16
Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Labels: Model pembelajaran Blog Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kembali menampilan seri tulisan tentang model pembelajaran langsung. Setelah beberapa waktu lalu telah memposting artikel seperti: (1) Mengenal Model Pembelajaran Langsung ; (2) Alasan Mengapa Menggunakan Model Pembelajaran Langsung ; (3) Merencanakan Model Pembelajaran Langsung ; serta (4) Sintaks Model Pembelajaran Langsung , maka kini saatnya untuk mengulas tentang Cara Mengelola Kelas yang Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction ) . Tulisan ini bersumber pada buku Educational Psychology karya Anita E. Wolfolk yang ditebitkan oleh Allyn and Bacon pada tahun 1995 dan buku dengan judul yang sama: Educational Psychology karya Robert E. Slavin dengan penerbit yang sama (Allyn and Bacon) pada tahun 1997. Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Model pengajaran langsung atau yang lebih dikenal sebagai model pembelajaran langsung tentu saja pengelolaan pelaksanaannya berbeda dengan model pembelajaran lain seperti model pembelajaran kooperatif atau model pembelajaran berdasarkan masalah (PBM). Berikut ada beberapa tips yang dapat kita ikuti untuk mengimplementasikan model pembelajaran ini di kelas.

Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung

Embed Size (px)

DESCRIPTION

...

Citation preview

Page 1: Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung

Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Labels: Model pembelajaran Blog Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kembali menampilan seri tulisan tentang model pembelajaran langsung. Setelah beberapa waktu lalu telah memposting artikel seperti: (1) Mengenal Model Pembelajaran Langsung; (2) Alasan Mengapa Menggunakan Model Pembelajaran Langsung; (3) Merencanakan Model Pembelajaran Langsung; serta (4) Sintaks Model Pembelajaran Langsung, maka kini saatnya untuk mengulas tentang Cara Mengelola Kelas yang Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction ) . Tulisan ini bersumber pada buku Educational Psychology karya Anita E. Wolfolk yang ditebitkan oleh Allyn and Bacon pada tahun 1995 dan buku dengan judul yang sama: Educational Psychology karya Robert E. Slavin dengan penerbit yang sama (Allyn and Bacon) pada tahun 1997.

Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Model pengajaran langsung atau yang lebih dikenal sebagai model pembelajaran langsung tentu saja pengelolaan pelaksanaannya berbeda dengan model pembelajaran lain seperti model pembelajaran kooperatif atau model pembelajaran berdasarkan masalah (PBM). Berikut ada beberapa tips yang dapat kita ikuti untuk mengimplementasikan model pembelajaran ini di kelas.

Implementasi Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

1. Tips agar Implementasi Model Pembelajaran Langsung Sukses

a. Pusatkan Perhatian Siswa

Siswa harus memiliki perhatian yang terpusat kepada guru pada saat guru melakukan presentasi atau demonstrasi. Ini adalah kunci sukses yang harus diyakinkan dipegang oleh guru selama pembelajaran dengan model direct instruction berlangsung. Terpusatnya perhatian (atensi) siswa akan membantu siswa untuk mengetahui detail-detail dari keterampilan atau pengetahuan yang sedang dipresentasikan atau didemonstrasikan oleh guru. Ingat, model pembelajaran langsung

Page 2: Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung

didasarkan pada Teori Pemodelan Tingkah Laku atau Teori Pembelajaran Sosial. Pembicaraan antar siswa hanya diperbolehkan pada saat diberikan kesempatan untuk berdiskusi. Tidak pada saat presentasi atau demonstrasi oleh guru.b. Lakukan Presentasi atau Demonstrasi dengan Baik dan EfektifGuru harus melakukan presentasi dan demonstrasi dengan baik. Penerapan model pembelajaran langsung (direct instruction) mensyaratkan ini. Prinsip ekonomi dan prinsip power sebagaimana telah diuraikan pada tulisan Merencanakan Implementasi Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) harus diterapkan. Prensentasi dan demonstrasi harus dilakukan secara singkat, per sub komponen keterampilan, dengan urutan yang logis. Guru harus bersikap aktif, agar siswa tidak kehilangan atensi terhadap presentasi dan demonstrasi yang sedang dilakukan.

