Upload
sel-via
View
148
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
Case Report
IDENTIFIKASI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
No.CM : 01.51.50.49
Nama : Ny.A
Usia : 40 tahun
Alamat : Cilawu, Garut
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Masuk RS : 10 Juli 2012 (pukul 09.00)
Ruangan : Jade
Keluar RS : 12 Juli 2012
Nama Suami : Tn. D
Usia Suami : 45 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
II. ANAMNESA
A. Keluhan utama :
Mual
B. Anamnesa Khusus
G4P3A0 merasa hamil 2 bulan, pernah test urin di dokter spesialis kandungan
dan hasilnya positif hamil. Ibu datang ke RSU Garut mengeluh mual sampai
muntah sebanyak ±3 kali sehari sejak ±1 bulan SMRS. Muntah yang keluar
berupa makanan yang dikonsumsi. Darah dari muntahan tidak ada. Ibu mengeluh
setiap makan selalu muntah.
C. Riwayat Obstetri
Selvia110 2008235
1
Case Report
No Tempat
bersalin
Penolong Cara
Kehamilan
Cara
Persalinan
BB
Lahir
Jenis
Kelamin
Usia Keadaaan
1 Bidan Bidan 9 bulan Pervaginam 2000 gr L 18 thn Hidup
2 Bidan Bidan 8 bulan Spontan 2250 gr P - Mati
3 Bidan Bidan 9 bulan Spontan 2250 gr L 12 thn Hidup
4 Hamil saat ini
D. Riwayat perkawinan
Status : menikah, pertama kali
Usia saat menikah : 21 tahun
Usia suami saat menikah : 26 tahun
Lama perkawinan : 19 tahun
E. Haid
Siklus haid : Siklus teratur
Lama haid : 5-7 hari
Banyaknya : Biasa (2 pembalut/ hari)
Dismenorea : (+)
Menarche usia : 13 tahun
H.P.H.T : 8 Mei 2012
F. Riwayat Kontrasepsi
Suntik 3 bulan, selama 5 tahun
G. Prenatal Care
Kontrol ke SpOG, 1 kali selama hamil, terakhir PNC 1 hari yang lalu
H. Keluhan selama kehamilan
Mual, muntah
I. Riwayat penyakit dahulu
Selvia110 2008235
2
Case Report
Riwayat penyakit jantung, penyakit paru, penyakit ginjal, penyakit liver, penyakit
DM, penyakit tiroid, epilepsy, hipertensi, dan asma bronchial disangkal.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : compos mentis
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,6 ° C
Konjungtiva : Tidak anemis
Sklera : Tidak ikterik
Tiroid : tidak ada kelainan
KGB : tidak ada kelainan
Cor : BJ I-II murni Reguler, gallop (-) , murmur (-)
Pulmo : VBS ki/ka, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : cembung lembut
Hepar : Dalam batas normal
Lien : Dalam batas normal
Ekstremitas : Edeme -/-, Varises -/-
IV. STATUS OBSTETRIK
Pemeriksaan luar
Tinggi Fundus Uteri : Tidak teraba
Inspekulo : Tidak dilakukan
Pemeriksaan forniks : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Dalam : Tidak dilkukan
LABORATORIUM :
10 Juli 2012
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Selvia110 2008235
3
Case Report
Hemoglobin : 13,1 gr/dl
Hematokrit : 39 %
Lekosit : 8.000 /mm3
Trombosit : 315.000 /mm3
Eritrosit : 4,5 juta/mm3
Kimia Klinik
SGOT : 29 u/L
SGPT : 19 u/L
Ureum : 43 mg/dl
Kreatinin : 0.8 mg/dl
URINE
Berat jenis : 1.030
pH : 6.5
Nitrit : (-)
Protein : (+) mg/dl
Glukosa : (-) mg/dl
Keton : (+++) mg/dl
Urobilinogen : NORMAL mg/dl
Bilirubin : (-)
12 Juli 2012
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin : 12,8 gr/dl
Hematokrit : 38 %
Lekosit : 7.700 /mm3
Trombosit : 300.000 /mm3
Eritrosit : 4,46 juta/mm3
Kimia Klinik
SGOT : 20 u/L
SGPT : 11 u/L
Ureum : 23 mg/dl
Selvia110 2008235
4
Case Report
Kreatinin : 0.58 mg/dl
URINE
Berat jenis : 1.025
pH : 6.0
