

    24. 25. 27. 28.29.

    Anggota RedaksiI Ketut SudiartaI Gede Made ArtajayaI Wayan Suka Asnawa, SPSodikinI Made Kris Adi Astra, S.SiDwi Karyadi Priyanto, A.MdMelki Adi Kurniawan, A.MdI Putu Dedy Pratama, SST

    DesignI Made Kris Adi Astra, S.SiMelki Adi Kurniawan, A.MdNi Luh Desi Purnami, SST Distribusi dan PercetakanIka Sulfiana Putri, AP

    Diterbitkan Oleh :Stasiun Geofisika Sanglah DenpasarJalan Pulau Tarakan no 1 Sanglah - DenpasarTelp : 0361 226157 ; Fax : 0361 226690Website: www.geofisika-dnp.netEmail : [email protected] : BMKGDenpasarTwitter : @bmkg_Denpasar

    T I M R E D A K S I

    DAFTAR ISI

    Mengenal MMILampiran

    21.

    Produk dan Layanan

    Cara Menghindari Resiko Tersambar Petir

    Daftar Istilah

    Cara Mengurangi Resiko Akibat gempabumi

    Tentang MeteorologiGeosains

  • 3Geodinamika Edisi Maret 2015

    K EJADIA N G EM PA BUM I W IL AYAH BA L I BUL A N

    FEBR UA RI 20 15

    Earthquake

    Sepanjang bulan Februari 2015 Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar mencatat 14 kali kejadian gempabumi. Gempabumi tersebut didominasi oleh gempabumi yang berpusat di Sumbawa, Bima dan Flores. Sementara itu lima kejadian gempabumi ber-pusat di Bali meliputi sebelah barat daya Jembrana, Barat daya Denpasar, sebelah selatan pulau Bali, dan Karangasem. Dua kejadian gempabumi berpusat di laut sebelah selatan pulau Bali yang terindikasi akibat dari pergerakan lempeng tektonik Indo-Australia me-nyusup di bawah lempeng tektonik Eurasia.

    Gempabumi pertama tercatat pada tanggal 4 Februari 2015 pukul 12:56:48 UTC. Berpusat pada koordinat 6,51 LS dan 112,99 BT yaitu di utara Pulau Jawa. Gempabumi ini berada pada kedalaman yang dalam yaitu 614,9 kilometer dengan kekuatan magnitudo 5,3. Dari posisinya, gempabumi ini adalah hasil interaksi subduksi IndoAustralia -Eurasia yang menunjam dalam hingga dibawah laut Jawa.

    Pada hari yang sama terjadi pula dua kali gempabumi di wilayah Sumbawa, NTB. Gempabumi berkekuatan magnitudo 4,8 terjadi pada pukul 19:32:52. Pusat gempabumi berada pada koordinat 9,61 LS dan 116,9

    BT dengan kedalaman 151,8 kilometer. Kemudian pada pukul 19:35:30 gempabumi berkekuatan magnitudo 5,0 terjadi. Berpusat pada koordinat 9,43 LS dan 117,04 BT dengan kedalaman 157,4 kilometer.

    Dua hari berturut-turut pada tanggal 5 dan 6 Februari 2015 kembali terjadi gempabumi di kawasan NTB. Gempabumi pada tanggal 5 Februari 2015 terjadi di Bima dengan kekuatan magnitudo 4,5. Berpusat pada koordinat 8,09 LS dan 117,31 BT dengan kedalam-an 302,3 kilometer. Sehari kemudian gempabumi berkekuatan magnitudo 5,2 terjadi di Dompu. Ber-pusat pada koordinat 8,89 LS dan 118,31 BT dengan kedalaman 157,7 kilometer.

    Aktivitas seismik di kawasan Bali mulai terlihat pada tanggal 12 Februari 2015. Gempabumi berkekua-tan magnitudo 3,6 terjadi pada pukul 13:38:50 UTC. Berpusat pada koordinat 8,62 LS dan 114,86 BT yaitu di Barat Daya Jembrana dengan kedalaman 128 kilometer. 15 Februari 2015 tercatat gemabumi yang berpusat pada koordinat 8,33 LS dan 115,45 BT pada kedalaman 126,9 kilometer yaitu di Karangasem. Gempabumi ini berkekuatan magnitudo 3,8.

    Gambar 1. Peta sebaran kejadian Gempabumi tercatat selama Bulan Februari 2015

  • 4Geodinamika Edisi Maret 2015

    Dua kali gempabumi yang berpusat di selatan Bali dirasakan getarannya hingga Denpasar dengan skala II MMI. Gempabumi tersebut adalah yang terjadi pada tanggal 19 Februari 2015 pukul 17:21:29 UTC berkekuatan magntudo 4,9 dan gempabumi yang ter-jadi pada tanggal 21 Februari 2015 pukul 12:21:06 UTC berkekuatan magnitudo 4,7.

    Tanggal 22 Februari 2015 pukul 16:57:46 UTC tercatat gempabumi yang berpusat di Barat Daya Sumbawa , NTB. Berkekuatan magnitudo 4,9 dan berpusat pada kedalaman 54,9 kilometer. Pada tanggal 25 Februari 2015 terjadi gempabumi yang berpusat di Barat Daya Badung, Bali. Memiliki kekuatan magnitudo 2,6 ber-pusat pada kedalaman 10 kilometer. Getarannya dira-sakan penduduk dengan intensitas II-III MMI.

    Gempabumi dengan kekuatan besar terjadi pada tang-gal 27 Februari 2015 pukul 13:45:57 UTC dengan kekua-tan magnitudo 7,0. Berpusat pada koordinat 7,63 LS dan 122,47 BT yaitu di Barat Laut Flores, NTT. Spektrum getaran gempabumi ini dirasakan luas

    hingga Bali, ratusan kilometer jauhnya. Hal ini disebab-kan oleh kedalaman pusat gempabumi yang mencapai 544 kilometer. Perpaduan magnitudo yang kuat dan kedalaman yang dalam menjadikannya terasa hingga wilayah yang jauh. Gempabumi dalam di kawasan ini adalah hasil dari subduksi lempeng Indo-Australia-Eur-asia. Mekanisme gempabuminya adalah sesar normal. Diduga pada kedalaman dalam ini, gaya tarikan slab memegang peranan penting dalam mekanisme pensesaran gempabumi sehingga mekanis-menya adalah sesar turun.

    Terakhir tercatat gempabumi pada tanggal 28 Februari 2015. Berpusat pada koordinat 9,05 LS dan 118,91 BT yaitu di Tenggara Bima, NTT. Berkekuatan magnitudo 5,6 pada kedalaman 114 kilometer.

    (red Kris)

    Catatan : Waktu yang digunakan dalam UTC (Universal Time Coordinated). Zona waktu WITA adalah UTC+8 jam.

