12
Cara Menyusun Laporan Keuangan SKPD Kali ini saya akan menyajikan bagaimana menyusun Laporan Keuangan SKPD, tetapi kita awali dulu dengan pengertian apasih laporan keuangan itu Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan, Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam PP No. 24 Tahun 2005. ada yang belum tahu PP itu silahkan download di http://ayunkinfo.blogspot.com/2011/02/peraturan-pemerintah-no24- tahun-2005.html Lanjut..... Laporan Keuangan dihasilkan dari masing-masing SKPD yang kemudian dijadikan dasar dalam membuat Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten . Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat begi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik tujuan laporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pembuatan Laporan Keuangan dilakukan oleh masing-masing SKPD. selanjutnya laporan keuangan tersebut akan dikonsolidasikan oleh SKPD menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten. Laporan Keuangan SKPD terdiri dari : 1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca 3. Catatan atas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Satuan Kerja Pemerintah Kabupaten Lebak seharusnya dikeluarkan 2 kali dalam satu tahun anggaran, yaitu : 1. Semester, yang dimulai dari periode Januari - Juni 2. Tahunan, yang dimulai dari periode Januari - Desember Nah... Kita masuk ke Langkah penyusunan Laporan Keuangan SKPD, Bagaimanasih.. Mari kita bahas Laporan Keuangan yang dihasilkan pada tingkat satuan kerja Perangkat Daerah dihasilkan melaui proses akuntansi lanjutan yang dilakukan oleh PPK-SKPD SEHARUSNYA!!!!!..... Jurnal posting yang telah dilakukan terhadap transaksi keuangan menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan. dan ini langkah-langkahnya, yang mungkin jarang sekali dilakukan

Cara Menyusun Laporan Keuangan SKPD.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Cara Menyusun Laporan Keuangan SKPD

Kali ini saya akan menyajikan bagaimana menyusun Laporan Keuangan SKPD, tetapi kita awali dulu dengan pengertian apasih laporan keuangan itu

Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan, Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam PP No. 24 Tahun 2005.ada yang belum tahu PP itu silahkan download dihttp://ayunkinfo.blogspot.com/2011/02/peraturan-pemerintah-no24-tahun-2005.htmlLanjut..... Laporan Keuangan dihasilkan dari masing-masing SKPD yang kemudian dijadikan dasar dalam membuat Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten .

Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat begi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik tujuan laporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.Pembuatan Laporan Keuangan dilakukan oleh masing-masing SKPD. selanjutnya laporan keuangan tersebut akan dikonsolidasikan oleh SKPD menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten.Laporan Keuangan SKPD terdiri dari :

1. Laporan Realisasi Anggaran

2. Neraca

3. Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Satuan Kerja Pemerintah Kabupaten Lebak seharusnya dikeluarkan 2 kali dalam satu tahun anggaran, yaitu :1. Semester, yang dimulai dari periode Januari - Juni2. Tahunan, yang dimulai dari periode Januari - Desember

Nah... Kita masuk ke Langkah penyusunan Laporan Keuangan SKPD, Bagaimanasih.. Mari kita bahasLaporan Keuangan yang dihasilkan pada tingkat satuan kerja Perangkat Daerah dihasilkan melaui proses akuntansi lanjutan yang dilakukan oleh PPK-SKPD SEHARUSNYA!!!!!..... Jurnal posting yang telah dilakukan terhadap transaksi keuangan menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan.dan ini langkah-langkahnya, yang mungkin jarang sekali dilakukan atau mungkin tidak pernah dilakukan oleh PPK SKPD maupun Bendahara di SKPD,,'' Maaf,.. saya bilang juga mungkin"Langkah ke 1 (siapkan Kertas Kerja)

1. PPK-SKPD menyiapkan Kertas Kerja (worksheet) 10 lajur sebagai alat untuk menyusun Laporan Keuangan. Worksheet adalah alat bantu yang digunakan dalam proses pembuatan Laporan Keuangan. Worksheet berguna untuk mempermudah proses pembuatan laporan keuangan yang dihasilkan secara manual. PPK-SKPD melakukan rekapitulasi saldo-saldo buku besar menjadi neraca saldo. Angka-angka saldo dari semua akunt buku besar dipindahkan ke kolom neraca saldo dalam worksheet, sesuai dengan posisi debit atau kredit dalam saldo si buku besar masing-masing.