Nitrit : (-)
Protein : (-) mg/dl
Glukosa : (-) mg/dl
Keton : (-) mg/dl
Urobilinogen : NORMAL mg/dl
Bilirubin : (-)
DIAGNOSA KLINIS ( Assesment )
G4P3A0 gravida 6-8 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
RENCANA PENGELOLAAN
Rawat
Infus : D10% + Neurobion 1amp + Metoclorpamide 1amp : 20 gtt/menit
Ranitidin 2x1 amp iv
Observasi KU, T, N, R, S
OBSERVASI
Jam Tensi Nadi Resp Suhu His DJJ Keterangan
09.30
10/07/12
130/80 80 20 36,40C Dipasang drip D10% +
Neurobion 1amp +
Metoclorpamide 1amp
Ranitidin 1amp
Selvia110 2008235
5
Case Report
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam
FOLLOW UP
Tanggal 11 juli 2012
S : -
O : CM, KU baik
T = 120/80 mmHg
N = 80 x / menit
R = 18 x / menit
S = 36,2°C
Konjungtiva anemis = (-/-)
Sklera ikterik = (-/-)
Abdomen : datar , lembut
TFU = tidak teraba
A : G4P3A0 Gravida 6-8 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
P : Infus : D10% + Neurobion 1amp + Metoclorpamide 1amp : 20 gtt/menit
Ranitidin 2x1 amp iv
Polycral HCl 3xC1
Tanggal 12/07/2012
S : -
O : CM, KU baik
T = 110/80 mmHg
N = 88 x / menit
R = 24 x / menit
S = 36,5°C
Konjungtiva anemis = (-/-)
Sklera ikterik = (-/-)
Abdomen : datar , lembut
Selvia110 2008235
6
Case Report
TFU = tidak teraba
A : G4P3A0 Gravida 6-8 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
P : Ondansetron 2x4mg po
Ranitidin 2x1 po
Folant 1x1 po
BLPL
Selvia110 2008235
7
Case Report
PEMBAHASAN KASUS
PERMASALAHAN
1. Apakah diagnosis dan prosedur diagnostik pasien pada kasus ini sudah benar?
2. Apakah prosedur penatalaksanaan pasien pada kasus ini sudah benar?
3. Bagaimana prognosis pasien pada kasus ini?
PEMBAHASAN
1. Apakah diagnosis dan prosedur diagnostik pasien pada kasus ini sudah benar ?
G4P3A0 Gravida 6-8 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
G4P3A0 Gravida 6-8 minggu : Pasien saat ini sedang hamil anak keempat dan
telah melahirkan 3 orang anak
Hpht pasien 08 – 05 -2012 = 8-9 minggu
Diagnosis G4P3A0 Gravida 6-8 minggu belum tepat
Hiperemesis Gravidarum
Didapat dari anamnesa, pasien mengeluh mual sampai muntah
sebanyak ±3 kali sehari sejak ±1 bulan SMRS. Pasien juga sedang hamil trimester
pertama. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan pemeriksaan keton urin
dengan hasil positif (+++). Sehingga pada pasien ini diagnosis Hiperemesis
Gravidarum sudah tepat.
2. Apakah prosedur penatalaksanaan pasien pada kasus ini sudah benar?
Prosedur penatalaksanaan pada pasien ini sudah benar. Dengan kehilangan
banyak cairan tubuh karena muntah-muntah yang berlebihan maka pasien harus dirawat
untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit. Pasien diberikan D10% untuk
mengganti cairan tubuh yang hilang, juga diberikan antiemetik untuk mengatasi iritasi
lambung. Pasien dirawat hingga keadaan umum membaik, mual muntah teratasi, dan
pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil keton urin negatif.
3. Bagaimana Prognosis pada pasien ini
Prognosa pada pasien ini adalah :
Quo ad vitam : ad bonam
Selvia110 2008235
8
Case Report
Quo ad functionam :
Fungsi menstruasi : ad bonam
Fungsi kehamilan : ad bonam
Fungsi seksual : ad bonam
Pembahasan :
1. Untuk ad vitam prognosa nya adalah ad bonam dikarenakan tidak sampai terjadi
komplikasi yang lebih lanjut yang mungkin dapat mengancam jiwa pasin.