    Tabel 1. Rekapitulasi kejadian Gempabumi tercatat selama Bulan Februari 2015

  • 5Geodinamika Edisi Maret 2015

    ANALISA SHAKE MAP KEJADIAN GEMPABUMI

    Earthquake

    Shake Map adalah suatu sistem software analisis yang berguna untuk memprakirakan daerah-daerah mana saja yang merasakan gempa dalam satuan tingkat intensitas MMI (Modified Merchali Intensity) dalam bentuk peta. Hasil analisa shake map terhadap 3 kejadian gempa yang dirasakan pada bulan Februari 2015 adalah sebagai berikut :

    (red Dwi)

    Parameter Gempabumi Tanggal : 12/02/2015

    Origin Time : 21:38:46 WITA

    Magnitudo : 3.3 SR

    Kedalaman : 142 Km

    Lokasi : 8.45 LS 114.72 BT

    Keterangan : 14 Km Barat Daya Jembrana Bali

    Nilai PGA : 0,392 gal

    Intensitas : I MMI di Denpasar

    (Metrozet TSA-100 S)

    (Modified Mercalli Intensity)

    (Korelasi PGA MMI (WALD,1999))

    Parameter Gempabumi Tanggal : 15/02/2015

    Origin Time : 16:55:25 WITA

    Magnitudo : 3.4 SR

    Kedalaman : 142 Km

    Lokasi : 8.40 LS 115.63 BT

    Keterangan : 10 km tenggara Karangasem - Bali

    Nilai PGA : 0,810 gal

    Intensitas : I MMI di Denpasar

    (Metrozet TSA-100 S)

    (Modified Mercalli Intensity)

    (Korelasi PGA MMI (WALD,1999))

  • 6Geodinamika Edisi Maret 2015

    Parameter Gempabumi Tanggal : 20/02/2015

    Origin Time : 01:21:36 WITA

    Magnitudo : 4.0 SR

    Kedalaman : 53 Km

    Lokasi : 9.07 LS 114.98 BT

    Keterangan : 60 km Barat Daya Badung - Bali

    Nilai PGA : 2.473 gal

    Intensitas : II MMI di Denpasar

    (Metrozet TSA-100 S)

    (Modified Mercalli Intensity)

    (Korelasi PGA MMI (WALD,1999))

    Parameter Gempabumi Tanggal : 21/02/2015

    Origin Time : 20:21:02 WITA

    Magnitudo : 4.0 SR

    Kedalaman : 76 Km

    Lokasi : 9.09 LS 115.30 BT

    Keterangan : 47 km Barat Daya Klungkung -

    BALI

    Nilai PGA : 2.839 gal

    Intensitas : II MMI di Denpasar

    (Metrozet TSA-100 S)

    (Modified Mercalli Intensity)

    (Korelasi PGA MMI (WALD,1999))

    Parameter Gempabumi Tanggal : 25/02/2015

    Origin Time : 13:05:38 WITA

    Magnitudo : 2.6 SR

    Kedalaman : 10 Km

    Lokasi : 8.80 LS 114.13 BT

    Keterangan : 27 km Barat Daya Badung - BALI

    Nilai PGA : 2.799 gal

    Intensitas : II MMI di Denpasar

    (Metrozet TSA-100 S)

    (Modified Mercalli Intensity)

    (Korelasi PGA MMI (WALD,1999))

    Earthquake

  • 7Geodinamika Edisi Maret 2015

    Earthquake

    Gambar 2. Analisa Shakemap kejadian gempabumi yang tercatat di Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar bulan Februari 2015

    Parameter Gempabumi Tanggal : 27/02/2015

    Origin Time : 21:45:03 WITA

    Magnitudo : 7.1 SR

    Kedalaman : 572 Km

    Lokasi : 7.55 LS 122.60 BT

    Keterangan : 104 km Barat Laut Flores Timur -

    NTT

    Nilai PGA : 13.070 gal

    Intensitas : III-IV MMI di Denpasar

    (Metrozet TSA-100 S)

    (Modified Mercalli Intensity)

    (Korelasi PGA MMI (WALD,1999))

  • 8Geodinamika Edisi Maret 2015

    Listrik Udara

    Indonesia terletak pada daerah tropis dengan tingkat resiko kerusakan yang cukup tinggi dibandingkan dengan subtropis karena jum-lah sambaran petir di daerah tropis jauh lebih banyak dan lebih rapat . Semakin hari sema-kin besar jumlah kerusakan yang ditimbulkan, karena semakin banyak pemakaian komponen elektronik oleh masyarakat luas dan industri.

    KEJADIAN PETIR DI PULAU BALI BULAN FEBRUARI 2015

    Gambar 3. Peta kerapatan petir di Bulan Februari 2015 (kanan)

    Proses sambaran petir dapat berdampak secara langsung kepada benda atau tidak langsung yaitu melalui radiasi, konduksi atau induksi gelombang elektromagnetik.

    Bali adalah daerah pariwisata unggulan di indo-nesia, dengan menyuguhkan berbagai daya tarik mulai dari pantai sampai daerah pegunungan yang indah dan unik. Dengan perkembangan pari-wisata di pulau bali tentu keamanan dan kenya-manan wisatawan adalah yang paling utama. ter-kait dengan keamanan dan kenyamanan adalah perlunya mengetahui adanya potensi bencana di daerah bali, bencana adalah peristiwa atau rang-kaian peristiwa yang mengancam dan menggang-gu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau fak-

    TINGGI

    SEDANG

    RENDAH

    Petir merupakan salah satu fenomena alam yang berbahaya ketika musim hujan datang, semakin banyaknya masayarakat yang menggunakan per-alatan logam maupun peralatan komu-nikasi yang menggunakan gelombang elektromagnet akan menambah potensi sambaran yang membahayakan.

  • 9Geodinamika Edisi Maret 2015

    Listrik Udara

    Gambar 4. citra satelit mendeteksi awan comulonimbus dengan indikasi warna jingga (kiri atas) pada 20 Februari 2015 bersesuaian

    dengan sebaran petir yang dideteksi oleh sensor di Stasiun Geofisika Sanglah

    tor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Dengan berbagai pemetaan daerah rawan bencana diharapkan pelaku pari-wisata dan masyarakat mengetahui dan dapat mengantisipasi adanya sumber potensi ben-cana. Salah satu bencana adalah sambaran petir, banyak masyarakat yang belum mengetahui potensi bencana petir dan cara mengantisipasi sehingga tidak sedikit yang menjadi korban sambaran. Seperti diberitakan dalam media tribun-bali.com yang diakses tanggal 1 Maret 2015, sambaran petir mengakibatkan tewasnya seorang warga Gilimanuk saat sedang mencari kepiting di pantai bersama dengan kedua orang anaknya pada tanggal 28 Februari 2015.

    Berdasarkan pemetaan sambaran petir bulan Februari 2015 daerah yang mempunyai kerapa-tan petir tinggi berada di kabupaten tabanan dan jembrana serta singaraja.

    Pada bulan Februari matahari berada di sekitar belahan bumi selatan, sehingga wilayah Indo-nesia bagian selatan dari katulistiwa memiliki waktu siang yang lebih banyak dengan suhu udara yang cukup tinggi, sehingga proses pen-

    gangkatan uap air berjalan lebih cepat ditambah dengan tekanan udara yang rendah se-hingga arus pergerakan angin menuju ke arah selatan katulis-tiwa dimana membawa kumpu-lan awan-awan konvektif.

    Pada bulan Februari 2015 daerah Bali pada umumnya telah memasuki puncak musim penghujan. Terdapat peluang peningkatan pertumbuhan awan-awan konvektif disertai peningkatan jumlah curah hu-jan dengan tingkat intensitas hujan sedang - lebat yang men-gakibatkan potensi terjadinya sambaran petir sangat tinggi.