2. PPK-SKPD membuat jurnal penyesuaian. Jurnal ini dibuat dengan tujuan melakukan penyesuaian atas saldo pada akun-akun tertentu dan pengakuan atas transaksi-transaksi yang bersifat akrual. Jurnal penyesuaian tersebut diletakan dalam kolom "penyesuaian" yang terdapat pada kertas kerja. Jurnal Penyesuaian dijelaskan dalam pembahasan Prosedur Akuntansi Aset, Kewajiban dan Ekuitas dana SKPD. Jurnal Penyesuaian SKPD meliputi setidaknya:Koreksi Kesalahan Pencatatanmerupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal dan telah diposting ke buku besar. jurnal koreksi sebaiknya segera dilakukan begitu diketahui terjadi kesalahan pencatatan tanpa menunggu akhir tahun.Pengakuan aset, hutang, dan ekuitas, merupakan pengakuan terhadap perolehan aset yang dilakukan oleh SKPD, diantaranya pengakuan piutang, persediaan dan utang. sedangkan pengakuan aset tetap sangat terkait dengan belanja modal yang dilakukan oleh SKPD. SelanjutnyaJurnal DepresiasiMerupakan jurnal depresiasi terhadap aset yang dimiliki oleh SKPD. dan yang terakhirJurnal terkait dengan transaksi yang bersifat acrual dan prepaymentMerupakan jurnal yang dilakukan dikarenakan adanya transaksi yang sudah dilakukan SKPD namun pengeluaran Kas belum dilakukan (accrual) atau terjadi transaksi pengeluaran Kas untuk Belanja dimasa yang akan datang (Prepayment). Bukti transaksi yang digunakan dalam jurnal penyesuaian berupa bukti-bukti transaksi jika tersedia. Jurnal penyesuaian dicatat pada Buku Jurnal Umum untuk selanjutnya diposting ke Buku Besar

3. PPK-SKPD melakukan penyesuaian atas Neraca Saldo berdasarkan jurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya. Nilai yang telah disesuaikan diletakan pada kolom Neraca Saldo Setelah Penyesuaian yang terdapat pada Kertas Kerja.

4. Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, PPK-SKPD mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Laporan Realisasi Anggaran dan memindahkannya ke kolom "Laporan Realisasi Anggaran" yang terdapat pada Kertas Kerja.

5. Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, PPK-SKPD mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Neraca dan memindahkannya ke kolom "Neraca" yang terdapat pada Kertas Kerja.

6. Dari kertas kerja yang telah selesai diisi, PPK-SKPD dapat menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran. Sebagai catatan, Neraca yang dihasilkan belum final karena PPK-SKPD belum membuatJurnal Penutup.

lanjut Langkah ke 2 (Jurnal Penutup)Jurnal Penutup adalah Jurnal yang dibuat untuk menutup saldo nominal menjadi nol pada akhir periode akuntansi. Perkiraan nominal adalah perkiraan yang digunakan untuk Laporan Realisasi Anggaran, yaitu Pendapatan dan Belanja.Jurnal Penutup yang dilakukan adalah sebagai berikut :a. Jurnal Penutup Pendapatan

DrPendapatan Xxx

Cr Surplus/Defisit Xxx

b. Jurnal Penutp Belanja

DrSurplus/Defisit Xxx

Cr Belanja Xxx

Jurnal Penutup akan mempengaruhi nilai SILPA di Neraca menjadi Jumlah yang benarc. Jurnal Penutup Surplus/Defisit ke SiLPA jika surplus

DrSurplus/Defisit Xxx

Cr SiLPA Xxx

d. Jurnal Penutup Surplus/Defisit ke SiLPA jika Defisit

DrSiLPA Xxx

Cr Surplus/Defisit Xxx

Jurnal Penutup dicatat pada Buku Jurnal Umum untuk selanjutnya diposting ke Buku Besar.

Langkah Ke 3 (Penyusunan Laporan Keuangan Sebelum Konversi)Laporan Realisasi Anggaran SKPD (LRA SKPD) disusun setiap semester, sama dengan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara, tetapi hanya menyajikan dari Belanja Pegawai, Barang dan Jasa dan Belanja Modal beserta rincian dari ketiga Belanja tersebut.