c. Jaga Motivasi Siswa agar Selalu dalam Level yang Cukup

Membuat siswa tetap termotivasi selama kegiatan pembelajaran bukanlah hal yang mudah. Tetapi, dalam implementasi model pembelajaran langsung (direct instruction) hal ini sangatlah penting dan krusial, lebih-lebih siswa harus memperhatikan setiap presentasi dan demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Karena itu guru harus mengatur tempo pembelajaran, penanganan siswa yang mengganggu proses pembelajaran sehingga mengganggu konsentrasi siswa lain, dan untuk melakukan ini diperlukan teknik-teknik tersendiri.

d. Sediakan Lingkungan Belajar yang Baik

Sedikit sudah disebut di tips ketiga di atas bahwa guru harus membuat suasana kelas kondusif untuk membuat siswa tetap fokus pada presentasi atau demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Selain mengatur tingkah laku siswa yang mungkin dapat mengganggu kelancaran pembelajaran atau perhatian siswa lain maka penataan ruangan dan susunan tempat duduk juga menjadi kunci penting kesuksesan pelaksanaan model pembelajaran langsung (direct instruction) ini. Lingkungan belajar dengan ruangan yang memiliki penerangan yang cukup, pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan presentasi atau demonstrasi dari guru, hingga hal-hal kecil lainnya dapat mempengaruhi keberhasilan penerapan model pembelajaran langsung.

e. Terapkan Strategi-Strategi Mengajar yang Baik

Strategi-strategi mengajar yang baik diperlukan untuk menjamin keadaan lingkungan belajar yang sesuai untuk pelaksanaan model pembelajaran langsung (direct instruction) ini. Guru perlu memiliki kemampuan mengatur giliran keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar seperti bertanya, menjawab pertanyaan guru, melakukan latihan, dan sebagainya. Selain itu strategi-strategi khsusus untuk penanganan siswa yang suka berbicara, siswa yang menyimpang tingkah lakunya dari kegiatan pembelajaran juga sangat penting. Di bawah ini akan dibahas secara khusus strategi-strategi mengajar yang penting diterapkan pada model pembelajaran langsung (direct instruction).

2. Strategi-Strategi Mengajar yang Penting Diterapkan pada Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Page 3: Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung

Beberapa strategi penting untuk diterapkan pada model pembelajaran langsung (direct instruction) antara lain: (a) penanganan siswa yang suka berbicara; (b) pengaturan tempo pembelajaran; (c) penanganan penyimpangan tingkah laku siswa; dan (d) pengaturan partisipasi (giliran).

a. Penanganan Siswa yang Suka Berbicara

Siswa yang suka berbicara dan bertanya di luar waktu yang tepat yang telah disediakan guru dapat mengganggu kemulusan presentasi atau demonstrasi guru. Siswa yang seperti ini dapat memperlanbat tempo pembelajaran. Tingkat keseriusan masalah yang diakibatkan oleh siswa yang suka bicara dan bertanya bisa macam-macam, mulai dari yang sekedar mengganggu presentasi atau demonstrasi guru, hingga yang mengganggu keseluruhan kelas (termasuk siswa lain) yang sedang memperhatikan guru.