    Hasil dari grafik jumlah samba-ran petir harian dan pemetaan kejadian petir bulan Februari 2015 tersebut memberikan gambaran tentang kondisi cuaca dan petir yang sangat signifikan di daerah sekitar Bali. Khususnya daerah Jem-brana, Tabanan, Badung Utara dan Badung Selatan, Denpasar, Gianyar hingga Karangasem. Karena intensitas sambaran petir yang cukup tinggi pada Bulan Februari 2015, Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar

    Proses sambaran petir dapat berdam-pak secara langsung kepada benda atau tidak langsung yaitu melalui radiasi, kon-duksi atau induksi gelombang elektro-

    magnetik.

  • 10Geodinamika Edisi Maret 2015

    Listrik Udara

    Gambar 5. Jumlah Flash dan Nerby Bulan Februari 2015

    Berdasarkan grafik jumlah petir terhadap waktu dibawah menunjukan bahwa terdapat fluktuasi jumlah kejadian petir terhadap waktu di daerah bali dan sekitarnya. Pola yang dihasilkan oleh grafik tersebut berkaitan dengan efek lokal yang mempengaruhi pertumbuhan awan konvektif di daerah Bali. Peningkatan frekuensi sambaran pe-tir pada siang hari pukul 13.00-15.00 waktu lo-kal, dipengaruhi oleh pengangkatan massa udara akibat dari pengaruh orografi dimana pada siang hari dengan puncaknya pukul 12.00 terjadi an-gin lembah yang bertiup dari lereng ke gunung atau bukit. Perlu waktu bagi uap air untuk mem-bentuk awan Cumulonimbus (Cb). Pada wilayah perairan disebabkan adanya pengaruh panasnya permukaan daerah perairan yang memicu pen-ingkatan uap air dan pergerakan massa udara ke atas sehingga terbentuk awan konvektif.

    Pada dini hari pukul 01.00-02.00 waktu lokal, aktivitas petir meningkat karena desakan massa udara dingin dari angin darat yang bertemu den-gan massa udara hangat di lautan pada malam hari menimbulkan naiknya massa udara hangat yang mengandung uap air. Pengangkatan ini menimbulkan pembentukan awan cumulonim-bus meningkat pada malam hari, dimana tahap matang dan proses terjadinya petir terjadi pada dini hari. Pada pagi menjelang siang hari pukul 09.0012.00 waktu lokal, aktifitas petir cender-ung rendah baik di darat maupun di laut. Hal ini di karenakan proses pembentukan awan konve-ktif harus melalui proses konveksi yang memer-lukan pemanasan dan suplai uap air, sedangkan pada pagi hari pemanasan belum cukup untuk proses pembentukan awan konvektif.

    telah memberikan informasi kepada masyarakat berupa peringatan peningkatan aktifitas petir se-banyak 9 kali.Intensitas sambaran petir tertinggi pada Bulan Februari 2015 terjadi pada tanggal 20 Februari 2015.

    Dari hasil analisa Lightning Detector yang ter-pasang di Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar terlihat bahwa pada tanggal 20 Februari 2015 pukul 11:00 13:00 WITA terdapat aktivitas pe-tir yang tinggi. Dan dari citra satelis MTSAT IR EH pada tanggal 20 Februari 2015 pukul 11:00 WITA menunjukkan bahwa awan-awan konvektif memenuhi langit Bali dan sekitarnya. Curah hu-jan yang terukur pada tanggal tersebut juga ter-

    ANALISA TEMPORAL

  • 11Geodinamika Edisi Maret 2015

    Citra Satelit

    ANALISA CITRA SATELIT BULAN FEBRUARI 2015

    A. Cloud Classification (Kla-sifikasi Jenis Awan)

    Citra Satelit Noaa Tanggal 20 Februari jam 18:26 UTC dan 21:35 UTC. Cloud Classification atau pencitraan klasifikasi jenis awan menampilkan perubahan jenis awan dari be-berapa jam pengamatan.

    Dari data di atas terlihat pertumbuhan awan rendah dan awan konvektif semakin dominan. Berpotensi menurunk-an hujan dengan disertai petir. Kondisi awan awan konve-ktif terbanyak, terbentuk pada jam 21:35 UTC yang menu-tupi seluruh daerah Jawa Timur, Bali hingga wilayah NTB, serta samudera Hindia yang berada disebelah selatan Pu-lau Bali dan Jawa.

    Berdasarkan data dari Stasiun Geofisika San-glah Denpasar. Tercatat kejadian hujan, kejadian petir terbanyak dan sambaran petir terdekat dengan radius 25 Km dari sensor (Nearby Flashes) terbanyak di dae-rah Bali dan sekitarnya pada bulan Februari 2015 yaitu pada tanggal 20 Februari 2015 diantara jam 11:00 13:00 WITA. Hasil citra petir dan citra satelit NOAA memiliki kesesuaian. Dalam analisis citra satelit NOAA di dapat bahwa jenis awan, suhu permukaan air laut dan data citra satelit NOAA yang lain juga memiliki ke-sesuaian dengan kondisi petir yang digambarkan pada citra petir.

    Berikut merupakan hasil Pengamatan Citra Satelit Menggunakan Ground Satelite Receiver (GSR) NOAA yang dipasang di Stasiun Geofisika Sanglah Den-pasar. Menampilkan citra klasifikasi jenis awan, suhu permukaan awan, perbedaan tinggi awan, suhu per-mukaan laut, dan suhu permukaan daratan.

  • 12Geodinamika Edisi Maret 2015

    B.Cloud Surface Tem-perature (Suhu Permukaan Awan)

    Citra Satelit Noaa Tanggal 20 Februari jam 18:26 UTC dan 21:35 UTC. Cloud Surface Temperatur atau pencitraan suhu permukaan awan menampilkan perbedaan warna dari hitam ke putih yang menandakan bahwa suhu per-mukaan awan dari yang paling rendah menuju ke paling tinggi. Semakin hitam citra awan berarti semakin dingin dan merupakan puncak dari awan atau merupakan jenis awan tinggi. Dan semakin putih citra awan berarti sema-kin panas dan merupakan dasar awan atau merupakan jenis dari awan rendah.

    Dari beberapa hasil pengamatan terlihat perubahannya menjadi positif atau terlihat semakin bertambah meng-hasilkan awan konfektif yang bersuhu rendah hingga di bawah -70C dan berindikasi dengan jenis awan Cumu-lonimbus yang berpotensi menurunkan hujan disertai petir. Kondisi awan konvektif terbanyak, terbentuk pada jam 21:35 UTC yang menutupi Jawa Timur, Bali dan wilayah NTB keseluruhan serta samudera Hindia yang berada di sebelah selatan Pulau Bali dan Jawa.

    C. Cloud Top Height (Perbedaan Tinggi Awan)

    Citra Satelit Noaa Tanggal 20 Februari jam 18:26 UTC dan 21:35 UTC. Cloud Top Height atau pencitraan perbedaan tinggi awan menampilkan perbedaan warna dari hitam ke putih yang menunjukan bahwa tinggi awan dari yang paling rendah menuju ke paling tinggi. Semakin hitam citra awan berarti menandakan tingkatan awan-awan rendah. Dan semakin putih citra awan berarti menan-dakan tingkatan awan- awan tinggi. Tingkat ketinggian awan yang dapat ditampilkan bisa mencapai ketinggian 20 Km dari permukaan.

