Upload
arif-wibowo
View
170
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
CARA MEMBACA KODE WARNA RESISTOR
Untuk membaca besarnya resistansi dari resistor yang mempunyai kode warna
adalah sebagai berikut :
Lingkaran I dan II menunjukan angka.
Lingkaran III menunjukan kelipatan logaritmig.
Lingkaran IV menunjukan prosen toleransi.
Arti nama dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
WARNA LINGKARAN I
DAN II ANGKA
LINGKARAN III
KELIPATAN
LINGKARAN IV
TOLERANSI
Hitam 0 100 -
Coklat 1 101 -
Merah 2 102 -
Orange 3 103 -
Kuning 4 104 -
Hijau 5 105 -
Biru 6 106 -
Ungu 7 107 -
Abu-abu 8 108 -
Putih 9 109 -
Emas - 10-1 5%
Perak - 10-2 10%
Tampa warna - - 20%
1
Contoh :
Lingkaran I warna coklat = 1
Lingkaran II warna biru = 5
Lingkaran III warna kuning = 104
Lingkaran IV warna emas = 5%
Nilai resistor tersebut adalah :
R = 15. 144 ± 5% nya
= 150.000 ± 5% . 150.000 ohm
= 142.500 s/d 157.500 ohm ( sebagai batas atas dan bawah ).
Resistor yang tanpa kode warna biasanya telah tertulis pada body resistor
besarnya resistansi resistor tersebut.
2
BAB I
PENGUNAAN ALAT UKUR LISTRIK
A. TUJUAN PERCOBAAN.
1. Membaca kode warna dan mengukur hambatan serta
membandingkan
harga terukur terdapat kode warna.
2. Menguji Dioda Silikon, Led, dan Dioda Jembatan.
3. Menguji transistor NPN dan PNP.
B. LANDASAN TEORI.
1. Meter kumparan putar- magnet permanen ( MCPM ) atau De‘ Arsonal.
2. Hambatan seri dan batas ukur volmeter, hmbatan shunt dan batas ukur
amperemeter, Airton-shunt.
3. Koreksi hasil pengukuran tegangan dan arus.
4. Kode warna penghambat ( resistor ).
5. Pengujian diode, Led, dioda jembatan dan transistor.
a. Rangkaian seri.
Rt = R1 + R2 + R3
Vt = V1 + V2 + V3
It = I1 + I2 + I3
b. Rangkaian paralel.
1/Rt = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
It = I1 + I2 + I3
Vt = V1 + V2 + V3
3
c. Rangkaian seri-paralel.
Rt = R1(R2/ R3)
= Rt + R2+R3/R2+R3
It = I1 + I3
Vt = VAB + VBC
Resistor
Simbol
Satuan Ohm ( Ω )
Kapasitor
Simbol
C. METODELOGI PERCOBAAN.
1. Prosedur percobaan.
a. Pengukuran hambatan ( resistor ).
Gunakan tabel pengamatan untuk mencatat hasil
pengamatan.
Tuliskan warna cincin-cincin pada penghambat dengan
urutan yang benar ( cincin untuk toleransi adalah yang
paling kanan biasanya berwarna perak atau emas ).
4
Tulis harga hambatan termasuk besar toleransinya
menurut kode warna.
Pilih kedudukan batas ukur yang tepat untuk mengukur
setiap hambatan, catat batas ukur yang dipakai dan hasil
pengukurannya, jangan memegang kedua ujung
penghambat pada watku pengukuran.
b. Pengujian diode.
Gunakan tabel pengamatan untuk mencatat hasil.
Pilih batas ukur Ohm x 10 atau x 1 untuk mengukur
hambatan maju dan hambatan mundur sebuah diode kecil,
diode besar dan sebuah Led.
Gambar 1a. Gambar 1b.
Gambar 1a. hampir mundur jarum hampir tidak menyimpang, berarti 1
adalah katode dan kaki 2 adalah anoda.
5
Gambar 1b. hambatan maju jarum menyimpang kekanan berarti adalah
anoda dan kaki 1 adalah katoda.
a. Pengujian diode jembatan.
Dasar pengujian diode jembatan disini adalah pengukuran
hambatan maju dan hambatan mundur keempat diode yang
membentuk diode jembatan.
Terminal atau kaki- kaki diode jembatan :
Terminal ( t ) = terminal ac = gabungan A-K
Terminal ( + ) = terminal plus = gabungan K-K
Terminal ( - ) = terminal minus = gabungan A- A
Gunakan daftar pengamatan I. 2b.
Ujilah hambatan maju D1 dan D2 ( gambar I. 3a ).
