3
 TEO RI H U M A N IS TIK M EN U RU T C A RL RO GERS A. Teori Humanistik Carl Rogers Menurut Rogers, manusia mempunyai hasrat alami untuk belajar. Hal ini terbukti dengan tingginya rasa ingin tahu anak apabila diberi kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan. Dorongan ingin tahu untuk belajar ini merupakan asumsi dasar pendidikan humanistik. Di dalam kelas yang humanistik anak-anak diberi kesempatan dan kebebasan untuk memuaskan dorongan i ngin tah unya, untuk memenuhi mi natnya dan untuk menemukan apa yang penting dan berarti tentang dunia di sekitarnya. Belajar yang paling bermanfaat ialah bejar tentang proses belajar. Menurut Rogers, di waktu-waktu yang lampau murid belajar mengenai fakta-fakta dan gagasan-gagasan yang statis. Waktu itu dunia lambat brerubah, dan apa yang diperoleh di sekolah sudah dipandang cukup untuk memenuhi tuntutan zaman. Saat ini perubahan merupakan fakta hidup yang sentral. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi selalu maju dan melaju. Apa yang dipelajari di masa lalu tidak dapat membekali orang untuk hidup dan berfungsi baik di masa kini dan masa yang akan datang. Dengan demikian, yang dibutuhkan saat ini adalah orang yang mampu belajar di lingkungan yang sedang berubah dan akan terus berubah. Rogers meyakini adanya kekuatan yang tumbuh pada semua orang yang mendorong orang untuk semakin kompleks, ekspansi, sosial, otonom, dan secara keseluruhan semakin menuju aktualisasi diri atau menjadi Pribadi yang berfungsi utuh ( Fully Functioning Person). B. Implikasi Teori Be laj ar Humanistik Menurut Rogers, yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu : Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.

Carl Roger

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teori carl roger

Citation preview

Page 1: Carl Roger

 

 TEORI HUMANISTIK MENURUT

CARL ROGERS

A.  Teori Humanistik Carl Rogers

Menurut Rogers, manusia mempunyai hasrat alami untuk belajar. Hal ini terbukti

dengan tingginya rasa ingin tahu anak apabila diberi kesempatan untuk mengeksplorasi

lingkungan. Dorongan ingin tahu untuk belajar ini merupakan asumsi dasar pendidikan

humanistik. Di dalam kelas yang humanistik anak-anak diberi kesempatan dan kebebasan

untuk memuaskan dorongan ingin tahunya, untuk memenuhi minatnya dan untuk

menemukan apa yang penting dan berarti tentang dunia di sekitarnya.

Belajar yang paling bermanfaat ialah bejar tentang proses belajar. Menurut Rogers, di

waktu-waktu yang lampau murid belajar mengenai fakta-fakta dan gagasan-gagasan yang statis.

Waktu itu dunia lambat brerubah, dan apa yang diperoleh di sekolah sudah dipandang cukup

untuk memenuhi tuntutan zaman. Saat ini perubahan merupakan fakta hidup yang sentral. Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi selalu maju dan melaju. Apa yang dipelajari di masa lalu tidak dapat

membekali orang untuk hidup dan berfungsi baik di masa kini dan masa yang akan datang.

Dengan demikian, yang dibutuhkan saat ini adalah orang yang mampu belajar di lingkungan

yang sedang berubah dan akan terus berubah.

Rogers meyakini adanya kekuatan yang tumbuh pada semua orang yang mendorong

orang untuk semakin kompleks, ekspansi, sosial, otonom, dan secara keseluruhan semakin

menuju aktualisasi diri atau menjadi Pribadi yang berfungsi utuh (Fully Functioning Person).

B.  Implikasi Teori Belajar Humanistik

Menurut Rogers, yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru

memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu : Menjadi manusia berarti memiliki

kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada

artinya. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.

Page 2: Carl Roger

 

Berikut salah satu contoh Implikasi teori belajar humanistik Rogers terhadap metode

 pembelajaran sains dimana dalam pembelajaran sains lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama

 proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran

sains yang lebih menekankan pada pembawaan metodenya. Seperti metode tanya jawab, metode

diskusi, metode pemecahan masalah, dan metode demonstrasi. Sehingga posisi guru menjadi

fasilitator, motivator, dan stimulator. Guru hanya memfasilitasi pembelajaran peserta didiknya

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

C.  Aplikasi Teori Belajar Menurut Carl Rogers dalam Pembelajaran. 

Aplikasi Teori Belajar Carl Rogers terhadap pembelajaran Guru dan siswa Guru yang baik

menurut teori ini adalah Guru yang memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis,

mampu berhubungan dengan siswa dengan mudah dan wajar. Ruang kelas lebih terbuka dan

mampu menyesuaikan pada perubahan.

Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar penjelasan guru, tetapi juga dengan melihat,

menyentuh, merasakan dan mengikuti keseluruhan proses dari setiap pembelajaran. Di sini anak

 juga diarahkan untuk memahami potensi dasarnya sendiri. Setiap anak di hargai kelebihannya

dan dipahami kekurangannya. Mereka diarahkan untuk belajar secara aktif. Di mana guru

 berperan sebagai fasilitator. Siswa belajar tidak untuk mengejar nilai, tetapi untuk memanfaatkan

ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Menjadikan anak memiliki logika berpikir yang baik,

mencermati alam lingkungannya menjadi media belajarnya dengan metode action learning dan

diskusi. Anak-anak ,tidak hanya belajar di kelas, tetapi mereka belajar dari mana saja dan dari

siapa saja. Mereka tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga belajar dari alam sekelilingnya.

Page 3: Carl Roger