32
wr t % % / BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI BUOL NOMOR:!*?..-TAHUN 2CT.5 TENTANG RENCANA TATA BANGUNa N DAN LINGKUN3AN KAWASAN PERKANTORAN KABUPATEN BUOL Menimbang Mengingat BUPATI BUOL, a. bahwa untuk menciptakan keinudahan dalarn melaksaruikoi, pemoangunan tit daerah dan untuk meningkatkan keseimbangan pemanfaatan 'jang di Kabupaten Buol khususnya pada Kawasan PerKantoran Kabupaten bao,. uipenukan adanya arahan mengenai pemanfaaian iuang dan keteniuan banggai, seoaia pusti; b. bahwa cara mengarahkan penumaatan ruang oan ketentu, n : i.’kuran Jimaksud di atas adalah berupa Rencana Tata Bangunan dan u urn Kawasan Perkantoran Kabupaten Buol; aan c. bahwa berdasarkan pertimbanyan huruf a dan b terser Jt ji atas aan untuk menjamin pelaksanaan Rencana Tata Bangunan dan Lir.gkungan Kawasan Perkantoran Kabupaten Buol secara efektif dan pasti, dipanda, peiiu uitetapkan dengan Peraturan Bupati Buol; 1. Undang-Undang Nomor 51 tahun 1999 tentang pembemjk..-,; Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali dan Kaoupaten Banggai Kepulauan -.cn.Ljra.i Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 179, Tambahan _embaran Negara Republik Indonesia Nomor 3900) sebagaimana telah dinoan dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 51 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Buol, Kaoupaten Moiowali dan Kabupaten Banggai Kepulauan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Incantsia Nomor 3966); 2. Undang-undang Nomor 28 Tanun 2002 tentang Bangui,., i (i.embaran Negara Republik Indonesia Tanun 2QQ2 Nomor 134, TamU.niv.. u-moaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247); 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Retcncanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik ii.doi.esia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia r.omor 4421); Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Ka*as.. . Pemantoran Kaoupaten Be: *

BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

wrt

%%/

B U P A T I S t I O L PROVINSI SULAWESI TENGAH

PERATURAN BUPATI BUOL N O M O R :!*? ..-T A H U N 2CT.5

TENTANG

RENCANA TATA BANGUNa N DAN LINGKUN3AN KAWASAN PERKANTORAN KABUPATEN BUOL

Menimbang

Mengingat

BUPATI BUOL,a. bahwa untuk menciptakan keinudahan dalarn melaksaruikoi, pemoangunan tit

daerah dan untuk meningkatkan keseimbangan pemanfaatan 'jang di Kabupaten

Buol khususnya pada Kawasan PerKantoran Kabupaten bao,. uipenukan adanya

arahan mengenai pemanfaaian iuang dan keteniuan banggai, seoaia pusti;b. bahwa cara mengarahkan penumaatan ruang oan ketentu, n : i.’kuran Jimaksud

di atas adalah berupa Rencana Tata Bangunan dan u urn Kawasan

Perkantoran Kabupaten Buol; aan

c. bahwa berdasarkan pertimbanyan huruf a dan b terser Jt ji atas aan untuk

menjamin pelaksanaan Rencana Tata Bangunan dan Lir.gkungan Kawasan

Perkantoran Kabupaten Buol secara efektif dan pasti, dipanda, peiiu uitetapkan

dengan Peraturan Bupati Buol;

1. Undang-Undang Nomor 51 tahun 1999 tentang pembemjk..-,; Kabupaten Buol,

Kabupaten Morowali dan Kaoupaten Banggai Kepulauan -.cn.Ljra.i Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 179, Tambahan _embaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3900) sebagaimana telah dinoan dengan Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor

51 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Buol, Kaoupaten Moiowali dan

Kabupaten Banggai Kepulauan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1999 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Incantsia Nomor 3966);

2. Undang-undang Nomor 28 Tanun 2002 tentang Bangui,., i (i.embaran

Negara Republik Indonesia Tanun 2QQ2 Nomor 134, TamU.niv.. u-moaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Retcncanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik ii.doi.esia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia r.omor 4421);

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Ka*as.. . Pemantoran Kaoupaten Be:

*

Page 2: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

4. Undang-undang Nomor 23 Tanun 2014 tentang Pemerintc nan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambuha i Lemuaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diuban bv-uerapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Peruoahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintanan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-undang Nomor 38 Tanun 2004 tentang Jalan (Lee ju. Negara RepubliK Indonesia Tahun 2004 Non o/ 132, Tambahan Leml. io: Nv-gara Republik Indonesia Nomor 4444);

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penatuai, Ruing (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,Tambanan Lomoaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4725);

7. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu b irr .; Augkuian Jalan

{Lembaran Negara Republic. Indonesia Tahun 2009 .lo; ,ji yd tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 502);

8. Undang-undang Nomor 32 Tanun 2009 tentang Periindt g : dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia i ah..:« 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5o55.

9. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan da». Pennukiman.

10. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Cagar Bucayi (Lemnamn Negara

Indonesia Nomor 5168);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang : e,; uran Pt.aK&anaan

Undang-undang Nomor 28 Tanun 2002 tentang Bangui mu a -.-uuhy (i embaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambana,. Lemuamn Negara Republik Indonesia Nomor 5168);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Ja;an iLemcaren Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lemba: in Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentan* f-emoagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Preens dun Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tanun 200?

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Numor4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tan jn 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Repubiik Indonesia Nomor 4633 ;

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL K aw aw n Perkantoran Kabupaten B u J \ \ ,g e 2

Page 3: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

15. Keputusan Menteri Pekeijaan Urnum Nomor 2S/PRT/M/2C06 ■:*

Teknis Bangunan Gedung.

16. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2Gu6 ■■ Teknis Fasilitas dan Aksesibititas pada Bangunan Umum aan t ;

17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRTM: )0 Umum Penyusunan Rencana tarn Bangunan dan Ungkun. ai.

18. SNI 03-1733-2004 teniang i;,:a Cara Perencanuan Lingi..^-

Ungkungan.

19. Surat Edaran Direktur Jendeial Cipta K&rya Nomor 01/SL X. Sosialisasi Rencana Tata Bangunan dan Ungkungan;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nomor 4 Tahun 2012 tet. Ruang Wiiayah Kabupaten Buot Tahun 2012 - 2032.

21. Peraturan Daerah Kaoupaten Buol Nomor 8 Tahun 201: G Mendirikan Bangunan.

22. Peraturan Daerah Kabupaitn Buol No ... Tahun 2*,Jc

Pembangunan Jangka Menerigah Daerah Kabupaten Buol fa;

23. Peraturan Daerah Kabupaten Buot Nomor 5 Tahun 2014 Gedung.

M E M U T U 3 K A N

Menetapkan : PERATURAN BUPATI BUOL TENTANG RENCANA TA1A

UNGKUNGAN KAWASAN PERKANTORAN KABUPATEN BOOL

BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian Ke^atu

Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia.

2. Daerah adaiah Daerah Kabupaten Buol;

3. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati beseria Perangkat Daerah yang lain so, av Daerah;

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan P*> M o r a n Kabupaten B u i

.nmng Porsyaratan

,-mang Porsyaratan

ngKUiigan.

tc-ntong Pedom an

,;:'i .-'c.ufiianan dan

/.uu9 peiinal modui

.any keneana Tata

-.jog Re.nbusi Izin

iciituug Rencana

.un ...

tentang Bangunan

:A(\OUKa N DAN

Bauan Eksekutif

. W- g_nv - _,- _ _•Page 3

Page 4: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

4. Kepala Daerah adalah Bupati Buol;5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah De,.an Perwakibn Rakyat

Daerah Kabupaten Buol.6. Peraturan Bupati adalah peraturan yang ditetapkan Bupati.7. Ruang adalah wadah metiputi ruang daratan, ruang lauian dan ruang uaara termsi ,:k. ang m diuam bund

sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan inakhluk lainnya hidup dan hk r.egiatan serta

memelihara kelangsungan hidupnya;8. Tata Ruang adalah wujud struktural ruang dan pola pemanfaatan ruang baik direncmemn maupun tidak;

9. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat pemukiman dan system jaringan prasura: -a dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hii ,tr. mermiiki hubungan

fungsional.10. Penataan Ruang adalah proses perencanaan tata njang, pemanfaatan ruang can pengendalian

pemanfaatan ruang;

11. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan struKurdan pola pemaniaatan ruu..y.12. Struktur Pemanfaatan Ruang adalah susunan unsur-unsur pembentuK lingkungan .cure hi.arkis dan

saling bertiubungan satu dengan lainnya.

13. Pola Pemanfaatan Ruang adalah tata guna tanah, air, udara dan sumber daya ab.n bmnya dalam wujud penguasaan, pengguaan dan pemanfataan tanah, air, udara dan sumber daya alan. lainnya.

14. Pemanfaatan Ruang adalah rangkaian kegiatan peiaksanaan pembangunan yang mcinanfaatkan ruang

menurut jangka waktu yang ditetapkan di dalam rencana tata ruang;

15. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah Rencana i . .a Ruang Wilayah

Kabupaten Buol;

16. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsu, pudanya yang

batas dan sistimnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi dan atau aspek funyskmai.

17. Kawasan adalah satuan ruang wilayah yang batas dan sistemnya ditentukan i-erdasarkan aspek fungsional serta memiliki ciri tertentu.

18. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah kegiatan yang berkaitan dengan penguwa-.an dan penertiban

agar pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

19. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnya disingkat RTBL aa. iar panouan rancang

Bangun suatu kawasan/iingkungan yang dirnaksuukan untuk mengendalikan },. nuniaaum ruang,

penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat mated pokok ketentuan psjgr.«iv» oangunan flan

lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan ;* i Idcridoiian rencana, dan pedoman pengendalian rencana, dan pedornan pengendalian peiaksanaa.; pengembangan lingkungan/kawasan.

20. RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten Buol, adalan panduan bangunan Kawasan Perkantoran untuk

mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, yang mt-miai mated pokok

ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancan ;an mneana investasi,

ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian peiaksanaan peuge aauiun Kawasan Perkantoran.

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten Bue, Pfej'.e 4

Page 5: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

21. Program Bangunan dan Lingkungan adalah penjabaran lebih lanjut dan perencanaan dan peruntukan lahan yang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu yang memuat jenis, jumls.n, i .-susan, can luasan bangunan gedung serta kebutuhan ruang terbuka hijau, fasilitas umum, fascia- sosiaf, prasarana aksesibilitas, sarana pencahayaan dan sarana penyc-natan lingkungan baik beru./a ..naiaan prasarana

dan sarana yang sudah ada maupun yang baru.22. Rencana Umum dan Panduan Rancangan adalah keientuan-keteniusn tata banguimn dan Lngkungan

pada suatu lingkungan/kawasan yang memuat rencana peruntukan lahan mak o - an mikro, rencana

perpetakan, rencana tapak, rencana system pergerakan, rencana aksesibilitas !, ;gKungan, rencana

prasarana dan sarana ligkungan, rencana wujud visual bangunan dan rencana terbuka nijau.