Ujilah haembatan mundur D1 dan D2 gambar I. 3b ).
Ujilah hambatan maju D3 dan D4 ( gambar I. 3c ).
Ujilah hambatan mundur D3 dan D4 ( gambar I. 3d ).
Gambar I. 3. Pengujian diode jembatan ( kedudukan Ohm x 10 atau x 1 ).
6
b. Pengujian Transistor.
Hubungan pena merah pada base pena hitam pada emitter
untuk mengatur hambatan diode DE, catat besar simpangan
yang terjadi.
Pindahkan pena hitam pada kolektor untuk menghitung
hambatan diode DC, kemudian catat nilai simpangan jarum
penunjuk yang terjadi.
Ulangi langkah diatas dengan pena hitam pada base.
Simpulkan hambatan tersebut merupakan hambatan maju
atau hambatan mundur, dalam kondisi baik atau tidak dan
tentukan type transistornya.
Ukurlah hambatan bocor dan arus bocor ICBO antara
kolektor dan emitor ( IC dalam keadaan basenya terbuka ).
Ulangi ke-5 langkah di atas untuk beberapa transistor
lainnya.
2. Alat-alat dan komponen yang digunakan.
a. multimeter.
b. resistor, diode, LED, diode jembatan, transistor.
D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN.
1. Data Percobaan.
Dari data yang diperoleh kita dapat menghitung harga dari hambatan:
a. R1 = warna
7
Coklat : 1
HIjau : 5
Coklat :101
Emas : ± 5%
Maka harga dari R1 adalah:
150Ω ±5%
Angka terendah: Angka tertinggi:
150- (150 ×5%) = 142,5Ω 150 +(150 ×5%) = 157,5Ω
b. R2 = warna
Hijau : 5
Biru : 6
Coklat : 101
Emas : ± 5%
Maka harga dari R5 adalah:
560Ω ± 5%
Angka terendah: Angka teringgi:
560- (560 × 5%) = 532 Ω 560 – (560 × 5%) = 588 Ω
c. R3 = warna
8
Orange : 3
Hitam : 0
Orange : 101
Emas : ± 5%
Maka harga dari R3 adalah:
30000 Ω ± 5%
Angka terendah: Angka tertinggi:
30000 – (30000 × 5%) = 29670,05 Ω30000 + ( 30000 × 5%) =
30329,95 Ω
d. R4 = warna
Orange : 3
Orange : 3
Merah :102
Emas : ± 5%
Maka harga dari R4 adalah:
3300 Ω ± 5%
Angka terendah: Angka tertinggi:
3300 – (3300 × 5%) = 2970,05 Ω 3300 + (3300 × 5%) =
3629,95 Ω
e. R5 = warna
9
Orange : 3
Orange : 3
Coklat : 101
Emas : ± 5%
Maka harga dari R5 adalah:
330 Ω ± 5%
Angka terendah: Angka tertinggi:
330 – (330 × 5%) = 0,05Ω 330 – (330 × 5%) = 659,95
Ω
2. Pengujian Diode.
Dari ketentuan teori, dapat disimpulkan bahwa apabila pena
merah terhubung kebasis nilai hambatan yang terukur kecil maka
hambatan tersebut adalah hambatan maju dan merupakan transistor
bertipe PNP. Tetapi jika nilai hambatan yang terukur besar atau (∞),
maka hambatan transistor tersebut adalah hambatan mundur dan
mempunyai tipe NPN. Jadi diode masih dalam baik dan bertipe NPN.
BAB II10
RANGKAIAN DASAR LISTRIK
A. TUJUAN PERCOBAAN.
a. Mahasiswa dapat mengukur besarnya resistor, arus, dan tegangan.
b. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengukuran dengan teori.
B. LANDASAN TEORI.
1. Rangkaian Seri.
Rt = R1+R2+R3
Vt = V1+V2+V3
It = I1+I2+I3
2. Rangkaian Paralel.
= 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
It = I1 + I2 + I3
Vt=V1 + V2 + V3
3. Rangkaian Seri Paralel.
Rt = R1(R2/ R3)
= Rt + R2+R3/R2+R3
It = I1 + I3
Vt = VAB + VBC
Bila semua resistor menpunyai nilai yang
sama R, maka RAC dapat di cari sebagai
berikut
Cara 1 : denagn hubungan ∆ - Y
Cara 2 : dengan memadang tegangan titik,
sebagai berikut :
11
VAB = VAD, IBD = 0 maka titik B dengan D
dapat di hubungkan singkat.
