14
DISKUSI KASUS I. IDENTIFIKASI Nama : Ny. S Usia : 45 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Status : Sudah menikah Agama : Islam Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga Bangsa : Indonesia Alamat : Jl.Kemuning No 02 RT 01 Rw 05 No. Rekam Medik : 656288 / 12165729 Kunjungan pertama ke Poliklinik IKKK RSUP Dr. Moh. Husein Palembang, tanggal 10 September 2012 II. ANAMNESIS (autoanamnesis) Keluhan utama: Timbul bercak merah yang disertai bintil berisi cairan jernih di kedua tangan dan lengan sejak 2 pekan yang lalu. Keluhan tambahan : Gatal dan nyeri di sekitar bercak Riwayat perjalanan penyakit : 1

Case Dermatitis kontak alegi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

DKA

Citation preview

Page 1: Case Dermatitis kontak alegi

DISKUSI KASUS

I. IDENTIFIKASI

Nama : Ny. S

Usia : 45 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Sudah menikah

Agama : Islam

Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga

Bangsa : Indonesia

Alamat : Jl.Kemuning No 02 RT 01 Rw 05

No. Rekam Medik : 656288 / 12165729

Kunjungan pertama ke Poliklinik IKKK RSUP Dr. Moh. Husein Palembang,

tanggal 10 September 2012

II. ANAMNESIS (autoanamnesis)

Keluhan utama: Timbul bercak merah yang disertai bintil berisi cairan jernih di

kedua tangan dan lengan sejak 2 pekan yang lalu.

Keluhan tambahan :

Gatal dan nyeri di sekitar bercak

Riwayat perjalanan penyakit :

Kisaran 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh timbul bercak merah di kedua

telapak tangan. Bercak merah disertai bintil sebesar ujung jarum pentul yang

berisi cairan berwarna jernih, pasien mengeluh gatal dan nyeri pada daerah sekitar

bercak, lalu pasien menggaruknya menggunakan kuku hingga bintil pecah dan

menjadi luka koreng.Pasien lalu berobat ke puskesmas dan diberi obat oral

1

Page 2: Case Dermatitis kontak alegi

cetirizine 2 x I hari dan obat salep hidrokortison dioleskan 2 x 1 hari, keluhan

gatal hilang, bercak merah memudar.

Kisaran 1 bulan yang lalu pasien mengeluh bercak merah yang disertai bintil

berisi cairan bertambah banyak, menyebar hingga ke punggung tangan, pasien

juga mengeluh gatal dan nyeri pada daerah sekitar bercak. Pasien lalu

menggaruknya kembali hingga bintil pecah dan menjadi luka koreng yang

menyebar ke punggung tangan. Lalu pasien berobat ke puskesmas dan diberi obat

yang sama. Gatal hilang, namun bercak masih ada.

Kisaran 2 pekan yang lalu bercak merah disertai bintil sebesar jarum pentul

yang berisi cairan bertambah banyak dan menyebar hingga ke kedua lengan

pasien, pasien mengeluh gatal dan nyeri pada daerah sekitar bercak. Keluhan gatal

dan nyeri semakin hebat pada saat cuaca panas dan saat pasien berkeringat. Pasien

mengaku menggunakan sarung tangan saat kontak dengan diterjen selama 2

pekan ini. Lalu pasien datang berobat ke poliklinik IKKK RSMH Palembang.

Riwayat penyakit dahulu :

- Riwayat timbul gatal dan bercak merah sebelumnya disangkal

- Riwayat timbul bercak merah di tangan bila mencuci ada.

- Riwayat alergi makanan laut ada

- Riwayat sesak napas disertai mengi disangkal.

- Riwayat sering bersin pagi hari dan pilek disangkal.

Riwayat penyakit dalam keluarga :

- Anak ketiga pasien memiliki riwayat timbul bercak merah bila mengkonsumsi

ikan laut.

- Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama pada keluarga pasien disangkal.