23. Rencana Investasi adalah rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk menghitung j.elayakan investasi dan pembiayaan suatu penataan, sehingga terjadi kesinambungan pentaru.gan pelaksanaan

pembangunan,24. Ketentuan Pengendalian Rencana adalah keientuan-ketentuan yang oertujuan m mengendalikan

berbagai rencana kerja, program kerja maupun keiurnoagaan kerja pada mas^ p.. mbenakedn aturan dalam RTBL dan pelaksanaan penataan suatu kawasan.

24. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan adalah pedoman yang dimaksudkan untuk mengarahkan

perwujudan pelaksanaan penataan bangunan dan kawasan yang berdasarkan documen RTBL, dan memandu pengelolaan kawasan agar dapat berkualitas, meningkat, dan berkelanjman

25. Struktur peruntukan lahan merupakan komponen rancang kawasan yang berperan pt .iting dalam alokasi

penggunaan dan penguasaan lahan/tata guna lahan yang telah oiietapkan oamm suatu kawasan perencanaan tertentu berdasarkan ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah.

26. Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai m^mmum bangunan terhadap Jahan/tapak peruntukannya.

27. Tata Bangunan adalrh produk dan penyelenggaraan bangunan gedung beserta linyku: ,gan sebagai wujud

pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasuk pembentukan citra/kaukt-.r fisik lingkungan,

besaran, dan konfigurasi dan elemen-elemen; blok, kaveling/petak lahan, bangunan, i.-rta ketinggian dan

etevasi lantai bangunan yang dapat menciptakan dan rnendefinisikan berbagai kceli-s ruang Kota yang

akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang &Ju, terutama yang berlangsu.g miam luang-roang publik.

28. Tinggi Bangunan adalah jarak yang diukur dan permuKaan tanah, dimana banguia.. icrseout didirikan. sampai dengan titik puncak bangunan.

29. Sistem Jaringan Jalan dan Pergerakan adalah rancangan pergerakan yang ten^. amara jenis-jenis

hirarid/kelas jalan yang tersebar pada kawasan perencanaan (jalan lokal/lingkungat i) o _.i t jenis pergerakan yang melalui, baik masuk dan keluar kawasan, maupun masuk dan keluar kaveling.

30. Sistem Penataan Ruang Terbuka Hijau adalah komponen rancangan kawassm ang tUak sekedar

ierbentuk sebagai elemen tambahan ataupun wen ten sisa seielan proses rc.icang amitekturai diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagisi. integral dari suatu lingkuny.-.n. mg k,oih was.

31. Kawasan adalah wilayah yang mempunyai fungsi dan atau aspek/pengamatan fungsio«.:-.i tenentc;

It m. iiiinr̂ htfiaw

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Peixantoran Kabupaten But^ -a. .»

DrCCC !.>

Page 6: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

32. Kawasan Lindung adalah kawasan dengan fungsi utaina melindungi kelestarian m Mjngan h dup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan dan merupakan kaw si: yang tiuak dapat dikembangkan sama sekali yang memiliki ratio tutupan lahan sama dengan 0% sunir...ga tiuak ooieh ada

bangunan di dalam kawasan ini;33. Kawasan Perkantoran adalah kawasan yang guna lahannya dominan perkantoran dun fungsi-iungsi lain

yang mendukung aktivitas perkantoran. Kawasan perkantoran merupakan pusat pemenntahan suatu

Kabupaten atau Kota.34. Wilayah Perencanaan Perkantoran adalah seluruh Kawasan Pemerintahan Kabupaten Buoi seiuas 77,85

Ha di Jalan Bataiipu Kecamatan Biau;35. Tinggi Bangunan adalah jarak tegak lurus yang aiuxur dan rata-rata permuka;. a ’ .nun asai di mana

bangunan didirikan sampai kepada garis pertemuan antara tembok luar atau l .uk suukujr uangunan

dengan atap;36. Daerah Manfaat Jalan (Damaja) merupakan bagian jalan yang meliputi badan jalan, saiuran tepi jalan, dan

ambang pengamannya;

37. Daerah Milik Jalan (Damija) merupakan tanah atau lahan untuk suatu jalan yang uinu.iki jalan, rebar jalur antara garis pagar kanan kirinya;

38. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya d ism ay (KDB) adalah ungka pi -se ueiuandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan geounu yang dapat dibangun Ja uik. iLiian/tanah

perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai;39. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat (KLB) adalah perbandingm .suara seruruh luas

lantai bangunan terhadap luas lahan yang dinyatakan daiam prosentase;

40. Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah garis tegak lurus dan garis tengah (as) jaia- Jmedian ke tembok

bangunan atau tiang struktur bangunan terdekat yang berhadapan dengan jalan L^sanykuian, batas

mana tidak boleh dilampaui dan garis pada halaman pekarangan bangunan yang jiu. .k sejajai Jari garis

tepi sungai atau as pagar dan merupakan batas antara kavling/pekarangan yang o^et uioanyur. dan yang tidak boleh dibangun;

41. Garis Sempadan Pagar (GSP) adalah garis tegak lurus aari garis tengah (as) j^an meaian ke tembok penyengker/pagar rumah yang bertiadapan dengan jaian bersangkutan, yang tidak :_>Ot - i i Uiicti np.:Ut;

42. Garis Sempadan Samping Bangunan (GSSB) dan Garis Sempadan Belakang Bangui idn (GSB3) adalah

garis terdekat bangunan terhadap garis batas samping dan belakang kapling yang uihii jng dari garis batas

kapling terhadap batas terluar samping dan belakang bangunan yang berfungt suoagal ruang untuk

pertimbangan faktor keselamatan antar bangunan, yang tidak boleh dilampaui;

43. Badan Jalan adalah lebar badan jalan yang diukur ua?i kiri kanan batas luar jatai. at. a gut di sepanjang jalan tersebut.

44. Tata Kualitas Ungkungan adalah rekayasa elemen-ciemen kawasan yang sedc:ntk..,n iupa, se'ningga

tercipta suatu kawasan atau sub area dengan sistem lingkungan yang informatit, bc-.r*arakier khas, dan memiliki orientasi tertentu.

45. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan yang

pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan berfungsi seoagui mana mestinya.

i — --- — — . --------Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasa,; Herkantoran Kabupaten Bu-

Page 7: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

46. Peran Serta Masyarakat adalah keterlibatan mssyarakai secara sukareia di dalaf.i iumusan Kebijakan dan pelaksanaan keputusan dan/atau kebijakan yang berdampak langsunu u.-nadap Kehidupan masyarakat pada setiap tahap kegiatan pembangunan (perencanaan, desain, implc-meumsi can uvaluasi).

Bagian Kedua

Maksud Dan Tujuan

Pass! 2

Maksud dan Tujuan dan Penyusunan Peraturan Bupaii tentang Rencana Tata Ban_ ur....m uan Lingkungan

Kawasan perkantoran adalah:

a) Memberikan arahan perwujudan penataan bangunan dan lingkungan yang fungsuru.., andal aan efisien sesuai dengan kondisi dan potensi internal ataupun ekstemal kawasan perencanaan.

b) Terciptanya kawasan perkantoran yang dapat mengakomodasi kebutuhan sarana pelayanan

pemerintahan tingkat kabupaten.c) Terciptanya kawasan perkantoran yang nyaman, aman dan mendukung image Kota.d) Mengendaiikan penyelenggaraan penataan bangunai i dan lingkungan melalu; w. .-.anisine peiizinan

bangunan (IMB), pengawasan dan penertiban.

e) Penataan Bangunan melalui pengaturan GSB, KDB dan KLB.f) Penataan Ruang Terbuka Hijau.

g) Pembinaan melalui pengaturan, pengawasan, sosialisasi dan pemberdayaan pc-nauan bangunan dan lingkungan bersama-sama pemerintah daerah dan masyarakat.

BAB I!

KEDUDUKAN, WILAYAH PERENCANAa N DAN JANGKA WAKTU R U G A a

Kedudukan

Pasal 3

Kedudukan RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten Buol adalah:a. Merupakan penjabaran dari RUTRK Kota Buol 2006 - 2025 dan RDTRK Kota Buol (2013 - 2033) serta

strategi manajemen perkotaan kota buol yang merupakan rencana geometric pemaniaaian ruang untuk perwujudan ruang kawasan perencanaan;

b. Merupakan perangkat pengendali pertumbuhan kota, panauan wujud taia banguik u. a rnokuuuan pada suatu kawasan fungsional.

c. Arahan terhadap wujud pemanfaatan lahan serta desain arsitektur kota ̂.-o. ;a> imsil rencana teknis/rancang bangun (building design).

d. Merupakan panduan rencana investasi dan aranan pengembangan infrasdukur serta program pembangunan pada suatu kawasan dalam konteks yang iebih luas.

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten Bu. .,bi

Page 8: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

Wilayah Perencanaan

Pasal 4

(1) Wilayah Perencanaan dibagi berdasarkan Blok A, Blok Br dan Blok C.(2) Blok sebagaimana dimaksud dalam Ayat {1) adalah sebagai berikut:

a. Blok A meliputi Kawasan Reklamasi Pantai, Jin.Syarif Mansur, Kantor DPRD dan Islamic Center

b. Blok B meliputi Kawasan Perkantoran dan RSUD Buolc. Blok C meliputi Kawasan Kantor Bupati, Alun-aiun Kota, Kantor BPN, Asrarrm Pjiisi, Rumuh Dinas,

Ruang Terbuka Hijau dan Lembaga Pemasyarakavan.

(3) Batas-batas Kawasan perencanaan adalah:a. Di sebelah Utara Dibatasi lahan terbuka, kebun, permukiman dan r,en -..moron yang telah

dibangun,

b. Di sebelah Timur Dibatasi Laut Sulawesi yang merupakan Zona Kawasan KonservasiiSempadan Pantai;

c. Di sebelah Selatan : Dibatasi lahan terbuka berupa semak belukar, k- au i, pemtukiman danperkantoran yang telan dibangun;

d. Di sebelah Barat Dibatasi lahan terbuka berupa semak oeiukar, ,.et n dan buKii yangsecara admintstrasi merupakan kelurahan Leok jj.

(4) Batas-batas dimaksud dalam ayat (3) pasal ini sebagaimana teriampir di dalam Pma RTBL kawasan Perkantoran Kabupaten Buol.

Jangka Waktu Rencana

Pasal 5

Periode waktu berlakunya RTBL Kawasan Perkantoran Kauupaten Buol mengacu paca : .-riodis wuktu yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Ri Nomor 06/PRT/M/2007 toman Peaoman Umum

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, yakni setiap 5 (Lima) tahun (2014 - 2019},

BAB III

RENCANA TATA BANGUNAN Da n LINGKUNGAN (RTBL)

Pasai b

d ) Peraturan Bupati tentang RTBL Kawasan Strategy Perkantoran Kabupaten :k OiSueu:: dengansistematika sebagai berikutBAB I

BAB II

BAB III

BAB IV

KETENTUAN UMUM

KEDUDUKAN, WILAYAH PERENCANAAN DAN JANGKA. Wa KTU RENCANA

RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)PROGRAM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten Buo; Pa se 8

Page 9: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB V

BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX

RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAK STRUKTUR DAN

PEMANFAATAN RUANGPENGENDALIAN DAN PENGAWASANKETENTUAN PIDANAKETENTUAN PERALIHANKETENTUAN PENUTUP

(2) Lampiran Peraturan Bupati tentang RTBL Kawasan PerKantoran Kabupaten Buoi mei .pakan bagian yang

tidak terpisahkan dariPeraturan Bupati ini yang terdiri dan :

a. Buku Fakta dan Analisa Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Jaian Bataiipu Kooupatan Buol.

b. Buku Laporan Rencana (Laporan Akhir) Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Perkantoran

Kabupaten Buol.

c. Album Peta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Perkantoran Kuoupaten Buol.

