Upload
acit-doank
View
270
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Burung kaki perenang
Alaotra Grebe
Status konservasi
Punah (IUCN 3.1)[1]
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Podicipediformes
Famili: Podicipedidae
Genus: Tachybaptus
Spesies: T. rufolavatus
be Alaotra (Nama ilmiah : Tachybaptus rufolavatus; bahasa Inggris: Alaotra Grebe) adalah salah satu
spesies yang endemik diDanau Alaotra dan danau sekitarnya di Madagaskar. Spesies ini terakhir terlihat
pada tahun 1985 dan dikonfirmasi punah pada tahun 2010,[2][3] meskipun semua wilayah habitat yang
tersisa belum dicari secara menyeluruh.
Spesies ini adalah burung dengan panjang sekitar 10 inci (25 cm).[4] Kemampuan terbangnya diyakini
telah dipengaruhi oleh sayap kecilnya.[5]
Burung kaki pejalan
h: Apteryx Australis
Ciri-ciri :- Tidak bersayap dan tidak berekor - Berwarna abu-abau atau Coklat- Bulu berstruktur mirip rambut - Paruh panjang bulat diujungnya terdapat hidung - Jumlah jari 4 - Makanan berupa cacing dan serangga
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Struthioniformes
Famili: Apterygidae
G.R. Gray, 1840
Genus: Apteryx
Shaw, 1813
Burung kiwi dinobatkan sebagai ikon negara selandia baru karena beberapa hal berikut[1]:
1. Kiwi adalah burung yang khas berasal dari wilayah selandia baru, dan telah endemik selama
jutaan tahun di sana.
2. Burung kiwi dianggap memiliki semangat nasional negeri itu yaitu mampu bertahan dan
berevolusi selama jutaan tahun.
3. Kiwi telah menjadi simbol bagi orang-orang selandia baru dalam hal usia, ras, gender, dan
kepercayaan.
4. Kiwi telah menjadi sebutan bagi orang selandia baru sejak lama. Hal ini diawali dari kisah
seorang lelaki kelahiran Skotlandia yang pada permulaan tahun 1900 membuat produk semir
sepatu yang mampu membuat sepatu bersinar, tahan air, awet dan lembut, yang ia sebut
dengan semir Kiwi. Sebutan itu ia berikan sebagai bentuk penghargaan bagi negara calon
istrinya yang berasal dari Oamaru selandia baru. Kemudian semir sepatu tadi menjadi populer
selama masa Perang Dunia Pertama. Pada masa perang itu pasukan Amerika dan Inggris
menggunakan semir tersebut dan akhirnya menyebut orang-orang selandia baru dengan
sebutan kiwi. Sebelum mengenal semir itu mereka menyebut orang-orang selandia baru dengan
Maorilanders, En Zedders, atau Fernlanders, begitu semir kiwi menjadi populer sebutan tadi
berubah menjadi kiwi dan terus melekat bagi penduduk selandia baru.
5. Saat ini spesies kiwi termasuk sebagai hewan langka, maka dengan dijadikannya ia sebagai ikon
Negara akan mendorong banyak upaya pelestarian dan perlindungan bagi kelangsungan hidup
kiwi agar tidak punah.
Burung perenang berjalan
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Infrakelas: Neognathae
Ordo: SphenisciformesSharpe, 1891
Famili: SpheniscidaeBonaparte, 1831
Modern genera
Aptenodytes
Burung Perenang Tercepat
Gentoo Penguin yang ditemukan di Kepulauan Antartika bisa berenang 40 km per jam. Populasi yang besar ditemukan di Georgia Selatan, Kepulauan Falkland, dan Iles Kerguelen. Paruh berwarna oranye dan corak putih di belakang mata yang membedakan gentoos hitam putih dengan spesies chinstrap.
Bulu ekor panjang kaku menempel di belakang saat mereka berjalan, sering digunakan untuk memiringkan ketika di air, tidak ada penguin lain yang memiliki ekor seperti itu. Mereka berkembang biak di musim dingin di pulau-pulau sub-Antartika bagian utara dan menelurkan dua butir telur pada awal Juli. Bisa menyelam sedalam 300 “ meskipun mangsanya biasanya berada di tempat yang dangkal. Kebanyakan penyelaman hanya berlangsung setengah menit.