Langkah ke 4 (Konversi dari Permen 13 dan perubahannya ke SAP)Laporan keuangan yang dibuat oleh SKPD yang terdiri dari LRA, Neraca dan CaLK, disusun berdasarkan struktur anggaran APBD sesuai Permendagri No.13 dan perubahannya, sehingga terdapat perbedaan struktur akun pendapatan dan belanja bila dibandingkan dengan Standar Akuntansi Pemerintah (PP No.24 Tahun 2005) oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah langkah konversi. Berikut bagan konversi yang dimaksud:

A. Konversi LRA

Permendagri No 13 Tahun 2006PP No. 24 Tahun 2005

PENDAPATANSAP PENDAPATAN

Pendapatan Asli DaerahPendapatan Asli Daerah

1.Pajak Daerah1.Pajak Daerah

2.Retribusi Daerah2.Retribusi Daerah

3.Hasil Peng kekayaan Daerah yg dipisahkan3.Hasil Peng Kekayaan Daerah yg dipisahkan

4.Lain-lain PAD yang Sah4.Lain-lain PAD yang Sah

Pendapatan Asli Daerah yang merupakan wewenang SKPD untuk mencatat dan melaporkannya dalam LRA, seperti terlihat dalam bagan diatas, tidak terdapat perbedaan. Oleh karena itu, untuk PAD tidak memerlukan konversi.

Permendagri No 13 Tahun 2006PP No. 24 Tahun 2005

BelanjaBelanja

A. Belanja Tidak LangsungA. Belanja Operasi

1.Belanja Pegawai 1.Belanja Pegawai

2.Belanja Barang

B. Belanja Langsung 3.Bunga

1.Belanja Pegawai 4.Subsidi

2.Belanja Barang&Jasa 5.Hibah

3.Belanja Modal 3.Bantuan Sosial

B. Belanja Modal

3.Belanja Modal 1.Belanja Tanah

2.Belanja Peralatan dan Mesin

3.Belanja Modal 3.Belanja Gedung dan Bangunan

4.Belanja Jalan,Irigasi & Jaringan

3.Belanja Modal 3.Belanja Aset Tetap Lainnya

4.Belanja Aset Lainnya

Belanja yang merupakan wewenang SKPD untuk mencatat dan melaporkannya dalam LRA, seperti terlihat, dalam bagan diatas, harus dilakukan konversi, yaitu :

1. Belanja Tidak Langsung tidak dikenal dalam struktur pada format SAP sehingga perlu dikonversi ke Belanja Operasi

2. Konversi Belanja Langsung sebagai berikut :

Dari Komponen Belanja Langsung, yaitu Belanja Pegawai ke komponen belanja operasi pada akun belanja pegawai;

Dari Komponen Belanja Langsung, yaitu akun Belanja Barang dan Jasa ke komponen Belanja Barang;

Dari Komponen Belanja Langsung, yaitu akun Belanja Modal ke Komponen Belanja Modal.

Dalam konversi agar sesuai dengan PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP, pelaporan realisasi belanja dalam LRA tidak berdasarkan program dan kegiatan, sebagaimana klasifikasi anggaran belanja langsung dalam APBD, tetapi untuk tujuan penjabaran Laporan Realisasi APBD, belanja harus dilaporkan bersama program dan kegiatan.Dengan demikian, perlu dibuat dua versi pelaporan LRA, yaitu berdasarkan Permendagri No.13 Tahun 2006 kemudian konversinya yang berdasarkan PP No.24 Tahun 2005 sebagaimana telah dijelaskan diatas.

B. Konversi untuk NeracaKetika akan melakukan konversi Neraca, perlu diteliti lebih dahulu pada klasifikasi mana terjadi perbedaan antara permendagri No.13 Tahun 2006 dengan PP No.24 Tahun 2005, kemudian lakukan konversi. untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh konversi pada bagan dibawah ini :

Permendagri No 13 Tahun 2006ASET LANCARPP No. 24 Tahun 2005ASET LANCAR

KAS1. Kas di Bendahara Penerimaan

1. Kas di Bendahara Penerimaan2. Kas di Bendahara Pengeluaran

2. Kas di Bendahara Pengeluaran3. Investasi Jangka Pendek

Investasi Jangka Pendek4. Piutang Pajak

1. Investasi dalam Saham 2. Investasi dalam Obligasi5. Piutang Retribusi

Piutang6. Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara

1. Piutang Pajak7. Bagian Lancar Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah

2. Piutang Retribusi8. Bagian Lancar Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat

3. Piutang Lain-lain9. Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya

Persediaan10.Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

1. Persediaan ATK11.Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan

2. Persediaan Alat Listrik12.Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi

3. Persediaan Materai/Bahan13.Piutang Lainnya

4. Persediaan Benda Pos14.Persediaan

5. Persediaan Bahan Bakar 6. Persediaan Bhn Makanan Pokok

Dari bagan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk SKPD, tidak terdapat perbedaan pada kelompok Aset Lancar.