(3) Naskah dan Lampiran Peraturan ini merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidaf te: .;js«hNan satu sama lain.

BAB IV

PROGRAM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Pasal 7

Konsep dasar program perancangan bangunan dan lingkungan diarahkan pada . isi pembangunan dan

pengembangan kawasan RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten Buol yang operator.d dan rinci sesuai

dengan kontekstualitas, karakteristik, potensi dan pennasaiahan kawasan perencarua:: Schmyea seiuruh

tatanan bangunan dan lingkungan yang dirancang akan dapat memberikan kontribusi s. tens. Jap Kawasan

perencanaan. Adapun sasaran yang ingin dicapai:

a. Penataan Bangunan Perkantoran, Perumahan melalui pengaturan GSB, KDB dan KlB

b. Penataan Ruang Tertuka Hijau, tata hijau dan sarana rekreasi, taman kota, lapangan a .n alun-aiun kota.

c. Penataan bangunan dan tata lingkungan jaian yang mendukung aksesibilitas di kawasa i perkantoran.d. Penataan draenase kanal dalam rangka menanggulangi debit saluran.

e. Penataan rencana kawasan reklamasi pantai (sempaaan pantai) dan rencana kawasa! penunje-ng/activity support.

f. Penanganan system persampahan kota.

Pasal 6

(1) Konsep bentuk dan tata masa bangunan dalam konteks perencanaan kawasan pe.kai .toran di Kabupaten Buol adalah:

a. Diarahkan memiliki pola dan bentuk tertentu yang dapat memberikan citra yang balk serta memiiiki keunikan dan arsitektukal lokal Buoi.

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten Buol p ltge 9

Page 10: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

b. Membentuk pola yang terdefinisi dengan baik dengan skala 60 : 40 antara Coverage Building dan

Open Space.c. Bentuk bangunan diarahkan untuk memiliki tanggam/gaya yang khas serta menygunakan Langgam

Arsitektur tradisional setempat (Khas Buol). Dan dikombinasikan dengan lung jam modem untuk

kawasan sekitamya.(2) Konsep Kawasan Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliput: ki -sep lencana tala

masa bangunan pemerintahan terpadu, rencana kawasan penunjang/activity suppo= u konsep penataan

ruang terbuka dan tata hijau, konsep pengembangan infrastruktur jalan, konsep dr^mase teipadu, dan

konsep kawasan campuran (mix use).

BAB V

RENCANA UMUM DAN PAN DU AN RANCANGAN STRUKTUR DAN PEMANFa A ■ AN RUANG

Bagian Kesatu

Struktur Perumuxan Lahan

Pasal 9

Kawasan perencanaan berdasarkan karakteristik pertumbuhan dan perkembanganeya make stiuktur tataruang terbagi menjadi 3 (Trga) Blok ya'ttu:

a, Blok A: Kawasan reklamasi pantai (14,04 Ha), Jalan Arteri Primer Jin. Syarif Mauser, Karnor DPRDdan Islamic Center.

Fungsi pemanfaatan ruang diarahkan paaa pemanfaatan Campuran (/p« >e) yaitu Kawasan

permukiman, perdagangan dan jasa, Islamic center, pendidikan dan wi- aa pantai Coastal

Road.

- Kawasan Permukiman disepanjang kin dan kanan jalan lokal arteri (Jin. Syarif Mansyur).

- Kawasan Perdagangan dan Jasa skala kota serta wisata pantai ci sepanjang Garis

sempe'tdan Pantai Buol (laut Sulawesi) yang diperuntukkan untuk man; terbuka hijau dan publik yang dilengkapi dengan fasilitus publik, sarana aksesibiltas Jaii sarana pendukung

lainnya. Aktivitas perdagangan ditempatxan disisi dalam (barat) reru in. Coastal Road. Dan disisi Timur Coastal Road diletakkan Ruang Terbuka Hijau + Park.! o:.a wisata yang juga berfungsi sebagai pengaman garis sempadan pantai (GSP).

- Pada Bagian Node (Pertigaan ke kawasan perkantoran) diperuntukkan untuk detain ruang

terbuka sehingga secara visual merupakan ruang peralihan sekaliges mumperkuat lingkage

wsuaf ke arah kawasan perkantoran.

b. Blok B : Kawasan perkantoran, gedung DPRD, permukiman, Kesehatan (RSUD, jaringan drainaseprimer (kanal), perdagangan.

Fungsi pemanfaatan ruang diarahkan paaa pemanfaatan perxantoran oan . ja ,g teruuka hijaupada kanal:

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten Blm Puge 10

Page 11: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

- Kawasan perkantoran disepanjang jalan lokal arteri (Jalan Batalipu) dengan lebar damaja 6

meter x 2 lajur dengan fasilitas utilitas dan pejalan disamping kin dan kanan jalan 1,5 meter ■ 2 meter, dengan lebar drainase 1,5 meter.

- Jalur hijau di dua sisi kanai dengan lebar rumija 10 meter dan ieba: ka.ial (jaringan primer)

6 meter dan tinggi 3 meter dimaksuokan untuk pemecahan pc-imi.-;alahan iingkungan sehingga dapat meningkatkan keindanan kota, sebagai fitter pen-;en..«fc;n dan. mereoam

kebisingan, pusat jajanan kuliner (Kavasan Pujasera), dan sebagai ; usat interaksi serta

dapat mengurangi pembuangan debit volume air pada instensitat hujan/curah hujan makslmum.

c. BlokC: Kantor Bupati, Aluri-alun kota, Kantor BPN, Asrama polisi, Rumah Dinay dan ruang terbukahijau.

Fungsi pemanfaatan ruang diarahkan pada pemanfaatan campuran:

- Kawasan perkantoran disepanjang jaian loxal arteri (Jalan Batalipu at: .gan iebar damaja 6 meter x 2 meter dengan fasilitas utilitas 0,5 meter dan pejalan disarming kin Jan kanan jalan 1,5 meter, dengan lebar drainase i ,5 meter.

- Ruang Terbuka Hijau.

Bagian Kedua

Rehcana Perpetakan

Pasai 10

Rencana perpetakan lahan pada kawasan perencanaan perpetakan tanan dapat bwe; j sisiem Dlok yang terdiri dari gabungan beberapa persil, dan sistem kapling/persil.

Bagian Ketiga

Rencana Tapak

Pass! 11

(1) Rencana tapak pada wiiayah perencanaan, yang uuak banyak mengalami pek.bi.nan, yaitu kawasan

pusat perkantoran pemerintahan kota.

(2) Untuk menunjang peranan kawasan pusat Perkantoran sebagaimana din.ak ._d pada ayat (1)

diciptakan karakter khas pada masing-masing blok perencanaan yang dllakukan origan:

a. Jaringan jalan (jalan kendaraan atau jalan untuk pedestrian) dibeberapa bagian blok, yang dapat

membuka wiiayah perencanaan dengan wiiayah lain di sekitamya;

b. Membentuk jaringan pedestrian way yang menghubungkan semua unit perencanaan sehingga

tercipta pedestrian freedo;

c. Mengupayakan agar bantaran bisa menjadi uroan green space;

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten Buoi Page 11

Page 12: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

d. Menetapkan jarak bangunan terhadap jalan sedemikian rupa sehingga tercipta ouiiding alignment

yang serasi;e. Mengarahkan ketinggian bangunan, sehingga akan menghasiikan roof-lit,e ng nenrama dan

menghasilkan koridor jalan sebagai ruang ciosute;

f. Memberikan link antar bangunan berupa pedestrian shelterkoutior bagi ueju,an kaki, sehingga

wilayah perencanaan bisa disebut sebagai kawasan yang pedestrian friendly.

Bagian Keempat Intensitas Pemanfaatan Lahan

Pasai 12

Perincian Pemanfaatan ruang pada kawasan perencanaan auaiah sebagai berikut:a. Kawasan Terbuka Hijau adalah ruang-ruang dalam kabupaten atau wiiayah yan j k -jh luns Laik bentuk

area'kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jaiur dimana dalam pengyutK.annya lebih bersifat terbuka yang pada dasamya tanpa bangunan dan pemanfaatanya lebih bersifat pension hijau tanaman atau tumbuh-tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman.

b. Kawasan Perumahan adalah kawasan yang berfungsi sebagai lingkungaii L-inpat tinggai atau lingkungan hunian yang ditengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan. So. .-ma can prasarana lingkungan tersebut adalah:

• Fasilitas pendidikan skala lingkungan dan TK sampai dengan SLTA.

• Fasilitas kesehaian seperti praktek dokter atau baiai pengobatan skala lingkimg.,.:.

• Fasilitas perdagangan dan jasa skala lingkungan seperti warung makan/mirum toko kelontong, warung telekomunikasi (wartel), salon rumahan dan kegiatan sejenis.

• Industri kecil/kerajinan rumah tangga yang tidak menimbulkan poiusi.

• Fasilitas umum seperti taman dan lapangan oiamuga.

c. Kawasan Perdagangan dan Jasa adalah kawasan pusat perbelanjaan yang nvnj-: J keperiuan sehari- hari yang dilengkapi dengan sarana-sarana wage. Lunnya seperti kanror, band g .jaug, inaustri kecil

seperti konveksi dan lainnya dengan arahan penyembangan diatur tersendin p u a K'l'BL kawasan Perdagangan.

d. Kawasan Perkantoran adalah kawasan yang guna lahannya dominan perkantoran ra ,n tungsi-fungsi lain

yang mendukung aktivitas perkantoran. Kawasan Perkantoran merupakan pusut omeuntshan suatu

Kabupaten atau kota Kawasan penunjang perkantoran terdiri dari perdagangan o j i .aa. Kom.»onen dan

kawasan penunjang antara lain terdiri dari pertokoan dan pujasera yang be..uj ..m untuk melayani

kegiatan-kegiatan perkantoran dan masyarakat G u ita r kawasan yang bercram;. puuiti: terhadap kehidupan urbanisasi kawasan.

Pasai 13

KLB di Kawasan Perencanaan merupakan perkalian antara luas KD8 dengan jumlah Isi ,iai.

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawas. - m ^-rarkantoran Kabupaten B-. 1C

Page 13: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

Pasai 14

(1) KDB dan KLB Kawasan Blok A diatur sebagai berikut:a. Kawasan Perdagangan dan Jasa, KDB Makslmal 80 %, KLB yang diizinkan * ,4 - 2 A aiau Maximal 4

Lantai.b. Kawasan Perkantoran KDB Maksimal 60 %, KLB yang diizinkan 0,6 - 2,4 atnu Maximal 4 Lantai.c. Kawasan Perumahan KDB Maksimal 50 %, KLB yang diizinkan 0,6 -1 ,5 atau Maxima! 3 Lantai.