Dengan demikian :
RAC = ( R1/R2 ) + ( R2 + R3 )
Atau RAc = ( R1 x R2/R1 + R4 ) + (R2 x R3/R2
+ R3)
Buktikan cara satu diatas
Untuk mencari resitan total seperti gambar
dapat digunakan dua cara pula yaitu ∆ - Y
dan tegangan titik.
Dengan cara memandang teganagan titik
sebagai berikut :
VAH = V AB
VAc = VAF = VAG = dan VAF = VAD
Titikyang bertegangan sama di hubungkan
sehingga di peroleh
Rt = RAE = ½ R + ½ R + ½ R
Rt = 1 ½ R
Bila semua resistor harganya sama maka
besarnya Rt = RAG= dapat di cari dengan
metode tegangan titik sebagai berikut ;
VAB = VAE = VAD
VAF = VAH = VAC
Titik yang hubungannya sama dihubungkan dan diperoleh :
Rt = 1/3 R + 1/6 R + 1/3 R
Rt = 5/6 R
12
C. METODELOGI PERCOBAAN.
1. Prosedur percobaan.
a. Rangkaian Seri.
Menbuat rangkaian seperti gambar I dengan : R1 = 100 Ohm, R2
= 120 Ohm, R3 = 150 Ohm.
Mengukur masing-masing R dan Rt.
Menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan DC 6 Volt,
mengukur V1, V2, V3.
Menganti Rt dengan NTC dan R3 degan lampu, melakukan
percobaan seperti diatas.
Menbandingkan hasil pengukuran dengan teori.
b. Rangkaian parallel.
Menbuat rangkaian seperti gambar 2 dengan harga
masing-masing R sama seperti diatas.
Mengukur Rt.
Menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan DC 6 Volt,
mengukur I1, I2, I3, VAB dan VBC.
Menbandingkan hasil pengukuran dengan teori.
c. Rangkaian seri parallel.
Menbuat rangkaian seperti gambar 3 dengan harga masing-
masing R sama seperti diatas.
Mengukur Rt .
Menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan DC 6 Volt,
mengukur I1, I2, I3, VAB dan VBC .
Menbuat rangkaian seperti gambar 4 dan mengukurnya.
Menbuat rangkaian seperti gambar 5 dan mengukurnya.
Menbuat rangkaian seperti gambar 6 dan mengukurnya.
2. Alat dan komponen yang digunakan :
a. Resistor.
13
b. NTC ( Negative temperature coefisuen ).
c. Lampu pilot.
d. PSU ( power suplay unit ).
e. Papan rangkaian dan kabel penghubung.
D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN.
1. Data percobaan.
a. Rangkaian Seri.
Keterangan R1 R2 R3 Rt
Pengukuran 99,5 Ω 132 Ω 152 Ω 367 Ω
Teori 100 Ω 120 Ω 150 Ω 370 Ω
Diketahui bahwa rangkaian dihubungkan kesumber 6 Volt I total = 22,5
A pada rangkaian seri It = I1 + I2 + I3
Rt = R1 + R2 + R3
= 90 + 115 + 145
= 350 Ω
Et = It x Rt
= 22,5/1000 x 350
= 7,875 V
b. Rangkaia parallel.
Keterangan Rt I1 I2 I3 It
Pengukuran 60Ω 60 MA 40 MA 38MA 148MA
Teori
Diketahui :
Rt = 60 Ω
14
It = 148 MA
= 148/1000 A
= 0,148 A
V = 6 Volt
I untuk rangkaian parallel adalah I = I1 + I2 + I3
c. Rangkaian seri – parallel.
Keterangan Rt VAB VAC VAD VA F VAG VAH I1
Pengukuran 130 Ω 1,83 2,80 3,69 3,25 2.89 1,91 30MA
Teori
Keterangan Rt VAB VAE VAD VA C VAF VAH I1
Pengukuran 80Ω 2,34 1,15 1,17 0,01 3,50 30MA
Teori
2. Analisa data Percobaan.
a. Rangkaian seri.
% Factor Kesalahan
FK = Teori – Praktek / Teori x 100 %
Keterangan Rt I1 I2 It VAB VBC
Pengukuran 145 Ω 45MA 33 MA 30 MA 3,25 2.36
Teori
Keterangan VAB VAD VBD I1 VAB
Pengukuran 2,92 5,86 3,93 30 MA 40 MA
Teori
15
R1. FK = 100 – 90 / 100 x 100 %
= 10%
R2 FK = 120 – 115 / 120 x 100%
=4,166%
R3 Fk = 150 – 145 / 150 x 100%
= 3,33%
Rt FK = 370 – 330 / 370 x 100%
= 10,81%
14
BAB III
RANGKAIAN PENYEARAH
A. TUJUAN PERCOBAAN.
a. Mahasiswa dapat menbuat rangkaian penyearah setengah gelombang
maupun gelombang penuh.
b. Mahasiswa dapat meneliti pengaruh filter terhadap pengeluaran
penyearah.
c. Mahasiswa dapat menggunakan diode zener sebagai stabilator tegangan.