    Dari beberapa hasil pengamatan terdapat perubahan-nya menjadi positif atau terlihat semakin bertambah menghasilkan awan konfektif yang berpuncak tinggi dan berindikasi dengan jenis awan Cumulonimbus yang ber-potensi menurunkan hujan disertai petir. Kondisi awan konvektif terbanyak, terbentuk pada jam 21:35 UTC yang menutupi Jawa Timur, Bali dan wilayah NTB keseluruhan serta samudera Hindia yang berada di sebelah selatan Pulau Bali dan Jawa

    Citra Satelit

  • 13Geodinamika Edisi Maret 2015

    Citra Satelit

    D. Sea Surface Temperature (Suhu Permukaan Laut)

    Citra Satelit Noaa Tanggal 20 Februari jam 18:26 UTC dan 21:35 UTC. Sea Surface Temperatur atau pencitraan suhu permukaan laut menampilkan perbedaan warna yang menandakan perubahan dari suhu rendah ke suhu yang lebih tinggi dengan indeks warnanya dari biru tua biru biru muda orange merah merah muda. Warna merah muda pada citra berarti memiliki suhu permukaan laut yang panas dan sangat berpengaruh terhadap akti-vitas pembentukan awan melalui proses penguapannya yang tinggi. Sedangkan warna biru tua pada citra berarti memiliki tingkatan suhu permukaan laut yang lebih ren-dah

    Dari beberapa hasil pengamatan perubahan suhu per-mukaan laut terlihat peningkatan suhu permukaan laut pada daerah di sebelah selatan Nusa Tenggara Barat, se-dangkan daerah lain tidak dapat diketahui karena tertu-tup oleh awan. Pada Bulan November-Desember-Januari posisi gerak semu harian matahari berada di sebelah se-latan garis katulistiwa, dan hal ini menyebabkan tingginya suhu muka laut di selatan Indonesia yang dapat mengaki-batkan peningkatan jumlah uap air di udara dan mening-katnya pertumbuhan awan.

    E.Land Surface Temperature (Suhu Permukaan Da-ratan)

    Citra Satelit Noaa Tanggal 20 Februari jam 18:26 UTC dan 21:35 UTC. Land Surface Temperatur atau pencitraan suhu permukaan daratan menampilkan perbedaan warna yang menandakan perubahan dari suhu rendah ke suhu yang lebih tinggi dengan indeks warnanya dari biru tua biru biru muda merah muda orange - merah. Warna merah pada citra berarti memiliki suhu permukaan da-ratan yang paling panas. Sedangkan warna biru tua pada citra berarti memiliki tingkatan suhu permukaan daratan yang lebih rendah / dingin.

    Dari beberapa hasil pengamatan perubahan suhu permu-kaan daratan tidak bisa terlihat jelas, hal ini dikarenakan daratan pada pukul 21:35 UTC. secara keseluruhan dan merata tertutup oleh awan. Hampir keseluruhan daratan Jawa Timur, Bali hingga NTB tertutup oleh awan.

    Citra Satelit

  • 14Geodinamika Edisi Maret 2015

    Dinamika Iklim

    INFORMASI DINAMIKA IKLIM KOTA DENPASAR

    Kondisi Iklim Kota Denpasar pada bulan Februari 2015 adalah sebagai berikut :

    1.SUHU UDARA

    A. Suhu udara rata-rata: suhu rata-rata pada bulan Februari 2015 sebesar 27.7 C jika

    dibandingkan dengan rata-rata 15 tahun terakhir 28.1C, lebih rendah 0.4 C, namun jika dibandingkan dengan data tahun yang lalu pada periode yang sama 27.6 C lebih tinggi 0.1 C.

    B. Suhu udara maksimum tertinggi : suhu maksimum tertinggi pada bulan Februari 2015 sebesar 34.8 C jika dibandingkan dengan rata-rata 15 tahun terakhir 36.2 C, lebih rendah 1.4C, namun jika dibandingkan dengan data tahun yang lalu pada periode yang sama 33.8 C lebih tinggi 1.0C.

    C. Suhu udara minimum terendah: suhu minimum terendah pada bulan Februari 2015 sebesar 22.6 C jika dibandingkan dengan rata-rata 15 tahun terakhir 19.6C, lebih tinggi 3.0 C, namun jika dibandingkan dengan data tahun yang lalu pada periode yang sama 23.2 C lebih rendah 0.6C.

    Berikut grafik perbadingan suhu rata-rata.:

    28.1

    27.727.6

    27.327.427.527.627.727.827.9

    2828.128.2

    Rata2 15 th 2015 2014

    Perbandingan Suhu Rata-rata

    Rata215 th2015

    2.TEKANAN UDARA

    A. Tekanan udara rata-rata: tekanan udara rata-rata pada bulan Februari 2015 sebesar

    1008.4 mb jika dibandingkan dengan rata-rata 15 tahun terakhir 1008.3 mb, lebih tinggi 0.1 mb, demikian juga dibandingkan dengan data tahun yang lalu pada periode yang sama 1006.9 mb, lebih tinggi 1.5 mb.

    B. Tekanan udara maksimum: tekanan udara maksimum pada bulan Februari 2015 sebesar 1011.8 mb jika dibandingkan dengan tekanan udara maksimum 15 tahun terakhir 1016.3 mb, lebih rendah 4.5 mb, demikian juga jika dibandingkan dengan data tahun yang lalu pada periode yang sama 1014.4 mb, lebih rendah 2.6 mb.

    C. Tekanan udara minimum: tekanan udara minimum pada bulan Februari 2015 sebesar 1005.4 mb jika dibandingkan dengan tekanan

    DINAMIKA IKLIM KOTA DENPASAR BULAN FEBRUARI 2015

    Gambar 6. Perbandingan Suhu Rata-rata

  • 15Geodinamika Edisi Maret 2015

    udara minimum terendah 15 tahun terakhir 998.5 mb, lebih tinggi 6.9 mb, demikian juga jika dibandingkan dengan data tahun yang lalu pada periode yang sama 1001.6 mb, lebih tinggi 4.8 mb.

    1006

    1006.5

    1007

    1007.5

    1008

    1008.5

    1009

    Rata215 th

    2015 2014

    Perbandingan Tekanan Udara Rata-Rata

    PAV

    3.KELEMBABAN UDARA

    A. Kelembaban udara rata-rata: kelembaban udara rata-rata pada bulan Februari 2015 sebesar 74%,

    jika dibandingkan dengan rata-rata 15 tahun terakhir 80 %, lebih rendah 6 %, demikian juga jika dibandingkan dengan data tahun yang lalu pada periode yang sama 76%, lebih rendah 2 %.

    B. Kelembaban udara maksimum: kelembaban udara maksimum pada bulan Februari 2015 sebesar 97% jika dibandingkan dengan maksimum kelembaban udara 15 tahun terakhir 98%, lebih rendah 1% mb, namun jika dibandingkan dengan data tahun yang lalu pada periode yang sama 97%, sama.

    C. Kelembaban udara minimum: kelembaban udara minimum pada bulan Februari 2015 sebesar 44% jika dibandingkan dengan data minimum 15 tahun terakhir 42%, lebih tinggi 2%, namun jika dibandingkan dengan data tahun yang lalu pada

    periode yang sama 51%, lebih rendah 7%.

    7172737475767778798081

    Rata2 15 th 2015 2014

    Perbandingan Kelembaban Udara Rata-rata

    HAV

    4.CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN

    A. Jumlah curah hujan bulan Februari 2015 sebesar 249.8 mm,

    jika dibandingkan dengan rata-rata 15 tahun terakhir 278 mm, lebih rendah 28.2 mm, demikian juga jika dibandingkan dengan data tahun yang lalu pada periode yang sama 338.8 mm, lebih rendah 89 mm.