Untuk pencegahan terjadi perilaku siswa yang kontraproduktif dengan pembelajaran langsung ini, maka guru harus mempunyai peraturan untuk diberlakukan, misalnya, untuk bertanya siswa harus memanfaatkan waktu yang diberikan guru, di luar itu pertanyaan akan diabaikan. Selain itu, juga harus ada aturan berbicara di kelas. Peraturan harus dilaksanakan secara konsisten sehingga siswa akan terbiasa dengannya.

b. Pengaturan Tempo Pembelajaran

Tempo pembelajaran langsung harus diatur sedemikian rupa sehingga seluruh rangkaian sintaks (fase-fase) pembelajaran langsung ini dapat berjalan dengan mulus dan efektif. Guru harus memiliki sensitivitas terhadap tingkah laku siswa yang mungkin akan mengganggu tempo pembelajaran. Guru juga harus konsisten dengan sintaks model pembelajaran ini karena seringkali ditemukan di lapangan guru yang sedang melakukan demonstrasi misalnya, tiba-tiba menghentikannya walaupun belum selesai karena melontarkan pertanyaan kepada siswa. Guru juga seringkali lupa fragmentasi presentasinya sehingga tidak lagi sesuai dengan perencanaan. Penjelasan yang terlalu panjang lebar di suatu kelas mungkin berguna, tetapi justru tidak efektif di kelas lain.

c. Penanganan Penyimpangan Tingkah Laku Siswa

Model pembelajaran langsung biasanya diterapkan di dalam kelas dengan jumlah siswa yang cukup banyak. Di antara sekian banyak siswa ini biasanya selalu ada yang melakukan berbagai tingkah laku yang menyimpang dari kegiatan belajar efektif. Mereka dengan tingkah lakunya dapat mengganggu siswa lain di sekitarnya atau bahkan mengganggu seluruh siswa dan juga guru di kelas itu. Pada saat seperti ini, tidak penting untuk mencari penyebab penyimpangan tingkah laku tersebut, karena akan menyita waktu yang cukup banyak. Hal yang sangat urgen dilakukan guru adalah menghentikan sesegera mungkin penyimpangan tingkah laku tersebut.

Beberapa teknik dapat dilakukan untuk mencegah munculnya perilaku menyimpang yang parah pada siswa. Teknik-teknik seperti: (1) being with it; (2) overlappingness; dan (3) menghentikan segera perilaku menyimpang, harus dikuasai oleh guru.1) Being With It

Page 4: Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung

Being with it adalah suatu istilah untuk memerikan bagaimana seorang guru selalu awas dengan seluruh siswa yang ada di kelasnya, bahkan ketika ia sedang berada dalam posisi memunggungi mereka. Kebanyakan guru berpengalaman memiliki keterampilan ini. Guru-guru seperti ini seakan mempunyai “mata” di bagian belakang kepala mereka. Guru-guru dengan kemampuan being-with-it-ness mampu mengenali dengan segera siswa yang mulai menunjukkan perilaku menyimpang dari kegiatan belajar. Bila terjadi sedikit kekacauan di salah satu sudut kelas, dengan tepat ia akan mampu mengenali siswa yang harus bertanggung jawab atas kekacauan itu. Latihanlah yang membuat guru menguasai keterampilan ini.2) OverlappingnessGuru yang efektif harus mampu melakukan teknik overlappingness. Artinya guru, mampu melakukan lebih dari satu kegiatan sekaligus saat melaksanakan model pembelajaran langsung di kelasnya. Contoh overlappingness misalnya, ketika guru sedang melakukan presentasi tetapi di saat yang sama mengetahui ada siswa dengan tingkah laku yang tidak sesuai dengan aktivitas pembelajaran, maka sembari terus melakukan presentasi ia berjalan ke arah siswa yang melakukan tingkah laku menyimpang tadi untuk menghentikannya dengan cara menyentuh bahunya, tanpa perlu menegur atau menasihatinya. Dengan demikian guru melaksanakan sekaligus dua kegiatan: pertama melakukan presentasi dan kedua menghentikan perilaku menyimpang. Pengalaman dan latihan yang baik juga membuat keterampilan overlappingness ini akan terasah sempurna.3) Menghentikan Segera Perilaku MenyimpangKadangkala, di dalam pelaksanaan model pembelajaran langsung (direct instruction) ada saja siswa yang benar-benar susah dihentikan perilaku menyimpangnya dengan cara-cara halus (misalnya mendekati dan menyentuh bahunya, atau memandang lurus ke arah siswa tersebut untuk memberi isyarat agar ia berhenti dengan tingkah lakunya yang tidak sesuai itu). Karena itu siswa tersebut harus segera dihentikan sebelum gangguan yang ditimbulkannya semakin parah. Untuk ini, guru dapat melakukannya dengan memberikan langsung peringatan lisan(walaupun akan mengganggu sesaat kegiatan pembelajaran) dengan menunjukkan kejelasan maksud dan ketegasan. Perlu diingat bahwa teguran secara langsung untuk menghentikan dengan segera perilaku menyimpang ini tidak boleh dilakukan dengan kata-kata kasar. Ketegasan dan kejelasan tidak sama dengan kekasaran. Contoh kata-kata yang dapat diucapkan guru untuk menghentikan perilaku menyimpang siswa selama pelaksanaan model pembelajaran langsung (direct instruction) misalnya: “Jangan berbicara selagi saya sedang menjelaskan sesuatu!” Atau “Hentikan segera, sangat tidak menyukai perbuatan seperti itu!”