Penguin atau pinguin (ordo Sphenisciformes, famili Spheniscidae)
adalah hewan akuatik jenis burung yang tidak bisa terbangdan secara umum hidup di
belahan Bumi selatan.
[sunting]Spesies dan habitat
Di seluruh dunia terdapat 16 spesies penguin[1] tergantung pada apakah dua spesies Eudyptula dihitung
juga sebagai spesies. Walaupun seluruh jenis penguin awalnya berasal dari belahan bumi selatan,
namun penguin tidak hanya ditemukan di daerah dingin atau di Antartika saja. Terdapat tiga spesies
penguin yang hidup di daerah tropis. Salah satu spesies hidup di Kepulauan Galapagos(Penguin
Galapagos) dan biasanya menyeberangi garis khatulistiwa untuk mencari makan.
[sunting]Ukuran
Spesies penguin terbesar adalah Penguin Kaisar (Aptenodytes forsteri) dengan tinggi mencapai 1,1
meter dan berat 35 kilogram atau lebih.
Spesies penguin terkecil adalah Penguin Peri (Eudyptula Minor) dengan tinggi sekitar 40 cm dan berat
satu kg. Secara umum, penguin yang berukuran besar lebih dapat mempertahankan suhu tubuhnya
sehingga dapat bertahan di daerah dingin, sementara penguin yang berukuran lebih kecil biasanya
ditemukan di daerah yang lebih hangat bahkan daerah tropis.
[sunting]Makanan
Umumnya penguin memakan krill (sejenis udang), ikan,[1] cumi-cumi dan hewan air lainnya yang
tertangkap ketika berenang di lautdengan paruhnya. Penguin dapat meminum air laut
karena kelenjar supraorbital pada tubuhnya menyaring kelebihan garam laut dari aliran darah. Garam ini
lalu dikeluarkan dalam bentuk cairan lewat saluran pernapasan penguin.
[sunting]Tingkah laku penguin
Penguin terlihat tidak takut dengan kehadiran manusia. Mereka akan mendekat pada
kelompok peneliti yang sedang mempelajari mereka.
Namun satu bentuk pertengkaran besar antar penguin akan terjadi jika seekor ibu penguin kehilangan
anaknya (karena tidak bisa bertahan dalam badai besar atau dimakan oleh hewan pemangsa). Jika
seekor anak hilang, maka ibu penguin akan "mencuri" seekor anak penguin dari ibu penguin yang lain.
Tingkah laku ini menarik perhatian ilmuwan. Menariknya, penguin-penguin betina lain dalam kelompok
penguin tersebut tidak menyukai "pencurian" ini dan akan menolong dan "membela" ibu penguin yang
anaknya dicuri.
[sunting]Bentuk tubuh
Tubuh penguin sangat sesuai untuk berenang dan hidup di air [1] . Sayapnya merupakan pendayung dan
tidak mampu untuk terbang. Di daratan penguin menggunakan ekor dan sayapnya untuk menjaga
keseimbangan ketika berjalan.
Setiap penguin memiliki warna putih di sebelah dalam tubuhnya dan warna gelap (biasanya hitam) di
sebelah luar tubuh. Hal ini berguna untuk kamuflase. Hewan pemangsa seperti singa laut dari dalam air
akan sulit untuk melihat penguin karena perutnya yang berwarna putih bercampur dengan pantulan
permukaan air laut. Sedangkan permukaan gelap pada punggungnya juga menyamarkan penguin dari
pandangan hewan pemangsa di atas air.
[sunting]Kemampuan berenang dan menyelam
Penguin mampu berenang dengan kecepatan 6 hingga 12 km/jam bahkan pernah tercatat hingga
27km/jam. Penguin yang berukuran kecil biasanya menyelam selama satu hingga dua menit dari
permukaan air untuk menangkap makanan. Penguin yang berukuran lebih besar, yaitu penguin emperor
bisa menyelam lebih dalam hingga 565 meter selama 20 menit.