B. LANDASAN TEORI.
1. Transfomator.
Adalah suatu alat listrik yang berfungsi memindahkan ( transfer )
daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian lain secara elektro
magnetik. Transformasi dianggap ideal bila tidak ada rugu–rugi pad
transfomator tersebut, sehingga berlaku : daya masuk primer = daya
16
keluar sekunder. Namun sebenarnya tidak ada transfomator ideal, yaitu
selalu ad ruggi-rugi, rugi besi, rugi inti, dan rygi fluks bocor..
Perbandingan transfomator
(a) Adalah A = V1 / V2 = n1 /
n2
Keterangan ;
V1 = Tegangan
primer
V2 = Tegangan
sekunder
n1 = lilitan primer
n2 = lilitan sekunder
karena adanya rugi-rugi tersebut, maka tegangan sekunder tanpa
beban ( V2 ) tidak sama dengan beban ( V2I ) sehingga akan
terjadi regulasi tegangan yang besarnya sebagai berikut :
Regulasi tegangan = V2 = V2I / V2 x 100%
Transfomator dikatakan baik apabila regulasi tegangannya kecil
1. Diode penyearah dan Diode Zener.
a. Diode penyearah.
Dikatakan penyearah karena diode hanya dapat melewatkan
arus listrik dari satu arah saja. Keluaran penyearah/diode dapat
dilihat gambar ini :
It = Im / π
Vt = Vm / π
Keterangan :
Im : Arus maksimun
Vm : Tegangan
maksimun
It : Arus rata-rata
17
Vt : Tegangan rata-rata.
b. Diode zener.
Diode zener berfungsi sebagai stabilator, karena akan
selalu menjaga teganga tidak melebihi rated tegangan diode zener,
dengan melewatkan sebagai arus.
c. Filter atau penyaring.
Filter ini utuk menperhalus pengeluaran dari suatu
rangkaian penyearah, pada dasarnya filter ini terdiri dari
kapasistor atau rangkaian kapasitor dengan indicator, type
penyaring bermacam-macam di antaranya type T, L dan type π,
keluaran penyearah dengan penyaring kapasitor dapat di lihat
digambar :
Penyearah gelombang penuh
Dengan filter
Penyearah setengah gelombang
Dengan filter C
Keterangan :
Vr = Tegangan riak = ripple Voltge
f = frekuensi
T = Periode = V1 / f
Jenis kapasitor yang digunakan adalah jenis polar. Pada kapasitor
akan dapat dibaca kutupnya, tegangan dan kapasitasnya.
C. METODELOGI PERCOBAAN.
18
1. Prosedur percobaan.
a. Penyearah setengah gelombang ( Halp Wave )
Membuat rangkaian di bawa ini :
Memberi tegangan V1 = 6 Volt.
S1, S2, dan S3 off mengukur V3 dan menggambar
gelombangnya.
S1 dan S2 off, S3 on mengukur V1 menghitung regulasi
transformasi
S2 dan S3 off, S1 on mengukur V2 dan menggambar
gelombangnya.
S1 dan S3 off, S2 on mengukur V3 dan menggambar
gelombangnya.
S1 dan S2 on, S3 off mengukur V3 dan menggambar
gelombangnya
b. Penyearah gelombang penuh ( full wave ).
Menbuat rangkaian di bawah ini
C = 470 uF, Dz = 6,2 Volt, dan R1 = 200 Ohm.
D = Diode, Dz = diode zener, C = Capasitor polar, S = Saklar.
Gunakan Osciloscope ( CRO ) dengan benar.
Arus yang dilewatkan pada diode zener ( Dz ) adalah :
Iz = Vz/Rz
Pz = Iz/Vz
19
Melakukan pengamatan yang sama seperti pada setengah
gelombang diatas.
1. Alat dan komponen yang digunakan.
a) Transformator step-down.
b) Diode dan diode zener.
c) Resistor, Condensator, Induktor.
d) Multimeter.
e) CRO ( Osciloscope ).
f) Papan rangkaian dan kabel penghubung.
D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN.
1. Data percobaan.
a. Penyearah setengah gelombang.
V1
S1, S2, S3, off S1 on S2
on
S3 on S1, S2 on
V3 gambar V2 gambar V3 V1 gambar V3 gambar
6V 2,65 15,08 2,73 2,56 12,80
9V 4,05 14,18 4,11 3,91 12,37
12V
b. Penyearah gelombang penuh.
