23
DEFINISI Dalam istilah kedokteran, semua benjolan disebut tumor. Benjolan atau ada yang jinak dan ada yang ganas, tumor yang ganas itulah yang disebut kanker. Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara. Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya (Darwito, 2009). Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Bagian payudara yang sering diserang adalah payudara bagian kiri atas (dekat lengan) (Indrati, dkk.2005). EPIDEMIOLOGI Pada tahun 1994 American Cancer Society (ACS) memperkirakan rata-rata wanita Amerika yang berisiko menderita kanker payudara adalah satu banding delapan. Hal ini dibuktikan dengan 183.000 kasus baru selama tahun 1994. Pria jarang menderita kanker payudara, sebagai perbandingan hanya sebesar 1000 kasun baru pada tahun yang sama. Diperkirakan bahwa 46.300 wanita dan 300 pria akan meninggal akibat penyakit ini pada tahun 1994. Angka ini mencerminkan kasus kanker payudara invasive. Kanker payudara tetap merupakan daerah yang menjadi tempat kanker tersering wanita (Otto, 2003). Angka kejadian kanker payudara terbesar di dunia adalah di Amerika Serikat, dan secara spesifik dalam populasi: penduduk hawai, wanita kulit putih di Hawai, dan wanita kulit putih di Alameda County, California Utara. Wanita kulit hitam pada umumnya memiliki insiden kanker payudara yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita kulit putih, akan tetapi insiden ini cenderung meningkat (Otto, 2003).

CA MAMMAE

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: CA MAMMAE

DEFINISI

Dalam istilah kedokteran, semua benjolan disebut tumor. Benjolan atau ada yang jinak

dan ada yang ganas, tumor yang ganas itulah yang disebut kanker. Kanker payudara adalah

tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara. Termasuk saluran kelenjar air susu dan

jaringan penunjangnya (Darwito, 2009).

Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit

neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Bagian payudara yang sering diserang

adalah payudara bagian kiri atas (dekat lengan) (Indrati, dkk.2005).

EPIDEMIOLOGI

Pada tahun 1994 American Cancer Society (ACS) memperkirakan rata-rata wanita

Amerika yang berisiko menderita kanker payudara adalah satu banding delapan. Hal ini

dibuktikan dengan 183.000 kasus baru selama tahun 1994. Pria jarang menderita kanker

payudara, sebagai perbandingan hanya sebesar 1000 kasun baru pada tahun yang sama.

Diperkirakan bahwa 46.300 wanita dan 300 pria akan meninggal akibat penyakit ini pada tahun

1994. Angka ini mencerminkan kasus kanker payudara invasive. Kanker payudara tetap

merupakan daerah yang menjadi tempat kanker tersering wanita (Otto, 2003).

Angka kejadian kanker payudara terbesar di dunia adalah di Amerika Serikat, dan

secara spesifik dalam populasi: penduduk hawai, wanita kulit putih di Hawai, dan wanita kulit

putih di Alameda County, California Utara. Wanita kulit hitam pada umumnya memiliki insiden

kanker payudara yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita kulit putih, akan tetapi

insiden ini cenderung meningkat (Otto, 2003).

KLASIFIKASI

1. Karsinoma in situ ductal (DCIS)

Secara histologis dibagi menjadi dua subtype mayor: komedo dan nonkomedo

2. Karsinoma in situ lobular (LCIS)

Ditandai dengan proliferasi sel-sel di dalam lobus payudara. LCIS biasanya merupakan

temuan incidental, yang umumnya terletak dalam area multisenter penyakit, dan

jarang berhubungan dengan kanker invasuf. Penyakit ini terjadi lebih sering pada

wanita yang berusia lebih muda dan mungkin dianggap pertanda pramaligna untuk

terjadinya kanker payudara

3. Karsinoma ductal infiltrative

Page 2: CA MAMMAE

Tipe histologis yang palin umum, merupakan 75% dari semua jenis kanker payudara.

Kanker ini biasanya bermetastasis ke nodus aksila. Prognosisnya lebih buruk

dibandingkan dengan tipe kanker lainnya. Karsinoma ductal biasanya menyebar ke

tulang, paru, hepar atau otak.