3. Pengaturan Partisipasi (Giliran)

Model pembelajaran langsung (direct instruction) seringkali dikritik karena salah satu kelemahannya adalah peran guru yang terlalu dominan dalam kegiatan pembelajaran (teacher centered). Akibatnya, seringkali siswa menjadi sangat pasif. Sebenarnya ini tidak perlu terjadi jika guru benar-benar mempersiapkan pembelajaran langsung dengan baik. Pengaturan giliran dalam berpartisipasi oleh guru sangat penting. Ia harus melakukannya secara acak dan tidak boleh terjebak untuk memberikan kesempatan partisipasi yang terlalu besar kepada siswa-siswa yang duduk di deretan depan. Guru dapat pula mengubah-ubah posisi berdirinya dengan tidak melulu berada di depan, tetapi juga sesekali ke sudut-sudut kelas atau ke bagian belakang jika memungkinkan

Page 5: Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung

Direct instruction secara bahasa (arti kata) berarti model pengajaran langsung. Akan tetapi banyak orang lebih suka mengganti kata pengajaran dengan pembelajaran, sehingga lebih lazim disebut model pembelajaran langsung. Penggunaan kata ‘pembelajaran’ lebih disukai karena terkesan bahwa dalam kegiatan belajar, siswa aktif terlibat. Beberapa orang menganggap kata ‘pengajaran’ lebih berkesan hanya guru yang aktif dalam kegiatan belajar, sementara siswa pasif.

Robert E. Slavin dalam bukunya Educational Psychology dari Johns Hopkins University yang diterbitkan oleh Needham Height  Allyn and Bacon, Boston mendefinisikan direct instruction sebagai sebuah pendekatan mengajar di mana pembelajaran berorientasi pada tujuan (pembelajaran) dan distrukturisasi oleh guru. (Direct istruction is an approach to teaching in which lessons are goal-oriented and structured by the teacher – p.231).

Jadi model pembelajaran langsung merupakan sebuah model pembelajaran yang bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Saat melaksanakan model pembelajaran ini, guru harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa, selangkah demi selangkah. Guru sebagai pusat perhatian memiliki peran yang sangat dominan. Karena itu, pada direct instruction, guru harus bisa menjadi model yang menarik bagi siswa. Beberapa pakar pendidikan seperti Good dan Grows, 1985 menyebut direct instruction (model pembelajaran langsung) ini dengan istilah ‘pengajaran aktif’. Atau diistilahkan sebagai mastery teaching (mengajar tuntas) oleh Hunter, 1982. Sedangkan oleh Rosenshine dan Stevens, 1986 disebut sebagai pengajaran eksplisit (explicit instruction).