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    Rata2 15 th 2015 2014

    Perbandingan Curah Hujan Rata-rata

    CH

    B. Jumlah hari hujan bulan Februari 2015 sebesar 17 hari, jika dibandingkan dengan rata-rata 15 tahun terakhir 19 hari, lebih sedikit 2 hari, demikian juga jika dibandingkan dengan data tahun yang lalu pada periode yang sama 19 hari, juga lebih

    Dinamika Iklim

    Gambar 9. Perbandingan Curah Hujan Rata-rata

    Gambar 7. Perbandingan Tekanan Udara Rata-rata

    Gambar 8. Perbandingan Kelembaban Udara Rata-rata

  • 16Geodinamika Edisi Maret 2015

    sedikit 2 hari.

    16

    16.5

    17

    17.5

    18

    18.5

    19

    19.5

    Rata2 15 th 2015 2014

    Perbandingan Hari Hujan

    C

    5.PENYINARAN MATAHARI DAN PENGUAPAN

    A. Jumlah lamanya matahari bersinar bulan Februari 2015

    sebesar 69%, jika dibandingkan dengan rata-rata 15 tahun terakhir 62%, lebih tinggi 7%, demikian juga jika dibandingkan dengan data tahun yang lalu pada periode yang sama 63%, lebih lebih tinggi 6% mm.

    58

    60

    62

    64

    66

    68

    70

    Rata2 15 th 2015 2014

    Lamanya Matahari Bersinar

    SUN

    B. Jumlah Penguapan bulan Februari 2015 sebesar 4.9 mm, jika dibandingkan dengan rata-rata 15 tahun terakhir 5.0 mm, lebih rendah 0.1 mm, demikian juga jika dibandingkan dengan data tahun yang lalu pada periode yang sama 5.2

    mm, lebih tinggi 0.3 mm.

    4.75

    4.8

    4.85

    4.9

    4.95

    5

    5.05

    5.1

    5.15

    5.2

    5.25

    Rata2 15 th 2015 2014

    Perbandingan Penguapan

    CH

    Dari uraian data dan grafik di atas dapat disimpulkan

    bahwa pada bulan Februari 2015 iklim kota Denpasar lebih kering, lebih panas serta dengan sebaran hari hujan lebih sedikit walaupun demikian kejadian cuaca ekstrim terjadi pada tanggal 20 dan 21 Februari 2015. Tanggal 21 Februari terjadi hujan lebat 51 mm dalam durasi 1 jam mulai 11 40 wita yang berakibat banjir di seputaran kota Denpasar namun tidak berlasung lama. Dan tanggal 21 Februari terjadi kejadian cuaca ekstrim berupa angin kencang pada jam 14:41:02 WITA. Kondisi ini mengakibatkan bencana pohon tumbang di beberapa tempat di Bali, untuk kejadian di Jl. Ngurah Rai Kediri Tabanan mengakibatkan korban meninggal dunia 2 orang (Ega dan Putra). Kejadian ini akibat dari imbas tropical Cyclone LAM di Utara Darwin, Australia. (red sud)

    Dinamika Iklim

    Gambar 10. Perbandingan Hari Hujan

    Gambar 11. Perbandingan Penyinaran Matahari

    Gambar 12. Perbandingan Jumlah Penguapan

  • 17Geodinamika Edisi Maret 2015

    Curah Hujan

    Curah hujan merupakan ketinggian air

    hujan yang jatuh pada tempat yang datar

    dengan asumsi tidak menguap, tidak

    meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1

    (satu) mm adalah air hujan setinggi 1 (satu)

    mm yang jatuh (tertampung) pada tempat

    yang datar seluas 1m2 dengan asumsi tidak

    ada yang menguap, mengalir dan meresap.

    Curah Hujan Kumulatif Satu Bulan

    Curah hujan kumulatif 1 (satu) bulan

    adalah jumlah curah hujan yang terkumpul

    selama 1 (satu) bulan. Untuk Pebruari

    selama 28 atau 29 hari dan 30 atau 31 hari

    untuk bulan-bulan lainnya.

    Intensitas Hujan

    Intensitas hujan merupakan besarnya

    hujan harian yang terjadi pada suatu

    waktu.

    Intensitas hujan dibagi menjadi :

    Klasifikasi Tingkat Rawan Banjir berdasar

    Curah Bulanan dan harian terkait banjir :

    Sifat hujan merupakan perbandingan

    antara jumlah curah hujan yang terjadi

    selama periode tertentu (sebulan), dengan

    nilai rata-rata atau normal dari periode

    yang sama (bulan) di suatu tempat. Sifat

    hujan dibagi menjadi 3 kriteria yaitu :

    1. Atas Normal (AN), jika perbandingan

    terhadap rata-ratanya > 115 %

    2. Normal (N), jika perbandingan terhadap

    rata-ratanya antara 85% - 115%

    3. Bawah Normal (BN), jika perbandingan

    terhadap rata-ratanya < 85 %

    PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN MARET 2015Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis kondisi fisis dan dinamis atmosfer di wilayah Bali dan sekitarnya serta kondisi lokal masing-masing Zona Musim (ZOM) terutama topografi daerah Bali, maka curah hujan daerah Bali untuk bulan Maret 2015 diprakirakan sebagai berikut :

    Prakiraan

    Prakiraan Curah dan Sifat HujanProvinsi Bali Bulan Maret 2015 (sumber: BMKG Stasiun Klimatologi Negara, Bali)

  • 18Geodinamika Edisi Maret 2015

    PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN MARET 2015 Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis kondisi fisis dan dinamis atmosfer di wilayah Bali dan sekitarnya serta kondisi lokal masing-masing Zona Musim (ZOM) terutama topografi daerah Bali, maka secara umum Sifat Hujan bulan Maret 2015 untuk daerah Bali diprakirakan Normal (N) - Atas Normal (AN).

    Prakiraan

  • 19Geodinamika Edisi Maret 2015

    Almanak

    Bulan sebagai satelit alami Bumi berada pada jarak terjauhnya Bulan ini yang dikenal den-gan istilah Apogee yang terjadi pada tanggal 5 Maret 2015 pukul 15:33 dengan jarak sekitar 406.349 km dari Bumi. Untuk Perigee jarak terdekat Bulan dengan Bumi terjadi pada pukul 03:38 tanggal 20 Maret 2015 dengan jarak seki-tar 357.691 km dari Bumi.

    Pada Maret 2015 Bulan Purnama puncaknya terjadi pada 6 Maret 2015 pukul 02:05 WITA. Puncak Tilem/Bulan mati terjadi pada 20 Maret 2015 pukul 17:36.

    Ada fenomena tahunan di bulan Maret yaitu Ekuinoks Vernal dimana Matahari tepat berada di atas khatulistiwa sehingga lamanya waktu siang dan malam di seluruh dunia sama yaitu 12 jam.

    TERBIT DAN TERBENAM MATAHARI

    Data terbit terbenamnya Matahari untuk wilayah Denpasar dan sekitarnya untuk Bulan Maret 2015 (WITA)

    Koordinat : 80 4047 LS dan 11501236 LS

    Ketinggian : 15 meter

    Posisi dan Fase Bulan

  • 20Geodinamika Edisi Maret 2015

    AlmanakMinimoonMinimoon, Bulan Purnama Terkecil di Tahun 2015

    Bulan Purnama pada Maret 2015 dijuluki Minimoon, ini disebabkan pada puncak fase Bulan Purnama. Bulan baru saja berada di titik Apogee yaitu titik terjauhnya dari Bumi. Kejadian Apogee dan Bulan Purnama hanya memiliki selisih 10 jam 32 menit. Puncak Purnama sebenarnya adalah pukul 02:05 WITA tanggal 6 Maret 2015. Namun, detik-detik mencapai Bulan Purnama ini sudah dapat disaksikan sekitar beberapa menit setelah Matahari terbenam tanggal 5 Maret 2015. Peristiwa ini menyebabkan ukuran Bulan Purnama nampak lebih kecil daripada ukuran biasanya.