(2) KDB dan KLB Kawasan Blok B diatur sebagai berikut:a. Kawasan Perdagangan dan Jasa, KDB Maksimal 80 %, KLB yang diizinkan ; f i 2,4 atau Maximal 3

Lantai.b. Kawasan Perkantoran KDB Maksimal 60 %, KLB yang diizinkan 0,6 -2 ,4 atau Maximal 4 lantai.c. Kawasan Perumahan KDB Maksimal 50 %, KLB yang diizinkan 0,6 - 1,5 ata. to j-.ima! 3 Lantai.

(3) KDB dan KLB Kawasan Blok C diatur sebagai berikut:a. Kawasan Perdagangan dan Jasa, KDB Maksimal 80 %, KLB yang diizinkan i .4 - 2,4 atau Maximal 3

Lantai.b. Kawasan Perkantoran KDB Maksimal 60 %, KLB yang diizinkan 0,6 - 2,4 atiu maximal 4 Lantai.c. Kawasan Perumahan KDB Maksimal 50 %, KLB yang diizinkan 0,6 -1 ,5 a ta M. .rims! 3 1 untai.

Bagian Keiima

Ketentuan Tata Sangunan

Pasai 15

1. Tata Bangunan di Kawasan Blok A diatur dengan memperhatikan antara kawasan Perdagangan jasa, kawasan perkantoran dan Kawasan perumahan Penduduk, jarak GSB tertiadap j&Mn ditetapxan Vz dan ROW.

2. Pada Blok A yang merupakan Jalan Arteri Primer (Jin. A. Syarif Mk iS)..;), aiahan desain

mempertahankan kondisi jalan yaitu 4 Lajur dan 2 Jalur dengan lebar 6 meter p.jrj., a dan median jalan

1,5 meter dan dilengkapi dengan jalur pedestrian dan utilitas 1 meter diietapkan G Siv.ri minimal 20 Meter.

3. Pada Blok B yang merupakan Jalan Lokal Arteri (Jin. Batalipu), arahan desain mempenahankan kondisi jalan yaitu 4 Lajur dan 2 Jalur dengan lebar 6 meter perjalur dan median jalan 1 5 meter dan dilengkapi dengan jalur pedestrian 1 meter dan jaringan utilitas 0,5 meter dan jalur untuk tumm/ponon peiindung 1

meter, lebar draenase 1,5 meter dengan tinggi draenase 1,2 meter dan tinggi purkt.usaan trutoar 20-30 Cm dan ditetapkan GSMB minimal 20 Meter.

4. Pada Jalan Loka! Primer (Jin. Dr. Wahidin dan Jin. Sam Ratulanggi) ditetapkan G: is > n p .J u n Muka

Bangunan (GSMB) minimal 20 Meter dengan kondisi jalan yaitu 4 lajur dan 2 jamr origan Lebar badan

Jalan 6 Meter, Median Jalan 1 Meter, Jalur Pedestrian 1 Meter, Jaringan e:ilu 0,5 Muter, Lebar draenase 1,5 Meter dan tinggi 1,2 meter dan tinggi perkerasaan trotoar 20-30 Cm.

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kaw&<mSi Perkantoran Kabupaten El ei page 13

Page 14: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

5. Pada Jalan Lokal Sekunder ditetapkan GSMB minimal 10 Meter dengan kondisi jatei i yaitu 1 tajur dan 2 jalur dengan Lebar badan Jalan 6 Meter, Jaringan utilitas 0,5 Meter, Lebar draenose i ,5 Meier dan tinggi

1,2 meter.6. Untuk GSBB dan Garis Sempadan Belakang Bangunan dipersyaratkan minimal % dari tinggi bangunan

atau minimal 2 meter.7. GSPdanGSB;

a. Geometrik Ruas Jalan Damaja 6 meter, GSP sebesar 4,5 meter dan GSB sebtsai ,5 meterb. Geometrik Ruas Jalan Damaja 8 meter, GSP sebesar 5,5 meter dan GSB sebt-oai j,5metet.

c. Geometrik Ruas Jalan Damaja 10 meter, GSP sebesar 6,5 meter dan GSB sebesar 11 mete;.d. Geometrik Ruas Jalan Damaja 12 meter, GSP sebesar 7,5 meter dan GSB seLes. •• 16,5 merer.

e. Geometrik Ruas Jalan Damaja 16 meter, GSP sebesar 9,5 meter dan GSB sebesar 18,5 meter.

f. Geometrik Ruas Jalan Sunset (Damaja 33 meter) GSP sebesar 19,5 metei den GSB sebesar 30

meter.

Pasal 16

1. Peraturan bangunan berkaitan dengan konsep penggunaan bahan bangunan c ui-iuk kawasan perencanaan dibuat dengan mempertimbangkan karakter langgam arsitektur lokal r.er.vjts:

a. Pengembangan ornament, fagade dan sebagamya yang bercirikan corak ,okai Khas buol yang disesuaikan dengan langgam bangunan yang hendak dibentuk.

b. Bahan bangunan diupayakan menggunakan bahan dari material yang kuat dan tinak icntan terhadap

bencana alam, bersih, ringan namun masih tetap ramah lingkungan.

2. Bahan bangunan yang dipergunakan hams memeuuni syarat-syarat teknik sestai <.enyan fungsi yang

dipersyaratkandalam StandarNasional Indonesia (SNi) tentang Spesitikasi Bahan Sai. junan.

Pasal 17

Rencana Penataan Signage

Proses adopsi, adaptasi dan akomodasi terhadap kepeniingan pihak pengusaha (pemasang iklan) dengan

pihak pemerintah dalam penataan signage (tanda) pada Kawasan perencanaan merupaki u hat penting yang

diiakukan guna mencapai kesepakatan bersama. Penataan Signage dapat dilakukan pa m bangunan, pada

tapak/perpetakan dan penataan pada lingkungan. Penutaannya agar dapat mencipu-.*a:. kes«ii serasi dan menyatu dengan fagade bangunan, membentuk dan memperkuat karakter bangunan dan lit .gkungan Kawasan,

mudah dilihat dan dibaca sebagai focal point serta mampu memperkuat bentukan mang iubuka di sekitamya

dan mampu menciptakan suatu sense of place positif terhadap bangunan dan kualitas visual jalan.

Signage atau tanda untuk kawasan perencanaan direncanakan untuk:

a. Papan nama bangunan, tuiisan terbaca jelas dari jarak minimal 10 M disiang me ipun malam hari, tidak

diperkenankan menutupi lebih dari %tampak bangunan, menjadi komposisi desain ijai.ganan;

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten Buol6 w

Pago 14

Page 15: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

b. Papan penanda lalu lintas jalan dan lingkungan, tulisan terbaca jelas pada jaruk maksimal 20 m oleh pengendara, diletakkan di sisi kin badan jalan, searah sirkulasi kendaraan, maksimal 4 m sebelum perempatan atau ujung jalan, simbol rambu pengarah sesuai standart lalu lintas jaian:

c. Papan nama kawasan, terletak di tempat strategis pada tiap zona kawasan st-rta bangunan, berhuaif

besar agar terbaca;d. Papan informasi dan peta kawasan, serta papan pengarah jalan, tenetak di ten.gat >uuieyis dan tulisan

terbaca jelas pada jarak minimal 2 m,

Pasal 18

1. Dalam hal terjadi penurunan kualitas bangunan/lingkungan, dilakukan upays penanganan terhadap bangunan dan lingku.igan melalui proses penertiban bangunan.

2. Penertiban bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan meulu: upaya pemugaran

terhadap kavling bangunan yang mempunyai perrnasaianan bangunan akibat tioak .iemenuhi ketentuan pengembangan bangunan yang ada.

Pasal 19

1. Pengembangan bangunan di kawasan perencanaan direncanakan untuk pengeM,u«: :gan bangunan yang memenuhi persyaratan teknis bangunan gedung sehingga memberikan kenyamanan dan Keamanan bagi penghuninya.

2. Persyaratan bangunan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) yang hams dip^-rumi yaitu :a. Persyaratan Kesehatan

1) . Ventilasi

a) Setiap bangunan Kantor, Gedung, Gudang dan rumah tinggai harus nwi,...\i ventilasi;

b) Ventilasi alami hams terdiri dan bukaan permanen, jendeia, pintu, auu -jarana lainnya yang dapat dibuka sesuai dengan standar teknis yang behaku;

c) Luas ventilasi alami dipertiitungkan minimal seluas 5 % dari luas lantai mangan yany diventilasi;

d) Sistem ventilasi buatan hams diberikan jika ventilasi alami yany u ia tidak memenuhi

persyaratan. Penempatan fan pada ventilasi buatan harus memung.jni.-at petopusan udara secara maksimal dan masuknya udara seyar, atau sebaliknya;

e) Penggunaan ventilasi buatan hams memperhitungkan besamya yen^arau udara yany disarankan untuk berbagai fungsi ruang dalam bangunan gedung sesuai p..,-dcman can standar teknis yang berlaku.

2) . Pencahayaan

a) Setiap bangunan hams memiliki pencahayaan alami dan/atau ouaan sesuai dengan fungstnya;

b) Penerangan alami dapat diberikan pada siang hari untuk rumah dange du-..j;c) Untuk penerangan malam hari digunakan penerangan buatan;

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten B .:oi Vage 15

Page 16: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

d) Perencanaan sistem pencahayaan diarahkan dengan menggunakan Liupu nemat energy dengan menggunakan kebutuhan dan mempertimbangkan upaya kons-.-rvasi energy pads bangunan gedung.

b. Persyaratan Kenyamanan

1) . Sirkulasi Udaraa) Seuap bangunan diharuskan untuk memberikan pengaturan udara untuk menjaga suhu udara

dan kelembaban ruang;b) Sistem sirkulasi udara ini btsa diarahkan untuk dilakukan didinding dan «tap oangunan.

2) . Pandangan

a) Perietakan dan penataan elemen-elemen alam dan buatan pada baoan uar.gunan maupurt

rnang luar diatur untuk tujuan melindungi hak pribadi;b) Perietakan bukaan pada bagian-bagian pcisimpangan jaian agar pengjun.-; jaian sating dapat

melihat sebelum tiba pada persimpangan.3) . Kebisingan

a) Elemen-elemen alami berupa deretan tanaman dengan daun lebat, atau eit-men buaian berupa pagar dapat mengurangi kebisingan yang diterima oleh penghuni di dalam bangunan;

b) Perietakan elemen-elemen alam dan buatan untuk merigurangi/men.-aa-.u keb.singan yang datang dan luar bangunan dan iuar lingkungan.

4) . Getaran

a) Penggunaan material dan sistem konstruksi bangunan untuk meredau getaran yang datang dan bangunan lain dan dari iuar lingkungan;

b) Bangunan-bangunan baru beriantai dua keatas konstruksinya harus mempertiitungkun bahaya getaran terhadap kerusakan konstruksi dan elemen bangunan.

Bagian Keenam

Rencana Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung

Pasal 2u

1. Sirkulasi pada kawasan perencanaan hams membeujkan antara sirkulasi untuk Kjik eiean dan sirkulasi untuk pejalan kaki

2. Sirkulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap dalam satu system yang integrative antara .a. Sirkulasi internal dan ekstemal bangunan.

b. Pemakai atau pelaku kegiatan dan sarana transportasinya.

c. Pertemuan antara keduanya yaitu pemakai dan alat transportasinya yang ada pae.. tempat parkir danhaltesedang perpotonganantarkeduanya akan u.ieittanakan fasilitas zebra c; .s;.