Riwayat higiene :

- Pasien mandi dua kali sehari dengan air sumur dan menggunakan sabun.

- Pasien mengganti pakaian setiap hari.

2

Page 3: Case Dermatitis kontak alegi

- Pasien menggunakan handuk dan pakaian sendiri, tidak bercampur dengan orang

lain.

- Pasien sehari-hari tidak mengenakan sepatu tertutup

Kesan: status higiene baik

Riwayat sosial ekonomi :

Pasien adalah pembantu rumah tangga yang bekerja di sebuah rumah keluarga

milik Tn S. Sehari-hari pasien mencuci baju dan mencuci piring, serta memasak

untuk kebutuhan keluarga tersebut. Pasien tinggal bersama majikannya yang

terdiri dari sepasang suami istri, dan tiga orang anak. Penghasiln pasien di bawah

UMR.

Kesan : Tingkat Sosioekonomi Rendah.

III.PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalikus

Keadaan Umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : kompos mentis

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 74 x/menit

Suhu : 36,5 °C

Pernapasan : 22 x/menit

Tinggi Badan : 158 cm

Berat Badan : 62 kg

IMT : 21,63 (normoweight)

Keadaan Spesifik

Kepala

Wajah : pucat dan eritem tidak ada.

Mata : konjungtiva palpebra tidak anemis, sklera tidak

ikterik, tidak ada edema palpebra.

3

Page 4: Case Dermatitis kontak alegi

Hidung : bagian luar tidak ada kelainan, septum dan tulang-

tulang dalam perabaan baik. Selaput lendir dalam

batas normal.

Telinga : nyeri tekan processus mastoideus tidak ada, selaput

pendengaran tidak ada kelainan, pendengaran baik.

Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada rhagaden, lidah tidak

pucat, tidak ada atrofi papil, gigi tidak karies, gusi

tidak berdarah.

Tenggorokan : faring tidak hiperemis, tonsil tidak ada pembesaran

Leher : tekanan vena jugularis (5-2) cmH2O, kelenjar tiroid

pada inspeksi dan palpasi tidak ada pembesaran, kaku

kuduk tidak ada.

Thoraks : bentuk dada simetris, sela iga tidak melebar, retraksi

dinding dada tidak ada.

Jantung : HR=74x/menit, murmur tidak ada, gallop tidak ada.

Paru-paru : vesikuler (+) normal, ronchi tidak ada, wheezing tidak

ada.

Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan tidak ada, hepar dan lien tak

teraba, bising usus dalam batas normal.

Ekstremitas atas : eutoni, eutrofi, gerakan ke segala arah, kekuatan +5,

nyeri sendi tidak ada, pitting edema tidak ada, refleks

fisiologis normal, turgor normal.

Ekstremitas bawah : eutoni, eutrofi, gerakan ke segala arah, kekuatan +5,

nyeri sendi tidak ada, pitting edema tidak ada, varises

tidak ada, refleks fisiologis normal, turgor normal.

Kulit : Lihat status dermatologikus.

Kelenjar Getah Bening : pada inspeksi dan palpasi tidak ada pembesaran

kelenjar getah bening submandibula, leher, axilla, dan

inguinal, tidak ada nyeri tekan.

4

Page 5: Case Dermatitis kontak alegi

Status Dermatologikus:

Regio dorsum pedis dekstra et sinistra:

Patch eritematosa, dua buah, ukuran 13 cm x 6 cm dan 15 cm x 6 cm, bentuk tidak

teratur, tepi tidak tegas, tampak papul-papul milier, multipel, diskret, permukaan

sebagian ditutupi skuama sedang selapis, sebagian erosi dan ekskoriasi, tampak

adanya likenifikasi

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

-Scratch test: tampak ada skuama

-Pemeriksaan kerokan kulit pada lesi di regio dorsum pedis dextra et sinistra

dengan KOH 10%, hasil: tidak ditemukan hifa panjang.