    Menurut suku Indian yang merupakan penduduk asli Amerika Bulan Purnama Minimoon dikenal sebagai Full Worm Moon (Bulan Purnama Cacing) karena terjadi di penghujung musim dingin. Hal ini karena pada saat terjadi bulan purnama ini adalah saat ketika tanah mulai melunak dan cacing tanah akan kembali muncul. Selain dikenal dengan kedua sebutan di atas, bulan purnama ini juga dikenal sebagai Full Crow Moon, Full Crust Moon, dan Full Sap Moon.

    Kejadian ini akan terulang lagi pada 22 April 2016. Perulangan dari Minimoon terjadi setiap tahun dengan kelebihan selisih sekitar satu bulan 18 hari. Jadi Minimoon tahun 2017 akan terjadi pada 9 Juni, kemudian Minimoon tahun 2018 akan terjadi pada 27 Juli, dan seterusnya.

    Kebalikan dari Minimoon adalah Supermoon, dimana Bulan Purnama nampak lebih besar daripada ukuran biasanya. Supermoon merupakan kondisi dimana Bulan Purnama berada pada titik Perigee yaitu titik terdekatnya dari Bumi. Siklus Perigee dan Apogee terjadi setiap bulan. Namun, pertemuan antara Bulan Purnama dengan Perigee dan Apogee merupakan kejadian yang cukup jarang terjadi. Supermoon pada 2015 terjadi pada 27 September 2015. Perbandingan ukuran Minimoon dan Supermoon sekitar 12%. (red ded)

  • 21Geodinamika Edisi Maret 2015

    Almanak Geosains

    Tentang Meteorologi Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer bumi khususnya untuk keperluan prakiraan cuaca.

    Cuaca adalah keadaan / fenomena fisik dari atmosfer (yang berhubungan dengan Suhu, Tekanan Udara, Angin, Awan, Kelembaban udara, Radiasi, Jarak Pandang/Visibility, dsb) di suatu tempat dan pada waktu tertentu. Contoh : Pengamatan cuaca dilakukan setiap hari.

    Iklim adalah aspek dari cuaca di suatu tempat dan

    pada waktu tertentu dalam jangka panjang. Contoh : Evaluasi dan Prakiraan Hujan Bulanan, Prakiraan Musim Hujan dan Kemarau.

    Anomali adalah Penyimpangan nilai kuantitas suatu elemen meteorology dalam suatu wilayah dari nilai rata-rata (normal) untuk periode waktu yang sama.

    Badai Tropis (Tropical Cyclone) adalah Pusaran angin pada system tekanan rendah yang mempunyai kecepatan angin lebih dari 34 knots di lautan luas.

    Perbedaan antara Badai Tropis/Siklon/Typhoon/Hurricane dan Putting Beliung

    Kriteria Siklon/Typhoon/Hurricane Puting Beliung

    Daerah tumbuhnya Selalu di laut, diatas lintang 10 LU maupun LSSering di darat, di laut na-manya Water spout

    Periode ulang

    Selatan Equator Indonesia: Desember April

    Utara Equator Indonesia : Mei - Nopember

    Lebih sering di musim tran-sisi, bisa juga pada musim penghujan,

    Tidak mempunayi siklus dan tidak ada angin putting beli-ung susulan

    Arah gerakan

    Selalu menjauhi lintang In-donesia, dan tidak mungkin melintasi kepulauan di Indo-nesia

    Tergantung arah gerakan awan Cumulunimbus (Cb).

    Proses terjadinya Perbedaan tekanan dalam skala yang luasHanya dari awan Cb bukan dari pergerakan awan Cb

    Deteksi 3 hari sebelumnya Terdeksi 0.5 1 jam sebelum-nya

    Waktu terjadinya Tidak tentu, bias siang, malam maupun pagi hari

    Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, malam hari sangat jarang

    Kecepatan Angin Minimum 35 knots (63 Km/jam), bisa lebih dari 90 knots30 40 atau 50 knots, durasi sangat singkat

  • 22Geodinamika Edisi Maret 2015

    Climate Change (Perubahan Iklim) adalah Perubahan signifikan jangka panjang dari pola cuaca rata-rata di suatu wilayah atau secara global dalam periode waktu yang signifikan.

    Cold Surge adalah Aliran udra dingin dari daratan Asia yang menjalar memasuki wilayah Indonesia bagian barat, biasa terjadi pada saat di Asia memasuki musim dingin.

    Cuaca Ekstrim adalah Keadaan atau fenomena fisis atmosfer di suatu tempat, pada waktu tertentu dan berskala jangka pendek dan bersifat ekstrim. BMKG mengkategorikan cuaca termasuk ekstrim apabila :

    Suhu udara permukaan 35 C

    Kecepatan angin 25 knots

    Curah hujan dalam satu hari 50 mm

    Cumulunimbus adalah jenis awan yang terlihat gelap (warna hitam pekat dan bergumpal berbentuk bunga kol).Akibat dari jenis awan ini menimbulkan hujan lebat, angin kencang dan petir/Guntur berdurasi singkat.

    Dasarian adalah Rentang waktu 10 hari.

    Dipole Mode adalah Fenomena interaksi laut atmosfer di Samudera Hindia yang dihitung

    dari perbedaan nilai (selisih) antara anomaly suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera. Pada saat Dipole Mode Indeks Positif , maka kandungan uap air di sekitar wilayah Sumatera sedikit sehingga curah hujan di wilayah tersebut cenderung berkurang. Jika Dipole Mode Indeks negatif , maka kandungan uap air di sekitar wilayah Sumatera akan banyak sehingga curah hujan di wilayah tersebut akan bertambah.

    Divergensi adalah Angin dalam bentuk beraian horizontal, akan terlihat jalas pada lapisan 200 mb.

    Downburst adalah Sentakan udara dingin dari awan Cb ke permukaan bumi dari kejadian thunderstorm atau shower. Meliputi area dengan diameter 4 km dalam durasi waktu singkat kurang dari 5 menit.

    Eddy adalah Sirkulasi di atmosfer yang memiliki vortisitas dalam suatu area atau Pusaran angin dengan durasi harian dan biasan-ya jika suatu daerah terdapat eddy maka cenderung banyak hujan.

    El Nino adalah Fenomena global dari system interaksi lautan at-mosfer yang ditandai memanas-nya suhu muka laut di equator pa-sifik timur (Nino 3) atau anomali suhu muka laut di daerah tersebut positif (lebih panas dari rata-rat-anya). Fenomena ini menyebab-kan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang.

    La Nina adalah Kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka laut di wilayah timur Equator di lautan pasifik, ditandai dengan anomaly suhu muka laut negative (lebih dingin dari rata-ratanya) di equator pasifik tengah (Nino 3 4). Fenomena ini menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia meningkat.

    Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva / grafik sinusoidal. Gelombang laut disebabkan oleh angin.