3. Sirkulasi lalu lintas di kawasan perencanaan dipertananKan untuk 4 (ernpat) laji. i' ,iu a; nr an dengan pemisah yang berupa median:

a. Untuk Jaian Lokal Arteri (Jin. Syarif Mansyur dan Jaian Batalipu);

b. Untuk Jaian Lokal Primer (Jin. Dr. Wahidin dan Jaian Sam Ratulanggi);

B W ^ ——— WH— ——W M W — —■ i m l m a . , . - — ___

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang R TBL Kawasan reiKantoran Kabupaten Buc, 16

Page 17: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

c. UntuK Jalan Lokal Sekunder dipertahankan untuK i (satu) jatur 1 (dua) an-s median karena kepadatan laiu lintas masih memadai untuk 10 (sepuiuh) tahun mendatang.

4. Sirkulasi jalur kendaraan pribadi dapat meiaiui semua jalan yang disediakan, t/Jek oeruoah dan lebih M s ib e l untuk mencapai tujuan tertentu dengan tetap memperhatikan rambu-ramuu laiu lintas dan

kelengkapan kendaraan.

5. Sirkulasi bagi pejalan kaki berada pada sisi jalan berupa jaringan pedestrian ways yang dilengkapl dengan:

a. Elemen-elemen pengarah;

b. Elemen perabot mang luar;

c. Peneduh pada fasilitas sirkulasi pejalan kaki.6. Untuk tetap dapat mempertahankan fungsi arteri pada kawasan perencana.m uiiakukan dengan

meningkatkan kelancaran arus laiu lintas dengan mempertahankan jalur penghubu: <g, .mtara la in :

a. Pemisahan terhadap type kendaraan, kecepatan dan pemakai jalan ya.;y derbeda untuk meminimalkan gangguan terhadap arus laiu lintas

b. Pemisahan lajur yang jelas antara kendaraan yang bergerak lambat dan cepat s.:hingga fungsi ruas Jalan Syarif Marisyur dan Jalan Batalipu sebagai jalan Lokal Arteri dengan k-ne, .-.tan rata rata tinggi

dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien dapat dipertahankan dan dibo. j j^ a n jelas ruas jalan yang berfungsi kolektordan lokal.

c. Untuk Kendaraan besar seperti Kendaraan Traner/fronton, Alai Berat, Bus iv - .jtus hanya dapatmelintasi Jalan Syarif Mansyur dan tidak diperkenankan melintasi Jalan sepamang areakawasan perkantoran dan Jalan Permukiman.

d. Kendaraan Umum dapat melintasi disemua jaian yang disediakan, hingya juian lokal menuju

permukiman.

e. Melakukan penertiban penggunaan Daerah Mantaat Jalan (Damaja) untuk i.eymtan komersi! serta

meniadakan penerapan parkirtepi jalan di sepanjang ruas Syarif Mansyur dan Ja. .a duiulipj.

Pasai 2 1

Pengendalian Persimpangan

1. Persimpangan Jalan Syarif Mansyur dan Jalan Batalipu

Merupakan pertemuan dan dua persimpangan dan ruas Jalan Syarif Mansyur oan tari Jalan Batalipu, persimpangan ini diarahkan untuk:

a. Mempertoesar Bundaran Laiu Lintas hingga ukuran maksimal yang oisa diban-u;. js.*gan j ari-jari (R) ± = 20 meter sehingga meningkatkan kapasitas persimpangan.

b. Menggunakan pengendalian rambu laiu lintas sebagai jalur lambat dengan Jai ak ■andang Minimum 170 Meter pada kecepatan Rencana 60 Km/jam.

2. Persimpangan Jalan Batalipu dan Jalan Dr. Wahidin dan Jalan Sam Ratular.ggi persimpangan ini merupakan pertemuan antara Jalan Lokal Arteri dengan Jalan Lokal primer, Pengeeaaitan pergerakan pada persimpangan ini adalah sebagai berikut:

WtafiBMWiMililli

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawas..........-s_ _ ■. . l ■ ite B an — n _ - _

eiKantoran K&bupaten Bu 17

Page 18: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

a. Menggunakan pengendalian bundaran sebagai jalur lambat.b. Menggunakan pengendalian rambu lalu lintas sebagai jalur lambat dengan Jaruk pandang Minimum

100 Meter pada kecepatan Rencana 40 Km/jam.c. Memperbesar Bundaran Lalu Lintas hingga ukuran maksimal yang bisa dibangun dengan jari-jari (R)

± = 30 meter sehingga meningkatkan kapasitas persimpangan.d. Perbaikan pada geometrik persimpangan dengan lajur-lajur percepatan dane. perlambatan dan pengendalian tertiadap arus pejaian kaki.

3. Persimpangan Jalan Bataiipu dan Jalan Diponegoio. Persimpangan ini merupaka., punemnan antaia Jalan Lokal Arteri dengan Jalan Lokal Sekunder. Pengendalian pergerakan pada pers.mpanyan mi adaian

sebagai berikut:a. Menggunakan pengendalian rambu lalu lintas sebagai jalur lambat dengan Jai uk , andang Minimum

100 Meter pada kecepatan Rencana 40 Km/jam.b. Perbaikan pada geometrik persimpangan dengan lajur-lajur percepatan danc. perlambatan dan pengendalian terhadap ares pejaian kaki.

Pass! 22

Jaringan jalan di kawasan perencanaan diatur sebagai be-moii.

1. Jalan Syarif Mansyur (Jalan Lokal Arteri).

Jaringan Jalan untuk system pergerakan kendaraan di Jalan Syarif Mansyur yang me. upakan Jalan Lokal Arteri dengan status Jalan Propinsi (Jalan Trans Sulawesi). Pengembangan Ja^n Syarir Mansyur

direncanakan dengan ROW 22 Meter dengan mempertahankan 4 (empat) lajur 2 (dum jaiur arah dengan lebar trap lajur 6 meter dan lebar median 1,5 Meter dan jalur pedestnan 1 mete;. P, mbatas untuk Jalur

atau median difungsikan untuk penanaman pohon, sebaiknya digunakan tana; .an perdu dengan

ketinggian tanaman< 0,50 meter dengan kriteria tanarnan perdu yang ditanan. o unnya harus tidak bermasa padat agar tidak menghalangi pandangan pengernudi/pengguna jalan.

2. Jalan Bataiipu (Jalan Lokal Arteri).

Jaringan Jalan untuk system pergerakan kendaraan di Jalan Bataiipu yang merupaknu Jalan Lokal Arteri

dengan status Jalan Kabupaten. Pengembangan Jalan Bataiipu direncanakan aenpan ROW 22 Meter

dengan mempertahankan 4 (empat) lajur 2 (dua) jalur arah dengan lebar tiap i.iju? b merer dan lebar

median 1,5 Meter dan jalur pedestrian 1 meter. Pembatas untuk Jalur atau media:; difungsinan untuk penanaman pohon, sebaiknya digunakan tanarnan perdu dengan ketinggian •an..:!nan< 0.50 meter

dengan kriteria tanarnan perdu yang ditanam daunnys narus tidak bermasa padat aya. tidaK menghalangi

pandangan pengernudi/pengguna jalan.3. Jalan Dr. Wahidin dan Jalan Dr. Sam Ratulanggi (Jalan Lokal Primer).

Jaringan Jalan untuk system pergerakan kendaraan di Jalan Dr. Wahidin dan JaLtn Or. Sam Ratulanggi

yang merupakan Jalan Lokal Primer dengan status Jalan Kabupaten, Pengembangan Dr. Wahidin dan

Jalan Dr. Sam Ratulanggi direncanakan dengan ROW 20 Meter dengan mempertanaekan 4 (ernpat) lajur 2 (dua) jalur arah dengan lebar tiap lajur 6 meter dan lebar median 1,0 Meter can aiur pedestrian 1,5 meter. Pembatas untuk Jalur atau median difungsikan untuk penanaman pohon s^-cakn/a digunakan

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten Buoi Page 18

Page 19: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

tanaman perdu dengan ketinggian tanaman< 0,50 meter dengan kriteria tanamun perau yang ditanam daunnya harus tidak bermasa padat agartidak menghalangi pandangan pengemuai/pengguna jafan.

4. Jalan Lokal SekunderJaringan Jalan untuk system pergerakan kendaraan di Permukiman yang merLpakan Juian Lokal Sekunder dengan status Jalan Kabupaten. Pengernbangan Lokal Sekunder direnoai^ken uenyan ROW 10 Meter dengan mempertahankan 1 (satu) lajur 2 (Uuaj jalur arah dengan leb&f ic j. 0 meter dan jalur

pedestrian 1,5 meter tanpa median jalan.

Pasai 23Fasiiitas Pejaian Kaki

1. Jalur pejaian kaki berada disepanjang jalan pada blok perencanaan, diatur dengan kem i nuan :

a. Jalur pejaian kaki harus diteduhi oleh deretan pohon peneduh disepanjang jc^.m -x-nyan j&rak tanam

pohon peneduh 7,5 Meter;b. Permukaan jalur pedestrian harus rata dan memiiiKi profil/permukaan yang l Ja. ricin rpaving blok),

dapat menyerap air, mudah perawatan, kuat dengan motif dan pola yang seseai _-ngan nuunsa local serta memiliki kemiringan yang memungkinkan untuk mengalimya air tanpa meuggenangi jalur

pedestrian;c. Untuk jalur pedestrian yang berkontur digunakan slope dengan ketinggian maximum 60 terutama di

Blok C dengan tujuan aksesibiiitas untuk penyandang cacat serta menghindari pcrbedaan ketinggian

yang menyolok yang menyulitkan pengguna jalur pejaian kaki.d. Jaringan pedestrian juga didukung dengan fasiliias-fasilitas perabot jalan ya; y menduKuny kegiatan

pedestrian seperti kursi, tempat sampah dan lampu penerangan yang cukup.

2. Jalur pedestrian di kawasan perencanaan direncanakan dapat dilalui oleh penyand. .ng cacat sehingga

penggunaan tangga dapat diganti atau dilengkapi dengan ramp dengan kemihngan ramp tidak

diperbolehkan melebihi 7°.3. Jalur Sirkulasi pedestrian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi oangan zebra cross dan

halte.4. Jalur pejaian kaki pada kawasan pemerintahan dirancang dalam bentuk:

a. Jalur pejaian kaki di sisi jalan (trotoar) dengan ukuran:

1. Trotoar di Jalan Lokal Arteri {Jalan Batalipu) uirencanakan dengan lebar 1, j meter.2. Trotoar di Jalan Arteri Primer {Jalan Dr. Wahidin dan jalan Sam Ratulangg.) di- encanakan dengan

lebar 1,0 meter.3. Jalur pejaian kaki dilengkapi dengan tempat sampah, penerangan jalan, pohon peneduh dan

tempat duduk.b. Arcade merupakan jalur pejaian kaki dengan penutup yag terdapat pada sJ-s ji bangunan. Jalur

pedestrian beruna arcade diarahkan pada seluruh sisi bangunan mengnac g ke daiam blok

bangunan. Arahan Arcade pada kawasan perdagai igan dan jasa direncanakai - ec .. 1,30 meter.