V1
S1, S2, S3, off S1 on S2 on S3 on S1, S2 on
V3 Gamba
r
V2 gamba
r
V3 V1 gamba
r
V3 gamba
r
6V 15,6 15,1 9,25 4,5 9,24
20
1 8
9V 17.5
0
17,2
2
10,9
0
7,3
4
10,9
9
12
V
2. Analisa data percobaan.
a. Penyearah setengah gelombang.
Apabila setengah gelombang pertama ( V1 ) semakin tinggi
ternyata tegangan yang masuk kedalam komponen dalam hal
ini V1, V2, V3 juga semakin besar pula.
Pada saat S1 on, sedangkan yang lain off apabila kita
mengukur dan melihah gambar pada Oscilocope, gambar
yang terjadi adalah garis lurus.
Pada no. 2 juga terjadi pada saat kita mematikan saklar 3, S3
kemudian menghidupkan saklar pertama S1 dan saklar ke 2, S2
on.
b. Penyerah gelombang penuh.
Apabila kita memperhatikan hasil dari penyearah setengah
point no.2 dan 3 berlaku juga pada penyearah gelombang
penuh.
Dalam keadaan yang sama tegangan dari V, V, V adalah lebih
besar dari pada penyearah setengah gelombang.
21
BAB IV
DATA DAN PERBAIKAN FAKTOR
DAYA
A. TUJUAN PERCOBAAN.
a. Mahasiswa dapat mengukur daya listrik dengan menggunakan Watt
meter yang merupakan daya nyata.
b. Mahasiswa dapat mengukur besar daya semu.
c. Mahasiswa dapat menperbaiki factor daya ( Cos ø ).
B. LANDASAN TEORI.
Daya pada arus bolak-balik dari tiga jenis daya yaitu : Daya nyata ( p ),
daya semu ( S ), daya buta / relative ( Q ).
Hubungan ketiga daya tersebut, ditunjukan pada gambar dibawah
ini :
22
P = V. I. Cos Q
S = V. I Volt Amper ( VA )
Q = V. I Sin Q Volt Amper reaktif
(VAR )
Cos Q = Faktor Daya (pf0
= P/S = ( V. I. Cos / V. I )
Bila rangkaian seri RLC di pasang pada tegangan AC, maka besar
daya semu = jumlah vektoris dari dari masing – masing komponen
S = I2 R + I2 XL + I2XC
= I2 R + 12 ( XL –
XC ) atau
S = I2
S = I2 . Z
P = I2 . R dan
Q = I2 ( XL – XC )
Perbaikan Faktor daya ( Cos Q )
Bila suata listrak menyerap daya sangat tergantung factor dayanya
( pf ), sedangkan besarnya pf sangat dipengaruhi oleh daya
reaktifnya, besar daya semu menpunyai nilai yang mendekati daya
nyata, maka perlu adanya perbaikan daya.
Beban listrik bersifat induktif, maka untuk perbaikan pf dipasang
C sebagai beban kapasitif yang sifatnya mengurangi beban
23
induktifnya. C ini dapat ipasang seri dengan beban maka C
tersebut akan dipengaruhi oleh beban, bila arus beban naik cukup
besar sehinngga melampaui kapasitas C, maka C akan rusak,
untuk menghindari arus beban terhadap C, maka C dipsang
parallel terhadap bebannya.
C. METODELOGI PERCOBAAN.
1. Prosedur Percobaan.
a. Mengukur daya.
Menbuat rangkaian seperti gambar dibawah :
Menghubungkan rangkaian ke jala – jal PLN dan menghubungkan
AB< DC seperti pada laporan laporan sementara.
Mengukur daya ( P ), arus VAB, VCD, VAE, dan Cos Q dan cari
daya semu serta day reaktifnya.
Menbandingkan hasil pengukuran dengan teori.
b. Perbaikan Factor Daya.
Menbuat rangkaian seperti gambar ini :
Menghubungkan Ab dan CD seperti pada laporan sementara.
Untuk C seri dengan beban diukur It, VAB, VBC, dan mencari Cos
Qdan Q1 ( sebelum dipasang C )dan Cos Q2 sesudah dipasang C
daya nyata, daya semu, dan daya reaktif.
24
Untuk C dipasang parallel dengan beban, mengukur daya nyata It,
V1, IAB, ICD serta memcari Cos Q1 dan Q2, daya semu dan
dayanyata.
Membandingkan pengukuran dengan teori.