VI. RESUME

Seorang wanita, 45 tahun, alamat dalam kota, datang ke Poli IKKK RSMH pada

tanggal 10 September 2012 dengan keluhan bercak merah disertai bintil berukuran

sebesar jarum pentul yang berisi cairan jernih di kedua telapak tangan sejak 2 bulan

yang lalu. Dari anamnesis diketahui terdapat plak likenifikasi, soliter pada regio

palmar dekstra et sinistra disertai gatal dan nyeri.Penderita berobat ke puskesmas dan

mendapat obat oral cetirizine 2x1 hari dan salep hidrokortison dioleskan 2x1

hari.Gatal hilang dan bercak merah berkurang

Sejak 1 bulan yang lalu pasien mengeluh lesi eritematosa melebar, ukuran

berkisar plakat, disertai bintil-bintil berisi air. Keluhan gatal bertambah, pasien

menggaruknya hingga keluar cairan bening. Pasien lalu berobat ke puskesmas dan

5

Page 6: Case Dermatitis kontak alegi

diberi obat yang sama. Gatal hilang, namun bercak merah masih ada.. Sejak 2 pekan

lalu pasien mengeluh lesi eritematosa yang disertai bintil-bintil kecil semakin melebar

kira-kira seluas telapak tangan, muncul sisik-sisik putih, kulit terasa menebal dan

bertambah gatal sehingga pasien makin sering menggaruk.

Pasien memiliki riwayat alergi terhadap diterjen dan alergi tehadap makanan

laut. Terdapat riwayat atopi pada anak-anak pasien. Status higiene pasien baik,

sosioekonomi rendah. Pada pemeriksaan status generalikus tidak ada kelainan. Pada

status dermatologikus di regio palmar dextra et sinistra didapatkan patch eritematosa,

bentuk tidak teratur, tepi tidak tegas, tampak papul-papul milier, multipel, diskret,

permukaan sebagian ditutupi skuama tebal selapis sebagian erosi dan ekskoriasi,

tampak adanya likenifikasi Pada pemeriksaan penunjang scratch test tampak ada

skuama. Pada region dorso manus dextra et sinistra didapatkan patch eritematosa,

batas tidak tegas, irregular dan pada region digitalis 4, 5 dextra tampak plak

likenifikasi, visura linier sebagian erosi eksoriasi pada bagian permukaan ditutupi

krusta berwarna kuning kecoklatan, sulit dilepaskan. Pada region ante brachii dextra

et sinistra didapatkan macula sampai patch eritamasus, berbatas tegas pada

permukaan tampak paplu eritema, multiple, millier dan ditutupi skuama halus –

sedang, diskret.

VII. DIAGNOSIS BANDING

Dermatitis kontak alergi ec susp deterjen

Dermatitis kontak alergi ec sarung tangan

Dermatitis kontak irritan ec susp deterjen

Dermatitid kontak irritant ec sarung tangan

VIII. DIAGNOSIS KERJA

Dermatitis kontak alergi ec susp Deterjen

6

Page 7: Case Dermatitis kontak alegi

IX. PEMERIKSAAN ANJURAN

Tes tempel

X. PENATALAKSANAAN

Umum :

Memberikan informasi kepada pasien bahwa penyakitnya disebabkan oleh

proses imunologis dan bukan penyakit menular.

Mengingatkan pasien untuk tidak mengenakan perhiasan, aksesoris, pakaian,

sepatu dan sandal yang bersifat alergik.

Mengingatkan pasien untuk tidak melakukan pekerjaan yang bersentuhan

dengan alergen atau menggunakan pelindung tangan dan kaki.

Menasehati pasien untuk tidak menggaruk lesi.

Khusus :

Sistemik :

o Cetirizine tablet 1x10mg/hari/peroral

Topikal :

o Krim desoksimetason 0,25%, 2 kali sehari

o Krim asam fusidat 2%, 2 kali sehari

XI. PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Hasil Diskusi tanggal 16 April 2010

Pertanyaan dari Dobi Saputra Burni, S. Ked

7

Page 8: Case Dermatitis kontak alegi

1. Mengapa pada riwayat penyakit dahulu ditanyakan kemungkinan atopi? Apa

hubungan antara atopi dengan dermatitis kontak alergi (DKA)?