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten B uu Page 19

Page 20: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

F as ilitas P ark ir

1. Penataan sistem parkir di kawasan perencanaan direncanakan dengan system off s-i/t pair ing.

2. Untuk tetap mempertahankan fungsi kawasan sebagai iungsi local anon, maka • ija^g uas Jalan

Syarif Mansyur dan Jalan Batalipu sebagai pusat pcmerintahan diberiakukan lawman p;nkir pada tepi

badan jalan (on streetpariting) yang berdampak pada kemacetan dan kesemrawuian.3. Parkir kendaraan direncanakan terletak di pelataran parkir dalam lahan bangunan yeuung atau

perkantoran, atau diruang terbuka (surface parks).4. Pelataran parkir dapat disediakan baik di halaman depan bangunan, disamping maupun di belakang

bangunan. Untuk wilayah perkantoran khususnya di Jalan Batalipu perigaturan pei'dar,«n parKir Kendaraan

dinas atau pribadi diarahkan berada di samping/belakang halaman gedung/kantor.

5. Sistem parkir dapat dilakukan dengan menyediaka.i kantong-kantong parke: cengar. a^sesibilitas kesegala arah dan dapat mengakses langsung ke jaiui pedestrian.

6. Parkir off street di alokasikan pada kantong-kantong parkir yang telah diientukan.

7. Parkir on street hanya diperbolehkan pada jalur-jaiui alternative (Jalan Konectoi) pada mas-ruas jalan yang berfungsi sebagai kolektor dan local dengan pertimbangan kondisi jalan lingkungan serta aspek keselamatan dan kelancaran lalu lintas.

8. Ukuran Parkir 1 (satu) mobil (sedan/van) ditentukan minimum lebar 2,30 m dan panjang 4,5 rn pada posisi tegak lurus, khusus untuk parkir sejajar ditentukan minimum lebar 3,30 m dan panj, ,g 6,0 m. Sehingga rasio parkir di dalam bangunan 25 m2 mobil.

9. Untuk kawasan perdagangan dan jasa (activiiy support) menggunakan parkir bers..ma j i daram courtyaid blok bangunan.

10. Penggunaan parkir bersama pada kawasan pantai dengan pola parkir 90°.

11. Pelataran parker di luar bangunan menggunakan material yang dapat menyerap air da. i dilengkapi dengan tata vegetasi yang teduh.

12. Jalan masuk parkir mempertimbangkan kepadatan, keramaian atau arus ialu lintas dengan jarak minimal dari persimpangan 25 meter dan dilengkapi dengan rambu.

13. Perkerasan parker pada halaman perkantoran dan perdagangan dan jasa m-. ng.unakan kombinasi

material paving blok yang grass rock dan yang padat dengan tujuan agar tetap lenadi penyerapan air ketika hujan.

Bagian Ketujuh

Sistem Prasarana dan Utilitas Bangunan

Pasal 25

1. Sistem jaringan iistrik, telepon, air bersih dan air kotor/iimoah menggunakan sister:, ja-.^gan oawah tanah yang direncanakan secara terpadu, sehingga tercipta suatu kawasan yang serasi.

2. Pada tahap awal, penataan jaringan Iistrik kabel udara drsepanjang tepi jalan maup.in ..mg menyeberangi

jalan menggunakan jenis kabel NYY dengan syarat niempunyai tinggi minimum 5 me it-, ui atas permukaan jalan.

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten Bu l : P« & ' . 20

Page 21: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

3. Sistem distribusi jaringan Istrik dengan menggunakan saluran udara dengan tiang oeton dengan jarak antar tiang listrik rsta-rata 40 meter, dan untuk penyesuaian dengan keadaan pc.muK&un tanah dan jaringan jalan maka dimbit jarak 30 ~ 40 meter.

4. Jarak kawat penghantar (toncfuWo/) terhadap unsure-unsur dalam lingkungan, amara lam nangunan,

pohon disesuaikan dengan peraturan PLN.5. Material dari jaringan listrik atau kabel harus terbuat dari bahan isolator yang kuat temadap segala kondisi

untuk menjamin keamanan dari bahaya kebakaran. Dan penempatan kotak atau biiik pemeliharaan

jaringan listrik dan telpon terletak didalam gedung.6. Untuk mempermudah pemeliharaan kabel tanah digunakan shaft khusus agar tid<^ senng melakukan

penggalian dan pengumkkan yang menggangu lalu lintas dan keadaan iingkunyu.i u.-nyan keualaman 1

meter mengikuti jaringan jalan yang ada dengan menggunakan pipa PVC berdian: te. . ' uei.gan manhole

tiap jarak 25 meter.

Pasal 26

1. Layanan penyediaan air minum diberikan oleh PDAM Motanang Kabupaten Buol.2. Sumber air alternative untuk mengatasi permasalahan kekurangan air minum, dilakuka. i rneiaiui:

a. Pembangunan kolam retensi pada beberapa lokasi yang direncakan untuk pek./a: skuia >ocal; danb. Pengembangan melalui SPAM Regional untuk pelayanan skala kota/kawasan.

3. Penataan jaringan pipa air minum di kawasan perencanaan diarahkan terpisai. a* -gun janugan pipa

utilitas pendukung lainnya.4. Guna menjaga dan meminimalkan gangguan pengembangan jaringan pipa mengir-ui ruas jalan agar

mudah dalam pemeriksaan dan pemeliharaan, dengan menggunakan pipa berdian,ete; 150-300 mm, pipa

sekunder berdiameter 100-150 mm, dan pipa tersiaer berdiameter 75-100 mm, yang ditanam dengan

kedalaman 1 meter dan lebar 0,5 meter.5. Material yang digunakan untuk pipa air bersih harus kuat sehingga meminimaiKan tingkat kebocoran

pelayanan air bersih hingga 5 %.

Pasa! 27

1. Pelayanan Telekomunikasi disesuaikan dengan ketersediaan satuan sambungan P7. Telkom dan provider

seluler yang tersedia.2. Jaringan kabel telepon idealnya menggunakan jaringan kabel bawah tanah (box utility).

3. Jaringan kabel telpon bawah tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) direntanukan menggunakan

rute sisi jalan guna meocapai peianggan yang ditempatkan secara terpadu bersamuan oengan kabel listrik

di dalam pipa PVC berdiameter 8" dengan manhole setiap 25 meter.

Pasai 26

1. Pengembangan system pengelolaan persampahan di kawasan perencanaan direulisasikan melalui Pengembangan TPSST yang terintegrasi dengan system kota sebagai penunjang TPPa S

2. Mengoptimalkan pengelolaan sistem persampahan oleh Sadan Lingkungan Hidup Kabupaten 8uol.

^ - ^ r m r m _______ ihi_ i 11 1 m * ' 111 » m n ........ — -.mr ■ y i h v * * * * *

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kciwasai! p&rKantoran Kabupaten Biu., Pc.-'u 21

Page 22: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

3. Penempatan bak/tong sampah dengan teratur di tepi trotoar dengan jasak ± 40 (hat-:, antara satu dengan iainnya yang dapat menampung minimal sampah yang dihasiikan dalam 1 (saw) nan dan penempatan bak/tong tidak mengganggu pemandangan umum.

4. Sampah dipisahkan antara sampah limbah mrnah tangga, pasar, tasilitas umum dan jalan kemudian

sampah diangkut dengan menggunakan mobil sampah dengan kapasitas 3 m3 dan motor sampah dengan

kapasitas 1 m3 -1 ,5 m3 untuk dibawa ke TPPAS.

Pasai 29

Arahan sistem drainase pada kawasan perencanaan sefcugai berikut:

1. Penerapan pembangunan jaringan drainase disesuaikan dengan keadaan v* ay...-: perencanaan dan

kondisi topografi,2. Jaringan drainase pada kawasan perencanaan terdiri dari drainase primer (kanai) da;: drainase sekunder.3. Persyaratan system drainase yang akan diterapkan di kawasan perencanaan, yatu:

a. Sistem penyaluran air hujan hams direncanakan dan dipasang dengan merTvea. hoangkan ketinggian

permukaan airtanah, permeabilitas tanah dan kebrsediaan jaringan drainase lin^.ungan/kota.b. Setiap bangunan gedung dan pekarangannya hums uilengkapi dengan sysu- i u man air hujan.c. Sistem penyaluran air hujan hams dipelinara urauk mencegah teijudinya .... umi pwnyumbatan

pada saluran.d. Saluran-saiuran tersebut hams cukup besar dan cukup mempunyai i-enanngan untuk dapat

mengalirkan air hujan dengan baik.4. Saluran drainase yang akan direncanakan pada kawasan perencanaan mempm-mn system saluran

terbuka dan system tertutup.5. Perencanaan saluran sekunder direncanakan menyimm jaringan jalan yang telah -an oiix-.ngun.

6. Pengaliran air diafirkan secara hirarki, yaitu rnuiai dan saluran tersier yang tern,, p - . ; oaaa tiamtiap tapak bangunan kemudian dialirkan ke saluran sekunder cian oerakhir pada saluran prima.

7. Drainase atau saluran primer pada kawasan perencanaan beradadi kanai denga.iS. item sa ltan terbuka

dengan dimensi lebar atas drainase 6 meter, lebar bawah 5 meter dan tinggi 3 m t :er.8. Drainase atau saluran primer pada kawasan perencanaan berada pada sisi kanai s-km jalan dan mengarah

ke saluran primer dengan dimensi lebar atas 1,5 meter lebar bawah 1 meter dan i 1,2 meter.

Pasai 30

1. Kebutuhan pengembangan pengolahan air limbah oiiahukan dengan menggum.*a. system pengolahan

setempat (On Site Sanitation), yaitu dengan mengemuangkan system penggunaan t:.ngw septiK yang ada

di tiap-tiap bangunan dan diiengkapi tangki resapan.2. Air limbah di kawasan perencanaan diklasifikasikan atas air limbah domestik dan air limbah non domestic3. Air limbah domestik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari sewerage dan sewage.

4. Sewerage sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan air buangan yang bmasal dari dapur dan

kamar mandi.

................... .Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawa&aii Perkantoran Kanupaten b.io i ;'age 22

Page 23: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

5. Sewage sebagimana dimaksud pada ayat (3) merupakan air buangan yang berasai curi koioran manusia

{tinja).6. Air limbah rumah tangga terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Air limbah aman yang dapat dibuang iangsung kesaluran drainase (grey water) seperti air bekas

cucian, air bekas mandi; danb. Air limbah yang hams melaiui proses teriebih dahulu (black water) seperti air t^ ri -,.c.

7. Sistem pengelolaan untuk grey water direncanakan disaiurkan ke bidang resapan atau. -un saluran drainasi

lingkungan.8. Sistem pengelolaan untuk black water di kawasan perencanaan khususnya untuk kawasan perdagangan

dan jasa (activity support) direncanakan menggunakan system septictank atau ;\omunal, yang dikelola oleh individu dan masyarakat setempat dan pemerintah.

Pasal 31

1. Setiap bangunan geaung kecuali mmah tinggal harus dilindungi terhadap bahnya Kebakaran dengan system proteksi aktif dan sistem proteksi pasif ternadap bahaya kebakaran je r^a i. dilengkapi tire

extinguisher.

2. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran dengan system proteksi pasif meliputi:a. Kemampuan stabilitas struktur dan elemennya;b. Konstruksi tahan api;c. Kompartemenisasi dan pemisahan;

d. Proteksi pada bukaan yang ada untuk menahan dan membatasi kecepatan nwnj;...arnya aps dan asap kebakaran.

3. Sistem proteksi aktif merupakan proteksi terhadap hana miiik terhadap bahaya k-. ;an w rtasis pada penyediaan peralatan yang dapat bekerja baik secara otumatis maupun secara -,.jp yang uigunakan oleh penghuni atau petugas pemadam dalam melaksanakan operasi pernadaman.

4. Untuk melakukan proteksi terhadap meluasnya kebakaran dan memudahkan ojteusi pernadaman, di

dalam lingkungan bangunan gedung hams tersedia jaian lingkungan dengan perkeiasi n agar dapat dilalui oleh kendaraan pemadam kebakaran.

5. Lingkungan Pemmahan, Perdagangan, Indusin harus tersedia hydrant fire exting.ds!.^, atau number air berupa sumur maupun reservoir air dan sarana prasara-.m umum untuk memperm. Ja mauaisi pemadam kebakaran dalam pernadaman kebakaran.

6. Setiap mmah dan bangunan gedung dapat dijangkau oleh pancaran air unit pc,.t<* ,m ^oa^aran dari jaian di lingkungannya.

7. Sistem pemadam kebakaran terdiri dari 2 sistem, yaitu

a. Sistem pemadam api ringan, sebagai sarana pemadam awai yang disediakan r;Ai ury chemical yang terpasang di dinding;

b. Sistem hydrant, pipa tegak tertetak dijalan antara bO m sampailOO m

8. Setiap zona pelayanan akan dilayani oleh sistem terpioan dengan 1 Cein/al Fire Simic-.

D raft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Peikantoran Kabupaten Buul Page 23

Page 24: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

9. Tiap area pelayanan disediakan Header Hydrant Pump yang disaiurkan menuju Hyjrunt Pillar, Outdoor

Hydrant Box (OHS), Siamese Connection.10. Pipa suplai air harus mempunyai tekanan minimal 10 kg/cm2, dan untuk daerah ptikei uoran tei anan yang

diperiukan berkisar minimum 5,3 kg/cm211. Header Hydrant Pump sebagaimana dimaksud pada ayat (10) berkapasitas 1500 vpn

Bagian Kedeiapan Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Pasaf 32

Penataan ruang terbuka hijau dapat berpola linier (ruang bebas sejajar dengan jaringan jainn di kedua sisi) dan non linier.

a. Penataan Ruang Terbuka Linier

Penataan dengan pengembangan teiajakan sebagai jaiur pedestrian, penataan dengan eiemen pembentuk ruang seperti tembok penyengker, angkul-angkul dan penataan dengan bidany n.. r.a bangunan yang menghadap jalan sehingga menampilkan kesesuaian yang konsisten.

b. Penataan Ruang Terbuka Non Linier

• Kolam Rembesan Banjir Sungai Buol di Blok B, Sub Blok B2 dan 5

- Penanaman vegetasi sebagai pengembangan ruang terbuka pasif dan punn iynatan fungsi tidak

hanya di tepi kolam rembesan banjir tetapi sekaiiyus sebagai ruang terbuka nijao

- Pengolahan limbah dibuat dengan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) rendan s.-suai dengan fungsi yang didukungnya.

• Taman kantor bupati buol dan sekelilingnya

1. Penataan taman kantor bupati buol ditata untuk mendukung aktivitas kantor sehingga menimbulkan semangat kerja dan kenyamanan kerja.

2. Penataan sekitar kantor daerah dibuat taman kota untuk menata keindahnn u jn menjaga struktur tanah yang labil.

• Taman Bundaran 3ataiipu

Penataan sebagai kawasan sebagai tempat rekieasi, peningkatan iisik dan vrsui. daiam mendukung kenyamanan beraktivitas, peningkatan dan pengembangan fungsi ekosistem ur iuk keseyaran iklim mikro dan daerah resapan air untuk mendukung kestabilan tanah.

• Ruang Terbuka Hijau dan Taman Kawasan

- Penataan daerah-daerah pengawasan jalan (Dawasja) pada persimpangan fchcsusnya can seluruh kawasan secara umum.

- Penataan persimpangan yang bersifat transparan dalam art) pengguna caput melakukan kontrol secara baik Ke segala arah.

• Pembuatan pulau-pulau jalan yang berfungsi sebagai ruang pembatas antai uki,. iias.

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Pdikantoran Kabupaten B u ;i Page 24

Page 25: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

- Penanaman pohon pada median jalan tidak boleh jenis pohon besardan mengy,.nggu aliran iistrik.- Penanaman pohon di depan pagar kantor narus ditanami dengan jenis pr.ion Mias dan tidak

menutupi serta membahayakan bangunan kamoi.

c. Rencana Ruang Terbuka Hijau1. Ruang terbuka umum pada kawasan perencanaan rneiiputi:

a. tata hijau kawasan kanal;b. tata hijau/jalur hijau tepi jalan; danc. taman/rekreasi kola.

2. Ruang terbuka umum, pada kawasan perencanaan merupakan ruang semPj Q ; a n i a r a bangunan sampai dengan batas pagar atau haiaman rnempui ;y;ai akses terbatas oagi unn:. s

3. Ruang terbuka privat merupakan ruang terouka hi,du yang dimiitki dan diKt-jia j,ch uiaug, seperti kebun, haiaman rumah/gedung miiiki perseorangan, atau koorporasi yang ditanami .umounan.

4. Ruang terbuka privat yang berada di kawasan perrnukiman direncanakan uruuk : yunakan sebagai iahan parkir kendaraan pribadi atau sebagai haiaman yang ditanami pcnoi, peneduh sebagai pembentuk iklim mikro depan bangunan dan peneduh area parkir kendaraan.

5. Pola tata vegetasi dan penciptaan iklim mikro merupakan unsur penting dalam penciptaan ruang terbuka pada iklim tropis.

6. Konsep ruang terbuka pada kawasan menganjuntan penanaman pohon pine., n dengan kanopi, terutama

pada ruang terbuka umum yaitu pada jalur hijau sisi pedestrian selebar 1 m dong..,! jura* penanaman setiap 8 m.

7. Selain sebagai peneduh, pola tata hijau dilakukan sebagai pengarah, terutama paoa median pembatas jalan.

8. Vegetasi pada median pembatas jalan yang dapat ditanam antara lain tuna nan perdu dengan ketinggian 1 meter.

9. Konsep tata hijau pada kawasan perencanaan menggunakan penanaman poh.m opis yang memifiki cabang, daun rimbun, ekonomis (mudah dalam perawatan) serta memiiiki a$Pek ■;eiridahan /estetika dan memberikan kenyamanan bagi pejalan.

Pasai 33Rencana pengembangan ruang hijau dan penghijauan dikembangkan sebagai upaya untuk memberikan

keseimbangan kawasan antara kawasan terbangun dan kawasan tidak terbangun. Kencana ruang terbuka

hijau dikawasan perencanaan dilaksanakan dengan cara peningkatan aspek bagi pemeiiharaan tanaman yang ada serta melakukan peremajaan tanaman dengan variasi jenis tanaman yang tidak m, usak stiuktur jalur

pedestrian, mudah dalam pemeliharaannya serta mampu mengurangi polutan. K u is ^ ana hijau pada kawasan perencanaan menggunakan penanaman pohon tropis yang memiiiki cabang, daun rimbun, okonomis

{mudah datam perawatan) serta memiiiki aspek keindanan /estetika dan m em bers ■ Kenyamanan bagi pejafan.

a. Penataan Landscape Blok A

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawas e.kantoran Kabupaten Bo, i Page 25

Page 26: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

• Kawasan PerumahanPertetakan vegetasi diarahkan membentuk pola transparan dan iertata deny;m vegetasi yang digunakan yang mampu memberi keteduhan.

• Kawasan Perdagangan dan JasaPerietakan vegetasi diarahkan membentuk pola transparan dan tertata dengan jenis vegetasi yang

digunakan mampu memberi keteduhan sehingga memberi kenyaman aktifitas amar oangunan.

b. Penataan Landscape Blok B

• Kawasan PemerintahanPenataan vegetasi yang berfungsi sebagai penyerap kebisingan dan fung a rx-giatan eampuran,

vegetasi yang dikembangkan antara lain flora khas budaya Buol seperti vegetas. ix^-junyc..

• Kawasan Lindung/LimitasiPenataan vegetasi diarahkan agar berfungsi sebagai periindungan uaerah-davrai. imritasi uari fungsi terbangun dengan vegetasi seperti Nipa dan Manggrove seperti yang ada pada saai mi,

c. Penataan Landscape Segmen 3

• Kawasan Terminal dan Pasar Tradisional modem sena Core Area

Penataan vegetasi yang berfungsi sebagai penyerap kebisingan dari fung ,« : .gr-urn campuran, vegetasi yang dikembangkan antara lain flora khas r.-udaya setempat seperti vegvta- * oeiounca.

• Kawasan LimitasiPenataan vegetasi diarahkan agar berfungsi sebagai periindungan daerah-daerai. immasi iari fungsi terbangun dengan vegetasi seperti Nipa, Palm, dan Manggrove.

• Kawasan PerumahanPemilihan jenis vegetasi yang berfungsi sebagai peneduh, penghias, estetika ataj p - lyeiap kebisingan, pemanfaatan perdu hias berbunga dalam jumlah yang agak banyak dan tara a , -inadap i anas dan

poiusi.

d. Penataan Landscape Jalur Pejalan Kaki

Vegetasi berfungsi sebagai pemberi rasa aman secara psikoiogis bagi pejalan kaki, seoagai peinbatas

imajiner bagi jalur kendaraan dan pejaian kaki, sebagai pemberi keteduhan dan ucara segar bagi pejalan

kaki dan elemen transisi skala dan karakter ruang antar bangunan dan pejalan kaki.

e. Penataan Landscape pada Intersection

Penanaman pohon secara intensif di sekeliiing bundaran membentuk kesan cindn nijau dengan jenis vegetasi yang berkarakter kuat pada ujung lahan yang dilengkapi dengan elemen * ,:u:; ;u?e (air, patung) di

tengahnya sebagai titik pusat dan orientasi dan paaa ujung-ujung trotoar perlu pila- uKan pengamanan dengan membuat bak-bak bunga untuk mencegah terjadinya kerumunan orang di l jung jaian. Arahan

vegetasi penataan landscape tersebut diatas secara terperinci dapat dilihat pada Buku ■ ;encaoa dan Album

Peta.

f. Tempat Henti (Halte)

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Herkantoran Kabupaten Buui Page 26

Page 27: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

Merupakan fasiiitas untuk menaikkan dan menurunkan penumpang angkutan umum pada tempat-tempat yang telah ditetapkan dan disediakan di sepanjang rute angkutan umum. Pada ka.rasan perencanaan tempat henti ditetapkan dengan pola penataan:

• Tempat henti terletak di tempat terbuka tidak tersembunyi, terletak pada trotoar dan dimuka pusat kegiatan yang banyak membangkitkan pemakai angkutan umum.