Permendagri No 13 Tahun 2006ASET TETAPPP No. 24 Tahun 2005SAP ASET TETAP

1. Tanah1. Tanah

2. Peralatan dan Mesin2. Peralatan dan Mesin

3. Gedung dan Bangunan3. Gedung dan Bangunan

4. Jalan, Irigasi danInstalansi4. Jalan, Irigasi danJaringan

5. Aset Tetap Lainnya5. Aset Tetap Lainnya

6. Kontruksi dalam Pengerjaan7. Akumulasi Penyusutan6. Kontruksi dalam Pengerjaan7. Akumulasi Penyusutan

Perbedaan di dalam Aset Tetap ada pada kelompok, Jaringan dan Instalasi berdasarkan akun pada Permendagri No.13 Tahun 2006, sedangkan berdasarkan format PP. No.24 Tahun 2005 kelompok yang sama adalah Jalan, Irigasi dan Jaringan. Bila diperhatikan lebih seksama ke dalam susunan kode rekening Permendagri No. 13 Tahun 2006, yang dimaksud dengan Jaringan termasuk didalamnya adalah Jaringan Irigasi, sehingga sebenarnya tidak ada perbedaan substansi diantara keduanya.

Permendagri No 13 Tahun 2006ASET LAINNYAPP No. 24 Tahun 2005SAP ASET LAINNYA

1. Tagihan Piutang Penjualan Angsuran1. Tagihan Piutang Penjualan Angsuran

2. Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah2. Tuntutan Perbendaharaan

3. Kemitraan dengan Pihak ketiga3. Tuntutan Ganti Rugi

4. Aset Tidak Berwujud4. Kemitraan dengan Pihak ketiga

5. Aset Lainnya5. Aset Tidak Berwujud

6. Aset Lain-lain

Perbedaan pada kelompok Aset Lainnya terlihat bahwa format PP. No.24 Tahun 2005 dibedakan antara Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti rugi, sedangkan di Permendagri No.13 Tahun 2006 hanya Tagihan Tuntutan Ganti kerugian Daerah dengan tidak memisahkan kedalam dua kelompok seperti PP No.24 Tahun 2005 Oleh karena itu, dalam konversi, sesuai dengan kejadian Transaksinya, perlu dibedakan ke dalam dua kelompok seperti dalam PP No.24 Tahun 2005.

Permendagri No 13 Tahun 2006KEWAJIBANPP No. 24 Tahun 2005SAP KEWAJIBAN

A. Kewajiban Jangka PendekA. Kewajiban Jangka Pendek

1. Utang Perhitungan Pihak Ketiga 1. Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)

2. Uang Muka dari Kas Daerah*) 2. Utang Bunga

3. Utang Bunga 4. Utang Pajak

5. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

6. Pendapatan diterima dimuka**)

7. Utang Jangka Pendek Lainnya 3. Bagian Lancar Utang dalam Negeri

4. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya

5. Utang Jangja Pendek Lainnya

Perbedaan Kelompok Kewajiban :

1. Dalam Permendagri No.13 Tahun 2006 terdapat Uang Muka dari Kas Daerah Bila yang dimaksud adalah transfer Kas dari BUD, maka diakui/dicatat sebagai RK-Pusat yang menjadi bagian dari akun ekuitas dana SKPD.

2. Dalam Permendagri No.13 Tahun 2006 terdapat Pendapat Diterima dimuka/Pendapatan yang Ditangguhkan. Hal ini terdiri dari transaksi pendapatan yang diterima oleh Bendahara Penerimaan yang belum disetorkan ke Kas Daerah. Namun sebenarnya bila transaksi itu terjadi maka diakui/dicatat ke sebagai pendapatan yang ditangguhkan yang masuk dalam kelompok Ekuitas Dana Lancar. Tetapi bila akun tersebut muncul dari transaksi lainnya yang menyebabkan pendapatan diterima di muka, maka dapat dikonversikan ke dalam Utang Jangka Pendek Lainnya menurut PP No.24 Tahun 2005. dari bagan diatas dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan antara Permendagri No.13 Tahun 2006 dengan PP No.24 Tahun 2005 bagi komponen Ekuitas pada Neraca.