Atopi merupakan salah satu faktor endogen/faktor individu yang berpengaruh

dalam timbulnya DKA. Penderita atopik berisiko tinggi menderita dermatitis

kontak. Sebagai contoh, salah satu penelitian pada 1094 anak di Italia

menunjukkan bahwa sensitisasi lebih sering terjadi pada anak yang atopik

dibandingkan dengan yang non-atopik. Penelitian lain mengindikasikan bahwa

penderita atopik tampaknya memiliki peningkatan frekuensi alergi terhadap nikel.

2. Mengenai penatalaksanaan umum, bagaimana menjelaskan pada pasien mengenai

barang-barang yang bersifat ‘alergik’?

Pasien harus dijelaskan bahwa kulitnya hipersensitif karena itu tidak boleh

sembarangan dalam menggunakan barang-barang. Terdapat 3700 bahan kimia

eksogen yang terbukti memprovokasi reaksi alergi dan sangat sulit menghindari

semuanya tetapi harus ditekankan pada pasien agar lebih berhati-hati. Mulai dari

hal-hal kecil misalnya pakaian baru sebaiknya dicuci dahulu sebelum dipakai

untuk membersihkan formaldehid atau bila selesai berenang segera mandi untuk

membilas klorin. Sebelum memakai kosmetik hendaknya membaca label tentang

komposisi zat-zat kimia di dalamnya. Barang-barang yang sudah terbukti

menyebabkan alergi pada pasien (perhiasan, jam tangan, deterjen) harus selalu

diingat dan usahakan meminimalkan kontak dengan barang-barang tersebut.

3. Mengapa diberikan kortikosteroid potensi tinggi?

Kortikosteroid masih merupakan baku emas untuk meredakan gejala dan

mempercepat perbaikan DKA. Untuk kasus-kasus DKA akut sedang sampai berat

dan kasus DKA yang refrakter terapi dengan kortikosteroid oral cukup efektif,

dimulai dari 40-60 mg/hari prednisone dalam dosis tunggal kemudian diturunkan

perlahan. Jika lesi terbatas baik dalam luasnya maupun dalam tingkat

keparahannya dipilih kortikosteroid topikal. Kortikosteroid topikal potensi sedang

biasanya sudah cukup untuk mengatasi DKA. Pada pasien ini diberikan

desoximethasone (kortikosteroid potensi tinggi) karena penyakitnya sudah

mengarah ke kronis ditinjau dari perjalanan waktunya yang sudah 1 bulan dan dari

8

Page 9: Case Dermatitis kontak alegi

efloresensinya yaitu daerah eritem yang batasnya tidak jelas, berskuama, serta

terdapat papul dan likenifikasi.

4. Mengapa diberikan krim asam fusidat?

Pasien ini diberikan krim antibiotik karena terdapat erosi dan ekskoriasi pada

lesinya akibat garukan sehingga dikhawatirkan akan terjadi infeksi sekunder.

Untuk abrasi superfisial seperti ini cukup diberikan antibiotik topikal. Asam

fusidat dipilih karena ampuh untuk mengatasi bakteri Gram positif dengan

menghambat sintesis protein bakteri dengan mengganggu proses elongasi faktor

G. Jika dikombinasikan dengan kortikosteroid topikal, asam fusidat berguna untuk

mengobati dermatitis dengan infeksi sekunder oleh Stafilokokkus. Asam fusidat

memiliki efek samping yang sedikit dan harganya lebih murah.

Sumber :

- Fitzpatrick 7th ed, chapter 13: Allergic Contact Dermatitis, page 135-146

- Bolognia: Dermatology 2nd ed, chapter 127: Antimicrobial Drug

9