Perlu diketahui dalam prakteknya di dalam kelas, direct instruction (model pembelajaran langsung) ini sangat erat berkaitan dengan metode ceramah, metode kuliah, dan resitasi, walaupun sebenarnya tidaklah sama (tidak sinomim). Model pembelajaran langsung atau direct instruction menuntut siswa untuk mempelajari suatu keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.

Ciri-Ciri/Karakteristik Direct Instruction (Model Pembelajaran Langsung)

Model pembelajaran langsung ini tentu saja dapat dibedakan dari model pembelajaran lainnya karena ia memiliki karakteristik atau ciri-ciri tersendiri. Berikut beberapa karakteristik/ciri-ciri model pembelajaran langsung:

Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian hasil belajar.

Adanya sintaks atau pola keseluruhan kegiatan pembelajaran. Adanya sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan

pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan baik.

Page 6: Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung

Tujuan-Tujuan Pembelajaran yang Dapat Dicapai Melalui Implementasi Direct Instruction (Model Pengajaran Langsung)

Sebelum kita membahas tujuan pembelajaran apa saja yang dapat dicapai melalui implementasi model pembelajaran langsung ini sebaiknya kita membahas terlebih dahulu pembedaan jenis pengetahuan menurut pakar teori pembelajaran.

Pada umumnya, para ahli teori pembelajaran pada umumnya membedakan pengetahuan ke dalam dua (2) jenis, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.

Pengetahuan Deklatarif

Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan ‘mengenai sesuatu’ dan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Contoh pengetahuan deklaratif misalnya bahwa ‘presiden RI dipilih melalui pemilu yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali.’ Contoh lain, ‘di dalam daun terdapat mesofil daun yang terdiri dari jaringan palisade dan jaringan spons.’

Pengetahuan Prosedural

Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang ‘bagaimana melakukan sesuatu.’ Contoh pengetahuan prosedural misalnya, ‘bagaimana tata cara dan langkah-langkah pelaksanaan pemilu di Indonesia’. Atau, ‘bagaimana cara melakukan pengamatan struktur anatomi daun untuk melihat jaringan palisade dan jaringan spons yang menyusun mesofil daun’.

Kembali ke tujuan-tujuan pembelajaran yang dapat dicapai bila mengimplementasikan model pembelajaran langsung (direct instruction), model pembelajaran ini dirancang khusus untuk mengembangkan pembelajaran siswa baik yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural maupun pengetahuan deklaratif yang tersusun dengan baik dan dapat diajarkan selangkah demi selangkah.

Sintaks (Langkah-Langkah) atau Fase-Fase Direct Instruction (Model Pembelajaran Langsung)

Bila guru ingin melaksanakan model pembelajaran langsung ini, maka ada 5 fase atau langkah-langkah yang harus diperhatikan karena sifatnya memang sangat penting. Adapun kelima fase itu adalah sebagai berikut:

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa.

Pada fase pertama ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran khusus, memberi informasi tentang latar belakang pembelajaran, memberikan informasi mengapa pembelajaran itu penting, dan mempersiapkan siswa baik secara fisik maupun mental untuk mulai pembelajarannya.

Page 7: Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung

2. Mendemostrasikan pengetahuan atau keterampilan.

Pada fase kedua ini guru berperan sebagai model dengan mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan secara benar, ia harus menyajikan informasi secara bertahap selangkah demi selangkah sesuai struktur dan urutan yang benar.

3. Membimbing pelatihan.

Pada fase ketiga guru harus memberikan bimbingan dan pelatihan awal agar siswa dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan yang sedang diajarkan.

4. Mencek pemahaman dan memberikan balikan (umpan balik).

Pada fase keempat ini guru melakukan pengecekan apakah siswa dapat melakukan tugas dengan baik, apakah mereka telah menguasai pengetahuan atau keterampilan, dan selanjutnya memberi umpan balik yang tepat.