4. Karsinoma lobular infiltrative

Jarang terjadi, merupakan 5% sampai 10% kanker payudara. Tumor ini biasanya terjadi

pada suatu area penebalan yang tidak baik pada payudara bila dibandingkan dengan

tipe ductal infiltrative.karsinoma lobular biasanya bermetastasis ke permukaan

meningeal atau tempat-tempat tidak lazim.

5. Penyakit paget

Tipe kanker payudara yang jarang terjadi. Gejala yang sering timbul adalah terbakar

dan gatal pada payudara. Massa tumor sering tidak dapat diraba dibawah putting

tempat di mana penyakit ini timbul.

6. Karsinoma inflamatori

Tipe kanker payudara yang jarang dan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari

kanker payudara lainnya. Tumor setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri; payudara

secara abnormal keras dan membesar. Kulit diatas tumor merah dan agak hitam.

Sering terjadi edema dan retraksi putting susu (Brunner & Suddart, 2002).

Pentahapan kanker payudara berdasarkan tumor, nodus, dan metastasis (Pentahapan TNM)

Tahap 0 Tis N0 M0

Tahap I T1 N0 M0

Tahap IIA T0

T1

T2

N1

N1

N0

M0

M0

Tahap IIB T2

T3

N1

N1

M0

M0

Tahap IIIA T0

T1

T2

T3

T3

N2

N2

N2

N1

N2

M0

M0

M0

M0

M0

Tahap IIIB T4

Sembarang T

Sembarang N

N3

M0

M0

Page 3: CA MAMMAE

Tahap IV Sembarang T Sembarang N M1

Tumor primer (T)

T0 tidak ada bukti tumor primer

Tis karsinoma in situ:karsinoma intraduktal. Karsinoma lobular insitu, atau penyakit paget

putting susu dengan atau tanpa tumor

T1 tumor ≤ 2cm dalam dimensi terbesarnya

T2 tumor > 2cm tetapi tidak > 5cm dalam dimensi terbesarnya

T3 tumor > 5cm dalam dimensi terbesarnya

T4 tumor sembarang ukuran dengan arah perluasan ke dinding dada atau kulit

Nodua limfe regional (N)

N0 tidak ada metastasis nodus limfe regional

N1 metastasi ke nodus limfe aksilaris ipsilateral (s) yang dapat degrakkan

N2 metastasisk ke nodus limfe aksilaris ipsilateral terfiksasi pada satu sama lain atau pada

struktur lainnya

N3 metastasis ke nodus limfe mamaria internal ipsilateral

Metastasis jauh (M)

M0 tidak ada metastasis yang jaun

M1 metastasis jaun (termasuk metastasis ke nodus limfe supraklavikular ipsilateral)

(Brunner & Suddart, 2002)

ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO

Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun, factor risiko sebagai pemicu

timbulnya kanker payudara antara lain sebagai berikut:

1. Konsumsi makanan berlemak dan berprotein tinggi, tetapi rendah serat terlalu banyak.

Makanan seperti itu mengandung zat karsinogen yang dapat merangsang

pertumbuhan sel kanker

2. Hormone tertentu yang digunakan secara berlebihan, seperti hormone penambah

gairah seksual

3. Pil kontrasepsi digunakan pada usia muda. Penelitian membuktikan bahwa usia dini

(remaja) yang memakai alat kontrasepsi oral (pil) sangat tinggi risikonya terserang

kanker payudara

4. Terapi radisi pada daerah sekitar dada dan payudara pernah dilakukan

Page 4: CA MAMMAE

5. Kombinasi senyawa kimia berlebihan, baik lansung maupun tidak langsung

6. Wanita terlalu banyak mengkonsumsi alcohol

7. Jenis kelamin

8. Usia

9. Riwayat kanker individu. Risiko mengalami kanker payudara pada payudara

sebelahnya meningkat hamper 1% setiap tahunnya.