    Gusty adalah Fluktuasi kecepatan angin yang berubah signifikan secara tiba-tiba dalam durasi singkat biasanya dalam beberapa detik. Berasal dari awan Cb.Puncak angin harus mencapai sekurang-kurangnya 16 knots dan variasi antara puncak dan kecepatan terendah adalah sekurang-kurangnya 10 knots.

    Hail (Hujan Es) adalah Bentuk presipitasi yang terdiri dari butiran es yang tidak teratur, berdiameter antara 5 150 mm. Hail terbentuk dalam awan badai (awan Cb) ketika butiran air super dingin membeku saat bertumbukan dengan inti kondensasi. Biasanya fenomena ini terjadi pada saat udara disekitarnya panas.

    ITCZ adalah Sabuk tekanan rendah, merupakan daerah pertemuan massa udara antar benua dengan cakupan yang luas,

    Lamanya 1 3 hari 3 menit, maksimum 5 menit

    Sifat Kerusakan yang sangat hebatHanya atap rumah dan tiang atau pohon yang tinggi, rim-bun dan rapuh yang tumbang

    Luas daerah yang rusak 200 km 5 10 km

    Geosains

  • 23Geodinamika Edisi Maret 2015

    Geosains

    biasanya berada antara 10 LU - 10 LS dekat equator. Pada daerah-daerah yang dilintasi ITCZ pada umumnya berpotensi terjadinya pertumbuhan awan-awan hujan lebat.

    Konveksi adalah Proses pemanasan vertical yang membawa uap air pada siang hari sehingga dapat membantu pembentukanawan tebal menjulang tinggi, biasanya terjadi hujan tiba-tiba, petir dan angin kencang.

    Konvergensi adalah Gerakan angin dalam bentuk arus masuk horizontal ke suatu daerah atau mengumpulnya massa udara di suatu daerah yang membantu untuk pembentukan awan tebal. Konvergensi jg merupakan penurunan kecepatan angin.

    Madden Julian Oscillation (MJO) adalah fluktuasi musiman atau gelombang atmosfer yang terjadi di kawasan tropic. MJO berkaitan dengan variable cuaca penting di permukaan maupun lautan pada lapisan atas dan bawah. MJO mempunyai siklus sekitar 30 60 harian. MJO dalam pengertian awam bisa didefinisikan dengan istilah penambahan gugusan uap air yang menyuplai dalam pembentukan awan hujan.

    Monsoon adalah suatu pola sirkulasi angin yang berhembus secara periodik pada suatu periode (minimal 3 bulan) dan pada periode yang lain polanya akan berlawanan. Di Indonesia dikenal dengan 2 istilah monsoon, yaitu monsoon Asia dan Monsun Australia.

    Musim Hujan adalah musim yang ditandai dengan curah hujan yang

    terjadi dalam satu dasarian sebesar 50 mm atau lebih yang diikuti oleh dasarian berikiutnya atau dalam satu bulan terjadi lebih dari 150 mm.

    Musim Kemarau adalah musim yang ditandai dengan curah hujan yang terjadi dalam satu dasarian kurang dari 50 mm dan dalam satu bulan kurang dari 150 mm.

    Musim Pancaroba adalah Musim dengan pola hujan lebih sering turun pada siang hari atau malam hari dan dapat terjadi selaama 2 5 hari berturut-turut, intensitas hujan ringan sampai sedang, juga disertai dengan angin kencang dan petir, angin bertiup dari arah selatan sampai tenggara.

    Awal musim Pancaroba ditandai dengan hujan yang terjadi mempunyai pola tidak menentu, terkadang turun pada malam, siang atau pagi hari dan tidak kontinu, intensitas hujan ringan sampai sedang terkadang diiringi dengan petir, angin bertiup dari arah tenggara/timur, frekuensi turunnya hujan tidak terlalu sering dan sinaran matahari masih banyak.

    Pasang naik dan Pasang surut merupakan bentuk gerakan air laut yang terjadi karena pengaruh gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Pasang Purnama adalah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut tertinggi.

    Rob adalah banjir yang diakibatkan oleh air laut yang masuk ke darat akibat air pasang berkaitan dengan gaya tarik bumi, bulan dan matahari.

    Shower adalah hujan tiba-tiba yang turun dari awan gelap pekat. Biasanya daerah di sekitarnya

    terlihat cerah dan umumnya waktunya tidak lama hanya dalam hitungan menit.

    Skala Beaufort adalah skla yang digunakan dengan memperhatikan kondisi alam sekitarnya seperti melihat gerakan pepohonan.

    Squall / Angin ribut adalah Sentakan angin kuat tiba-tiba dengan kecepatan meningkat sekurang-kurangnya 16 knots dan diteruskan sampai 22 knot atau lebih dalam waktu paling tidak 1 menit. Intensitasnya dan durasinya lebih lama daripada gusty.

    Tornado adalah kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan antara awan Cumulunimbus dengan permukaan tanah.

    Turbulensi adalah gerakan udara yang tidak teratur dan seketika yang dihasilkan dari sejumlah eddy kecil yang menjalar di udara. Hal ini disebabkan fluktuasi aliran angin yang acak, konvektif, zona font, variasi temperature dan tekanan.

    Wind Shear adalah perubahan rata-rata arah dan kecepatan angin terhadap jarak. Wind shear merupakan fenomena meteorology skala mikro yang terjadi pada jarak yang sangat kecil namun dapat diasosiakan dengan skala sinoptik seperti squall line dan front dingin.Shear Line adalah sebuah garis atau zona lintasan yang terdapat atau terjadi perubahan mendadak tiba-tiba pada komponen sejajar angin horizontal.Sumber: http://www.meteojuanda.info/index.php?option=com_content&view=article&id=36&Itemid=34 diakses pada tanggal 3 Maret 2015

    Geosains

  • 24Geodinamika Edisi Maret 2015

    Mengenal skala Modified Mercalli Intensity (MMI)

    Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Skala Mercalli terbagi men-jadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Pada tahun 1931, skala Mercalli dimodifikasi oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann, sehingga skala tersebut diberi nama Modified Mercalli Intensity (MMI).

    Lampiran

  • 25Geodinamika Edisi Maret 2015

    Mengurangi resiko akibat gempabumi

    Lampiran

    Dalam upaya mengurangi resiko akibat gem-pabumi, dapat dilakukan beberapa tinda-kan sebelum, saat dan setelah terjadinya gempabumi. Berikut ini adalah upaya yang dapat dilakukan untuk menguranginya:

    A.SEBELUM TERJADI GEMPABUMI

    1. Kunci Utama adalah

    Mengenali apa yang disebut gem-pabumi; Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempabumi (longsor, liquefaction dll); Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

    2. Kenali Lingkungan Tempa Anda Bekerja

    Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempabumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung; Belajar melakukan P3K; Belajar menggunakan alat pemadam kebakaran; Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

    3. Persiapan Rutin pada tempat Anda bekerja dan ting-gal

    Perabotan (lemari, cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (dipaku, diikat, dll) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi. Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran. Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

    4. Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gem-pabumi adalah akibat kejatuhan material

    Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi (misal-nya lampu dll).

    5. Alat yang harus ada di setiap tempat

    Kotak P3K; Senter/lampu baterai; Radio; Makanan suplemen dan air.

    B.Saat Terjadi Gempabumi

    1. Jika Anda berada di dalam ban-gunan

    Lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja dll; Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan; Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan

  • 26Geodinamika Edisi Maret 2015

    2. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka

    Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon, dll; Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah

    3. Jika Anda sedang mengendarai mobil

    Keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika ter-jadi pergeseran atau kebakaran; Lakukan point 2.

