10

Click here to load reader

Cara Pemberian Obat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Cara Pemberian Obat

Citation preview

Page 1: Cara Pemberian Obat

CARA PEMBERIAN OBAT

SISTEM SALURAN CERNA

1. ENTERAL

Obat melaluisistem saluran cerna. Rongga mulut-poros usus

Contoh: oral, sublingual, bukal

2. PARENTRAL

Diberikan untuk obat yang absorbsinya buruk melalui saluran cerna, dan

diberikan untuk pasien yang tidak sadar dan dalam keadaan memerlukan obat

dengan kerja cepat.

Contoh : topikal, inhalasi, suntikan

SISTEM KARDIOVASKULER

1. INTRAVASKULER

Langsung ke pembuluh darah

Contoh : intravena, intratekal, intrakardial dll

2. EKSTRAVASKULER

Contoh : i.m. (intramuskuler=otot), s.c (subkutan= dibawah kulit)., i.p.

(intraperitoneal= rongga perut), peroral, inhalasi

A. ENTERAL

ORAL

KEUNTUNGAN:

• Relatif aman

• Praktis

• Ekonomis

• Cara pemberian yang menyenangkan untuk pasien

KERUGIAN:

• Timbulnya efek lambat , karena memerlukan perjalanan yang rumit untuk

mencapai organ target (tempat kerja)

• Tidak bermanfaat utk pasien: sering muntah, diare, tidak sadar, tidak kooperatif

• Untuk obat iritatif dan rasa tidak enak penggunaannya terbatas

Page 2: Cara Pemberian Obat

• Adanya pengaruh dari ELP (Efek Lintas Pertama) / First Pass Effect : Obat

mengalami metabolisme terlebih dahulu sebelum masuk ke peredaran darah

sistemik sehingga dapat mengurangi efektivitas dari obat.

Contoh : 90% Nitrogliserin hilang saat metabolisme di hati.

• Obat absorbsi tidak teratur

SUBLINGUAL

Cara: Obat diletakkan di bawah lidah yang kaya akan pembuluh darah

Keuntungan :

1. Efek obat cepat

2. Cara pemakaian sub lingual memungkinkan obat tersebut berdifusi kedalam

kapiler dan segera masuk ke pembuluh darah sistemik.

3. Kerusakan obat di saluran cerna akibat pengahncuran obat oleh enzim usus atau

ph lambung yang rendah dapat dihindari

4. Obat tidak melewati hati sehingga metabolisme di hati dapat dihindari

Kerugian :

1. Pemakaian terus-menerus dapat mengiritasi mukosa

2. Tidak praktis

CONTOH:

Nitrogliserin (angina pektoris

Isoprenalin (asma bronkial)

B. REKTAL

Tujuan:

1. Efek lokal

2. Efek sistemik

Kapan digunakan

Bila pemberian obat oral sulit/tdk dpt dilakukan karena:

• Iritasi lambung

• Terurai di lambung

• Terjadi efek lintas pertama dari obat

Page 3: Cara Pemberian Obat

• Pasien muntah-muntah atau tidak sadar, pemberian obat secara oral tidak mungkin

dilakukan

• Contoh : Asetosal, parasetamol, indometasin, teofilin, barbiturat

Keuntungan :

• Mencegah penghancuran obat oleh enzim di usus atau pH rendah di lambung

• Berguna untuk obat yang dapat menginduksi muntah bila diberikan secara oral

• Menghidari iritasi lambung

• Menghidari biotransformasi di hepar

Kekurangan :

• Umumnya digunakan untuk efek local

• Konsistensi lembek atau lunak kurang cocok untuk daerah tropis

• Tidak menyenangkan

• Dapat mengiritasi mukosa rectum

• Absorbsi obat tidak teratur

C. Intravaginal

Pemberian Obat per Vagina, Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan

obat melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan

mengobati saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan

suppositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal.