5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.

Pada fase terakhir (kelima) ini guru kemudian menyediakan kesempatan kepada semua siswa untuk melakukan latihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi yang lebih kompleks atau penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan Direct Instruction (Model Pembelajaran Langsung)

Bila guru ingin menerapkan model pembelajaran langsung (direct instruction), maka guru harus melakukan perencanaan yang hati-hati dan matang. Setiap detil keterampilan yang diajarkan harus diidentifikasi secara seksama dan teliti, begitupun langkah-langkah dan penjadwalan demonstrasi dan pelatihan.

Lingkungan belajar, meskipun berpusat pada guru (teacher centered), akan tetapi tetap menuntuk siswa yang aktif belajar baik secara fisik maupun mental. Pembelajaran langsung tidak akan berhasil jika hanya guru yang aktif. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa, terutama memperhatikan saat-saat demonstrasi dilakukan oleh guru, memberikan kesempatan resitasi (tanya jawab) untuk klarifikasi dan penguatan. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sesuai akan mendorong implementasi direct instruction yang dilakukan oleh guru dapat sukses

Page 8: Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung

Sebelumnya di blog Penelitian Tindakan Kelas ini telah dibahas tentang Apa itu Model Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction ) atau lazim pula disebut sebagai Model Pengajaran Langsung yang mencakup tujuan pembelajaran yang dapat dicapai, sintaks (langkah-langkah) pembelajaran secara umum, hingga lingkungan belajar dan sistem pengelolaan. Kali ini pembahasan tentang model pembelajaran langsung (direct instruction) ini akan kita lanjutkan mengenai bagaimana teknik perencanaannya sehingga saat menerapkan model pembelajaran ini dapat sukses.

Adapun pembahasan tentang aspek-aspek perencanaan model pembelajaran langsung ini meliputi: (1) merumuskan tujuan pembelajaran; (2) memilih materi pembelajaran; (3) melakukan analisis tugas (task analysis); (4) merencanakan alokasi waktu; dan (5) merencanakan pengaturan ruang kelas. Mari kita simak sama-sama bahasannya satu persatu.

1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Sekedar mengingatkan kembali, bahwa pada tulisan sebelumnya tentang Mengenal Apa itu Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction ) telah dijelaskan bahwa model pembelajaran ini paling efektif digunakan untuk mata pelajaran yang berkaitan dengan penguasaan keterampilan seperti matematika atau membaca, di mana materi-materi (keterampilan) pada mata pelajaran tersebut dapat diajarkan selangkah demi selangkah.

Tujuan pembelajaran yang baik harus berpatokan pada beberapa syarat berikut:a. Mengacu pada siswab. Bersifat spesifik (khusus)c. Uraian tentang situasi penilaian (kondisi evaluasi) jelasd. Mengandung kriteria keberhasilan (tingkat pencapaian kinerja yang diharapkan)

2. Memilih Materi Pembelajaran

Pemilihan materi pembelajaran tentu saja harus mengacu kepada tuntutan kurikulum. Cara pemilihan materi seperti ini merupakan cara paling mudah dan terjamin efektivitasnya, karena kurikulum telah disusun oleh para pakar psikologi pendidikan terkait dengan pengetahuan awal prasyarat. Kurikulum sekolah telah dirancang sedemikian rupa sehingga strukturnya (urutan, kedalaman, dan keluasannya) sesuai dengan perkembangan peserta didik (siswa).

Walaupun demikian, sebaiknya guru, dalam memilih materi pembelajaran harus memahami: (a) prinsip ekonomi; dan (b) prinsip power. Hal ini telah lama dikemukakan oleh pakar psikologi pendidikan Jerome Brunner dalam bukunya yang berjudul On Knowing: Essays for The Left Hand yang diterbitkan oleh Cambridge, Mass: Harvard University pada tahun 1962.

a. Prinsip Ekonomi dalam Menentukan Materi Pembelajaran

Kenyataan di kelas, berdasarkan banyak hasil penelitian, guru telah menyajikan banyak presentasi dan demonstrasi yang tidak efektif. Guru seringkali menyajikan terlalu banyak informasi yang sifatnya justru tidak relevan dan tidak penting. Akibatnya justru sangat buruk.