[sunting]Berjalan dan meluncur
Untuk menghemat energi, kadang-kadang penguin berjalan dengan kaki pendeknya atau meluncur
di salju dengan perutnya.
[sunting]Kemampuan penginderaan
Penguin memiliki pendengaran yang amat baik. Jika berada di daratan, penguin amat mengandalkan
pendengarannya. Mata penguin beradaptasi untuk penglihatan bawah air dalam mencari makanan dan
menghindar dari pemangsa. Kemampuan daya penciuman penguin hingga saat ini masih belum banyak
diketahui dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.
[sunting]Jenis kelamin
Untuk melihat jenis kelamin penguin sangat sulit, karena penguin tidak memiliki kelamin eksternal.
Akibatnya untuk membedakan jenis kelamin penguin, manusia harus memakai teknik
pemeriksaan kromosom/DNA.
Burung kaki pemanjat
Pelatuk Paruh-gadingDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Pelatuk paruh gading)
Belum Diperiksa
?Pelatuk paruh gading
Status konservasi
Kritis, kemungkinan punah[1]
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Piciformes
Famili: Picidae
Genus: Campephilus
Spesies: C. principalis
Nama binomial
Campephilus principalis
(Linnaeus, 1758)
Pelatuk paruh gading (Campephilus principalis) adalah salah satu spesies dari familia Burung
pelatuk, Picidae; binatang ini secara resmi didaftarkan sebagai spesies terancam, namun pada akhir abad ke-
20 telah ditetapkan secara luas sebagai spesies yang telah punah.
Sebuah laporan menyatakan ditemukannya spesies jantan di Arkansas pada tahun 2004 dan 2005 dilaporkan
oleh sebuah regu dariLaboratorium Ornitologi Cornell pada April 2005 (Fitzpatrick et al., 2005). Jika benar, hal
ini akan menjadikan Pelatuk paruh gading menjadi sebuah spesies lazarus, suatu spesies hidup yang
ditemukan kembali setelah ditetapkan punah selama beberapa waktu.
Penawaran sebesar $ 10.000 ditawarkan untuk informasi yang bisa menunjukkan sarang, tempat bertengger
atau tempat makan Pelatuk paruh gading.[2]
Pada akhir September 2006, sebuah regu Ornitologi dari Universitas Auburn dan Universitas
Windsor menerbitkan makalah yang menyatakan pendapat yang mendetail mengenai bukti-bukti keberadaan
Pelatuk Paruh Gading di sepanjang Sungai Choctawhatchee di Florida bagian barat laut. (Hill et al., 2006).
Di samping laporan awal dari Arkansas dan Florida, bukti lain yang dapat menjadi acuan dalam menetapkan
keberadaan populasi Pelatuk Paruh Gading yang bedasarkan foto atau video, contoh spesies, atau DNA dari
bulu burung tersebut, sampai sekarang belum didapatkan. Meskipun begitu, usaha pembebasan tanah dan
pemulihan sekarang sedang dilakukan untuk melindungi kelangsungan hidup pelatuk ini.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Deskripsi
2 Habitat dan pola makan
3 Kelangsungan hidup
4 Status
o 4.1 Peninjauan: 1940-an s.d. 1990-an
o 4.2 Ekspedisi Sungai Pearl 2002
o 4.3 Laporan Arkansas 2004 dan 2005
4.3.1 Perdebatan
o 4.4 Laporan Florida 2005 dan 2006
5 Kepariwisataan
6 Fakta lain
7 Rujukan
o 7.1 Referensi
o 7.2 Catatan kaki
o 7.3 Pranala luar
[sunting]Deskripsi
Pelatuk Paruh Gading merupakan jenis pelatuk berukuran besar dari Amerika Serikat. Spesies yang terbesar
dari semua pelatuk adalah Pelatuk Raja (C.imperialis) dari Meksiko barat, yang merupakan spesies langka
lainnya. Panjang Pelatuk Paruh Gading adalah 50 cm dan berat 600 gram. Binatang ini memiliki rentang sayap
sepanjang 75 cm.