    4. Jika Anda tinggal atau berada di pantai

    Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

    5. Jika Anda tinggal di daerah pegunungan

    Apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

    C.Setelah Terjadi Gempabumi

    1. Jika Anda berada di dalam bangunan

    Keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; Jan-gan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa; Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; Telepon atau mintalah pertolongan apabila ter-jadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

    2. Periksa lingkungan sekitar Anda

    Periksa apabila terjadi kebakaran; Periksa apabila ter-jadi kebocoran gas; Periksa apabila terjadi hubungan arus pendek listrik; Periksa aliran dan pipa air; Periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api dll)

    3. Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa

    Karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

    4. Jangan berjalan di daerah sekitar gempa

    Kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

    5. Mendengarkan informasi.

    Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan); Jangan mudah ter-pancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumber-nya.

    6. Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi

    7. Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan YME demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

    Lampiran

  • 27Geodinamika Edisi Maret 2015

    Cara Menghindari ResikoTersambar Petir

    Jika petir datang segeralah mencari tempat tertutup yang aman untuk berlindung, seperti rumah dan mobil. Perhatikan pula tempat-tempat yang sebaiknya dihindari, seperti lapangan dan kolam renang.1. Jika Anda terperangkap di luar segera masuk ke dalam bangunan. Tidak ada tempat yang aman di luar. Larilah ke mobil atau bangunan yang aman setelah Anda mendengar guntur.

    2. Jangan berada di sawah, lapangan, taman. Karena petir mencari tanah untuk melepas-kan energinya.

    3. Jika sedang di kolam renang dan terlihat tanda-tanda awan sudah gelap segeralah ke luar karena kolam renang adalah sasaran petir melepas energi.

    4. Jangan berlindung di bawah pohon karena pohon yang tersambar petir energinya bisa melompat ke tubuh.

    5. Jauhi tiang listrik, menara atau sesuatu yang tinggi yang dapat menarik sambaran petir.

    6. Jika sedang berteduh di luar ruangan jangan terlalu dekat dengan orang lain setida-knya beri jarak 3-5 meter untuk menghindari lontaran energi jika ada petir.

    7. Jika sedang mengendarai motor segeralah berhenti dan cari tempat berlindung.

    Tempat Yang Aman Dari Petir Adalah:1. Mobil, karena petir hanya akan mengelilingi permukaan mobil lalu energinya jatuh ke tanah.

    2. Rumah, dengan syarat jika ada petir cabut stop kontak listrik seperti televisi dan komputer karena antena TV bisa menghantarkan listrik yang tersambar petir. Jauhi teras. Jangan menelpon menggunakan telpon rumah karena arus listrik bisa mele-wati sambungan telpon . Menjauhlah dari peralatan rumah yang terbuat dari logam seperti kusen atau pegangan pintu dari logam.

    Lampiran

  • 28Geodinamika Edisi Maret 2015

    PELAYANAN PUBLIK 1. Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami, melalui Berita Gempa, Fax, SMS, Aplikasi Tele-gram, Website, Facebook, Twitter, Telepon

    2. Potensi Aktivitas Terjadinya Petir signifikan ke depan, melalui Handphone (Hp) berupa SMS dan Aplikasi Telegram.

    3. Kejadian Petir Online, melalui Website : www.geofisika-dnp.net

    4.Informasi Cuaca, Tinggi Gelombang Laut dan Iklim, melalui media sosial facebook (Stasiun Geofisika Sanglah), Twiter (@BMKGDenpasar) dan Website (www.geofisika-dnp.net).

    5. Informasi gerhana bulan dan matahari, terbit-terbenam matahari dan bulan.

    6. Informasi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika untuk keperluan bencana alam dan pendidikan

    7. Survey bencana alam

    PELAYANAN JASA1. Informasi gempabumi

    2. Informasi percepatan tanah

    3. Informasi kejadian petir

    4. Informasi meteorologi, klimatologi dan kualitas udara

    5. Survey gempabumi mikro

    Moto Pelayan BMKG

    Pelayanan informasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikasecara cepat, tepat, akurat, luas, dan mudah dipahami

    PRODUK DAN LAYANANSTASIUN GEOFISIKA SANGLAH DENPASAR

    Lampiran

  • 29Geodinamika Edisi Maret 2015

    Lampiran

    1. Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer bumi khususnya untuk keperluan prakiraan cuaca.

    2. Klimatologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim.

    3. Geofisika, adalah ilmu yang mempelajari bumi menggunakan prinsip-prinsip fisika.

    4. Gempabumi, adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

    5. Origin Time, adalah waktu kejadian gempabumi di titik sumbernya

    6. Magnitude, adalah parameter gempabumi yang berhubungan dengan besarnya kekuatan gempabumi di sumbernya.

    7. Ina-TEWS, adalah singkatan dari Indonesia Tsunami Early Warning System.

    8. Tsunami, adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertical dengan tiba-tiba, bisa disebabkan oleh gempabumi di laut, letusan gunung berapi di laut.

    9. Ground acceleration, adalah percepatan tanah

    10. Seismograph, adalah alat untuk mendeteksi gempabumi

    11. Seismometer, adalah sensor untuk mendeteksi getaran tanah / gempabumi.

    12. Seismologi, adalah ilmu yang mempelajari gempabumi.

    13. Accelerograph, adalah alat untuk mencatat percepatan tanah

    14. Accelerometer, adalah sensor untuk mendeteksi percepatan tanah

    15. Astronomi, adalah ilmu yang mempelajari tentang benda-benda langit.

    16. Thunderstorm, adalah badai petir

    17. Flashes, adalah petir

    18. CG, adalah singkatan dari Cloud to Ground adalah petir yang menyambar dari awan ke bumi.

    19. IC, adalah singkatan dari Inter Cloud adalah petir yang menyambar di dalam awan

    20. CC, adalah singkatan dari Cloud to Cloud adalah petir yang menyambar antar awan / awan ke awan.

    21. CA, adalah singkatan dari Cloud to Air adalah petir yang menyambar dari awan ke udara / ke langit.

    22. Nearby Flashes, adalah sambaran petir terdekat dengan jarak radius 25 Km dari sensor.

    23. Sifat Hujan dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu:

    Atas Normal (AN), jika nilai perbandingan terhadap rata-rataya lebih besar dari 115 %.

    Normal (N), jika nilai perbandingan terhadap rata-rataya antara 85%-115%.

    Bawah Normal (BN), jika nilai perbandinga terhadap rata-rataya kurang dari 85%

    24. Curah Hujan,

    Rata-rata Curah Hujan Bulanan: Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun

    Normal Curah Hujan Bulanan: Nilai rata-rata hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun

    Standard Normal Curah Hujan Bulanan: Nilai rata-rata curah pada masing-masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari 1 Januari s/d 31 Desember 1930, 1 Januari 1931 s/d 31 Desember 1960, 1 Januari 1961 s.d 31 Desember 1990 dan seterusnya.

    25. Dasarian, adalah masa selama 10 hari

    Dasarian I : masa dari tanggal 1 sampai dengan 10

    Dasarian II : masa dari tanggal 11 sampai dengan 20

    Dasarian III : masa dari tanggal 21 sampai dengan akhir bulan.

    26. Intensitas curah hujan

    Hujan sangat ringan adalah dengan Intensitas 100 mm.

    DAFTAR ISTILAH