BAB V
RANGKAIAN PENGENDALI MOTOR
LISTRIK 3 FASE
A. TUJUAN PERCOBAAN.
a. Mahasiswa dapat merangkai pengendali motor 3 fase.
b. Melatih mengerjakan pemasangan instalasi sebuah motor listrik 3 fase
dengan system pengendali jarak jauh.
B. LANDASAN TEORI.
Menjalankan motor 3 fase dengan putaran tertentu dapat menggunakan
kontaktor 3 fase, bagan pengendali, dan rangkaian dasar.
Cara kerjanya sebagai berikut :
1. Kontaktor disambung dengan jala – jala.
2. Tombol start ditekan, arus akan mengalir dari jala R – tombol start
– tmbol stop – kumparan magnet HC – OL – kembali ke jala T.
3. HC bekerja menarikkontok – kontaknya.
25
4. Bila tombol start dilepas HC tetap menarik kontak – kontaknya
sebab sebab arus dari jala R mengalir melalui : kontak MC –
tombol stop – HC – OL kembali ke jala T.
5. Kontak – kontak lainnya menghubungkan arus jala –jala ke
pesawat listrik .
6. Bila tombol stop ditekan arus hc terputus sehingga kontak –
kontak terlepas dengan demikian pesawat listrik terputus hubung
sehingga motor berhenti.
Kontaktor 3 fase juga dapat digunakan untuk melayani motor –
motor listrik 1 fase atau 2 fase aslkan tegangan MK sesuai
tegangan yang tersedia.
C. METODELOGI PERCOBAAN.
1. Prosedur Percobaan.
a. Menbuat rangkaian seperti dibawah :
b. Mengukur tahana isolasinya, Mengukur besarnya tegangan jala – jala
PLN, mengukur putaran motor, dan mengukur besarnya arus.
2. Alat dan komponen yang digunakan .
a Sekring 3 fase 1 buah.
b. Kontaktor magnetic 1 buah.
c. Saklar thermos 1 buah.
d. Motor listrik 3 fase 1 buah.
e. Kabel.
f. Multimeter, Amperemeter, Tachometer, dan Megger.
D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN.
Hasil – hasil percobaan :
a) Tahanan isolasi :
R – S = 9,5 M Ohm R – N = 8,5 M Ohm
R – T = 8 M Ohm S – N = 8 M Ohm
S – T = 8 M Ohm T – N = 4 M Ohm
26
b) Tahanan tegangan jala –jala PLN :
R – S = 389 Volt R – N = 219 Volt
R – T = 386 Volt S – N = 214 Volt
S – T = 388 Volt T – N = 219 Volt
Terminal motor Terminal motor
U –V = 389Volt U = 3 Amp
U – W = 386 Volt V = 2,8 Amp
V – W = 387 Volt W = 2,8 Amp
Putaran motor = 1008 rpm
c) Besarnya arus PLN :
R = 2,8 amper
S = 2,8 amper
T = 2,8 amper
d) Data – data motor yang disilidiki :
TYPE 112 M – 6 NO L11843
2 – 2 KW 3 HP 940 rpm
220 – 380 Volt 9,72 / 5,61 A LW 67Db ( A )
CONNA / Y ( SI ) P 44 50 Hz ( 44 kg )
INS CLB STANDART 1980
27
BAB VI
RANGKAIAN PUTAR BALIK
MOTOR LISTRIK 3 FASE
A. TUJUAN PERCOBAAN.
Mahasiswa dapat menbuat rangkaian motor 3 fase dengan system pengendali
jarak jauh yang berfungsi sebagai saklar pembalik putaran.
B. LANDASAN TEORI.
Membalik motor 3 fase haruslah merubah merubah kedudukan 2 kawat
( fase ) yang ke motor untuk membalikan arah putaran motor dari mundur ke
maju haruslah dihentikan dulu sehinngga tidak berputar sama sekali supaya
28
tidak terjadi penekanan tombol yang keliru, maka digunakan kontaktor yang
dilengkapi dengan pengunci kontak.
Bagian rangkaian dasar sebagai berikut :
C. METODELOGI PERCOBAAN.
1. Prosedur percobaan.
a. Hubungan kontaktor dengan sumber jala – jala
b. Tombol reserce ditekan, arus mengalir dari jala – jala R ke T
melalui : tombol stop – tombol reserce – NC2 – No – 1
c. Tombol reserce dilepas arus mengalir dari jala – jala R – T melalui
tombol stop – E1 – NC2 – No – 1
d. Kontak – kontak lainnya menghubungkan arus ke motor
e. Bila tombol fowart ditekan, arus tidak dapat mengalir ka no sebab
NC1 terbuka
f. Untuk menghentikan putaran, tombol stop ditekan arus ke No 1
terputus, sehingga kontak terlepas kecuali NC1 yang terhubung
g. Untuk membalik arah putaran motor, tekan fowart 2, maka No2
dilalui arus listrik dan NC2 terbuka setelah tombal fowart dilepas,
arus R – t melalui : tombol stop-E2-No-II. Sedangkan kontak lainya
telah mengubah fasenya ke motor, sehingga motor berbalik arah
putaran.