Warna pada bulu burung jantan (atas) dan betina (bawah).
Burung ini berwarna hitam kebiruan dengan putih pada bagian leher hingga punggungnya dan putih yang lebih
lebar pada tepi luar dan dalam sayapnya. Pada dalam sayap juga berwarna putih di sepanjang tepinya,
mengakibatkan garis hitam hanya terdapat di sepanjang permukaan dalam sayap bagian tengah lalu melebar
pada bagian ujung sayap. Jambul berwarna hitam pada betina dan anak-anak. Pada jantan, jambul berwarna
hitam sepanjang sisinya, berubah serampangan menjadi merah pada ujung atas hingga belakang. Dagu dari
Pelatuk Paruh Gading berwarna hitam. Ketika bertengger dengan sayap terlipat, baik pada jantan maupun
betina akan tampak bidang kecil putih pada bagian punggung bagian bawah berbentuk segitiga kasar.
Karakteristik tersebut menjadi cirinya sejak kecil dan Pelatuk Jambul paruh hitam. Pelatuk Jambul umumnya
berwarna hitam kecoklatan, abu-abu kehitaman, atau biru kehitaman pada warnanya. Binatang ini juga
memiliki belang putih pada leher tapi punggungnya yang umumnya berwarna hitam. Pelatuk Jambul muda dan
dewasa memiliki jambul merah dan dagu putih. Kebanyakan Pelatuk jambul biasanya tidak memiliki warna
putih pada tepi permukaan luar sayap mereka dan ketika bertengger secara normal akan tampak satu bidang
kecil berwarna putih pada setiap sisi tubuhnya dekat pinggir sayap. Bagaimanapun, Pelatuk Jambul, setiap
individunya tampak berbeda dari biasanya, telah dilaporkan bahwa permukaan putih pada sayapnya,
berbentuk segitiga putih pada bagian punggung terbawah ketika bertengger. Seperti kebanyakan pelatuk,
Paruh gading memiliki paruh yang kuat dan panjang, gesit, keras, dan lidah pengait. Antar Pelatuk Amerika
Utara, paruh gading merupakan spesies unik dalam memiliki paruh yang berujung kasar, membentuk banyak
seperti pahatan pada kayu. Gendangan burung ini hanya sekali atau dua kali ketukan. Empat panggilan
berbeda diungkapkan dalam suatu kebudayaan dan 2 direkam pada tahun 1930-an. Yang paling umum,
adalah kent atau hant, suaranya seperti trompet mainan yang sering diulang secara berurutan. Ketika burung
ini diganggu, nada kent naik, hal itu sering diulangi, paling sering dua kali. Suatu, panggilan lain, juga direkam,
ini deberikan antara individu di sangkarnya, dan telah diungkapkan seperti yent-yent-yent.
[sunting]Habitat dan pola makan
Pelatuk Paruh Gading menyukai kayu keras rawa dan Hutan Pinus, yang sejumlah besar pohonnya telah mati
dan membusuk. Sebelum Perang Saudara Amerika, sebagian besar Amerika Serikat bagian selatan
tertutup hutan kayu keras yang luas yang diperkirakan merupakan habitat burung itu. Pada waktu itu, Pelatuk
Paruh Gading tersebar dari Texas bagian timur sampai Carolina Utara, dan dari Illinois bagian selatan
sampaiFlorida dan Kuba.[3] Setelah Perang Saudara, industri kayu menebangi hutan berjuta-juta hektar di
Selatan, menyisakan sedikit habitat yang dapat dihuni.
Pelatuk Paruh Gading suka makan larva kumbang pada sarang-sarang di kayu. Binatang ini juga suka
makan biji, buah, dan serangga. Burung ini menggunakan paruh putihnya yang besar untuk mematuk,
memecah, dan mengupas kulit kayu pada pohon yang mati untuk menemukan serangga. Anehnya, burung ini
memerlukan jarak sekitar 25 km² (10 mil persegi) setiap hinggap sehingga mereka hanya dapat menemukan
cukup makanan untuk memberi makan anak-anaknya dan dirinya. Karenanya, sedikit sekali populasi yang
sehat. Kebanyakan Pelatuk Jambul bersaing untuk makan dengan spesies ini.