10. Riwayat kanker keluarga. Anak perempuan atau saudara perempuan dari wanita

dengan kanker payudara. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker

sebelum berusia 60 tahun; risiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker payudara

terjadi pada dua orang saudara langsung

11. Menarke dini. Risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami

menstruasi sebelum usia 12 tahun

12. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang

mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai risiko dua kali lipat untuk

mengalami kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang mempunyai anak

pertama mereka pada usia sebelum 20 tahun

13. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan risiko

untuk mengalami kanker payudara. Dalam perbandingan, wanita yang telah menjalani

ooforektomi bilateral sebelum usia 35 tahun mempunyai risiko sepertiganya

14. Riwayat penyakit payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai

perubahan epitel proliferative mempunyai risiko dua kali lipat untuk mengalami kanker

payudara; wanita dengan hyperplasia tipikal mempunyai risiko empat kali lipat untuk

mengalami penyakit ini (Brunner & Suddart, 2002).

PATOFISIOLOGI

Terlampir

MANIFESTASI KLINIS

Setelah memasuki stadium dini atau memasuki stadium lanjut, gejala serangan kanker

payudara semakin banyak seperti berikut ini:

1. Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara

2. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar

Page 5: CA MAMMAE

3. Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul

pembengkakan

4. Mulai timbul luka pada payudara dan putting susu seperti koreng atau eskim

5. Terkadang keluar cairan atau darah berwarna merah kehitam-hitaman dari putting

susu

Gejala klinis pada kanker payudara adalah:

1. Gejala yang paling sering terjadi

a. Masa (terutama jika keras, irregular, tidak nyeri tekan) atau penebalan pada

payudara, atau daerah aksila

b. Rabas putting payudara unilateral, persisten, spontan yang mempunyai karakter

serosaguinosa, mengandung darah, atau encer

c. Retraksi atau insersi putting susu

d. Perubahan ukuran, bentuk atau tekstur payudara (asimetris)

e. Pengerutan atau pelekukan kulit sekitarnya

f. Kulit yang bersisik di sekeliling putting susu

2. Gejala penyebaran local atau regional

a. Kemerahan, ulserasi, edema atau pelebaran vena

b. Perubahan peau d’orange (seperti kulit jeruk)

c. Pembesaran kelenjar getah bening aksila

3. Bukti metastasis

a. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikul dan servikal

b. Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura

Page 6: CA MAMMAE

c. Peningkatan alkali fosfatase, kalsium, pindai tulang positif, dan atau nyeri tulang

berkaitan dengan penyebaran ke tulang

d. Tes fungsi hati abnormal (Otto, 2003)

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan Secara Dini

Kemungkinan timbulnya benjolan pada payudara sebenarnya dapat diketahui

secara cepat dengan pemeriksaan sendiri. Istilah ini disebut dengan sadari, yaitu

pemeriksaan payudara sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan secara berkala, yaitu satu

bulan sekali. Ini dimaksudkan agar yang bersangkutan dapat mengantisipasi secara cepat

jika ditemukan benjolan pada payudara.

Mamografi

Mamografi harus dilakukan dimulai pada usia 40 tahun. Penapisan mamografi rutin

harus dilakukan setiap 1 sampai 2 tahun sekali untuk wanita usia 40 tahun sampai 49

tahun, dan setiap tahun untuk wanita usia 50 tahun ke atas. Mamografi penapisan

digunakan untuk mendeteksi kanker pada wanita yang tidak menunjukkan gejala (Otto,

2003).

Ultrasonografi

USG digunakan bersama dengan mammografi untuk membedakan kista yang berisi

cairan dengan jenis lesi lainnya (Brunner & Suddart, 2002).

Diagnosis jaringan

Kanker payudara dapat didiagnosis berdasarkan evaluasi sitologis (sel) atau histologi

(jaringan). Pemeriksaan jaringan akan memberikan diagnosis yang tepat

Page 7: CA MAMMAE

1. Aspirasi jarum halus (AJH) untuk sitology dilakukan dengan mudah jika masa dapat

dipalpasi

2. Biopsy jarum inti (core needle biopsy) menentukan inti jaringan dari masa yang utama

3. Biopsy insisional dilakukan jika masa berukuran besar, dan hanya melibatkan

pengangkatan sebagian masa

4. Biopsy eksisional meliputi pengangkatan seluruh masa dan batas jaringan yang normal

di sekitarnya. Masa yang tidak dapat dipalpasi yang dideteksi dengan mamografi juga

dapat diangkat dengan biopsy eksisional (biopsy lokalisasi jarum) (Otto, 2003).