2. Untuk ad functionam dibagi 3 :
Untuk fungsi menstruasi dan kehamilan adalah ad bonam, karena tidak
terdapat gangguan pada endometrium ataupun hormon kehamilan
Untuk fungsi kehamilan adalah ad bonam karena kehamilan masih dapat
dipertahankan.
Fungsi seksual adalah ad bonam karena tidak ada intervensi pada genetalia
eksterna.
Selvia110 2008235
9
Case Report
PEMBAHASAN UMUM
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DEFINISI
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan selama masa
hamil, tidak seperti morning sickness yang biasa dan bisa menyebabkan dehidrasi dan
kelaparan.
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk.
ETIOLOGI
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti
bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini
disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan
natomik yang terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh
kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan
minum.1 Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa
sebagai berikut
1. faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua
keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi meternal dan perubahan metabolik akibat hamil
serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor
organik.
3. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik
Selvia110 2008235
10
Case Report
4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
PATOLOGI
Bedah mayat pada mayat wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum
menunjukkan kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam tubuh, yang juga dapat ditemukan
pada malnutrisi oleh beberapa macam sebab.
1. Hati. Tampak degenerasi lemak tanpa nekrosis yang terletak sentrilobuler, kelainan ini
nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat muntah yang
terus-menerus. Tetapi separuh penderita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum
menunjukkan gambaran mikroskopik hati yang normal.
2. Jantung. Menjadi tampak lebih kecil daripada biasanya dan beratnya atrofi dan sejalan
dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial.
3. Otak. Dapat ditemukan ensefalopati Wernicke yaitu dilatasi kapiler dan perdarahan kecil–
kecil didaerah korpora mamilaria ventrikel ketiga dan keeempat.
4. Ginjal. Tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti.
PATOFISIOLOGI
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar
estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trisemester pertama. Pengaruh fisiologik
hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya
Selvia110 2008235
11
Case Report
pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun
demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil
muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit
dengan alkolosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada
sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh
hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik
dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih
berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak
habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksibutirik dan aseton dalam
darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah
turun, demikian pula khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik.
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal,
menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah
lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan
elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindrom Mallory-
Weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan
perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif.
Selvia110 2008235
12
Case Report
GEJALA DAN TANDA
Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologik dengan
hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang menimbulkan gangguan
kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah
memerlukan perawatan yang intensif.
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagai kedalam 3 tingkatan.
Selvia110 2008235
13
Case Report
1. Tingkatan I. Ringan
Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah,
nafsu makan tidak ada, berat badan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri epigastrium.
Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit
mengurang, lidah mengering dan mata cekung.
2. Tingkat II. Sedang
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang lidah mengering
dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris.
Berat badan turun dan mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan
dapat pula ditemukan dalam kencing.
3. Tingkat III. Berat
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai
koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada
susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia
dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk
vitamin B komplek. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
DIAGNOSIS
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya
kehamilan muda dan muntah yang terus-menerus, sehingga mempengaruhi keadaan. Namun
demikian harus dipikirkan kehamilamn muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus
ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.
Kriteria diagnosis :
Selvia110 2008235
14
Case Report
Kriteria diagnosis hiperemesis gravidarum, yaitu : 1,4
1. Amenore
2. Muntah-muntah yang sering sekali dan mengganggu aktivitas
3. Tanda vital : nadi meningkat, TD menurun
4. Perasaan tenggorokan kering dan haus
5. Kulit dapat menjadi kering (tanda dehidrasi), sianosis
6. Berat badan menurun dengan cepat
7. Pada keadaan yang lebih berat, timbul subfebris, ikterus dan gangguan saraf.
8. Pada pemeriksaan dalam ditemukan tanda-tanda kehamilan ( uterus ukurannya
sesuai dengan usia kehamilan, portio lunak, pada pemeriksaan inspekulo serviks
livide (biru)
9. Pada pemeriksaan USG : untuk evaluasi kehamilan
10. Pada pemeriksaan laboratorium :
- Darah rutin : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit “shift to the left” (untuk
TK II dan TK III)
- Urin rutin : benda keton (asetonuria) dan proteinuria.