3. Akun Dana yang harus disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek merupakan contra account dari Ekuitas dana Lancar.

Langkah ke 5 (Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Setelah diKonversi)

Langkah Ke 6 (Penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan)Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus memiliki referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Langkah ke 7 (Pembuatan Jurnal Balik Awal Tahun)Jurnal balik adalah proses pilihan yang dilakukan setelah pembuatan Laporan Keuangan. Jurnal balik adalah proses penjurnalan kembali untuk akun-akun yang dilakukan penyesuaian (misalnya persediaan) agar pada kondisi awal Neraca periode berikutnya, nilainya menjadi nihil. Secara singkatnya, Jurnal balik adalah Jurnal penyesuaian dengan rekening yang sebelumnya di debit menjadi kredit dan rekening yang sebelumnya dikredit menjadi di Debit. Jurnal Balik telah dibahas pada Prosedur Akuntansi Neraca. Jurnal Balik dicatat pada Buku Jurnal Umum untuk selanjutnya diposting ke Buku Besar pada awal tahun.a. Jurnal Balik Persediaan

DrCadangan Persediaan Xxx

Cr Persediaan Xxx

b. Jurnal Balik Piutang

DrCadangan Piutang Xxx

Cr Cadangan PiutangXxx

Daftar Lampiran Penyusunan Laporan Keuangan SKPD1. Neraca Saldo2. Kertas Kerja/Worksheet3. LRA sebelum konversi4. Neraca Sebelum Konversi5. LRA setelah Konversi6. Neraca setelah konversi7. Catatan atas Laporan Keuangan8. LRA Semesteran (Prognosis).

ini Contoh Lampiran-lampirannya silahkan download dibawah inihttp://www.ziddu.com/download/13897152/LAMPIRANCARAMEMBUATLAPORANKEUANGAN.docx.html

Diposkan olehyuniardionlinedi01.10

Kirimkan Ini lewat Email

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7255071391235557968&postID=2926687530280370629&target=blog" \o "BlogThis!" \t "_blank" BlogThis!

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7255071391235557968&postID=2926687530280370629&target=twitter" \o "Berbagi ke Twitter" \t "_blank" Berbagi ke TwitterPeraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 Tentang SAP

PP Nomer 24 Tahun 2005 Tentang SAP Klik dibawah ini

http://www.ziddu.com/download/13862851/PP242005.pdf.htmlPengantar SAP

http://www.ziddu.com/download/13863260/lampiranI.pdf.htmlKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah

http://www.ziddu.com/download/13863261/lampiranII.pdf.htmlPernyataan No. 1 Penyajian Laporan Keuangan

http://www.ziddu.com/download/13863262/lampiranIII.pdf.htmlPernyataan No. 2 Laporan Realisasi Anggaran

http://www.ziddu.com/download/13863259/lampiranIV.pdf.htmlPernyataan No. 3 Laporan Arus Kas

http://www.ziddu.com/download/13863267/lampiranV.pdf.htmlPernyataan No. 4 Catatan atas Laporan Keuangan

http://www.ziddu.com/download/13863266/lampiranVI.pdf.htmlPernyataan No. 5 Akuntansi Persediaan

http://www.ziddu.com/download/13863264/lampiranVII.pdf.htmlPernyataan No. 6 Akuntansi Investasi

http://www.ziddu.com/download/13863265/lampiranVIII.pdf.htmlPernyataan No. 7 Akuntansi Aset Tetap

http://www.ziddu.com/download/13863263/lampiranIX.pdf.htmlPernyataan No. 8 Akuntansi Kontruksi Dalam Pengerjaan

http://www.ziddu.com/download/13863258/lampiranX.pdf.htmlPernyataan No. 9 Akuntansi Kewajiban

http://www.ziddu.com/download/13863527/lampiranXI.pdf.htmlPernyataan No.10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Peristiwa Luar Biasa

http://www.ziddu.com/download/13863526/lampiranXII.pdf.htmlPernyataan No.11 Laporan Konsolidasi

http://www.ziddu.com/download/13863528/lampiranXIII.pdf.htmlStandar Akuntansi Pemerintah ini adalah Pedoman untuk membuat Laporan Keuangan Baik Laporan Keuangan SKPD maupun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.