PENATALAKSANAAN MEDIS

Pencegahan kanker payudara

1. Berhenti merokok, mengurangi asupan alcohol

2. Olahraga, mengurangi asupan lemak, menurunkan berat badan

3. Vitamin E (α-tokoferol); antioksidan; studi masih campur aduk akan tetapi ada

kecenderungan kuat kea rah penurunan resiko dengan pemberian suplemen, terutama

pada wanita pascamenopause

4. Serat: mengubah enzim mikroba usus dan menurunkan jumlah estrogen yang

direabsorbsi dari usus, juga menghasilkan fitoestrogen yang berkompetisi untuk

mendapat tempat pengikatan reseptos estrogen.

5. Modulator reseptor estrogen selektif:

a. Tamoksifen: disetujui di tahun 1998 untuk pencegahan primer kanker payudara

pada pasien berisiko tinggi; jelas menurunkan risiko, tetapi meningkatkan risiko

kanker endometrium.

b. Raloksifen: studi retrospektif terkini menemukan 75% penurunan risiko kanker

payudara invasive pada wanita yang mengkonsumsi raloksifen untuk osteoporosis

selama minimal 3 tahun.

6. Mastektomi profilaksis mengurangi risiko kanker payudara sampai 90% pada wanita

berisiko tinggi (brasher, 2007).

Pembedahan

1. Lumpektomi: dilakukan bila tumor kecil dan jelas tidak ada keterlibatan aksilaris;

hasilnya jelas memperlihatkan ketahanan hidup yang sama dengan mastektomi,

bahkan bila nodus aksilaris ternyata positif. Tumor diangkat dan bagian terbesar

payudara tidak diangkat.

Page 8: CA MAMMAE

2. Mastektomi radikal yang dimodifikasi: mempertahankan otot pektoralis dengan

perbaikan kosmetik disbanding mastektomi radikal; dilakukan untuk kanker stadium II

sampai III bila tidak ada fiksasi ke otot. Seluruh payudara diangkat bersama kelenjar

getah bening aksila dan tepi otot pektoralis mayor. Otot pektoralis mayornya sendiri

tidak diangkat. Otot pektoralis minor dapat diangkat atau tidak.

3. Mastektomi total (mastektomi sederhana): tanpa diseksi aksilaris; dilakukan untuk CIS,

pengangkatn profilaksis payudara kontralateral, kekambuhan local setelah

lumpektomi, dan paliasi tumor yang besar. Yang diangkat seluruh jaringan payudara,

termasuk kompleks putting susu dan aerola mamae dan tepi otot pektoralis mayor

diangkat. Tidak dilakukan diseksi kelenjar getah bening aksila. Dinding titaks tidak

diangkat.

4. Mastektomi radikal: payudara diangkat en bloc (seluruhnya), bersama dengan semua

nodus aksilaris dan kedua otot pektoralis; dilakukan bila tumor terfiksasi ke otot

pektoralis atau bila terdapat keterlibatan aksilaris yang besar

5. Kuadranektomi, seluruh kuadran payudara yang mengandung tumor diangkat bersama

kulit dan tepi otot pektoralis mayor (Otto, 2003; Brasher, 2007)

Radiasi

1. Iradiasi local setelah pembedahan menurunkan risiko kekambuhan local

2. Lapoan terkini menyatakan bahwa radiasi juga memperbaiki ketahanan hidup jangka

panjang pada kanker nodus positif maupun nodus negative (brasher, 2007).

Terapi endokrin (manipulasi hormone)

1. Digunakan sebagai terapi adjuvant setelah pembedahan untuk wanita pra dan pasca

menopause dengan tumor ER atau PR prositif; digunakan bersama terapi sitotoksik

pada penyakit nodus positif

2. Meningkatkan ketahanan hidup dan ketahanan bebas penyakit dan menurunkan risiko

penyakit pada payudara kontralateral

3. Tamiksifen: bila digunakan pada kanker payudara ER positif yang dapat dioperasi;

tamoksifen yang dikonsumsi selama 5 tahun menghasilkan penurunan 50% angka

kekambhan pertahun dan penurunan 28% angka kematian per tahun dan dapat

menurunkan risiko kekambuhan pada payudara kontralateral. Juga memperlambat

progresi tumor pada penyakit lanjut. Sebaliknya meningkatkan risiko kanker

endometrium dan penyakit tromboemboli.