Burung kaki petengger
Burung apungDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Untuk pengertian lain dari Apung, lihat Apung (disambiguasi).
?Apung
Apung sawah, Anthus rufulus
dari Kolkata, Benggala Barat, India
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Famili: Motacillidae
Genus: AnthusBechstein, 1805
Species
c.40, see text.
Apung adalah nama sejenis burung pemakan serangga dari marga Anthus, suku Motacillidae. Burung yang
memiliki cara terbang khas, menggelombang, dan kerap hinggap di tanah ini memiliki
persebaran kosmopolitan; ditemukan di hampir semua bagian dunia kecuali di tengah padang pasir yang
kering, di hutan lebat, dan di Antartika.
Dalam bahasa Inggris (dan juga Malaysia) burung-burung ini dikenal sebagai pipit, namun tidak sama dengan
burung pipit dalambahasa Indonesia.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Pengenalan
2 Catatan taksonomis
3 Spesies
4 Catatan kaki dan rujukan
5 Pranala luar
[sunting]Pengenalan
Burung-burung yang bertubuh ramping, berukuran sedang, dan berjalan dengan anggun di darat. Paruhnya
ramping, kakinya kecil dan panjang. Ekornya yang panjang kadang-kadang digoyangkan ketika berjalan.[1]
Apung memiliki penampilan yang cenderung konservatif. Warna bulunya umumnya tidak menarik, kecoklatan
atau kekuningan, dengan bintik-bintik atau coret-moret hitam; warna yang cocok untuk menyamar di atas tanah
atau bebatuan. Panjang tubuhnya berkisar antara 16 hingga 21 cm, meski yang terkecil, apung ekor-pendek,
hanya sekitar 11,5–12,5 cm. Berat tubuhnya antara 15–38g. Baik dari ukuran tubuh maupun dari warna
bulunya, tampak tidak ada atau hanya ada sedikit dimorfisme seksual (perbedaan di antara jantan dan betina).
Satu ciri apung yang tidak biasa di kalangan burung petengger ialah bulu tersiernya yang seluruhnya menutupi
bulu primer manakala sayapnya terlipat. Fenomena ini diyakini berlaku untuk melindungi bulu-bulu primer yang
penting untuk terbang, dari kerusakan akibat sinar matahari yang terik di habitatnya.[2]
Mencari makanannya yang berupa serangga dan invertebrata kecil lainnya, apung biasa menjelajahi tempat-
tempat terbuka sepertipersawahan, bantaran sungai, dan tepi jalan. Bila terganggu, terbang rendah
menggelombang dan hinggap kembali dalam jarak yang tidak terlalu jauh.
Apung bersarang di antara rerumputan di atas tanah, bertelur hingga sekitar enam butir. Sebagaimana
kerabatnya yang lain, apung bersifat monogami dan mempertahankan teritori tempat tinggalnya. Banyak
spesiesnya yang bersifat migran.
[sunting]Catatan taksonomis
Apung tanah Anthus novaeseelandiaedari Selandia Baru
Marga ini memiliki anggota lebih dari 40 spesies, menjadikannya yang terbesar dalam suku Motacillidae.
Jumlah anggota tepatnya masih dalam perdebatan, sebagian ahli mendaftar hanya sekitar 34 spesies dalam
marga ini. Sebagai teladan, apung tanah, Anthus novaeseelandiae, yang sekarang ini memiliki 9 anak jenis
(subspesies) yang tersebar di Selandia Baru, Australia dan Papua, sebelumnya juga mencakup apung
sawah dan apung richard dari Benua Asia, serta apung afrika yang menyebar di Afrika. Tambahan lagi,
populasi Australia dan Selandia Baru kini diusulkan untuk dipisah sebagai spesies baru[2], atau bahkan perlu
dipisahkan antara populasi di pulau-pulau kecil di selatan Selandia Baru dengan yang berada di daratan
utama[3] Pada pihak yang lain, kesulitan taksonomis juga muncul sebagian dikarenakan kemiripan yang sangat
di antara anggota-anggota marga ini.