Page 9: Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung

Presentasi dan demostrasi yang terlalu panjang dan bertele-tele justru membuat siswa akan mengalami kesulitan untuk memahami ide-ide dan keterampilan pokok yang harus mereka pelajari.

Penggunaan prinsip ekonomi dalam menentukan materi pembelajaran maksudnya, guru harus betul-betul mempertimbangkan seberapa banyak informasi yang akan disajikan selama alokasi waktu tertentu. Prinsip ekonomi apabila digunakan oleh guru saat merencanakan pembelajaran langsung, akan membuat guru lebih terdorong untuk memberikan rangkuman singkat  mengenai ide-ide atau keterampilan-keterampilan pokok saja dan dilakukan beberapa kali selama kegiatan belajar mengajar. Penggunaan prinsip ekonomi dalam penentuan materi pembelajaran untuk model pembelajaran langsung ini akan memberikan kemungkinan kepada guru untuk memilih suatu konsep yang penting dan sulit kemudian menjadikannya jelas dan mudah bagi siswa. Prinsip ekonomi tidak menghendaki guru memilih konsep-konsep mudah lalu justru menjadikan konsep itu kabur dan menjadi tampak sulit karena penjelasan yang bertele-tele.

Jadi kesimpulannya, dengan menerapkan prinsip ekonomi dalam menentukan materi pembelajaran pada model pembelajaran langsung (direct instruction), guru melakukan pembatasan tujuan pembelajaran untuk mengoptimalkan alokasi waktu, sarana pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, atau hal-hal lainnya saat memberikan penjelasan secara lisan (verbal) atau selama demonstrasi.

b. Prinsip Power dalam Menentukan Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang disajikan oleh guru akan memiliki power (kekuatan) bila materi pembelajaran yang telah dipilih disajikan secara lugas dan logis. Materi pembelajaran harus diorganisasikan secara logis sehingga siswa memperoleh kemudahan untuk mempelajari hubungan antara fakta-fakta, prinsip-prinsip, atau konsep-konsep kunci dalam suatu pokok bahasan.

Perlu dicatat bahwa prinsip ekonomi dan prinsip power dapat diterapkan oleh semua guru dan tidak dibatasi oleh kemampuan dan cara mengajar guru. Prinsip ekonomi dan prinsip power lebih ditentukan oleh aspek-aspek perencanaan. Jadi kunci kesuksesan model pembelajaran langsung (direct instruction) yang menerapkan kedua prinsip ini adalah perencanaan. Sebuah presentasi atau demonstrasi yang monoton sekalipun akan jauh memberikan hasil yang lebih baik dibanding presentasi dan demontsrasi yang menyenangkan dan dinamis tetapi kacau balau dan bertele-tele.

3. Melakukan Analisis Tugas (Task Analysis)

Sebelum melakukan pembelajaran yang mengimplementasikan model pembelajaran langsung (direct instruction), guru harus selalu melakukan analisis tugas (task analysis). Tahapan ini bukanlah sebuah pekerjaan yang sulit. Analisis tugas (task analysis) hanya memerlukan kecermatan seorang guru saat merencanakan model pembelajaran langsung.

Apa yang dimaksud dengan analisis tugas? Analisis tugas (task analysis) adalah sebuah teknik yang harus dilakukan guru, di mana guru membagi-bagi suatu keterampilan yang kompleks menjadi komponen-komponen bagian, dengan demikian dapat diajarkan dengan pola sesuai

Page 10: Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung

urutan yang paling baik dan logis selangkah demi selangkah.