2. Alat dan kompenen
a. Sekring 3 fase 2 buah
b. Saklar thermis, saklar on – off 2 buah
c. Kontaktor 2 buah
d. Motor listrik 3 fase 1 buah
e. Multi, Amperemeter, tachometer, Megger.
29
D. Data dan analisa percobaan
Hasil – hasil percobaan
a). Tahanan isolasi :
R – S = 7 M Ohm R – N = 8 M Ohm
R – T = 9 M Ohm S – N = 3 M Ohm
S – T = 6 M Ohm T – N = 7 M Ohm
b). Tahanan tegangan sumber jala –jala PLN :
R – S = 285 Volt R – N = 220 Volt
R – T = 286 Volt S – N = 221 Volt
S – T = 286 Volt T – N = 221 Volt
Motor putar kiri Motor putar kanan
U –V = 385 Volt U –V = 386 Volt
U – W = 387 Volt U – W = 387 Volt
V – W = 387 Volt V – W = 385 Volt
Putaran = 1505 rpm Putaran = 1508 rpm
c). Besarnya arus PLN :
R = 2 amper
S = 2 amper
T = 2 amper
Motor putar kiri Motor putar kanan
U = 2,05 Amp U = 2,1 Amp
V = 2,1 Amp V = 2,05 Amp
W = 2,05 Amp W = 2,05 Amp
d). Data – data motor yang disilidiki :
Motor 1
Moteur Asynchorne Retor Ctct C 5 m 1
30
Motor 2
3 phase induksion motor
FUZHOU GENERATING EQUIPMENT FACTORY
THE PEOPLES REPLIBLIK OF CHINA
BAB VII
RANGKAIAN DUA BUAH MOTOR
LISTRIK 3 FASE
TYPE ( LS100 LI ) N2 ( 587105 ) ( 1 P44 )
KW ( 2,2 ) Cos ø ( 0,75 ) ∆V ( 220 ) A ( 9,8 )
Ch ( 3 ) rd±% ( 79 ) ^V ( 380 ) A ( 5,7)
Tr/ mn ( 1430 ) isol classe ( B ) ambCC oC ( 40 )
H2 ( 50 ) ph ( 3 ) service ( s 1 77 )
TYPE ( YCH 90 – 6 ) Tech. CONN. NO JB 3074 - B
( 1 HP ) ( 4.0 / 2.3 ) A ( 220 / 380 ) V
Pros class 1` p44 ( 910 ) 1 / min / w ( 56 ) dB / A
CONN ( ∆ / y ) RATED DuTY SI INS.CLASS B ( 23 ) Kg
Seri NO ( 295 ). 50 Hz Manuf. Date ( 87 . 10 )
31
A. TUJUAN PERCOBAAN.
Mahasiswa dapat mengerjakan pemasangan motor listrik 3 fase dengan
pengendali jarak jauh dan mengunakan saklar tunda atau timer relay untuk
mengatur bekerjanya 2 bbuah motor secara berurutan.
B. LANDASAN TEORI.
Disebut saklar tunda sebab terjadinya pemyambungan / pemutusan kontak
diperlukan waktu, waktu yang diperlukan tersebut dapat diatur oleh pesawat
elektronik, untuk pembuatan saklar tunda diperlukan bahan sebagai :
1. Printed / teak wood.
2. Satu buah transistor 2SB 471.
3. Satu bahan kapasistor 2000 MF / 25 V.
4. Satu tahanan 22 K ¼.
5. Satu buah relay 12 V.
6. Satu adptor 220 AC/12 V DC.
Cara kerja saklar tunda elektrinik tersebut :
1. Adaptor dihubungkan dengan sumber tegangan tukar 120 V.
2. Rangkaian elektronik mendapat sumber tegangan searah 12 V.
3. Base transistor mendapat tegangan negative dari sumber tegangan
dan kapasitor terisi muatan hingga tegangan kapasitor meningkat.
4. Setelah kapasitor tegangannya naik maka tegangan biasa lebih
negative terhadap emitor sehingga arus base bertambah besar
menyebabkan arus mengalir melalui emitor ke kolektor.
5. Dengan adanya arus kolektor yang cukup besar dan mengalir dalam
lilitan relay, maka kontak relay tertarik dan dapat memutus /
menyambung aliran listrik.