Page 9: CA MAMMAE

4. Raloksifen mungkin memiliki efek anti tumor yang sebanding dengan risiko kanker

endometrium yang lebih rendah; studi masih terus dilakukan

5. Manipulasi hormone lain: agonis hormone pelepas hormone luteinizing (LHRH), ablasi

ovarium. Progestin, inhibitor aromatase, androgen (Brasher, 2007).

Kemoterapi

1. Kemoterapi adjuvant secara bermakna memperbaiki daya tahan terhadap penyakit

dalam jangka panjang pada wanita pra dan pasca menopause sampai usia 70 tahun

yang memiliki penyakit nodus positif fan nodus negative

2. Sebagian besar pasien menerima kombinasi kemoterapi yang mengandung antrasiklin;

ditambah taksan untuk penyakit yang bermetastasis

3. Kemoterapi dosis tinggi ditambah dukungan factor stimulasi koloni-granulosit

(granulocyte-colony stimulating factof, G-CSF) dan sel benih (stem cell) darah ternyata

efektif dan aman sebagai regimen rawat jalan untuk pasien tertentu

4. Kemoterapi praoperasi dapat menyusutkan tumor dan membuat lumpektomi sebagai

pilihan pembedahan pada beberapa pasien yang memiliki tumor primer yang relative

besar sebelum kemoterapi (Brasher, 2007).

ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

a. Identitas

Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis

kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.

b. Riwayat keluhan utama.

Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya

ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.

c. Riwayat kesehatan masa lalu

Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.

Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .

d. Pengkajian fisik meliputi :

- Keadaan umum

- Tingkah laku

- TTV

- BB dan TB

Page 10: CA MAMMAE

- Pengkajian head to toe

Kepala

Mata

Hidung

Mulut

Telinga

Leher

Daerah dada

Abdomen

Genetalia eksterna

Anus

Ekstremita

e. Riwayat kebiasaan sehari-hari

1. Nutrisi

Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan

yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.

2. Eliminasi

Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk

RS.

3. Istirahat dan tidur

Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.

4. Personal hygiene

5. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari

6. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu

Dikaji sebelum dan pada saat di RS

7. Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spiritual

8. Status psikologis

Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh,

merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.

9. Status social

Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.

Kegiatan keagamaan. Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.

f. Pemeriksaan laboratorium

Page 11: CA MAMMAE

Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit

meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.

Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.

Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar

X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.

II. ANALISA DATA

Data EtiologiDiagnose

keperawatan

DS:

Laporan isyarat

Mengekspresikan

perilaku

Focus menyempit

Indikasi nyeri yang

dapat diamati

Prubahan posisi untuk

menghindari nyeri

Gangguan tidur

Melaporkan nyeri

secara verbal

DO:

Klien Nampak meringis

Klien Nampak sesak

Nampak luka diperban

pada payudara

sebelah kiri

Perubahan RR

Perubahan TD

Perubahan Nadi

Ca mammae

Mendesak sel-sel normal

Mendesak sel saraf

Interupsi sel syaraf

Nyeri akut

Nyeri akut

DS:

Gelisah

Ca mammae

Ansietas

Page 12: CA MAMMAE

Kontak mata yang

buruk

Khawatir

Ketakutan

DO:

Peningkatan TD

Peningkatan nadi

Peningkatan RR

Proliferasi tak terkendali (semakin

ganas)

Metastasis

Mastektomi

Gangguan citra tubuh

Ansietas

DS:

Respon nonverbal thd

perubahan actual

pada tubuh

Kehilangan bagian

tubuh

Perubahan actual

pada struktur

Ketakutan terhadap

reaksi orang lain

Perasaan negative

tentang tubuh

DO:

Ca mammae

Proliferasi tak terkendali (semakin

ganas)

Metastasis

Mastektomi

Gangguan citra tubuh

Gangguan citra

tubuh

DS:

DO:

Penyakit kronis

Prosedur invasive

Kerusakan jaringan

Ca mammae

Mendesak sel-sel normal

Mendesak pembuluh darah

Aliran darah terhambat

Hipoksia

Risiko infeksi

Page 13: CA MAMMAE

Nekrosis jaringan

Keluar cairan (darah)

Port de entri bakteri

Risiko infeksi

DO:

Kerusakan jaringan

Ca mammae

Mendesak sel-sel normal

Menekan jaringan sekitar payudara

Konsistensi payudara ↑

Ukuran payudara abnormal

Muncul benjolan

Mendesak jaringan keluar

Perfusi jaringan terganggu

Ulkus

Kerusakan integritas kulit

Kerusakan

integritas kulit

Prioritas diagnose

1. Nyeri akut

2. Kerusakan integritas kulit

3. Ansietas

4. Risiko infeksi

5. Gangguan citra tubuh

Page 14: CA MAMMAE

III. PLANNING

NoDiagnose

KeperawatanTujuan & KH Intervensi

1 Nyeri akut Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24

jam nyeri klien berkurang

KH:

1. Klien menyatakan

nyeri berkurang

2. Nyeri tekan tidak ada

3. Ekspresi wajah tenang

dan rileks

4. Luka sembuh dengan

baik

1. Kaji karakteristik nyeri,

skala nyeri, sifat nyeri,

lokasi dan penyebaran

2. Beri posisi yang nyaman

untuk mengurnagi nyeri

3. Kurangi aktivitas yang

dapat meningkatkan nyeri

4. Ajarkan teknik relaksasi

napas dalam

5. Kolaborasi : pemberian

analgesic sesuai indikasi

2 Kerusakan

integritas kulit

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 7x24

jam integritas kulit

membaik

KH:

1. Terjadi penyembuhan

luka yang baik

2. Luka bebas dari

drainase, purulent

atau eritema

1. Obsrvasi balutan / luka

setelah dilakukan

perawatan luka

2. Drainase

3. quasi edema, kemerahan

dan insisi pada mammae,

4. tempatkan pada posisi

semi fowler pada sisi

puggung yang tidak sakit,

5. injeksi dibagian yang tidak

sakit,

6. kosongkan drain secara

periodic

3 Ansietas Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24

1. Tentukan pengalaman

klien sebelumnya terhadap

penyakit yang dideritanya.

Page 15: CA MAMMAE

jam kecemasan klien

berkurang

KH:

1. Klien lebih rileks

2. Klien dapat

beristirahat dengan

tenang

2. Berikan informasi tentang

prognosis secara akurat.

3. Beri kesempatan pada

klien untuk

mengekspresikan rasa

marah, takut, konfrontasi.

Beri informasi dengan

emosi wajar dan ekspresi

yang sesuai.

4. Jelaskan pengobatan,

tujuan dan efek samping.

Bantu klien

mempersiapkan diri dalam

pengobatan.

5. Catat koping yang tidak

efektif seperti kurang

interaksi sosial, ketidak

berdayaan dll.

6. Anjurkan untuk

mengembangkan interaksi

dengan support system.

7. Berikan lingkungan yang

tenang dan nyaman.

8. Pertahankan kontak

dengan klien, bicara dan

sentuhlah dengan wajar.

4 Risiko infeksi Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24

jam risiko infeksi berkurang

1. KH:

Tidak terdapat tanda-

1. Kaji tanda-tanda infeksi

dan monitor TTV

2. Lakukan pencucian tangan

dengan baik dan

perawatan luka aseptic

3. Instruksikan keluarga dan

Page 16: CA MAMMAE

tanda infeksi (TTV

dalam rentang normal,

tidak ada peningkatan

leukosit, tidak ada

drainase purulen)

2. Peningkatan

penyembuhan luka

dengan benar

orang lain untuk mencuci

tangan sebelum mendekati

pasien

4. Lihat insisi dan balutan

5. Kolaborasi: berikan terapi

antibiotic sesuai program

5 Gangguan citra

tubuh

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 7x24

jam citra tubuh membaik

KH:

1. Kepercayaan diri

pasien akan

kondisinya sedikit

meningkat

1. Anjurkan pasien untuk

mengungkapkan

perasaannya tentang

diagnosa carsinoma

mammae, pengobatannya

dan dampak yang

diharapkan atas gaya

hidup,

2. evaluasi perasaan pasien

atas kehilangan mammae

pada aktifitas sexual,

hubungan dan citra

tubuhnya,

3. berikan kesempatan pasien

terhadap rasa berduka atas

kehilangan mammae,

4. izinkan pasien

mengungkapkan perasaan

negatifnya.

Page 17: CA MAMMAE