3
CARA MENENTUKAN HARGA PERTANGGUNGAN BANGUNAN PADA ASURANSI KEBAKARAN Written by Romy Aryanto Monday, 14 December 2009 07:19 - Last Updated Tuesday, 02 February 2010 11:29 Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui tentang cara menentukan harga pertanggungan ( sum insured ) bangunan berdasarkan harga/nilai sesungguhnya ( actual value ) dengan meminimalisir terjadinya 2 (dua) hal : under insured dan over insured . Bagaimana cara mendapatkan harga pertanggungan yang penuh alias fully insured ?. Ikuti tulisan saya berikut ini. Salah satu kesulitan dalam menentukan harga sesungguhnya ( actual value ) ini adalah pada parameter yang bernama ‘depresiasi’ mengingat wording PSAKI kita tidak memberitahukan tentang berapa nilai depresiasi bangunan yang ditetapkan dalam tata cara ganti rugi. Pasal 10 dan 11 wording PSAKI hanya menyebutkan adanya depresiasi namun tanpa menyebutkan nilainya per tahun. COMMON PRACTICE : MARKET PRICE AS SUM INSURED Praktek yang sering terjadi selama ini memang sederhana saja. Secara umum penentuan harga pertanggungan bangunan didasarkan pada harga jual atau harga beli ( market price ) rumah tersebut di pasaran lokal. Misal, 5 ( lima ) tahun lalu Anda membeli rumah tipe 27/66 dari sebuah developer di kota Bogor seharga Rp 60 juta. Lalu di tahun 2009 ini, bangunan tersebut hendak Anda asuransikan. Tentu Anda akan memperhitungkan berapa nilai jual rumah tersebut pada saat ini, katakanlah diperoleh angka Rp 70 juta (dengan alasan harga rumah semakin lama semakin tinggi). Nah, pertanyaannya, apakah boleh memakai angka ini ?. Tentu saja boleh !. Dari sudut pandang asuransi tidak ada masalah karena syaratnya hanya 1 (satu) saja yaitu tidak terjadi under insured . Bagi penanggung under insured berarti tidak diperolehnya premi yang cukup ( 1 / 3

Cara Menentukan Asuransi Kebakaran

  • Upload
    roy-flo

  • View
    32

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Cara Menentukan Asuransi Kebakaran

CARA MENENTUKAN HARGA PERTANGGUNGAN BANGUNAN PADA ASURANSI KEBAKARAN

Written by Romy AryantoMonday, 14 December 2009 07:19 - Last Updated Tuesday, 02 February 2010 11:29

Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui tentang cara menentukan hargapertanggungan (sum insured) bangunan berdasarkan harga/nilai sesungguhnya (actual value) dengan meminimalisir terjadinya 2 (dua) hal : under insureddan over insured. Bagaimana cara mendapatkan harga pertanggungan yang penuh alias fully insured?. Ikuti tulisan saya berikut ini.

Salah satu kesulitan dalam menentukan harga sesungguhnya (actual value) ini adalah padaparameter yang bernama ‘depresiasi’ mengingat wording PSAKI kita tidakmemberitahukan tentang berapa nilai depresiasi bangunan yang ditetapkan dalam tata caraganti rugi. Pasal 10 dan 11 wording PSAKI hanya menyebutkan adanya depresiasi namuntanpa menyebutkan nilainya per tahun.

COMMON PRACTICE : MARKET PRICE AS SUM INSURED

Praktek yang sering terjadi selama ini memang sederhana saja. Secara umum penentuanharga pertanggungan bangunan didasarkan pada harga jual atau harga beli (market price)rumah tersebut di pasaran lokal. Misal, 5 (lima) tahun lalu Anda membeli rumah tipe 27/66 dari sebuah developer di kotaBogorseharga Rp 60 juta. Lalu di tahun 2009 ini, bangunan tersebut hendak Anda asuransikan. TentuAnda akan memperhitungkan berapa nilai jual rumah tersebut pada saat ini, katakanlahdiperoleh angka Rp 70 juta (dengan alasan harga rumah semakin lama semakin tinggi). Nah,pertanyaannya, apakah boleh memakai angka ini ?. Tentu saja boleh !. Dari sudut pandangasuransi tidak ada masalah karena syaratnya hanya 1 (satu) saja yaitu tidak terjadi under insured. Bagi penanggung under insuredberarti tidak diperolehnya premi yang cukup (