- Kimia darah : elektrolit darah, uji fungsi hati, uji fungsi ginjal
Perbedaan Morning Sickness dan Hiperemesis Gravidarum
MorningSickness :
Mual kadang disertai muntah
Mual berkurang pada 12 minggu kehamilan
Muntah tidak mnyebabkan dehidrasi
Masih toleran terhadap makanan tertentu
Hiperemesis Gravidarum :
Mual berat disertai muntah
Mual tidak berkurang setelah 12 minggu kehamilan
Muntah menyebabkan dehidrasi berat
Tidak toleran terhadap makanan
Selvia110 2008235
15
Case Report
PENCEGAHAN
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan dengan jalan
memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi
lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurakan
untuk makan roti keringatau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau
lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan
panas atau`sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan
kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan
yang banyak mengandung gula.
TERAPI
1. Obat-obatan. Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak berkurang
maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital,
vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B6, antihistaminika juga dianjurkan Pada
keadaan lebih berat diberikan antimimetik seperti disklomin hidrokhloride, avomin.
2. Isolasi. Dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peradaran udara yang baik hanya
dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti dan pasien
mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan makan dan minum
dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau
hilanhg tanpa pengobatan
3. Terapi psikologik
Selvia110 2008235
16
Case Report
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan
konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose
5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium
dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air kencing perlu
diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi
diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit
pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak
muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan
lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan
penanganan diatas, pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan
bertambah baik.
5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika memburuk. Delirium, kebutaan,
takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakam manifestasi komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan
untuk melakukan abortus terapuetik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak
boleh silakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi
gejala irreversibel pada organ vital.
Selvia110 2008235
17
Case Report
Diet Hiperemesis Gravidarum
1) Tujuan
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan
glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan
berenergi dan zat gizi yang cukup.
2) Syarat
Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranyanadalah:
a) Karbohidrat tinggi
b) Lemak rendah
c) Protein sedang
d) Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan
dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
e) Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan
sering dalam porsi kecil
f) Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan
malam dan selingan malam
g) Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
3) Macam-macambDiet
Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu :
a)bDietbHiperemesisbI
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum
berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi
bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan
tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di
dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.
b)nDietbHiperemesisbII
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan
secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai
gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan
Selvia110 2008235
18
Case Report
bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali
kebutuhan energi.
c)nDietbHiperemesisbIII
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet
diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama
makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
4) Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
a) Roti panggang, biskuit, crackers
b) Buah segar dan sari buah
c) Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer
5) Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan
yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan
makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan
(pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidakbdianjurkan.
PROGNOSIS
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat
memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada
tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin yang menjadi
pegangan bagi kita untuk menilai maju mundurnya pasien adalah adanya aseton dam
urin dan berat badan sangat turun.
1. Risiko maternal
Akibat defisiensi vit B1 akan menyebabkan terjadinya diplopia, palsi N.6,
nistagmus, ataksia dan kejang. Jika hal ini tidak segera diatasi akan terjadi psikosis
Korsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan beraktivitas), ataupun kematian. Oleh
sebab itu ehamilan TK III perlu dipertimbangkan terminasi kehamilan.
2. Risiko fetal
Penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).
Selvia110 2008235
19
Case Report
DAFTAR PUSTAKA
1. Bratakusuma DS. Obstetri Patologi, Ilmu Kesehatan Kandungan, ed 2. EGC. Bandung. 2004.
2. Wibowo B, Soejono A: Hiperemesis Gravidarum dalam Ilmu Kebidanan.
Edisi ketiga cetakan ketujuh. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo. 2005: 275-280.
3. Mochtar R. Hiperemesis Gravidarum dalam Sinopsis Obstetri.Edisi 2 cetakan
pertama. EGC.Jakarta.1998.195-197
4. Hiperemesis Gravidarum, www.medicastore.com.
5. Nathan L, DeCherney AH. Current Obstetric & Gynecologic diagnosis &
treatment. 9th ed. London:Mc Graw Hill, 2003.
6. Cuningham FG, Gant N.F, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC Wenstrom KD.
William Obstetrics. 21st ed. London:McGraw-Hill,2001
7. Wijayanegara, H, Suardi, A, Wirakusumah, F. Pedoman Diagnosis dan Terapi
Obstetri & Ginekologi RSUP. Dr. Hasan Sadikin. Bandung. 2005.
8. Zerich. Hiperemesis gravidarum. Available from
http://zerich150105.wordpress.com.
9. Mansjoer, A, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran : “ Kelainan pada Kehamilan” (edisi ke-3). Media Aesculapius, Jakarta, Indonesia, hal. 259-260.
Selvia110 2008235
20