32
6. Bila tegangan sumber memutus, maka terputuslah arus kolektor dan
kontak relay terlepas.
C. METODELOGI PERCOBAAN.
1. Prosedur percobaan.
a. Kontaktor dihubungkan dengan arus searah.
b. Tombol start 1 ditekan, arus mengalir dan dan kontak – kontak
tersambung menyebabkan arus jala – jala mengalir ke kumparan
magnet shunt dan arus jangkar melalui tahanan.
c. Tombol start 2 ditekan, arus mengalir tombol start kontak –
kontak tersambung arus jangkar melalui tahanan .
2. Alat dan komponen yang digunakan .
a. Sekring kast 3 fase.
b. Kontaktor magnetic 2 buah.
c. Saklar thermis 1 buah.
d. Saklar on – off 2 buah.
e. Timer relay 1 buah.
f. Moto listrik 3 fase 2 buah.
g. Kabel-kabel.
h. Multimeter digital, Ampermeter, Tachometer, dan Megger.
D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN.
Hasil- hasil percobaan :
a). Tahanan isolasi :
R – S = 3 M Ohm R – N = 3 M Ohm
33
R – T = 4 M Ohm S – N = 1,5M Ohm
S – T = 2 M Ohm T – N = 2,1 M Ohm
b). Tahanan tegangan sumber jala –jala PLN :
R – S = 390 Volt R – N = 221 Volt
36
R – T = 390 Volt S – N = 225 Volt
S – T = 380 Volt T – N = 224 Volt
Tegangan motor 1 Tegangan motor 2
U –V = 388 Volt U –V = 389 Volt
U – W = 388 Volt U – W = 399 Volt
V – W = 391 Volt V – W = 392 Volt
Putaran = 1002 rpm Putaran = 1500 rpm
c). Data – data motor yang disilidiki :
Motor 1.
Moteur Asynchorne Retor Ctct C 5 m 1.
Motor 2.
3 phase induksion motor.
KW ( 2,2 ) Cos ø ( 0,75 ) ∆V ( 220 ) A ( 9,8 )
Ch ( 3 ) rd±% ( 79 ) ^V ( 380 ) A ( 5,7)
Tr/ mn ( 1430 ) isol classe ( B ) ambCC oC ( 40 )
H2 ( 50 ) ph ( 3 ) service ( s 1 77 )
TYPE ( YCH 90 – 6 ) Tech. CONN. NO JB 3074 - B
( 1 HP ) ( 4.0 / 2.3 ) A ( 220 / 380 ) V
Pros class 1` p44 ( 910 ) 1 / min / w ( 56 ) dB / A
CONN ( ∆ / y ) RATED DuTY SI INS.CLASS B ( 23 ) Kg
Seri NO ( 295 ). 50 Hz Manuf. Date ( 87 . 10 )
34
FUZHOU GENERATING EQUIPMENT FACTORY
THE PEOPLES REPLIBLIK OF CHINA.
BAB VIII
MERENCANA
A. PERENCANAAN GAMBAR.
1. Tujuan perencanaan.
Agar mahasiswa dapat merangkai pengendali motor listrik 3
fase.
Dapat mengerjakan pemasangan instalasi sebuah motor listrik 3
fase dengan system three push botton( 3 saklar ).
2. Landasan teori.
Mengerjakan perencanaan dan pemasangan suatu instalasi 2 buah
motor listrik, masing-masing 3 fase yang dapat dioperasikan dari tiga
tempat control dalam suatu papan kerja, dimana motor-motor tersebut
dapat berputar/bekerja secara bersama-sama atau sendiri-sendiri.
1. Metodelogi percobaan.
35
a. Membuat rangkaian seperti gambar di bawah
b. Bahan atau alat yang digunakan :
Tachometer.
Mager.
Multimeter.
Kabel.
Kontaktor.
Push botton.
Tang ampere.
BAB IX
PENUTUP
A. KESIMPULAN.
Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam praktikum Listrik dan
Elektronika Dasar adalah mahasiswa dapat meningkatkan kedisiplinan
dalam bekerja karena dalam menyusun suatu rangkaian listrik dibutuhkan
konsentrasi penuh dan membutuhkan waktu yang tepat dalam
menyelesaikan setiap unitnya.
B. SARAN.
1. Untuk asisten harap bertanggung jawab apa yang sudah menjadi
tugasnya.
2. Lebih ditingkatkan lagi mutu dan kualitas Lab Listrik dan
Elektronikanya.
36
DAFTAR PUSTAKA
Buku panduan praktikum listrik dan elektronika dasar.
37
38