D. PARENTRAL

(Obat dimasukkan ke dalam tubuh tidak melalui saluran cerna)

KEUNTUNGAN:

1. Dapat untuk pasien yang tidak sadar, sering muntah diare, yang sulit menelan

atau pasien yang tidak kooperatif

2. Dapat untuk obat yg mengiritasi lambung

3. Dapat menghindari kerusakan obat di sal cerna dan hati

4. Bekerja cepat , kuat dan lengkap

5. Dapat digunakan untuk keadaan darurat

6. Kadar obat dalam darah dapat diramalkan

KELEMAHAN :

Page 4: Cara Pemberian Obat

1. Kurang aman , sulit ditanggulangi bila terjadi kesalahan

2. Sediaan harus steril Mahal, Tidak ekonomis

3. Harus dilakukan oleh tenaga ahli (pasien tiak bias melakukan sendiri)

4. Berbahaya( suntikan---infeksi) : Penularan penyakit seperti hepatitis atau HIV

Meliputi:

Intracutan, intravena (iv), subcutan (sc), dan intramuscular (im)

-Intracutan

• Prinsipnya memasukan obat kedalam jaringan kulit

• Merupakan pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah

dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian

ventral.

• Intracutan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap obat

yang disuntikan agar menghindarkan pasien dari efek alergi obat (dengan skin

test), menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin tes).

-Subcutan

• Pemberian obat secara subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area

bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis

• Jenis obat yang lazim diberikan secara SC

1. Vaksin 3. Narkotik 5. Heparin

2. Obat-obatan pre operasi 4. Insulin

• Pemberian obat melalui subkutan ini umumnya dilakukan dalam program

pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah

• Pada pemakaian injeksi subkutan untuk jangka waktu yang alam, maka injeksi

perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda.

• Hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap jaringan.

• Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih

lama.

• Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan dalam bentuk padat yang

ditanamkan dibawah kulit atau dalam bentuk suspensi.

Page 5: Cara Pemberian Obat

• Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor juga dapat memperlambat

absorpsinya.

-Intramuscular

• Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot.

• Tujuan : pemberian obat dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan

subcutan

• Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal

(dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas

(deltoid), daerah ini digunakan dalam penyuntikan dikarenakan massa otot yang

besar, vaskularisasi yang baik dan jauh dari syaraf.

• Pemberian obat secara Intramusculer sangat dipengaruhi oleh kelarutan obat

dalam air yang menentukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi obat .

• Obat yang sukar larut seperti dizepam dan penitoin akan mengendap di tempat

suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur.

• Obat yang larut dalam air lebih cepat diabsorpsi

-Intravena

Pengertian : Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena

waktu cepat sehingga obat langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah.

Tujuan :

1. Memasukkan obat secara cepat

2. Mempercepat penyerapan obat

Lokasi yang digunkan untuk penyuntikan :

1. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica )

2. Pada tungkai (vena saphenosus)

3. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak

4. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak

Teknik Pemberian Obat :

1. Pemberian Obat Intravena Melalui Selang

Page 6: Cara Pemberian Obat

2. Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung (via Wadah). Merupakan cara

memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam

wadah cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping

dan mempertahankan kadar terapetik dalam darah.

E. TOPIKAL

• Adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep,

tetes telinga dan lain-lain.

• Pemberian Obat pada Kulit

Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan

mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit,

atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti

krim, losion, aerosol, dan sprei.

• Pemberian Obat pada Telinga

Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes

telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya

pada telinga tengah (otitis media), dapat berupa obat antibiotik.

• Pemberian Obat pada Hidung

Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan ada

seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.

• Pemberian Obat pada Mata

Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes

mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara

mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot

lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.

F. INHALASI

(memasukkan obat ke sal. nafas)

TUJUAN : EFEK LOKAL& SISTEMIK

KEUNTUNGAN:

1. Absorbsi terjadi cepat dan homogen---permukaan Absorbsi luas

2. Kadar obat dapat dikontrol

Page 7: Cara Pemberian Obat

3. Terhindar dari efek lintas pertama

4. Dapat diberikan langsung pada bronkus-----asma bronkial

KERUGIAN

• Diperlukan alat dan metoda khusus

• Sukar mengatur dosis

• Sering mengiritasi epitel paru ---sekresi sal nafas

• Toksisitas pd jantung. paru--- v. pulmunal---atrium kiri

CONTOH:

GAS: oksigen----anoksia

UAP: eter---- anestesi, amilnitril---angina

AEROSOL : Adrenalin ----asma