Pada kenyataannya, sebuah keterampilan yang kompleks tidak dapat dipelajari dengan mudah dalam satu waktu tertentu melalui pemodelan (demonstrasi). Keterampilan tersebut harus diajarkan bagian per bagian secara berurutan. Pengetahuan atau keterampilan yang kompleks harus dipecah menjadi komponen-komponen bagian,tahap demi tahap. Bayangkan, bagaimana siswa dapat menarikan Tari Pendet dengan baik bila setiap bagian gerakan tidak diajarkan atau didemonstrasikan satu per satu secara berurutan? Atau, siswa tentu tidak akan dapat melakukan pengamatan benda-benda mikroskopis bila mereka tidak diajarkan sub-sub keterampilan melakukan pengamatan dengan mikroskop.

Guru, pada saat melakukan perencanaan model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan mudah dapat melakukan analisis tugas (task analysis) dengan cara:(1) Meminta penjelasan kepada orang yang menguasai dan dapat melakukan keterampilan kompleks itu, atau amati pada saat orang tersebut melakukan keterampilan tersebut. Bila guru sendiri juga menguasai keterampilan itu, maka tentu lebih mudah lagi. Guru tinggal melakukan keterampilan kompleks itu sendiri.(2) Memecah-mecah keterampilan kompleks tersebut menjadi komponen-komponen bagian (keterampilan-keterampilan bagian).(3) Menyusun keterampilan-keterampilan bagian tersebut dengan urutan yang logis sehingga tampak jelas bahwa suatu keterampilan bagian akan menjadi keterampilan prasyarat bagi keterampilan balian yang lain.(4) Menetapkan perencanaan strategi untuk mengajarkan atau mendemonstrasikan setiap keterampilan bagian tersebut, lalu mempersatukannya menjadi keterampilan kompleks yang utuh yang harus dipelajari siswa tersebut.

4. Merencanakan Alokasi Waktu

Perencanaan alokasi waktu dalam implementasi model pembelajaran langsung (direct instruction) adalah sangat vital. Kemampuan guru mengenali seberapa kemampuan dan bakat siswa untuk mengikuti suatu pembelajaran langsung dengan materi tertentu akan sangat membantu penetuan alokasi waktu yang sesuai. Pada umumnya guru yang kurang berpengalaman (guru yang masih muda) cenderung memberikan alokasi waktu yang terlalu sedikit. Mereka menaksir terlalu rendah jumlah jam yang dibutuhkan untuk mengajarkan suatu pengetahuan atau keterampilan.

Sewaktu melakukan perencanaan alokasi waktu, guru harus mempertimbangkan:a. Apakah waktu yang disediakan cukup, sesuai dengan kemampuan siswa?b. Pemberian motivasi kepada siswaa, sehingga semua tetap berada dalam tugas belajarnya dengan atensi (perhatian) yang optimal. Ingat, model pembelajaran langsung (direct instruction) sebagai model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) menuntuk siswa selalu memiliki perhatian yang optimal terhadap penjelasan atau demontrasi yang diberikan oleh guru.

5. Merencanakan Pengaturan Ruang Kelas

Page 11: Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung

Dikarenakan model pembelajaran langsung (direct instruction) membutuhkan atensi siswa kepada guru (model) yang sedang melakukan presentasi dan demonstrasi, maka pengaturan ruang kelas juga menjadi sesuatu hal yang penting untuk diperhatikan. Formasi tempat duduk dan pengaturan ruang kelas harus memungkinkan siswa mudah mengamati semua sesi demonstrasi yang dilakukan. Guru sebaiknya berada pada posisi di depan kelas, kalau perlu di tempat yang lebih tinggi, yang dapat dipandang atau diamati seluruh siswa dari setiap arah. Formasi kelas tradisional sangat cocok digunakan untuk penerapan model pembelajaran langsung (direct instruction).