* Jarak maksimal tempat henti tertiadap fasiiitas tempat penyeberangan pejalan kaki adalah 50 meter dan jarak minimal dari tempat pertemuan jalan adalah 50 meter atau tergantung dan parang antrian.

Bagian kesembilan

Rencana Sistem Utilitas

Pasal 34

a) Jaringan Drainase

Arahan Sistem drainase pada kawasan perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Jalan Batalipu dengan lebar rumija 21 meter

- Menggunakan sistem saluran terbuka dengan lebar 1,5 meter.

- Jaringan drainase pada zona ] tetap pada posisi saat ini hanya dilakukan perix.ikan konciisi saluran

dan penggelontoran secara kontinyu.

2. Jalan, 12 meter, 10 meter dan 8 meter

- Sistem drainase terintegrasi dengan rencana kota secara menyeluruh.

- Pembuatan ramp pada masing-masing kavling yang dilengkapi dengan tali .

- Berupa saluran tertutup dengan lebar 1,5 meter dengan plengsengan.

- Merupakan satu kesatuan dengan jalur pejalan kaki.

- Merupakan saluran pembuangan air hujan dan limpasan air hujan dari jalan raye.

3. Jalan 6 meter

- Berupa saluran terbuka dengan lebar 0,5 meta

- Merupakan satu kesatuan dengan jalur pejalan kaki dan untuk pembuangan a.; auian dan limpasan

air hujan dari jalan raya.

b) Persampahan

- Mengoptimalkan pengelolaan sistem persampahan oleh Badan Ungkungan Hidup Kabupaten Buol.

- Penempatan bak/tong sampah dengan teratur di tepi trotoar dengan jarak * 4u meter antara satu

dengan lainnya yang dapat menanmpung minimal sampah yang dihasiikan o-ism 1 (satu; hari yang letaknya tidak mengganggu pemandangan umum.

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten Blo I Page 27

Page 28: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

Bagian kesepuluh

Rencana Street Furniture (Perabot Jalan)

Pasal 35

Komponen street furniture mencakup lampu penerangan jalan, lampu taman, lapanga:: pt-.mir dan pedestrian, boks telepon umum, tempat sampah, papan inlormasi, oangku taman, nalte, ramnu .: u lintas dan pos

keamanan. Street Furniture yang dipakai untuk umum hams menggunakan materia; y;.ny tanan terhadap cuaca dan mudah daiam pemeliharaan dan penggunaan material harus sesuai untuk seuap zona dan tidak

boleh ada street furniture daiam ruang bebas ( M e space) baik dijalan, jalur pejalan atau tempat parkir.

a. Lampu Taman dan Lampu Parkir

Berfungsi sebagai pendukung kegiatan dan ketertiban kawasan serta kelancaran pei ge; ^an.

Penempatan lampu penerangan taman dengan jarak 10 meter pada setiap persim^.ngan, pada ruang

terbuka aktif maupun pasif, setiap persil yang difungsikan sebagai taman di kawasan Pemcriniahan dan

jasa, atau kegiatan komersil lainnya dan pada taman-tarnan telajakan setiap persil/kavlmu kepemilikan.

b. Lampu Jalan dan Lampu Pedestrian

Berfungsi sebagai pendukung kegiatan dan ketertiban kawasan serta kelancaran peigeiakan.

Lampu penerangan jalan dipasang dengan jarak 40 - 50 m disepanjang ruas jalan menygunakan pipa 0,4”

-0 ,6 “.

Penempatan lampu pererangan untuk pejalan kaki dipasang dengan posisi duduk, duoJKan lampu dihiasi

dengan dekorasi bemuansa tradisional Buol dan lampu pedestrian ditempatkan paoa tdajakan sedangkan

lampu jalan ditempatkan pada median jalan.

c. Tempat Sampah

Berfungsi menampung sampah dari sumber timbunan pertama daiam skala kecii dan menjaga kebersihan

kawasan secara keseiuruhan.

Penempatan bak/tong sampah pada kavling pemmahan, pertokoan, tempat unmm ,:an fasilitas umum lainnya. Tong-tong sampah ditempatkan pada telajakan dengan jarak 30 - 40 metar ..ntbia saiu dengan yang lainnya dan selain pada telajakan kawasan, paoa kawasan perumahan, pertoi.oa:. tempat umum dan

fasilitas umum ditempatkan TPS berupa transfer depo atau container.d. Papan Informasi

Berfungsi sebagai media informasi mengenai ketentuan-ketentuan yang beriaku pada ^awasan Jan salah

satu media untuk mensosialisasikan rencana tata ruang. Penempatannya pada tempai-m-mpat umum (area

public) yang menjadi pusat konsentrasi massa.

Penempatan system informasi hams merujuk pada oitra, karakter dan bentuk oaiain kawasan

perencanaan yaitu sebagai Kawasan Perkantoran. Sistctn mformasinya menerangkun ; un ites can lokasi- lokasi kawasan, fasilitas jasa termasuk nama-nama jaian dan rambu-rambu daLrn ^m uk tulisan dan

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten Bim, Huge 2B

Page 29: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

symbol yang diperkenankan agar tercipta keserasian seiia mengurangi dampak negative pada kawasan perencanaan.

1. Untuk keamanan dan keselamatan penyguna juiait, bangunan ikian dan i»v , • iru'ormasi harus

memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a) , harus terbuat dari bahan yang bersifat tahan lama atau tahan karat; memenuhi persyaretan umum

bahan bangunan Indonesia; danb) . rangka utama harus berupa konstruksi baja atau beton yang memenuhi p^syaraian peraturan

konstruksi Indonesia.2. Iklan dan media infbrmasi dapat menggunakan Iampu dengan ketentuan sebaga be

a) . Intensrtas cahaya iampu tidak menyilaukan pt-noguna jalan; dan

b) . Pantulan cahaya Iampu tidak menyiiaukan penyguna jalan.3. Huruf dan wama iklan dan media informasi harus memenuhi ketentuan sebaga. oei ,m ,i :

a) . Bentuk huruf atau simbol yang digunakan pada iklan dan media informasi tkiuK boleh sama ataumenyerupai bentuk huruf dan simbol rambu-rambu lalu lintas; dan

b) . Kombinasi wama yang digunakan pada ikian dan media informasi tidak boien sama atau

menyerupai wama yang digunakan untuk rambu-rambu lalu lintas.

e. Rambu Lalu Lintas

Berfungsi untuk kejelasan dan ketegasan bagi pengyuna jalan tentang arah, pair; dan iarangan,

sebagai informasi awal bagi pengguna jalan untuk mernudahkan situasi.Penempatannya pada tempat konsentrasi penduduk, pusat hiburan, titik-titik rav.an, persimpungan dan

tempat lainnya yang dipandang perlu, rambu lalu lintas dipasang pada median jalan, uahu jalan dan atau

telajakan.

f. Pos Jaga

Berfungsi untuk menciptakan rasa aman dan nyaman aan sebagai eiemen pendukuig. .etenioan Kawasan.

Penempatan dan desainnya berupa bangunan setengah tertutup dan ditemp,.kc< pada pusat-pusai

kegiatan seperti pertokoan, fasilitas umum dan tempat-tempat rekreasi.

Arahan penataan Street Furniture (Perabot Jalan) tersebut di atas secara rinci uap.it dilihat pada Buku

Rencana dan Album Peta.

BAB Vi

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

Pass! 36

(1) Pengendalian dan pengawasan Rencana Rencana Tata Bangunan dan Lingkurwan Pemerintahan Jalan Batalipu di Kecamatan Biau, guna menjamin tercapainya maksud dan tujuan rent ana sebagaiinana yang

dimaksud pasai 3 keputusan ini dilakukan oieh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk;

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten b F.ige 29

Page 30: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

(2) Keterpaduan pelaksanaan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan nemermtanan Jalan Bataiipu di Kecamatan Biau.

Pasal 37

(1) Pengendalian pembangunan fisik di kawasan Perencanaan diiakukan melalui kewenungan perijinan yang

ada pada instansi terkait;

(2) Pemantauan dan p^ncegahan segala kegiatan pembangunan yang bertentangan duigan Keputusan ini menjadi wewenang Camat/Kepala Kecamatan bersama Lurah setempat dan caL-u waktu selambat-

iambatnya 3 x 24 jam wajib melaporkan kepada Kepaia Daerah;

BAB VS!

KETENTUAN PIDANA

Pasa! 38

Setiap orang/badan hukum yang melanggar ketentuan dalam keputusan ini, dikena. san^si s<?suai dengan

peraturan perundang-undangan yang bedaku.

BAB Vtii

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 39(1) Bangunan - bangunan yang telah ada sebelum ditetapkan Keputusan ini dinyatakan tiaak diiakukan

pembongkaran atau pemindahan dengan ketentuan agar mengadakan penyesLaia;. st.-cara certahap ;

selama.....

(2) Untuk rencana pembangunan yang telah memiiiki perijinan sebelum ditetapkai r -puiu-jan ini diatur

sebagai berikut:

a. Apabila dalam jangka waktu 6 bulan setelah ijin dikeluarkan tidak ditindak lanjuii maka ijin tersebut dinyatakan tidak bedaku dan wajib mengikuti ketentuan dalam Keputusan ini.

b. Apabila pembangunan fisik telah dilaksanakan, selama ditetapkannya peraturan ini.disesuaikan pembangunan tersebut dapat diianjutkan dengan ketentuan dalam peraturan Bupati ini

BAB iX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 40

Dengan beriakunya keputusan ini maka Keputusan Bupati Bupati Buol Nomor.....Tahurr 2 i 12 yang sejenisnyadalam kawasan Pemedntahan dinyatakan tidak bedaku !agi dan agar setiap orai.g mengetahuinya,

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten B ud Page 30

Page 31: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

memerintahkan Pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam L n iu ra n Benta Daerah

Kabupaten Buol.

Pasal 41

Peraturan Bupati ini berlaku pada tanggal ditetapksn

Ditetapkan di B u o l

Pada Tanggal : i.

BUPATI BUOu

Draft Rancangan Peraturan Bupati Tentang RTBL Kawasan Perkantoran Kabupaten Buoi

.201.5*

Page 31

Page 32: BUPATI StIOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

L

\ 7*.

BLOK C BLOK B BLOK A*

uwAwtm ium oM iiwQL

OPWTiMEN _ PENBUMN UUUUK m » M u r - * * *? *& » * «“ « • % * *

PEKERJAAMRENCANA TATA BANOUNAN A LINGKUNGAN

KAWAftAM PERKANTORAN KAB. BUOL

Lampiran 10RENCANA GUNA LAHAN

SKALA

LEOENDA• Lokasi Reklamasi Pantai• Balas Pembagian Blok

Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau Alami

Perdagangan (Skala Kota)

Permukiman

Pendidikan Dasar (S D )

Peribadatan (Islamic Center)

Perkantoran

Perkantoran (Gedung D P R D )

Kesehatan (R S U D )

Perdagangan (activity support)

Rumah Dinas dan Aspol

Perkantoran (Kantor Bupati)

Jaringan Jalan

E * U m ingiauraig ConsultA. Njmg No. 19 A Up. MS1 • 4SZ7M PaN