1 / 3

Page 2: Cara Menentukan Asuransi Kebakaran

CARA MENENTUKAN HARGA PERTANGGUNGAN BANGUNAN PADA ASURANSI KEBAKARAN

Written by Romy AryantoMonday, 14 December 2009 07:19 - Last Updated Tuesday, 02 February 2010 11:29

inadequate premium) dan bagi tertanggung manakala terjadi musibah, klaim tidak dibayar penuh. Sebaliknya, jikaterjadi over insured, bagi penanggung senang-senang saja dan bagi tertanggung tidak perlu khawatir ganti ruginyatidak penuh, meskipun dari sisi tertanggung sebenarnya terdapat kelebihan pembayaran premikepada penanggung.

LALU BAGAIMANA CARA MENGHITUNG ACV BANGUNAN ?

Jika ingin mengetahui harga pertanggungan yang sesuai dengan nilai sesungguhnya (karenakita ingin bertujuan untuk menghindari under maupun over insured), maka yang harus dihitungterlebih dahulu adalah berapa biaya membangun kembali (reinstatement cost) pada saat akan masuk asuransi. Lalu hasil tadi dikurangi dengan depresiasi sesuai usiabangunan. Ini dikarenakan PSAKI menganut sistem ganti rugi berdasarkan Actual Cash Value(ACV) dimana terdapat komponen depresiasi sebagai pengurang nilai klaim baik dalam kasus total lossmaupun partial loss. Hanya sayangnya, depresiasi ini tidak diatur angka-angkanya sehingga dapat menjadi bahanpertanyaan bagi semua pihak.

Tanyakan pada beberapa kontraktor atau konsultan atau appraisal company untuk mengetahui reinstatement costdi atas. Katakanlah diperoleh informasi bahwa pada saat ini diperlukan biaya Rp 1,5 juta/m2

maka total biaya pembangunannya adalah Rp 1,5 juta x luas bangunan Anda. Contoh, jikaluasnya 27 m2

maka totalnya diperoleh angka Rp 40,5 juta. Mengapa nilainya lebih kecil dari nilai beli padasaat 5 (lima) tahun lalu ?. Hal ini dikarenakan ketika Anda membeli rumah tersebut sebenarnya sudahtercakup harga tanah. Angka Rp 40,5 juta di atas lalu kurangkan lagi dengan nilai depresiasisesuai umur bangunan. Katakanlah PSAKI sudah menetapkan angka depresiasi secaraeksplisit dalam wordingnya, misal 2% per tahun, maka jika digunakan metode declining balanceakan diperoleh harga sebenarnya sebagai berikut

2 / 3

Page 3: Cara Menentukan Asuransi Kebakaran

CARA MENENTUKAN HARGA PERTANGGUNGAN BANGUNAN PADA ASURANSI KEBAKARAN

Written by Romy AryantoMonday, 14 December 2009 07:19 - Last Updated Tuesday, 02 February 2010 11:29

:

-Depresiasi 5 tahun = 100% - (100% - 2%) ^5 = 100% - (98%)^5 = 100% - 90,39% = 9,61%.

-Reinstatement Cost = Rp 40,5 juta

-Nilai Sebenarnya          = Rp 40,5 juta – (Rp 40,5 juta x 9,61%)

= Rp 40.500.000,00 – Rp 3.892.050,00 = Rp 36.607.950,00.

Nah, angka Rp 36.607.950,00 inilah yang dipakai sebagai harga pertanggungan (sum insured)dalam polis asuransi kebakaran Anda.

PENUTUP

Perhitungan di atas bertujuan untuk mendapatkan harga pertanggungan yang sama ataumendekati dengan nilai sesungguhnya yang tentu lebih rumit dari perhitungan harga pasar.Marketer asuransi yang berhadapan langsung dengan customer harus dibekali dulu denganteknik appraisal bangunan yang dilengkapi dengan tabel depresiasi yang disepakati angkanya.Jangan-jangan hanya gara-gara sibuk menghitung nilai bangunan sesungguhnya danmembolak-balik table depresiasi, tertanggung malah tak jadi masuk asuransi karena ribeturusannya. Ini cukup hanya sebagai bahan pengetahuan (knowledge) saja tentang bagaimanacara menentukan harga pertanggungan yang tepat untuk polis asuransi kebakaran yangberbasis Actual CashValue ( ACV).

3 / 3