Burung kaki pencengkram
Elang alap jambul (Crested Goshawk)
Nama Latin : Accipiter trivirgatus Nama Inggris : Crested Goshawk
Penyebaran Lokal :Tidak jarang ditemukan di hutan dataran rendah Sumatera (termasuk Nias) dan Kalimantan (termasuk Kep. Natuna) sampai ketinggian 1000 m. Di Jawa dan Bali dulu tersebar luas di hutan dataran rendah dan perbukitan, tetapi sekarang langka
Makanan:Kadal dan burung
Elang-alap JambulDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
?Elang alap jambul
seekor elang alap jambul yang sedang
bertengger
Status konservasi
Risiko Rendah (IUCN 3.1)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Ordo: Falconiformes
Famili: Accipitridae
Genus: Accipiter
Nama binomial
Accipiter trivirgatus
(Temminck, 1824)
Elang alap jambul (Accipiter trivirgatus) adalah sejenis elang yang termasuk ke dalam spesies dari
genus accipiter.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Deskripsi badan dan suara
2 Habitat
3 Penyebaran
4 Makanan
5 Kebiasaan
6 Referensi
[sunting]Deskripsi badan dan suara
Karateristik dalam burung elang alap jambul adalah :
Berukuran sedang 30-46 cm, Rentang sayap 54-79 cm dan berat tubuh 224-450 gram baik individu Jantan
maupun betina. Tubuh gelap dengan jambul yang jelas.
Jantan dewasa: tubuh bagian atas coklat abu-abu dengan garis-garis pada sayap dan ekor, tubuh bagan
bawah merah karat, dada bercoretan hitam, ada garis tebal hitam melintang pada perut dan paha yang
putih. Lehernya putih dengan setrip hitam menurun ke arah tenggorokan dan ada dua setrip kumis.
Remaja dan betina : seperti jantan dewasa, tetapi coretan dan garis-garis melintang pada tubuh bagian
bawah berwarna coklat serta tubuh bagian atas coklat lebih pucat.
Pada waktu berbiak kadang memperlihatkan gaya terbang yang khas, getaran sayap (bulu putih sisi tubuh
terlihat jelas), berselang dengan luncuran pendek dalam lingkaran yang sempit.Makanan burung ini adalah
kadal dan burung.Sarangnya terbuat dari tumpukan besar ranting berlapis daun, pada pohon tinggi di
hutan.Telurnya berwarna putih kebiruan, berbintik coklat, jumlah telur adalah 2 butir.Berkembang biak bulan
Desember-Maret.
[sunting]Habitat
Selalu tinggal di hutan lebat, baik hutan hijau sepanjang tahun ataupun hutan gugur daun. Ditemukan juga
di hutan-hutan[1] sekunder mengunjungi perkebunan teh. Hutan lebat, hutan dataran rendah, perbukitan.
Tersebar sampai ketinggian 1.000 m dpl.
[sunting]Penyebaran
Asia Selatan, Asia tenggara, Sunda Besar, Filipina. Di Indonesia, penyebarannya terdapat
di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali[2].Tidak jarang ditemukan di hutan dataran rendah Sumatera (termasuk
Nias) dan Kalimantan (termasuk Kep. Natuna) sampai ketinggian 1000 m. Di Jawa dan Bali dulu tersebar luas
di hutan dataran rendah dan perbukitan, tetapi sekarang langka[3].
[sunting]Makanan
Makanan utamanya adalah Burung, kadal, mamalia kecil, katak, serangga besar. Juga di Asia Tenggara
memakan burung punai. Individu berukuran lebih kecil umum memakan kadal, tupai, dan tikus[4].
[sunting]Kebiasaan
Berburu di tenggeran yang rendah di laut. Selalu tinggal di hutan lebat. Pada waktu berbiak kadang-kadang
memperlihatka cara terbang yang khas, yaitu getaran sayap (bulu putih pada sisi tubuhnya terlihat jelas)
berselang dengan luncuran pendek dalam lingkaran yang sempit. [5].